KEMENTERIAN RISET,
TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
DAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
2
JAKARTA, 2017
AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1. Deskripsi Bahan Ajar .......................................................................... 1
2. Rencana Pembelajaran ........................................................................ 2
3. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar........................................................ 4
3.1. Petunjuk Bagi Mahasiswa ............................................................. 4
3.2. Petunjuk Bagi Dosen..................................................................... 5
4. Capaian Pembelajaran Lulusan ........................................................... 5
PENUTUP
GLOSARIUM
iii
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
2. Rencana Pembelajaran
Bahan ajar ini dirancang untuk dipelajari oleh peserta PLPG, sebagai
acuan dalam melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran yang memenuhi
proses saintifik learning meliputi: mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan. Dalam pelaksanaannya, dosen dapat
4
11. Menerapkan program manajemen mutu terpadu hasil pertanian dan perikanan
berdasarkan konsep HACCP (Hazard Analysis Cricital
12. Control Point), GMP (Good Manufacturing Practices) dan GLP (Good
Laboratory Practices)
13. Mengembangkan jiwa technopreunership berdasarkan Techno-Pedagogical
Content Knowledge (TPACK) di bidang pengolahan hasil pertanian dan
perikanan
14. Menetapkan materi, proses, sumber, media, penilaian, dan evaluasi
pembelajaran;
15. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai silabus pada
kurikulum yang berlaku;
16. Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dan
proses pembelajaran yang sesuai dengan kaidah pedagogik untuk
memfasilitasi pengembangan karakter dan potensi diri siswa sebagai
pembelajar mandiri (self-regulated learner).
8
4. Kegiatan Pembelajaran
4.1. Menerapkan prinsip penanganan dan proses bahan hasil pertanian dan
perikanan (2 x 170 menit)
seperti suhu tinggi, kelembaban udara rendah dan cedera fisik. Perubahan
mutu karena faktor fisiologis yang abnormal terjadi ketika produk segar
terkena suhu ekstrem, modifikasi atmosfir atau terjadinya kontaminasi.
Kerusakan ini dapat menyebabkan rasa yang tidak enak, gagal matang atau
perubahan lain pada produk hasil pertanian yang masih hidup, sehingga
tidak layak untuk digunakan (FAO, 1989).
Kerusakan biologis merupakan kerusakan yang disebabkan oleh
kerusakan fisiologis, serangga dan binatang pengerat (rodentia). Laju
kerusakan biologis dipengaruhi oleh kadar air, suhu penyimpanan, oksigen,
cemaran mikroorganisme awal dan kandungan gizi bahan terutama protein
dan lemak. Kerusakan biologis dapat dilihat pada daging yang disimpan
pada suhu kamar akan mengalami proses pembusukan karena proses
autolisis. Keadaan serupa juga dialami pada beberapa buah-buahan.
umbi-umbian dapat rusak lebih parah bila dipanen dengan tangan (Kitinoja
dan Kader, 2015).
Kerusakan fisik pada komoditi hasil pertanian merupakan kerusakan
yang di sebabkan oleh perlakuan-perlakuan fisik yang dialami selama panen
dan pascapanen. Umumnya kerusakan fisik terjadi karena penanganan yang
kurang baik. Perlakuan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik antara lain
adalah pengeringan, pemanasan dan pendinginan. Pada proses pengeringan
biasanya terjadi kerusakan fisik yang dikenal istilah "Case Hardening".
Sedangkan kerusakan karena proses pendinginan dikenal dengan istilah
"Chilling Injury" atau "Freezing Injury" dan "Freezer Burn". Penggunaan
suhu yang terlalu tinggi pada proses pengolahan pangan juga dapat
menyebabkan kerusakan fisik yang dikenal dengan istilah "Thermal
Degradation".
4.1.6.2. Lembar kerja mengelola kegiatan panen hasil pertanian dan perikanan
(LKPH02)
Ciri-Ciri
Cara Panen &
No. Jenis Komoditi Waktu Panen Tingkat
Alat Panen
Kematangan
20
Jenis Kotoran/
No. Jenis Udang Keterangan
Cemaran
campuran dua atau lebih cairan yang berbeda dimana fase terdispersi yang
berbentuk butiran kecil menyebar dalam fase kontinyu. Homogenisasi
merupakan proses pengecilan ukuran (menjadi 0,5-30μm) dan
meningkatkan jumlah, dari partikel padat atau cair pada fase terdispersi
dengan menggunakan tekanan.
dahulu dengan larutan CaCl2 agar buah lebih keras dan renyah. Contoh
lainnya adalah perendaman ubi dengan larutan bisulfit agar diperoleh tepung
ubi yang putih (Salman. 2014). Pada pengolahan hasil perikanan
perendaman rumput laut dalam larutan asam atau basa merupakan perlakuan
awal dalam proses ekstraksi rumput laut.
tinggi. Produk hasil pasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya
bertahan 1 sampai 2 hari, tetapi jika disimpan pada suhu rendah dapat tahan
1 minggu (http://cidaunsehat.blogspot.co.id, 2016).
Untuk memperoleh produk hasil pertanian dan perikanan dengan mutu
sensorik yang tetap dapat dipertahankan selama proses pembekuan,
pengeringan dan pengalengan maupun selama proses penyimpanannya,
dibutuhkan suatu proses pemanasan awal yang dikenal dengan istilah
blansing (Syamsir, 2011). Penjelasan selengkapnya dapat dibaca pada laman
http://ilmupangan.blogspot.co.id/2011/01/mengenal-blansir.html.
Sterilisasi yang diterapkan pada pengolahan hasil pertanian dan
perikanan adalah sterilisasi komersial. Proses sterilisasi komersial
merupakan bagian dari pengolahan hasil pertanian dan perikanan dengan
metode pengalengan. Sterilisasi bahan hasil pertanian dan perikanan
dilakukan baik dalam batch atau kontinyu. Suhu yang digunakan perlu
dipertimbangkan untuk memastikan suhu cukup untuk membunuh
mikroorganisme, namun tidak menghilangkan kandungan gizi dan
mengurangi citarasa dalam makanan.
soda api dan kemudian diikuti dengan penguapan dengan menggunakan uap
panas untuk menghilangkan bau (Amang, 1996).
Salah satu pengolahan hasil pertanian yang melalui proses
penggumpalan adalah tahu. Secara garis besarnya, tahu dibuat dengan dua
tahapan pengolahan yaitu: pembuatan susu kedelai dan koagulasi
(penggumpalan) protein kedelai. Dalam proses penggumpalan protein
kedelai dibutuhkan penambahan koagulan. Koagulan adalah bahan yang
digunakan untuk mendenaturasi protein didalam susu kedelai sehingga
dihasilkan curd (gumpalan tahu). Jenis koagulan yang umum digunakan
antara lain kalsium/magnesium-klorida; kalsium sulfat; glukano-D-laktone;
dan koagulan asam (asam laktat, asam asetat) (Syamsir, 2009).
adipat. Cuka adalah asam sintetik yang dapat kita temui sehari-hari. Di
samping sebagai bahan pengawet, asam juga digunakan untuk menambah
rasa, untuk mengurangi rasa manis, memperbaiki sifat koloidal dari
makanan yang mengandung pektin, memperbaiki tekstur dari jeli dan selai,
membantu ekstraksi pektin dan pigmen dari buah-buahan dan sayur-
sayuran, menaikkan efektivitas benzoat sebagai bahan pengawet dan lain-
lainnya. Selangkapnya dapat dibaca pada laman
http://updatetugassekolah.blogspot.co.id/2014/09/jelaskan-bagaimana-
pengawetan-bahan-pangan-dengan-bahan-kimia.html, dan laman
http://mariakaramorita.blogspot.co.id/2014/06/pengolahan-dan-pengawetan-
secara-kimia.html.
5. Lakukan proses pembuatan manisan buah, selai buah (jam) dan telur asin
sesuai SKKNI No. Kep. 45/Men/II/2009 Unit THP.OO03.092.01,
THP.OO03.094.01, dan THP.OO03.095.01
6. Catat hasil pengamatan saudara pada lembar kerja.
Faktor yang
Jenis Komoditi Bentuk Konversi Bahan
Berpengaruh
36
4.2.5.3. Lembar kerja menentukan proses penggunaan suhu rendah dan suhu
tinggi (LKPH06)
Tahapan
Titik Kritis Faktor yang Berpengaruh
Proses
44
Tahapan
Titik Kritis Faktor yang Berpengaruh
Proses
45
Tahapan
Titik Kritis Faktor yang Berpengaruh
Proses
48
Tahapan
Titik Kritis Faktor yang Berpengaruh
Proses
49
Tahapan
Titik Kritis Faktor yang Berpengaruh
Proses
51
Jenis
Formulasi BTP Batasan Konsentrasi BTP
Produk
59
Tahapan
Titik Kritis Faktor yang Berpengaruh
Proses
63
4.3.1.1. Memilih bahan baku dan bahan tambahan diversifikasi produk inovatif
berbasis pertanian dan perikanan
Diversifikasi produk ditujukan untuk membuat produk tahan lebih
lama, menghasilkan produk siap konsumsi/digunakan, dan untuk memenuhi
selera, kebutuhan dan harapan konsumen, memperluas pasar, mempermudah
transportasi, menyerap tenaga kerja, memberi nilai tambah, pendapatan dan
lain sebagainya http://dasvenches.blogspot.co.id/2009/03/diversifikasi-
produk.html.
Pemilihan bahan baku dan bahan tambahan merupakan kegiatan yang
penting dalam mengolah produk hasil pertanian dan perikanan. Mutu
produk olahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kondisi bahan baku
dan bahan tambahan yang akan digunakan dan proses pengolahan yang
dilakukan. Demikian pula kesesuaian bahan baku dan bahan tambahan
dalam formulasi produk inovatif akan menentukan tingkat penerimaan
konsumen terhadap produk tersebut. Pemilihan bahan baku dan bahan
tambahan yang digunakan dalam mengolah produk perlu
mempertimbangkan ketersediaan dan nilai ekonomis dari bahan tersebut
karena terkait dengan nilai tambah dari produk inovatif yang dihasilkan.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih bahan baku
dan bahan tambahan diversifikasi produk inovatif berbasis pertanian dan
perikanan antara lain (Peraturan Menteri Pertanian No.
35/Permentan/OT.140/7/2008):
Bebas dari cemaran hama/penyakit, pestisida, kotoran, dan cemaran
lainnya.
Penanganan pencucian, pembersihan dan pemeliharaan saniter harus
efektif.
64
Diproduksi dengan cara yang baik dan hegienis serta berasal dari produk
pertanian yang sehat.
Memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan
Daya awet ikan yang didinginkan atau dies pada suhu 0 0C dapat
mencapai 20-30 kali lebih panjang daripada tanpa pendinginan. Sedangkan
daya simpan produk perikanan beku dapat mencapai setahun atau lebih.
Pembekuan merupakan proses penurunan suhu produk dari 0 0C
sampai dibawah 0 0C. Suhu produk perikanan beku maksimum adalah -
18 0C, sebaiknya -25 hingga -30 0C atau lebih rendah. Beberapa metode
pembekuan hasil perikanan adalah sebagai berikut:
Sharp freezing: Produk yang dibekukan diletakkan di atas lilitan pipa
evaporator (refrigerated coil). Pembekuan ini berlangsung lambat. Teknik
ini tidak dianjurkan untuk produk perikanan, kecuali pada wadah kecil.
Air-blast freezing: Produk yang dibekukan diletakkan dalam ruangan yang
ditiupkan udara beku di dalamnya dengan blower yang kuat. Pembekuan
ini berlangsung cepat dan teknik ini dianjurkan untuk produk perikanan.
Contact-plate freezing: Membekukan produk diantara rak-rak yang
didinginkan. Pembekuan ini berlangsung cepat dan teknik ini dianjurkan
untuk produk perikanan.
Immersion freezing: Membekukan produk dalam air (larutan garam) yang
didinginkan. Pembekuan ini berlangsung cepat dan teknik ini sering
dipraktekkan di kapal penangkap udang dan tuna.
Cryogenic freezing: Membekukan produk dengan semprotan bahan
kriogen, misalnya karbondioksida cair dan nitrogen cair. Pembekuan ini
berlangsung sangat cepat,biasanya hanya dipraktekkan pada produk-
produk mahal seperti udang, paha kodok dan lain-lain.
4.5. Mengelola produksi rumput laut dan hasil samping perikanan (4x170’)
4.5.1. Dasar Teori
4.5.1.1. Membedakan jenis rumput laut berdasarkan produk olahannya
Rumput laut merupakan jenis alga yang dapat hidup di perairan laut
dan merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan
susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Rumput laut juga dikenal
dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar dari rumput laut yang
tergolong dalam divisi Thallophyta (Winarno, 1996).
Beberapa jenis rumput laut bernilai ekonomis yang hidup di perairan
Indonesia yaitu Eucheuma sp., Hypnea sp., Gracillaria sp., dan Gelidium
sp., dari kelas Rhodophyceae serta Sargassum sp. dari kelas Phaeophyceae.
Eucheuma sp. dan Hypnea sp. menghasilkan metabolit primer senyawa
hidrokoloid yang disebut karagenan (carrageenan). Gracillaria sp. dan
Gelidium sp. menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang
disebut agar. Sedangkan Sargassum sp. menghasilkan metabolit primer
senyawa hidrokoloid yang disebut alginat. Rumput laut yang menghasilkan
karagenan disebut carrageenophyte (karagenofit), penghasil agar disebut
agarophyte (agarofit) dan penghasil alginat disebut alginopgyte (alginofit)
(Anggadiredja et al., 2008).
71
4.5.1.2. Memproduksi rumput laut menjadi bahan pangan dan non pangan
sebagai sumber kalsium yang baik yang diolah dalam bentuk tepung tulang
ikan.
Pada industri pengalengan hasil perikanan dihasilkan limbah cair
berupa minyak ikan yang dapat diolah lebih lanjut sebagai bahan tambahan
pada pembuatan pakan ikan. Demikian pula produk hasil samping perikanan
berupa air sisa hasil perebusan pengolahan ikan pindang dapat diolah
menjadi produk petis. Petis juga dapat diolah dari limbah kulit udang dan
ikan, serta tulang ikan.
4.6.1.1. Menetapkan teknik pengemasan dan pelabelan produk hasil pertanian dan
perikanan
5. Rangkuman
Penyebab utama kerusakan bahan hasil pertanian dan perikanan adalah (1)
pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme; (2) Aktivitas enzim dalam bahan
pangan; (3) suhu baik suhu tinggi maupun suhu rendah; (4) udara khususnya
oksigen; (5) kadar air dan kekeringan; (6) cahaya; dan (7) serangga, parasit serta
pengerat. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan komoditi hasil pertanian dan
perikanan di kelompokan menjadi beberapa jenis yaitu kerusakan fisiologis dan
biologis, kerusakan mekanis, kerusakan fisik, dan kerusakan kimia.
Panen hendaknya dilakukan saat komoditi hasil pertanian mencapai
kematangan fisiologis sehingga diperoleh produk yang berkualitas secara
maksimal. Panen pada tahap kematangan yang tepat dapat meminimalkan
kerugian di lapangan, sehingga hasil panen meningkat. Dua hal utama yang harus
diperhatikan untuk mendapatkan hasil panen yang baik adalah; menentukan waktu
panen yang tepat dan melakukan penanganan panen yang baik.
Perlakuan pendahuluan penanganan pascapanen berbeda untuk masing-
masing komoditi, namun perlakuan pendahuluan yang umum dilakukan pada hasil
pertanian dan perikanan meliputi beberapa kegiatan yaitu; sortasi, grading,
pembersihan, dan pengeprisan atau penyiangan.
Pengecilan ukuran bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang
memiliki nilai tambah yang tinggi. Pengecilan ukuran juga bertujuan untuk
membantu proses ekstraksi, memperkecil bahan sesuai ukuran yang
diinginkan, memperluas permukaan bahan untuk proses lebih lanjut, dan
membantu proses pencampuran.
Pencampuran merupakan suatu proses penggabungan bahan menjadi
homogen yang bersifat seragam dan memiliki penyebaran yang sempurna. Prinsip
pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau
lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda.
79
Proses teknik kimia yang diterapkan pada pengolahan hasil pertanian dan
perikanan meliputi sulfitasi, karbonatasi, netralisasi, hidrolisis, pemurnian/refining
dan koagulasi.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan,
antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan
pengental.
6. Daftar Pustaka
Amang, B. 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. Jakarta: IPB Press.
Brondolan-info.blogspot.co.id. 2014. Persiapan panen kelapa sawit.
http://brondolan-info.blogspot.co.id/2014/07/persiapan-panen-kelapa-
sawit.html. diakses 25 juli 2017
Datta, A.C. 2003. Harvesting and Threshing. Dalam Chakraverty, A., Mujumdar,
A.S., Raghavan, G.S.V., dan Ramaswamy, H.S. (Eds.). Handbook of
Postharvest Technology: Cereals, Fruits, Vegetables, Tea, and Spices.
Marcel Dekker, Inc. USA.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Pascapanen Perikanan. BRKP.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2013a. Penanganan Bahan
Hasil Pertanian Dan Perikanan. Buku Teks Bahan Ajar Siswa SMK Kelas X
Semester 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2013b. Penanganan Bahan
Hasil Pertanian dan Perikanan. Buku Teks Bahan Ajar Siswa SMK Kelas X
Semester 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Food and Agriculture Organization [FAO].1989. Prevention of Post-Harvest Food
Losses: Fruits, Vegetables and Root Crops. Food and Agriculture
Organization, Rome, Italy.
http://cidaunsehat.blogspot.co.id. 2016. Pasteurisasi.
http://cidaunsehat.blogspot.co.id/2016/02/pateurisasi-definisi-tujuan-
metode-dan.html. Diakses 19 Juli 2017.
Jembertrubus.blogspot.co.id. 2017. Panen Raya Akibatkan Harga Lele Anjlok.
http://jembertrubus.blogspot.co.id/. Diakses 19 Juli 2017.
Julianti, E dan Nurminah, M. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan.
Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Kitinoja, L dan Kader, A.A. 2015. Small-Scale Postharvest Handling Practices: A
Manual for Horticultural Crops (5th Edition). Postharvest Technology
Research and Information Center. University of California, Davis.
Koswara, S. 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Ebookpangan.com
81
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
Menjunjung tinggi nilai integritas berupa nilai kejujuran yang mewarnai
setiap ucapan dan urusan pekerjaan, aktif, kerjasama, musyawarah dan
solidaritas
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
Menerapkan pengendalian, pengawasan serta pengujian mutu hasil
pertanian dan perikanan;
Menerapkan konsep teoritik penyusunan laporan berkala hasil kegiatan
bidang pengawasan mutu sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku di
industri / institusi terkait dan dapat dipergunakan untuk keperluan
peningkatan dan pengembangan manajemen agribisnis berbasis pertanian
dan perikanan
Merencanakan standart kinerja proses yang menjadi acuan untuk
melaksanakan pekerjaan seluruh unsur di bidang pengolahan hasil
pertanian dan perikanan terkait dengan Standar Operating Procedure
(SOP) penggunaan alat dan mesin; codes dan peraturan regulasi terkait;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Menerapkan program manajemen mutu terpadu hasil pertanian dan
perikanan berdasarkan konsep HACCP (Hazard Analysis Cricital Control
Point), GMP (Good Manufacturing Practices) dan GLP (Good Laboratory
Practices)
Menerapkan pengendalian, pengawasan serta pengujian mutu hasil
pertanian dan perikanan;
Menerapkan konsep teoritik penyusunan laporan berkala hasil kegiatan
pengolahan pertanian dan perikanan serta bidang pengawasan mutu sesuai
dengan sistem pelaporan yang berlaku di industri / institusi terkait dan
dapat dipergunakan untuk keperluan peningkatan dan pengembangan
manajemen agribisnis berbasis pertanian dan perikanan
85
4. Kegiatan Pembelajaran
4.1. Melakukan pengambilan contoh untuk pengujian mutu hasil pertanian
dan perikanan
a. Botol timba
b. Derijen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)
c. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)
d. Botol oksigen vol. 250 mL
e. Termos es untuk mendinginkan contoh
f. Tas lapangan
g. Alat tulis
h. Buku catatan (bungkus dengan plastik)
1. Hitunglah secara pasti atau dengan prediksi kasar pada ukuran tangki atau
drum dan ukur permukaan cairan dalam tangki atau drum.
2. Dengan menggunakan alat yang sesuai dengan wadah populasi, ambil
contoh cairan dengan ukuran miminal akar pangkat dua dari total volume
bahan. Titik Sampling bagian Atas 90 % Titik Sampling bagian tengah (
50 %) Titik Sampling Bagaian Bawah 10 %
7
8
9
10
partikel berukuran besar, sekop, garpu atau alat pengambil khusus untuk bentuk
serat atau serpihan dan mungkin harus secara manual untuk bahan berbentuk
lembaran atau berbentuk batangan.
Pengambilan sampel untuk bahan non-curah dengan ukuran partikel yang
sangat besar, pengambilan contoh tidak harus satu partikel utuh, tetapi dapat
dilakukan hanya dengan mengambil sebagian kecil partikel. Untuk pekerjaan ini,
diperlukan ukuran dan jenis alat bantu yang akan digunakan sesuai dengan
keperluan. Tentunya juga akan berbeda manakala bahan non-curah sudah dalam
bentuk kemasan,dimana sifat noncurah nya telah dapat diwakili oleh satu atau
beberapa kemasan yang secara tranfaransi maka kondisi homogenitas Prinsip
proses yang harus diikuti dalam pengambilan contoh padatan
4.1.2.2 Organisasi Kelas
Lembar Tugas
Lakukan persiapan pengambilan contoh semi padat
berbentuk curah: Persiapan dokumen Persiapan peralatan pengambil
contoh
Persiapan metode pengambilan contoh
No Aspek Persiapan Jenis dan Jumlah
1 Dokumen / Administrasi
2 Peralatan
D3 Metode
engan menggunakan alat yang sesuai dengan wadah populasi, ambil
contoh cairan dengan ukuran minimal akar pangkat dua dari total volume
bahan.
Terhadap populasi yang dikemas dalam tangki gunakan prosedur yang
ditentukan dalam tabel di bawah.
Jika tersedia alat pengambil contoh (thuf sampler), masukkan botol logam
tersebut dalam tangki atau drum sedemikian rupa dalam posisi tutup botol
terbuka. Atur kecepatan dalam pencelupan sehingga volume cairan dalam
botol pada saat diangkat dari dalam drum atau tangki maksimum 75 % dari
volume botol.
Jika menggunakan alat berbentuk pipa (dari logam ss, gelas atau zat
plastik lain yang tahap cairan), tanpa dilengkapi klep akses pada ujung
pipa, masukkan pipa tersebut ke dalam drum atau tangki dalam keadaan
terbuka dari permukaan cairan sampai titik terbawah yang sudah
ditetapkan (biasanya minimal 10 cm dari dasar drum atau tangki). Angkat
pipa dalam posisi ditutup (dengan telapak tangan), sehingga cairan yang
ada dalam pipa tidak tertumpah dan dijadikan sebagai contoh. Jika
menggunakan pipa
Titik sampling bagian atas 90% Titik sampling bagian tengah 50%. Titik
92
9
10
Bahan:
Alat:
Wadah sampel
Meteran
tertutup 500 mL
Stopwatch
7 buah
Termometer
Drigen 5 L 1 buah
pH meter (kertas pH
Es batu 3 kg
univerasal)
H2 SO4 0,5 N
Ice Box
Asam nitrat 0,5 N
Gelas ukur
Kertas Label besar
Tali plastik / rafia
Lem aibon, dan alat
Lampu spritus
tulis
Cara Kerja :
a. Siapkan peralatan dan bahan untuk penambilan contoh air sungai
b. Tentukan debit air sungai dalam m 3 / detik
c. Tentukan lokasi pengambilan sampel misal :
1) Sumber air alamiah : lokasi yang belum terjadi atau sedikit terjadi
pencemaran
2) Lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan di hilir sumber
pencemar
3) Sumber air yang dimanfaatkan (lokasi pemanfaatan sumber air)
Uji organoleptik dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Sampel yang
akan diuji disiapkan sesuai dengan rencana, panelis ditentukan berdasarkan
prosedur, dan kriteria yang akan diukur juga harus sudah ditetapkan. Data
mengenai hasil penelitian dicatat dalam buku data dan dilaporkan segera
kepada penanggung jawab. Lembar data hasil uji yang dilaksanakan oleh
panelis diserahkan kepada petugas yang berwenang.
Penyiapan sampel untuk uji organoleptik diawali dengan pengambilan cuplikan atau
contoh. Dalam penyiapan sampel perlu dihindari adanya perlakuan yang secara
sengaja atau tidak sengaja telah menyebabkan perubahan sampel. Sebagai
contoh, hindari penyimpanan susu dari produk sabun atau lainnya yang
memiliki aroma tajam karena akan menyebabkan aroma susu yang segar
berubah menjadi aroma sabun. Semua aktivitas penyiapan sampel diupayakan
tidak merubah sifat sampel.
Aktivitas yang dilakukan dalam penyiapan sampel disesuaikan dengan dari analisis
organoleptik yang digunakan. Sebagai contoh, bila akan menguji kesukaan
panelis terhadap kerupuk udang maka sampel kerupuk yang disiapkan harus
digoreng terlebih dahulu. Namun bila hendak menguji perbedaan antara dua
sampel, maka proses penyiapan sampel tidak perlu ada perlakuan yang akan
merubah cita rasa, seperti penggorengan atau penambahan bumbu.
100g karena hanya melakukan sekali penilaian. Jumlah sampel berupa cairan
sekitar 16 ml, sedangkan berupa zat padat sekitar 28 g. Apabila sampel harus
dicicipi, maka jumlah yang disajikan menjadi dua kali lebihbanyak daripada
jumlah di atas; (b) suhu sampel. Sampel umumnya disajikan pada suhu kamar
agar panelis dapat membedakannya secara optimum. Namun produk minuman
dingin dapat disajikan pada suhu tidak boleh lebih rendah dari 45oF, sedangkan
makanan panas disajikanpada suhu tidak lebih dari 170oF; (c) kenampakan.
Sampel harus disajikan secara seragam. Sebagai contoh, bila akan diuji
citarasanya maka bentuk, ukuran atau warna dari sampel diusahakan seragam.
Upaya penyeragaman sampel dapat dilakukan dengan pengaturan intensitas
cahaya, warna cahaya, atau penggunaan pewarna. Pada prinsipnya perlu
masking, yaitu mengusahakan perbedaan atribut antar sampel sesedikit
mungkin; (d) cara penyajian. Apabila jumlah sampel yang diuji dua atau lebih,
maka penyajian sampel dapat dilakukan secara bertahap atau serentak.
Uji Deskripsi
Sumber : http://www.isukepri.com/2014/11/in-house-training-panelis-standar/
Sumber :https://www.slideshare.net/arbydjactpartii/sni-01-23462006-petunjuk-
pengujian-organoleptik-dan-atau-sensori
Sumber : https://pixabay.com/id/wortel-sayur-sayuran-makanan-jeruk-382686/
Gambar 7. ikan
Sumber: https://pixabay.com/id/ikan-fischer-samudra-pasar-makanan-234677/
a. Sampel sayuran : Kol, Sawi putih, Sawi Hijau, Bayam, Bayam merah, Selada
dan Kangkung.
b. Alkohol, Larutan pengencer, Medium PCA.
c. Pisau atau gunting, Cawan petri, Erlenmeyer, Pipet tetes dan Spritus .
b. Prosedur Kerja
108
b. Cara Kerja
Daging di potong seluas 4 x 4cm.
Di swab dengan cara mengoleskan ke kanan 3x dan kekiri 3x.
Dicelupkan atau dimasukkan swab kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml
aquades steril.
Diambil dari pengenceran sampai 10-3.
Diambil dari pengenceran 10-2 dan 10-3 kedalam masing-masing cawan petri
sebanyak 1 ml.
Di hitung menggunakan rumus :
109
Sumber:
http://denty-irma.blogspot.co.id/2012/05/uji-mikrobiologi-pada-daging.html
Anonima. 2011. Teknik Pengenceran Dan Penghitungan
Bakteri. http://mikrobiolaut.files.wordpress.com/2011/03/prak-mikrola-modul-
v.pdf. Akses tanggal 17 Mei 2012. Pekanbaru.
Anonimb. 2012. Sayuran. http://id.wikipedia.org/wiki/Sayuran. Akses tanggal 19 Mei
2012
110
2. Volume
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume
bahan tesebut dalam suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan
adalah volume bahan itu sendiri).
3. Panjang, lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan
menggunakan berbagai alat pengukur seperti penggaris, micrometer, dan
vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi
(perbandingan antara kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan
kerapatan standar), nyata (perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu
tertentu dengan massa air pada suhu yang sama) dan kerapatan mutlak
(perbandingan antara bobot dengan volume bahan).
5. Luas bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak
beraturan. Pengukuran luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan
dengan dua cara yaitu : penimbangan dan simpons rule. Sedangkan yang
termasuk ke dalam bentuk adalah : Oval, Simetri, dan Melengkung.
4.4.2.1. Alat dan Bahan
Jangka Sorong
Mistar Ukur
Timbang Digital
Terong, jambu, apel
Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Diukur nilai panjang, lebar, dan tebal masing-masing bahan menggunakan
penggaris dan jangka sorong
2. Ditimbang masing-masing bahan menggunakan timbangan Digital.
3. Dimasukkan bahan satu persatu ke image mayor seince untuk mencari panjang,
lebar, dan tebalnya.
112
4. Dicari nilai GMD, De, Ap, densitas, as, av masing-masing bahan praktikum.
5. Dimasukkan hasil pengamtan ke dalam tabel.
Sumber :
Anonim. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Analisa Pangan dan Hasil Pertanian I.
Jember: Jurusan THP FTP UNEJ.
Kes http://www.bangmuvet.com/2016/02/laporan-sifat-teknik-hasil-
pertanian_71.html
Mutu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk
bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan
memuaskan sesuai nilai uang yang dikeluarkan. Mutu Pangan adalah nilai
yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan gizi pangan.
Mutu pangan terdiri dari keamanan pangan dan kandungan gizi. Keamanan
produk terdiri dari aspek fisik, biologi, dan kimia, sedangkan kandungan gizi
terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Pengujian mutu untuk komoditas pangan (beras dan kedelai) Pengujian mutu
113
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Teknis Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian 2017 Panduan Teknis
Penerapan Jaminan Mutu Produk Tanaman Pangan.
4.4.4. Menentukan adanya bahan berbahaya pada bahan hasil pertanian dan
perikanan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Mengingat definisi
pangan mempunyai cakupan yang luas, maka upaya untuk mencegah pangan
116
dari kemungkinan tercemar baik dari cemaran biologis, kimia, dan benda
lain yang yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia (UU RI tahun 1996), merupakan suatu keharusan.
Sebagai salah satu pelaksanaan kegiatan rutin pengawasan paska pemasaran
(post marketing control) obat dan makanan dan dalam rangka menjamin
mutu dan keamanan pangan yang beredar di Indonesia, Laboratorium
PPOMN (Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional) Badan POM dan
Balai Besar POM atau Balai POM telah melaksanakan pengujian
mikrobiologi pangan secara rutin. Selain harus bergizi dan menarik, pangan
juga harus bebas dari bahan-bahan berbahaya yang dapat berupa cemaran
kimia, mikroba dan bahan lainnya. Mikroba dapat mencemari pangan
melalui air, debu, udara, tanah, alat-alat pengolah (selama proses produksi
atau penyiapan) juga sekresi dari usus manusia atau hewan. Penyakit akibat
pangan (food borne diseases) yang terjadi segera setelah mengkonsumsi
pangan, umumnya disebut dengan keracunan. Pangan dapat menjadi beracun
karena telah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang kemudian dapat
tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga mampu
memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Selain itu, ada
juga makanan yang secara alami sudah bersifat racun seperti beberapa
jamur/tumbuhan dan hewan. Umumnya bakteri yang terkait dengan
keracunan makanan diantaranya adalah Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolityca,
Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum,
Bacillus cereus, Vibrio cholerae. Vibrio parahaemolyticus, E.coli
enteropatogenik dan Enterobacter sakazaki.
http://erinusmosipinginlepas.blogspot.co.id/2010/10/definisi-limbah-adalah-
kotoran-atau.htm
4.5.1. Menetapkan teknik pengendalian limbah pengolahan hasil pertanian
dan perikananan
Berdasarkan jenis dan wujud limbah pertanian terutama limbah industri pertanian
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Limbah Padat
Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah
panen, limbah pasca panen dan limbah industri pertanian yang
wujudnya padat dikelompokkan pada limbah padat, contoh : Daun-daun
kering, jerami, sabut dan tempurung kelapa, kulit dan tulang dari ternak
potong, bulu ayam, ampas tahu, jeroan ikan dan lain sebagainya. Limbah-limbah
tersebut di atas kalau dibiarkan menumpuk saja tanpapenanganan tertentu
akan menyebabkan/menimbulkan keadaan tidak higienis karena menarik
serangga (lalat,kecoa) dan tikus yang seringkali merupakan pembawa
berbagai jenis kuman penyakit.
Limbah padat dapat diolah menjadi pupuk dan makanan ternak.
b. Limbah cair
Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air
digunakan untuk :
1). membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.
2). menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki (kotoran).
Limbah cair yang berasal dari industri pertanian banyak mengandung
bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak dan protein) karena itu mudah sekali
busuk dengan menimbulkan masalah polusi udara (bau) dan polusi air.
Pengelolaan limbah cair yang umum dilakukan adalah
perlakuan primer, sekunder dan tersier (penjelasannya pada pokok
bahasanmengelola limbah secara fisik).
c. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada
saat pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang timbul berupa uap
air pada proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan teh dan proses
120
Sumber : http://ilmugeografi.com/geografi-teknik/karakteristik-limbah
121
Sumber :http://spoilerin.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-limbah-pertanian.html
Umbi-umbian
Ikan
Semua bahan mewakili jenis-jenis kerusakan yang akan diidentifikasi
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pakailah jas lab, sarung tangan, masker
(penutup hidung), sandal, lap kering/ serbet
Daftar pustaka :
Kelas_10_SMK_Penanganan_Bahan_Hasil_Pertanian_dan_Perikanan_1
%20(2).pdf
akan kemudahan pembersihan alat, pemilihan bahan konstruksi yang tepat dengan
permukaan rata dan tidak menyudut.
Pengendalian terhadap pekerja yang bekerja diindustri perikanan
mengandung aspek pengarahan kebiasaan, pemberian perlengkapan, pelayanan
kesehatan dan pemberian pengertian dan pengetahuan agar pekerja tidak
merupakan penyebab cemaran, kerusakan dan terlanggarnya nilai estetika ikan
yang diolah. Mengingat pentingnya sanitasi dalam industri perikanan serta bagi
masyarakat sebagai konsumennya maka sanitasi ini tidak dapat diabaikan.
Kegiatan sanitasi dalam industri perikanan harus merupakan suatu kewajiban yang
harus dilakukan terus menerus disertai tanggung jawab tidak hanya sewaktu-
waktu. Semakin banyak konsumen yang menuntut mutu hasil olah ikan lebih baik
maka cara pelaksanaan pengolahan bahan-bahan, peralatan dan sarana lainnya
harus menjadi obyek evaluasi yang terus menerus.
Tugas
Lembar Kerja: Penerapan prinsip sanitasi di industri perikanan
Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Alat-alat sanitasi
3. Bahan sanitier
4. Buku referensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Gunakan pakaian kerja (jas laboratorium)
b. Hati-hati dalam menggunakan alat yang tajam
c. Simpan dan bersihkan alat yang selesai digunakan
Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang sesuai kebutuhan
b. Lakukan pengamatan terhadap kegiatan sanitasi yang dilakukan meliputi:
- Sanitasi bahan baku
- Sanitasi peralatan
- Sanitasi pekerja
- Sanitasi lingkungan produksi
129
c. Lakukan kegiatan sanitasi lingkungan produksi dengan alat dan bahan yang
sesuai
d. Buat laporan hasil sanitasi berdasarkan tugas sanitasi yang dikerjakan
e. Presentasikan hasil sanitasi secara kooperatif
Bahan biologi, kimia atau fisika, atau kondisi yang dapat menimbulkan resiko
kesehatan yang tidak diinginkan terhadap konsumen. Menurut NACMCF
(1992) mendefinisikan bahaya atau ”hazard” sebagai suatu sifat-sifat
biologis/mikrobiologis, kimia, fisika yang dapat menyebabkan bahan
pangan (makanan) menjadi tidak aman untuk dikonsumsi.
2. Titik Kendali (Control Point = CP)
Setiap titik, tahap atau prosedur pada suatu sistem produksi makanan yang dapat
mengendalikan faktor bahaya biologi/mikrobiologi, kimia atau fisika.
3. Titik Kendali Kritis (Critical Control Point = CCP)
Setiap titik, tahap atau prosedur pada suatu sistem produksi makanan yang jika
tidak terkendali dapat mengakibatkan resiko kesehatan yang tidak
diinginkan atau setiap titik, tahap atau prosedur yang jika dikendalikan
dengan baik dan benar dapat mencegah, menghilangkan atau mengurangi
adanya bahaya.
4. Batas Kritis (Ccritical Limits)
Batas toleransi yang harus dipenuhi/dicapai yang menjamin bahwa CCP dapat
mengendalikan secara efektif bahaya yang mungkin timbul atau suatu nilai
yang merupakan batas antara keadaan dapat diterima dan tidak dapat
diterima.
5. Resiko
Kemungkinan menimbulkan bahaya.
6. Penggolongan Resiko
Pengelompokkan prioritas resiko berdasarkan bahaya yang mungkin timbul/
terdapat pada makanan.
7. Pemantauan (Monitoring)
Pengamanan atau pengukuran untuk menetapkan apakah suatu CCP dapat
dikendalikan dengan baik dan benar serta menghasilkan catatan yang teliti
untuk digunakan selanjutnya dalam verifikasi.
8. Pemantauan Kontinyu
Pengumpulan dan pencatatan data secara kontinyu, misalnya pencatatan suhu
pada tabel.
9. Tindakan Koreksi (Corrective Action)
132
Prosedur atau tatacara tindakan yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan
pada CCP.
Rangkuman:
137
1. Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan
benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan. GMP adalah kelayakan dasar yang harus dapat dilaksanakan
secara baik sebelum dapat menerapkan Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP).
2. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan suatu sistem
manajemen pengawasan dan pengendalian keamanan pangan secara preventif
yang bersifat ilmiah, rasional dan sistematis dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, memonitor dan mengendalikan bahaya (hazard) mulai dari
bahan baku, selama proses produksi/pengolahan, manufakturing, penanganan
dan penggunaan bahan pangan untuk menjamin bahwa bahan pangan
tersebut aman bila dikonsumsi.
Daftar Pustaka:
http://tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/juknismutu.pdf
(diakses pada tanggal 1-7-2017)
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/PEDOMAN-PENYUSUNAN-RENCANA-
HACCP-BAGI-INDUSTRI-PANGAN.pdf (diakses pada tanggal 1-7-2017)
Daftar Pustaka
Direktorat pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. (2013). Buku Teks Bahan
Ajar Siswa. Paket Keahlian: Pengawasan Mutu Hasil Pertanian dan
Perikanan, “Teknik Pengambilan Contoh”. Kemendikbud RI
Erawaty, W. R. (2001). Pengaruh Bahan Pengikat, Waktu Pengorengan, dan
Daya Simpan terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Produk Nugget Ikan
Sapu-sapu (Hyposascus pardalis) (Doctoral dissertation, IPB (Bogor
Agricultural University)).
138
http://mylittlefamily15.blogspot.co.id/2016/03/pengolahan-limbah-pertanian.html
Daftar Pustaka :
Petunjuk Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanan 2016
140
Sampel diterima dari konsumen atau yang diperoleh dari proses pengambilan
sampel harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya perubahan. Setelah
ditangani, sampel diberi label dan disimpan hingga waktu analisis. Label yang
diberikan memuat semua informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan pengujian.
Informasi harus tertulis jelas, akurat, dan dapat dibaca. Sampel yang telah diberi
label kemudian dicatat di dalam buku.
Daftar pustaka :
Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1989. Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan BahanPangan,
Pusat Antar Universitas, IPB. Bogor
Ranganna, S., 1999. Manual of Analysis of Fruit and Vegetable Products. Mc Graw Hill Publishing
Co Ltd., New Delhi.
143
BAB III.
MANAJEMEN AGRIBISNIS
4. Kegiatan Pembelajaran
145
bau dan cicip, dan (2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan
keamanan mikrobiologis. Pada produk pangan, pemenuhan spesifikasi dan
fungsi produk yang bersangkutan dilakukan menurut standar estetika
(warna, rasa, bau, dan kejernihan), kimiawi (mineral, logam–logam berat
dan bahan kimia yang ada dalam bahan pangan), dan mikrobiologi (tidak
mengandung bakteri Eschericia coli dan patogen).
Makanan yang sehat dan aman merupakan faktor penting
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu
kualitas dan keamanan pangan baik secara biologi, kimia maupun
secara fisik harus selalu dipertahankan, agar masyarakat sebagai
pengguna produk pangan tersebut dapat terhindar dari penyakit
karena makanan atau penyakit bawaan makanan dan atau keracunan
makanan (Rina, 2008).
Akhir-akhir ini tuntutan jaminan mutu dan keamanan pangan
terus meningkat sejalan dengan kesadaran masyarakat terhadap mutu dan
keamanan pangan yang dikonsumsi. Pengawasan dan pengendalian mutu
pangan pada uji produk akhir tidak seimbang dengan kemajuan industri
pangan yang pesat. Selain itu, tidak menjamin keamanan makanan
yang beredar di pasaran dan yang di- konsumsi oleh para pengguna jasa
boga. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan suatu sistem jaminan
keamanan pangan yang lebih menitikberatkan pada tindakan
pencegahan efektif (Srikandi, 1992).
Tanpa keamanan pangan yang menjadi persyaratan dasar
produksi suatu produk pangan, mutu pangan tidak dapat dibahas.
Namun, ada beberapa aspek yang sangat penting yang tidak dapat
ditinggalkan antara lain adalah bahwa makanan tidak akan laku dijual
jika penampilan, rasa dan aroma tidak sesuai keinginan pelanggan dan
tidak memenuhi kepuasan pelanggan. Aspek-aspek seperti ini hanya
dapat kita temui dan diatur dalam Sistem Manajemen Mutu (Vincent,
2002).
Dalam persaingan di era globalisasi penerapan kedua standar
tersebut akan membantu perusahaan mengendalikan berbagai aspek
147
dari hasil implementasi adalah dengan adanya prosedur dan formulir yang
telah dibuat dan didokumentasikan maka membuat pekerjaan menjadi lebih
teratur dan lebih terarah karena adanya urutan dan langkah-langkah
pekerjaan yang harus dilakukan dengan jelas sesuai dengan prosedur
masing-masing serta dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi
(Sumber: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/18682).
Langka Kerja:
- Lakukan analisis pada masing-masing kelompok Anda terhadap kasus
tersebut!
- Hasil analisisnya dibuat di Lembar Kerja
Lembar Kerja. 4.1.4a
Hasil Analisis:
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
Kesimpulan:
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
164
………………
………………………………………………………………………………………
………………
4.1.4b. BRAINSTORMING
Diskusikan dalam kelompok Anda tentang masalah keamanan
pangan yang masih banyak ditemukan di Indonesia berupa beredarnya
produk-produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan. Hasil Diskusi
dituliskan dalam Lembar Kerja (LK. 4.1.4.b)
Hasil Diskusi Kelompok
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………
(Sumber: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt58e70b8cde9c5/aturan-
pencantuman-kandungan-gizi-dan-komposisi-bahan-di-kemasan-makanan-
ringan).
a. Aturan Pencantuman Kandungan Gizi dan Komposisi Bahan di Kemasan
Makanan Ringan
b. Bagaimana legalitas makanan ringan yang dijual tidak mencantumkan
kandungan gizi serta muatan komposisi bahan apa saja yang
dipergunakan? Apa sanksi bagi produsen tersebut? Bahkan terkadang juga
sering keripik olahan yang dikemas menjadi makanan ringan tidak
mencantumkan tanggal pembuatan dan kedaluarsa.
c. Pada dasarnya, setiap orang yang memproduksi pangan di dalam negeri
untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label di dalam dan/atau pada
kemasan pangan.
d. Tulislah jawaban anda pada LK yang tersedia
LK. 4.1.4.e.
No Hasil Diskusi
.
a ………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
b ………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
169
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
c ………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
Tugas LK. 4.1.4.f. Judul Praktek Memelihara Proses Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) (A.01AGR00.001.1)
a. Alat dan Bahan
Alat:
- Alat pelindung diri
- Alat komunikasi
- Alat pemadam kebakaran
- Hydrant
- Rambu-rambu K3
Perlengkapan
- Manual peralatan K3
- Kotak P3K)
Peraturan yang diperlukan
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
170
………………………………………………………………………………
…………..
2. Bagaimana tingkat kesulitan dalam mengakses Informasi tentang kebijakan,
prosedur dan program K3:
(Mudah/Sulit)
Berikan alasannya:
……….………………………………………………………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
3. Prosedur perusahaan untuk konsultasi mengenai issue pelaksanaan K3
dimonitor adalah:
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
4. Prosedur tindakan untuk mengontrol risiko disediakan adalah:
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
5. Risiko K3 yang dapat dilaporkan kepada manajemen:
………………………………………………………………………………
172
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
6. Prosedur pemasangan rambu-rambu K3 adalah:
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
7. Prosedur kerja untuk mengontrol risiko K3 adalah:
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
8. Prosedur penanganan kejadian darurat K3 dilakukan sesuai SOP adalah:
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
9. Upaya meminimalkan kejadian darurat K3 dengan dampak terendah dapat
dilakukan dengan cara:
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
………………………………………………………………………………
…………..
173
pelatihan K3 ……………………………………………..
……………………………………………..
……………………………………………..
4.2. Menerapkan prinsip dan issue terkini dalam masalah ekonomi, sosial,
ekologi di bidang pertanian dan perikanan
4.2.1. Menganalisis Data dan Informasi Hasil Penelitian Terkini di Bidang
Agribisnis
Kegiatan penelitian juga sangat diperlukan untuk pengembangan
agribisnis. Lingkup kegiatan penelitian yang diperlukan tidak hanya
menghasilkan pembaharuan atau temuan-temuan teknologi di bidang
budidaya saja, tetapi juga teknologi di bidang pengolahan, penyimpanan
dan transportasi hasil pertanian. Evaluasi yang sifatnya komprehensif
tentang efek sosial dan ekonomi dari kebijaksanaan dan program
pemerintah terhadap perkembangan agribisnis juga menjadi bagian sangat
vital dalam kegiatan penelitian.
Kegiatan penelitian dan pengembangan (Litbang) antara lain adalah
menghasilkan teknologi yang diperlukan oleh pelaku agribisnis, rumusan
program dan kebijakan pemerintah untuk menunjang kegiatan litbang, serta
data dan informasi yang diperlukan pelaku agribisnis atau pengambil
kebijakan untuk keperluan pengambilan keputusan manajemen usaha
176
cenderung berperilaku risk averse sebab risiko yang mereka hadapi jika
terjadi kegagalan panen menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan
keluarga bahkan pada level subsisten. Perilaku ini juga menyebabkan
alokasi input produksi di bawah level optimum sehingga pada akhirnya akan
menghasilkan tingkat efisiensi dan produktivitas yang rendah.
…………………………………………
………
………………………………………… …………………………………………
……… ………
………………………………………… …………………………………………
……… ………
…………………………………………
………
…………………………………………
………
4.2.4b. Branstorming
Tugas: Kebijakan Pembangunan Pertanian
Diskusikan permasalahan pembangunan pertanian di Indonesia yang terkait
dengan karakteristik desa asal Anda. karakteristik rumah tangga petani
pemilik, penggarap, dan penyewa yang ada. Tulislah hasil diskusi Anda di
kelompok lalu tuliskan di Lembar Kerja Berikut ini.
Lembar Kerja 4.2.4b.
N Hasil Diskusi
o
1. Permasalahan pembangunan pertanian di Indonesia yang terkait dengan
karakteristik Desa asal Anda (pilih satu satu desa di dalam kelompok
Anda)
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
188
………………………………………………………………………………
………………
4.2.4c. Branstorming
Diskusikan dalam kelompok Anda tentang dampak liberalisasi perdagangan
sektor pertanian terhadap kondisi makro ekonomi di negara produsen dan
importer komoditas pertanian, lalu tuliskan hasil diskusi tersebut dalam
Lembar Kerja berikut ini.
LK. 4.2.4c
Hasil Diskusi Kelompok
……………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………
…………
189
……………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………
…………
digunakan pada
berbagai skala yang
berbeda?
3.
Bagaimana para institusi, organisasi …………………………………………….
dan komunitas terlibat dalam …………………………………………….
menghadapi resiko bencana …………………………………………….
dan ketidak pastian yang …………………………………………….
senantiasa berubah, dan …………………………………………….
menciptakan serta …………………………………………….
memperkuat berbagai …………………………………………….
kesempatan untuk berinovasi
dan bereksperimen?
4. Apakah berbagai kebijakan …………………………………………….
dan praktek …………………………………………….
pengelolaan resiko …………………………………………….
bencana telah dirubah …………………………………………….
sebagai hasil dari …………………………………………….
refleksi dan belajar dari …………………………………………….
pengalaman? Apakah …………………………………………….
ada proses yang
memungkinkan
informasi dan
pembelajaran untuk
mengalir dari
komunitas ke
organisasi dan
sebaliknya?
5.
Apa saja kaitan antara masyarakat …………………………………………….
dan organisasi yang bekerja …………………………………………….
mengurangi resiko bencana …………………………………………….
dan ketidak pastian di …………………………………………….
tingkat komunitas, sub- …………………………………………….
191
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
- Jelaskan cara penempatan fasilitas yang terkait skala usaha pertanian dan
perencanaan proses produksi pertanian
- Jelaskan pengorganisasian input-input dan sarana produksi pertanian
LK. 4.2.4h.
No. Uraian Hasil Diskusi
1. Perencanaan produksi pertanian yang ………………………………...
terkait dengan pemilihan ………………………………...
komoditas pertanian dan pemilihan ………………………………...
lokasi produksi pertanian ………………………………...
………………………………...
2. Penempatan fasilitas yang terkait skala ………………………………...
usaha pertanian dan perencanaan ………………………………...
proses produksi pertanian ………………………………...
………………………………...
………………………………...
dan praktek manajemen yang sifatnya hirarki dan fungsional, dan bergeser
pada praktek-praktek baru dibidang manajemen yang lebih fleksibel.
Fleksibilitas saat ini menjadi persyaratan penting bagi organisasi. Karena
fleksibilitas dalam organisasi memungkingkan organisasi untuk lebih
inovatif dan adaptif dalam merespon lingkungan yang cepat berubah.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) harus menjadi penggerak
perubahan praktek manajemen dalam organisasi, karena MSDM mempunyai
peran strategis dalam menyusun struktur organisasi, membangun budaya
organisasi, menyusun strategi staffing, menyusun program pelatihan dan
pengembangan, menyusun sistem penilaian karyawan dan penghargaan
karyawan. Ada tiga alasan yang menyebabkan MSDM harus menjadi
pelopor transformasi organisasional adalah sebagai berikut :
- Persaingan yang semakin intensif menuntut organisasi untuk dapat
menurunkan biaya. Penurunan biaya dapat dilakukan dengan
menghilangkan non-value added work. Selama ini Departemen Sumber Daya
Manusia lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
administrative. Pekerjaan administrative merupakan non-value added
work yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan menyita waktu cukup
banyak. Akhirnya, kontribusi biaya SDM juga cukup besar atas biaya
keseluruhan yang harus ditanggung perusahaan.
- Persaingan yang makin intensif menuntut organisasi untuk memberikan
kualitas pelayanan yang lebih tinggi. Kualitas pelayanan yang lebih tinggi
harus didukung oleh peningkatan kualitas layanan di semua bagian
organisasi, termasuk Departemen SDM. Departemen Sumber Daya Manusia
harus menyediakan layanan yang cepat dan tepat kepada departemen lain
dalam organisasi. Untuk mendukung kesuksesan transformasi organisasional,
proses dan system informasi SDM harus dirombak total. System SDM
tradisional cenderung tidak praktis, tidak efisisien, kompleks, tidak
terintegrasi dengan baik, tidak user-friendly, dan tidak fleksibel. Idealnya,
system SDM harus dirancang sebagai satu system yang terintegrasi dengan
baik.
198
- Analisa Data
Jika data sudah terkumpul, maka data tersebut disusun analaisa
pemecahan masalah. Dari hasil analisa ini dimaan tidak hanya satu jalan
203
suku bunga tinggi. Dampak tingkat suku bunga pada nilai perusahaan, bila
tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk dengan
menggunakan dana pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga
permintaan untuk produk tersebut sangat kuat yang menimbulkan kinerja
dan nilai perusahaan mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi yang
kuat dapat menekan upah maupun harga. Pertumbuhan ekonomi yang kuat
berarti pengangguran lebih sedikit jadi pekerja dapat bernegosiasi untuk
meminta upah lebih tinggi dan perusahaan akan menaikkan harga
produknya untuk menutup biaya pengeluaran yang tinggi. Untuk jelasnya
dapat dilihat pada laman: http://jumiyat.blogspot.co.id/2016/03/lingkungan-
ekonomi-mempengaruhi-bisnis.html.
4.3.2.3. Kelembagaan dan kemitraan dalam agribisnis
Kelembagaan adalah sosial form ibarat organ-organ dalam tubuh
manusia yang hidup dalam masyarakat. Kata “kelembagaan”
(Koentjaraningrat, 1997) dalam (Khoirunisak, 2013) menunjuk kepada
sesuatu yang bersifat mantap (established) yang hidup (constitued) di dalam
masyarakat. Suatu kelembagaan adalah suatu pemantapan perilaku yang
hidup pada suatu kelompok orang. Ia merupakan sesuatu yang stabil,
mantap, dan berpola; berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu dalam
masyarakat; ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan modern, atau
bisa berbentuk tradisional dan modern; dan berfungsi untuk mengefisienkan
kehidupan sosial.
Kenyataan dalam sejarah peradaban dunia bahwa tidak ada satu pun
negara yang berhasil berkembang dan maju dengan mengesampingkan
sektor pertanian. Berhasil atau tidak berkembangnya sektor pertanian
disuatu negara akan berbanding lurus pada perekonomian negara. Di
Indonesia, berkecimpung dan berperan aktif di dunia usaha pertanian akan
dihadapkan banyak faktor-faktor hambatan yang menjadikan petani sulit
untuk berkembang. Sistem agribisnis yang digembor-gemborkan untuk
diterapkan di pertanian selama ini hanya sebatas menjadi teori.
Kenyataannya di lapangan atau di sektor riilnya masih jauh dari teori
tersebut. Sejauh ini, sistem agribisnis secara ideal belum bisa diterapkan
206
perluasan pangsa pasar, tetapi juga ada nilai tambah yang non ekonomi
seperti peningkatan kemapuan manajemen, penguasaan teknologi dan
kepuasan tertentu. Keinginan ini merupakan konsekwensi logis dan alamiah
dari adanya kemitraan. Keinginan tersebut harus didasari sampai sejauh
mana kemampuan untuk memanfaatkan keinginan tersebut dan untuk
memperkuat keunggulan-keunggulan yang dimilikinya, sehingga dengan
bermitra terjadi suatu sinergi antara para pelaku yang bermitra sehingga
nilai tambah yang diterima akan lebih besar. Dengan demikiaan terjadi
saling isi mengisi atau saling memperkuat dari kekurangan masing-masing
pihak yang bermitra.
Salah satu maksud dan tujuan dari kemitraan usaha adalah “win-win
solution partnership” kesadaran dan saling menguntungkan. Pada kemitraan
ini tidak berarti para partisipan harus memiliki kemampuan dan kekuatan
yang sama, tetapi yang essensi dan lebih utama adalah adanya posisi tawar
yang setara berdasarkan peran masing-masing.
…………………………………………………..
4.b. Ceritakan sejarah hingga timbulnya
manajemen operasi …………………………………………………..
dalam
setiap lembaga …………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
…………………………………………………..
kelompok yang terdiri dari tiga orang tenaga kerja. Pemimpin perusahaan
melihat pada jam-jam tertentu terjadi antrian truk tetapi di saat lain, petugas
yang mengoperasikan mesin menganggur. Dari data yang telah lalu,
diketahui rata-rata kedatangan 4 truk per jam, dan rata-rata pelayanan 6 truk
per jam. Untuk mengatasi masalah tersebut, pimpinan perusahaan
merencanakan untuk menambah kelompok tenaga kerja untuk
mengoperasikan mesin. Bagaimana dampak penambahan kelompok tenaga
kerja terhadap biaya total yang dikeluarkan perusahaan jika biaya sewa truk
$ 20 per jam, sedang upah tenaga kerja untuk mengoperasikan mesin $6 per
orang per jam. Diasumsukan jika perusahaan menggunakan dua kelompok
tenaga kerja maka rata-rata pelayanan menjadi 12 truk per jam dan jika
perusahaan menggunakan tiga kelompok tenaga kerja maka rata-rata
pelayanan menjadi 18 truk per jam. 1 hari 8 jam kerja.
Pertanyaan:
Perkiraan prestasi dari sistem antrian dapat digambarkan dengan misalnya : rata-
rata jumlah kedatangan dalam antrian, rata-rata waktu tunggu dari suatu
kedatangan dan persentase waktu luang dari pelayanan. Ukuran prestasi ini
dapat digunakan untuk memutuskan jumlah pelayanan yang harus diberikan,
perubahan yang harus dilakukan dalam kecepatan pelayanan atau perubahan
lain dalam sistem antrian. Dengan sasaran pelayanan, jumlah pelayan dapat
ditentukan tanpa berpatokan pada biaya waktu tunggu (Sumber:
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/aplikasi-teori-antrian).
LK. 4.3.4d.
Hasil Perhitungan dan Analisis
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
214
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………………
………………
4.3.4e. Brainstorming
Lakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan berikut ini, lalu tulislah jawaban
kelompok Anda pada LK yang telah disediakan
- Saat ini adalah era globalisasi dan perdagangan bebas, jelaskan usaha dan upaya
yang harus dilakukan oleh para produsen di Indonesia khususnya di bidang
operasi agar mampu memenangkan persaingan baik di pasar dalam negeri
maupun di luar negeri
- Strategi dan peran apakah yang dapat dimainkan bidang operasi dalam
menghadapi era globalisasi tersebut
- Dapatkah operasi pabrik maupun jasa dikembangkan sehingga menjadi salah satu
cara untuk berkompetisi di pasar internasional?
LK. 4.3.4e.
No. Uraian Hasil Diskusi
1. usaha dan upaya yang harus …………………………………………….
dilakukan oleh para …………………………………………….
produsen di Indonesia …………………………………………….
khususnya di bidang …………………………………………….
operasi agar mampu …………………………………………….
memenangkan …………………………………………….
persaingan baik di pasar
dalam negeri maupun di
luar negeri adalah
2. Strategi dan peran yang dapat …………………………………………….
dimainkan bidang …………………………………………….
215
4.4. Merencanakan bisnis plan produk inovatif hasil pengolahan pertanian dan
perikanan
Bagi sebagian orang yang sering bergelut pada dunia bisnis,
perencanaan bisnis merupakan modal awal yang harus dimiliki. Dalam
sebuah bisnis, perencanaan bisnis merupakan pernyataan formal dan tertulis
yang berisi mengenai tujuan-tujuan dari sebuah bisnis serta cara-cara yang
harus dilakukan agar bisa mencapai tujuan tersebut. Membuat perencanaan
bisnis memang tidak pasti membuat sebuah bisnis akan sukses. Tidak ada
yang bisa menjamin.
Pembuatan perencanaan bisnis memiliki beberapa manfaat yang bisa
didapat oleh seorang pengusaha, antara lain membuat kejelasan mengenai
bisnis yang akan dikerjakan, menggali pemikiran awal atau ide,
mendapatkan penjelasan detail mengenai pasar, mengetahui cara
memasarkan bisnis, mengenal struktur perusahaan, mengetahui strategi
sebuah bisnis, membuat perhitungan bisnis, mengenal pesaing, hingga
mempertajam sistem operasional. Selanjutnya yang perlu ditulis atau harus
ada dalam sebuah perencanaan bisnis adalah ringkasan eksekutif,
menganalisis sumberdaya manusia, menganalisis keuangan, merencanakan
pengembangan usaha, dan mengetahui resiko usaha.
216
- Weakness (kelemahan)
Kelemahan dalam sistem ini dibanding dengan sistem yang lain
adalah tidak mempunyai stabilitas dalam penambahan data.
- Opportunity (kesempatan)
Kesempatan dalam program ini agar pegawai dapat bekerja lebih
efektif dan dapat memudahkan para pengguna dalam mengakses data
yang ada.
- Threat (ancaman)
Ancaman yang akan terjadi jika data semakin banyak dan sering
bertambah, maka dalam menjalankan aplikasi akan semakin lambat.
Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan pengolahan hasil pertanian adalah:
- Sifat produk pertanian yang mudah rusak dan bulky sehingga diperlukan
teknologi pengemasan dan transportasi yang mampu mengatasi masalah
tersebut,
- Sebagian besar produk pertanian bersifat musiman dan sangat dipengaruhi
oleh kondisi iklim sehingga aspek kontinuitas produksi agroindustri
menjadi tidak terjamin, dan
- Kualitas produk pertanian yang dihasilkan pada umumnya masih rendah
sehingga mengalami kesulitan dalam persaingan pasar baik didalam
negeri maupun di pasar internasional
Pengolahan hasil pertanian dapat berupa pengolahan sederhana
seperti pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan atau dapat pula
berupa pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan (milling),
penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction),
penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan
proses pabrikasi lainnya.
Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau
rentetan operasi terhadap suatu bahan mentah untuk dirubah bentuknya
dan atau komposisinya. Dengan pengolahan hasil pertanian, mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
- Dapat meningkatkan nilai tambah,
221
Ketahanan Pangan (KKP) yang dimulai efektif pada bulan Oktober tahun
2000. Pelaksanaan penyaluran kredit dengan pola executing, lembaga
keuangan perbankan dan non perbankan cenderung hati-hati dan
menerapkan prinsip prudential banking dengan 5 C (Collateral, Capital,
Character, Capacity, Condition), sehingga realisasi penyaluran kredit relatif
kecil dan lambat. Hal ini antara lain disebabkan adanya trauma kredit
macet seperti masa lalu, dimana beberapa bank menerapkan agunan
tambahan seperti sertifikat tanah, tidak adanya lembaga penjamin/avalis dan
beberapa pelaku usaha tidak layak menerima kredit, antara lain masih
adanya tunggakan KUT (Thohari, 2008).
Dana atau sumberdaya keuangan sangat diperlukan dalam
pengoperasian agribisnis yaitu untuk pembiayaan aktivitasnya. Alasan
terpenting untuk mendapatkan atau meningkatkan sumberdaya keuangan
agribisnis adalah untuk memulai usaha maupun memperbesar pendapatan
dan laba dengan mengadakan perluasan/pengembangan usaha (Widiati dan
Kusumastuti. 2013).
bentuk aslinya. Produksi merupakan salah satu dari fungsi-fungsi yang ada
dalam suatu lembaga. Untuk jelasnya dapat dilihat pada laman:
http://nursaid92.blogspot.co.id/2014/03/ruang-lingkup-manajemen-
produksi.html
Fungsi lain selain operasi adalah keuangan, personalia, pemasaran,
dan lain-lain. Produksi inilah yang menentukan kemampuan suatu lembaga
melayani pihak luar. Jadi manajemen produksi merupakan penerapan ilmu
manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat
dilakukan secara efisien. Mekasisme atau system manajemen produksi
masing-masing perusahaan berbeda, namun yang pasti ada proses mengubah
bentuk fisik, atau memindahkan (transportasi), menyimpan, memeriksa dan
meminjamkan. Didalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam
fungsi yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya
terdapat tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai yaitu :
- Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab
bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari
identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan
dan pengantaran produk ketangan konsumen.
- Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna
pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis
sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.
- Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang
akan dipasarkan kepada konsumen.
228
process. Tetapi proses ini mempergunakan bagian dan bahan komponen yang
berbagai jenis diantara proses yang kontinu. Contoh : dalam usaha jasa,
restoran besar melayani banyak pelanggan dengan beragam menu.
- Produksi massa (mass customization) yang merupakan proses produksi yang
menggabungkan fungsi intermitten process, continous process serta repetitive
process yang menggunakan berbagai komponen bahan, teknik skedul
produksi dan mengutamakan kecepatan pelayanan.
4.4.4. Menganalisis Pasar Ekspor
Berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dan geografis Indonesia,
agroindustri diharapkan dapat menjadi sub-sektor industri yang strategis.
Pengembangan agroindustri diharapkan terjadi peningkatan nilai tambah
hasil pertanian yang secara komparatif Indonesia merupakan penghasil
utama komoditas pertanian penting. Sektor agroindustri sebagai salah satu
bagian yang terus dikembangkan di Indonesia mengingat sektor ini sangat
mendukung pembangunan khususnya dalam penerapan jumlah tenaga kerja,
meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan perolehan devisa negara
melalui ekspor. Untuk jelasnya dapat dilihat pada laman:
http://politaniagro.blogspot.co.id/2012/08/peluang-pasar-untuk-sektor-
agroindustri.html
Peluang pasar untuk sektor agroindustri sangat terbuka lebar dan
berkembang dengan baik dan pesat. Adapun bidang yang terkait di
dalamnya adalah:
- Bidang pengolahan hasil pertanian tanaman pangan, perikanan, perkebunan
dan peternakan.
- Bidang penyediaan peralatan untuk kegiatan pertanian dan industri
pengolahan hasil pertanian.
- Bidang perdagangan hasil produk pertanian yang meliputi : kegiatan
pengangkutan, pendistribusian, pengemasan dan penyimpanan.
- Bidang jasa konsultan untuk perencanaan, pengelolaan dan pengawasan mutu
serta penilaian dan evaluasi kegiatan proyek agroindustri.
230
akhirnya produk dalam negeri tidak memiliki daya saing. Implikasi lain dari
globalisasi perdagangan adalah keterkaitan antara pasar domestik dan pasar
intenasional akan semakin kuat. Sehingga intervensi pemerintah dalam
rangka stabilisasi harga domestik semakin sulit (Halabani, 2012).
Pemasaran hasil pertanian pada umumnya masih bersifat tradisional
berupa pasar perdesaan yang tersebar diseluruh wilayah nusantara, ini
disebabkan oleh produksi pertanian yang dihasilkan oleh banyak petani
dengan penguasaan lahan yang relatif kecil. Struktur pasar hasil pertanian
pada umumnya bersifat oligopsoni (Halabani, 2012).
Sampai saat ini pengembangan jaringan pemasaran hasil pertanian
umumnya masih terkendala oleh keterbatasan petani dalam penggunaan
teknologi komunikasi dan informasi, akses permodalan, sarana dan prasaran
pemasaran belum mendukung, perencanaan produksi yang kurang jelas,
rantai tataniaga yang panjang dari sentra produksi ke konsumen dan stuktur
pasar yang kurang baik sehingga menimbulkan distorsi pasar. Akibatnya
sistem transaksi yang terjadi mulai dari produsen sampai ke pasar regional
di sentra konsumen tidak mampu menghasilkan proses pembentukan harga
secara transparan (Halabani, 2012).
4.4.4.2. Ekonomi Internasional
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat
saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi
perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Ekonomi
internasional mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan
hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lain.
Dalam segi ilmiah ekonomi internasional adalah bagian atau cabang
dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada kegiatan-kegiatan ekonomi antar
negara atau antar bangsa. Dalam segi praktisnya ekonomi internasional
adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar
bangsa, negara maupun antara orang-orang perorangan dari negara yang
satu dengan negara lainnya.
Kajian ekonomi internasional mempelajari masalah-masalah yang
berkaitan dengan hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lain.
233
……………………………………… …………………………………………
……….. ………
……………………………………… …………………………………………
……….. ………
……………………………………… …………………………………………
……….. ………
……………………………………… …………………………………………
……….. ………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
2. Perencanaan strategi dalam pemasaran:
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
3. Proses pemasaran produk pertanian adalah:
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………
………………
3. Analisis kelayakan usaha dapat digunakan juga dengan perhitungan Gross B/C
ratio untuk menghitung besarnya manfaat yang diperoleh untuk setiap rupiah
yang dibelanjakan. Rumus Gross B/C sbb:
untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan
apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Salah satu
alat yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi perusahaan seperti
dikemukakan di awal bagian materi ini adalah dengan menggunakan analisis
SWOT, dimana analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman
(Threats) (Rangkuti, 2006).
disertakan dan apa saja yang tidak perlu disertakan, bagaimana melengkapi
dan dimana anda dapat mendapatkan sumber-sumber informasi untuk
menyusun rencana bisnis yang baik. Terdapat tujuh komponen dalam
menyusun rencana bisnis (business plan), semua bagian tersebut penting,
saling terkait dan berhubungan dalam kegiatan perencanaan bisnis sehingga
menghasilkan sebuah persiapan yang baik untuk memulai bisnis.
Wartawirausaha kali ini akan membahas secara singkat tentang bagaimana
membuat rencana bisnis yang sederhana, tentu konsep ini dapat
kembangkan sesuai kebutuhan agar dapat menemukan konsep yang paling
cocok dan fleksibel. Berikut adalah komponen-komponen penting dalam
menyusun sebuah rencana bisnis, yaitu:
a. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang akan dijalankan haruslah merupakan hasil
analisa pasar yang telah dilakukan dengan cermat. Analisa pasar adalah
kekuatan yang harus anda gunakan untuk menciptakan target pembeli, anda
harus memahami seluruh aspek yang berkaitan dengan pasar sehingga target
penjualan dapat ditentukan (kemana produk anda akan dipasarkan).
b. Analisa Pesaing
Analisa Pesaing digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pesaing anda dalam satu pasar yang sama. Setelah menemukan
kekuatannya, kemudian mencari strategi untuk memasarkan produk dengan
cara yang berbeda dengan pesaing. Anda juga harus mencari strategi untuk
menghalangi pesaing masuk dan meniru strategi yang sama dengan anda.
Demikian juga dengan kelemahan yang ditemukan, dapat dieksploitasi
dengan mengembangkan produk yang lebih baik dari pesaing anda.
c. Rencana Desain dan Pengembangan
Rencana desain dan pengembangan dperlukan untuk menunjukkan
tahap perencanaan produk, grafik pengembangan dalam konteks produksi
dan penjualan. Ini berguna untuk membuat rencana anggaran biaya produksi
yang sesuai dengan kebutuhan.
d. Rencana Operasional dan Manajemen
248
5. Organisasi 6. Implementa
pengelola
si usaha
4. Deskripsi
produk
7. Perencanaan
finansial
3. Analisis
pasar dan
strategi
pemasaran
8. Outline
perencanaan
kedepan
2. Deskripsi
bisnis
9. Pertimbangan
1. Rencana lain
Bisnis
halaman ringkasan yang fokus dan jelas. Ringkasan akan memberi kesan
awal apakah bisnis yang diusulkan meyakinkan untuk diteliti lebih jauh.
Rencana bisnis anda harus dapat menunjukkan keunikan usaha.
Langkah 2. Deskripsikan bisnis anda-Jenis bisnis, Sasaran dan Tujuan akhir
Pada bagian ini gambarkan kondisi bisnis anda saat ini terutama
tentang tujuan utama dan sasarannya.
Langkah 3. Analisis pasar dan tentukan strategi pemasaran
Memahami kondisi pasar adalah kunci penting bagi keberhasilan
bisnis anda. Produk yang baik belum cukup untuk menjamin keberhasilan
pemasaran. Misalnya, anda menghasilkan suatu produk yang bagus sekali
tetapi tidak ada orang yang membelinya. Bila ini terjadi maka disinilah
perlunya analisis pasar yang khusus ditujukan pada peningkatan
kepercayaan pelanggan. Mungkin dalam hal ini diperlukan satu halaman
ringkasan tentang rencana pemasaran yang berbasis pada analisis pasar dan
bila dibutuhkan beberapa dokumen pendukung dapat dilampirkan
Langkah 4. Jelaskan tentang produk barang/jasa dan bagaimana produk
dihasilkan
seperti Laporan Neraca, Rugi/Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi
mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan
pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis data laporan
keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing pos yang terdapat
di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan
tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan
datang.
Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan
posisi keuangan dimasa yang akan datang.
2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen,
operasional maupun, keuangan.
3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kemampuan finansialnya dalam jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva
lancar. Rumus menghitung Current Ratio:
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum
sebesar 150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan
dalam kondisi sehat.
2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan
modal sendiri.
Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :
a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kotor dari penjualan. Rumus menghitung Gross Profit
Margin:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%
b. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Rumus menghitung Operating Income Ratio:
e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio
untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih. Rumus menghitung Rate of
Return Investment (ROI):
Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk
menghasilkan pendapatan bersih. Rumus menghitung Return on Equity
(ROE):
Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio
untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam
menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham. Rumus menghitung Rate
of Return on Net Worth:
Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%
Dalam menganalisis keuangan, perlu diperhatikan jenis dan factor
resioko dari setiap jenis bisnis yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam
menjalankan proses bisnis, sangat diperlukan meningkatkan kinerja setiap
lini dalam perusahaan. Kinerja perusahaan tergantung pada seberapa baik
bisnis dirancang dan dikoordinasikan selain itu juga menjadi sebuah
kekuatan kompetitif perusahaan. Setiap proses bisnis saling terkait dengan
area fungsional tertentu. Oleh karena itu memerlukan koordinasi lintas
departemen. Jika dipandang perlu, adalah memperkuat koordinasi sistem
informasi, karena sistem informasi dapat meningkatkan kinerja proses bisnis
guna mencapai efisiensi, inovasi, dan pelayanan pelanggan yang lebih baik.
Beberapa istilah dalam sitem informasi manajemen perusahaan,
seperti berikut:
1. Sistem Pemrosesan Transaksi (transaction processing sistem – TPS)
Adalah sistem komputerisasi yang mengoperasikan dan mencatat
transaksi rutin harian yang diperlukan untuk melakukan bisnis seperti entry
penjualan, pemesanan hotel, penggajian, karyawan yang mencatat, dan
pengiriman. TPS digunakan manager untuk memantau status operasi di
255
Bagaimana Anda menguraikan dan melakukan peta hubungan diantara keempat key
enterprenurship kedalam praktek usaha bisnis yang akan dikembangkan?
Jawaban:
Jawaban Analisis Peta Hubungan key enterprenurship dapat dituliskan dalam
paper yang disediakan/dibuat sendiri
2. Proses pembuatan agribisnis selalu diawali dengan analisis perencanaan jenis
bisnis yang akan dipilih. Selanjutnya perencanaan bisnis diikuti dengan
deskripsi jenis bisnis yang akan dipilih. Dalam gambar berikut, bagaimana
anda menguraikan satu demi satu setiap langkah pembuatan agribisnis
kedalam praktek pelaksanaan nyata:
259
5. Organisasi 6. Implementa
pengelola
si usaha
4. Deskripsi
produk
7. Perencanaan
finansial
3. Analisis
pasar dan
strategi
pemasaran
8. Outline
perencanaan
kedepan
2. Deskripsi
bisnis
9. Pertimbangan
1. Rencana lain
Bisnis
Jawaban:
Jawaban uraian proses pentahapan pengembangan angribisnis dapat dituliskan
dalam paper yang disediakan/dibuat sendiri
3. Analisis Keuangan (Financial Ratio) merupakan suatu alat analisa yang
digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data
perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan pembukuan
keuangan. Tujuannya antara lain melihat posisi kinerja keuangan saat ini dan
proyeksi keuangan di masa depan. Uraikan berbagai instrumen rasio keuangan
yang umum digunakan dalam kerangka menjaga stabilitas rasio setiap pos
keuangan perusahaan.
Jawaban:
Jawaban uraian berbagai instrumen rasio keuangan yang umum digunakan dapat
dituliskan dalam paper yang disediakan/dibuat sendiri
4. Praktek e-commerce saat ini merupakan praktek bisnis jual beli barang yang
memanfaatkan teknologi internet. Lakukan review jurnal terhadap praktek
penggunaan e-commerce. Buat kesimpulan terkait prospek usaha agribisnis
yang memanfaatkan e-commerce bidang usaha pertanian seperti dalama artikel
berikut: http://jurnal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1760/1540
Jawaban:
Jawaban análisis review jurnal terkait peluang bisnis plan memanfaatkan e-
commerce dapat dituliskan dalam paper yang disediakan/dibuat sendiri
260
5. Rangkuman
Dalam mengelola sumberdaya agribisnis sebaiknya dilakukan
melalui tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengawasan terhadap seluruh sumberdaya organisasi
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, pengalaman dan seni.
Sumberdaya organisasi terdiri dari manusia, teknologi, uang, dan jaringan
(pasar produk, dan pemasok bahan/alat). Organisasi yang berorientasi
keuntungan (seperti perusahaan dagang, atau industri pengolahan) akan
efektif dan efisien jika sumberdaya yang dimiliki dapat dikelola secara baik
untuk menghasilkan makanan yang sehat.
261
PUSTAKA
Aji, M. 2008. Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan Industri "Penthol"
Bakso. http://mukti-aji.blogspot.co.id/2008/05/sistem-manajemen-mutu-
dan-keamanan.html. Diakses Tanggal 19 Juli 2017
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamongan, 7 Juli 2012,
Sosia- lisasi SMK3 : Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam
Rangka Terwujud- nya Budaya K3 di Jawa Timur
Dye, T. R., 1992. Understanding Public Policy. Englewood Clifts, New Jersey
USA : Prince Hall
Hendro dan Candra, 2006. Be a Smart and Good Enterpreneur, CLA Publising,
Jakarta
http://iqbalmyi.blogspot.co.id/2013/06/makalah-pengertian-bisnis-dan-
manajemen.html
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/51-info-aktual/513-
kebijakan-pembangunan-pertanian-2015-2019-dan-9-upaya-revitalisasi-
pembangunan-pertanian
http://rocketmanajemen.com/pengertian-bisnis/
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/03/17/084803126/ini.kebijakan.pem
bangunan.pertanian.berkelanjutan.dari.kementan
http://possore.com/2015/02/25/teknologi-pengolahan-hasil-pertanian-indonesia-
siap-hadapi-mea-2015/
https://media.neliti.com/media/publications/38466-ID-perlindungan-hukum-
terhadap-konsumen-produk-pangan-olahan-yang-mengandung-bahan.pdf
http://repository.upi.edu/1734/4/S_PKN_0900208_Chapter1.pdf
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8346/2/T1_312010003_BAB%2
0II.pdf
http://www.bphn.go.id/data/documents/kpd-2011-6.pdf
http://lespianasiregar.blogspot.co.id/2015/06/etika-hukum-kesehatan.html
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/04/contoh-
kebijakan-k3-osh-policy.html
https://ariagusti.files.wordpress.com/2010/10/himpunan-peraturan-perundangan-
k3-indonesia.pdf
https://nakmami.files.wordpress.com/2011/12/ergonomi1.docx
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55006/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/81610/2/Sistem%20Pertania
n%20Terpadu.pdf
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/ekoregion/Bab-IV-3.pdf
265
http://digilib.unila.ac.id/10264/12/12.%20BAB%20I%20%28Pendahuluan%29.pd
f
https://www.acccrn.net/sites/default/files/publication/attach/panduan_penyusun_k
ajian_risiko_iklilm_climate_risk_assessment_cra_-_final_a4.pdf
http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/MAKPROP_SMY.pdf
http://aicomstabat.blogspot.co.id/2016/02/praktikum-mk-risiko-bisnis.html
http://permaseta.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/RUA_9_MPO.pdf
https://www.coursehero.com/file/14195233/MPO-2-Strategi-Operasi/
http://khofifah-sikhya.blogspot.co.id/2012/06/manajemen-produksi-dan-operasi-
dalam.html
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5473701509bf5/peraturan-
perundang-undangan-vs-perjanjian-kerja
http://researchdashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Journal/
The%20Winners/Vol%202%20No%202%20September%202001/05_Sury
anto_Manajemen%20Lintas%20Budaya.pdf
http://runisa07.blogspot.co.id/2013/03/kelembagaan-dan-kemitraan.html
http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/prougs12-
7.pdf?secure=1
http://frengkiblog.blogspot.co.id/2009/10/perencanaan-agribisnis.html
https://agritani.id/panduan-lengkap-rancangan-usaha-agribisnis-pertanian-cabai/
http://spbfarm.blogspot.co.id/2015/09/perencanaan-agribisnis-khusus-
pertanian.html
http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2011/10/03-Manaj-Produksi-Pengolahan.pdf
http://oldlms.unhas.ac.id/claroline/backends/download.php?url=L01BTkFKRU1F
Tl9QUk9EVUtTSV9BR1JJQklTTklTLnBkZg%3D%3D&cidReset=true&
cidReq=123456_051
http://www.simp.co.id/AboutSIMP/CompetitiveAdvantages.aspx
http://farmsolution.blogspot.co.id/2008/11/sumber-sumber-pembiayaan-
untuk.html
http://sabililhakimi.blogspot.co.id/2013/02/laporan-pembiayaan-agribisnis-1.html
266
http://wisynu.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/MK_1_Pengantar-Daskun.pdf
http://misniawati.blogspot.co.id/2011/12/koordinasi-dalam-manajemen.html
http://blog-arul.blogspot.co.id/2013/07/pemodelan-dalam-sistem-antrian.html
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian
https://lambang.files.wordpress.com/2010/07/teori-antrian.pdf
http://nursaid92.blogspot.co.id/2014/03/ruang-lingkup-manajemen-produksi.html
http://zenabidin.lecture.ub.ac.id/files/2013/09/5-NEW-MANAJEMEN-
PRODUKSI-AGRIBISNIS.pdf
https://www.coursehero.com/file/14195229/MPO-7-Manajemen-Proses/
http://permaseta.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/RUA_9_MPO.pdf
http://politaniagro.blogspot.co.id/2012/08/peluang-pasar-untuk-sektor-
agroindustri.html
http://vovworld.vn/id-ID/ekonomi-vietnam/memperluas-pasar-ekspor-hasil-
pertanian-265924.vov
http://alhendry84.blogspot.co.id/2012/10/kebijakan-pemerintah-dalam-
pemasaran.html
http://pertanianstppmedan.blogspot.co.id/2012/11/pemasaran-hasil-pertanian.html
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1249/5/ART_Sri%20Winarso%2
0ME-Prihanto%20Ngesti%20B-
Teguh%20W_Pengembangan%20sistem%20informasi%20pemasaran_Ful
l%20text.pdf
http://mauiniapaitusyahyuti.blogspot.co.id/2017/01/ilmu-ekonomi-pertanian-vs-
manajemen.html
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Muttaqin3/publication/3176434
96_Perdagangan_Internasional_dan_Pengembangan_Agribisnis_Sebuah_k
erangka_analisis_kebijakan_agribisnis/links/5945adf9aca2722db4a3244a/
Perdagangan-Internasional-dan-Pengembangan-Agribisnis-Sebuah-
kerangka-analisis-kebijakan-agribisnis.pdf
http://ciputrauceo.net/blog/2015/6/11/perilaku-konsumen
http://merdifransisca.blogspot.co.id/
267
http://sis.binus.ac.id/2014/06/19/7120/
http://technoetik.blogspot.co.id/2015/10/jiwa-technopreneurship.html
http://conference.pixel-online.net/science/common/download/Paper_pdf/280-
NTST23-FP-Horzum-NPSE.pdf
http://agribisnis.umy.ac.id/menumbuhkan-jiwa-wirausaha-tani-dalam-
membangun-ekonomi-pedesaan/
http://quantumpreneur.blogspot.co.id/2014/03/calculated-risk-taking-agar-
bisnis.html
http://aldopratam.blogspot.co.id/2011/02/mengambil-resiko-usaha.html
http://top-studies.blogspot.co.id/2014/10/inovasi-dalam-kewirausahaan.html
http://pmct.co.id/pentingnya-inovasi-dan-kreativitas-dalam-berwirausaha/
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewjournal&journal=4015
http://www.pojokbisnis.com/keuangan/contoh-pembukuan-keuangan-lengkap-
untuk-usaha-kecil
http://goukm.id/panduan-membuat-laporan-keuangan-untuk-usaha-mikro-dan-
kecil-menengah-ukm/
http://news.detik.com/berita/1086443/65-persen-kasus-keracunan-makanan-dari-
katering
http://nonregulerfeunwar.blogspot.co.id/2014/02/pengendalian-
persediaan-berdasarkan.html
https://media.neliti.com/media/publications/36316-ID-pengaruh-orientasi-
kewirausahaan-pada-perusahaan-makanan-dan-minuman-di-surabaya.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=472382&val=524&title=AN
ALISIS%20FINANSIAL%20PENANGKAPAN%20IKAN%20DENGAN
%20ALAT%20TANGKAP%20DRIFT%20GILLNET%20DI%20KECA
MATAN%20TOBOALI%20KABUPATEN%20BANGKA%20SELATA
N%20BANGKA%20BELITUNG
http://wartawirausaha.com/2014/02/menyusun-rencana-bisnis-yang-
baik/#ixzz4nwo0FkO9
http://www.temukanpengertian.com/2013/06/ pengertian-e-commerce.html
(diakses tanggal 7 Desember 2016).
268
Indra, D. 2015. Perencanaan Lokasi Pabrik dan Tata Letak Alat Industri .
http://nagarutama.blogspot.co.id/2015/01/perencanaan-lokasi-pabrik-dan-
tata.html
Irawan, B., dan E. Ariningsih. Agribisnis sayuran dan Buah Peluang Pasar,
Dinamika, Produksi dan Strategi Peningkatan Daya saing.
http://www.litbang.pertanian.go.id/buku/memperkuat_dayasaing_produk_
pe/BAB-III-3.pdf
Kramer, A. dan B.A. Twigg. 1983. Fundamental of Quality Control for the Food
Industry. The AVI Pub. Inc., Conn., USA.
Manajemen Bisnis. 2015. Pengertian Bisnis Secara Umum dan Menurut Pakar.
http://bisnissecaraumum.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-bisnis-bisnis-
suatu.html. Diakses Tangga 18 Juli 2017
Mercy Corps Indoensia. 2012. Panduan Penyusunan Kajian Resiko Iklim Climate
Risk Assessment (CRA)
Rina, A. 2008. Sistem Manajemen Mutu dan keamanan Pangan pada Perusahaan
Jasa Boga. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 2 No. 6, Juni
2008.
Sholeh, M.S. 2012. Strategi Operasi dan Pengambilan Keputusan Produksi Dalam
Perusahaan Agribisnis
itle=STUDI%20KERAGAAN%20AGROEKOSISTEM%20UNTUK%20
PENGEMBANGAN%20POTENSI%20PERTANIAN%20DI%20KABUP
ATEN%20SUKOHARJO%20PROPINSI%20JAWA%20TENGAH
Syahza, A. 2011. Manajemen Produksi Dalam Pengolahan Hasil pertanian.
http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2011/10/03-Manaj-Produksi-
Pengolahan.pdf Diakses Tanggal 26 Juli 2017
Tubbs, Stewart L., Moss, Sylvia. 1996. Human Communication. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Wahyono, B. 2012. Mesin dan Peralatan.
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/06/mesin-dan-peralatan.html.
Diakses Tanggal 18 Juli 2017
USAID Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene. 2012. Air, Sanitasi dan
Kebersihan Perkotaan Indonesia (USAID Indonesia Urban Water Sanitation
and Hygiene). Laporan Pendahuluan.