OLEH:
NPM : 20400011
FAKULTAS PETERNAKAN
2023
i
LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
KOMODITI TERNAK POLYGASTRIK DAN MONOGASTRIK
Oleh :
NPM : 2040011
Mengetahui : Menyetujui :
Tanggal Lulus :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga pelaksanaan kegiatan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) di Dynata Farm dan CV.Sinur Jaya Pig Farm dapat terlaksana dengan
baik dan lancar sesuai dengan jadwal yang terencanakan dan dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Adapun penyusunan laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran
secara lengkap mengenai kegiatan PPL yang telah dilaksanakan di CV Dynata Farm dan
CV.Sinur Jaya Pig Farm.
Dalam penyelesaian laporan ini, banyak motivasi dan bantuan yang saya terima
untuk menyelesaikan laporan PPL ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
`mengucapakan terimakasih kepada :
iii
9. Teristimewa kepada Orang tua, kepada saudara-saudari yang selalu memberikan
dukungan dan doa. Tanpa dukungan dari keluarga, penulis tidak mampu
menyelesaikan laporan PPL ini sampai ke tahap akhir
Dalam penulisan laporan PPL ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
II.2.7. Sistem Penanganan Kesehatan Ternak Babi.............................. 26
vi
IV.1.11.................................Sistem Penanganan Limbah Sapi Potong
...............................................................................................50
IV.2. Usaha Ternak Babi CV. Sinur Jaya Pig Farm 3.............................. 50
IV.2.1. Sejarah CV. Sinur Jaya Pig Farm 3........................................... 50
IV.2.2. Struktur dan Organisasi Perusahaan.......................................... 50
IV.2.3. Sistem Perkandangan CV. Sinur Jaya Pig Farm 3.................... 51
IV.2.4. Populasi Ternak Babi................................................................ 52
IV.2.5. Peralatan dan Sarana Pendukung.............................................. 52
IV.2.6. Manajemen Pemberiaan Pakan................................................. 53
IV.2.7. Pengendalian Penyakit.............................................................. 54
IV.2.8. Manajemen Produksi Ternak Babi............................................ 54
IV.2.9. Manajemen Reproduksi Ternak Babi........................................ 55
IV.2.10.........................Manajemen Pengolahan Limbah Ternak Babi
...............................................................................................57
IV.2.11................................................................Sanitasi / Biosecurity
...............................................................................................57
IV.2.12............................................................Pemasaran Ternak Babi
...............................................................................................57
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan....................................................................................... 58
V.1.1. Ternak Sapi Potong................................................................... 58
V.1.2. Ternak Babi............................................................................... 58
V.2. Saran................................................................................................. 58
V.2.1. Ternak Sapi Potong................................................................... 58
V.2.2. Ternak Babi............................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 60
Lampiran......................................................................................................... 63
vii
DAFTAR TABEL
viii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
1
Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai
kontribusi terbersar sebagai penghasil daging, susu, tenaga kerja dan untuk pemenuhan
kebutuhan pangan manusia khususnya protein hewani. Daging sapi merupakan salah
satu bahan pangan asal ternak yang mengandung giji yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pertumbuhan dan kesehatan. Daging sapi merupakan 1 dari 5 komoditas
bahan pangan yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014 sebagai komoditas strategis.
Konsumsi daging nasional pada tahun 2005 sebesar 0,99 kg/capital/tahum dan terus
meningkat sampai 2012 hingga menjadi 2,16 kg/kapital/tahun 2013 (Departemen
Pertanian, 2012). Permintaan daging sapi diperkirakan akan terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya protein hewani, pertambahan jumlah penduduk, dan meningkatnya daya beli
masyarakat.
Keberhasilan usaha penggemukan sapi potong tersebut, tidak lepas dari
segala persiapan atau perencanaan sebelim dilaksanakannya proses produksi.
Perencanaan tersebut meliputi faktor lokasi, perkandangan dan ketersediaan
pakan. perencanaan yang baik akan mempengaruhi terhadap pengembangan
usaha, apa bila persiapan telah dilakukan dengan baik maka proses produksi siap
dilaksanakan. proses produksi meliputi pengadaan bakalan, pemberian pakan,
sanitasi dan pencegahan penyakit. Setelah proses produksi berakhir, dilakukan
pemasaran produk yang dilanjutkan dengan analisis usaha. Tahap selanjutnya
dilakukan evaluasi untuk untuk perbaikan usaha, oleh sebab itu mananjemen
produksi menjdi sangat penting dan perlu diperhatikan dalam usaha
penggemukan sapi potong.
Usaha peternakan babi merupakan usaha yang sudah dilakukan dalam kurun
waktu yang cukup lama, namun belum ditemukan informasi tertulis, kapan
sebetulnya peternakan babi di Indonesia dimulai. Untuk memperoleh hasil yang
optimal dalam menjalankan usaha ternak babi terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu ketersediaan bibit yang memadai baik dari segi kualitas
maupun kuantitas dan tata laksana pemeliharaan meliputi perkandangan,
kebersihan kandang, sanitasi/biosecurity, penggemukan, pemeliharaan induk,
2
anak babi, ternak babi jantan serta penangan hasil produksi. Satu hal yang sangat
menentukan keberhasilan usaha peternakan adalah manajemen pemeliharaan.
Apabila manajemennya kurang baik usaha peternakan babi akan mengalami
kerugian dan kegagalan. Manajemen pemeliharaan ternak babi sangat tergantung
pada pengetahuan peternak. Oleh karena itu untuk memajukan usaha dalam
bidang peternakan dibutuhkan tenaga yang terampil dan profesional yang
mampu menerapkan teknologi di bidang peternakan. Perguruan tinggi
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempersiapkan para mahasiswa
sebagai tenaga kerja yang terampil dan menyelesaikan masalah peternakan,
dimana fakultas peternakan menjalin hubungan kerjasama pada perusahaan-
perusahaan peternakan untuk mengikuti Pelatihan dan Program Praktek
Lapangan (PPL).
Program Praktek Lapangan (PPL) di CV. Dynata Farm dan CV. Sinur Jaya
Pig Farm adalah keterampilan teknis, sistem pemeliharaan dan pengkaji aspek
keterpaduan usaha dengan lingkungan sekitar Melalui Program Praktek
Lapangan (PPL) ini diharapkan mahasiswa mampu mengevaluasi secara
langsung ilmu dan penerapan teknologi yang diperoleh selama perkuliahan.
3
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri mahasiswa serta meningkatkan
kompotensi dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
I.4. Ternak Sapi Potong
Sapi adalah hewan ternak angggota famili Bovidae dan Subfamilia
Bovinae. Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya
penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya di
dalam kehidupan masyarakat. Seekor atau kelompok ternak bisa mengasilkan
berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging,
disamping ikutan lainya seperti pupuk kandang, kulit dan tulang (Sudarmono
dan Bambang, 2008). Sapi pedaging memiliki ciri-ciri diantaranya adalah bentuk
tubuh padat, dada dalam dan lebar, dilihat dari samping bentuk tubuh seperti
persegi panjang, badan seluruhnya berisi daging, kepala pendek dan lebar pada
bagian dahi, leher dan. bahu tebal, punggung dan pinggang lebar, laju
pertumbuhannya cepat, efisiensi pakan tinggi, dan jaringan di bawah kulit tebal
(Purnomoadi, 2003).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodatctyla
Famili : Boviade
Genus : Bos
5
2.1.2. Jenis Sapi Potong
Adapun jenis-jenis sapi potong yang sudah banyak dikenal atau masih
dikembangkan di CV. DYNATA FARM adalah:
1. Sapi Bali
Sapi Bali (Bos sondaicus) telah mengalami proses domestika yang terjadi
sebelum 3.500 SM di wilayah Pulau Jawa atau Bali dan Lombok. Hal ini
diperkuat dengan kenyataan bahwa sampai saat ini masih dijumpai banteng yang
hidup liar di beberapa lokasi di Pulau Jawa, seperti di Ujung Kulon serta Pulau
Bali yang menjadi pusat gen sapi Bali. Sapi Bali dikenal juga dengan nama
Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bilbos javanicus,
meskipun sapi Bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus atau Bos
indicus. Pedet jantan maupun betina sejak lahir hingga berumur 1,5 tahun
memiliki warna bulu sawo matang kemerahan. Namun setelah berumur 1,5
tahun keatas warna bulu pedet jantan berubah menjadi hitam hingga dewasa.
Sedangkan sapi betina tetap berwarna merah. Warna hitam dapat berubah
menjadi merah bata jika dikastrasi, karena pengaruh hormon testosteron.
Sedangkan warna bulu sapi betina tidak akan berubah.
Pada punggung sapi bali akan selalu ditemukan garis belut, yaitu bulu
hitam yang membentuk garis memanjang dari gumba hingga pangkal ekor, dan
ini akan ditemukan pada sapi jantan maupun betina. Selain itu bulu pada kaki
yang berada di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Warna bulu
putih juga terdapat pada bibir bagian atas dan bawah, ujung ekor dan tepi daun
telinga. Terkadang juga akan dijumpai diantara bulu badan yang berwarna
coklat, berupa bintik putih, namun ini merupakan penyimpangan genetik yang
hanya berkisar 1% dari populasi. Kulit berwarna putih juga akan dijumpai pada
bagian pantat dan paha bagian dalam berbentuk oval (white mirror).
Ciri fisik dari jenis Sapi Bali yaitu :
badan berukuran sedang dan bentuk badan yang memanjang
kepala agak pendek dengan dahi datar, badan padat dengan dada yang dalam
6
tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir.
Sapi bali berkaki ramping agak pendek menyerupai kaki kerbau
Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam
Tanduk pada sapi bali jantan tumbuh agak keluar kepala, sebaliknya untuk
betina tumbuh condong ke dalam
2. Sapi Limousin
Sapi Limosin merupakan sapi yang ditemukan di Haulte-Vienne, Prancis
dimana awal mula ditemukan sapi ini dibuktikan dengan lukisan dinding di Gua
Lascaux pada abad ke 18. Selama beradababad, sapi ini telah didomestikasikan
(diternakan). Sapi Limousin diternakan untuk diambil dagingnya dan juga
dijadikan sebagai sapi pekerja untuk pertanian karena kekuatan dan kecepatanya
dalam pengolahan tanah, secara genetik, sapi Limousin adalah sapi potong yang
berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai
volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi
diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat,
sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Di Indonesia
sapi Limousin disilangkan dengan berbagai jenis sapi lain, misalnya dengan sapi
Peranakan Ongole, sapi Brahman atau sapi Hareford.
Keunggulan sapi limousin adalah :
Sapi limousin mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan jenis
sapi yang lain sehingga sapi ini sangat cocok untuk di jadikan sebagai usaha
budidaya.
Ukuran berat badannya lebih dari jenis sapi lain sehingga mempunya daging
yang lebih banyak.
Sapi ini mempunyai daging dengan kualitas yang baik dan cocok untuk
dijadikan makanan konsumsi
Waktu untuk penggemukan sapi limousin lebih pendek dan cepat Sapi limousin
lebih tahan terhadap penyakit yang biasa menyerang sapi terutama penyakit
antraks.
7
Kelemahan sapi limousine:
Peternak mengatakan bahwa kelemahan sapi ini adalah harga bibitnya yang
mahal.
3. Sapi Brahman
Ciri-ciri sapi Brahman mempunyai punuk yang besar dan gelambir yang
memanjang berlipat-lipat dari kepala ke dada.. Karakteristik sapi Brahman berukuran
sedang dengan berat jantan dewasa 800-1000 kg, sedangkan betina 500-700 kg, berat
pedet yang baru lahir antara 30-35 kg, dan dapat tumbuh cepat dengan berat sapi
kompetitif dengan jenis sapi lainnya. Presentase karkas 48,6-54,2 dan pertambahan
berat harian 0,83-1,5 kg. Sapi Brahman memiliki warna yang bervariasi dari abu-abu
muda dan abu-abu tua. Sapi jantan berwarna lebih tua dari sapi betina dan memiliki
warna gelap di daerah leher, bahu, dan paha bagian bawah.
4. Sapi Aceh
Sapi Aceh adalah sapi yang hidup dan berkembang biak di provinsi Aceh
dan umumnya dimiliki oleh petani pedesaan sejak dahulu hingga sekarang. Sapi
ini termasuk tipe sapi potong berukuran kecil serta mempunyai kontribusi yang
cukup besar bagi pemenuhan kebutuhan daging di daerah (Diskeswannak,
2011).
Ciri-ciri sapi aceh memiliki bentuk badan kecil, padat dan pada sapi
pejantan berpunuk sedangkan pada sapi betina tidak berpunuk namun bagian
pundaknya tidak rata sedikit menonjol dibanding sapi Bali betina. Diantara satu
daerah dengan kabupaten yang lain dalam provinsi Aceh terdapat sedikit
perbedaan baik dalam konformasi tubuh, tanduk, maupun warna bulu. Hal ini
mungkin disebabkan asal usul persilangan yang berbeda dari sapi India dan
sebagainya (Umartha, 2005). Pola warna bulu sapi aceh yang muda dan dewasa
sangat bervariasi yaitu coklat muda, coklat merah (merah bata), coklat hitam,
hitam dan putih kelabu. Warna coklat merupakan warna yang umum didalam
populasi sapi Aceh.
8
5. Sapi Simmental
Sapi Simmental adalah bangsa Bos Taurus, sapi ini merupakan hasil
persilangan antara sapi Jerman yang besar dan berkembang biak lebih kecil
pribumi ke Swiss. Sapi Simmental namanya berasal dari nama daerah dimana
ternak pertama kali dibiakan yaitu lembah Simme yang terletak di Oberland
Banner di Swiss.
Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di
negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua
Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini
merupakan tipe sapi perah dan pedaging Sapı simental atau orang sering
menyebutnya dengan sapi metal adalah sapi super dalam hal pertumbuhan dan
pertambahan berat badan. Peternak lokal sering menghargai sangat tinggi untuk
pedet sapi metal mi karena berbagai kelebihan sapi ini.
Jarang yang tahu bahwa selain sebagai penghasil daging yang potensial
alias sapi pedagang, sapi simmental ini juga merupakan sapi penghasil susu. Jadi
sapi metal atau sımental ini adalah sapi dwiguna yaitu sapi pedaging dan juga
sapi perah sapi susu Hanya saja di masyarakat kita sapi metal ini lebih populer
untuk penggemukan sebagai sapı penghasıl daging atau sapi potong.
Ciri fisik dari jenis sapi Simmental:
Bulunya berwarna kuning hingga kecokelatan
Bentuk badan sapı ini panjang, kompak dan tentunya padat
Kepala sapi simmental umumnya bewarn putih pada bagian atasnya
Bobot tubuh sapi Simmental jantan dewasa mampu mencapai 1.400 kg
Sapi ini memang tegrolong dalam sapi yang berukuran besar, baki pada waktu
melahirkan, penyapıhan hingga sapi dewasa
Sapi Simmental Betina dewasa 600 - 800 kg
Pertambahan bobotnya mencapai 1,5 - 2,1 kg hari, dengan mengetahui ciri- ciri
sapi simental, saat kita membeli sapi di pasar hewan tidak akan tertipu oleh agen
atau blantik, sehingga akan sangat akan merugikan kita sebagai peternak.
9
Keunggulan sapi simmental:
Jenis sapi potong unggul dengan bobot badan dewasa dapat mencapai 1.400 kg
Pertambahan bobot harian dapat mencapai 2,1 kg per hari
Persentase karkas daging sapi simental cukup tinggi, lemaknya tidak banyak
atau sedikit, sapı ini bisa untuk sapi perah ataupun sapi potong.
Kelemahan sapi simmental adalah:
Harga bibit yang mahal
Ketersediaan pakan yang harus cukup
Pemilik sapi simental harus menjaga ketersediaan pakan sepanjang tahun
termasuk hijau-hijauan dan pakan alternatif.
Pakan harus tersedia dengan kondisi yang cukup.
10
Ciri khas sapi Ongole adalah berbadan besar, berpunuk besar, bergelambir
longgar, dan berleher pendek. Kepala, leher, gelambir, dan lutut berwarna hitam,
terutama sapi jantan.
Kulit berwarna kuning dengan bulu putih atau kehitam-hitaman. Kulit di
sekeliling mata bulu mata, moncong, kuku. dan bulu cambuk pada ujung ekor
berwarna hitam
Kepala pendek dengan profil melengkung. Mata besar dengan sorot yang tenang
Tanduk pendek dan tanduk pada sapi betina berukuran lebih panjang
dibandingkan sapi jantan
Telinga panjang dan menggantung, Sapi Ongole akan dewasa kelamin pada
umur 24-30 bulan. Sapi Ongole tergolong lambat dewasa. Jenis sapi ini akan
mencapai dewasa pada umur 4-5 tahun.
Bobot maksimal sapi dewasa 600 kg dan sapi betina dewasa 400 kg. Persentase
karkas 45-58% dan perbandingan daging sefta tulang 4,25.
Mampu berdaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan, cepat bereproduksi
dan Tempramen bagus
Tahan terhadap ekto, endoparasit, pertumbuhan relatif cepat, presentase karkas
dan kualitas daging baik
Aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal sételah beranak dan
Jantannya memiliki kualitas semen yang baik.
11
menjalankan fungsi proses dalam tubuh secara normal karena pakan mempunyai
peranan yang penting baik diperlukan bagi ternak-ternak muda, maupun untuk
mempertahankan hidupnya dan menghasilkan produksi maupun reproduksi.
Pakan konsentrat adalah campuran bahan-bahan makanan yang dicampur
sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bahan makanan yang berfungsi untuk
melengkapi kekurangan gizi dari bahan makanan lainnya (hijauan). Pakan
konsentrat mempunyai kandungan serat kasar rendah dan mudah dicerna.
Pemberian pakan konsentrat per ekor per hari ± 1 % dari berat badan. contoh
bahan pakan konsentrat adalah dedak, bekatul, bungkil kelapa, molases, tetes,
jagung dan berbagai ubi.
Pakan hijauan diberikan pada sapi sebanyak 10 – 12 % dan pakan konsentrat
1 – 2 % dari bobot badan ternak. Pemberian hijaun dapat dilakukan 3 kali sehari
yaknik pada pukul 07.30 pagi, 12.00 siang dan pukul 17.00 sore har, sedangkan
pakan konsentrat diberikan pagi hari sebelum pemberian hijauan. Ketersediaa air
minum untuk ternak sapi adalah hal yang tidak kalah penting diperhatikan.
Kebutuhan air minum bagi sapi sebanyak 20 – 40 liter/ekor/hari, namun
sebaiknya diberikan secara adlibitum (tidak terbatas). Cara penyajian pakan
hijauan pada ternak sebaiknya dicincang pendek-pendek agar lebih mudah
dikonsumsi kemudian hasil cincangan rumput dibagi 6 bagian (untuk pagi 1
bagian, siang 2 bagian, dan sore sebanyak 3 bagian).
Hijauan merupakan bahan pakan utama bagi sapi potong berupa rumput
yang terdiri dari rumput unggul, rumput lapangan dan sebagian jenis
leguminosa. Bahan pakan hijauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan meliputi :
1). Rumput- rumputan, terdiri dari rumput liar (lapangan) atau rumput unggul
yang sengaja ditanam seperti : Ilalang, teki rumput gajah, rumput benggala; 2).
Daun-daunan berupa daun pisang, daun ubi kayu dan daun ubi jalar. Daun-daun
dari jenis kacang-kacangan banyak mengandung protein dan zat kapur yang
tinggi sangat baik digunakan untuk pakan ternak ruminansia
Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disusun sedemikian
rupa dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu
12
hari dan tidak mengganggu kesehatan ternak. Ransum dapat dinyatakan
berkualitas baik apabila mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrien secara
tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrien tersebut bagi ternak.
13
Rumus:
PBB Berat Badan Akhir−Berat Badan Awal . … . dimana:
h=
TenggangWaktu
kg
PBB h=Pertambahan Bobot Badan harian( )
hr
2.1.5. Karateristik Reproduksi Ternak Sapi Potong
Organ kelamin sapi jantan terdiri atas tiga komponen yaitu organ kelamin primer
yaitu testis, kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjar vesikularis, kelenjar
prostat, kelenjar bulbourethralis dan saluran-saluran terdiri atas epididimis serta duktus
deferens dan alat kelamin luar yaitu penis (Bearden et al., 2004). Testis adalah sepasang
organ reproduksi primer pada jantan yang berfungsi memproduksi spermatozoa, sekresi
hormon dan protein. Selain itu diproduksi estrogen dan berbagai jenis protein yang
berperan penting dalam fungsi spermatozoa.Sedangkan organ reproduksi sapi betina
terdiri dari ovarium,oviduk,uterus,cervix vagina dan vulva.
Sapi potong jantan sebagai pejantan harus memenuhi persyaratan-persyaratan
perkawinan pertama sapi potong jantan yang digunakan sebagai pejantan dianjurkan
umur 18 bulan, karena pada saat usia 18 bulan sel semen pejantan sudah matang dan
tubuh sapi potong jantan sudah dewasa,mampu mengawini sapi betina dan kualitas
produksi semen cukup baik.Sedangkan sapi betina pertama kali dikawinkan umur 19,87
bulan,hal ini sesuai dengan pendapat Handiwirawan dan Subandriyo (2007) yang
menyatakan bahwa umur pertama kali betina Simmental dikawinkan adalah 18-24
bulan.
Masa kering pada sapi betina mulai dilaksanakan kira-kira delapan minggu sebelum
ternak tersebut melahirkan.Tujuan dilaksanakannya masa kering pada sapi ternak yang
bunting ini adalah untuk mengembalikan kondisi tubuh atau memberi istirahat pada sapi
dan mengisi kembali kebutuhan vitamin serta mineral dan menjamin pertumbuhan
foetus didalam kendang.Setelah sapi betina melahirkan umur yang baik untuk dapat
dikawinkan kembali yaitu setelah 60-90 hari setelah melahirkan (birahi ke-2 atau ke-3).
14
Sistem penggemukan pasture fattening, yaitu sapi yang digembalakan
dipadang penggembalaan sepanjang hari. Dengan sistem ini, ada ternak yang
tidak dikandangkan dan ada juga yang dikandangkan setelah malam hari atau
pada saat matahari bersinar terik. Padang penggembalaan yang baik adalah
padang tersebut ditumbuhi hijauan berupa rumput dan leguminosa. Sementara
padang penggembalaan yang hanya ditumbuhi rumput saja berdampak kurang
baik bagi laju pertumbuhan sapi. Bila memungkinkan, padang gembalaan yang
hanya ditumbuhi rumput sebaiknya ditanami leguminosa agar kualitas pakan di
padang menjadi lebih baik. Leguminosa mempunyai kemampuan untuk
menangkap nitrogen sehingga tanah dibawahnya menjadi lebih subur dan baik
untuk pertumbuhan rumput Selain itu, leguminosa juga memiliki kandungan
protein yang tinggi.
15
pemeliharaan sapi tersebut (Abidin, 2006). Kandang dapat dibuat dalam bentuk
ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang
tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran,
sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua
jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua
jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan. Kandang yang baik adalah
kandang yang memenuhi persyaratan, lokasi kandang, arah kandang, dan
kebersihan kandang. Syarat untuk mendirikan kandang adalah bahan bangunan
kandang yang ekonomis, tahan lama, awet, mudah didapat dan tidak
menimbulkan refleksi panas terhadap ternak yang dipelihara. Kandang harus
memberikan rasa nyaman bagi ternak dan pemilikinya, ventilasi yang cukup
untuk pergantian udara, mudah dibersihkan, dan tidak adagenangan air
(Ernawati, 2000). Lokasi kandang merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan karena menyangkut masalah keamanan, akses dan keramahan
lingkungan. Lokasi kandang yang dianjurkan adalah terpisah dari rumah dengan
jarak ± 10 meter, tidak berdekatan dengan fasilitas umum, letak kandang lebih
tinggi dari daerah sekitarnya, terdapat tempat penampungan kotoran, tersedia air
bersih yang cukup. Arah kandang bertujuan untuk mengatur cahaya dan angin
yang masuk ke kandang. Arah kandang untuk kandang tunggal menghadap ke
timur, untuk bangunan kandang majemuk membujur dari utara ke selatan. Hal
ini bertujuan untuk membantu proses pembentukan vitamin D dalam tubuh
ternak sekaligus pembasmi penyakit.
16
1,Sistem Ekstensif semua aktivitasnya dilakukan di padang penggembalaan yang
sama.Sistem pemeliharaan Ekstensif adalah sistem pemeliharaan sapi potong secara
tradisional.Tantangan terbesar dari pemeliharaan secara ekstensif adalah pengendalian
lingkungan,khususnya berkaitan dengan penyakit.Input usaha dengan sistem
pemeliharaan ekstensif tergolong rendah dibandingkan sistem pemeliharaan intensif.
2.Sistem semi-intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan dengan cara
digembalakan dan pakan disediakan oleh petemak, atau gabungan dan sistem ekstensif
dan intensif .Keuntungan dari pemeliharaan semi-intensif membutuhkan lebih sedikit
energi disbanding sistem intensif,membutuhkan lahan lebih sedikit dibanding sistem
pemeliharaan ekstensif,ternak masih bisa bergerak bebas dan bertingkah laku secara
alami,serta masih terdapat kesempatan untuk memanejemen kesehatan ternak.
3.Sistem intensif adalah sapi-sapi dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh
petermak (Susilorini, 2008).Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan
modern,ditemukan pada abad ke 19 seiring dengan perkembangan teknologi dan
sains,khususnya vaksin dan vitamin untuk ternak.Terlepas dari perannya dalam
memenuhi bahan pangan secara efektif dan efisien,sistem pemeliharaan intensif menuai
kontra terkait kesehjateraan hewan atau animal welfare,andilnya dalam memunculkan
Virus-virus baru,serta dampaknya terhadap lingkungan.
Usaha peternakan sapi potong didominasi oleh peternakan rakyat yang berskala kecil,
Peternakan bukanlah suatu hal yang jarang dilaksanakan Hanya saja skala
pengelolaannya masih merupakan usaha sampingan yang tidak diimbangi dengan
permodalan dan pengelolaan yang memadai. Hampir semua rumah tangga (terutama di
pedesaan) yang mengusahakan ternak scbagai kegiatan sehari-hari. Pengembangan sapi
potong sebagai salah satu ternak potong yang masih banyak mengalami hambatan
karena pemeliharaanya yang masih bersifat tradisional, sangat tidak menguntungkan.
2.1.9. Sistem Penanganan Kesehatan Ternak Sapi Potong
Upaya untuk pencegahan dan pengobatan panyakit pada sapi potong
yang paling utama adalah sanitasi dan disinfektan karena sanitasi merupakan
ujung tombak yang tidak bisa untuk diabaikan dalam suatu usaha peternakan.
Kusnadi (2006), berpendapat bahwa untuk program sanitasi pada pemeliharaan
17
intensif sapi-sapi harus dikandangkan sehingga memudahkan dalam
pengawasannya.
Penyakit yang timbul pada ternak sapi potong biasanya dibagi atas empat
macam yaitu: eksternal parasitis, internal parasitis, penyakit menular dan penyakit tidak
menular. Pencegahan terhadap timbulnya penyakit lebih penting dari pada mengobati.
Oleh karena itulah peternak selalu menjaga kesehatan dari pada ternak-ternaknya
melalui sanitasi yang baik, penyemprotan dengan desinfektan, vaksinasi secara teratur.
Ternak-ternak akan mudah tertular penyakit bila manajemennya kurang baik. Parasit-
parasit dan penyakit biasanya berkembang biak pada ternak-ternak yang kondisi tidak
baik dan dapat menyebar pada ternak-ternak yang sehat lainnya (Abidin dan
Simanjuntak, 1997). Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik, sehingga peternak
memperoleh pendapatan secara maksimal. Pengendalian penyakit dapat dilakukan
melalui usaha pencegahan penyakit dan pengobatan pada ternak yang sakit, namun
demikian usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatan. Vaksinasi
pencegahan hendaknya dianggap sebagai perlindungan tambahan dibandingkan dengan
pentingnya menjaga kebersihan. Keberhasilan vaksinasi jarang mencapai 100% dan
hewan muda mungkin peka, jadi hendaknya hati-hati untuk mengurangi resiko
intensitas dan penyebaran infeksi. Caranya adalah dengan menghindari kontak dengan
hewan sakit, kontak dengan lendir, kotoran dan benda-benda tercemar (Williamson dan
Payne, 1993). Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang
karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis
penyakit yang dapat menyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku
(PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.
18
disertai dengan pengertian mengenai kepentingan pangan dan gizi. Biasanya
kebutuhan daging dipasaran sangat erat hubungannya dengan kehidupan sosial
dan agama seperti musim haji, musim hajatan (pernikahan dan lain-lain), musim
natal dan tahun baru dan puncaknya adalah Hari Raya Idul Fitri atau bulan
Syawal. Pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan
pengetahuan masyarakat tentang gizi berpengaruh terhadap pola konsumsi
masyarakat kearah gizi berimbang sehingga memberikan peluang pemasaran
hasil-hasil peternakan. Disamping itu terbuka perdagangan internasional
mengakibatkan kemungkinan ekspor ternak dan hasil semakin meningkat bila
diikuti dengan peningkatan kualitas.
19
perkelahiran, selanjutnya dinyatakan bahwa karakter reproduksi bersifat unik
bila dibandingkan dengan sapi, domba dan kuda. Perbedaan yang paling penting
adalah bahwa babi merupakan hewan polytocous atau melahirkan anak lebih
dari satu (Blakely J dan Bade, 1992).
20
ke muka sejajar dengan kepala, tulang belakang panjang, lebar hampir bulat dan
badan besar serta daging banyak.
2. Babi Yorkshire
Babi Yorkshire dikenal pula dengan nama Large White, berasal dari
Inggris. Termasuk tipe babi bacon dengan persentase karkas tinggi dan
berkualitas baik. Ciri-ciri umum bangsa babi ini yaitu berwarna putih, halus,
tubuh panjang, besar atau melebar ke dalam, muka sedikit cekung dan telinga
tegak mengarah ke depan. Babi Yorkshire memiliki sifat keibuan yang baik, bisa
memelihara anak dengan baik dan produksi susu setiap laktasi cukup tinggi.
3. Babi Landrace
Babi Landrace termasuk bacon type atau babi tipe sedang, dengan
ukuran lebar tubuh sedang dan timbunan lemak sedang dan halus (Mangisah,
2003). Menurut sejarahnya, babi Landrace awalnya dikembangkan diDenmark,
kemudian masuk ke Amerika Serikat. Babi Landrace berasal dari persilangan
antara pejantan babi Large white dengan babi lokal Denmark. Babi Landrace
juga banyak digunakan untuk program persilangan babi-babi di daerah tropik,
terutama di Asia Tenggara (Reksohadiprodjo, 1995). Ciri-ciri babi Landrace
adalah berwarna putih dengan bulu yang halus, badan panjang, kepala kecil agak
panjang dengan telinga terkulai, kaki letaknya baik dan kuat, dengan paha yang
bulat dan tumit yang kuat pula serta tebal lemaknya lebih tipis. Babi Landrace
mempunyai karkas yang panjang, pahanya besar, daging di bawah dagu tebal
dengan kaki yang pendek (Mangisah, 2003).Budaarsa (2012) melaporkan bahwa
babi Landrace menjadi pilihan pertama para peternak karena pertumbuhannya
cepat, konversi makanan sangat bagus dan temperamennya jinak. Lebih lanjut
dilaporkan bahwa babi Landrace yang diberi pakan komersial (ransum yang
seimbang), maka pertambahan berat badannya bisa mencapai 1 kg per hari
dengan berat sapih pada umur 35 hari bisa mencapai 15 kg.
4. Babi Berkshire
Babi ini merupakan salah satu bangsa babi yang tertua yang berasal dari
Inggris dan merupakan tipe pedaging yang paling bagus. Ciri-cirinya yaitu tubuh
21
panjang, dalam dan lebar punggung sedang. Warna hitam dan warna putih di
keenam ujung tubuhhnya, muka pendek dan lebar, telinga sedang dan sedikit
condong ke depan.
5. Babi Duroc
Bangsa babi ini berasal dari Amerika Serikat dengan ciri-ciri berwarna
merah yang bervariasi mulai merah muda sampai merah tua. Tubuhnya panjang
dan membentuk busur yang dimulai dari leher sampai pangkal ekor, kepala
sedang dengan telinga terkulai ke depan dan muka agak cekung. Babi duroc ini
termasuk babi yang sangat keibuan dengan produksi susu cukup banyak.
6. Babi Saddleback
Babi Saddleback memiliki ciri-ciri yang hampir sama, warna hitam
dengan warna putih berbentuk pita lebar yang mengelilingi bahu sampai pada
kedua kaki depan. Tetapi Saddleback telinganya terkulai, babi ini berasal dari
Inggris.
7. Babi Tamworth
Babi ini merupakan salah satu bangsa babi tertua dan terkenal sebagai
babi tipe bacon yang paling bagus. Babi ini berasal dari Inggris. Ciri-ciri yang
dimiliki yaitu tubuh panjang, punggung kuat dan halus dengan kaki yang agak
panjang, kepala di antara telinga lebar, rahang rata dengan moncong yang
panjang, telinga sedang berdiri tegak, pertumbuhan agak lambat, tapi kualitas
dagingnya bagus.
22
babi itu banyak makan dan rakus, konversi terhadap makanan pun sangant
bagus, sehingga apabila pemeliharaannya baik, laju pertumbuhannya pun akan
baik pula.
Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan peternak dalam pemberian pakan
ransum pada ternak babi adalah sebagai berikut:
23
yang ditimbang sesaat sebelum babi dipotong (Narasasmita dan Mudikdjo,
1979). Bobot badan babi merupakan salah satu indikator produktivitas ternak
yang dapat diduga berdasarkan ukuran linear tubuh babi. Perbedaan bobot badan
dewasa bobot pedaging yang berbeda-bedaakan menghasilkan tingkat
kegemukannya yang berbeda pula pada umur dan makanan yang sama
(Parakkasi, 1999). Perbedaan bobot badan tersebut dikarenakan adanya
perbedaan pertambahan bobot badan harian, rataan pakan yang dikonsumsi
masing-masing individu, jumlah pertambahan otot tiap hari serta perbedaan
jumlah lemak yang telah disimpan oleh tubuh. Perbedaan tersebut akan
menjadikan komposisi tubuh atau frame size ternak berbeda.
2. Pertambahan Bobot Badan
Meningkatnya pertambahan berat badan ternak babi seiring dengan
bertambahnya pemberian pakan konsentrat karena kelengkapan gizi yang
terkandung dalam pakan komplit. Terpenuhinya zat gizi dapat mendukung
peningkatan pertumbuhan ternak babi. Beberapa faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan sebelum lapas sapih adalah genotip, bobot lahir,
produksi susu induk, jumlah anak perkelahiran, umur induk, jenis kelamin, dan
umur sapih. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang
dipakai, tingkat nutrisi pakan, kesehatan dan iklim. Pertumbuhan asalah
pertambahan berat badan atau ukuran tubuh sesuai dengan umur, sedangkan
perkembangan adalah hubungan dengan adanya perubahan ukuran serta fungsi
dari berbagai tubuh semenjak embrio sampai menjadi dewasa. Proses
pertumbuhan ternak dimulai sejak awal terjadinya pertumbuhan sampai anak
lahir, dilanjutkan hingga menjadi dewasa.
24
terdiri dari jaringan-jaringan duktus sebagai transportasi spermatozoa dari testis
ke bagian luar, dan termasuk di dalamnya duktus effrerent, epididimis, fasa
differentia, penis dan uretra. Sedangkan organ 10 asesori terdiri dari kelenjer
prostat, seminal vesicles dan kelenjar bulbourethral. Testis adalah alat
reproduksi primer pada pejantan. Fungsi utama utamanya adalah menghasilkan
sel-sel sperma dan hormon-hormon jantan. Kedua testis terbungkus dalam
skrotum yang melindungi testis dan membantu mempertahankan temperatur
testis sekitar 9°C lebih rendah dari temperatur tubuh. Kelenjar-kelenjar asesoris
yang terdapat pada babi pejantan adalah vesica seminalis, prostata dan cowper.
Kelenjar vesica seminalis dan prostata menghasilkan cairan yang biasanya
dilepaskan sebelum fraksi yang kaya sperma keluar selama ejakulasi. Kelenjar
cowper menghasilkan cairan menyerupai gel yang diduga bertindak sebagai
pengisi untuk mengurangi sperma yang mati sewaktu melakukan inseminasi
buatan (Sihombing, 2006). Penis adalah organ kopulasi jantan, membentuk
secara dorsal di sekitar uretra dari titik uretra di bagian pelvis, dengan lubang
uretra eksternal pada ujung bebas dari penis. Sapi, babi hutan dan domba
memiliki lentur sigmoid, sebuah lengkungan berbentuk S pada penis yang
memungkinkan untuk di tarik kembali sepenuhnya ke dalam tubuh. Glan penis
yang merupakan ujung bebas dari penis, disuplai dengan saraf sensorik yang
merupakan homolog dari klitoris betina. Babi jantan sudah matang kelamin pada
umur 5-6 bulan, namun babi jantan yang dipergunakan sebagai
pemacek/pejantan haruslah yang sudah berumur 8-10 bulan. Pejantan yang
masih berusia sekitar 8 bulan hanya 11 boleh mengawini satu kali per hari dan
hanya boleh dipakai satu kali seminggu. Pejantan yang sudah berusia di atas satu
tahun bisa mengawini dua babi betina dalam sehari. Selain itu pejantan tidak
boleh dipergunakan secara berlebihan, atau dalam satu minggu dikawinkan
maksimal tiga kali.
2. Reproduksi organ ternak babi betina
Organ reproduksi betina terdiri atas organ reproduksi primer dan organ
reproduksi sekunder. Organ reproduksi primer adalah ovarium, sedangkan organ
25
reproduksi sekunder adalah saluran reproduksi yang terdiri dari tuba fallopii
(oviduct), uterus, serviks, vagina dan vulva. Fungsi organ sekunder ini adalah
menerim dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina, memberi makan
dan melahirkan individu baru. Ovarium adalah alat reproduksi primer karena
berfungsi sebagai penghasil sel telur (ovum) dan hormon (estrogen dan
progesteron). Dua komponen pada ovarium yang sangat penting adalah folikel
dominan dan korpus luteum. Sel telur akan berkembang di dalam ovarium
sejalan dengan pertumbuhan folikel yang membungkusnya. Folikel akan tumbuh
dari folikel primordial, primer, sekunder, hingga mencapai folikel dominan dan
folikel de Graaf, yang siap diovulasikan.Umur yang dianjurkan untuk
perkawinan pertama babi betina adalah 8 sampai 10 bulan.
Keberadaan folikel dominan dan corpus luteum pada ovarium merupakan
penentu dari ada tidaknya aktivitas ovarium, yang memiliki makna sejalan
dengan bisa atau
tidaknya induk babi memproduksi anak atau bibit babi, dan kondisi ini hanya ada pada
babi betina yang mempunyai siklus reproduksi normal. Induk babi yang mengalami
gangguan reproduksi, khusunya gangguan folikulogenesis, maka tidak akan terbentuk
folikel dominan. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium adalah estrogen dari sel-sel
folikel dan progesteron dari sel-sel corpus luteum. Hormon ini berperan penting dalam
menyiapkan alat-alat reproduksi untuk kebuntingan dan memelihara kebuntingan
sampai melahirkan anak. Proses produksi hormon ovarium dikendalikan oleh hormon
gonadotropin dari hipofise seperti: FSH, LH, LTH atau prolaktin yang merangsang
pertumbuhan folikel, menyebabkan ovulasi dan pembentukan corpus luteum serta
menyebabkan corpus luteum bersekresi. Pada induk babi yang mengalami gangguan
reproduksi, khusunya gangguan ovulasi karena kurangnya hormon Luteinizing
Hormone (LH) maka tidak akan mencapai terbentuknya corpus luteum di dalam
ovariumnya.
26
Untuk mencapai keberhasilan di dalam usaha peternakan khusunya ternak
babi, antara lain perlu diusahakan suatu bangunan kandang yang baik. Sebab
hanya kandang yang baiklah yang akan mampu:
Yang dimaksud dengan kandang yang baik disini ialah, suatu bangunan
kandang yang dibangun menurut aturan kandang yang benar. Ada berbagai
macam kandang babi, masing-masing bisa dibedakan menurut konstruksi dan
kegunaannya. Menurut kegunaannya, kandang babi bisa dibangun sesuai dengan
tujuannya, masing-masing dengan ukuran dan perlengkapan yang berbeda-beda.
1. Kandang Induk
Kandang induk yang efisien ialah jika kandang tersebut nyaman bagi
induk dan sekaligus nyaman bagi anak-anak yang dilahirkan, sehingga anak-
anaknya bisa mendapatkan kesempatan hidup pada kandang tersebut. Pada
pokoknya kadang babi induk bisa dibedakan antara kandang individual dan
kelompok.
a) Kandang Individual
Pada kandang induk individual, satu ruangan hanyalah disediakan untuk
seekor babi. Konstruksi kandang individual ialah kandang tunggal, di mana
kandang hanya terdiri dari satu baris kandang. Atap bagian depan dibuat lebih
tinggi dari pada bagian belakang, pada saat hujan atap bagian depan diusahakan
bisa ditutup. Untuk ukuran kandang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2 m
2. Panjang 2,5 m, ditambah halaman pengumbaran yang terletak di belakang
sepanjang 4 m
3. Tinggi tembok 1 m
4. Lebar 3 m.
27
Pada ren (halaman pengumbarannya) yang berukuran panjang 4 m itu
lantainya bisa dibuat dari pasangan semen, tanah atau batu, di mana induk bisa
makan di situ pula. Sedangkan untuk diding depan bisa dibuat dari tembok,
bamboo, papan atau bahan lain seperti anyaman kawat. Tetapi apabila dinding
itu bahannya dari kawat, harus diusahakan dengan anyaman yang kecil, dan kuat
supaya anak-anaknya tidak bisa keluar. Kandang ini perlu dilengkapi dengan
guard-rail (pintu penghalang) yang terletak di dalam, guna mencegah babi kecil
mati tertindih, lampu pemanas, diberikan tilam dari jerami kering yang bersih
serta dilengkapi dengan tempat makan khusus untuk anak-anak babi. Tempat
makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu makanan
yang diberikan kepada anak-anaknya.
b) Kandang Kelompok
Pada dasarnya kandang induk kelompok ini sama seperti pada kandang
individual. Biasanya konstruksi kandang ini ialah kandang ganda, sehingga bisa
dilengkapi dengan gang/jalan yang dapat dipakai untuk memberikan makanan
dan air minum, sedang alat perlengkapan lainnya sama seperti pada kandang
tunggal.
2. Kandang Fattening
Kandang fattening ini pada prinsipnya sama dengan kandang induk, akan
tetapi perlengkapan dan ukuran lebih sederhana, masing-masing bisa dibangun
konstruksi tunggal atau ganda. Konstruksi ganda ini bisa dipakai untuk
kelompok fattening yang jumlahnya lebih besar, namun tiap-tiap unit tak akan
melebihi 12 – 15 ekor. Di samping kandang fattening ini berbentuk kandang
kelompok, tetapi ada pula yang berbentuk battery. Kapasitas/ukuran:
3. Kandang Pejantan
28
Kandang pejantan dibangun khusus, terpisah dengan babi induk, dan usahakan agar
bangunan itu kuat, yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran, agar pejantan bisa
exercise(lantai) dan bisa melihat babi-babi betina dari halaman. Ukuran :
a) 2 x 3 m dan halaman 4 x 3 m
b) Tinggi kandang, bagian depan 2 m, belakang 1,5 m.
29
III. METODE PROGRAM PRAKTEK LAPANGAN
30
Metode ini di lakukan dengan cara mencari, mengamati secara langsung dan
mencatat semua kegiatan yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan ternak.
Metode observasi mencakup :
a. Manajemen Kesehatan mencakup :
Sanitasi kandang
Pencegahan penyakit dan pemberian vitamin
b. Manajemen pembuatan dan pemberian pakan mencakup :
Jenis pakan yang diberikan.
Cara pemberian pakan.
c. Manajemen Pengembalaan
2. Interview
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan proses tanya jawab langsung
dengan pekerja.
3. Praktek lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara mengikuti secara langsung atau ikut ambil
kegiatan di lapangan.
4. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan informasi atau
referensi pendukung yang berkaitan dengan manajemen pemeliharaan ternak sapi
dengan memanfaatkan studi pustaka yang tersedia berupa, artikel, jurnal, dan buku.
31
Sanitasi kandang
Pencegahan penyakit dan pemberian vitamin
e. Manajemen pembuatan dan pemberian pakan mencakup :
Jenis pakan yang diberikan.
Cara pemberian pakan.
f. Manajemen Pengembalaan
6. Interview
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan proses tanya jawab langsung
dengan pekerja.
7. Praktek lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara mengikuti secara langsung atau ikut ambil
kegiatan di lapangan.
8. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan informasi atau
referensi pendukung yang berkaitan dengan manajemen pemeliharaan ternak sapi
dengan memanfaatkan studi pustaka yang tersedia berupa, artikel, jurnal, dan buku.
32
12:00 Mengisi air minum sapi
12:30 Istirahat
15:00 Mengisi gudang pakan dengan jerami
kering
17:00 Pemberian jerami
22 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Membersihkan kandang
12:00 Istirahat
16:00 Memberi makan sapi
17:00 Mengisi air minum dalam kandang
23 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Mengambil jerami
12:00 Istirahat
13:30 Fermentasi jerami
17:00 Memberi pakan sapi
24 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Kebersihan kandang
12:00 Istirahat
17:00 Memberi pakan sapi
25 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:30 Kebersihan kandang
12:00 Istirahat
17:00 Memberi pakan sapi
26 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
33
07:00 Sarapan
09:00 Kebersihan kandang
12:00 Istirahat
14:00 Mengembalakan sapi
17:00 Memberi pakan sapi
27 Agustus 2023 09:00 Jual bungkil kelapa sawit
13:00 Kebersihan kandang
15:00 Istirahat
16:40 Memberi pakan sapi
17:30 Jual bungkil kelapa sawit
28 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Mengambil jerami
12:00 Istirahat
13:30 Membuat fermentasi jerami
16:30 Mengambil jerami
17:00 Memberi pakan sapi
29 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:30 Sarapan
08:00 Mengambil jerami
12:00 Istirahat
13:30 Membuat fermentasi jerami
16:30 Mengambil jerami
17:00 Memberi pakan sapi
30 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:30 Sarapan
08:00 Mengambil jerami
12:00 Istirahat
13:30 Membuat fermentasi jerami
34
16:30 Mengambil jerami
17:00 Memberi pakan sapi
31 Agustus 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:30 Sarapan
08:00 Mengambil jerami
12:00 Istirahat
13:30 Membuat fermentasi jerami
16:30 Mengambil jerami
17:00 Memberi pakan sapi
1 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Mengambil jerami
12:00 Istirahat
13:30 Membuat fermentasi jerami
16:30 Mengambil jerami
17:00 Memberi pakan sapi
2 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Mengambil jerami
12:00 Istirahat
13:30 Membuat fermentasi jerami
16:30 Mengambil jerami
17:00 Memberi pakan sapi
3 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Kebersihan kandang
12:00 Istirahat
16:30 Menyuntik sapi (IM) dengan Limoxin LA 5
ml
35
17:00 Memberi pakan sapi
4 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
07:30 Kebersihan kandang
11:30 Istirahat
15:00 Bongkar onggok
15:30 Istirahat
17:00 Memberi pakan sapi
5 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Kebersihan kandang
09:00 Menanam rumput
12:00 Istirahat
15:00 Belajar menyusun ransum
16:30 Memberi pakan sapi
6 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Kebersihan kandang
11:00 Istirahat
15:00 Menggiling bungkil
17:00 Memberi pakan sapi
7 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
07:00 Sarapan
08:00 Kebersihan kandang
11:00 Istirahat
14:30 Menimbang bungkil sawit
16:00 Memberi pakan sapi
20:00 Muat bungkil dan onggok
8 September 2023 06:30 Memberi pakan sapi
36
07:00 Sarapan
08:00 Kebersihan kandang
11:00 Istirahat
15:00 Memberi pakan sapi
37
16:30 Pengasapan kandang
18:00 Pemberian pakan
19:00 Mengawinkan babi
26 Juli 2023 06:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan babi
09:00 Membersihkan peralatan kandang
10:00 Sarapan
10:30 Menjual babi
13:00 Istirahat
13:30 Menggiling jagung
16:00 Membersihkan kandang
18:00 Memberi pakan
27 Juli 2023 06:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan
06:15 Membantu babi yang melahirkan
11:00 Istirahat
12:00 Jual babi
13:00 Istirahat
15:30 Mengaduk pakan
16:00 Membersihkan kandang
18:00 Memberi pakan babi
28 Juli 2023 06:00 Membersihkan kandang
07:30 Sarapan
08:00 Memandikan dan memberi pakan babi
10:00 Memberi obat pada anak babi “Baycox
5%” sebanyak 1 ml
11:30 Istirahat
15:00 Membersihkan kandang
38
18:00 Memberi pakan babi
29 Juli 2023 06:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan
8:30 Sarapan
11:00 Mengkarantina babi
12:30 Istirahat
14:00 Menyuntik Colibat untuk babi mencret
dan sulpidon untuk babi demam
15:30 Membersihkan kandang
18:00 Memberi pakan
30 juli 2023 06:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan
08:30 Sarapan
11:30 Mengaduk pakan
15:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan
17:30 Penyuntikan B Kompleks
18:00 Memberi pakan
31 Juli 2023 06:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan
10:00 Istirahat
13:00 Mengaduk pakan
15:00 Membersihkan kandang
18:00 Memberi pakan
1 Agustus 2023 06:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan
08:00 Sarapan
10:00 Mengawinkan babi
11:30 Istirahat
39
12:00 Kastrasi anak babi
15:00 Membersihkan kandang
17:00 Menyuntik Ivomex untuk babi cacingan
18:00 Memberi pakan
2 Agustus 2023 06:00 Membersihkan kandang
08:00 Sarapan
10:00 Mengaduk pakan indukan dan
pembesaran
11:30 Istirahat
15:00 Membersihkan kandang
17:00 Mengawinkan babi
18:00 Memberi pakan
3 Agustus 2023 06:00 Membersihkan kandang dan pemberian
pakan
08:00 Sarapan
12:00 Menomori kandang
13:00 Menjual babi dan membeli jagung
16:00 Istirahat
16:30 Membersihkan kandang
18:00 Memberi pakan
19:00 Membeli jagung
4 Agustus 2023 06:00 Membersihkan kandang dan memberi
pakan
08:00 Sarapan
11:00 Menggiling jagung
13:00 Istirahat
13:30 Menggiling jagung
15:00 Istirahat
17:30 Memberi pakan
40
21:00 Membantu babi melahirkan
23:00 Istirahat
5 Agustus 2023 06:00 Membersihkan kandang dan pemberian
pakan
10:00 Istirahat
15:00 Pengadukan pakan pembesaran
16:30 Penyuntikan Perdex Plus dan
pemotongan gigi
17:00 Pemberian pakan
41
18:00 Memberi pakan
21:00 Menjual babi
9 Agustus 2023 06:00 Memberi pakan
08:30 Membersihkan kandang
11:00 Istirahat
12:00 Menjual babi
13:22 Istirahat
16:00 Mengawinkan babi
17:00 Pengadukan pakan
18:00 Pemberian pakan, suntik vitol 140 10 ml
untuk pejantan, suntik B Kompleks 10
ml untuk melahirkan, dan suntik Sulpig
3 ml untuk anak babi starter.
10 Agustus 2023 06:00 Memberi pakan
06:30 Mengawinkan babi
07:30 Istirahat
08:21 Membersihkan kandang
10:00 Istirahat
16:00 Mengawinkan babi
16:30 Membersihkan kandang
18:00 Memberi pakan
19:00 Suntik sulpig untuk anak babi
11 Agustus 2023 06:00 Memberi pakan
06:30 Istirahat
08:00 Membersihkan kandang
10:00 Menjemur jagung dan dedak
16:00 Membersihkan kandang
18:00 Memberi pakan
21:00 Menjual babi
42
12 Agustus 2023 06:00 Memberi pakan
07:00 Istirahat
08:00 Membersihkan kandang
10:00 Kastrasi babi
11:00 Istirahat
13:00 Suntik Sulpig untuk anak babi mencret
13:30 Istirahat
14:30 Menjual babi
43
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
44
ini telah dikontribusikan kepada pedagang dan peternak lainnya. Dan populasi ternak
sapi potong dan kurban sampai sekarang yaitu sebanyak 125 ekor.
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur Utama
45
Sumber: CV. Dynata Farm
Salim (2013) sapi potong merupakan jenis sapi yang di pelihara dengan tujuan utama
sebagai penghasil daging sehingga sering juga disebut sapi tipe pedaging, ciri-ciri sapi
pedaging adalah memiliki tubuh besar, kualitas daging maksimum dan mudah
dipasarkan, pertumbuhan cepat, jumlah karkas tinggi dan kualitas daging baik.
46
PBB Bobot Akhir−bobot Awal . … . dimana:
h=
Tenggang Waktu
kg
PBB h=Pertambahan bobot Badanharian( )
hr
47
semakin baik. Karena dengan semakin baiknya persyaratan kandang, ternak
yang dipelihara akan semakin sehat (Purbowati & Rianto, 2009).
Tipe Kandang untuk sapi potong di CV. Dynata Farm adalah tipe
kandang individu yang dimana tiap kandang terisi 1 ekor ternak sapi. Kandang
individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu
kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan
dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan
kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian
depan ternak mulai palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan
sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 m atau setinggi
badan sapi. Kelebihan kandang individu dibanding kandang kelompok yaitu :
sapi lebih tenang dan tidak mudah stress, pemberian pakan dapat terkontrol
sesuai dengan kebutuhan ternak, menghindari persaingan pakan dan keributan
dalam kandang.
Tipe kandang untuk sapi kurban di CV. Dynata Farm adalah tipe
kandang kelompok yang dimana tiap kandang terisi 8-9 ekor ternak sapi.
Kadang kelompok atau dikenal dengan koloni/komunal merupakan model
kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara
bebas tanpa diikat. Keunggulan model kandang kelompok dibanding kandang
individu adalah efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja rutin terutama
pembersihan kotoran kandang , memandikan sapi, deteksi birahi dan perkawinan
alam. Dalam hal ini satu orang tenaga kandang mampu menangani sekitar 80
ekor sapi. Tipe kandang kelompok ini beratap seluruhnya yang bertujuan agar
ternak terhindar dari pengaruh hujan dan matahari langsung. Lantai kandang
terbuat dari semen sehingga dapat mempermudah dalam membersikan kotoran
ternak sapi.
IX. Sistem Pemeliharaan Sapi Potong
Manajemen pemeliharaan sapi potong meliputi tiga sistem yaitu
pemeliharaan secara intensif, pemeliharaan secara semi intensif dan
pemeliharaan secara ekstensif
48
Adapun pemeliharaan yang meliputi tiga bagian diatas yaitu :
1. Sistem pemeliharaan intensif adalah sapi-sapi dikandangkan dan seluruh pakan
disediakan oleh petermak (Susilorini, 2008).
2. Sistem pemelihaan semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan
dengan cara digembalakan dan pakan disediakan oleh petemak, atau gabungan dan
sistem ekstensif dan intensif.
3. Sistem pemeliharaan ekstensif semua aktivitasnya dilakukan di padang
penggembalaan yang sama.
Di CV. Dynata Farm manajemen sistem pemeliharaan ternak sapi ada 2
yaitu secara intensif dan secara semi intensif.
49
dan didukung dengan kondisi lingkungan yang sesuai pakan ternak tersebut akan
berproduksi secara optimal.
Pemberian pakan konsentrat di CV. Dynata Farm untuk ternak sapi
potong yang dipelihara dengan sistem intensif dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi
dan sore. Pakan konsentrat yang diberikan merupakan pakan yang diolah oleh
perusahaan ini. Pemberian konsentrat yaitu sebanyak 60 kg/hari untuk
kebutuhan 8 ekor ternak sapi potong atau 6,5 kg/hari untuk setiap ekor ternak
sapi potong. Dan pemberian pakan hijauan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu
pagi hari, siang dan sore hari sebanyak 1 karung untuk keseluruhan kandang
ternak sapi potong.
Pada ternak sapi kurban yang dipelihara dengan sistem semi intensif
yaitu dengan cara digembalakan di padang pengembalan. Dan pada sore hari
diberikan pakan tambahan yaitu solid (ampas kelapa sawit).
Tabel 4. Formulasi Analisis Proksimat Pakan Konsentrat di CV. Dynata Farm
No Bahan Pakan Persentase (%)
1. Serat kasar 13
2. Protein kasar 14
3. TDN 78
Sumber: CV. Dynata Farm
Adapun bahan pakan penyusun ransum di CV.Dynata Farm yaitu:
Bungkil sawit, gaplek, bungkil kacang kedelai, molasses, garam, tumpi, amino pro,
vitamin dan premix D yang disusun berdasarkan Tabel 4.
XI. Sistem Pengendalian Penyakit Sapi Potong
Di dalam suatu usaha peternakan harus dilakukan upaya pencegahan
penyakit dengan tujuan agar ternak yang dipelihara tidak terganggu oleh
berbagai jenis penyakit sehingga temak dapat berproduksi dengan baik. Di CV.
Dynata Farm telah melakukan upaya pencegahan penyakit agar temak sapi
potong dan kurban yang dipelihara dapat memproduksi daging secara maksimal
sehingga dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Pencegahan penyakit yang dilakukan di CV. Dynata Farm adalah
50
a. Proses sanitasi dan kebersihan kandang
b. Pemberisihan lingkungan kandang
Penanganan penyakit biasanya dilakukan dengan penyuntikan antibiotika
dan mengobati penyakit ternak yang sedang diderita sapi tersebut. Penyakit yang
sering menyerang sapi potong di CV. Dynata Farm yaitu Septicaemia
Epizootica/ SE (Ngorok) dan Penyakit Mulut dan Kuku.
1. Septicaemia Epizootica/ SE (Ngorok)
Penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau biasa disebut penyakit
Ngorok merupakan penyakit yang sering menyerang sapi yang disebabkan oleh
kuman Pasteurella multocida serotipe 6B dan 6E. Kuman ini suka hidup
ditempat yang dingin dan lembab sehingga penyakit ini sering terjadi terutama
saat musim hujan tiba. Faktor pemicu terjadinya infeksi adalah rendahnya daya
kekebalan tubuh sapi yang disebabkan karena cekaman atau stress seperti terlalu
banyak dipekerjakan, pemberian pakan yang berkualitas rendah, kandang yang
penuh dan berdesakan, serta kondisi pengangkutan yang melelahkan pada
ternak. Gejala klinis yang dapat diamati pada sapi yang terinfeksi SE yaitu:
Keluar air liur terus menerus
kesulitan bernafas (ngorok)
Kondisi tubuh lemah dan lesu
Selaput lendir kemerahan
Tubuh gemetar
Selama Proses Pelaksanaan Kerja Lapangan (PKL) di CV. Dynata Farm kami tidak ada
menemukan ternak sapi yang terkena penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau
Ngorok.
2. Penyakit Mulut dan Kuku
a. Penyebab: Virus
b. Gejala: Luka atau lepuh pada selaput lendir mulut, kuku dan cela-cela kuku.
c. Pencegahan dan pengobatan:
1. Pembersihan kuku selalu dilakukan .
51
2. Merendam kuku pada larutan formalin dan larutan natrium karbonat 4%
sedangkan luka pada mulut dapat dibersihkan dengan larutan aluminium sulfat
5%.
3. Penyuntikan antibiotik mencegah infeksi sekunder.
Pencegahan menjadi hal yang lebih penting daripada pengobatan
penyakit. Pasalnya, di samping penggunaan obat akan menambah biaya produksi
juga keberhasilan pengobatan pun tidak bisa terjamin. Beberapa langkah
pencegahan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sebagai
berikut:
1. Selalu menjaga kebersihan sapi potong dan kandangnya
Sanitasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaga
kesehatan ternak sapi melalui serangkaian kegiatan kebersihan. Melakukan
sanitasi yang baik dan benar secara berkala, meminimalisir kejadian penyakit
pada ternak sapi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun
mikroorganisme pencemar.
Adapun rangkaian kegiatan kebersihan (sanitasi) yang dapat kita lakukan
setiap hari yaitu:
a) Selalu membersihkan peralatan yang telah digunakan
b) Menjaga kebersihan kandang
c) Menjaga kebersihan areal diluar kandang
d) Membersihkan badan ternak sapi bila dibutuhkan
e) Menjaga kebersihan petugas kandang
f) Selalu memperhatikan pakan yang diberikan kepada ternak sapi
2. Membuat kandang karantina
Kadang karantina digunakan kandang khusus mengisolasi ternak dari
ternak yang lain dengan tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu
penyakit. Kandang karantina letaknya terpisah dari kandang yang lain.
3. Melakukan vaksinasi
Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau sudah
dimatikan dengan prosedur tertentu, digunakan untuk merangsang pembentukan
52
kekebalan tubuh, sehingga tubuh dapat menahan serangan penyakit. Vaksinasi
dilakukan dengan tujuan untuk memicu respon tubuh ternak, dengan
memasukkan agen penyebab penyakit dengan dosis tertentu, yang diharapkan
mampu merangsang reaksi kekebalan yang akan meningkatkan sistem kekebalan
hewan/ternak untuk bereaksi secara cepat dan efektif terhadap penyakit yang
mungkin menyerang ternak di lapangan. Vaksinasi dirancang untuk mencegah
penyakit yang akan datang dan tidak berarti mencegah terjadinya
infeksi.Vaksinasi yang kami lakukan pada saat proses pelaksaan kerja lapangan
(PKL) ini adalah Vaksinasi Septicaemia Epizootica (SE).
53
pembesaran. Dengan jumlah kandang 11 kandang, seiring berjalannya waktu Kalit’s
Farm sudah mulai berkembang dan menambah kandang dengan tipe kandang individu
untu induk dan kandang kelompok untuk pembesaran. Bapak Pasogit dan Ibu Tiur
Hutauruk tidak memiliki latar belakang pendidikan peternakan, mereka merintis
peternakan secara otodidak dan belajar dari kenalan beliau.
IV. Struktur dan Organisasi Perusahaan
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan didalam menjalankan
kegiatan operasinya yaitu dengan adanya struktur organisasi.Struktur organisasi dapat
memperhatikan atau memperjelas batasan-batasan tugas dan tanggung jawab masing-
masing personil yang merupakan anggota dan organisasi perusahaan. Struktur
organisasi adalah bagian yang penting dari perusahaan karena struktur organisasi
memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki tujuan yang sama untuk mencapai
keberhasilan.
54
Pemilik CV
Administrasi
Koordinator
Anak kandang
lapangan
55
3. Kandang Pejantan
Kandang pejantan di Kalit’s Farm hanya diperuntukkan bagi satu ekor
pejantan yang terbuat dari beton. Kandang ini memiliki ukuran panjang 2 m,
lebar 1,9 m, dan tinggi 1,17 m kandang ini dibuat individu dengan ukuran luas
agar pejantan bebas beraktivitas. Tipe kandang yang digunakan di Kalt’s Farm
adalah sistem kandang tipe ganda dimana tipe kandang yang ternaknya saling
berhadapan (head to head) atau tolak belakang (tail to tail) dan dilengkapi
tempat minum. Jumlah ada 3.
4. Kandang Induk Melahirkan
Kandang yang dibuat khusus untuk induk babi melahirkan yang telah disediakan
tempat penghangat untuk anak babi. Ukuran kandang melahirkan adalah panjang 3 m,
lebar 1,9 cm, dan tinggi 78 cm. Jumlah kandang ada 6. Dan ukuran tempat penghangat
anak babi adalah panjang 1,1 m, lebar 94 cm, dan tinggi 46 cm yang dilengkapi dengan
lampu penghangat sebesar 25 watt. Jumlah ada 6.
56
VIII. Manajemen Pemberian Pakan
Pakan babi presarter - strater ialah pakan pabrikan 551 yang dicampur dengan jagung
yang diberikan langsung dikandang
Pakan induk :
1,5: 2,5: 1 (jagung 150 kg, dedak 250 kg dan konsentrat 100 kg) + premix
Mineral-10 8 bungkus (500 gram/ kemasan)
Toxin Binder ½ kg
Kunyit ¼ kg
Pemberian pakan/takaran pakan induk bunting :
57
Umur 1 bulan masa kebuntingan induk babi 3 kg/ekor (2 gayung)
Umur 3 bulan 10 hari/hamil tua induk babi 3 kg/ekor (2 gayung).
58
dengan pertambahan bobot badan tiap hari, tiap minggu atau periode waktu
lainnya. Basuki (2002) mengemukakan besarnya pertambahan bobot badan
ternak sangat dipengaruhi oleh manajemen dan lingkungan fisiologis terutama
pakan, sehingga apabila pakan yang dikonsumsi ternak belum mencukupi
kebutuhan ternak dalam hal ini kandungan nutriennya maka tidak dapat
mencapai pertumbuhan yang optimal Pertambahan bobot di CV. Sinur Jaya Pig
Farm 3 per harinya yaitu sekitar 0,7 Kg per hari.
59
hormon-hormon betina. Sebelum mencapai dewasa seksual, ribuan ovum yang
potensial terdapat dalam ovarium, tetapi telur-telur ini tidak dilepas sebelum
betina mencapai pubertas. Tuba fallopii atau oviduk, kecil dan strukturnya
menyerupai corong yang membawa telur dari ovarium ke uterus. Dekat ovarium,
ujung tuba fallopii melebar dan menyerupai corong. Selama koitus, semen
diangkut ke tuba Fallopii oleh kontraksi uterus dan disinilah terjadi fertilisasi
atau pembuahan (Sihombing, 2006).
3. Perkawinan Ternak Babi
Perkawinan ternak babi meliputi 2 macam yaitu kawin secara alamui dan
kawin IB (Inseminasi buatan). Sistem kawin alami merupakan dimana ternak
babi betina yang sedang birahi akan dikawinkan dengan pejantan yang ada
disekitar wilayah tersebut sedangkan system IB (Inseminasi buatan) merupakan
salah satu bentuk bioteknologi dalam bidang reproduksi yang memungkinkan
manusia untuk mengawinkan ternak tanpa perlu seekor pejantan utuh
(Kartasudjana, 2001). IB merupakan salah satu teknik perkawinan buatan
dengan menggunakan semen dari pejantan secara langsung dengan
tujuan untuk memperoleh ternak yang unggul dari segi kualitas maupun
kuantitas serta menghindari perkawinan sedarah (inbreeding) dan menghindari
penularan penyakit.
60
4.2.10 Manjemen Pengolahan Limbah Ternak Babi
Limbah Ternak Babi CV. Sinur Jaya Pig Fram 3 berupa kotoran
dikumpulakan terlebih dahulu sebelum kandang dibersihkan dan memandikan
babi. Kotoran dikumpulkan dengan menggunakan sekop dan sorongan. Lalu di
keringkan diarea terbuka seperti belakang kandang dan kotoran tersebut
dijadikan bahan untuk dibakar sebagai pengasapan kandang. Hal itu dilakukan
untuk memanfaatkan kotoran ternak babi dan menghemat kayu bakar, selain
dibakar kotoran dijadikan juga sebagai kompos tanaman seperti cabai dan
sayuran. Sedangkan limbah air penyuci kandang dan memandikan babi akan
dialirkan menuju septiteng yang telah disiapkan.
4.2.11.Sanitasi / Biosecurity
Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang meliputi kebersihan kandang dan
lingkungan yang bersih, karena dengan keadaan kandang serta lingkungan yang bersih,
kesehatan ternak maupun pemiliknya akan terjamin. Sebelum memasukui area kandang
dilakukan penyemprotan desinfektan, yaitu Formades (4 tutup botol / 15 liter ).
Disemprot 2 kali sehari pagi dan sore. Dan dilakukan pengasapan 24 jam yaitu dengan
membakar kotoran babi yang kering.
61
3. PENUTUP
1. Kesimpulan
5.1.1 Ternak Sapi Potong
Adapun kesimpulan yang penulis ambil dalam uraian ternak sapi potong
diatas adalah sebagai berikut:
1. Hal paling utama yang sangat diperhatikan dalam pemeliharaan sapi potong
adalah manajemen pakannya, manajemen kesehatan dan keberisihan
kandang.
2. Usaha sapi potong merupakan suatu usaha yang paling prospek untuk
memenuhi kebutuhan protein manusia.
3. Manajemen pakan dan pemeliharaan yang baik merupakan inti dari proses
produksi.
5.1.2. Ternak Babi
Adapun kesimpulan yg penulis ambil dari uraian ternak babi dan berdasarkan
hasil pengamatan selama Praktek Pengalaman Lapangan yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan atau peternakan Babi tersebut sudah memiliki manajemen
pemeliharaan yang tergolong baik dengan pembuktian bahwa ketika kasus
wabah ASF dan PMK tidak terjadi dikandang mereka.
2. Pengoptimalan pemberian pakan untuk mencapai target panen yang sudah
memadai sekitar 100 Kg dalam jangka waktu pemeliharaan 4 bulan, dengan
pertambahan bobot sekitar 0,4 Kg/hari.
3. Manajemen pengolahan dan pemanfaatan limbah yang sudah baik, dimana
limbah atau feses ternak tidak menimbulkan pencemaran atau bau disekitar area
peternakan.
2. Saran
III. Ternak Sapi Potong
Adapun saran yang penulis tunjukkan untuk CV. Dynata Farm adalah
sebagai berikut:
62
1. Agar kebutuhan logistik dan peralatan dapat dilengkapi dan di penuhi untuk
mempermudah kegiatan produksi di perusahaan.
2. Agar kandang yang rusak di perbaiki sehingga kenyamanan dan keamanan
ternak dapat terpenuhi.
3. Agar limbah kotoran dari ternak sapi sebaiknya ditampung dan diolah menjadi
pupuk kandang sehingga tidak mengakibatkan polusi udara.
4. Agar penyediaan air bersih dan tidak bau lebih baik disediakan karena kualitas
air minum juga mempengaruhi terhadap produksi ternak sapi.
63
DAFTAR PUSTAKA
64
Diskeswannak Aceh., 2011. Profil Sapi Aceh. Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan
Provinsi Aceh. Banda Aceh.
Erlangga. 2009. Info Ternak. http://www.infoternak.com/sapi-p-o
peranakanongole.html.
Ernawati. 2000. Laporan Hasil Gelar Teknologi Manajemen Usaha Pemeliharaan Sapi
Rakyat, BPTP Ungaran. Ungaran, Jawa Timur.
Feradis 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Hafez, 2000 Reproduction in Farm Animals 7th ed. Lippincotn William & Wilkins A
Wolter Kluwer Company. Pp 55-63.
H.K.D., A. B. 2008. Ternak Babi. Udayana University Press.Denpasar
Kadarsih. S. 2003. Peranan Ukuran Tubuh Terhadap Bobot Badan Sapi Bali di
Provinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian UNIB, Vol. 9 (1) : 45-48.
Kindersley, D 2010. Ensikopedia Dunia Hewam 2 Lantera Abudi Jakarta.
Kusnadi. 2006. Beternak Sapi Perah. Penebar Swadaya: Jakarta.
Mangisah, 2003. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Babi. Diktat Kuliah Umum.
Narasasmita dan Mudikdjo, 1979. Karateristik Produksi Ternak Babi.
Kanisius,Yogyakarta.
Narasasmita dan Mudikdjo, 1979. Karateristik Produksi Ternak Babi.
Kanisius,Yogyakarta.
Nugroho E, W. I. 1990. Beternak Babi. Semarang: Eka Offiset.
Pardosi, I. 2008. Beternak Babi Sebagai Salah Satu Alternatif Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat.
Purnomoadi, A. 2003. Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultasn Peternakan Universitas
Diponegoro. Semarang.
Parakkasi,A. (1999). Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta: Universitas
Indonesia .
Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan lengkap sapi potong. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rusnan, H. 2015. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Sapi Potong Dengan
Pola Integrasi Kelapa-Sapi DI Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi
65
Maluku Utara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
Manado. Manado.
Siagian, 1999. Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi. Institut Pertanian Bogor.
Sihombing, D. 1991. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sihombing, D. 1997. Ilmu Ternak Babi. Bogor : Fakultas Peternakan IPB.
Sihombing, D.T.H. 2006. Materi Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sugeng, Y (2006) Sapi Potong Jakarta: Penebar Swadaya
Suryanan. 2009. Pengembangan Usaha Sapi Potong Berorintasi Agribisnis Dengan
pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian. 28(1), hal 29-37.
Susilorini, E. T 2008. Budi Daya 22 Ternak Potenstal. Penebar Swadaya, Jakarta.
S.M., S. (1997). Ternak Potong dan Kerja. Jakarta: CV.Yasaguna.
Syafrial, Z., A. Yusri, E. Susilawati, & Bustami. 2007. Manajemen Pengelolaan
Penggemukan Sapi Potong. Laporan Hasil Pengkajian Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi.
Sosroamidjojo dan Soeradji, 1990. Peternakan Umum.Cv.Yasaguna Jakarta.
Setyaningrum, d. (2003). Manajemen Ternak Potong. Purwokerto: Unsoed.
Toelihere. (1993). Inseminasi buatan pada Ternak. Bandung: Angkasa Press.
Umartha, B.A. 2005. Mengenal Karakteristik Sapi Aceh. Balai Pembibitan Ternak
Unggul (BPTU) Sapi Aceh Indrapuri, Banda Aceh.
Wanasuria, S. (2010). Biosekuriti Pabrik Pakan. Yogyakarta: Kanisius.
Wingkel, P. (1997). Biosecurity in Poultry Production: Where are we and where do we
go. Prosiding 11th International Congress of the World Poultry
Associations.
Williamson, G dan W.J.A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.
Gajah Mada University Press Yogyakarta (Diterjemahkan oleh Djiwa
Darmadja dan Ida Bagus Djagra).
Williamson, G. and Payne, W.J.A. 1993. An Introduction to Animal Husbandry in the
Tropics. Third Edition. Longman Group Limited. London.Wirartha.2006.
Metode Penelitian Sosial Ekonomi. CV Andi Offset, Yogyakarta.
66
Yulianto, P dan Saparinto 2011. Penggemukan Sapi Potong Hari Per Hari 3 Bulan
Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Lampiran PPL ternak sapi potong di CV. Dynata Farm
Penyerahan Cendra Mata berupa Plakat kenang – kenangan kepada Bapak Teguh
Hadynata di CV. Dynata Farm
67
Foto dengan sapi di Dynata Farm yang di dalam kandang dengan metode pemeliharaan
intensif
68
Memasukkan bungkil sawit kedalam goni, satu goni 50 kg
69
Memasukkan jerami padi kedalam gudang untuk proses fermentasi jerami padi
70
Kegiatan mengembalakan sapi di perkebunan kelapa sawit
Kegiatan membantu kelahiran babi di CV. Sinur Jaya Pig Farm 3 (Kalit’s Farm)
71
Proses mengawinkan Babi secara alami
72
Kebersihan kandang
73
Kandang di CV. Sinur Jaya Pig Farm 3
74
Foto bersama dan penyerahan plakat dengan Bapak Pasogit Simanungkalit dan Ibu
Hutauruk pemilik Sinur Jaya Pig Farm 3 (Kalit’s Farm).
75