Oleh :
FICI RAMADHANI
1806113603
Asisten :
JURUSAN AGRIBISNIS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat,
akhir ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari laporan
Fici Ramdhani
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v
I. SEJARAH PERKEBUNAN............................................................. 1
1.1. Sejarah Perkebunan...................................................................... 1
.............................................................................................................
II. PEMBIBITAN.................................................................................. 22
2.1. Norma-norma Pembibitan .......................................................... 22
2.2. Persiapan...................................................................................... 27
2.3. Teknis Pembibitan Pre-nursery................................................... 38
2.4. Teknis Pembibitan Mainnursery.................................................. 43
III. LAND CLEARING.......................................................................... 51
3.1.Norma Land Clearing................................................................... 51
ii
4.6. Penyisipan.................................................................................... 135
iii
7.9. Persiapan Panen.......................................................................... 314
10.1.RSPO.......................................................................................... 410
10.2.ISPO............................................................................................ 423
LAMPIRAN................................................................................................ 451
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Polatanam.........................................................................................100
2. Jarak Antar Barisan..........................................................................106
3. Pemancangan...................................................................................108
4. Teras.................................................................................................109
5. Jenis semprot knapsack sprayer.......................................................168
6. Jenis semprot motor sprayer............................................................170
7. Jenis semprot CDA Sprayer.............................................................171
8. Pengankatan seludang sawit pada proses kastrasi............................212
9. Penyusunan pelepah.........................................................................215
10. Chisel atau irhotools ( dodos kastrasi).............................................218
11. Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit...................................................245
12. Pertumbuhan Pelepah Daun Kelapa Sawit......................................262
13. Pelepah Bercak ................................................................................263
14. Jembatan Timbang...........................................................................330
15. Pengankatan seludang sawit pada proses kastrasi............................352
v
BAB I. SEJARAH KELAPA SAWIT
pemerintah kolonial atau oleh korporasi kapitalis asing itu pada dasarnya adalah
biasanya berbentuk usaha kecil, tidak padat modal, penggunaan lahan terbatas,
sumber tenaga kerja berpusat pada anggota keluarga (extended family), kurang
berorientasi pada pasar, akan tetapi lebih berorientasi subsisten. Sedangkan sistem
perkebunan Barat berbentuk usaha pertanian skala besar dan kompleks, padat
modal, lahan luas, organisasi tenaga kerja besar, pembagian kerja rinci, sistem
1
Hampir seluruh negara berkembang (developing countries atau
negara jajahan yang pada akhirnya menciptakan sistem hubungan kolonial antara
penguasa kolonial dan penduduk pribumi yang dikuasai, dan antara pihak negara
perbedaan serta hubungan ketergantungan antara pusat dengan daerah, dan antara
2
Seperti negara-negara berkembang lainnya (sebelum masuknya sistem
dahulu. Sistem ini bahkan berlaku sampai masa penjajahan VOC pada abad ke-
politik liberal.
negara berdasar sistem tanam wajib atau tanam paksa. Pelaksanaan sistem ini
pemerintahan dari tingkat pusat hingga ke tingkat desa. Perkembangan ini juga
kebijaksanaan politik drainage, yaitu politik eksploitasi tanah jajahan yang semula
3
dikelola negara, kemudian diganti oleh perusahaan awasta. Perubahan
dan kemanusiaan. Perkembangan pada awal abad ke-20 ini mendasari perubahan
terdapat empat sistem pertanian yang telah lama dikenal di daerah Indonesia yaitu
(1) sistem perladangan (shifting cultivation), yaitu jenis kegiatan pertanian yang
persawahan (wet rice cultivation sistem); (3) sistem kebun yang menggarap
yang ditanam pada lahan tetap; dan (4) sistem tegalan (dry field), yaitu tipe
kegiatan penanaman tanaman pangan (food crops) secara tetap pada daerah lahan
kering. Semua sistem tersebut telah berlaku sebelum kedatangan bangsa Eropa,
tetap, aneka ragam tanaman, dan berkaitan dengan kepadatan penduduk yang
yang kompleks pula. Selain itu, sistem persawahan juga memiliki kecendrungan
peladangan dan persawahan, sistem kebun juga telah tua, setidaknya sejak 1200
M.
4
Dalam perkembangannya, sistem kebun mengalami berbagai ragam
tanaman usia pendek maupun panjang. Berbeda dengan sawah, kebun kurang
menuntut tenaga kerja besar. Kebun juga tidak menuntut lokasi istimewa, asalkan
iklim dan pengeringan tanah yang baik serta jarak pasar yang tidak jauh. Sekali
dibangun di suatu tempat, kebun bisa terus berlangsung lama sehingga hal ini
telah berlangsung lama, yaitu sejak tahun 1200 M. Begitu juga dengan kebun
karet dan kopi di Sumatera sejak akhir abad ke-19, serta berbagai perkebunan lain
di wilayah nusantara.
Salah satu perubahan yang lebih penting daripada variasi daerah ialah
perubahan dari sistem ladang ke sistem kebun permanen yang menanam tanaman
ini diduga telah berkembang di Jawa Tengah sebelum abad ke-10. Perkembangan
yang sudah cukup tua juga terjadi di Sumatera dan Sulawesi Selatan, disamping di
daerah Nusa Tenggara. Berbeda dengan kebun campuran yang subsisten, sejumlah
daerah di luar Jawa sebelum abad ke-19 telah mengembangkan kebun tanaman
perdagangan (gardens of commercial crops) seperti kopi, lada, kapur barus, dan
Proses komersialisasi itu diawali dengan hubungan simbiotik antar daerah yang
5
Maksud dari hubungan simbiotik adalah hubungan perdagangan yang
saling menguntungkan bukan hanya dilihat dari sisi pendapatan, akan tetapi
dilihat dari pemenuhan komoditi yang dibutuhkan satu sama lain. Contoh corak
Kota-kota Bandar emporium di jawa yang tumbuh dari abad ke-11 sampai
Tidore, Makasar, dan Banjarmasin. Kota Bandar emporium yang ada di daerah
barat adalah Malaka, Aceh, dan Palembang. Kedudukan pusat Jawa sebagai
yang berlangsung silih berganti pada masa pra-kolonial. Kerajaan itu antara lain
adalah Mataram lama, Jenggala, Kediri, Singasari, Majapahit, Demak, Pajang, dan
(Ternate dan Tidore) mengandalkan surplus tanaman kebun, yaitu bahan rempah-
rempah karena mereka tidak memiliki basis persawahan seperti yang dimiliki
kerajaan Jawa.
6
Surplus poduksi komoditi perdagangan yang dimiliki kerajaan umumnya
didasarkan atas hak monopoli raja terhadap bahan perdagangan yang ada di
raja menerima produksi komoditi perdagangan dari para kepala penguasa lokal,
atas dasar penyerahan wajib/upeti. Pala dan cengkih lebih banyak dikelola oleh
penguasa lokal, Orang Kaya. Kedua, raja selain menerima upeti juga memilki
kebun sendiri.
dengan Eropa pada hakikatnya mirip. Akan tetapi, mengapa kegiatan perdagangan
seperti yang dicapai oleh Eropa? Mengenai hal ini, ada beberapa faktor yang
Struktur geografi kepulauan Indonesia yang luas dan jarak yang cukup jauh satu
mahal sehingga yang “bermain” hanya golongan raja dan bangsawan saja.
7
Peralihan pemerintahan VOC ke pemerintahan Hindia Belanda dalam
rentang waktu abad ke-18 sampai abad ke-19 memberikan latar perkembangan
ini ditandai dengan kebangkrutan VOC yang disebabkan berbagai faktor seperti
sistem paksa yang membawa kemerosotan moral dan penderitaan penduduk. Pada
saat yang sama, Negeri Belanda juga sedang mengalami dampak buruk akibat
Belanda pada awal abad itu tidak membawa banyak perubahan. Masih pada saat
yang sama, di Eropa sedang terjadi perluasan paham dan cita-cita liberal sebagai
akibat dari Revolusi Perancis. Paham liberal itupun masuk ke Negeri Belanda.
Salah satu tokohnya adalah Dirk van Hogendorp. Ia adalah juru bicara kaum
sistem tanam paksa dengan sistem pajak. Gagasan itu tentu saja ditentang oleh
dagang dari politik VOC. Dua gagasan tersebut (sistem pajak dan sistem dagang)
8
mempengaruhi poltik kolonial Belanda selama periode tahun 1800 sampai sekitar
Banyak upaya yang dilakukan Daendels dengan berbagai cara untuk mewujudkan
Pada masa Raffles, upaya pembaharuan yang paling menonjol adalah pengenalan
Pengenalan sistem pajak tanah oleh Raffles adalah bagian integral dari
gagasannya tentang sistem sewa tanah (landelijk stelsel) di tanah jajahan yang
kedua belah pihak, baik negara maupun penduduk. Dalam pengaturan pajak tanah,
perseorangan atau satu desa. Akhirnya Raffles lebih memilih penetapan pajak
9
dialami rakyat. Penetapan pajak tersebut berpangkal pada peraturan tentang
pemungutan semua hasil penanaman baik di lahan sawah maupun di lahan tegal,
dan didasarkan pada kesuburan tanah yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
terbaik (I), sedang (II), dan kurang (III), dengan rincian sebagai berikut:
Pajak dibayarkan dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk padi atau
dihadapkan keraguan dalam memilih sistem yang akan diterapkan karena melihat
mendesak. Para penguasa kolonial sesudah tahun 1816, seperti para Komisaris
10
Jenderal (1816—1819), Gubernur Jenderal Van der Capellen (1819—1826), dan
akan tetapi realitas keuangan negeri induk yang mengalami kemerosotan membuat
bersifat dualistis.
desa. Berbeda dengan masa Raffles, pemerintah kolonial Belanda sesudah tahun
dasarnya ingin melepaskan segala unsur paksaan dan sifat feodalisme dalam
pemerintahan yang pernah dijalankan oleh VOC. Semangat Revolusi Perancis dan
11
kreativitas dan swadaya rakyat. Dalam hal perdagangan, Raffles maupun Dirk
penyerahan wajib dan rodi, dan memberikan kebebasan penuh kepada rakyat
untuk menentukan jenis tnaman yang hendak ditanam dan diperdagangkan tanpa
adanya unsur paksaan. Kedua, pengawasan tanah secara terpusat dan langsung
serta penarikan pendapatan dan pungutan sewa oleh pemerintah tanpa perantaraan
para bupati. Bupati tetap sebagai pegawai dengan bedasar asas pemerintahan
maka para petani dianggap sebagai penyewa tanah (tenant) milik pemerintah.
Oleh karena itu, mereka diwajibkan membayar sewa tanah (land rent). Dalam
Pada masa pemerintahan Komisaris Jenderal Elout, Busykes, dan Van der
para petaninya yang walaupun telah diberikan kebebasan tetapi tidak memiliki
memuaskan (seperti yang terjadi di Cirebon dan sebelah timurnya). Dalam upaya
tetapi hal itu juga mengalami kendala karena berbagai faktor seperti lemahnya lalu
12
lintas komersial di desa, tidak adanya pengalaman dagang, belum meresapnya
untuk melakukan pertanian ekspor, maka Van der Capellen pada masa
orang asing.
ekspor, perlu dilakuakan dua tindakan. Pertama, milik tanah bersama (communal
Pada intinya, di satu sisi Du Bus ingin mendorong kinerja petani agar bekerja
lebih keras sedangkan di sisi lain Du Bus hendak menjalankan sistem sewa tanah
Namun upaya Du Bus hanyalah mimpi yang mustahil diwujudkan karena saat itu
terjadi Perang Diponegoro atau Perang Jawa selama lima tahun (1825—1830).
yang mencoba menerapkan sistem sewa tanah tadi, dapat disimpulkan bahwa
ekspor. Pada awalnya, gagasan yang dilontarkan Raffles ini memang memilki
13
berbagai kelemahan dikarenakan persepsi Raffles yang menganggap sistem yang
berhasil diterapkan di India ini juga akan berhasil diterapkan di Jawa. Akan tetapi,
Raffles tidak memikirkan bahwa struktur sosial serta kondisi sosial yang jauh
berbeda antara sebagian daerah India yang sudah dapat melepaskan diri dari
ikatan feodalisme serta sudah cukup lama mengenal sistem ekonomi dibandingkan
dengan keadaan Jawa yang masih kental dengan ikatan feodal dan kondisi
Pada masa selanjutnya, setelah tahun 1830, ketika Gubernur Jenderal Van
panganan terutama beras, diadakan wajib setor. Namun, hal ini banyak sekali
dihentikan usahanya.s
gula yang masih beroperasi. Sedangkan tembakau dan lainnya hanya melayani
gerombolan liar. Hal inilah yang menjadi faktor mengapa penanam modal tidak
14
Sejak berdirinya, RI menghadapi keadaan ekonomi yang kurang
defisit besar, inflasi kuat, ketidakseimbangan antara ekspor dan impor. Indonesia
tertinggal.
antara lain Yayasan Kopra dan TNV. Komoditi pekebunan yang paling dapat
bertahan adalah karet. Sebagai dampak dari Perang Dunia II, perkebunan pada
(PNP). Perkembangan perkebunan pada periode ini tidak telepas dari pengaruh
15
sejarah perkebunan di Indonesia. Keadaan tersebut menjadi semakin parah karena
milik Belanda diambil alih oleh pemerintah pada 10 Desember 1957. Perusahaan
ini tidak digabungkan dalam PPN yang sebelumnya ada melainkan digabungkan
Pada tahun 1968 terjadi penciutan jumlah PPN dari 88 menjadi 28 buah,
Badan Khusus Urusan Perusahaan Negara (BKU-PN) pada tahun 1969 yang
16
Penguasaan Belanda atas komoditas perkebunan, khususnya yang di kelola
oleh korporasi, berakhir ketika terjadi pengambil alihan seluruh korporasi Belanda
menjadi jembatan emas untuk mengurai kabut penjajahan, yang secara ekonomis
defisit besar, inflasi kuat, ketidakseimbangan antara ekspor dan impor. Indonesia
pribumi, antara lain Yayasan Kopra dan TNV. Komoditi perkebunan yang paling
dapat bertahan adalah karet.Sebagai dampak dari Perang Dunia II, perkebunan
1949, perkebunan milik pemerintah kolonial diambil alih oleh pemerintah RI.
Desember 1957. Ketiga, dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia pada tahun
17
pemerintah Republik Indonesia. Dalam proses nasionalisasi perkebunan, terlihat
nyata jiwa patriorisme dan nasionalisme yang kuat yang menginginkan kedaulatan
ekonomi harus berada di tangan bangsa sendiri. Inilah sebuah tonggak sejarah
perkebunan besar milik Belanda, perkebunan rakyat yang dikelola para pekebun
atau petani kecil terus melakukan ekspansi, relatif tanpa bantuan pemerintah.
Bahkan dapat dikatakan tak terjadi kerjasama antara perkebunan besar dan
Berdasarkan ketentuan Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 di Den Haag,
Indonesia pada tahun 1951. Sejak saat itu, beberapa perusahaan perkebunan di
Jawa maupun luar Jawa sudah mulai beroperasi kembali. Pada Tahun 1952, 98%
dari perkebunan karet, 88% dari perkebunan kelapa sawit, dan 80% dari
a. Besarnya kerusakan yang diderita oleh suatu perkebunan, terutama modal dan
alat pengolahannya.
18
b. Jumlah modal yang diperlukan untuk mengoperasikannya jika kerusakan
d. Jumlah ganti rugi yang ditutut oleh badan atau organisasi yang
menyelenggarakan pengelolaan.
penyelenggaraan perkebunan.
f. Luas lahan yang diduduki oleh rakyat secara liar (wild occupation).
Lima Tahun), membuat perkebunan kembali dilirik sebagai salah satu sektor
(PN). Setelah itu, dimulailah langkah yang juga merupakan tonggak baru
Penerapan pola pikir baru ini dilakukan pada pola Perkebunan Inti Rakyat
(PIR) sejak awal 1980-an. Sejak saat itu pola PIR sangat mewarnai pembangunan
Hak Guna Usaha (HGU) maupun melalui pola yang berdampingan dengan rakyat
19
di wilayah-wilayah transmigrasi yang terpencil dan di pesisir.Ketangguhan
dadakan dari ekspor (windfall profit) sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika. Perkebunan menjadi salah satu penopang penting bangsa
(PNP). Perkembangan perkebunan pada periode ini tidak telepas dari pengaruh
milik Belanda diambil alih oleh pemerintah pada 10 Desember 1957. Perusahaan
ini tidak digabungkan dalam PPN yang sebelumnya ada melainkan digabungkan
Pada tahun 1968 terjadi penciutan jumlah PPN dari 88 menjadi 28 buah,
20
Badan Khusus Urusan Perusahaan Negara (BKU-PN) pada tahun 1969 yang
kebijakan otonomi daerah tak pelak turut menjadikan industri sawit di Indonesia
Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 107 Tahun 1999 mengenai Izin Usaha
Izin usaha dengan peningkatan pembukaan lahan berubah dari 200 hektare
dan Sulawesi Selatan. Perusahaan berskala besar dapat mengajukan izin mencapai
20.000 hektare di satu provinsi dan 100.000 hektare di seluruh Indonesia dengan
untuk Anggotanya).
21
Pada tahun 2002, diterbitkan aturan baru yaitu Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan Nomor 107 Tahun 1999. Kepmen baru itu merupakan
diatur perihal cadangan lahan (land bank) secara masif di atas 100.000 hektare per
perusahaan. Tak hanya menteri, kewenangan atas pemberian izin atas lahan sawit
juga dimiliki kepala daerah sebagai efek dari diberlakukannya otonomi daerah.
Bibit merupakan produk dari suatu proses pengadaan tanaman yang dapat
22
Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya
menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik
disiapkan sekitar satu tahun sebelum penanaman di lapangan, agar bibit yang
dapat berjalan dengan baik dan aman. Syarat lokasi pembibitan yang perlu
diperhatikan adalah lokasi datar, bila tidak datar sebaiknya teras dan dekat dengan
satu tahap dan pembibitan dua tahap. Pembibitan yang sering digunakan adalah
pembibitan dua tahap. Pembibitan dua tahap (double stage) adalah pembibitan
dilakukan pada polibag kecil. Pembibitan awal (pre nursery) dilakukan terlebih
dahulu hingga bibit berumur 3 bulan. Setelah bibit berumur 3 bulan, bibitdipindah
ke polibag besar atau tahap pembibitan utama (main nursery) hingga bibit siap
ditanam sampai bibit berumur 12 bulan. Pembibitan satu tahap (single stage)
adalah benih berupa kecambah kelapa sawit langsung ditanam pada polibag besar
23
Bibit yang ditanam di pre nursery maupun main nursery perlu dipelihara
penting adalah pemupukan (Setyamidjaja , 2006). Standar untuk bibit kelapa sawit
bermutu pada pembibitan pre nursery adalah bibit berumur 3 – 4 bulan , memiliki
tanaman pada pembibitan pre nursery yaitu 20 – 25 cm, dan tentunya bebas dari
Perkebunan, 2009).
Norma Kerja
HK.
2. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pengumpulan top soil dan pengayakan
24
7. Tenaga kerja yang diperlukan untuk penyiraman bibit pre nursery sebanyak
8. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pemupukan bibit pre nursery sebanyak
9. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pemberian mulsa bibit pre nursery
10. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pengendalian HPT bibit pre nursery
11. Tenaga kerja yang diperlukan untuk Seleksi bibit pre nursery sebanyak
12. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk persiapan lahan pembibitan utama
13. Penggalian tanah topsoil dan pengangkutan untuk pengisian 12.000 polybag
diperlukan tenaga kerja 160 – 170 HK, Pengayakan tanah dibutuhkan 60- 70
HK.
14. Tenaga kerja untuk pengisian tanah di polybag besar untuk pembibitan utama
15. Tenaga kerja untuk pengajiran dan penempatan polybag di pembibitan utama
16. Tenaga kerja untuk pemindahan bibit ke polybag besar di pembibitan utama
18. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pengumpulan top soil dan pengayakan
25
19. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pengisian polybag dan penyusunan di
20. Tenaga kerja yang diperlukan untuk Pembuatan Naungan bedengan yang
21. Tenaga kerja yang diperlukan untuk seleksi kecambah sebanyak 12.000
22. Tenaga kerja yang diperlukan untuk penanaman kecambah sebanyak 12.000
23. Tenaga kerja yang diperlukan untuk penyiraman bibit pre nursery sebanyak
24. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pemupukan bibit pre nursery sebanyak
25. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pemberian mulsa bibit pre nursery
26. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pengendalian gulma bibit pre nursery
27. Tenaga kerja yang diperlukan untuk pengendalian HPT bibit pre nursery
28. Tenaga kerja yang diperlukan untuk Seleksi bibit pre nursery sebanyak
29. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk persiapan lahan pembibitan utama
26
30. Penggalian tanah topsoil dan pengangkutan untuk pengisian 12.000 polybag
diperlukan tenaga kerja 160 – 170 HK, Pengayakan tanah dibutuhkan 60- 70
HK.
31. Tenaga kerja untuk pengisian tanah di polybag besar untuk pembibitan utama
32. Tenaga kerja untuk pengajiran dan penempatan polybag di pembibitan utama
33. Tenaga kerja untuk pemindahan bibit ke polybag besar di pembibitan utama
2.2 Persiapan
sampai dengan pengiriman bibit yang akan ditanam oleh divisi dalam kebun itu
menjelaskan:
1. Penanaman Baru
“Penanaman” pada lahan yang telah dibuka tersebut. Penanaman baru ini dapat
dilaksanakan pada lahan yang sama sekali belum pernah ditanami tanaman
perkebunan, atau lahan yang sudah pernah ditanami namun sudah menjadi hutan
27
perkebunan dan belum menjadi hutan kembali, maka penanaman kembali pada
a. Replanting, yaitu : apabila tanaman yang akan ditanam sama jenisnya dengan
tanaman semula.
b. Konversi, yaitu : apabila tanaman yang akan ditanam tidak sama jenisnya
diserahkan kepada Kontraktor dan hanya sebagian kecil saja yang dikerjakan
2. Pemeliharaan Tanaman
dilaksanakan oleh tenaga kebun dan ada juga yang menggunakan jasa Kontraktor
tapi hanya sebagian kecil saja. Pengeluaran untuk pemeliharaan TBM akan
28
pendapatan). Dalam kondisi tertentu dapat terjadi tanaman yang berstatus Belum
maka biaya yang dikelarkan untuk panen dicatat ke dalam perkiraan Biaya panen
dan Angkutan Hasil Panen. Untuk biaya Pemeliharaan Tanaman tersebut tetap
untuk TM dapat dilakukan oleh SKU atau Kontraktor baik sebagian atau secara
tingkat efisiensi, dan peraturan yang berlaku. Bila tenaga SKU yang ada masih
diserahkan kepada SKU. Untuk jenis pekerjaan tertentu yang tidak dapat
Untuk areal tanaman tua yang diperkirakan akan lebih efisien bila
tenaga SKU diawasi langsung oleh petugas / karyawan perusahaan yang ditunjuk,
kegiatan tenaga Kontraktor diawasi bersama oleh petugas Kontraktor dan para
pejabat perusahaan ( mulai dari mandor sampai SVP). Cara pengawasan yang
dilakukan pejabat perusahaan tidak sama, tergantung dari sifat kegiatan yang
diborongkan tersebut.
Contohnya :
29
Untuk pekerjaan yang pembayarannya dihitung berdasarkan hari kerja,
Pengawasan dilakukan setiap hari kerja dan hasil pengawasan dicatat dalam
Sarana Administrasi.
Pengawasan dilakukan setiap hari kerja dan hasil pengawasan dicatat dalam
Sarana Administrasi.
Kerja untuk masing – masing divisi oleh Asisten Divisi yang bersangkutan,
berdasarkan Rencana Anggaran Belanja yang sudah disyahkan setiap akhir tahun
untuk tahun berikutnya. Rencana kerja ini dibuat untuk periode tahunan, bulanan,
dan harian. Untuk membuat Rencana Kerja Pemeliharaan dan Rencana Kerja
3. Sarana Administrasi
30
Penanaman Baru dengan Prosedur Administrasi Pemeliharaan Tanaman. Terpisah
penggunaannya.
31
1) Rencana Kerja Bulanan
5) Permintaan Pembayaran
8) Daftar Absensi
dengan agronomi.
32
2.2.2 Teknis Lapangan
mengetahui syarat tumbuh kelapa sawit dan media tanam yang dibutuhkan adalah
suatu hal yang sangat penting. Karena sebaik-baiknya proses pembibitan, jika
lahan yang digunakan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuhnya maka tanaman
kelapa sawit tidak bisa hidup secara optimal dan menghasilkan buah yang
sampai dengan 7 jam sehari.Tanaman ini bisa hidup dengan baik pada daerah
optimal antara 24-280 C. Tempat ideal untuk kelapa sawit adalah yang memiliki
ketinggian 1 sampai dengan 500 mdpl dan kecepatan angin rata-rata antara 5
Media tanam yang baik untuk kelapa sawit adalah tanah yang mempunyai
sistem drainase baik dan permukaan air tanah yang dalam. Kelapa sawit bisa
tumbuh dengan sangat baik pada tanah yang mengandung lempung banyak, aerasi
yang baik serta subur. Kedalaman solum untuk tanaman kelapa sawit juga cukup
dalam yakni 80 cm.Tanah yang digunakan juga sebaiknya tidak berbatu dan
perkebunan kelapa sawit adalah yang memiliki tanah Aluvial, Ultisol, Latosol,
sawit menyiapkan proses pembibitannya sendiri. Hal ini dilakukan untuk menekan
biaya produksi. Dalam proses pembibitan, ada beberapa cara pembibitan kelapa
sawit yang harus dilakukan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah proses
33
1. Tahap persiapan
Pada tahap pertama ini, hal yang harus dilakukan adalah pemilihan lokasi
pembibitan. Untuk awal mula, pilihlah lokasi yang datar atau memiliki
selanjutnya akan rata. Pada bagian atas bedengan dianjurkan untuk memiliki
naungan berupa pohon atau atap buatan. Dibuat juga pagar prenursery yang
digunakan untuk melindungi tanaman dari hewan pengganggu yang suka merusak
proses pembibitan. Selain itu, lokasi pembibitan sangat dianjurkan tidak terlalu
sangat penting. Pasalnya, benih yang bagus akan menghasilkan buah yang
berkualitas. Penggunaan benih dalam tata cara pembibitan kelapa sawit juga harus
bisa mencukupi kebutuhan tanah dan lahan yang ada. Misalnya saja untuk satu
hektar lahan, maka populasi tanaman kelapa sawit yang dibutuhkan adalah 143
pohon.Untuk itu, dibutuhkan kecambah kurang lebih 220 biji. Asumsinya adalah
benih yang abnormal atau mati sekitar 25%. Sementara 10% benih lainnya
untuk berasal dari indukan yang bagus dan berkualitas. Sekarang ini ada banyak
perusahaan yang menjual benih kelapa sawit sesuai dengan kebutuhan Anda.
2. Tahap Pengecambahan
pengecambahan. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menumbuhkan tunas dan
juga akar muda benih kelapa sawit yang nantinya akan disebut dengan istilah
kecambah. Dalam tahapan ini, ada banyak sekali metode yang bisa diterapkan.
34
Salah satunya adalah melepaskan tangkai kelapa sawit dari bagian spikeletnya.
Idealnya, waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeraman tandan buah kelapa
sawit adalah selama tiga hari. Pada jangka waktu tersebut, tandan buah disiram
kembali dipisahkan dari tandannya untuk kemudian diperam lagi dalam jangka
waktu kurang lebih tiga hari.Dalam proses ini, pemisahan biji kelapa sawit dari
efektif. Selanjutnya, biji-biji yang sudah dipisahkan dicuci bersih lalu direndam
pada larutan Dithane M-45 dengan dosis 0,2% sekitar tiga menit.
sawit dan lakukan proses penyeleksian dalam memilih biji yang akan ditanam.
Pilihlah biji yang memiliki wujud seragam.Biji sawit yang sudah dipilih dan
hari, biji diangin-anginkan sebanyak 1 kali selama tiga menit. Selanjutnya, benih
direndam di dalam air agar biji mengandung air sekitar 20 sampai dengan 30
kembali menggunakan larutan Dithane M-45 dengan takaran 0,2% sekitar dua
menit dan letakkan biji pada ruangan dengan suhu 27 derajat celcius. Setelah 10
35
hari, biji akan mulai berkecambah dan bisa segera dipakai untuk menjadi benih
kelapa sawit.
3. Pembibitan
Cara pembibitan kelapa sawit pada dasarnya bisa dilakukan dengan dua
cara yakni langsung dan dederan. Pada teknik dederan, lahan pembibitan
dibersihkan terlebih dahulu lalu diatur perataannya agar bisa dipasangi sistem
sawit adalah 50 x 50 cm hingga 100 x 100 cm. Jarak ini tergantung dari kondisi
lahan dan jenis benih. Kebutuhan benih untuk perkebunan kelapa sawit berkisar
antara 12.500-25.000 benih per hektar. Benih kelapa sawit dimasukkan ke dalam
Sebelum dimasukkan benih atau kecambah, polybag diisi dengan tanah top
soil sebanyak sebanyak 1,5 sampai dengan 2 kg yang sudah diayak. Kecambah
disimpan di dalam bedengan dengan diameter sekitar 120 cm. Hal ini dilakukan
agar tingkat kelembaban kecambah tetap terjaga. Setelah usianya 3 sampai dengan
4 bulan dan sudah muncul 4 sampai dengan 5 helai daun, maka benih sudah bisa
cm yang didalamnya sudah berisi tanah top soil sebanyak 15 sampai dengan 30
kg. Sebelum menanam, siram tanah terlebih dahulu agar polybag menjadi basah
dan bibit kelapa sawit bisa beradaptasi dengan baik pada lingkungan baruna.
36
Selanjutnya, masing-masing polybag disusun pada lahan yang sudah disiapkan
4..Pemeliharaan
sahamnya bisa dibeli masyarakat. Daftar ini meliputi nama perusahaan, kode
37
Pembibitan awal (prenursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit
ditanam dan dipelihara hingga berumur tiga bulan. Selanjutnya, bibit tersebut
dilakukan selama 2-3 bulan, sedangkan pembibitan main nursery selama 10-12
bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 9-
1. Persyaratan Lokasi
bedengan sebaiknya memiliki naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagar
Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak
mengandung kapur (pH netral). Lokasi harus dekat sumber media dengan topsoil
yang cukup untuk mengisi babybag (polibag kecil), tanah tidak bercadas atau
tidak berkapur, dan akses jalan yang mudah dijangkau (Fauzi, 2007).
2. Pemesanan Kecambah
dapat mencukupi kebutuhan. Satu hektar lahan tanaman dengan populasi 143
pohon membutuhkan kecambah 220 biji dengan asumsi kecambah yang mati dan
38
Polibag kecil yang digunakan sebaiknya berwarna hitam, jika terpaksa bisa
lebar 8 cm, dan tebal 0,14 cm. Selain itu, bisa juga menggunakan babybag hitam
berupa campuran topsoil dan kompos dengan perbandingan 6:1 atau campuran
pasir, pupuk kandang, dan topsoil dengan komposisi 1:1:3. Bedengan pembibitan
prenursery dibuat dengan panjang 10 meter dan lebar 1,2 meter. Tinggi bedengan
berkisar 0,1-0,15 meter dengan jarak antar bedengan 0,8 meter. Satu petak
prenursery tanki siram 1.000 liter dapat mencukupi penyiraman 700-800 babybag
3. Penanaman Kecambah
dalam baybag. Kecambah hanya dapat bertahan 3-5 hari di tempat penghasil
kecambah. Dua hari menjelang penanaman kecambah, media tanam yang berada
dengan jari telunjuk atau dengan ibu jari, kemudian buat lubang untuk meletakkan
lalu ratakan kembali hingga menutup kecambah tersebut. Bagian bakal akar
(radikula) yang berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning harus
mengarah ke bawah dan bakal daun (plumula) yang bentuknya agak tajam dan
4. Naungan
Naungan atau pelindung bisa berupa pohon hidup atau naungan buatan
yang terbuat dari daun kelapa sawit. Ukuran tingggi tiang dua meter (depan
39
belakang sama) dan jarak antar tiang tiga meter. Naungan dipertahankan hingga
kecambah berdaun 2-3 helai. Setelah itu, naungan berangsur-angsur dikurangi dari
arah timur agar sinar matahari pagi bisa lebih banyak masuk ke bedengan.
2.3.2 Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur, yakni pada pagi hari saat
pukul 06.00-10.30 dan sore hari dimulai pukul 15.00. Volume air yang disiramkan
sekitar 0,25-0,5 liter per bibit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-
2. Pemupukan
Selama tiga bulan di prenursery biasanya bibit tidak dipupuk. Namun, jika
tampak gejala kekurangan hara dengan gejala seperti daun menguning, bibit perlu
dipupuk menggunakan pupk N dalam bentuk cair. Konsentrasi pupuk urea atau
pupuk majemuk sekitar 0,2% atau 2 gram per liter air untuk 100 bibit. Pupuk
diaplikasikan melalui daun dengan cara disemprot pada bibit berumur lebih dari
40
satu bulan atau telah memiliki tiga helai daun. Frekuensi pemupukan dilakukan
Jika ada, dapat diberantas dengan diambil menggunakan tangan (hand picking).
Serangan penyakit yang berasal dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan
fungisida yang banyak dijual di pasaran, seperti Dithane, Sevin, dan Anthio
hama dan penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Saat berumur tiga bulan, bibit
kelapa sawit yang normal biasanya berdaun 3-4 helai dan telah sempurna
main nursery dapat mencapai 12% atau lebih. Bibit yang mati terlebih dahulu
harus dikeluarkan, kemudian bibit yang tidak normal harus dimusnahkan. Ciri
a. Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves)
menguncup (collante)
41
Pertumbuhan bibit yang tidak normal juga terjadi karena kesalahan kultur
d. Tanah terlalu basah, karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau
penyiraman tidak sempurna (terlalu keras dan banyak atau terlalu sedikit).
4. Pengangkutan Bibit
dengan memasukkan babybag ke dalam peti kayu berukuran 66,5 x 42 x 27,5 cm.
Setiap peti kayu dapat memuat 35 bibit. Pengangkutan harus berhati-hati dan bibit
2.3.3 Seleksi
1) calon akar (radicula) dan calon batang (plumula) terlihat jelas, panjangnya
8-25 mm.
42
4) Calon akar/batang tumbuh satu arah
2) Ada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari
sinar matahari
pembibitan Tanah yang dipakai adalah tanah top soil yang subur, berpasir,
gembur atau berasal dari gawangan tanaman yang akan diremajakan, dikupas dari
rumput dan bebas dari akar kayu serta hama penyakit. Tanah Top soil (tanah
1. Penentuan Lokasi
genangan atau banjir dan dekat dengan sumber air untuk penyiraman. Debit dan
43
mutu air yang tersedia harus baik. Areal pembibitan sebisa mungkin rata atau
memiliki kemiringan maksimum 5%, tempat terbuka atau tanah lapang dan
lapisan tahah topsoil cukup tebal. Letak lokasi main nursery dekat dengan area
yang ditanam dan harus jauh dari sumber hama dan penyakit (Sunarko, 2009).
sekitar 50-60 hektar lahan penanaman. Setelah area diratakan menggunakan alat
berat, sekaligus untuk mengambil topsoil, tentukan dan buat jaringan jalan, parit,
dan saluran pembuangan air (drainase). Buat lay out petak atau bedengan
3. Jaringan Irigasi
di main nursery. Alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus sudah terpasang
dan siap pakai sebelum penanaman. Instalasi penyiraman di main nursery sebagai
berikut:
a. Secara manual, air dihisap dari sungai menggunakan pompa air dan dialirkan
c. Setiap sambungan dilengkapi stand pipes yang terpasng berdiri dan ujungnya
d. Setiap pipa distribusi memiliki 8-9 sprinkler yang berjarak 9-18 meter.
44
e. Kebutuhan air sekitar 75 m3 /ha/hari, efisiensi 30-40% dengan pompa air
berdaya pancar 45 psi. kekuatan pompa 18-20 horse power untuk 8 hektar
5. Penyiapan Polibag
dengan panjang 42 cm, lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm.
polibag diberi lubang berdiameter 0,5 cm sebanyak dua baris. Jarak antarlubang
7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakan topsoil yang memiliki struktur
remah atau gembur. Jika terpaksa, gunakan topsoil yang berupa tanah liat.
Namun, media tersebut perlu dicampur dengan pasir kasar dengan perbandingan
3:2. Polibag diisi media tanam hingga penuh (sekitar 16 kg), lalu hentakkan tiga
kali agar media tanam memadat. Pengisian polibag harus selesai dikerjakan dalam
6. Penanaman
Bibit dipindahkan dari prenursery setelah berdaun 2-3 helai dan berumur
secara hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai
terikut. Masukkan bibit beserta tanahnya ke dalam lubang, lalu atur agar
posisinya tegak seperti semula. Tekan tanah disekeliling lubang agar lebih padat
merata. Jika dirasa kurang, tambahkan tanah hingga sedikit melewati leher akar.
Bagian atas polibag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. Bagian ini
45
memungkinkan sebagai tempat meletakkan pupuk, air, atau mulsa. Naungan
2.4.2 Pemeliharaan
berikut :
cukup. Jika musim kemarau, siram bibit dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore
permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembapan tanah pada
2. Pemupukan
pupuk majemuk N-P-K-Mg dan Kieserite dapat dilihat pada tabel berikut ini :
46
Tabel 1. Rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit di main nursery
(gram/bibit)
Berikut ini kebutuhan pupuk untuk satu hektar main nursery dengan
mengambil satu per satu serangga, lalu membunuhnya. Pengendalian lain dapat
47
dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida Sevin 85 ES
dan Tendion yang telah dilarutkan dalam air sesuai dosis yang direkomendasikan
di kemasan. Hama lain yang dapat merusak bibit di main nursery adalah babi
hutan dan landak. Hama ini aktif menyerang pada malam hari (nocturnal) secara
dengan mengecat pangkal batang bibit menggunakan bahan residu, misalnya oli
bekas atau limbah pabrik yang dicampur Zn posfit. Selain itu, bisa menggunakan
umpan beracun, seperti pisang, telur, ikan busuk, dan daging babi yang telah
Penyakit yang serius jarang ditemukan saat masa pembibitan. Crown disease
adalah penyakit busuk tajuk. Gejalanya ditandai dengan daun muda yang baru
muncul mengalami pembusukan. Penyakit ini belum dapat diatasi secara kimiawi.
terhadap serangan virus. Blast disease merupakan penyakit busuk akar yang
Tindakan yang dapat dilakukan hanya dengan mencabut dan membakar tanaman
yang diserang, sehingga tidak menular ke tanaman yang sehat (Sunarko, 2009).
2.4.3 Seleksi
48
d. Saat bibit dipindahkan ke lapangan.
a. Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya
kaku.
b. Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek.
e. Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung (Sunarko,
2009).
Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit harus dapat menjamin bibit tidak rusak dan tidak layu
karena terkena panas atau angin kencang. Proses pengangkutan bibit dari lokasi
b. Membongkar dan menurunkan bibit dari truk ke tempat yang telah ditentukan
di lapangan
49
BAB III. LAND CLEARING
b. Pengesahan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia tentang akte
pendirian
50
h. Mendapatkan perizinan Usaha Perkebunan,
Proses yang dilalui sesuai dengan Surat Gubernur mengenai proses dan
a) Kawasan Hutan
Bupati/Walikota
Perkebunan Provinsi
Menteri Kehutanan
51
Surat Keputusan Pelepasan Kawasan dari Menteri Kehutanan m)
Pemeriksaan Panitia “B” dalam proses HGU yang di koordinir oleh Kantor
Sertifikat HGU
Penggunaan Lainnya)
Walikota
Bupati/Walikota
Pemeriksaan Panitia “B” dalam proses HGU yang di koordinir oleh Kantor
Hak Guna Usaha (HGU) bagi pengusaha yang serius dapat minta
52
dan pembibitan dengan persetujuan Bupati/Walikota atau Gubernur
2) Pembebasan Lahan
a. Pembukaan lahan harus teratur sesuai dengan peta yang ada. Hal ini
mengganggu kebun.
kelapa sawit
keputusan yang berupa surat pernyataan atau perjanjian dari pihak warga
Manajemen
koordinat.
yang dimiliki telah dibebaskan dan baru proses ganti rugi tanah sesuai
h. Lahan yang telah dibebaskan harus dalam kondisi aman dan Tim legal
53
i. Indentifikasi areal perumahan dan PKS serta lakukan pengukuran,
a. Tanah Mineral
sebagai berikut:
Kemiringan Keterangan
kedalaman tanah
Keterangan:
resiko erosi.
Teras Kontur
Pada daerah berbukit dengan kemiringan >150 – < 250 dibuat teras
kontur dengan lebar 4 – 4,5 m secara mekanis (Tabel 1). Stop bund harus
54
Tapak kuda dengan Rorak
Pada daerah dengan kemiringan 250 – < 400 yang tidak memungkinkan
dibuat teras kontur dengan lebar 3 meter harus dibuat tapak kuda dengan
Tanaman Konservasi
bulan.
Pada areal pertemuan antara rendahan dan areal berbukit harus dibuat parit
dipertahankan.
55
Dinding pipa sepanjang 100 cm dibuat lubang-lubang kecil dengan
diameter 5 mm.
permukaan tanah.
diberi gabus (agar bisa mengapung). Mistar tersebut, dibuat skala yang
dimulai dari perbatasan ujung pipa yang tidak tertanam (angka nol).
turun.
angka yang berada sejajar dengan permukaan paralon yang tidak tertanam.
ketinggian air dalam blok turun > 70 cm pintu bendungan segera ditutup.
Untuk satu blok (30 ha) diperlukan 2 unit Pieziometer 1 unit berada 250 m
dari jalan utama sebelah Selatan, 1 unit lagi berada 250 m dari jalan utama
sebelah Utara
56
Jumlah bendungan di sepanjang parit bergantung pada level air yang harus
dipertahankan.
Selama musim hujan, semua pintu air dan bendungan harus dibuka untuk
mengurangi kemasaman air dan pada akhir musim hujan harus ditutup
Pintu air di areal pasang surut ditempatkan pada outlet. Untuk menentukan
ketinggian benteng berdasarkan ketinggian air laut pada waktu air pasang.
mencegah perembesan air laut pada saat pasang yang tidak normal
antara lain:
Mengetahui luas areal konsesi, sesuai dengan surat izin pencadangan Areal
oleh Pemerintah.
57
Jaringan jalan terutama untuk jalan penghubung keluar dan masuk lokasi.
untuk membuat lay out bentuk kebun yang akan dibentuk. Kegiatan
peningkatan kualitas jalan yang telah dibuat pada saat Blocking agar
jalan tersebut dapat dilalui. Pada saat pembentukan jalan jika diperlukan
58
Imas adalah kegiatan melakukan penebangan pohon atau hutan sekunder
dengan diameter antara 7,5 s.d 15 cm. Hal ini dilakukan agar
Jika kondisi areal darat, maka rumpukan disusun setiap 32 m atau 4 titik
menggunakan Excavator.
5) Blanket Spraying.
Kegiatan ini dilakukan apabila ada areal dengan kondisi ekosistem alang-
telah diberantas, maka areal siap untuk ditanam dan sesuai dengan kondisi lahan
a. Apabila kondisi areal sudah bersih dari alang-alang maka dapat dilakukan
59
pertumbuhan gulma anak kayu. Selain itu LCC juga berfungsi menyuplai
c. Jenis Kacangan
3 kg PJ + 2 kg CM + 1 kg CC atau. b) 3 kg PJ + 5 kg CC atau.
3 kg PJ + 3 kg CM atau.
e. Teknik penanaman
Areal bersih dari gulma dan penanaman dapat dilakukan setelah pekerjaan
memancang.
60
Di daerah yang baru dibuka, perlu dilakukan inokulasi bakteri Rhizobium
(50 gram Rhizobium dalam 0,5 liter air) untuk meningkatkan daya ikat
+ 6 kg RP untuk 1 Ha).
f. Kacangan Campuran
Kacangan ditanam pada gawangan mati dan gawangan hidup, kecuali pada
ditanam 50 cm dari pinggir teras dan larikan ketiga di tengah tebing antar
61
Khusus kacangan CC disemaikan terlebih dahulu diplastik kecil dan
g. Penanaman khusus
Penanaman kacangan jenis Mucuna sp. di sekitar batang kelapa sawit yang
Mencegah Erosi
Pada areal dengan topografi yang agak curam sampai curam, dimana teras-
Flemingea sp.
tidak mendorong top soil tanah dan harus tetap di permukaan minimal
tanah.
62
d. Pembuatan tapak kuda (teras individu) yang bertujuan untuk mengurangi
aliran permukaan (run off) sehingga akan mengurangi erosi tanah dan
g. Setiap karyawan harus menjaga area kerja dalam kondisi aman, bersih,
kepada atasan atau pengawas yang bertugas. Hindari sifat terburu-buru dan
petunjuk dan prosedur bekerja aman sesuai dengan prosedur berikut ini :
Kendali risiko untuk kegiatan mengacu kepada kendali risiko yang telah
63
Kegiatan menggunakan bahan kimia (pestisida) dilakukan sesuai dengan
1. Tenaga kerja yang diperlukan untuk Survai, rintisan dan bloking : 4-6
HK/Ha
= 18-24 HK/Ha
digunakan : Chainsaw
HK/ha; Koreksi semprot lalang yang tumbuh kembali = 1-2 HK/Ha dan
tanah dibutuhkan 35-50 HK/ha ergantung dari kondisi tanah olah, bila
tanah olah lunak atau remah diperlukan tenaga kerja yang lebih rendah
64
7. Kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan teras individu atau tapak kuda,
biasanya diperhitungkan per satuan atau prestasi satu hari orang kerja
lahan setempat.
Klasifikasi Lahan dibagi menjadi 8 kelas yaitu kelas I, II, III, IV, V, VI,
penggunaan pertanian.
sedang.
kemiringan lahan
Kelas V : Tanah kelas ini tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatan
penggunaan.
65
Kelas VII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian
Kelas VIII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai
Pengelolaan Lahan yaitu bagaimana lahan dikelola dengan tepat agar dapat
degradasi lingkungan.
mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan
lahan secara fisik (Pahan, 2006). Pembukaan lahan merupakan salah satu faktor
yang menentukan kuantitas perolehan produksi kedepan selain jenis tanah dan
kualitas bibit. Tujuan Land Clearing adalah mempersiapkan areal yang dimulai
dari perencanaan tata ruang dan letak lahan sehingga memungkinkan untuk
dilakukan penanaman yang memenuhi standar kualitas dan sistem jaringan jalan,
saluran air, konservasi tanah dan air, perumahan dan pabrik sesuai dengan
keadaan areal dan bersifat permanen dan agar bibit yang ditanam mendapatkan
ruang dan tempat tumbuh yang baik sehingga dapat tumbuh normal terhindar dari
hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar sampai alang-alang. Variabel yang
dan daya dukung tanah, topografi, hujan dan perubahan cuaca. Data yang
66
diperlukan untuk menganalisis produksi, kebutuhan alat dan akhirnya ke biaya
meliputi: spesifikasi pekerjaan (proyek), kondisi lapangan biaya alat (beli atau
(gangguan cuaca, hewan liar, dan lain-lain), biaya yang harus berkesinambungan,
sumber daya manusia yang harus tersedia serta alat-alat beserta suku cadangnya.
Tahapan dari metoda yang areal datar bergelombang sebagai berikut imas
yaitu memotong rapat semak dan pohon yang berdiameter <7.5 cm hingga tidak
lebih 15 cm dari permukaan tanah, bisa dilakukan di areal ini, karena areal masih
pada areal datar bergelombang. Pada areal datar bergelombang arah tumbangan
67
disamping memerlukan waktu yang lebih banyak, ketika menumpuk pepohonan
dan tumbuhan lain yang telah tumbang. Bulldozer mengangkut tanah yang cukup
dilakukan mulai dari bawah bukit mengarah ke atas bukit. Hal ini bertujuan agar
Tabel 2. Jenis Jenis Alat Yang Digunakan Dalam Melakukan Land ClearingPada
Areal Perkebunan
kayu
semak belukar
gelombang
sekunder, gambut
semak belukar
68
Land clearing pada areal rendahan adalah kegiatan membuka lahan hutan/
areal baru yang berbentuk datar dan rawa menjadi lahan perkebunan. Tumbang
>7.5 cm. Penumbangan manual biasanya dikerjakan pada areal rendahan atau
digunakan adalah Chainsaw, untuk areal rendahan arah tumbangan searah barisan
tanaman. Seluruh ranting (kanopi) pohon yang telah ditumbang harus dicincang
Lokasi pancang rumpukan nantinya akan dijadikan dasar gawangan mati pada saat
Excavator dengan jarak antara rumpukan yang satu dengan rumpukan lain adalah
2 baris tanaman atau ±16 meter. Jalur rumpukan kayu yang panjangnya ±250
(Time Schedule) agar disusun secara sistematis dan tidak saling menghambat satu
topografi, sumber air, drainase, batas dan luas areal, iklim, tenaga kerja, alat dan
bahan.
69
Rintis awal adalah kegiatan membuka lahan dengan parang dengan lebar 2
m. Jalan rintis digunakan sebagai dasar awal untuk pembuatan jalan utama, jalan
koleksi maupun blok. Pada land clearing kegiatan rintis bertujuan sebagai jalan
dalam melakukan survei dan menentukan lokasi jalur lebar dan panjang blok
dilokasi. Kegiatan ini harus dilakukan dengan metode yang tepat dan semua data
Peta harus dilengkapi skala, misalnya (1:5000) dan mencakup semua kondisi
lapangan yang penting seperti sungai, areal rendahan, bukit dan areal yang tidak
perlu ditanami.
Survey awal untuk memberi tanda batas lapangan. Batas ini harus cukup
jelas dan dibuat dengan tanda/ patok yang permanen. Jika dibutuhkan, suatu batas
Road) dan Jalan Pengumpul (Collection Road), Mengetahui kondisi lahan secara
pelaksanaan blocking area tersebut dimulai maka terlebih dahulu perlu disurvey
vegetasi, topografi sebagai dasar untuk penyusunan jadwal kerja dan metode yang
yang mungkin akan bertempat di areal yang dibuka perlu diteliti apakah akan
sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan. Jika situasi umum areal tersebut
70
telah diketahui barulah dapat dimulai dengan pelaksanaan pembukaan areal
tersebut.
Pada saat survey harus hal yang harus diperhatikan sesuai dengan
3. kelerengan lahan
4. Peta topografi areal yang meliputi sungai, bukit, rendahan dan areal konservasi
Peta yang dibuat harus akurat karena ini menjadi dasar perencanaan
pembangunan kebun ke depan. Semua data harus dicek dengan sangat teliti. Peta
juga harus memberikan informasi yang jelas seperti arah mata angin, legenda dan
3. Meteran 100 m,
4. Kompas,
5. Kamera digital,
71
6. Mesin pemotong (chainsaw dan alat pemeliharaannya) atau parang untuk
membersihkan rintisan,
8. palu
Bahan :
Team survey disesuaikan dengan bahan atau perlengkapan yang dibawa, biasanya
terdiri dari :
2. Main Road,
3. Collection Road.
72
3.4.3 Penyelesaian survey
serta tata ruangnya. Luas satu kebun biasanya disesuaikan dengan kapasitas pabrik
yang akan dibangun. Satu unit pabrik yang berkapasitas 30 ton TBS/jam disuplai
oleh tanaman yang luasnya 6.000 ha, sedangkan yang berkapasitas 60 ton
TBS/jam membutuhkan areal seluas 11.000 ha-12.000 ha. Satu kebun dibagi
areal dan tiap afdeling terdiri dari blok tanaman yang luasnya 16-40 ha/blok
tergantung kondisi areal. Blok ini sangat penting sebagai satuan luas administrasi
dan semua pekerjaan akan diperhitungkan dalam satuan blok. Untuk areal yang
rata atau berombak mudah membagi blok tersebut, tetapi untuk kondisi
bergelombang atau berbukit akan memiliki blok yang lebih kecil dan tidak jarang
sebagai batas blok dipakai batas alam seperti sungai, jalan dan lain-lain.
pekerjaan atau hal-hal tertentu yang harus dilaksanakan atau dipesan beberapa
dan lain-lain.
produksi serta untuk jalan kontrol, maka jaringan jalan dan mutu jalan di kebun
73
jaringan jalan harus selaras dengan desain kebun dan disesuaikan dengan kondisi
dengan kondisi lahan. Pada areal datar panjang main road 10,2 m per ha dan
collection road 33,6 m per ha Pembangunan jalan dibuat dengan sistem segi
empat beraturan (grid system) mengikuti denah blok yang berukuran 300 m x
Tata letak kantor dan pemukiman harus sesuai dengan luas areal tanaman,
dan jumlah karyawan Pada umumnya kantor ataupun pemukiman diletakkan pada
3. Pabrik
lingkungan pemukiman
c. Dekat sarana perhubungan baik jalan raya, kereta api yang menghubungkan ke
pelabuhan
airnya
74
4. Pembibitan
Bagi perkebunan baru didalam design kebun juga harus dicadangkan areal
Luas suatu blok tanam kelapa sawit yang ideal adalah ±50 ha (luas areal
tanam-tidak termasuk jalan). Bentuk blok adalah empat persegi panjang dengan
ukuran 2.000 m x 250 m. Pada blok ukuran 50 ha, maka panjang jalan 2.000 m
dengan arah Timur-Barat dan lebar jalan 250 m dengan arah Utara-Selatan.
Desain blok seperti ini menjadikan jalan produksi selalu mendapat sinar mata hari
arah timur-barat. Jalan ini berupa gawangan yang dibersihkan tanpa mengurangi
populasi per hektar. Bentuk blok dengan ukuran 2.000 m x 250 m akan
didasarkan atas kemampuan rata-rata pemanen mengangkut buah dari dalam blok,
75
3.6.1 Mekanis, Semi, Rendahan
perencanaan tata ruang dan letak lahan sehingga memungkinkan untuk dilakukan
penanaman yang memenuhi standar kualitas dan sistem jaringan jalan, saluran air,
konservasi tanah dan air, perumahan dan pabrik sesuai dengan keadaan areal dan
bersifat permanen. Land Clearing dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
3. Rendahan (excavator)
ini digunakan pada areal yang rata (kemiringan 0-8%). Pekerjaan dapat dilakukan
lebih cepat. Satuan penggunaan alat berat dalam JKT (jam kerja traktor). Semi
Mekanis ada imas, yaitu memotong rapat ke permukaan tanah semak dan
tumbuhan yang berdiameter <10 cm. Alat yang digunakan dalam proses imas
adalah parang/kampak. Pada Land clearing mekanis tidak dibenarkan ada proses
excavator untuk areal rendhan dan bulldozer untuk areal darat. Dalam kegiatan
merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris
dilakukan mengikuti areal kontur dan kayu-kayu yang melintang pada jalur kontur
76
tanaman harus dipotong dan disusun di jalur rumpukan. Untuk areal rendahan,
untuk mengetahui luas dan batas batas lahan yang berseberangan yang mengacu
Pembangunan kebun kelapa sawit pada intinya adalah pembuatan petak petak
lahan kerja berupa blok untuk ditanami benih dan bibit kelapa sawit, blok adalah
manajemen terkecil dari suatu kebun, yang kemudian secara kolektif membentuk
afdeling atau divisi, dan beberapa afdeling atau divisi menjadi estate. Pembuatan
blok blok tanam banyak ditentukan dari bentuk kontur dan topografi lahan / areal,
dasar untuk penyusunan rencana kerja, yaitu meliputi sistem kerja (perencanaan
kebutuhan biaya. Oleh karena itu, pembangunan fisik kebun dalam bentuk apapun
diselesaikan, kegiatan bloking areal ini juga berguna bagi masyarakat pemilik
77
1. Blocking Area Perkebunan Kelapa Sawit
a. Survey Pendahuluan
Mempersiapkan peta kerja perlu dilakukan agar pada saat pelaksanaan tidak
Peta yang digunakan adalah peta standard yang dikeluarkan oleh instansi yang
Kamera, Pita ukur (meter gulung), peta dasar BPN (Ijin Lokasi), peta kontur
Untuk Pemasangan Patok : Kayu ukuran 10 x 10 x 200 cm, palu, cat putih, cat
sistematika dan pelaporan hasil survey yang akan di ambil pada obyek survey
Kelerengan/Topografi
78
Jenis vegetasi
Ketinggian tempat
Fit to Area
Lahan Pembukaan
diawali dari penentuan titik ikat (koordinatnya) sebagai titik rujukan tanda
alam/bentang alam yang tidak mudah berubah karena situasi (misal cabang
sungai, persimpangan jalan dsb), utamakan pada batas luar kebun, dengan
79
dengan peta ijin lokasi (BPN) dan peta yang telah disiapkan dibuat jalur rintisan
selebar 1,5 m lalu diukur dan setiap jarak 50 - 100 m dipasangi patok yang dicat
merah.
kondisi lainnya yang telah di tetapkan sesuai peta BPN oleh tim surveyor dicatat
dan selanjutnya penanaman patok batas yang dilakukan oleh juru patok,
penanggung jawab perusahaan atau yang mewakilinya, dan tokoh masyarakat atau
Mengukur & memetak blok/bloking blok (U–S interval 250m x T-B 1000 m)
Memetakan jalan sebagai batas blok ( Main Road & Collection Road)
Memoles tanda dgn cat merah di sepanjang garis batas ukur blok dan cat putih
Menyajikan semua batas-batas alam, jalan, susunan blok yang diukur dan
80
Membuat Peta rancangan Desain Blok berdasarkan data awal yang sudah
dikumpulkan.
Pembuatan Peta Desain Blok definitif yang merupakan perbaikan dari Peta
Peta Desain Blok Definitif berfungsi sebagai peta kerja dan peta dasar untuk
c. Keselamatan Kerja
Pekerjaan survey dan bloking areal adalah pekerjaan yang beresiko tinggi,
dan berbahaya seperti hewan liar, alam yang masih asing serta iklim dan cuaca
yang kadang tidak bersahabat, serta harus berjalan dan menginap pada celah dan
jalur naik turun lereng dalam garis lurus, maka alat-alat survey serta perlindungan
dan keselamatan kerja harus sangat diperhatikan dan selalu dalam pengawasan.
81
Kebutuhan juru ukur 2,5 HK/ha dan perintis 5 HK/ha
Jaringan jalan terutama untuk jalan penghubung keluar dan masuk lokasi
Lokasi bibitan
Rintis – Blocking :
Jarak titik pancang antar MR adalah 1.009 m dan antar CR adalah 307 m
Lebar MR 9 m dan CR 7 m
Khusus untuk areal berbukit dilakukan imas tumbang terlebih dahulu sebelum
pembuatan jalan dan bloking. Bloking ditentukan berdasarkan batas jalan dan
82
3.6.3 Pembuatan Drainase
Kelapa sawit yang baru ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya
kelapa sawit dikenal periode tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya
mengakibatkan kelainan dan bah kan bisa mengakibatkan kematian pada tanaman
kelapa sawit tersebut, sehingga air yang diberikan harus disesuaikan dengan
air/drainase yang tepat yang bertujuan untuk mengelola dan mengumpulkan air
yang diperlukan olehtanaman kelapa sawit. Umumnya, lahan yang datar atau
sepanjang aliran sungai (alur alam) mempunyai masalah drainase yang cukup
berat sehingga tidak jarang akan banyak dijumpai areal rendahan (low
lying area) dan rawa rawa yang dipengaruhi oleh pasang -surut permukaan
air sungai.
hambatan yang serius. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembukaan saluran
air yang umum digunakan yaitu irigasi dan drainase. Irigasi merupakan usaha
83
untuk menambah air ke dalam wilayah, sedangkan drainase kebalikannya. Hal ini
perlu disadari agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian terminologi irigasi
berlawanan dan tidak mungkin digabung menjadi satu kesatuan. Untuk mencegah
timbulnya kerancuan dalam tata-nama sistem drainase, berikut dijelaskan tipe dan
ukuran saluran
1. Drainase lapangan (field drains; secara salah kaprah disebut parit tersier)
tanah.
sekunder)
ke pembuangan.
tanah.
3. Drainase pembuangan (outlet drains; secara salah kaprah disebut parit primer)
84
Jika tidak dapat memanfaatkan kondisi alam, juga dapat berupa saluran
Prinsip dasar dari suatu sistem drainase yaitu menyekap air, kemudian
drainase harus dirancang dalam bentuk jaringan yang memanfaatkan topografi dan
yang baik harus mengacu pada peta topografi dan bukan berdasarkan kondisi
visual saja (sesuatu yang sering terjadi di perkebunan dan umumnya tidak efektif
hasilnya).
tidak mampu mengeluarkan kelebihan air dalam waktu 24 jam. Dalam kondisi
mengeluarkan air keluar areal. Secara optimal, peningkatan ini dapat dilakukan
membentuk suatu jaringan dan saling bermuara secara bertingkat, dimana saluran
bersudut 60-70° dan membentuk pola tulang ikan. Titik temu ini harus membelok
ke arah aliran air dan tidak boleh tegak lurus. Disamping itu, titik temu ini juga
85
air/turbulensi, hal yang umum terjadi bila suatu junction terdiri lebih dari 2
membesar pada daerah hilir karena sifat aliran air yang akan mengakumulasikan
air di daerah hilirnya. Pembuatan penampang saluran air yang besarnya sama (dari
dan menggenang di daerah hilir. Pembuatan penampang saluran air harus semakin
Penurunan sudut dasar saluran air (slope fall = i) sebaiknya dibuat 30-50
cm per 100 m panjang saluran air (0,03-0,05 m/m). Jika penurunan sudut tersebut
berfungsi menyekap air,arahnya harus dibuat agak tegak lurus terhadap penurunan
dibuat secara lurus dan dirawat supaya bebas gulma. Keberadaan gulma akan
lurus maka dapat dibelokan dalam bentuk busur lingkaran dengan jari-jari 100 m.
dibuat dua buah berkeliling (membentuk kaki bukit) dan satu atau lebih ditengah
86
pembuangan.pengumpul yang melingkar di hulu, (5) tanah tinggi, dan (6) sudut
pertemuan 60-70°
pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung konsultan pengawas dan
gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah
tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan
mengikuti perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan
3.6.3 Imas
kecil dari 15cm. Tujuan dilakukan imas adalah memberikan jalan kepada pekerja
yang akan melakukan pekerjaan tumbang. Bekas tebangan imas harus mepet
Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja dihitung dari target luas dikerjakan per hari/ prestasi.
Output tenaga kerja tergantung kerapatan pohon yang akan ditebas/imas. Jika
imas akan diborongkan lakukan kalibrasi dengan dikerjakan secara harian dan
cost per ha di turunkan 20%, mengingat kualitas borong dan harian tentu beda.
Pengawasan
87
Pada awal pembukaan lahan kita ketahui situasinya cukup panas, lokasi
yang sepi dihutan, jauh dari hiburan dan fasilitas minim. Tenaga kerja cukup
yang baik dalam pengarahan baik sebelum dan sedang berlangsungnya pekerjàan.
kerja.
Alat Kerja
Parang yang cukup tajam dan mampu menebang kayu. Panjang dikisaran
50 - 70 cm, kalau kependekan bisa prestasi kecil dan jika kepanjangan tenaga
sedangkan dalam sistem harian tergantung kebijakan perusahaan. Batu asah harus
dibawa ke lapangan, jika perlu siapkan air untuk mengasah. Pastikan parang
hanya untuk menebang pohon dan perdu lainnya, bukan untuk yang lainnya.
Pelaporan
Dalam sistem borong prestasi atau luasan dikerjakan dibantu oleh team
GIS karena biasanya BAP perlu peta dan luasan yang terukur. Sedang pada harian
tidak perlu diukur namun luasan blok yang dikerjakan sesuai dengan luasan blok
pada areal statement. Sangat diperlukan data Jumlah tenaga, lemburan dan premi
melakukan peremajaan tanaman yang sudah tidak produktif dengan tanaman baru
baik secara keseluruhan maupun bertahap. Peremajaan kelapa sawit juga terkait
88
erat dengan upaya peningkatan produksi suatu kebun.Dari segi pengusahaan,
suatu kebun kelapa sawit dianggap sudah tua jika berumur sekitar 20 sampai 25
hasil produksi kebun sawit tidak menurun secara drastis. Pada tahap ini diperlukan
secara bertahap dengan membagi areal tanaman tua menjadi beberapa wilayah
Program peremajaan setiap tahun sekitar 4% dari total luas tanaman agar
luas tanaman belum menghasilkan (TBM) tidak lebih dari 12% dari total seluruh
areal tertanam. Hal ini dilakukan agar tandan buah segar (TBS) yang diolah pabrik
kelapa sawit (PKS) tetap stabil. Peremajaan dilakukan sesuai dengan prosedur
yang mengacu pada keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan serta
atau disuntikkan ke dalam lubang yang dibuat dengan bor atau kampak di
89
sekeliling atau melingkar pangkal batang setinggi 1 m dari permukaan
sawit berukuran besar yang berada dekat pangkal batang dan dekat permukaan
tanah. Hal ini bertujuan untuk mempermudah tanaman kelapa sawit terbongkar
merupakan tanaman dengan akar tunggang. Sebagai tanaman yang berasal dari
famili Palmae, kelapa sawit memiliki akar serabut. Penumbangan dapat dilakukan
dengan alat berat yang pada tahap ini biasanya digunakan excavator yang
pupuk bagi tanaman baru. Selain itu pencacahan juga bermanfaat untuk mencegah
datangnya hama seperti kumbang. Kumbang akan cepat menyerang pada batang
Proses pencacahan ini cukup mudah dilakukan karena kondisi batang yang
masih segar dan basah. Alat mesin yang digunakan yaitu excavator dengan
kapasistas 20 ton yang dilengkapi dengan alat chipping bucket (Fadhilla 2011).
3.6.7 Perumpukan
90
Fadhilla (2011) menyatakan, perumpukan merupakan kegiatan
mendistribusikan hasil cacahan sehingga dapat merata dan teratur. Tujuan dari
secara merata. Pada kegiatan ini, alat mesin yang digunakan yaitu excavator
pancang rumpukan nantinya akan dijadikan dasar gawangan mati pada saat
Excavator
menggunakan alat berat seperti Bulldozer dan Excavator Kayu hasil cincangan
rumpukan)
Jalur rumpukan harus berbeda di jalur gawangan mati. Lebar rumpukan kayu
selatan. Rumpukan pertama dimulai dari sebelah barat atara barisan tanaman 1
dan 2 (pada jarak ±6 m dari tepi jalan produksi) atau sesuai pancang rumpukan
yang telah dipasang Jarak antar rumpukan yang satu dengan jalur rumpukan
lain adalah 4-6 baris tanam atau 32-48 m tergantung volume kayu hasil
tumbangan. Setiap jarak 500 m pada jalan produksi, dibuat rumpukan dengan
91
Pada areal rendahan, dimana areal tersebut agak basah maka pelaksanaan Land
Clearing dapat dikerjakan secara manual dan atau menggunakan alat Excavator
dengan jarak antara rumpukan yang satu dengan rumpukan lain adalah 2 baris
tanaman atau ±16 meter Jalur rumpukan kayu yang panjangnya ±250 meter
diputus pada setiap jarak 50 meter dengan lebar ±6 meter Titik tanam yang
akan dipancang harus bebas dari tunggul kayu dengan jarak minimum 1.5
lahan selesai. Penanaman LCC pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, mencegah
tanaman agensia pengendali hayati (APH) yang ditanam di areal penanaman baru.
Pemancangan
pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan.
92
Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai acuan untuk pembuatan jalan,
parit, teras atau tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah
(Pahan 2012).
Konservasi Tanah
dilakukan untuk mengatur drainase dan mencegah erosi terutama pada daerah-
daerah yang miring. Drainase buruk akan mengganggu ketersediaan unsur hara
kontur, teras individu, benteng kontur, rorak, dan parit (sistem drainase).
Lubang tanam untuk kelapa sawit dibuat dengan ukuran panjang x lebar x
sebelah utara dan tanah bawah diletakkan di sebelah selatan lubang. Ajir
ditancapkan di samping lubang dan bila lubang telah selesai dibuat, ajir
manual dan mekanis dengan menggunakan alat post hole digger (PHD). Sistem
tanam yang dianjurkan yaitu membuat lubang tanam satu bulan sebelum masa
tanam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemasaman tanah dan mengontrol
ukuran lubang yang dibuat. Pengontrolan ukuran ini perlu dilakukan karena
93
ukuran lubang tanam merupakan salah satu aspek penting dalam perkebunan
kelapa sawit.
Pola tanam kelapa sawit berbentuk segi tiga sama sisi pada areal rata atau
kemiringan lebih dari 1200 perlu dibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai
ketentuan (violle lining). Penanaman bibit kelapa sawit merupakan salah satu
tahapan yang penting pada proses peremajaan karena investasi yang sebenarnya
dari perusahaan perkebunan yaitu bibit yang ditanam di lapangan. Pokok yang
ditanam akan menentukan produksi selama satu generasi yang akan datang (25
Waktu tanam yang dilakukan pada saat tanah cukup lembab agar akar
dapat berkembang baik setelah penanaman. Sebagai upaya untuk menyiasati hal
ini, biasanya sehari sebelum bibit ditanam, bibit di dalam polybag disiram dengan
air. Hal ini dilakukan agar bibit tidak mengalami stres lingkungan. Apabila tanah
memiliki cukup hara saat tanam dan menghidari serangan cendawan Ganoderma
sp. lubang tanam harus diberikan pupuk Rock phospate, Tricodherma, dan
hara esensial terutama fosfor (P) oleh akar tanaman. Selain itu, FMA mampu
94
meningkatkan kandungan klorofil dan zat perangsang tumbuh, sehingga tanaman
yaitu, sayat polybag dari dasar ke atas, lalu keluarkan bibit, masukkan bibit ke
dalam lubang dengan posisi tegak lurus, masukkan tanah galian bagian atas
terlebih dahulu, lalu tanah galian bagian bawah hingga membentuk gundukkan
setinggi 5 cm, padatkan tanah di sekitar tanaman agar tertanam kokoh, kemudian
dibuat piringan dengan jari-jari 50 cm. Piringan harus bebas gulma, sisa pupuk
ditaburkan di piringan, lalu ajir ditancapkan dan bekas polybag digantung pada
ujung ajir sebagai penanda bahwa polybag telah dilepaskan dan untuk
tanam (HST), kegiatan ini untuk memastikan tidak ada tanaman yang miring atau
Pada daerah areal rendahan yang rentan tergenang air saat musim hujan,
selesai. Hal ini bertujuan untuk mencegah akar tanaman tidak tergenang dalam
waktu lama yang dapat memicu terjadinya pembusukan akar (Tim MCAR 2007).
dari sekian banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan lahan ialah
perkebunan yang ditanami oleh kelapa sawit. Jadi hasil utamanya berupa tandan
buah sawit yang nantinya dapat diolah menjadi minyak CPO. Sampai saat ini,
95
peluang membudidayakan kelapa sawit masih sangat tinggi karena tingkat
ditanami bibit kelapa sawit. Upaya yang tidak kalah penting yaitu melakukan
konservasi tanah dan air pada lahan yang kondisinya miring menggunakan teknik
terasering yang biasa disebut tapak kuda. Berbeda dengan terasering pada lahan
pertanian, di sini kita hanya perlu meratakan tanah yang ada di sekeliling pokok
sawit.
cara-pembuatan-tapak-kuda
antaranya :
Tidak semua area perkebunan harus dibuat tapak kuda. Agar menghemat
tenaga, tapak kuda sebaiknya dibuat hanya di sekeliling tanaman kelapa sawit.
96
Area yang telah ditentukan lantas dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
membuang akar bekas tanaman lain serta sampah nonorganik yang terdapat di
dalam area tersebut. Begitu pula dengan gulma, sebaiknya gulma turut
yang posisinya lebih tinggi, lalu diurug di tanah yang lebih rendah. Tidak lupa
untuk membuat benteng sebagai penahan tanah urugan di tanah yang lebih
rendah. Benteng ini terbuat dari tanah yang dimasukkan di dalam karung beras.
Susun tanah ini sedemikian rupa supaya kuat dan mampu mempertahankan
tanah.
saling merekat satu sama lain, dan tidak mudah dirusak air atau angin. Kita
bisa menginjak-injak tanah tersebut beberapa kali atau menggunakan alat berat
Tapak kuda yang dibuat dengan teknik di atas biasanya mampu bertahan
setidaknya selama tiga tahun. Bagaimana pun kita perlu merawatnya supaya usia
pakai tapak kuda menjadi lebih lama. Caranya dilakukan dengan memperbaiki
bagian-bagian tapak kuda yang telah rusak serta memadatkan kembali bagian
bentengnya.
97
BAB IV. PENANAMAN KELAPA SAWIT
HK/ha.
mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu
termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.
Pola tanam di daerah tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan
memperhatikan curah hujan, terutama pada daerah atau lahan yang sepenuhnya
98
tergantung dari curah hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditamanpun perlu
mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu
termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.
Pola tanam ada tiga macam, yaitu : monokultur, rotasi tanaman dan polikultur
(Anwar, 2012).
mempersiapkan lahan budidaya. Salah satu bentuk persiapan lahan yang paling
krusial yaitu pembuatan rancangan pola tanam bibit-bibit kelapa sawit. Nantinya,
pola tanam ini digunakan sebagai penanda tempat di mana lubang tanam akan
dibuat.
sama sisi. Dengan menerapkan bentuk ini, populasi kelapa sawit per hektar lebih
optimal daripada pola tanam berbentuk persegi. Selain itu, pola segitiga sama sisi
juga memungkinkan tidak ada ruangan yang kosong akibat tertutup tajuk kelapa
sawit. Hal ini cukup efektif untuk menghambat tingkat pertumbuhan tanaman
gulma sekaligus mengefektifkan penyerapan unsur hara oleh akar kelapa sawit.
99
Pembuatan rancangan pola tanam kelapa sawit juga perlu memperhatikan
kontur tanah di lahan budidaya. Untuk lahan yang mempunyai kontur tanah yang
sama sisi. Sedangkan untuk lahan yang memiliki kontur tanah berbukit dengan
kemiringan lebih dari 120 derajat, harus dibuatkan teras kontur denganjarak
jenis tanah, kesuburan tanah, dan varietas bibit yang digunakan. Pada tanah
gambut, jarak tanamnya lebih rapat dibandingkan pada tanah mineral. Begitu pula
dengan tanah yang kurang subur, sebaiknya jarak tanam yang diterapkan lebih
Pola tanam terbagi 3 yaitu pola tanam monokultur, rotasi tanaman dan pola
tanam polikultur.
Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan
sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam
maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Sedangkan kelemahan sistem ini adalah
100
Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman adalah penanaman dua jenis atau
lebih secara bergiliran pada lahan penanaman yang sama dalam periode waktu
tertentu. Seperti tanaman semusim yang ditanam secara bergilir dalam satu tahun,
dan tanaman tersebut semisal tanaman jagung, padi, dan ubi kayu. Rotasi tanam
pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu
meningkatkan produktivitaslahan
terjadinya erosi
hijau
Pola tanam Polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman
pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek
tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya, selain itu siklus
101
b) Menambah kesuburan tanah. Misalnya dengan menanam tanaman yang
lebih gembur.
c) Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis
bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas
lainnya.
persaingan penyerapan unsur hara antar tanaman, dan b) OPT banyak sehingga
pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat
yang sama.
keuntungan maksimum.
menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam
beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya,
semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman
102
e. Tanaman bergiliran ( Sequential Planting), merupakan penanaman dua jenis
tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang
satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan
yang sama.
(umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan
kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.
satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam
yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang
tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua
tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan
Populasi tanaman
103
Rumus :
Perhitungan :
Luas Areal : 1 Ha
Jarak Tanam : 8m x 9m
= 138 tanaman
4.3 Pemancangan
Untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur terlebih dahulu
diadakan pemancangan areal. Pemancangan pada areal yang rata jarak antara
barisan dan dalam barisan sesuai dengan jarak yang sebenarnya. sedangkan untuk
areal yang berbukit dan berkontur arah barisan mengikuti arah kontur yang ada
104
Gambar 2. Jarak antar barisan
Pemancangan dilakukan sesuai dengan jarak tanamnya (sistim segi tiga sama
sisi).
Tentukan titik awal A berjarak 1.95 M (1/4 X7.80 M ) dan 2.25 m (1/4
x9.0 m) dari pinggir areal dengan pancang kepala. Titik A sebagai awal
pancang hidup.
105
Kawat I ; direntangkan U – S secara lurus dari titik A. Pada tiap titik 9 m
Kawat II ; direntangkan arah Barat – Timur. Pada tiap jarak antar baris 7,8
pancangan mati.
Kawat I digeser lagi pada posisi B2 pada tanda pancangan hidup 9 meter.
Pada saat menanamkan pancang harus selalu dilihat lurus kesemua jurusan
(mata lima).
Bila pemancangan pada areal 1 ha ini sudah selesai maka dapat dilanjutkan
pancang :
Kawat Sling 100 m yang telah diberi tanda jarak tanam dan jarak antar
barisan
106
Gambar 3. Pemancangan
• Peneropong 1 orang
• Pemancang 1 orang .
Peralatan Pancang
pancang :
Kawat Sling 100 m yang telah diberi tanda jarak tanam dan jarak antar
barisan
107
4.3.3 Pancang Tanam Kelapa Sawit Pada Daerah Berbukit
daerah yang banyak hujannya. dan tidak semuanya datar/flat. Pada bulan tertentu
(musim hujan) dapat tejadi lebih air (water excess), tetapi pada beberapa lokasi
dimana terdapat perbedaan musim hujan dan kemarau agak tegas terdapat pula
kekurangan air (water deficit). Agar air hujan yang jatuh dapat ditampung, ditahan
lebih lama agar meresap dalam tanah, persediaan air dalam tanah (water reserve)
selalu cukup terutama pada musim kemarau dan untuk mencegah erosi maka
pengawetan tanah ini mutlak diperlukan terutama didaerah yang memiliki jumlah
Gambar 4 . Teras
Pada daerah datar yang diutamakan adalah parit, drainase dan jembatan ,
sedangkan teras dan benteng tidak banyak diperlukan, Untuk mematahkan aliran
air permukaan (run off) dan memperbesar daya infiltrasi air ketanah maka
diperlukan teras. Teras ini juga berguna untuk meningkatkan daya simpan air,
(individual/tapak kuda) dan diatas ini dibuat teras bersambung. Teras tunggal
108
yang telah dibuat, berukuran 2x 1,5 meter dimana panjang menurut arah kountur
derajat, disebelah dalam dibuat rorak kecil guna penampungan air dan benteng
kecil. Teras ini harus dapat diperbesar menjadi 3x3 meter. Teras bersambung
kemiringan, makin tinggi kemiringannya maka makin jauh jaraknya, lebar teras
minimum 3,7 meter dan maksimum 4,27 meter dengan asumsi bahwa diameter
batang 2,36 meter maka masih tersedia ruang masing-masing sepanjang 1,175
meter didepan maupun dibagian belakang pokok. Terutama pada areal kemiringan
14% maka teras sinambung ini sudah mutlak perlu, untuk kedapatan pokok per
HA 128 dan 138 pokok misalnya maka jarak antar kontur dan jarak antar pokok
adalah :
109
Tabel Bentuk Pengawetan Tanah
induk dimulai dari puncak lereng kearah kaki lereng, sedangkan lereng yang
dipilih adalah lereng dengan kemiringan dominan atau rata-rata terbanyak pada
suatu areal, bukan lereng yang ekstrim (lereng paling terjal atau paling
banyak kontur terputus, hal ini harus dihindari. Jarak antar pancang induk : 8 m
Penentuan titik tanam pada kontur teratas (kontur 1) jarak antar titik tanam
110
• Menarik tali vertikal kebawah, ketika sampai pada kontur II dibelokan
• Ujung tali juga merupakan titik tanam ke2 titik-titik tanam tersebut diberi
pancang tanam.
Penentuan titik tanam berikutnya adalah : pembawa ujung tali pada kontur
1 menggeser ketanah pada kontur 1 diikuti oleh 2 orang yang berada dikontur II,
titik tanam terakhir ada pada kontur II merupakan titik siku-siku, dan ujung tali
pada kontur tanam merupakan titik tanam baru.Untuk mendapatkan titik siku-siku
pada titik siku pembawa ujung tali pada kontur 1 menggeser kekiri atau kekanan
penentuan pada kontur 1 dan II. Pancang kontur dicabut bila pancang tanam sudah
ditancapkan.Pancang induk dicabut jika titik tanam terakhir telah selesai dalam 1
kontur. Pancang dapat digesr 1-2 meter untuk menyesuaikan letak dengan
waktu dan kondisi lahan yang dimiliki. Kesalahan dalam pembuatan lubang
lakukan.
111
Direkomendasikan membuat lubang tanam kelapa sawit sejak seminggu
sebelum proses penanaman bibit dilakukan. Tujuannya agar waktu yang tersedia
cukup untuk mengontrol lubang penanaman yang telah dibuat. Jika rentang
pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit terlalu lama, maka lubang
cepat, posisi dan ukuran lubang tidak bisa terkontrol dengan benar.
sebelum proses penanaman bibit dilakukan. Tujuannya agar waktu yang tersedia
pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit terlalu lama, maka lubang
cepat, posisi dan ukuran lubang tidak bisa terkontrol dengan benar.
Sementara itu, untuk posisi lubang pada kedua macam terasan, pembuatan
lubang berjarak 1 meter dari dinding teras. Tanah hasil galian lubang bagian atas
atau top soil dikumpulkan di sebelah kanan anak pancang. Sedangkan tanah galian
lubang bagian bawah atau sub soil ditempatkan di sebelah kiri anak pancang.
112
Pada umumnya, lubang yang dipakai untuk penanaman kelapa sawit di
lahan gambut ialah lubang ganda (double hole). Prinsipnya ini merupakan lubang
tanam yang dibuat di dalam lubang. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kemungkinan kelapa sawit tumbuh secara miring ke salah satu posisi pada awal
lubang atas dengan ukuran 100 x 100 x 30 cm. Kemudian tepat di dalam lubang
pertama ini dibuat lagi lubang kedua sebagai lubang tanam sebenarnya dengan
ukuran 60 x 60 x 60 cm. Perhatikan untuk mengumpulkan tanah top soil dan sub
soil dengan posisi seperti halnya yang telah dijelaskan pada pembuatan lubang
posisi tegaknya. Kemiringan tumbuh kelapa sawit bisa terjadi sebab tanaman yang
masih muda belum mempunyai sistem perakaran yang cukup kuat untuk
penyusutan tanah dapat berkurang hingga akar tanaman berkembang cukup kuat.
Walaupun metode lubang ganda ini tidak bisa menjamin seratus persen
kelapa sawit di lahan gambut bakal tumbuh secara tegak layaknya di lahan
tumbuhan miring. Perlu diketahui, kelapa sawit yang tumbuh miring memerlukan
113
percuma. Jika kondisi ini terus berlanjut, produktifitas kelapa sawit yang
bahan organik yang tergenang air pada berbagai kedalaman tertentu. Kandungan
bahan organik pada lahan gambut biasanya masih bersifat mentah. Syarat-syarat
1. Pada tanah gambut lubang pertama dibuat lebih besar yaitu 1 x 1 x 0,3 m dan
lubang kedua dibuat di dasar lubang pertama sesuai dengan ukuran polibeg.
2. Penanaman harus dimulai awal musim hujan dan harus berakhir minimal 1
bulan sebelum musim hujan berakhir. Untuk daerah dengan curah hujan merata
3. Tanaman yang ditanam terlalu dalam, kurang dalam, miring tergenang air, bibit
abnormal yang turut tertanam dan lain-lain perlu segera diperbaiki / diganti.
bibit yang berumur lebih tua, yaitu 15 – 18 bulan dapat juga digunakan.
mengalami stres yang agak lama karena banyaknya akar yang terpotong
sewaktu dibongkar dari pembibitan dan persentase kematian bibit akan tinggi
114
Tujuan pemupukan yaitu menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman
sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik dan akan mampu berpotensi secara
untuk menghindari kehilangan unsur hara pupuk curah hujan yang ideal adalah
100-200 mm per bulan. Dosis pupuk pada TBM belum menggunakan hasil
sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik dan akan mampu berpotensi secara
untuk menghindari kehilangan unsur hara pupuk curah hujan yang ideal adalah
100-200 mm per bulan.Dosis pupuk pada TBM belum menggunakan hasil analisis
a. Persiapan
dari pemupukan, maka diperlukan suatu persiapan yang matang sebagai berikut :
115
Peta rencana pemupukan/pengeceran pupuk pada blok/KCD untuk
kelancaran pemupukan;
tanggal, per jenis pupuk, dosis pupuk, per tahun tanam, blok/KCD
b. Perlengkapan
pemupukan yaitu :
dengan jumlah tenaga kerja yang memupuk, dan mangkok harus seragam.
Ember plastik sebagai alat untuk membawa sejumlah pupuk dari tempat
pupuk minimal 10 kg, sebab ember terlalu kecil maka jika diisi terlalu
Timbangan
116
ditetapkan dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai pedoman ukuran
penaburan pupuk. Hal ini perlu dilakukan untuk setiap jenis pupuk yang
akan ditaburkan karena beratnya tidak sama walaupun volume yang sama.
c. Organisasi Kerja
Pengecer pupuk
tempat yang telah ditentukan (sesuai peta rencana pemupukan yang sudah
pengecer pupuk ini terdiri dari satu regu khusus yang dipimpin langsung
Setiap mandoran (26 orang penabur pupuk) dibantu oleh : 2 orang tenaga
dengan pisau.
Penabur pupuk
Penabur pupuk setiap mandoran biasanya terdiri dari 26 orang tenaga kerja
yang bertugas menaburkan pupuk sesuai dengan dosis dan jenis pupuk
(Mandor Pemupukan).
117
Pengumpul karung pupuk
ditabur yang jumlahnya harus sama dengan jumlah karung pupuk yang
diecer.
d. Cara Memupuk
Ada dua cara memupuk yang umum dipakai pada tanaman kelapa sawit
yaitu sistim pocket (dibenam) dan sistem tabur langsung diatas piringan pohon.
berikut :
terutama pupuk N;
karena diantara kedua pupuk ini mudah timbul reaksi sehingga akan
jenis lainnya;
118
Pupuk ZA/urea dapat diberikan pada waktu yang berdekatan dengan
terjamin;
dengan cara menaburkan pada ketiak pelepah daun mulai dari antara
benar.
e. Pengawasan
setiap kegiatan pemupukan Asisten Afdeling dan Mandor Besar harus berada di
tersebut diatas perlu diperhatikan pula bahwa tidak dibenarkan ada pupuk
tanaman.
119
Tabel Standar Umum Pemupukan Untuk Tanaman Kelapa Sawit TBM Pada
Tanah Mineral
120
24 350 300 350 300 50 -
28 350 450 450 350 50 -
32 450 450 500 350 - -
Jumlah 2.300 2.600 2.950 1.950 150 25
Sumber: PPKS (2008)
1. Persiapan
Rencana kebutuhan pupuk, terinci per tahun tanam, per Afdeling, per
kelancaran pemupukan;
per jenis pupuk, dosis pupuk, per tahun tanam, blok/KCD dan jumlah
kebutuhan tenaga.
2. Perlengkapan
pemupukan yaitu :
Mangkok plastik sebagai takaran penaburan pupuk harus tersedia sesuai dengan
121
Ember plastik sebagai alat untuk membawa sejumlah pupuk dari tempat
pengeceran pupuk ke pohon yang akan dipupuk sesuai dengan jumlah tenaga
kg, sebab ember terlalu kecil maka jika diisi terlalu penuh akibatnya pupuk akan
tercecer di jalanan.
Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang pupuk sesuai dosis dan jenis pupuk yang
merupakan takaran sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan dan selanjutnya
akan dipergunakan sebagai pedoman ukuran penaburan pupuk. Hal ini perlu
dilakukan untuk setiap jenis pupuk yang akan ditaburkan karena beratnya tidak
3. Organisasi Kerja
Pengecer pupuk
yang telah ditentukan (sesuai peta rencana pemupukan yang sudah disiapkan).
penabur pupuk tidak perlu mondar mandir dalam mencari pupuk yang akan
ditaburkan (membuangbuang waktu). Tenaga pengecer pupuk ini terdiri dari satu
regu khusus yang dipimpin langsung oleh seorang Mandor (Mandor pengecer
pupuk).
Setiap mandoran (26 orang penabur pupuk) dibantu oleh : 2 orang tenaga
pembedah kantong pupuk, yang tugasnya membuka kantong pupuk dengan pisau.
122
Penabur pupuk
Penabur pupuk setiap mandoran biasanya terdiri dari 26 orang tenaga kerja
yang bertugas menaburkan pupuk sesuai dengan dosis dan jenis pupuk yang telah
Pemupukan).
Pekerja ditugaskan mengumpulkan bekas karung pupuk yang sudah ditabur yang
4. Cara Memupuk
Ada dua cara memupuk yang umum dipakai pada tanaman kelapa sawit yaitu
sistim pocket (dibenam) dan sistem tabur langsung diatas piringan pohon.Teknik
terutama pupuk N;
Penaburan pupuk N pada tanaman umur 1 bulan, mulai dari pangkal pohon
karena diantara kedua pupuk ini mudah timbul reaksi sehingga akan
123
Pupuk ZA/urea dapat diberikan pada waktu yang berdekatan dengan
dengan cara menaburkan pada ketiak pelepah daun mulai dari antara
benar.
5. Pengawasan
pemupukan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada
setiap kegiatan pemupukan Asisten Afdeling dan Mandor Besar harus berada di
tersebut diatas perlu diperhatikan pula bahwa tidak dibenarkan ada pupuk
Tanah Gambut
e
Lubang ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 25
124
tanaman
3 100 150 200 100 ‐ ‐
6 150 150 250 100 ‐ ‐
9 150 200 250 150 25 ‐
12 200 300 300 150 ‐ ‐
16 250 300 300 200 25 ‐
20 300 300 350 250 ‐ ‐
24 350 300 350 300 50 ‐
28 350 450 450 350 50 ‐
32 450 450 500 350 ‐ ‐
Pupuk hayati MiG‐6PLUS diberikan sebanyak 20ml/ph/3‐4bulan (campur dengan
air ½ ‐ 1 liter). Masukan pada lubang dengan jarak 1/3 pelepah dengan
tanah yang digali dan lubang tanam mengalami pengaruh iklim sehingga terjadi
perbaikan tanah secara fisika ataupun Kimia dan dapat di lakukan pemeriksa
lubang baik ukuran maupun jumlah per hektarnya. Lubang tanam bertujuaan
untuk menyediakan ruang bagi perakasaran yang baik bagi tanaman pada fase
Berikut ini adalah cara pembuatan lubang tanam secra manual dan
mekanik:
a. Manual
125
Peralatan yang diperlukan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul, alat
digger. Teknis pengerjaan lubang tanam secara manual dilakukan dengan tata
lubang tanam (90 x 90) cm diatas permukaan tanah sehingga pancang tepat
Top soil diletakkan di sebelah selatan dan sub soil di sebelah utara secara
posisi semula
Dinding lubang tanam harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain.
b. Mekanis
Pembuatan lubang tanam secara mekanis dapat kita lakukan dengan cara
menggunakan mesin pembuat lubang (Hole Digger). Ada beberapa tipe hole
digger yang dapat kita gunakan untuk membuat lubang tanam secara mekanis.
untukpelubangan tanaman ulang (replanting) pada sektor skala besar, mesin ini di
gerekkan oleh traktor ban/jonder (whell tractor) yang mempunyai rpm PTO 540
rpm dan kecepatan boran 180 rpm. Hole digger merupakan peralatan yang sangat
126
ekonomis jika di pandang dari nilai investasi dan capaian kinerja yang dihasilkan,
terutama untuk proyek besar dalam tanaman ulang jika dibandingkan dengan
Pembuatan lubang yang di lakukan pada saat tanam atau hanya 1 - 2 hari
sebelum tanam tidak dianjurkan. Lubang tanam kelapa sawit biasanya di buat
bawah di taruh di sebelah selatan lubang, Ajir di tancapkan di samping lubang dan
bila lubang telah selesai di buat, ajir di tancapkan kembali ke tengah – tengah
lubang. Apabila tanaman akan di tanam menurut garis tinggi (kontur) atau di buat
teras melingkari bukit, letak lubang tanaman harus berada paling dekat 1,5 m
darisisi lereng. Untuk penanaman kelapa sawit yang melingkari bukit, biasan nya
di buat teras – teras terlebih dahulu, baik teras individual mampun teras kolektif.
pembukaan larikan tanaman atau penempatan pancang, atau air tanam, (b)
penanaman tanaman penutup tanah kacangan, dan (c) penanaman kelapa sawit.
1. Pemancangan
pancang sebagai titik tanam, di mana titik tanam kelapa sawit akan di tanam.
127
tanam bibit kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk
barisan ajir yang lurus di lihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman
pun akan lurus terutur serta memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya.
Dalam keadaan yang demikian, tanaman mempunyai peluang untuk tumbuh dan
berkembang dalam kondisi yang tidak berbeda. Sistem jarak tanaman yang
Dengan sistem segitiga sama sisi ini, jarak utara – selatan tanaman adalah 7,82 m
dan jarak antara setiap tanaman adalah 9 m. Populasi (kekerapatan) tanaman per
ha adalah 143 pohon. Penanaman kelapa sawit dapat juga menggunakan jarak
tanam 9,5 m X 9,5 m X 9,5 m dengan jarak tegak lurus (U-S) 8,2 dan populasi
Lubang tanam harus dibuat seminggu sebelum sebelum penanaman agar tanah
yang digali dan lubang tanam mengalami pengaruh iklim sehingga terjadi
perbaikan tanah secara fisika ataupun Kimia dan dapat di lakukan pemeriksa
lubang baik ukuran maupun jumlah per hektarnya. Lubang tanam bertujuaan
untuk menyediakan ruang bagi perakasaran yang baik bagi tanaman pada fase
Pembuatan lubang yang di lakukan pada saat tanam atau hanya 1 - 2 hari
sebelum tanam tidak dianjurkan. Lubang tanam kelapa sawit biasanya di buat
128
bawah di taruh di sebelah selatan lubang, Ajir di tancapkan di samping lubang dan
bila lubang telah selesai di buat, ajir di tancapkan kembali ke tengah – tengah
lubang. Apabila tanaman akan di tanam menurut garis tinggi (kontur) atau di buat
teras melingkari bukit, letak lubang tanaman harus berada paling dekat 1,5 m
darisisi lereng. Untuk penanaman kelapa sawit yang melingkari bukit, biasan nya
di buat teras – teras terlebih dahulu, baik teras individual mampun teras kolektif.
a. Manual
Peralatan yang diperlukan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul, alat
digger. Teknis pengerjaan lubang tanam secara manual dilakukan dengan tata
lubang tanam (90 x 90) cm diatas permukaan tanah sehingga pancang tepat
Tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan sub soil. Top soil
diletakkan di sebelah selatan dan sub soil di sebelah utara secara teratur
semula.
Dinding lubang tanam harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain.
129
Norma prestasi melubang yaitu15 – 20 lubang/HK
b. Mekanis
Pembuatan lubang tanam secara mekanis dapat kita lakukan dengan cara
menggunakan mesin pembuat lubang (Hole Digger). Ada beberapa tipe hole
digger yang dapat kita gunakan untuk membuat lubang tanam secara mekanis.
untukpelubangan tanaman ulang (replanting) pada sektor skala besar, mesin ini di
gerekkan oleh traktor ban/jonder (whell tractor) yang mempunyai rpm PTO 540
rpm dan kecepatan boran 180 rpm. Hole digger merupakan peralatan yang sangat
ekonomis jika di pandang dari nilai investasi dan capaian kinerja yang dihasilkan,
terutama untuk proyek besar dalam tanaman ulang jika dibandingkan dengan
3. Menanam
lubang, persiapan lubang, menanam bibit pada lubang, dan pemeriksaan areal
dan sebagainya bibit yang berumur lebih tua, yaitu 15 - 18 bulan dapat juga di
gunakan. Dalam keadaan normal tidak dianjurkan mengignat bibit tersebut akan
mengalami stress yang agak lama karena banyak nya akar yang di potong sewaktu
130
di bongkar dari pembibitan dan persentase kematikan bibit akan tinggi terlebih
kayu agar tidak mudah tumbang atau miring tertiup anging. Karena ukurannya
sudah besar maka pengangkutan dari tepi ke dalam lebih sulit sehingga tidak
(2008).
ditanam yang dilanjutkan pada hari penanaman dan diusahakan habis ditanam
saat kecambah diterima. Untuk itu, setiap pengangkutan bibit harus disertai
catatan atau dokumen yang jelas atau menerapkan sistem surat perintah
pengeluaran bibit (DO) dari pembibitan yang lazim dipakai perusahaan besar.
Begitu pula dengan proses pengeceran dan penanaman bibit di lapangan harus
131
dan terpisah dengan tenaga yang mengecer bibit ke setiap lobang tanam.
Begitu pula dengan tenaga penanam dilakukan oleh kelompok yang berbeda.
Untuk menjamin setiap tanaman mendapat pupuk dasar, maka pada saat
mengecer bibit, harus disertai dengan satu kantong pupuk dasar yang telah
disertai satu kantong plastik pupuk dasar berupa SP-36 atau fosfat alam sesuai
SP36 atau 250 – 500 g posfat alam. Usahakan penanaman dilakukan pada
awal musim hujan agar tanaman yang baru dipindah mendapat air yang cukup
liter/pohon.
Sebagian pupuk dasar (2/3 bagian) dicampur rata dengan tanah lapisan
atas dan sisanya ditaburkan didasar lobang untuk merangsang perakaran. Jika
(atau leher akar) bibit sawit rata dengan permukaan tanah. Untuk memastikan
132
kedalaman lobang tersebut, masukkan bibit guna mengukur kedalaman lobang
tanam. Jika masih terlalu dalam tambahkan lagi tanah, dan ditekan dengan
kaki supaya bibit tidak melesak ke dalam. Penanaman yang terlalu dalam
tergenang ait saat musim hujan dan jika terlalu dangkal dapat menyebabkan
seperempatnya, lalu sobekan dasar plastik dilipat ke atas ke arah dinding luar
pada bagian yang belum sobek. Sambil memegang sobekan alas kantong
plastik tadi, masukkan bibit ke dalam lubang secara hatihati. Atur sedemikian
rupa agar tegak dan lurus dan lurus dengan barisannya. Selanjutnya, dinding
plastik diiris dengan pisau sebelum mulai ditimbun dengan tanah lapisan atas
yang sudah dicampur dengan pupuk dasar. Pada saat penimbunan sudah
ditekan dengan tangan agar bibit tidak rebah atau doyong, sampai leher akar
atau pangkal batang sejajar dengan permukaan tanah. Usahakan tanah dalam
kantong plastik tidak pecah supaya akar tidak rusak. Agar memudahkan
pengawasan dan memastikan bahwa semua bibit telah tertanam dan kantong
plastiknya telah dicabut, maka kantong plastik tersebut dikaitkan pada ujung
ajir.
4.6 Penyisipan
133
Pada tanaman perkebunan, penyisipan atau penyulaman adalah sesuatu
yang biasa dilakukan karena tanaman yang baru ditanam tidak semuanya hidup.
Gangguan hama dan penyakit dapat menyebabkan tanaman yang baru ditanam
tanaman yang mati dan abnormal tersebut sehingga populasi tetap optimal dan
pertumbuhannya seragam.
Penyisipan pada tanaman kelapa sawit dapat dilakukan pada tahap priode
TBM dan TM, pada penyisipan TM yaitu menggantikan tanaman yang telah
ditanam pada lapangan areal tanaman yang tidak tumbuh dengan baik atau biasa
disebut dengan upnormal seperti kerdil, tidak berbuah , terserang hama dan
tanaman yang mati, tanaman yang rusak, dan tanaman tumbang. Tanaman yang
rusak dan tumbang harus segera direhabilitasi dengan menegakkan tanaman dan
Tongkat penyangga dan tali dapat digunakan jika diperlukan. Jika tidak dapat
direhabilitasi maka harus dimasukkan pada daftar tanaman yang harus diganti
bersama tanaman yang mati. Pada titik dimana tanaman harus diganti dibuat
134
pancang setinggi 2 – 2,5 m dan diberi tanda diujungnya (dicat merah atau kuning)
agar mudah terlihat oleh tim penyulam nantinya. Kegiatan inventarisasi dapat
dilakukan secara berkala setiap enam bulan atau setahun sekali sehingga populasi
tetap optimal.
Setelah jumlah dan posisi tanaman yang harus disulam sudah diketahui,
maka penyulaman dapat segera dilakukan. Tanaman yang mati atau rusak berat
harus dicabut dan lubang bekas tanaman digali kembali dengan ukuran 60 x 60
600 gr/lubang tanam. Penanaman bibit sama seperti penanaman bibit umumnya.
Umur 1 dan 2 tahun setelah tanam, sisiplah setiap titik yang kosong,
tanaman tidak produktif, crown disease dll. Penyisipan harus selalu dilaksanakan
Umur 3 – 4 tahun setelah tanam, jika hanya satu titik diantara dua pohon
yang kosong tidak disisip, jika 2 kosong, sisip 1, dan jika 3 atau 4 kosong
Umur 5 tahun setelah tanam tidak ada penyisipan, kecuali jika ada tempat
kosong karena kejadian yang tidak biasa, misalnya serangan penyakit akar
Kelapa sawit yang menderita crown disease harus diganti karena produksi
135
Kelapa sawit yang mengalami transplanting shock yang parah atau
Sensus Penyisipan
Sensus dilaksanakan 1 dan 2 tahun setelah tanam. Pada saat sensus dicatat
setiap titik yang kosong, tanaman yang mengalami transplanting shock yang
Petakan dan beri tanda pada formulir dengan tanda 0 = tanaman ada; x = tidak
Jumlah sisipan yang normal; TBM1 = 5%; TBM2 =2,5%; dan TBM3 = 1%.
tanaman sisipan yang mencukupi, pemesanan biji harus lebih 30% dari
sisipan).
jarak yang lebih lebar (1,5m x 1,5m) dari awal untuk mendapatkan
136
pertumbuhan yang optimal. Bahan tanaman ini harus ditanam dalam polybag
Persiapan Penyisipan
Lakukan pemotongan pelepah mati dan yang tidak perlu, untuk memudahkan
pengangkatan
Transplanting harus dilaksanakan pada musim tanam dan curah hujan yang
cukup.
Teknik
137
Sensus
sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut dengan
istilah blok . Kegiatan sensus pohon dilakukan setiap tahun pada tanaman
menghasilkan (TM), hal ini agar data jumlah pohon termonitor, sehingga
dan penyisipan.
dengan melihat pola tanam yang sudah ditanam. Adapun tujuan hasil sensus
Penanaman Penyisipan
dilakukan yaitu
diareal perkebunan.
138
Tanaman yang sudah ditebang maka selanjutkan dilakukan pembersihan pada
bekas penebangan dengan cara mengenepikan pohon kelapa sawit yang sudah
ditebang
Setelah pembuatan lobang tanam maka dilakukan penanam pada bibit kelapa
sawit yang dijadikan sebagai pengganti, bibit yang dibutuhkan merupakan bibit
(TBM)
1) Konsolidasi
2) Penyisipan
139
Pembuatan jalan control dengan perbandingan (1:8) dimana terdapat 1
jalan setiap 8 baris tanaman pada TBM 1. Norma tenaga kerja 1,5 HK/ha
4) Pengendalian Gulma
- Perawatan Kacangan
100%) umur 0-6 bulan, rotasi 2 minggu. Norma tenaga kerja 10-15 HK/ha.
3. P2= kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3 minggu.
4. P3= kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 7-12 bulan, rotasi 3 minggu.
5. P4= dongkel perdu, kacangan campur rumput lunak, umur 13-30 bulan,
6. P5= babat layang ±30 cm, bebas dari lalang dan anakan kayu, umur>30
2. Balik dan potong sulur kacangan yang masuk piringan atau membelit
pohon.
140
3. Dongkel anakan kayu pada areal kacangan.
- Pengendalian Alang-alang
Tunas Pasir
5) Pemupukan
3. Jenis pupul yang umum digunakan Urea, ZA, TSP, RP, MOP, Kieserit,
4. Rotasi 1x/3 bulan pada TBM 1,1x/4 bulan pada TBM 2 dan 3.
141
6. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemupukan di pre-nursery (12.000
serangan hama/penyakit.
7) Persiapan Panen
2. Areal dianggap panen jika pohon yang berbuah (matang panen) sebanyak
3. Pembuatan jalan pikul dengan interval 2 baris tanaman dan lebar 1 m, cara
75m/hk.
142
8) Pengendalian Gulma di Gawangan
9) Perawatan di Piringan
dengan rotasi 1-2 bulan. Pda TM 1-2 (Jari-jari 2 m) norma tenaga kerja
1,5-2 HK/ha. Pada TM 3 dst (jari-jari 2,5 m) norma tenaga kerja 2-2,5
HK/ha
glyphosate.
3. Sebaiknya dilakukan secara bergantian yaitu 3 kali cara kimia dan 1 kali
cara manual.
3. Cara kimia rotasi 1x/3 bulan, norma tenaga kerja 0,25 HK/ha
1. Pemeliharaan jalan secara manual, rotasi 2-3 bulan, norma tenaga kerja
250 m/HK.
143
2. Meratakan jalan dengan grader atau compactor rotas 6 bulan, 600-1000
m/JKT
12) Perawatan Parit Drainase = Perawatan dengan rotasi 1x6 bulan, norma
13) Perbaikan Tapak Kuda = Perbaikan dengan rotasi 1x6 bulan, norma tenaga
15) Perbaikan Tapak Timbun = perbaikan dengan rotasi 1x6 bulan, norma
16) Pemeliharaan Benteng dan Rorak = pemeliharaan benteng dan rorak 25%
17) TPH
18) Pemupukan
2. Dilakukan 2 kali/tahun
144
3. Kebutuhan tenaga kerja 0,5-1 HK/ha/jenis/aplikasi, termasuk tenaga
pohon/ha)
Tikus
145
3. Pemasangan gupon sebagai sarang buatan burung hantu di areal kelapa
Penyakit Genoderma
1. Sensus dilakukan dengan rotasi 1 tahun jika berat rotasi 6 bulan, norma 7
ha/HK
21) Penunasan
Tunas Umum
5.2 Pendahuluan
kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen
146
Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan,
Anonim (2004) menjelaskan bahwa yang dimaksud TBM pada kelapa sawit
adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama) yaitu
penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik panjang.
untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang, atau terserang hama atau
penyakit. Selain itu dilakukan pula menegakkan tanaman yang tampak miring dan
standar pohon yang sehat harus dicapai pada bulan ke 12 setelah penanaman.
Sensus pada TBM 1 dengan penyisipan menjadi prioritas utama. Sensus pada
TBM 1 dilakukan pada umur 2, 6 dan 10 bulan setelah tanam. Tanaman yang
tidak normal diberi tanda silang cat berwarna putih. Sensus selanjutnya adalah
147
sensus tanaman tidak produktif yaitu dilakukan pada saat dimulai kastrasi pada
bulan ke 14 dan 18. Karena itu, untuk kegiatan kastrasi bunga betina yang ada di
pada umur 14, 17, 20, dan 23 bulan setelah tanaman dengan cara:
Sensus pertama pada umur 14 bulan (Ss 1) yaitu dilakukan pada pohon yang
berbunga betina ≤ 4 diberi tanda dot pada pelepah ketiga dengan cat warna
putih.
Sensus kedua pada umur 17 bulan (Ss 2) yaitu pohon hasil Ss 1dilihat
kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤ 3 maka diberi tanda dot pada
Sensus ketiga pada umur 20 bulan (Ss 3) yaitu pohon hasil Ss 2 dilihat
kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤ 3 maka diberi tanda dot lagi
Sensus keempat pada umur 23 bulan (Ss 4) yaitu pohon hasil Ss 3 dilihat
kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤ 3 maka diberi tanda dot lagi
2) Penyisipan Tanaman
telah mati, hilang atau kemungkinan besar tanaman tidak akan berproduksi
148
dimungkinkan terjadinya keseragaman panen. Frekuensi waktu penyisipan
tanaman dilakukan dengan ketentuan 2-4 rotasi per tahun selama 18 bulan sejak
tanam. Cara penyisipan tanaman yaitu tanaman yang mati dicabut dan
biasa, kecuali bibit yang digunakan bibit yang lebih besar (umur ≥ 12 bulan)
penyisipan tanaman, diberikan sebanyak 1,5 kali dosis pupuk per lubang dari pada
sekitarnya.
data tingkat pertumbuhan dan kondisi tanaman. Caranya yaitu mengukur panjang
piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit. Karena itu, kondisi
149
Pemeliharaan piringan dan gawangan bebas dari gulma dapat dilakukan
secara manual atau secara kimia. Pemeliharaan piringan dan gawangan secara
P 1 = kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3 minggu
P 2 = kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 12- 18 bulan, rotasi 3 minggu
P 3 = kacangan bercampur dengan rumput lunak, bebas dari lalang dan anakan
dengan cara:
Piringan bebas dari gulma sampai radius 30 cm di luar tajuk daun atau
Pembuatan jalan rintis dilakukan pada umur tanaman 1-12 bulan dengan
perbandingan 1:8, dan waktu tanaman berumur lebih dari 12 bulan. Jalan rintis
piringan.
150
Pekerjaan penyiangan (P) atau weeding (W) pada TBM dilakukan dengan
Gulma yang diberantas adalah jenis gulma jahat yakni; lalang, mikania,
Gulma lunak yang tidak perlu diberantas adalah jenis wedusan, sintrong.
Titi panen merupakan pembuatan jembatan pada setiap jalan rintis yang
melewati parit atau saluran air, sehingga jalan rintis dapat dilalui tanpa
mengambil/mengangkut buah sawit. Titi panen harus segera dibuat setelah jalan
rintis tersedia. Pemasangan titi panen dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut
(Anonim, 2004):
Titi panen dapat dibuat dari kayu atau beton. Penggantian titi panen
berbahan kayu ke bahan beton sebaiknya sudah dimulai pada TBM 3 dan telah
selesai TM. Jumlah titi panen tergantung dari jumlah parit dan saluran air. Untuk
menentukan jumlah dan panjang titi panen harus didasarkan data sensus yang
151
akurat. Ukuran lebar titi panen tegantung pada kebutuhan dan harus dapat dilalui
angkong dengan lebar titi panen sekitar 20 cm. Titi panen dapat dibuat dari kayu
atau beton. Penggantian titi panen berbahan kayu ke bahan beton sebaiknya sudah
dimulai pada TBM 3 dan telah selesai TM. Jumlah titi panen tergantung dari
jumlah parit dan saluran air. Untuk menentukan jumlah dan panjang titi panen
harus didasarkan data sensus yang akurat. Ukuran lebar titi panen tegantung pada
TPH merupakan tempat pengumpulan hasil panen kelapa sawit. TPH harus
dibuat /dipersiapkan sejak 3-6 bulan sebelum panen. Caranya yaitu memiilih
menggunakan cangkul. Ukuran TPH adalah 2 meter x 2 meter. Jarak antara TPH
satu dengan TPH yang lain adalah sekitar 50 meter (tiap 6 gawangan).dengan
6) Pemupukan Tanaman
(TBM) dilakukan oleh Mandor besar (Mandor 1), Mandor pemupukan dan krani
Permintaan kendaraan
152
Perencanaan pelaksanaan pemupukan harus memperhatikan prinsip-
didasarkan pada prinsip 4 T yaitu (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat
metode). Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisis daun,
jenis tanah, produksi tanaman, jenis tanah, hasil percobaan, dan kondisi visual
tanaman.
Tunas Pasir
melakukan pekerjaan tunas apapun karena pada waktu tersebut jumlah pelepah
belum optimum. Sehingga pelepah produktif tidak boleh dibuang. Prinsip tunas
pasir adalah hanya membuang pelepah yang berada satu lingkaran paling bawah
lingkaran paling bawah (dekat tanah) dan juga pelepah kering. Dilakukan 6 bulan
sebelum TM. Pelepah kering dipotong memakai dodos. Pelepah dipotong rapat ke
pangkal dengan memakai dodos kecil (mata dodos 8 cm), kemudian pelepah-
pelepah untuk tujuan apa pun, kecuali untuk analisis daun, ini pun hanya
Kastrasi/ Ablasi
153
Kastrasi atau disebut juga ablasi merupakan pekerjaan penting pada kelapa
sawit sebelum tanaman beralih dari TBM ke TM. Karena itu, sebelum melakukan
sehingga tidak ekonomis untuk diolah. Oleh sebab itu, semua bunga maupun buah
yang keluar sampai dengan umur 24 bulan perlu dibuang atau diablasi.
bunga jantan, betina, dan seluruh buah (yang terlanjur jadi) guna mendukung
vegetatif sehingga pokok sawit yang telah diablasi akan lebih kuat dan
sampai dengan 24 bulan. Setelah itu, bunga betina yang keluar dibiarkan sehingga
tanaman sudah dapat dipanen pada umur 30 bulan. Ablasi mulai dilaksanakan jika
lebih dari 50% pokok kelapa sawit dalam satu blok telah mengeluarkan bunga
jantan dan atau betina. Umumnya, ablasi mulai dilakukan saat tanaman berumur
154
18 bulan di lapangan. Pelaksanaan ablasi dilakukan setiap dua bulan sekali sampai
pertanian
ketika berusia lebih dari tiga minggu. Sebuah studi memperlihatkan bahwa
berkurang hingga empat persen, namun sebelum kompetisi dimulai (gulma masih
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki
155
Tujuan pengendalian gulma adalah untuk memaksimalkan penyerapan
unsur hara yang berada didalam tanah oleh tanaman budidaya dan juga untuk
tanaman budidaya.
1) Pengendalian Ilalang
Ilalang adalah tumbuhan gulma yang sering tumbuh pada lahan kosong
biakannya yang cepat karena sangat cepat dalam menyerap unsur hara yang
2) Pengendalian Piringan
piringan untuk mempermudah proses pemupukan dan untuk tanaman kelapa sawit
3) Pengendalian Gawangan
Gawangan hidup adalah areal diantara baris kelapa sawit yang digunakan
156
Gawangan mati adalah areal diantara baris kelapa sawit yang digunakan untuk
157
menghindari ketergantungan dari bahan kimia yaitu melalui eksplorasi
5. Banyak gulma yang bersifat pohon lebih mudah dibasmi dengan herbisida.
158
b) Penyebarannya mudah, melalui:
1. Angin
2. Air
3. Manusia
4. Binatang
5. Alat-alat pertanian
6. Dan lain-lain
c) Sifat kompetisi yang baik dan adaptasi yang cepat terhadap kondisi
1) Klas A
Sangat berbahaya dan harus dieradikasi, gulma klas ini mempunyai sifat-sifat:
1. Sangat kompetitif
2) Klas B
159
Gulma klas ini sangat berbahaya, kompetitif yang harus dikendalikan secara terus
menerus dan apabila perlu harus dieradikasikan bila biaya tidak mahal
3) Klas C
Gulma klas C kurang kompetitif dan dapat ditolerir, akan tetapi memerlukan
4) Klas D
liar berguna serta introduksi dan eksplorasi musuh alami gulma. Tumbuhan liar
alami gulma.
160
Untuk memperlambat tumbuhnya gulma kembali, para petani juga sering menutup
pekerjaan pun menjadi terasa lebih ringan dan lebih cepat. Beberapa mesin yang
dosis yang keliru justru bisa merusak kondisi lahan budidaya. Herbisida ialah
bahan yang banyak dipakai untuk mengatasi gulma pada tanaman kelapa sawit.
memanfaatkan tanah, air, sinar matahari dan waktu secara optimum sehingga
diperoleh hasil yang memadai. Dengan pergiliran tanaman maka pada umumnya
permukaan tanah akan selalu tertutup oleh naungan daun tanaman, sehingga
gulma tertekan.
161
Aplikasi dengan menggunakan Medium Volume (MV = 450-600 lt/Ha)
didasarkan atas tebalnya pertumbuhan lalang dan kecepatan angin dikawasan yang
akan disemprot.
jika diberantas dengan metode spot spraying. Sedangkan pada kebun yang sudah
normal kondisi lalangnya (lalang kontrol) diberantas dengan cara Wiping (diusap
dengan kain yang dibalutkan di jari tangan). Untuk Spot spraying, dikonversikan
kebutuhan herbisida dan air sesuai dengan anjuran. Misalnya 15% dari total areal.
Pasar rintis atau pasar pikul atau pasar tikus adalah jalan bagi pemanen
atau kegiatan lainnya di atara barisan tanaman serta menembus blok dari jalan
Pembuatan jalan rintis dilakukan pada umur tanaman 1 – 12 bulan dengan ratio
1 : 8, dan waktu tanaman berumur > 12 bulan jalan rintis dibuat dengan ratio
Pembuatan jalan rintis bisa secara manual atau secara kimiawi menggunakan
herbisida kontak
162
Pasar Supervisi atau ada yang menggunakan istilah pasar kontrol yaitu
Sawit. Perlu digaris bawahi kalo yang namanya untuk kontrol volumenya tidak
1. Dibuat sama dengan pasar pikul, searah baris kelapa sawit yaitu Barat -
Timur.
: 1 dan di TBM 3 = 4 : 1.
3. Kedepannya pasar supervisi akan menjadi pasar pikul, jangan bikin lho
pemupukan.
1. Karena kontrol arah Barat - Timur dapat lewat pasar pikul maka perlu
3. Jika jumlah pokok per baris 32 pokok maka pasar kontrol di buat diantara
163
6. Sebaiknya tanah diratakan atau diupayakan dapat dilalui kendaraan roda 2.
7. Jika terdapat anak sungai atau parit dibuat titian, setidaknya dapat dilewati
Pembuatan Batas areal/lahan dan rancangan blok (bloking areal) utamanya pada
karena itu, pembangunan fisik kebun dalam bentuk apapun belum dapat
kegiatan bloking areal ini juga berguna bagi masyarakat pemilik lahan yang
a. Manual
164
Berat ( > 60 % terisi bambu) : norma 5-6 HK/ Ha
b. Kimiawi
300 cc per kep dan atau 250 cc/kep ditambah Ally 2,5 - 3 gr/kep.
kleen up 200 ml
Pada kondisi bambu yang pertumbuhan ataupun rumpun besar tidak bisa
garlon atau metsulindo. Untuk penggunaan garlon dosis adalah 250 ml/ ha
2) Pengendalian Pakis
- Dicrapnoteris linearis
- Stenochlaena palustris
- Pteridium osculentum
- Lygodium flexuosum
165
Pengendalian pakis dilakuakan dengan cara kimia yaitu menggunakan
herbisida berbahan aktif paraquat dan metil metsulfuron dengan dosisi paraquat
Hal ini karena disamping daunnya berlilin juga berumbi. Metode yang efektif
20 WDG (konsentrasi 0,03 %) + Indostick (konsentrasi 0,2 %) dengan alat CP-
4) Pisang Liar
Pisang liar banyak terdapat di kawasan land clearing, dimana benih yang
dari tanah) dan langsung diolesi bagian atasnya dengan larutan herbisida Ally 20
Kalibrasi Volume
Manfaat kalibrasi:
166
3) Mengadakan penyeragaman perhitungan aplikasi. Dalam kebanyakan
1) Knapsack Sprayer
paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi,
adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan
penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki
menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini
167
menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan
sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan
naik-turun.
Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20
2) Motor Sprayer
168
Gambar 6. Jenis semprot motor sprayer
yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor
sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran
169
Kelemahannya:
jugamahal.
dikhawatirkan drift merusak tanaman
cadang, dll.
3) CDA Sprayer
170
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak
disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan
sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang
keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan
Bucket sprayer
Barrel sprayer
171
b) Sprayer Bermotor (Power Sprayer)
Hydraulic sprayer
Blower sprayer
Aerosol generator
a) Pompa tekanan udara : memompa udara ke dalam tangki cairan dan menekan
cairan ke nozzle.
Bucket sprayer
Barrel sprayer
1. Hand Sprayer
172
• Tangki (reservoir)
- Bentuk umum : bulat panjang (silinder), dan bentuk elips, bentuk pipih,
pembuangan
• Pompa
• Perlengkapan Pengabut
- Selang, rata – rata panjang sekitar 1 m dan bahan harus fleksibel untuk
mengurangi lipatan
- Laras penyembur, panjang rata – rata 50cm, terbuat dari logam campuran
atau sintetis
2. Mist Blower
• Tangki
173
Berfungsi untuk memberikan hembusan udara sehingga larutan akan
• Tangki Larutan
• Dinamo Listrik
Teknik Kalibrasi
menentukan konsentrasi herbisida yang terlarut dalam air dan jumlah kebutuhan
per ha)
Alat semprot dalam keadaan baik (alat semprot dan nozzle yang berbeda
174
Langkah-langkah kalibrasi :
Ukur lebar dan panjang hasil semprotan (untuk jalan pikul atau
Luas ha areal semprot = (luas jalan pikul {panjang x Lebar} + luas piringan {π
X r2 }) / 10.000
konsentrasi racun per tangki (15 liter air) = Luas ha areal semprot X dosis
racun/ ha
5.4 Pemupukan
Pupuk makro adalah pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak, yaitu Nitogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan
175
Magnesium (Mg). Sedangkan pupuk mikro adalah pupuk yang mengandung
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, yaitu Boron (B),
pentingnya dengan unsur-unsur hara makro bagi tanaman, walaupun dalam hal ini
kebutuhannya hanya sedikit. Unsur hara mikro biasa juga disebut unsure hara
minor atau trace element. Kalau terdapat dalam jumlah yang berlebihan dapat
dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain
yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah,
porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation – kation tanah. Pupuk
organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang diolah
adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa
tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
1) Pupuk Makro
N (Nitrogen)
176
bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar, tetapi apabila terlalu
bahan organis.Nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3-(Nitrat) dan
banyak daripada unsur lainnya, akan dapat menghasilkan protein lebih banyak.
P (Fosfor)
bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat penting
buah, penyusun protein dan lemak.Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4-,
dan HPO4=.
Sumber zat fosfat berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yang
terdapat pada :
a. Dalam bentuk batu kapur-fosfat (misalnya Cirebon fosfat, Muria fosfat, dll)
177
b. Dalam bentuk sisa-sisa tanaman dan bahan organis
dll)
K (Kalium)
penting di dalam proses fotosintesis. Bila Kalium kurang pada daun, maka
Kalium berfungsi :
penelitian Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang
Ca (Kalsium)
Kalsium termasuk unsur hara yang esensial, unsur ini diserap dalam
bentuk Ca++. Sebagian besar terdapat dalam daun dalam bentuk kalsium pektat
yaitu dalam lamella pada dinding sel. Selain itu terdapat juga pada batang,
178
a. Ca terdapat pada tanaman yang banyak mengandung protein
b. Ca ada hubungannya dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari
tanaman
bahwa banyak tanah yang kekurangan unsur Ca sehingga bagi tanaman tertentu
memuaskan.
Mg (Magnesium)
Kekurangan zat ini maka akibatnya adalah khlorosis, gejalanya akan tampak pada
permukaan daun sebelah bawah. Mg ini termasuk unsur yang tidak mobil dalam
bagianvegetatif dapat dikatakan rendah daripada kadar Ca, akan tetapi di dalam
bagian generatif malah sebaliknya. Mg banyak terdapat dalam buah dan juga di
dalam tanah.
S ( Belerang)
179
Sulfur diserap tanaman dalam bentuk SO4-, zat ini merupakan bagian dari
protein yang terdapat dalam bentuk; cystein, methionin serta thiamine. Belerang
yang larut dalam air akan segera diserap akar tanaman, karena zat ini sangat
tanaman, kandungan zat belerangnya ternyata cukup banyak yaitu sekitar 50%
kandungan belerang yang cukup tinggi ialah jenis legume, lili (seperti misalnya
bawang).
2) Pupuk Mikro
Bo (Borium)
pembentukan atau pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam
pertumbuhan tepung sari, bunga dan akar. Pada legume berperan dalam
yang tumbuh dan akibatnya dapat mematikan. Juga dalam pertumbuhan meristem
pembentukan tepung sari juga jelek. Kekurangan Borium banyak terjadi pada
tanah pasir dan tanah-tanah yang kaya akan kapur. Di dalam tanah Borium banyak
180
terdapat dalam bentuk : Tourmaline, Datolit(Ca(OH)2BoSiO4), dan Borax
(Na2Bo4O21OH2O).
Mn (Mangan)
itu, Mn penting untuk dapat mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang
tua. Fungsi Mangan yaitu sebagai enzim feroksidase dasebagai aktifator macam-
macam enzim. Diduga Mn ini berhubungan erat dengan reaksi Deoksidase dan
Dehidroginase.
Zn (seng)
Seng atau Zincum (Zn) diserap dalam bentuk Zn++. Merupakan bagian
yang penting dari asam Carboxylase, Carbonic anhidrosa. Dalam keadaan yang
merupakan racun, dapat dikatakan bahwa tanaman yang tahan dengan larutan
3) Pupuk Organik
- Pupuk kandang
181
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa
kotoran padat (feses) yang tercampur sisa makanan maupun air kencing
- Kompos
- Pupuk hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagi pupuk adalah hijauan,
yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang
- Pupuk Bokashi
Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan organik
dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara
konvensial.
N ( Nitrogen )
182
Pada tanaman di pembibitan yang masih muda sekali, daun menunjukkan
warna hijau pucat. Warna pucat diikuti dengan warna kekuningan dan jaringan
yang sangat kekurangan N akan menghasilkan anak daun yang berwarna kuning.
Tulang anak daun dan helaian anak daun mengecil serta bergulung ke dalam.
berangsur-angsur kuning. Pada tingkatan yang lebih lanjut warna berubah menjadi
coklat atau merah lembayung dan akhirnya jaringan mati mulai dari pinggir anak
daun. Gejala lainnya, terutama pada tanaman yang lebih muda ialah anak daun
dari pelepah yang muncul belakangan menjadi lebih sempit sehingga tanaman
nampak tegak dan kaku serta luas permukaan daun berangsur menurun.
tanaman yang sedang tumbuh dan tanaman berproduksi. Selama periode tanaman
daun sekitar 2,5-2,8 %. Perbaikan sistem drainase tanah harus juga dilakukan pada
tanah-tanah yang selalu jenuh air dan pada tanah-tanah dengan permukaan air
yang tinggi.
P ( Fosfor )
183
a) Gejala Defisiensi Phosphor
terlihat, tetapi batang tanaman dapat menunjukkan bentuk piramid, kerdil, dan
pelepah yang pendek, perkembangan akar terhambat, gejala pada daun sangat
beragam beberapa tanaman menunjukkan warna hijau tua mengkilap yang tidak
normal. Pematangan buah terlambat serta perkembangan bentuk dan warna buah
buruk.
ditabur di atas tanah. Jika pupuk P diberikan dalam jumlah yang cukup, maka
dan K.
184
rock phosphat. Pemupukan P untuk tanaman kelapa sawit berumur 6 tahun keatas
K ( Kalium )
a) Gejala Defisiensi K
Defisiensi K ada dua macam, yaitu Confluent Orange Spotting (COS) dan
pelepah daun yang lebih tua, karena K dapat berpindah dari daun tua ke daun
muda. Bercak-bercak berukuran kecil yang biasanya dimulai dari bentuk segi dan
berwarna hijau pucat mula-mula timbul pada helaian daun dan berubah menjadi
nekrosis dan mungkin menjadi tempat invasi patogen sekunder sebelum daun
mengering.
COS dapat dibedakan dari bercak berwarna orange yang disebabkan sifat
genetis tanaman dan bercak yang disebabkan algae yang tumbuh di daun dengan
gejala klorosis dengan warna coklat kekuningan yang tidak cerah dan coklat
185
kekuningan yang pucat pada pelepah muda yang terletak dibagian atas tajuk.
Pelunturan warna dari pelepah dan posisinya pada tajuk merupakan petunjuk
adanya kelainan. Bercak kecil yang menderita klorosis berkembang keluar yang
dimulai dari bercak awal dan menutupi keseluruhan daun. Selanjutnya berbentuk
pita yang jelas di sekitar pinggiran helaian daun yang berwarna kuning.
Ukuran pelepah daun dapat mengecil dan bercak hitam mungkin timbul
pada pelepah yang lebih tua tetapi yang sudah menderita MCY. Bercak hitam
jaringan daun yang masih sehat. MCY kerap kali terjadi secara simultan dengan
disebabkan rendahnya K di daun, oleh karena itu analisis daun secara rutin
merupakan cara deteksi yang paling penting. Gejala COS maupun MCY dapat
timbul jika K daun < 1,0 % tetapi gejala COS yang lebih berat dapat terjadi jika K
daun < 0,75 % dan gejala MCY yang lebih berat terjadi jika K daun 1 bulan.
dalam bentuk cair. Pada pembibitan utama (Main Nursery) unsur hara Kalium
186
didasarkan jenis tanah dan ada tidaknya vegetasi penutup tanah leguminosa. Pada
Mg ( Magnesium )
dapat bergerak dari daun tua ke daun muda. Gejala awal adalah timbulnya warna
hijau kekuningan yang berubah menjadi warna pucat kekuningan dibagian ujung
lembaran daun yang berumur lebih tua, terutama yang langsung terkena cahaya
matahari. Pada kondisi yang semakin berat, warna daun berubah menjadi coklat
gracillis) yang menimbulkan warna ungu pada pinggiran dan ujung lembaran
daun. Sifat yang khas dari kekurangan Mg adalah adanya pengaruh dari
perlindungan. Anak daun yang terlindung dari sinar matahari warnanya tetap hijau
gejala kekurangan Mg. Pada tahun dengan curah hujan relatif rendah gejala
defisiensi Mg kurang tampak dan pada tahun dengan curah hujan tinggi gejala
187
Pengambilan contoh daun secara rutin dan analisa di laboratorium
untuk tanaman kelapa sawit yang tumbuh pada tanah dengan kadar Ca tertukarkan
CU ( Tembaga )
kuning keputihan pada lembaran anak daun yang telah menunjukkan garis-garis
klorosis pada daun muda yang sudah terbuka penuh. Garis-garis klorosis
berkembang dari pinggiran daun kira-kira 5-8 cm. Tulang daun pada lembaran
daun terlihat sangat kontras terhadap garis-garis klorosis yang disebabkan oleh
pembentukan klorofil yang lebih banyak pada jaringan daun yang lebih dekat ke
tulang daun (mid rib). Pada tahap berikutnya bintik-bintik kuning kadang-kadang
Pelepah daun yang terkena gejala ini memendek, warna daun berubah menjadi
mengetahui jenis tanahnya. Selain itu, perlu dilakukan analisis daun secara rutin
188
dan P yang berlebihan akan memperberat terjadinya defisiensi Cu. Sebaliknya
Fe ( Seng )
Dapat terlihat lebih awal pada daun muda, karena unsur ini tidak dapat
ditranslokasikan ke organ lain. Gejala awal yang muncul adalah warna kuning
diantara tulang daun, tetapi tulang daunnya tetap berwarna hijau. Gejala
lanjutannya berupa warna daun menjadi putih, pertumbuhan terhenti, daun gugur
Tepat Tempat
batang
Tepat Dosis
Dosis yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit
Tepat Cara
Penaburan pupuk harus dilakukan dengan cara menabur secara merata di piringan
Tepat waktu
Waktu penaburan pupuk harus sesuai dengan karakter pupuk yang ditaburkan.
189
Konsep pemupukan kelapa sawit terbaik haruslah mengikuti aturan main dari 4 T
tersebut diatas sehingga produksi tanaman kelapa sawit yang di usahai akan
meningkat dan tandan buah segar yang dihasilkan akan lebih besar.
Jika ada pembaca ingin bertanya mengenai cara untuk melakukan konsep
diatas atau berdiskusi masalah sawit silahkan menulis dibagian komentar dan
kalium, magnesium dan boron. Jenisnya beragam mulai dari Urea, TSP, KCI dan
Kiserit. Ada pula pupuk tambahan yang dikenal dengan nama Borax atau boron
deficiency.
Dosis untuk pupuk kelapa sawit yang berumur 0-3 tahun yaitu:
190
1. Pupuk urea dengan dosis 2-2,5 kg setiap tanaman dalam kurun waktu
2. Pupuk KCI dosisnya 2,3-3 kg per tanaman tiap tahun dua kali
terlebih dahulu. Piringan sawit adalah bulatan yang berada di sekeliling pohon
sawit. Tindakan ini ditujukan agar hama tidak menggaggu proses pemupukan.
• Pupuk ditabur merata dari 0,5 m dari pohon hingga pinggir areal yang dara
• Pada areal berteras pupuk disebarkan pada piringan dengan takaran ¾ dari dosis
yangdiberikan di bagian dalam teras yang berada dekat dengan dinding bukut dan
sembarangan. Pada tanah yang datar, pemupukan ditabur secara merata sekitar 0,5
meter dari pohon kelapa sawit hingga pinggir lingkaran. Proses penaburan yang
benar akan membuat penyerapan pupuk bisa maksimal dan pertumbuhan tanaman
191
Jangan sesekali menyebarkan pupuk yang bukan pada tempatnya karena
menyebarnya di jalan. Hal ini bisa mengakibatkan tanaman hama bisa tambah
subur atau yang lainnya terutama pada bibit kelapa sawit. Lebih baik sebarkan
pupuk tepat pada kepala tanaman kelapa sawit yang memiliki akar rambut paling
banyak. Letakkan di dekat mahkota daun bagian luar dari kelapa sawit.
beberapa tempat penyebaran seperti bokoran, ujung bokoran serta ujung pelepah.
Anda juga bisa menyebarkan pupuk langsung di atas tanah atau ditaburkan pada
pinggir guludan. Guludan atau rorak adalah saluran air dan gundukan.
musim hujan karena tanah akan lembab tapi tidak tergenang air. Selain pola dosis
lebihbaik dibandingkan kombinasi antara urea dan dolomit karean urea dolomit
192
Dosis : 20 ml:1 L (10 L larutan untuk 100 bibit sawit per aplikasi)
3. Saat Tanam
bulan
193
tersebut. Pengetahuan terhadap bagian paling lemah dari seluruh mata rantai
siklus hidup hama dan penyakit sangat berguna dalam pengendalian hama dan
penyakit yang efektif. Bagian yang dinilai paling lemah dari siklus hidup hama
dan penyakit merupakan titik kritis (crucial point) karena akan menjadi dasar
ledakan hama dan penyakit yang potensial. Perkiraan tersebut dapat bertitik tolak
dari kondisi alam, iklim serta jenis hama dan penyakit yang ada di areal tersebut
dibawah ambang yang tidak merugikan secara ekonomi. Strategi HPT bukanlah
merugikan bagi hewan, manusia, dan makhluk hidup laninya baik sekarang
deteksi secara dini adalah dapat segera diambil tindakan pengendalian sebelum
terjadi serangan dalam skala besar. Dengan demikian pengendalian hama dan
penyakit akan lebih mudah dilaksanakan dan resiko akibat serangan dapat ditekan
194
5.5.3 Sistem Sensus HPT
adalah melakukan monitoring atau sensus secara terus menerus atau menerapkan
sistem peringatan dini (early warning system = EWS). Sensus hama merupakan
salah satu kunci sukses pengendalian hama dengan sistem pengendalian hama
terpadu (PHT).
melakukan pengamatan hama atau penyakit dengan sampel 1 tanaman per ha.
tanaman per ha. Apabila populasi hama sudah di atas ambang ekonomi baru
Hama Ulat Api disebut ulat api karena larva dewasa apabila terkena bagian
kulit akan menimbulkan rasa panas seperti terkena api dan bagian kulit tersebut
akan menjadi bengkak. Hama Ulat Kantong jenis ulat yang menyerang adalah
Mahasena corbetti, Metisa plana dan Cremastopsyche pendula. Larva dan imago
Kantong kepompong Mahasena lebih besar dari pada jenis lainnya dan berbentuk
195
sangat kasar tak teratur. Larva menyerang daun sehingga menimbulkan banyak
lubang.
Berikut adalah beberapa jenis ulat api yang umum menyerang tanaman kelapa
Setora nitens
kemerahan. Larva menyerang dengan mengikis daging daun hingga tinggal lidi,
Thosea asigna
melintang sepanjang punggung dan melebar pada dua tempat. Larva menyerang
dengan memakan daging daun bagian bawah sedangkan epidermis dan bagian atas
ditinggalkan.
Darna trima
kebelakang, dibagian sayap mempunyai garis hitam dan kuning pada bagian
tengah. Larva menyerang dengan memakan daging daun pada bagian bawah dan
berlubang-lubang.
Hama ulat api dan ulat kantong disebut juga ulat pemakan daun kelapa
sawit. Pada saat stadium larva instar muda (di bawah instar III) larva ulat api
196
meningkatnya umur larva (larva instar III ke atas), larva mulai makan dari tepi
daun sehingga anak-anak daun bergerigi tak beraturan. Apabila serangan serius,
maka anak-anak daun akan tinggal lidinya. Kerusakan yang diakibatkan oleh
serangan ulat kantong jenis Mahasena corbetti mirip dengan ulat api tetapi
Metisa plana dan Pteroma pendula hanya memakan epidermis atas anak-anak
putih kekuningan sampai kecoklatan. Apabila populasi larva tinggi gejala yang
Siklus hidup hama ulat pemakan daun kelapa sawit melalui empat stadia
sebagai berikut :
- Telur :
Telur diletakkan di bawah permukaan anak daun ke arah tepi antara 1–50
per kelompok. Telur berwarna kuning transparan saat diletakkan dan menjadi
kuning gelap saat akan menetas. Telur yang terserang parasit berwarna coklat
kehitaman.
- Larva :
Larva yang baru menetas biasanya memakan kulit telur dan bergerak
lambat. Stadium larva muda tidak banyak makan daun. Larva instar I–III hanya
197
transparan. Sedangkan larva dewasa (di atas instar III) akan memakan daun dari
arah tepi.
- Kepompong :
- Kupu-Kupu :
tubuhnya. Kupu-kupu yang keluar dari kepompong akan mulai aktif sore sampai
- Telur :
Tidak seperti ulat api, telur ulat kantong berada di dalam kantong. Telur
berukuran kecil berbentuk bulat dan berwarna putih saat diletakkan, dan
- Larva :
Larva yang baru menetas berwarna putih kecoklatan dan masih telanjang.
Dengan benang air liurnya larva akan keluar dari kantong dan bergantungan
masing kantong di sekitar kantong induknya. Kecuali jenis M. corbetti, larva ulat
kantong hanya memakan epidermis atas anak daun. Apabila populasi tinggi, daun-
198
daun yang termakan tidak menunjukkan gejala melidi, tetapi daun berwarna
tinggal lidinya.
- Kepompong :
kecoklatan
- Kupu-kupu :
sehingga tetap tinggal di dalam kantong, bertelur dan sampai mati. Sedangkan
perkawinan.
per pelepah, dimana pada populasi di atas rata-rata tersebut tindakan pengendalian
pertimbangan yaitu :
b. Distribusi
199
(larva sehat) di atas TPK; Distribusinya seragam (menyebar pada setiap titik
sensus); dan Keberadaan musuh-musuh alami dalam keadaan rendah. Akan tetapi
walaupun populasi rata-rata di bawah TPK, distribusinya merata pada setiap titik-
bawah atau diatas TPK, penyebarannya tidak merata yaitu hanya terjadi di
beberapa tempat (spot) dan kehadiran musuh alami sangat nyata, maka
pengendalian secara spot perlu dilakukan, atau diperlukan pemantauan yang lebih
intensif.
- Prinsip Pengamatan :
a. Pada umumnya suatu sistem pengamatan hanya berlaku untuk satu atau
lebih spesies hama yang mempunyai perilaku yang sama. Akan tetapi
sistematis sampling.
sebagai berikut:
200
Mengetahui di bagian atau daerah mana serangan hama terjadi,
- Metode Pengamatan :
a. Tentukan jenis hama yang dominan pada kawasan yang diamati. Hal
sesuai
Perhatian :
1). Pelepah ke 9 s/d ke 24, bila jenis hama yang dominan adalah
c. Tentukan jenis hamanya dan hitung jumlah ulat atau larva, kemudian
satu pelepah jumlah ulat atau larva yang banyak (> 50 ekor).
Dalam keadaan ini maka penghitungannya ada 3 cara yaitu sebagai berikut
Cara A:
201
Bila jumlah ulat/larva diperkirakan 50 ekor/pelepah, penghitungan
Cara B:
perhitungan hanya dilakukan pada satu sisi pelepah saja dan hasilnya C lalu
dikalikan dua.
Cara C:
Bila jumlah ulat/larva diperkirakan lebih dari 100 ekor dalam satu pelepah,
maka perhitungan hanya dilakukan pada anak daunnya dengan selang setiap 10
- Tindakan Pengendalian
hama, tetapi untuk menurunkan populasi hama sampai pada tingkat yang tidak
d. Injeksi batang
e. Infus akar
202
f. Kutip kepompong
hanya menggunakan salah satu tehnik diatas tidak mendapatkan hasil yang
yang saat ini lebih dikenal dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT).
Prosedur
sebagai berikut :
(i) Hanya larva sehat yang dikutip dari pelepah daun, larva hasil pengutipan harus
dimatikan.
(ii) Semua larva yang menunjukkan gejala tidak sehat, misalnya terparasit,
(iii) Supaya pekerjaan pengutipan berjalan cepat, tidak harus semua pelepah
(iv) Tenaga kerja pengutipan harus dilengkapi dengan galah ringan yang bagian
ujung terdapat pengait. Alat tersebut membantu menarik pelepah daun yang
lebih tinggi.
(v) Diperlukan supervisi yang baik oleh mandor atau Kepala Afdeling.
203
2) Hama dari Jenis Binatang Mamalia
tikus dan kera. Hama ini sangat merusak tanaman kelapa sawit. Di beberapa
pada tanaman kelapa sawit muda. Selain itu juga tikus (rodentia) merupakan hama
memelihara burung hantu atau ular yang bisa(racun) sudah di hilangkan sehingga
tidak membahayakan bagi para pekerja yang tujuannya untuk membasmi hama
tikus.
3) Hama Tungau
Tungau ini berukuran 0,5 mm, hidup disepanjang tulang anak daun sambil
mengisap cairan daun sehingga warna daun berubah menjadi mengkilat berwarna
bronz. Hama ini berkembang pesat dan membahayakan dalam keadaan cuaca
akarisida Tetradifon (Tedion) 0,1 – 0,2 %. Racun ini dapat digunakan dengan baik
4) Hama Tungau Merah
Tungau yang menyerang pada sawit ini adalah jenis Tungau merah
204
disepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun. Hama ini
kemarau. Gejala : Daun yang diserang berubah warna dari hijau menjadi perunggu
MOSA BN. 1 sachet MOSA BN/ TOP-BN (100gr) digunakan untuk luasan lahan
pada ujungnya. Ulat Setora memakan daun dari bawah, sehingga kadang-kadang
dan memakan bagian yang lunak.bila serangan mengenai titik tumbuh, tanaman
akan mati, tetapi bila makan bakal daun hanya menyebabkan daun dewasa rusak
205
Pengumpulan kumbang secara manual dari lubang gerekan pada kelapa
terbatas.
kelapa sawit.
menggunakan ferotrap.
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-
(Pracaya, 2003: 320). Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika
206
Selain hama, penyakit juga menimbulkan masalah pada pertanaman kelapa
sawit. Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh infeksi cendawan
merupakan parasitik fakultatif dengan kisaran inang yang luas dan mempunyai
fungi), cendawan ini bersifat lignolitik (Susanto 2002; Paterson 2007). Pada
daun atau pola belang di beberapa bagian daun yang diikuti klorotik. Gejala pada
tingkat serangan lanjut adalah selain adanya daun tombak yang tidak terbuka yaitu
adanya nekrosis pada daun tua dimulai dari bagian bawah. Gejala yang khas
sebelum tubuh buah terbentuk adalah terjadi pembusukan pada pangkal batang.
sampai bonggol akarnya. Kecuali TM. Korek dan putuskan akar disekitar pohon
sampai sedalam 60 cm. Pencegahan alami berupa drainasi yang baik. Drainasi
yang jelek dapat mengganggu penyerapan zat hara dari dalam tanah sehingga
melemahkan daya tahan pohon terhadap penyakit terutama Ganoderma, karena itu
207
Penyakit-penyakit yang termasuk ke dalam kelompok bercak daun adalah yang
Drechslera dan Pestalotiopsis. Gejala awal tampak berupa bintik kuning pada
daun tombak atau yang telah membuka, bercak membesar dan menjadi agak
lonjong dengan panjang 7-8 mm berwarna coklat terang dengan tepi kuning atau
tidak, bagian tengah bercak kadang kala tampak berminyak. Pada gejala lanjut
bercak menjadi nekrosis, beberapa bercak menyatu membentuk bercak besar tak
beraturan. Pada beberapa kasus bagian tengah bercak mengering, rapuh, berwarna
kelabu atau coklat muda . Pengendalian berupa menjarangkan letak bibit menjadi ³
dengan fungisida thibenzol, captan atau thiram dengan konsentrasi 0,1-0,2% tiap
10-14 hari, daun pangkalan harus dibakar. Memusnahkan bibit yang terserang
berat.
piknidia atau aservuli, menyebar dengan bantuan angin atau percikan air siraman
atau hujan (Turner, 1971 dan 1981 ; Barnet dan Hunter, 1972 ; Domsch, Gams
208
perkebunan kelapa sawit di Indonesia (Turner, 1981 ; Purba dan Sipayung, 1986 ;
4) Penyakit Tajuk
kebun yang belum menghasilkan, dan merupakan penyakit yang paling mencolok
disini. Pada umumnya penyakit hanya terdapat di kebun yang berumur 1-3 tahun
dan bekas tanaman sakit berkembang seperti tanaman biasa. Meskipun demikian
penyakit tajuk.
209
Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (Virus, bakteri, jamur atau
cendawan)
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
bagian yang tegak (“batang”) dan bagian yang mendatar atau membulat
daya gerak.
1) Penyakit Antracnose
Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang masih berada di
210
bercak kecil hialin. Bercak dengan cepat berubah warna menjadi coklat tua dan
membesar. Pada bagian luar bercak dikelilingi dengan halo berwarna kuning
sehingga tampak jelas batas antara jaringan yang terinfeksi dengan yang sehat.
Serangan penyakit ini jarang terjadi pada bagian tengah daun. Biasanya
serangan mulai pada bagian ujung atau tepi daun. Jamur penyebabnya adalah:
Botryodiplodia theobromae,
Melanconium sp.
5.6 Kastrasi
bulan sehingga tidak ekonomis untuk diolah. Oleh sebab itu, semua bunga
maupun buah yang keluar sampai dengan umur 24 bulan ini perlu dibuang atau
disebut dengan kastrasi atau juga ablasi. Kastrasi merupakan pekerjaan penting
baik jantan maupun bunga betina yang masih muda serta buah – buah pasir pada
tanaman kelapa sawit yang belum siap memasuki masa panen normal guna
mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit. Kastrasi atau ada juga yang
menyebut ablasi yaitu suatu kegiatan membuang buah pasir pada tanaman kelapa
211
sawit dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan generatif dan merangsang
nilai ekonomis pada awal panen, menjaga agar pada masa pertumbuhan vegetatif
pertumbuhan pohon seragam dan juga memproduksi tandan dengan seragam pula
pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air khususnya
untuk daerah yang curah hujanya relatif rendah, selain itu keuntungan dari kastrasi
212
gangguan hama dan penyakit. menghasilkan pertumbuhan tajuk yang lebih cepat,
bersih.
catatan tersebut kemudian digambarkan pada peta sensus. Kastrasi dilakukan saat
pokok kelapa sawit mulai menghasil bunga/buah pada umur 18 bulan. Kastrasi
pada umur tanaman 18, 20 dan 22 bulan. Pada rotasi rotasi 1 & 2 bunga jantan dan
bakal buah baik yang telah membuka maupun yang telah tertutup seludang
dibuang Pada rotasi ke-3 buah di buang yaitu hanya bunga betina yang telah
membuka atau dipastikan hanya bunga betina sedangkan bunga jantan dan bunga
panen. Jika pada usia tanaman 24 bulan tanaman sudah panen, di usia 12 bulan
tanaman mulai dilakukan kastrasi dan memasuki usia 18 bulan kastrasi sudah di
hentikan. Kastrasi pada tanaman yang berumur 12-20 bulan di lakukan dengan
cara membuang bunga muda yang muncul. Untuk melakukan pembungan bunga
ini sebaiknya menggunkan dodos agar terhindar dari duri tajam yang ada di bunga
muda. Sementara itu teknis kastrasi untuk tanaman yang berumur lebih dari 20
bulan biasanya menggunkan bantuan dodos kecil untuk memotong bunga yang
tumbuh di belakang pelepah. Namun pastikan pelepah tidak terpotong atau rusak.
Setelah kastrasi ke-3 panen akan siap diawali pada umur 28 bulan atau 6 bulan
setelah kastrasi ketiga. Terlambatnya kastrasi dimana buah telah masak akan
213
menimbulkan perasaan sayang / eman terhadap buah yang telah masak. Faktor
inilah yang membuat kastrasi sering tidak dilakukan padahal kastrasi sangat
tidak dilakukan karena ketidak tahuan, terlebih bagi para petani sawit pemula.
lapangan karena perhatian difokuskan pada hal lain seperti pengendalian gulma
sawit yang telah diablasi akan lebih kuat dan pertumbuhannya seragam. Dengan
demikian, pertumbuhan buah akan lebih besar dan seragam, serta menghambat
perkembangan hama dan penyakit biasanya hama yang menyerang buah adalah
(ulat teratabata, marasmius, tikus dan hama lainya), memutus siklus hama,
sawit, saat panen dilakukan TBS dihasilkan telah mencapai berat standar PKS,
parasit. (Balibang, 2008). Kekurangan pada kastrasi kelapa sawit seperti beresiko
Penyusunan Pelepah
Konsep dasar penyusunan pelepah yaitu berguna untuk menahan laju air
hujan di permukaan tanah sehingga memberi waktu air hujan untuk meresap
kedalam tanah lebih banyak dan pada tumpukan pelepah kelembapan bertahan
214
cukup lama. Sehingga dengan konsep tersebut diatas penyusunan pelepah pada
dan antar pokok, dengan lebar antara 2 – 2,5 m dan tidak boleh ada pelepah di
piringan dan parit/ sungai. Untuk memudahkan penyusunan pelepah, stiap sepuluh
pokok di buat pancang dari pelepah sehingga susunan pelepah menjadi lurus/
tidak lari.
searah barisan dan tidak berserakan. Letak pangkal pelepah diusahakan seragam,
melebar. Bila pada gawangan mati kebetulan terdapat parit yang memanjang
215
searah barisan pokok maka pelepah harus di potong tiga dan disusun melintang
diantara pokok dalam barisan serta tidak boleh menghalangi pasar rintis.
Keuntungan cara penyusunan pelepah tersebut yaitu menghemat energi dan waktu
pekerja potong buah/tunas karena pelepah tidak perlu di potong – potong, kecuali
jika terdapat parit memanjang di gawangan. Selain itu piringan tidak bertambah
sempit oleh ujung – ujung pelepah karena telah disusun jauh di tengah gawangan
dipotong juga menjadi bahan pupuk organik yang selanjutnya menambah hara
dari masing – masing tukang potong buah lebih aman dari saling “ curi buah ”
antar sesama pemanen ( karena berpindah antar rintis menjadi lebih sulit ).
Lahan pada areal berbukit bergunung dengan terasan, susunan pelepah harus
searah terassan. Pelepah disusun di bagian bibir terasan hal ini di maksudkan juga
untuk mencegah terjadinya erosi tanah dan menahan jatuhnya TBS yang di panen
alat khusus, dapat dibuat dari dodos panen tapi dengan ukuran yang lebih kecil
dan diberi pengait agar mudah mengambil bunga / buah tanpa merusak pelepah
yang ada. Alat yang digunakan untuk proses kastrasi adalah chisel atau Irhotools,
yaitu dodos dengan lebar mata 8 cm yang di ujungnya terdapat pengait kecil.
Kecilnya mata dodos yang digunakan karena untuk menghindari terlukanya atau
216
terpotongnya pelepah. Tidak dibenarkannya terpotongnya pelepah dikarenakan
pada tanaman belum menghasilkan pelepah atau daun sangat diperlukan oleh
tanaman untuk proses fotosintesa. Bunga yang sudah dipotong dengan dodos ini
kemudian ditarik dengan kait kecilnya. Kastrasi harus dilaksanakan jika lebih dari
50% pokok kelapa sawit telah mengeluarkan bunga ( jantan dan atau betina).
Pemakaian tenaga kerja selama proses kastrasi ini adalah 7 HK/ha. Setiap
harus dijaga agar pelepah daun jangan sampai terluka atau terpotong. Tandan
217
dilakukan kastrasi dengan team kecil untuk penanganannya. Pada saat kastrasi
perlu di buat seperti titi panen, jalan angkong tambahan TPH dan lain lain.
terdapat pengait kecil. Bunga yang sudah dipotong dengan dodos ini
26-30 bulan atau bila jumlah bunga hasil monitoring pada suatu blok
Cara :
dibuang, pelepah jangan terpotong. Bunga yang masih kecil dipatahkan dengan
mata pengait sedangkan bunga yang sudah besar dengan alat dodos. Bunga-bunga
218
5.6.2 Ketentuan Umum Sensus Pokok
kelapa sawit (produktif dan non produktif) yang dilakukan secara serentak dan
janjang yang dilakukan secara serentak dan bersifat menyeluruh di seluruh areal
masih diperlukan
dll.)
219
Mati/Kosong Valuer
n (Bulan)
I Juni Sisip X (merah)
TBM-1
II Desember Sisip X (merah)
Bongkar dan
III Juni Sisip
Sisip
TBM-2
Bongkar dan
IV Desember Sisip
Sisip
Bongkar dan
V Juni Sisip
Sisip
TBM-3
Bongkar dan
VI Desember Sisip
Sisip
Pada areal TM, pelaksanaan sensus dilakukan setiap 1 tahun sekali hingga
Pada areal TBM, tanda sensus atau biasa dikenal dengan “nomor teller”
ditulis nomor baris saja pada pelepah yang posisinya tegak di pokok terluar dari
Pada areal TM, tanda sensus dicatat dengan ketentuan sebagai berikut:
220
Tinggi tanda dari permukaan tanah: 0,5 meter (TM1&2) , 1 meter
(sedangkan> TM2)
(GIS).
Pulpen
Kuas
Tiap divisi pada suatu kebun memerlukan 2-3 tim sensus (prestasi 5-7
ha/hk). Mandor Perawatan divisi bertindak sebagai koordinator divisi dan dibantu
Satu tim beranggotakan 2 (dua) petugas sebagai anggota tetap, yang terdiri
dari:
221
5.6.5 Teknis Pelaksanaan Sensus
1. Petugas berjalan di pasar pikul dengan arah berjalan menurut arah barisan
yang ada tanda sensusnya.”Jika pada pokok terluar sudah ada tanda nomor
baris dalam kondisi baik dan tidak ada perubahan jumlah pokok, maka
“nomor teller”.
kedua (baris 3 dan 4) sesuai point 1-5. Hal yang sama terus dilakukan
7. Seluruh hasil sensus dibawa ke divisi dan direkap oleh Petugas B bersama
222
BAB VI. PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
2. Penunasan
3. Pengendalian Gulma
223
6.2 Pendahuluan
ada:
TM-5
Masa tanam 8 tahun, dikategorikan dalam umur muda yang memiliki ciri
fisiologis memiliki ketinggian 1,5-2,3 meter dengan rata-rata tandan hasil panen
15-20 kg/tandan.
TM-8
Masa tanam 11 tahun, dikategorikan dalam usia muda yang memiliki ciri
fisiologis memiliki ketinggian 2,5-3,5 meter dengan rata-rata tandan hasil panen
20-35 kg/tandan.
TM-13
Masa tanam 16 tahun, dikategorikan dalam usia dewasa yang memiliki ciri
fisiologis memiliki ketinggian 4-6,5 meter dengan rata-rata tandan hasil panen 20-
35 kg/tandan. Secara khusus, pada tanaman kelapa sawit TM 13 ini sudah 4 tahun
berdampak pada kemunculan bunga jantan yang lebih sering daripada bunga
betina. Padahal jika ingin meningkatkan produksi seharusnya bunga betina yang
harus lebih banyak muncul. Pada TM 13 ini, banyak sekali kasus aborsi yaitu
bunga betina yang mati akibat kekurangan nutrisi. Tanaman kelapa sawit dengan
224
kekurangan nutrisi tanaman kelapa sawit akan berdampak pada kemunculan
bunga jantan yang lebih sering. Tanaman kepala sawit dengan TM yang berbeda
kelapa sawit dengan perbedaan umur tanaman muda, remaja dan dewasa untuk
melihat pengaruh aplikasi bionutrien pada tanaman kelapa sawit dengan umur
pertanian
ketika berusia lebih dari tiga minggu. Sebuah studi memperlihatkan bahwa
berkurang hingga empat persen, namun sebelum kompetisi dimulai (gulma masih
225
6.3.1 Definisi Dan Tujuan
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki
unsur hara yang berada didalam tanah oleh tanaman budidaya dan juga untuk
tanaman budidaya.
berbatang lunak dan membulat. Daunnya tipis, bertekstur licin dan diselubungi
rambut, serta memiliki warna hijau gelap hingga terang. Sistem perakarannya
ditunjang rimpang yang kuat sehingga sulit dicabut. Sedangkan bunga ilalang
berwarna putih, berupa bulir majemuk, agak menguncup, dan mudah diterbangkan
angin.
dewasa. Sementara itu, rimpang ilalang yang juga merupakan bakal tanaman
226
dewasa dapat menembus tanah sampai kedalamanan 1 meter. Hal ini sering
dilakukan.
sehingga dapat diserap oleh tanaman secara maksimal. Piringan juga menjadi
kondisi piringan harus dijaga kebersihannya serta bebas dari tanaman gulma.
terutama pada TBM yang perakarannya masih halus dan terkonsentrasi dalam
piringan atau dekat batangnya. Selain itu juga dimaksudkan untuk mempermudah
sebagai jalan akses untuk pengangkutan buah dan juga perawatan tanaman.
gaawangan mati karena tidak dapat digunakan sebagai jalan karena banyak
mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari dengan tanaman kelapa sawit,
227
mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain, serta
Dalam hal ini tidak semua jenis gulma perlu diberantas, misalnya vegetasi
dangkal dan tidak tumbuh tinggi (seperti pakis Nephrolepis). Disamping itu harus
sampai pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau
dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian
bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak
threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai
nol.
yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga
228
populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol. Pemberantasan gulma
mungkin baik bila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring, sebab pada
areal yang luas cara ini merupakan sesuatu yang mahal dan pada tanah miring
tertentu.
229
Pengendalian gulma secara biologis
intensif dengan insekta atau fungi dapat erpotensi mengendalikan gulma secara
biologis
- Di cabut
- Di Cangkul
- Di babat
- Menggunakan traktor
yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik
secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak
maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau
pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya
Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini
230
harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya
tidak berhasil.
Pencabutan gulma (hand weeding atau hand pulling); cara ini juga biasa
dua musim, memiliki resiko kerusakan yang kecil pada tanaman budidaya, dan
layak diterapkan untuk pengendalian gulma pada areal yang tidak luas.
Pembabatan (mowing); cara ini efektif diterapkan pada gulma semusim atau
Pengolahan tanah (soil tillage); pengaruh yang tidak langsung dari pengolahan
yang ada di dalam tanah. Biji tersebut terekspose ke permukaan tanah dan
231
Pembakaran (burning); pembakaran gulma menyebabkan terjadinya
tersebut akan mati. Bagian gulma yang tidak terbakar belum tentu ikut mati,
bagian atas gulma, karena tidak lama berselang gulma alang-alang tersebut
dari areal setempat (in situ), meningkatkan resiko erosi, dan mengakibatkan
polusi udara.
gulma.
(sheet) adalah dengan cara penyemprotan herbisida kimia, yaitu dengan produk
herbisida berbahan aktif sulfosat atau imazapir, namun produk lama yang pernah
penelitian terhadap produk baru dari produsen yang sama atau merek lainnya.
Keterangan :
232
Volume semprot medium (450 – 600 liter/ha) dipakai jika pertumbuhan
alang-alang cukup tebal atau kecepatan angin cukup tinggi di areal yang
akan di semprot.
Senyawa glifosat bersifat sistemik purna tumbuh dan non residual untuk
terbawa angin. Selain itu jadwal penyemprotan glifosat harus ditunda jika
cuaca mendung (berawan tebal yang berpotensi turun hujan < 6 jam
ketika angin belum begitu kuat berhembus, serta dilakukan pada stadia
233
Mengendalikan alang-alang yang tumbuh sporadis (terpencar-pencar) lebih
dicelupkan dalam larutan herbisida glifosat 360 g/l (konsentrasi 1,0% – 1,3 %
dalam pelarut air) + surfaktan (0,5%), kemudian kain tersebut dibalutkan pada
tiga jari tangan setelah sedikit diperas. Selanjutnya balutan kain basah tersebut
disapukan (wiping) secara merata pada setiap helai daun alang-alang (dimulai dari
batang bawah sampai ke ujung daunnya). Gulma menjalar dan serasah yang
menggunakan arit kecil (guris), namun jangan sampai menyebabkan batang dan
daun alang-alang menjadi pecah, putus atau tercabut. Teknik Wiping Ilalang di
pada 3 jari tangan (tidak di benarkan menggunakan kaos kaki atau sarung tangan).
belum dikerjakan.
Pada kebun yang kondisi ilalangnya sudah normal (Ilalang Kontrol) dapat di
berantas secara Wiping (di usap dengan kain yang di balutkan di jari tangan).
a. Pasar Rintis
234
Standar pembuatan dan pemeliharaan piringan dan jalan rintis dilakukan
dengan cara:
a. Piringan bebas dari gulma sampai radius 30 cm di luar tajuk daun atau
b. Pembuatan jalan rintis dilakukan pada umur tanaman 1-12 bulan dengan
perbandingan 1:8, dan waktu tanaman berumur lebih dari 12 bulan. Jalan rintis
piringan.
Penyiangan manual
kegiatan ini adalah terjadinya cekungan yang dapat menampung air dan
Penyiangan kimia
Penyiangan kimia dapat dilakukan pada TBM III dengan rotasi 6 kali
diberantas.
b. Pasar kontrol
dengan perbandingan 8:1, artinya, untuk setiap delapan baris tanaman akan
235
terdapat satu jalur pasar kontrol. Pada masa TBM II, tanaman akan semakin besar
maka angka perbandingan menjadi 4 : 1, dan 2:1 untuk TBM III karena tanaman
Pasar kontrol dan pasar pikul yang dibuat harus mengikuti arah - utara selatan
agar sejajar dengan jalan utama dan barisan tanaman serta tegak lurus terhadap
jalan koleksi.Pembukaan pasar pikul dan pasar kontrol dapat dilakukan secara
manual dengan arit, sabit atau parang dan untuk perawatan pada tahap selanjutnya
c. Perawatan (TPH)
Perawatan TPH dilakukan bersamaan dengan rawat path dan piringan yaitu
pada saat CPT. Perawatan dilakukan dengan cara khemis dan rotasi 90 hari sekali.
TPH tidak boleh tergenang dan tidak boleh miring. TPH harus sudah ada sebulan
panen.
Tujuan
236
Prosedur
- Melastomamalabathricum
- Lantana camara
- Clidemiahirta
(cangkul kecil dengan lebar + 14 cm) dengan cara membongkar gulma sampai
atau met sulindo. Untuk penggunaan garlon dosis adalah 250 ml/ ha sedangkan
- Dicrapnoterislinearis
- Stenochlaenapalustris
- Pteridiumosculentum
237
- Lygodiumflexuosum
herbisida berbahan aktif paraquat dan metal met sufuron dengan dosisi paraquat
Keladi liar yang sering tumbuh di rendahan umumnya sulit dimusnahkan. Hal
ini karena disamping daunnya berlilin juga berumbi. Metode yang efektif untuk
Tumbuhan bamboo dan anakan sawit liar (tukulan, brondolan, brush oil palm)
apabila tidak dilakukan pengendalian dengan baik dan benar. Cara manual atau
adalah metode pengendalian yang paling tuntas dan efektif , namun dibeberapa
238
perkebunan cara ini dirasa tidak terlalu efektif dan efesien karena perlu waktu
yang lama, tenaga kerja yang cukup, dan biaya yang cukup besar.
dengan menggunakan egrek bersamaan dengan tunas pokok yakni 9 bulan sekali.
Namun pada kondisi tertentu, saat akar beringin sudah kuat dan sulit di egrek
kimiawi dilakukan pada tahun 1985 oleh Puslitbang Dephut dengan menggunakan
6.4 Pemupukan
dapat tumbuh dengan optimal. Dalam istilah pemupukan hal tersebut dinamakan 5
1. Tepat dosis
Tepat dosis maksudnya yaitu pada saat pemupukan dosis yang diberikan harus
tepat atau sesuai dengan kebutuhan tanaman atau yang tertera pada label.
239
Karena pemberian dosis pupuk yang salah akan menyebabkan
tanaman. Tepat dosis disini dimaksudkan agar dosis yang kita berikan ke
tanaman tidak sampai terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Apabila dosis
yang kita berikan terlalu sedikit, maka tanaman masih kekurangan unsur hara.
Dan apabila dosis terlalu banyak maka pupuk tersebut bisa saja menjadi tocsic
2. Tepat Waktu
Tepat waktu maksudnya yaitu pada saat pemberian pupuk yang baik
unsur hara atau pada waktu yang tepat. Hal tersebut dimaksudkan agar
3. Tepat tempat
secara tepat. Misalnya pada saat pemupukan lokasi pemupukan berada pada
ketinggian dan kecepatan angin besar. Maka jangan menggunakan pupuk yang
4. Tepat cara
240
Tepat cara maksudnya yaitu pada saat pemupukan cara kita harus benar. Cara
pemberian pupuk yang salah akan membuat pupuk terbuang sia-sia ataupun
tercuci oleh air dan terdenitrifikasi sehingga tidak dapat ditangkap langsung
olehtanaman. Untuk itu cara pemupukan harus benar dan tepat sasaran.
kumbang dapat dengan mudah menggerek pucuk tanaman sampai ketitik tumbuh,
Pengendaliannya :
secara manual.
dilakukan pembuangan pucuk dan pelepah lain yang rusak, agar matahari
241
:kalbosul fandosis 5 g produk per pohon atau sipermetrin konsentrasi 2 %
d. Pengutipan larva dan pupa dilakukan breeding site dengan rotasi satu
Hama pemakan akar terdiri atas kumbang pemakan akar (ordo coleoptera
Lepidoptera, family Pyralidae). Larva dari hama ini memakan akar tanaman
kelapa sawit. Belum ditemukan metode yang tepat untuk mengendalikan hama
tersebut.
Rayap
Pengendaliannya :
242
2. Pelaksanaan sensus sekaligus dengan aplikasi termisida, frekuensi sensus
6. Piringan disemprot pada radius 50 cm, dan pada pangkal batang pada
7. Termisida anjuran:
8. Pohon yang diaplikasi diberi tanda silang dengan cat dan dicatat pada
rotasi sensus.
kastrasi dan sanitasi sesui standar. Hama ini menyerang bunga dan buah muda
sampai mencapai inti. Siklus hidupnya 1 bulan, terdiri dari stadia telur 4 hari, ulat
16 hari (5 instar), dan kepompong 10 hari. Telur diletakkan pada tandan bunga
243
Pengendaliannya :
Pengendalian UPDKS
244
b) Parasitoid : parasitoid telur seperti Trichogrammatoideathoseae, parasitoid
chlorocryptuspurpuratus.
c) Entomopatogen
- Bakteri :Bacillusthuringiensis
1) Handpacking
2) Ligh trap
lampu, menggunakan lampu petromak dan lampu ember plastik yang diisi
lampu mercuri. Pemasang ligh trap dilakukan pada jam 18.00 – 23.00 dan
apabila dijumpai serangan berat pada areal yang sempit (< 60 ha ). Tindakan ini
245
mencegah luasnya serangan UPDKS dan meminimalisasi dampak negatifnya
terhadap lingkungan.
serangan yang sudh dibatasi), diselesaikan per zona pengendalian sampai tuntas,
Tikus
menyerang kelapa sawit pada semua umur tanaman. Pada TM tikus merusak
bunga jantan, bunga betina, tandan buah segar dan brondolan yang berikibatnya
hilangnya produksi.
Hama Tungau
hidup disepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun sehingga warna
daun berubah menjadi mengkilat berwarna bronz. Hama ini berkembang pesat dan
0,2 %. Racun ini dapat digunakan dengan baik karena tidak membunuh musuh
alaminya.
246
Hama serangga.
telurnya di bawah permukaan daun dekat pada ujungnya. Ulat Setora memakan
daun dari bawah, sehingga kadang-kadang yang tersisa hanya lidinya saja.
Gejala serangan :
mendadak.
Pengendalian :
- Pembuatan pesemaian yang baik agar pertumbuhan bibit sehat dan kuat.
Gejala serangan :
247
- Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.
Gejala serangan :
- Pelepahnya mudah patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa
Gejala serangan :
- Menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga
Pengendalian :
- Membuang semua bunga dan buah yang membusuk dan membakar tandan
248
- Dapat disemprot dengan menggunakan Difolatan atau Actidone dengan
minggu sekali.
(Ganodermaboninense)
tanaman dikelapa sawit yang ditanam pada areal bekas palma yang lain. Penyakit
ini disebabkan oleh Ganoderma boninense yang merupakan jamur dari kelas
basidiomysetes.
Gejala awal dimulai dari beberapa pelepah daun muda berwarna pucat
seperti kekurangan hara. Pada tahap lanjut daun akan mengalami pengeringan
mulai dau tua menuju kedaun yang lebih muda. Jumlah daun pucuk (tombak)
yang tidak membuka lebih banyak dari biasanya. Pelepah daun akan patah dan
menggantung. Umumnya badan buah akan muncul dibagian bawah batang, untuk
Pengendalian :
1. Sensus
249
d) Jika ditemukan tanaman dengan gejala sakit, maka sensus berikutnya
b) Tanaman sakit skor 3-4 segera dieradikasi dengan cara batang ditumbang,
6.6 Prunning
sawit. Pekerjaan ini mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang, yakni
mengusahakan agar pelepah yang masih produktif (daun masih hijau) tetap
pelepah).
terdapat buah dan sisanya tidak menghasilkan buah. Produktivitas yang tinggi
akan tercapai jika penunasan dilakukan dengan cara yang benar, tetapi jika tidak
dilakukan justru akan menurunkan produksi. Jumlah pelepah yang optimum untuk
250
kapak untuk panen di tanaman muda tidak dibenarkan dan harus digunakan dodos.
Akan tetapi pada tanaman teruna dan tua (umur > 8 tahun), tidak dapat
masa belum menghasilkan (TBM) sampai 6 bulan menjelang panen pertama, dan
biasanya 24 bulan setelah tanam, pekerja tidak boleh memotong atau membuang
pelepah pada masa ini. Pelaksanaan pruning bisa dilakukan apabila adanya
pelepah yang mati dan tidak produktif, serta adanya janjang dan buah busuk, dan
tempat, diketahui bahwa semakin banyak pelepah kelapa sawit pada tanaman
maka akan semakin tinggi buah yang akan dihasilkan oleh tanaman tersebut. Hal
dilakukan dengan cara yang kurang tepat seperti daun terpotong terlalu banyak
berbentuk tapak kuda dengan sudut 30 derajat terhadap garis horizontal, dengan
251
jumlah bunga jantan dan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah dan berat
a) Pruning Pertama
pelepah yang berada di bawah tandan buah yang terendah dibuang sehingga
tandan buah yang terendah tersebut tidak perlu memiliki sangga buah.Setelah
tahun atau sampai tandan buah yang terendah tinggi 1m dari permukaan tanah.
Ketika tanaman telah berumur 4 tahun dan tandan buah terendah berada pada
ketinggian 1 m dari tanah, maka pruning dapat dilakukan mengingat saat ini
tersebut. Oleh karena itu, pruning harus dilakukan dalam dua tahap sebagi
berikut.
yang sedang mengalami fase bunga jantan. Puring dilakukan hanya sampai 2
252
pelepah dibawah tandan buah yang masak (2 sangga buah) Untuk
Dilakukan seperti butir 4 diatas, akan tetapi jumlah pelepah yang tinggal
perspiral.
Dilakukan seperti butir 4 diatas, akan tetapi jumlah pelepah yang tinggal
secara bertahap dan terus-menerus sepanjang tahun, pelapah yang lebih dari
- 5 - 7 tahun 48 - 64 pelepah
- 8 - 14 tahun 40 - 48 pelepah
Pelaksanaan dari Progressive Pruning ini dilakukan oleh satu kelompok yang
terdiri dari beberapa orang dan kelompok ini bertugas sebagai pruners terus
menerus sepanjang tahun. Mengenai jumlah pemakaian tenaga per hektar per
tahun dengan menggunakan sistem ini tidak melebihi jumlah tenaga yang
dipakai pada sistem lama yaitu : maksimum 3 orang per hektar per tahun.
- Sebaiknya setiap blok dilakukan rotasi pruning sekali sebulan atau sekali
253
- Keuntungan dari sistem ini adalah untuk mengurangi stress tanaman
pruning dilakukan secara sedikit demi sedikit dan terbagi rata dalam satu
Keterangan Umum:
seminimal mungkin.
pelepah yang lebih dari jumlah yang telah ditetapkan di atas dan pelepah
254
dipotong tiga dan dirumpuk diantara pohon dalam garisan sesuai dengan
metode lama.
buah / tunas.
Ancak panen dari masing-masing tukang potong buah lebih aman dari
saling ”curi buah” antara sesama mereka (pindah antar rintis lebih
sulit).
Untuk areal berbukit yang arah rintisnya memanjang dari puncak bukit ke
kaki bukit, susunan cabang harus searah (artinya pucuk bertindih dengan pucuk,
pangkal dengan pangkal), dimana pangkal pucuk harus berada dibagian lereng
yang tertinggi.
Konsep dasar penyusunan pelepah yaitu berguna untuk menahan laju air
hujan di permukaan tanah sehingga memberi waktu air hujan untuk meresap
kedalam tanah lebih banyak dan pada tumpukan pelepah kelembapan bertahan
cukup lama.
255
6.6.3 Peralatan dan Tenaga Kerja
a. Peralatan
Alat untuk tunas selektif adalah tajak atau pisau dodos yang dipakai juga
untuk potong buah pada tanaman produktif muda, lebar mata tajam 14 cm.
Alat yang sama masih terus dipakai untuk tunas biasa hingga pokok
Alat ini diberi gagang kayu laut atau domuli sepanjang 1,5-2 meter,
b. Tenaga Kerja
Umur Tanaman
Jenis Tunas Norma Prestasi
(Tahun)
< 3 (1-2 bulan
Tunas Pasir 1.0-1.5 0.7-1.0
sebelum TM)
0.8-1.0 1.0-1.3
Tunas periodik 4-7 tahun
0.4-0.6 1.7-2.5
Dari tabel diatas dan dari rumus tersebut dapat ditentukan kebutuhan
Misalkan;
256
luas lahan = 10 Ha
= 10 x 5/9 x 25
= 139 orang/tahun
= 139/12 orang
= 11 orang
memiliki tajuk mahkota daun yang rimbun sehingga untuk mengetahui tanaman
siap panen diperlukan pendataan atau sensus yang lebih kompleks dibandingkan
Tujuan sensus adalah untuk mengumpulkan data setiap blok yang meliputi
jumlah titik tanam yang tanamannya mati, hilang, abnormal atau tidak
berproduksi dan menentukan kerapatan tanaman dan kondisi areal yang tidak
dapat ditanami. Selain itu tujuan sensus juga untuk melakukan penyisipan. Untuk
memastikan jumlah tanaman yang harus disisip harus dilakukan sensus terlebih
Sensus dilaksanakan 1 dan 2 tahun setelah tanam. Pada saat sensus dicatat
setiap titik yang kosong, tanaman yang mengalami transplanting shock yang
257
parah, tanaman kerdil dan abnormal. Sensus dilaksanakan blok per blok. Sensus
kelapa sawit (produktif dan non produktif) yang dilakukan secara serentak dan
Sensus pokok dilakukan secara berkala sesuai ketentuan dengan tujuan untuk
dilakukan secara teliti dan teratur sehingga dapat memberikan data blok yang
Data parit dan sarana fisik ( jalan, jembatan, titi panen, dan lain - lain)
Pekerjaan panen
Pekerjaan pemupukan
258
Data pokok normal dan abnormal yang didapatkan lebih awal akan sangat
berdasarkan pokok sampel atau contoh yang telah ditetapkan, meliputi: jumlah
bunga atau buah dan berat janjang yang dilakukan secara serentak dan bersifat
menyeluruh di seluruh areal yang sudah layak panen. Hasil sensus produksi akan
alat sensus.
perusahaan.
259
5. Mengetahui losses di lapangan.
benar ialah:
1. Penggunaan tenaga kerja tidak efektif, jumlah tenaga potong buah yang
2. Terjadi losses produksi (kuantitas dan kualitas). Bila hasil sensus lebih
kecil dari pada potensi, mungkin sekali buah tidak akan terpanen sesuai
kebun merasa “puas”. Bila hal ini terjadi akan banyak buah over ripe atau
busuk maka losses tak bisa dihindari. Pada kondisi sebaliknya, akan
banyak buah mentah yang dipotong karena kebun akan “berusaha keras”
3. Angka variance hasil sensus dengan aktual produksi tidak dapat dianalisa.
produksi bulanan/semester).
pokok abnormal
Pokok Non Valuet adalah Pokok yang tidak bernilai, artinya pokok yang
260
merugikan karena produksi yang dihasilkan sangat rendah atau bahkan tidak dapat
dengan pokok lainnya yang normal. Pokok abnormal di lapangan perlu dibongkar
Gejala pokok abnormal di lapangan dapat terjadi pada bagian vegetatif dan
bagian ujung pelepah tampak seperti ”berombak” dan bagian atas tanaman agak
rata, dan tampak lebih pendek daripada tanaman tetangganya yang normal.
261
Gambar 13. Pelepah Bercak Oranye
jingga yang tersebar merata pada helaian daun. Biasanya memiliki produktivitas
262
Pelepah-pelepah muda yang bengkok, melengkung ke bawah pada
7. Anak daun kering (crinkled) dan pelepah daun muda sangat pendek
yang tidak produktif dan ini bisa kita temukan diareal TBM maupun Tanaman
pokok kerdil dan etiolasi. Pokok abnormal dan tidak produktif haruslah
1. Pokok abnormal akibat dari seleksi yang tidak baik di nursery maupun
263
2. Pokok Kerdil, kemungkinan bibit yang abnormal maupun teknis tanam
3. Pokok etiolasi yang diakibatkan jarak tanam yang tidak sesuai teknis atau
b. Teknis Pembongkaran
produktif atau pokok yang rencana di thinning outs. Dan untuk mengindari batang
kelapa sawit yang dibongkar menjadi sarang hama dan ganoderma maka teknis
( seperti Sthil BT 45) atau menggunakan Chain Saw sebanyak tiga lobang pada
sisi yang berbeda dengan ketinggian dari tanah sekitar 1 meter selanjutnya pada
lobang dimasukkan herbisida berbahan aktif Paraquat dengan dosis 100 ml per
pokok dan dosis ditingkatkan pada pokok Giant atau Gajah. Kemudian tutup
264
4. Tanda sensus harus dibuat terlebih dahulu sebelum dilakukan sensus
produksi
6. Janjang yang dihitung adalah semua janjang yang ada, mulai dari bunga
tersebut.
Desember (SM-I) dan Juni (SM-II) menjadi pengurang dari hasil sensus
1. Petugas A & B berjalan dari blok terkecil hingga blok terbesar dan nomor
barisan terkecil.
tanaman pertama.
4. Petugas A masuk ke dalam barisan. Lakukan hal yang sama dengan point
265
6. Petugas B masuk ke dalam barisan. Lakukan pengecatan dengan notasi
angka dimulai dari angka 1 dan seterusnya hingga batas jalan produksi.
7. Petugas A dan B pindah ke baris berikutnya dan lakukan sesuai poin 1–6
ramp pabrik
a. Definisi
pencatatan jumlah janjang yang ada, mulai dari bunga betina yang sudah dibuahi
b. Manfaat
c. Teknis Lapangan
Sensus dimulai dari blok-blok nomor kecil dari tiap blok, mulai dari TS
266
Selanjutnya, petugas menghitung semua janjang yang ada pada pokok
tersebut.
Setelah dihitung, seluruh petugas melaporkan hasil sensus pada ketua tim
a. Definisi
pencatatan berat janjang rata-rata yang ada pada pokok tanaman kelapa sawit.
b. Manfaat
Manfaat melakukan sensus berat janjang rata-rata adalah agar kita dapat
mengetahui potensi produksi buah dalam 1 Blok berdasarkan kondisi tanah dan
umur tanaman serta dapat dipakai sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui
pemeliharaan tanaman.
c. Teknis Lapangan
Ada dua hal pening dalam teknis lapangan sensus berat janjang rata-rata,
yaitu:
1. Timbangan Lapangan
267
Penimbangan BJR dilakukan mengikuti blok-blok yang akan dipanen dan
dilakukan setelah lebih dari ¾ dari jumlah TPH pada blok terisi janjangan
panen hari tersebut. Petugas menimbang janjang panen pada TPH-TPH yang
perkiraan janjang yang akan dipanen pada hari tersebut. Jika janjang
sampel kurang dari 20% dapat dilakukan penimbangan pada nomor TPH
Sesuai perkiraan variasi kondisi areal dalam blok. Contoh TPH nomor 1,
terdapat di TPH.
BJR.
2. Timbangan di PKS
Seluruh janjang yang dipanen dari satu blok dihitung secara detail, diangkat
terpisah (tidak tercampur dengan janjang dari blok lain) , dan ditimbang di
pabrik.
268
a. Alat: Theodolite atau alat ukur kemiringan areal, Meteran (100 m), Kompas /
b. Bahan: Bahan bakar Chainsaw, Pancang, Cat ( warnah putih, merah dan biru),
Kertas grafik (2.5 mm²), Kertas isometric A3 untuk pembuatan peta, Tinta dan
- Pulpen
- Kuas
b. Tenaga Kerja
Tiap divisi pada suatu kebun memerlukan 2-3 tim sensus (prestasi 5-7 ha/hk).
Mandor Perawatan divisi bertindak sebagai koordinator divisi dan dibantu Mantri
269
6.7.8 Persiapan Sensus Produksi
a. Alat:
- Galah yang nantinya diletakkan sebagai tanda pada buah pertama dihitung,
- Blanko Data Sensus Produksi dan Rekap Sensus Produksi per block untuk
- Pipa 2” seukuran panjang kertas dengan diberi tutup pada kedua sisinya
dari bekas sandal jepit atau lainnya. Digunakan untuk menyimpan data
jika cuaca hujan. Atau dapat menggunakan sarana lain agar data tetap
b. Bahan:
- Kuas,
c. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga sensus yang optimal untuk dibawa oleh seorang pengawas
adalah 4 s/d 6 orang, Jumlah atau banyaknya tim pembuat dan atau perbaikan
tanda sensus dalam satu divisi sangat ditentukan oleh luas areal dan target waktu
yang telah ditentukan (norma prestasi adalah 0,1-0,13 HK/Ha atau 7.5-10 ha/hk).
270
Mandor Perawatan divisi bertindak sebagai koordinator divisi dan dibantu Mantri
sebagai anggota tetap, yang terdiri dari: 1 (satu) orang : menghitung, menentukan
dan mengorek baris sensus (tapak jalak) dan pokok sensus (PS), 1 (satu) orang :
- Pengait/egrek sensus
a. Tenaga kerja
Jumlah atau banyaknya Tim Sensus dalam satu divisi ditentukan oleh luas
areal dan target waktu yang telah ditentukan (prestasi 10-15 ha/hk). Mandor
271
a) Bahan dan Alat:
goni cadangan
- Formulir sensus BJR dan Hard cover “triplek” yang bersampul plastik.
- Pulpen.
b) Tenaga kerja
272
BAB VII. PANEN
(bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam
pencapain produktivitas.
a. Untuk tanaman yg berumur kurang dari 7 thn cara panen menggunakan alat
1. Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat
3. Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini
273
Norma panen kelapa sawit :
7.2 Pendahuluan
kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman,
Untuk tanaman yang berumur kurang dari 7 thn cara panen menggunakan
Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada
saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan kernel tertinggi.
274
Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan.
Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini
2. Ajir : Pancang yang merupakan titik dimanan tanaman di tanam di lahan
perkebunan
3. Alat berat : alat-alat yang besar yang digunakan dalam pekerjaan land
roda dan memiliki dua kakipembantu yang terbuat dari pelat besi.
7. Bedengan : tempat yang digunakan untuk pembibitan awal pada areal yang
telah diratakan dengan ukuran lebar 1,2 meter dan panjangnya 20 meter
pokok.
8. Bucket : bagian dari alat excavator (bagian ujungnya) yang berbetuk limas
275
9. Chainsaw : gergaji mesin yang digunakan untuk menebang kayu.
10. Cicle weeding: lingkungan disekitar individu tanamaan yang dijaga agar
selalu dalam keadaan bersih, hal itu bertujuan agar unsur hara (pupuk)
yang diberikan pada tanaman dapat terserap dengan baik, selain itu juga
11. Double Stage (pembibitan dua tahap) : kecambah ditanam dalam babybag
di pre nursery dan paling lambat umur tiga bulan bibit dipindahkan ke
penggangu, sampah atau yang lainya dalam radius kurang lebih 2 meter dari
14. Gawangan : tempat atau bagian di antara titik tanam, gawangan digunakan
sebagai jalan akses untuk pengangkutan buah dan juga perawatan tanaman.
Disebut gaawangan mati karena tidak dapat digunakan sebagai jalan karena
16. Grapple : bagian dari alat excavator (bagian ujungnya) yang berbetuk
merubuhkan kayu.
276
18. Imas : Pekerjaan memotong rapat semak dan pohon yang berdiameter lebih
19. Jalan koleksi (collection Road) : jalan yang berfungsi sebagai sarana untuk
jalan ini terdapat diantara blok dan berhubungan dengan jalan utama.
20. Jalan kontrol (Control Road) : jalan yang terdapat di dalam setiap blok.
21. Jalan utama (main road) : jalan yang menghubungkan antara satu afdeling
22. Kantor divisi : Kantor Wilayah kerja suatu perusahaan yang meliputi
areal seluas kurang lebih 1.000 ha (areal datar) atau 800 ha (areal
berbukit).
24. Karyawan Harian Tetap (KHT) : Karyawan yang digaji tetap setiap
25. Kastrasi : Pembuangan bunga pada fase peralihan dari TBM menjadi TM.
26. Kation : ion bermuatan positif seperti Ca+, Mg+, K+, Na+, H+, Al3+
27. Kecambah : benih kelapa sawit yang berasal dari pusat penelitian benih
277
diberi nama sesuai dari perusahaan atau tempat penelitiannya contoh Ppks,
28. Kohesi tanah : gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah satu
aspek yang mempengaruhi daya kohesi adalah kerapatan dan jarak antar
molekul dalam suatu benda, bila kerapatan semakin besar maka kohesi yang
29. Konsolidasi : kegiatan mengisi kembali polybag dengan tanah, hal itu
31. Main nursery : pembibitan utama, yaitu pembibitan dari umur 3 bulan
racun kontak dan lambung berbentuk cairan berwarna putih bening yang
34. Pengawas alat berat : orang yang bertugas mengawasi pekerjaan alat berat
dalam merumpuk.
35. Plastisitas tanah : perbedaan batas cair dan batas plastisitas suatu tanah
278
36. Pre nursery : pembibitan awal, dimulai dari bibit kecambah sampai umur 3
bulan.
37. Premi : gaji atau bayaran yang diberikan setelah karyawan mencapai target
kerja yang ditentukan, biasanya dihitung per satuan atau per jam (1 jam
premi Rp5500).
dihuni tikus.
39. Rintis : kegiatan membuka hutan dengan parang dengan lebar 2 m . jalan
rintis digunakan sebagai dasar awal untuk pembuatan jalan utama, jalan
40. Seleksi bibit : kegiatan bertujuan untuk memisahkan bibit normal dan
abnormal.
tanaman yang mati, titik kosong, tanaman yang diserang berat hama.
42. Single Stage (pembibitan satu tahap) : kecambah langsung ditanam pada
43. Spacing : kegiatan pengaturan jarak pada polybag yang telah diisi tanah di
menimbun kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar
45. Standar Operasional Prosedur (SOP) : standar atau dasar yang harus
279
46. Sumisansui : pipa yang digunakan untuk menyiram tanaman pada tahap
pembibitan, pipa ini memiliki lubang kecil di setiap 10 cm yang jika ada air
48. Tali slink : tali yang terbuat dari kawat besi/ baja yang digunakan untuk
pengaturan polybag pada main nursery dan juga pembuatan titik tanam.
berada pada umur mulai tanam hingga berumur kurang lebih 2,5 – 3 tahun.
50. Tiran : racun tikus yang dipasang ala tempos, obat dan alt untuk
51. Topografi : adalah suatu bentuk dari dataran atau permukaan bumi,
main nursery.
babybag.
280
56. Zero burning : Merupakan teknik pembukaan lahan untuk penananaman
Rotasi panen atau yang biasa disebut dengan “pusingan panen” adalah
waktu yang diperlukan antara panen terahir sampai dengan panen berikutnya pada
areal atau hancak yang sama. Penetapan rotasi panen berguna untuk menentukan
areal panen dapat dibagi menjadi 3 atau 4 hari panen, namun rotasi panen harus
tetap 7 hari. Dalam keadaan normal, panen setidaknya dilakukan sebanyak 5 kali
dalam seminggu atau biasa disebut dengan sistem panen 5/7 yaitu hari senin
sampai dengan hari jumat. Rotasi panen dapat dirubah 9-12 hari pada panen
b. Satu seksi panen diselesaikan dalam satu/dua hari, lebih dari itu maka pusingan
c. Apabila mengulang rotasi panen, pelaksanaan panen terjadi pada hari yang
281
Pusingan yang yang tinggi ( > 7 hari ) disebabkan oleh beberapa hal
yaitu :
1. Tenaga panen tidak tercukupi, tenaga panen yang ada dialihkan ke kegiatan
pemanen tersebut.
buah karena kondisi buah yang sedang banyak, sehingga dibutuhkan waktu 1
4. Curah hujan tinggi, kondisi curah hujan yang tinggi apalagi hujan pada saat
1. Munculnya buah over ripe atau buah terlalu matang, hal ini dikarenakan
pemanen tidak mampu mengejar pusingan yang tinggi sehingga buah lambat
dipanen.
2. Buah restan atau buah tidak diantar ke pabrik selama 24 jam, kondisi buah
TBS ke pabrik.
3. Potensi losses atau kerugian tinggi, banyaknya TBS dan brondolan di hancak
282
kondisi buah yang banyak sehingga biasanya terjadi buah tidak dipanen dan
brondolan tinggal.
4. Kenaikan asam lemak basa pada hasil olahan kelapa sawit yaitu CPO, adanya
buah restan, buah terlalu masak atau terangkutnya brondolan yang sudah
setelah tanam (di lapangan) berikut kriteria yang harus dipenuhi untuk melakukan
panen awal
Lebih dari 60% dari tanaman tersebut telah berbuah matang panen.
KP = Kerapatan panen
b. Berat Tandan ≥ 3 Kg
283
Pemeriksaan dilaksanakan dengan memotong tandan secara random, dari
tiap satu Ha dipotong satu tandan dan ditimbang beratnya. Dalam budidaya kelapa
sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan merupakan saat-saat yang
ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah indikator akan dimulainya
pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi yang tinggi
dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang panjang.
mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang
menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap membiarkan
tanaman berproduksi secara terus menerus sampai batas usia ekonomisnya habis.
Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun, dan dapat
pemananen.
dan pendeknya usia ekonomis. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan
dengan tepat agar tanaman tetap berproduksi baik dan diperoleh mutu yang baik.
Selain itu setelah panen harus segera dilakukan penanganan pasca panen
menginggat tandan buah kelapa sawit akan cepat mengalami penurunan mutu
dalam waktu 24 jam setelah panen. Kelapa Sawit sudah mulai berbunga, tetapi
tandan buah segar yang dihasilkan belum mencapai 3 kg sehingga tanaman belum
sudah berbunga, maka pada tanaman tersebut harus diablasi yaitu pembuangan
284
bunga untuk membuang tandan kecil (kurang dari 3 kg) pada tanaman baru
tanaman yang seragam. Secara normal kelapa sawit yang tumbuh subur sudah
dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama pada umur sekitar 3,5 tahun
jika dihitung mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Namun jika
dihitung mulai penanaman di lapangan maka tanaman berbuah dan siap panen
Pada tanaman kelapa sawit pada masa TM, diharapkan sudah memberikan
hasil dimana hasil yang didapat tergantung pada cara pemeliharaan pada tanaman
mulai dari masa penanaman baru hingga fase tanaman akan direplanting.Pada
masa TM masuk kegiatan Panen yaitu pengutipan buah kelapa sawit dengan
segala persyaratannya, buah hasil panen umumnya disebut TBS (Tandan Buah
perubahan warna kulit buahnya. buah akan menjadi merah jingga jika masak.
285
Proses pemanenan tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan
diperhatikan beberapa kriteria tertentu karena tujuan kelapa sawit adalah untuk
Kriteria matang panen ditentukan pada saat matang minyak maksimal dan
kandungan asam lemak bebas minimal. pada saat ini kriteria umum yang banyak
dipakai adalah berdasarkan jumlah berondolan. tanaman dengan umur kurang dari
digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar terdapat dua
286
Kriteria matang panen merupakan indikasi yang tepat membantu pemanen
agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen yag umum
adalah:
Fraksi 00 = 0% brondolan
Kriteria matang panen yang berlaku dikebun adalah 5-10 brondolan jatuh
dipirigan sudah bisa dipanen. Kriteria matang panen itu dimana berada pada
fraksi 2 dan fraksi 3. Kriteria panen yang diharapkan adalah bila tingkat
kematangan buah sudah mencapai fraksi kematangan 1–3 dimana persentase buah
Waktu yang paling pas untuk memetik TBS yaitu pada saat buah kelapa
sawit berada di dalam fraksi 2 dan fraksi 3. Pada fraksi 2, TBS kelapa sawit
kelapa sawit yang ada di fraksi 3 mempunyai rendemen 23,86% dan kandungan
ALB 2,71%.
Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen
287
panen. Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu
dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang
yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen
perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya
Luas hancak umumnya yaitu 4 pasar atau 8 jalur atau 1,8 ha. Ini yang
biasa dipakai di perkebunan KS, ada satu lagi bahwa prestasi pemanen juga
dihitung berdasarkan tonage dipanen per hari artinya ini pertimbangkan kerapatan
Pembagiaan ancak panen pada suatu blok di sesuaikan dengan arel / luas
lahan yang akan di bagi sesuai dengan jumlah pemanen yang di butuhkan. System
1. Ancak Tetap
Pemanen dan lokasi tetap tidak perlu di giring ke arah tertentu. sistem ini
pemanen mempunyai hancak yang tetap dan luasan yang sama antar pemanen.
Pemanen akan selalu panen pada hancak/lokasi yang sama saat masuk suatu blok
panen. Selanjutnya setiap hancak diberi nomor hancak dan diberi batas dan
288
Kebaikan ancak tetap yaitu :
efektif,
Akan terjadi sebagian ancak yang tidak tembus , sementara di lain tempat
2. Ancak Giring
Sistem ancak panen yang di lakukan dengan cara memberikan suatu ancak
kepada pemanen setiap hari panen yang perpindahannya dari suatu ancak ke ancak
Taksasi produksi atau yang biasa disebut dengan taksasi panen merupakan
kegiatan untuk memperkirakan hasil panen yang akan dilaksanakan pada kegiatan
289
panen berikutnya. Taksasi panen dilakukan pada sore hari sebelum besoknya
dilakukan pemanen pada areal yang sama, kegiatan taksasi panen ini dilakukan
oleh mandor panen. Manfaat dilakukan taksasi panen adalah untuk menentukan
pabrik kelapa sawit. Hal hal yang sangat dibutuhkan dalam taksasi adalah
informasi Berat Janjang Rata rata (BJR), jumlah pokok setiap hektar, jumlah
pokok sampel, jumlah pokok yang masak dan basis borong/HK untuk menentukan
Pada umumnya, pekerjaan tasaksi panen ini dikerjakan sebanyak dua kali
setahun yakni pada bulan Juni dan Desember. Hanya tanaman-tanaman sawit yang
kerapatan panen antara lain iklim, panjang rotasi panen, serta topografi lahan
tersebut.
keesokan harinya. Sehingga kita bisa menghitung jumlah tenaga pemanen dan alat
290
transportasi yang dibutuhkan nantinya. Ciri-ciri buah yang layak panen besok
tanaman kelapa sawit sejumlah 100 pohon dari area yang akan dipanen di
Keterangan :
memperkirakan produksi TBS yang akan diperoleh besok. Hal tersebut juga bisa
transportasi untuk mengangkut hasil panen. Buah yang diperkirakan bisa dipanen
Persentase AKP didapatkan dengan mengambil contoh 100 pohon dari areal yang
akan dipanen esok hari dengan rumus: % AKP = (jumlah tandan matang / jumlah
291
Untuk menentukan taksasi produksi, baik per divisi maupun per kebun
b. Perbandingan realisasi potensi produksi (kg /Ha/ Thn tanam) selama 3 tahun
c. Perbandingan trend produksi selama 5 tahun atau paling sedikit selama 2 tahun.
1. TBS
a. Unripe (0,0%)
Unripe (buah mentah) yang dipanen merupakan kesalahan fatal yang tidak
boleh terjadi, karena hal ini berpengaruh besar terhadap seluruh aktifitas
panen dan juga berpengaruh terhadap ekstraksi yang akan dihasilkan. Jika
hal ini terjadinya maka hal pertama kali yang dilakukan adalah melakukan
seluruhnya dan harapannya tidak akan ada lagi terjadi buah mentah
dipanen.
292
Under Ripe (Buah Mangkal), merupakan buah yang secara visual sudah
terlihat matang, namun jika dihitung jumlah brondolan yang jatuh masih
jika masih dibawah 8 % masih dianggap wajar namun hal ini agar
buah matang saja. Jumlah Under ripe akan meningkat biasanya pada saat
c. Ripe (>90,0 %)
Ripe (Buah Matang) merupakan kriteria buah yang harus dipanen dan
divisi.
kosong. Empty Bunch biasanya terjadi pada saat rotasi panen sangat tinggi
sehingga pada saat panen jumlah brondolan yang jatuh ke tanah sangat
293
panen untuk menormalkan rotasi panen, dengan cara penambahan tenaga
Old crop (buah terlalu masak), merupakan keadaan buah yang terjadi
memenuhi kriteria buah yang harus dipanen, kegiatan cek atau control
hancak panen harus selalu dilakukan oleh seluruh personil, mulai dari
lebih dari 5 cm, panjang gagang TBSnya, karena jika hal ini tidak
yang memiliki pori- pori yang sangat banyak dan dapat menyerap
minyak.
2. Brondolan
yang tidak dikutib, dan dibeberapa perusahaan, standar yang digunakan berbeda-
294
beda namun umumnya berkisar diantara 0 s/d 2 butir brondolan/janjang panen.
juga tidak kalah pentingnya, semakin sedikit jumlah brondolan yang tidak dikutib
maka akan dapat menjadi cerminan bahwa pengelolaan aktifitas panen sudah
brondolan didasarkan pada kualitas (segar atau busuk) dan kuantitas (kurang atau
cukup).
3. Pelepah
sawit. Pekerjaan ini mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang, yakni
mengusahakan agar pelepah yang masih produktif (daun masih hijau) tetap
pelepah).
terdapat buah dan sisanya tidak menghasilkan buah. Produktivitas yang tinggi
akan tercapai jika penunasan dilakukan dengan cara yang benar, tetapi jika tidak
dilakukan justru akan menurunkan produksi. Jumlah pelepah yang optimum untuk
kapak untuk panen di tanaman muda tidak dibenarkan dan harus digunakan dodos.
Akan tetapi pada tanaman teruna dan tua (umur > 8 tahun), tidak dapat
295
dihindarkan penggunaan egrek untuk panen sehingga terpaksa dilakukan
sampai 6 bulan menjelang panen pertama, dan biasanya 24 bulan setelah tanam,
pekerja tidak boleh memotong atau membuang pelepah pada masa ini.
Pelaksanaan pruning bisa dilakukan apabila adanya pelepah yang mati dan tidak
produktif, serta adanya janjang dan buah busuk, dan ini disebutpruning sanitasi,
terganggu.
tempat, diketahui bahwa semakin banyak pelepah kelapa sawit pada tanaman
maka akan semakin tinggi buah yang akan dihasilkan oleh tanaman tersebut. Hal
ini disebabkan karena semakin banyak daun maka proses fotosintesis akan
Tujuan penunasan :
296
Teknik penunasan merupakan faktor yang harus diperhatikan, karena bila
dilakukan dengan cara yang kurang tepat seperti daun terpotong terlalu banyak
berbentuk tapak kuda dengan sudut 30 derajat terhadap garis horizontal, dengan
jumlah bunga jantan dan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah dan berat
Akan tetapi jika pembuangan tidak dilakukan, maka akan timbul kesulitan
pada saat memanen tandan buah. Oleh karena itu perlu diambil langkah
Hanya pelepah kering saja yang dibuang. (umur 17 bulan atau 19 bulan).
b. Pruning Pertama
pelepah yang berada di bawah tandan buah yang terendah dibuang sehingga
tandan buah yang terendah tersebut tidak perlu memiliki sangga buah.
297
Setelah pruning pertama, tidak dilakukan lagi pruning sampai tanaman
berumur 4 tahun atau sampai tandan buah yang terendah tinggi 1m dari
permukaan tanah.
Ketika tanaman telah berumur 4 tahun dan tandan buah terendah berada pada
ketinggian 1 m dari tanah, maka pruning dapat dilakukan mengingat saat ini
cukup banyak pelepah yang harus dibuang sehingga jika dilakukan pruning
sekaligus akan menyebabkan beban berat (stress) pada tanaman tersebut. Oleh
karena itu, pruning harus dilakukan dalam dua tahap sebagi berikut.
pruning hanya dilakukan sampai 2 pelepah dibawah tandan buah yang masak
( 2 sangga buah ).
yang sedang mengalami fase bunga jantan. Puring dilakukan hanya sampai 2
pelepah dibawah tandan buah yang masak (2 sangga buah) Untuk pelaksanaan
Dilakukan seperti butir 4 diatas, akan tetapi jumlah pelepah yang tinggal
298
e. Pruning umur 15 tahun.
Dilakukan seperti butir 4 diatas, akan tetapi jumlah pelepah yang tinggal
secara bertahap dan terus-menerus sepanjang tahun, pelapah yang lebih dari
5 - 7 tahun 48 - 64 pelepah
8 - 14 tahun 40 - 48 pelepah
yang terdiri dari beberapa orang dan kelompok ini bertugas sebagai pruners terus
menerus sepanjang tahun. Mengenai jumlah pemakaian tenaga per hektar per
tahun dengan menggunakan sistem ini tidak melebihi jumlah tenaga yang dipakai
pada sistem lama yaitu : maksimum 3 orang per hektar per tahun.
Sebaiknya setiap blok dilakukan rotasi pruning sekali sebulan atau sekali dua
Keuntungan dari sistem ini adalah untuk mengurangi stress tanaman pruning
dilakukan secara sedikit demi sedikit dan terbagi rata dalam satu tahunnya.
Keterangan Umum
mungkin.
299
Pada waktu melakukan rotasi pruning pelepah yang dibuang hanyalah pelepah
yang lebih dari jumlah yang telah ditetapkan di atas dan pelepah yang mulai
kering.
sistem biasa).
Untuk melakukan pruning pada pokok-pokok yang sedang dalam masa Fase
1. Asisten Kebun
Setiap hari kerja wajib memeriksa hasil kerja tukang potong buah, yang
Pemeriksaaan mutu buah dan ancak yang dilakukan mencakup hal sebagai
berikut :
3. Kebersihan brondolan
4. Rumpukan pelepah
300
5. Pelepah “ sengkleh”
9. Mengurangi losses produksi dengan kesadaran akan kerugian yang terjadi pada
10. Hasil pemeriksaan assisten dicatat dalam buku penerimaan mutu buah.
2. Mandor 1
Adapun tugas dan tanggung jawab seorang mandor yang utama, antara
lain :
Harian Lepas)
sawit
administrasi
Terdapat 3 (tiga) jenis mandor yang ada di perkebunan kelapa sawit, yaitu:
kelapa sawit
301
c. Mandor Panen : Mandor yang bertugas mengontrol proses pemanenan TBS
Ketiga fungsi mandor di atas tidak harus dikerjakan oleh orang yang
Karena peran serta seorang mandor yang teramat penting bagi perusahaan
kelapa sawit dalam rangka mencapai target yang sudah ditentukan, maka alangkah
baiknya bila mandor yang dipilih tersebut memiliki sikap-sikap yang dapat
berpenampilan rapi, dan mempunyai wibawa yang tinggi. Selain itu, seorang
mandor perkebunan kelapa sawit yang bagus juga dituntut untuk memiliki
kecakapan-kecakapan seperti :
b. Mampu melakukan analisa yang jitu dalam menilai dan menyelesaikan suatu
masalah.
3. Mandor Panen
a. Menentukan ancak setiap pemanen pada pagi hari, dan melaksanakan control
302
b. Aktif melaksanakan pekerjaan potong buah sehingga seluruh buah masak telah
c. Memastikan semua buah yang dipanen dibawa ke TPH dan tidak ada yang
d. Sewaktu memotong gagang buah harus mepet tetapi tidak terkena tandan
e. Memastikan tidak ada buah mentah yang dipanen, dan apabila terlanjur
g. Memeriksa buku kerani buah untuk melihat hasil panen pemanen yang rendah,
harinya.
berikut:
mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan
b. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus
c. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang
resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan
(bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai
303
pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan
pemanen.
d. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai.
e. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor
h. Setiap hari bersama-sama mandor panen membuat daftar premi panen untuk
setiap pemanen.
dan mengangkut buah dan brondolan ke TPH. Jika karyawan membawa tenaga
Satu orang karyawan bertugas memotong dan merumpuk pelepah (cutter). Satu
304
bertugas mengutip brondolan (loose fruit picker) yang jumlahnya ditetapkan
ketinggian tanaman dan kerapatan buah. Kebijakan sistem kerja potong buah
diberikan perusahaan karena pegawai harus bekerja lebih keras untuk berbagai
keadaan atau kondisi kerja yang kurang nyaman. Pegawai mendapat premi karena
pegawai tersebut bekerja melebihi waktu kerja normal atau lembur, kerja saat hari
libur, atau karena prestasi kerja dan produktivitas pegawai dalam bekerja. Selain
itu menurut Ghani (2003) premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila
Pembuatan dan penetapan sistem premi potong buah harus didasari pada
biaya potong buah per kg TBS sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem premi
anggaran, tetapi tetap menarik bagi pemanen. Penetapan jumlah basis borong
tua yang sudah tinggi, tanaman muda yang mesih rendah, kondisi setempat dan
sebagainya
305
7.8.2 Dasar Utama Premi Potong Buah
untuk meneruskan potong buah sebagai “lebih borong” dengan tarif yang sangat
menarik untuk karyawan sendiri maupun untuk perusahaan. Sistem premi harus
disertai sanksi-sanksi atau denda yang cukup adil baik untuk karyawan sendiri
aturan sistem yang ada, maka pihak pihak yang bertanggung jawab terhadap
proses panen akan dikenakan denda dan sanksi sesuai tingkat kesalahan dan
pelanggaran yang dilakukan. Pihak yang paling bertanggung jawab terhadap hasil
panen adalah, pemanen, kerani buah, dan mandor panen, tingkat pelanggaran pada
a. Pemanen
1. Tidak siap borong (tidak menjalankan tugas sesuai dengan 7 (tujuh) jam
kerja.
306
2. BJR timbangan PKS dengan BJR timbangan di lapangan selisih
>10%
5-10 %
antara 2,5 – 5 %
2. Buah mentah 4 – 5 %
3. Buah mentah 3 – 4 %
Besarnya denda atau sanksi di sesuaikan dengan tingkat kesalahan dan peraturan
Penerapan sistem premi potong buah harus didasarkan pada biaya potong
buah per kg TBS sesuai dengan anggaran tahun berjalan dan melihat sistem premi
tahun sebelumnya, besarnya premi potong buah di usahakan tetap sesuai dengan
1. Premi potong buah berdasarkan “jumlah janjang buah TBS” yang didapat
Pemanen dibayar sesuai dengan jumlah janjang yang dipotong dari pohon
307
Pemanen langsung tahu berapa pendapatan atau premi yang diperolehnya
berdasarkan janjang
2. Premi potong buah berdasarkan “jumlah berat (kg) buah/TBS yang didapat
lapangan
Premi panen sistem janjang dan premi panen sistem berat diberikan
terpisah dengan nilai premi per-Kg yang berbeda. Pemberian premi panen sistem
memotivasi pemanen / petugas yang terkait dengan panen agar seluruh buah
308
sistem berat diberikan premi tersendiri dengan tarif ± 2,5 kali lipat premi TBS
Brondolan harus dalam keadaan bersih dari segala macam kotoran (sampah,
tangakai tandan, batu dll). Dan berat brondolan tidak termasuk dalam berat TBS.
kelapa sawit. Namun, oleh karena kondisi lapangan dan aspek-aspek sosial
ekonomi yang berbeda antar kebun maka standar premi juga harus disesuaikan
borong janjang (TBS), tarif siap borong, tarif lebih borong, dan tarif sanksi/
denda.
a. Borong Janjang
seorang pemanen dalam 7 jam untuk setiap tahun tanam dapat diselesaikan
dengan mencapai jumlah kilogram tertentu. Oleh karena itu, borong janjang harus
berhungan dengan BJR (Berat Janjang Rata- rata) kebun. Sementara BJR kebun
Premi siap borong harus berpedoman kepada anggaran (Rp/ton TBS) yang
sedang berjalan dan juga tarif yang berlaku sebelumnya. Premi siap borong harus
sama untuk semua umur tanaman, sedangkan yang berbeda yaitu jumlah
borongnya.
309
Kelas- kelas BJR (Borong Janjang Rata- rata) harus ditentukan terlebih
dulu, kemudian harga per janjang ditetapkan over borong menurut kelaskelas
tersebut. Harga janjang lebih borong dari kelas yang berbeda dapat saja sama,
tergantung dari kondisi setempat. Namun perlu diperhatikan bahwa biaya Rp/ ton
TBS dari lebih borong atau luar dinas tidsk boleh lebih tinggi dari biaya Rp/ ton
TBS dalam dinas. Sebagai ketentuan, premi lebih borong 50 % dari gaji rata- rata
satu peraturan panen harus didenda dan mengurangi premi yang sudah diperoleh
pemanen, kerani buah, mandor panen, dan mandor I. Ketentuan- ketentuan tarif
panen, kecuali denda yang sudah terkait pada presentase dari premi karyawan
yang di awasi. Sebagai contoh, jika banyak karyawan panen yang tidak siap
borong dan mangkir maka nilainya ditentukan oleh staf kebun dan pimpinan
setempat.
diberikan oleh staf kebun dikantor afdeling. Kebiasaan pemberian pinjaman premi
setiap minggu harus ditiadakan. Hal ini disebabkan manfaat premi tersebut
potong buah. Hal itu berfungsi seperti saldo dibuku tabungan bank. Dengan
310
demikian angka premi yang tertulis di notes yang akan dibayarkan kepada
karyawan.
sebagai berikut:
a. Pemanen Kontrak
tahun.
Bila pemanen tersebut sudah bekerja dengan baik setelah masa kontraknya
Sumatera (BKS-PPS)
311
Upah tidak dibayar bila mangkir yang tidak diperkenankan
Krani Panen, Mandor Panen dan Mandor Satu Krani Panen, Mandor Panen
dan Mandor Satu terdiri dari kontrak, SKU Harian dan Bulanan yang masing-
a. Karyawan Kontrak
Bila karyawan kontrak tersebut telah bekerja dengan baik dan masa
SKU Harian.
sesuai kebutuhan.
b. SKU Harian :
312
Keluarga sakit mendapat pengobatan di klinik perusahaan.
c. SKU Bulanan
nilai upah atau golongan ditentukan oleh prestasi kerja yang bersangkutan sesuai
penilaian atasan atau pimpinan atau tim penilai berdasarkan peraturan perusahaan
mengenai kepersonaliaan.
313
7.9 Persiapan Panen
TBM dimutasikan menjadi TM. Persiapan panen yang baik akan menjamin
tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Hal-hal yang
yaitu persiapan kondisi areal, tersedianya tenaga potong buah, pembagian ancak,
menggumpul buah semua ke TPH dan mengirimkan seluruhnya ke PKS pada hari
dan efesien semua buah pada tingkat yang optimum yaitu pada saat TBS
mengandung minyak dan kernel tertinggi. Adapun tujuan pemanenan antara lain,
memanen buah matang dan mengutip brondolan, mengirim buah ke TPH dalam
waktu 24 jam. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak
bebas di dalam minyak sawit mentah, menjaga rotasi panen secara optimum.
produksi jumlah tandan buah kelapa sawit di daerah tersebut tidak memuaskan
menyerbuk tanaman yang lain juga sehingga dengan hal tersebut diatas dapat
314
menyebabkan kehilangan hasil yang cukup signifikan. Jadi untuk memaksimalkan
efektif pada saat musim kemarau begitu juga dengan serangga asli Malaysia,
Indonesia dan Amerika tidak begitu sempurna dalam hal penyerbukan, lain halnya
dengan kumbang yang berasal dari Kamerun ini E. kamerunicus dapat menyerbuk
dengan baik dan sangat efektif sebagai serangga penyerbuk kelapa sawit.
efektif untuk tanaman kelapa sawit terdapat serangga yang juga berfungsi sebagai
efektif karena populasinya yang sangat dipengaruhi oleh cuaca bahkan di daerah
Kalimantan, Sulawesi dan Irian jaya tidak ada ditemukan. ( Lubis, 1992 )
dicarilah suatu solusi untuk menekan biaya tersebut dengan melakukan penelitian
terhadap serangga yang dapat menyerbuk tanaman kelapa sawit, di daerah asalnya
dan hubungannya terhadap bunga jantan dan bungan betina tanaman kelapa sawit.
(Kevan, 1998)
penyerbuk Negara tersebut dapat mengurangi biaya produksi hingga jutaan dolar
315
per tahun dibandingan dengan penyerbukan buatan atau assisted pollination.
(Kevan, 1998)
bukti yang menunjukkan bahwa serangga ini dapat berperan dalam penyerbukan
kelapa sawit, yaitu berdasarkan pengamatan “fruit set” kelapa sawit di Sumatera
memberikan kenaikan produksi minyak dan inti yang serta dengan 400 juta rupiah
baik dibandingkan dengan thrips, dan memiliki kemampuan yang jauh lebih baik
untuk menyebarkan tepung sari, dan mengenal dan mencari bunga betina
kemampuan untuk membantu penyebaran tepung sari dan kualitas yang sama baik
tanaman muda maupun pada tanaman tua (tinggi). Sejalan dengan ini maka
pelaksanaan penyerbukan oleh serangga ini akan jauh lebih baik daari pada
Coleoptera yang juga disebut dengan kumbang. Kumbang ini memiliki panjang
tubuh sekitar 4 mm, dan dengan lebar tubuh sekitar 1,5 mm, adapun warna tubuh
1992).
316
Tubuh serangga E. kamerunicus memiliki bulu-bulu halus pada bagian
punggung membentuk seperti jamur, pada bulu tersebut biji serbuk sari dapat
melekat dan ketika kumbang berpindah ke bunga betina maka proses penyerbukan
dapat terjadi, ukuran tubuh jantan lebih besar daripada betina, moncong pada
jantan lebih pendek dari betina, dan serangga tersebut aktif antara jam 09.00
sampai jam 11.00 pagi, kelihatan seperti nyamuk yang beterbangan. (Lubis dkk,
1989)
serangga yang memiliki metamorfosis sempurna, pada tipe ini serangga pra-
dewasa (larva dan pupa) biasanya memiliki bentuk yang sangat berbeda dengan
serangga dewasa (imago). Larva merupakan fase yang sangat aktif makan,
perombakan dan penyusunan kembali alat-alat tubuh baik bagian dalam dan luar
jumpai banyak sisa-sisa serangga antara lain yang dominan yaitu adalah cocopet
317
menduduki tempat kedua setelah cocopet. Hasil pengamatan dilapangan
menunjukkan hampir semua tandan bunga jantan yang telah melewati masa
terlepas dari cakaran tikus. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pengendalian tikus
ini perlu untuk mempertahankan tingkat kepadatan populasi SPKS yang optimal.
Lebih jauh dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang linier antara rata-rata
kepadatan populasi dan kepadatan rata-rata tandan bunga jantan yang sedang
mekar. Apabila jumlah bunga jantan yang mekar sedikit maka populasi akan turun
dengan cepat. Dari kenyataan ini dapat diketahui bahwa faktor makanan
Mekanisme proses penyebaran tepung sari oleh serangga dari satu bunga
ke bunga lain secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : Bunga yang sedang
mekar mengeluarkan bau spesifik dan sangat disukai oleh serangga. Periode
pengeluarannya berlangsung lebih lama pada bunga betina yakni ± 5 hari, sedang
bunga lain (bunga jantan atau bunga betina yang mekar). Dengan cara demikian
tepung sari disebarkan dari satu bunga ke bunga lain pada saat yang tepat.
Ketepatan waktu penyebaran tepung sari adalah sangat penting, karena periode
saat mana bunga betina sesuai untuk proses pembuahan sangat singkat.
318
Dalam hal kemampuan serangga jauh lebik baik dibandingkan dengan
kemampuan manusia. Selain daripada itu penyebaran tepung sari keatas bakal
buah juga jauh lebih sempurna, karena serangga tersebut sangat aktif serta
dengan angin. Bunga jantan terbuka dan menghasilkan banyak serbuk sari, dan
bunga betina tidak mempunyai daun mahkota yang biasanya menjadi perhiasan
untuk menari serangga. Bunga betina mempunyai kepala putik yang terbuka dan
serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif, keunggulan cara ini
adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak
kekurangan cara ini buah sulit rontok dan tandan harus dibelah dua dalam
mengolahnya.
Pada tanaman kelapa sawit lamanya proses pembentukan buah (dari saat
6 bulan dan di Afrika sekitar 6 – 9 bulan. Selama buah kelapa sawit masih muda
yaitu sampai berumur 4,5 – 5 bulan, kelapa sawit berwarna ungu. Setelah itu kulit
buah (exocarp) berangsur berubah dari ungu menjadi merah kekuningan. Pada
319
saat ini terjadilah pembentukan minyak yang intensif pada daging buah
(mesocarp) dan Butir-butir tersebut mengandung zat warna karotin yang berwarna
hari, yaitu sampai buah mencapai tingkat masak. Masaknya buah dalam satu
tandan tidak sekaligus, tetapi berangsur-angsur mulai bagian atas dan bagian
samping yang terkena sinar matahari menuju kearah bawah (pangkal). Satu tandan
buah telah siap di panen apabila beberapa buah dari tandan tersebut telah terlepas
tanam (bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting
perkebunan kelapa sawit untuk tanaman yg berumur kurang dari 7 thn cara
320
Dodos dg lebar 10-12,5 cm
Jaring panen
Egrek
Jaring panen
buruh lelap harian maka mandor akan sulit mendapatkan pemanen yang terampil
dalam jumlah yang sesuai untuk pemanen suatu luasan areal tertentu,sehingga
tandan yang tidak dapat terpanen pada waktu yang tepat akan menurun
berbagai faktor antara lain: topografi, topografi kebun, jenis alat angkut yg di
gunakan, umur pekerja, norma kerja, sistem panen dan faktor lainnya.
321
BAB VIII. PENGOLAHAN TBS
Berikut merupakan gambar dari desain pabrik dan desain mesin kelapa sawit,
yaitu:
322
Gambar Desain Mesin Pabrik Kelapa Sawit
gedung.
Persyaratan
Persyaratan administratitif
323
1. Status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
1. tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti perjanjian
rencana kabupaten/kota untuk lokasi yang akan dibangun gedung tersebut yang
bersangkutan;
diizinkan;
324
Koefisien Lantai Bangunan (“KLB”) maksimum yang diizinkan;
Lingkungan (“RTBL”);
325
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dalam
rekayasa; dan
bupati/walikota.
326
Tata cara perizinannya sendiri adalah sebagai berikut:
kewenangan
atau bupati/walikota paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
luas dan asal lahan serta kapasitas industri pengolahan hasil perkebunan
327
sanggahan selama jangka waktu pengumuman resmi dan website
7. IUP-B, IUP-P atau IUP yang diterbitkan wajib diumumkan melalui papan
secara otomatis yang tersambung ke Kantor Tata Usaha (KTU) dan tersambung
juga ke Pusat (Jakarta). Ada dua buah jenis jembatan timbangan, yaitu jembatan
timbang I dan jembatan timbang II. Jembatan timbang I difungsikan khusus untuk
menimbang Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk kedalam pabrik dan jembatan
Jembatan timbang I dan II memiliki panjang 1500 cm dan dilengkapi dengan arah
328
Gambar 14. Jembatan timbang
1. Avery Berkel
timbang secara digital dari setiap penimbangan buah dan truk yang masuk
dan berat timbang minimal sebesar 400 kg.Ada dua tipe Avery Berkel yaitu Avery
Berkel L225 dan Avery Berkel L500M. Kegunaan dari masing-masing Avery
Berkel ini sama, yaitu untuk menujukan berat dari beban yang ditimbang.
2. Komputer
329
Jembatan timbang ini juga dapat dilengkapi dengan system komputer,
CPU , Monitor, Keyboard, Mouse, dan Local Area Network (SAP). Sofware
Program yang mampu mencetak tiket jembatan timbang untuk ; Berat, Waktu,
3. Printer
Printer ini digunakan untuk mencetak data masuk dan data keluar yang
telah diolah melalui perangkat computer yang di operatori oleh dua orang.Dua
4. Plat Form
Plat Form.
5. Load Cell
Pada sistem weigh bridge ada dua proses penimbangan, antara lain:
330
a) Pengiriman Crude Palm Oil (CPO)
c) Pengiriman cangkang
yang dikalibrasi setiap dua minggu sekali. Load Cell akan mengirimkan sinyal
digital ke avery berker. Jembatan timbang juga harus selalu dilakukan check
weigh bridge setiap 6 bulan sekali. Tujuan dari pada check weigh bridge
timbangan adalah agar timbangan tetap akurat. Check weigh bridge timbangan
dilakukan oleh Pusat (Jakarta) dan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
menggunakan batu timbang seberat 10000 kg. Orang dari pusat yang melakukan
1. Truk angkutan Tandan Buah Segar harus membawa Surat Pengantar Buah
c. Asal Kebun
d. Berat dikirim
e. Tahun tanam
f. Nama Supir
g. Block/Divisi
h. Nomor Kendaraan
331
2. Sebelum memasuki jembatan timbangan pengemudi harus melaporkan Surat
timbang dan diserahkan pada pengemudi 1 (satu) rangkap yang dilengkapi dengan
ke dalam buku register penerimaan Tandan Buah Segar. Berikut ini adalah yang
Nama supir
332
Jenis SPB
Divisi
Jam lapor
Jam masuk
Jam keluar
Netto
Krani Produksi.
a) Kondisi dalam bak/tangki truk harus bersih (tidak ada barang tambahan).
kedua.
333
diawasi oleh Manager atau personalia.
4. Sebagai sumber data pembuatan SPB (Surat Pengantar Barang), hasil analisa
laboratorium mengenal quality Crude Palm Oil atau inti sawit diserahkan
5. Data dari hasil penimbangan di check kembali oleh krani produksi dan
diserahkan kepada supir beserta surat izin keluar pabrik yang telah distempel
6. Sebelum keluar dari pabrik, supir harus melaporkan kembali data hasil
yang dibawa.
Distribusi kartu timbang pengiriman Crude Palm Oil/inti sawit adalah sebagai
berikut:
334
3. Masukkan data pada saat timbang pertama.
secara visual, pastikan sopir sudah turun dari kendaraan dan tidak ada lagi yang
kendaraandengan benar.
4. Pada saat penimbangan kedua, sopir harus turun dari atas kendaraan
sebagaimanapenimbangan pertama.
pada buku timbangan dan Memeriksa kembali buku catatan data timbangan TBS
kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan
jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan
kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar). Pada tahap
penyortiran atau yang biasa disebut dengan sorting proses, buah kelapa sawit yang
335
sudah berhasil dipanen akan dipilih secara manual untuk menentukan buah mana
yang benar-benar matang dengan sempurna akan dipisahkan dari buah kelapa
sawit yang belum terlalu matang.Selain itu, ada juga proses penyortiran yang
dilakukan berdasarkan ukuran buah kelapa sawit, sehingga ketika kelapa sawit
diproses untuk dibuat menjadi minyak, buah yang benar-benar memiliki ukuran
besarlah yang akan lolos untuk diproses lebih lanjut. Beberapa daftar pabrik
kelapa sawit di Bangka Belitung juga telah mulai melakukan prosedur ini dengan
Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah
satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Kegiatan grading dilakukan pada stasiun loading ramp dengan penyortiran tandan
buah segar sesuai dengan kriteria dan standar grading yang telah ditentukan.
Adapun standart grading buah yang dilakukan antara lain : buah mentah (unripe),
buah mengkal (under ripe), buah matang (ripe), buah terlalu matang (over ripe),
tangkai panjang (long stalk), buah-buah abnormal (buah kartasi, buah kurang
polinasi, buah sakit), janjang kosong (empty bunch), sampah (dirt) dan brondolan.
ditetapkan, selain itu juga untuk mengevaluasi tentang kualitas dan kuantitas
336
produksi CPO yang diperoleh selama proses di pabrik. Pelaksanaan sortasi
dilakukan terhadap semua kendaraan yang memuat buah baik dari kebun sendiri
TBS yang masuk ke loading ramp terlebih dahulu disortasi agar semua
TBS yang masuk dan diolah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sortasi
sesuai dengan criteria dan sampel yang diambil untuk menghitung NSP melalui
pada berikut:
sortasi panen (NSP) dengan melihat dan menghitung jumlah TBS tersebut. Selain
itu, sortasi juga dilakukan pengambilan sampel untuk mengetahui keadaan buah
yang ada di lapangan, yaitu mentah, agak mentah, matang, cacat, setengah busuk,
dan busuk. Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PPKS pada umumnya jenis Terana.
Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah
337
di stasiun penerimaan TBS. Pematangan buah mempengaruhi rendemen minyak
dan asam lemak bebas (ALB) yang dapat dilihat pada tabel berikut:
rendemenminyak dan kadar ALB. Semakin matang buah, maka rendemen minyak
dan kada ALB yang terkandung semakin tinggi. ALB yang tinggi hasilnya kurang
baik, karena mempunyai asam lemak yang tinggi sehingga dapat menurunkan
kualitasCPO.
ramp. Loading ramp adalah tempat untuk menerima TBS dari kebun yang telah
disortasi. Bangunan loading ramp adalah lantai berupa kisi-kisi plat besi dengan
kerikil, dan sampah sebelum masuk ke lori. Ada dua unit loading ramp yang
digunakan yaitu quadrant (motor) dan hidrolis dimana pada setiap loading ramp
Lori adalah sebuah alat atau wadah untuk menampung dan mengangkut
buah sawit (TBS) menuju proses sterilisasi. Lori diisi dengan TBS hingga pebuh
sesuai kapasitas, kapasitas normal suatu lori adalah 2,5 ton. Pengisian yang tidak
pengisian yang penuh akan mengakibatkan pintu maipun pelat aus (wear plate)
338
rusak atau buah jatuh dalam rebusan. Untuk masuk ke dalam sterilizer, lori harus
disusun sebanyak 10 lori dan bergerak dengan menggunakan jalurnya yaitu rail
track.
yaitu alat untuk memindahkan lori-lori buah dari satu jalur rail track ke jalur rail
track lainnya. Fungsi dari rail track adalah sebagai jalur yang akan dilewati oleh
lori buah. Jalur ini harus dalam keadaan bersih, baik dari minyak buah terjatuh
dan tanah. Hal ini dapat menyebabkan lori buah tergelincir dari railnya atau berat
saat ditarik dengan capstand. Capstand adalah alat untuk menarik lori buah
Grading menjadi salah satu bagian dalam alur pengolahan TBS menjadi
1. Untuk mengetahui kualitas dari TBS yang masuk ke pabrik dan sebagai
laporan balik ke estate (kebun) akan kualitas dari TBS yang di kirim.
1. Buah mentah (unripe) merupakan tandan buah segar kriteria tidak ada fraksi
yang membrondol dan biasa nya buah akan berwarna hitam. Persentase
2. Buah mengkal (under ripe) adalah Tandan buah dengan kriteria hanya
membrondol 25 % dari total tandan buah segar dengan fraksi brondolan < 10
brondolan. Persentase standart grading buah Mengkal (Under Ripe): < 5 %.
339
3. Buah matang (ripe) adalah Tandan buah dengan kriteria sudah membrondol 2
4. Buah terlalu matang (over ripe) adalah tandan buah dengan kriteria buah
sudah membrondol lebih dari 75 %, Hal ini dapat terjadi karena adanya
5. Tangkai panjang (long stalk) , kriteria nya tangkai janjangkan harus habis
dipotong hingga dekat dengan pangkal buah, dan tangkai yang lulus grading
dapat dibuat hutuf V. Standart persentase grading buah tangkai panjang ( long
stalk) : 0 %.
6. Buah-buah abnormal berupa buah kartasi adalah Buah yang berat nya dibawah
2,5 kg/janjang sehinnga tidak produksi karena tingkat persentase minyak yang
rendah. Hal ini dapat terjadi karena buah pasir dari TBM yang baru berbuah
lolos dari grading di TPH sehingga terbawa saat angkut. Standart persentase
7. Buah kurang polinasi terjadi karena adanya pemberian pupuk yang tidak
merata, iklim yang berubah-ubah, dan factor penyerbukan bunga yang tidak
merata pada setiap bunga betina, dengan ciri-ciri pembentukan brondolan yang
tidak merata pada tandan tersebut, hanya sebagian dari tandan saja yang akan
yang akan dihasilkan. Standart persentase grading buah Polinasi maksimal < 2
%.
8. Buah sakit, dapat terjadi karena adanya jamur marasmius yang hidup pada kulit
340
buah kelapa sawit, yang jika pada tingkat berat akan masuk kedalam daging
buah sehingga buah membusuk dan gugur serta jika di panen memiliki kadar
asam lemak yang tinggi. Ciri-cirinya brondolan akan ditumbuhi oleh benang-
benag jamur. Serta ada juga buah yang ukuran pada setiap tandan nya berbeda
50 % berukuran kecil dan 50% berukuran besar yang di sebut dengan buah
paternokarpi. Serta ada juga buah sudah berwarna matang tetapi tidak dapat
11. Brondolan : 12 %
sawit didalam bejana tekan yang menggunakan uap dengan tekanan sekitar 3,0
kg/cm2, yang digunakan untuk merebus buah kelapa sawit yang masih berupa
tandan buah segar. Tahap pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) yang pertama
adalah proses perebusan atau sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan
(sterilizer) dengan menggunakan uap air jenuh (saturated steam). Penggunaan uap
buah, jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus
sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga
mempersulit proses pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas uap yang
dijadikan sebagai sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar diperoleh
341
Secara umum pada pabrik pengolahan kelapa sawit digunakan banyak
continious Sterilizer, dimana semua jenis sterilizer ini mempunya kelebihan dan
kelemahan masing-masing. namun untuk saat ini yang umum digunakan adalah
jenis vertical sterilizer dan horizontal sterilizer. Pola perebusan yang digunakan
memproduksi uap, agar tujuan dari perebusan tersebut dapat tercapai dengan baik.
Pola perebusan pada PKS yang lazim dikenal adalah sistim single peak, sistim
double peak, sisitim single peak, namun untuk saat ini yang umum digunakan
adalah sistim triple peak dengan berbagai macam modifikasi tergantung dari
kodisi pabrik, buah yang diolah, kapasitas lori dan kebijakan dari manajemen
operasional.
1. Dalam hal ini, jumlah buah sawit di loading ramp dianggap sudah cukup untuk
diolah dan instalasi di vertical sterilizer sudah diperiksa dan siap beroperasi
2. Pastikan pintu bawah VS sudah tertutup dengan baik, bukalah pintu atas VS
dan diikuti menurunkan chute tempat buah sawit meluncur masuk ke VS.
Kemudian bukalah klep dibawah scrapper conveyor agar buah sawit nantinya
342
3. Isi air ke dalam VS dengan membuka Clean water in let valve selama 2 menit /
auger tertutup air, agar buah sawit tidak langsung berbenturan dengan instalasi
5. Tuang buah sawit ke scrapper conveyor depan loading ramp dengan cara
menurunkan pintu loading ramp. Buah sawit yang tertuang akan dibawa oleh
operator VS ke operator loading ramp agar buah sawit yang dituang sesuai
6. Setelah VS penuh terisi buah sawit, tutup klep scrapper conveyor, naikkan
kembali chute, dan tutup pintu atas VS. Kemudian buanglah air yang diisikan
sebelumnya kedalam VS dengan cara membuka drain clean water valve hingga
condensat valve namun steam in let valve tetap terbuka sehingga tekan uap
ini dapat dicapai 12 hingga 17 menit. Jika tekanan sudah mencapai 3 bar
lakukan penahanan tekana uap dengan cara menutup steam in let valve selama
40-45 menit (jika tekanan steam turun bukalah stean in let valve agar
343
8. Jika telah mencapai 40 menit masa penahanan / holding time, buanglah uap
dengan membuka condensate valve selama 2 menit atau tekanan uap sudah
mencapai 1,5 bar, kemudian bukalah exghaust steam valve agar tekanan uap
benar nol, dengan cara memperhatikan manometer dan membuka keran uap
steam inspection berdiameter 1/2 inchi. Jika masih ada steam yang keluar
10. Operasikan scrapper conveyor untuk buah sawit matang rebus mulai dari
11. Setelah pintu bawah VS terbuka, perhatikan jumlah kondensate yang keluar.
12. Jalan auger conveyor sehingga buah matang rebus dapat keluar dengan baik.
Pastikan buah matang rebus sudah keluar semuanya dan lakukan prosedur
menggunakan sistem 3 puncak / triple peak (spt terlihat di gambar kertas grafik
sterilizer diatas). Adapun tahapan proses perebusan buah sawit sebagai berikut:
344
1. Masukkan buah sawit yang terisi didalam lori kedalam sterilizer. Sterilizer
sendiri memiliki variasi daya tampung jumlah lori yang masuk, tergantung
maka masukkanlah 10 unit lori yang berisi buah sawit untuk 1 siklus
perebusan.
2. Pastikan kedua pintu sterilizer sudah tertutup rapat, indikator pintu tertutup
rapat dapat dilihat di lampu indikator di panel sterilizer, jika lampu menyala
artinya pintu sudah tertutup dengan baik. Cara kedua untuk memastikan pintu
batang mekanis indikator pintu sterilizer dapat diletakkan dengan baik setelah
baji segitiga dilewati maka pintu sterilizer sudah tertutup dengan baik. Posisi
dengan membuka Steam In Let Valve, maka uap akan masuk dan keluar ke
atmosfere bebas melalui condensate valve yang terbuka membawa serta udara
yang berada didalam sterilizer. Proses ini berlangsung selama 2 menit dan
dinamakan Aerasi.
Valve masih terbuka sehingga tekanan uap didalam sterilizer akan naik
perlahan-lahan hingga mencapai 2 bar, tekanan 2 bar ini dapat dicapai 10 –12
menit.
5. Setelah tekanan mencapai 2 bar, tutup steam in let valve dan segera buka
345
membuang udara yang masih terjebak. tekanan uap akan menuju nol (sekitar
6. Selanjutnya tutup condensat valve dan bukalah steam in let valve sehingga
tekanan kembali naik hingga 2,5 bar, tekanan ini dapat dicapai dalam waktu
11 – 14 menit.
7. Tutup steam in let valve dan segera buka condensate valve sehingga tekanan
uap dalam sterilizer turun menuju nol (sekitar 0,3 bar), pembuangan uap dan
kejut di setiap sisi berondolan buah dan membantu penetrasi uap di puncak
berikutnya. Jika proses ini terlaksana dengan baik maka puncak ke 2 sudah
tercapai.
8. Tutup condensate valve dan bukalah steam in let valve sehingga tekanan uap
tekanan uap tidak stabil sempurna, sehingga waktu untuk puncak ke-3 ini
lama nya proses perebusan holding time tidak lebih dari 50 menit.
9. Tutup steam in let valve dan segera buka condensate valve maka tekanan uap
akan turun, jika sudah mencapai 1,5 bar exghaust valve dapat dibuka untuk
346
10. Pastikan tekanan didalam sterilizer sudah nol dengan cara membuka keran
inchi, jika tidak ada uap bertekanan keluar berarti pintu aman dibuka.
11. Lakukan prosedur dari awal untuk merebus buah sawit untuk siklus
berikutnya.
dilakukan secara kontinu. Sistem ini hanya dikenal satu jenis saja yaitu system
continuous sterilizer yaitu menggunakan live steam injection dengan tekanan 14,7
psi (1 bar) atau low pressure sterilizing, TBS direbus melalui conveyor dua
2. Tahap Sterilization TBS direbus secara kontinyu pada tekanan atmosfer (Low
Pressure Sterilizing) dengan cara melewatkan TBS yang telah dirobek melalui
keluar dari dalam sterilizer digunakan inlet dan outlet flap valve. Pembuangan
347
kondensat dilakukan secara kontinu melalui talang drain di sepanjang lantai
dipipil dari tandannya menggunakan alat bejana Post Heated Cooker (PH-
Cooker) dan juga pada horizontal digester. Tujuan pemanasan ini adalah
untuk memanaskan buah lebih lanjut sehingga proses pengurangan kadar air
dalam buah, pelepasan ikatan fiber pada mesocarp dari biji dan pemecahan
mendorong janjang kosong (tandan kosong sawit) ke empty bunch conveyor
alat pemipil ( Threser ) dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Alat
pemipil berperan untuk memisahkan buah dari tandan yang telah direbus.
Keberhasilan perebusan jika tidak didukung dengan pemipilan yang baik, maka
kehilangan minyak akan tinggi. Dan keberhasilan pemipilan juga bergantung pada
proses perebusan. Proses kerja perontokan buah sawit dari tandan kosong yaitu
sebagai berikut :
1. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di
buah rebus.
348
2. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan
kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi
dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor
3. Didalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah
terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang
pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses
Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada tandannya
Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan.
Hasil stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang
melekat pada tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch).
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty Fruit
Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi
masuk ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih tertinggal dari proses
349
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB
(Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung
dibuang, tetapi masuk ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih
tertinggal dari proses thresing pertama dapat terambil. Selanjutnya Empty Fruit
sebagai produk sampingan, sebagai pupuk misalnya. Agar proses penebahan tidak
misal nya. agar proses penebahan tidak berhenti apabila terdapat kerusakan pada
1. Hoisting crane
Berfungsi untuk mengangkut lori berisi buah yang sudah direbus dan
semula.
Spesifikasi alat:
2. Tressher
yang sudah dibanting dalam drum putar akan jatuh menuju conveyor untuk proses
yang lebih lanjut sementara tandan kosong akan terdorong keluar dan dibawa oleh
Spesifikasi alat :
350
Kapasitas : 30 ton TBS/jam
Tumpukan buah hasil perebusan tidak boleh terlalu tinggi karena apabila
tumpukan terlalu tinggi akan meningkatkan kadar minyak pada tandan kosong
tankos yang akan diangkut oleh truk dan dijadikan pupuk organik.
Konveyor buah silang pada bagian atas timbah buah, mengantar buah ke timba
351
Konveyor pembagi dipakai untuk menghantar dan membagi buah ke dalam
digester
berjarak tertentu. Bekerja memukul buah sambil menggeser buah bergerak ke arah
ujung alat. Pemukul tersebut juga mengangkat tandan dan berguling sehingga
buah lepas dari tandan. Kapasitas kecil, biasanya merupakan alat pembantu untuk
memipil kembali tandan yang tidak terpipil dan dipasang di ujung rotary drum.
Kehilangan minyak lebih tinggi, karena permukaan buah terpipil masih sering
tromol, kemudian tandan jatuh dan terbanting, buah lepas dari tandan. Kecepatan
menyebabkan tandan seolah lengket di dinding drum. Putaran yang baik adalah
apabila tandan jatuh di sumbu dan jatuh lagi pada dasar drum. Drum memilik as
yang berfungsi sebagai bantingan buah sehingga buah lepas dari tandan. Kapasitas
besar, biasa digunakan pada pabrik berkapasitas diatas 10 ton TBS/jam. Panjang 4
secara teratur. Jika diumpankan terlalu banyak maka efek bantingan dalam tromol
3. Kecepatan Putar
352
Kecepatan putar harus sedemikian rupa sehingga semua tandan berulang
kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder untuk kemudian jatuh,
n = 40 x √(( D – d ) /2)/(( D - d ))
keterangan :
40 : konstanta
4. Pengisian umpan
Apabila kapasitas alat 30 ton TBS, dan kapasitas lori 2,5 ton TBS, maka pengisian
Thresing dilakukan dengan interval waktu 5 menit. Interval waktu ini harus
diimbangi dengan kecepatan plat hopper. (2,5 ton TBS)/(30 ton TBS) x 60 menit
= 5 menit/lori
terserap oleh tandan kosong. Hal ini akibat dari pengumpanan yang tidak teratur,
sehingga buah bersinggungan dengan TBK. Juga akibat penumpukan tandan yang
terlalu banyak di atas talang pengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling
bawah akan terperas minyaknya dan terserap oleh tangkai tandan Kerugian
minyak dalam buah yang masih tertinggal di tandan. Hal ini akibat dari penebahan
yang tidak sempurna karena pengumpanan yang tidak teratur, selain tandan
353
kurang rebus dan tandan sakit atau abnormal. Perebusan yang sempurna ditandai
Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester
sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke alat pengepresan yang berada
persis di bawah digester.Pada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw press
sebagai alat pengepresan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses
pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari
arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding coneini berada di bawah
seluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini
akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah
Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press.
Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa bubur buah yang
dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan
dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga
berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 900C. proses pengempaan akan
menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat
penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin rendah kadar minyak dalam
354
ampas kempa, tetapi makin banyak biji yang pecah dalam kempa. Oleh karena itu
pilihan tekanan kempa adalah kompromi antara dua hal tersebut. Untuk buah
terhadap zat kering. Untuk buah Dura kehilangan ini akan lebih tinggi lagi, karena
angka perbandingan biji dengan bagian serabut jauh lebih tinggi, sehingga
kemungkinan biji bersinggungan satu sama lain dalam kempa menjadi lebih besar. Dengan
demikian minyak yang terperangkap diantara celah biji-biji, sehingga tidak terperas
keluar dari kempa, akan lebih banyak. Selain itu, gaya yang diberikan hanya akan diserap oleh
biji-biji saja. Serabut hampir tidak menerima gaya kempa, sehingga minyak yang tersisa
dalam serabut karena tidak terperas habis akan lebih banyak pula. Menurut
pengalaman, kempa ulir cocok untuk TBS yang mempunyai perbandingan biji
beberapa proses lain yaitu ekstraksi dengan sentrifugasi, ekstraksi dengan bahan
ampas press dengan minyak yang dihasilkan lebih lama. Berbeda dengan ekstraksi
dengan cara screw press, dimana ampas press tidak tercampur sepenuhnya dengan
minyak yang dihasilkan. Sehingga hanya dibutuhkan pemisahan serat-serat ampas kecil dalam
bercampur dengan bahan pelarut. Sehingga perlu dilakukan proses pemanasan agar minyak
terpisah dari pelarut. Dan proses ekstraksi dengan bahan pelarut tersebut juga
355
membutuhkan biaya dan pelarut yang banyak. Sedangkan ekstraksi dengan cara screw press
Mekanisme screw press ialah masuknya adonan kedalam sylindre press dan mengisi
worm, volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung as screw volume
kenyataannya saat ini alat kempa yang dijumpai di pabrik umumnya terdiri dari
a. Kapasitas oleh alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika
dibandingkan dengan hidraulic press.Kapasitas olah screw press berkisar antara 5-15
ton TBS/jam.
b. Karena kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah.
hidraulic press.
b. Banyak biji yang pecah, terutama biji yang terdiri dari cangkang tipis.
c. Minyak yang keluar dari screw presslebih banyak mengandung padatan yang terdiri dari
serat, pasir, dan Lumpur sehingga minyak yang keluar ke oil gutter lebih pekat,
d. Akibat pengempaan yang berfungsi juga untuk mencincang dan mengaduk adonan maka
minyak lebih cenderung mengarah ke emulsi sehingga dalam air buangan yang keluar ke fat
356
8.6.1 Prosedur Kerja Pengempasan atau Pengempresan
a. Kadar air
b. Sokletasi
ampas press yang telah kering disokletasi selama ± 4 jam, minyak yang terdapat pada
ampas press
N-Heksana yang mengandung minyak diuapkan kembali dan sebagian minyak tinggal
labu alas yang berisi minyak dipanaskan dalam oven selama ± 15 menit
1. Digester
Setelah buah pisah dari janjangan, maka buah dikirim ke Digester dengan
357
cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang fungsinya untuk membawa
buah ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah keatas asuk ke
Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar
atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian
poros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah
Fungsi Digester :
e) Menaikkan Temperatur.
Gambar Digester
2.Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
358
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar
mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massatersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage
minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasaiun
sangat penting dan mutlak dilakukan, karena pada proses pemurnian ini akan
diperoleh hasil pemisahan cairan yang sesuai dengan kadar dan mutu minyak yang
359
diinginkan. Pada pabrik kelapa sawit, proses pemurnian dilakukan di stasiun
pemurnian (klarifikasi).
bertujuan untuk menghilangkan kadar air didalamnya sampai dengan 0,2 %, agar
kualitas dari CPO itu baik. Suatu oil purifier adalah alat yang sangat penting
bertujuan sangat penting artinya dalam effisiensi pemisahan minyak dan kualitas
minyak sawit. Jumlah air yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah
minyak yang terdapat dalam Cairan (Pasaribu, 2004). Hal tersebut sesuai yang
diterapkan pada PKS Gunung Makmur ini dengan air yang di gunakan adalah 320
liter/ton TBS setara dengan 24000 liter/jam untuk mengolah 75 ton TBS/jam,
dengan perincian 50% untuk screw press dan 50% untuk vibrating screen dan
stasiun klarifikasi.
Menurut Hutahean (2008) bahwa pemakaian air yang terlalu banyak akan
pemurnian. Hal ini diatasi dengan memperpendek retention time pada setiap alat
pengencer tergantung pada desain unit pengolahan dan kandungan NOS, yang
360
8.7.1 Langkah Kerja Pemurnian Minyak Kelapa Sawit / Klarifikasi
1. Oil Gutter
Talang minyak mentah (Oil Gutter) adalah alat penampung minyak hasil
dari screw press untuk selanjutnya dialirkan ke tangki penangkap pasir (Sand Trap
Tank). Sebagian besar air suplesi (pengencer) sebanyak ± 20%. Pemberian air
Sand trap tank adalah alat yang berbentuk silinder yang bekerja
berdasarkan perbedaan berat jenis antara air dan minyak dimana berat jenis air
lebih tinggi dari minyak, sehingga dengan mudah minyak yang berada diatas air
Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang
berasal dari stasiun pengempaan yaitu screw press, melalui oil gutter minyak dari
screw press masuk sand trap tank, dan dipanaskan dengan mempertahankan suhu
95°C. Dalam proses pemurnian peralatan yang pertama kali mengeluarkan sludge
adalah sand trap tank, dan pada sand trap tank terdapat buffle, yaitu suatu alat
penangkap pasir atau kotoran-kotoran. Dalam hal ini Temperatur pada sand trap
tank harus mencapai 95° C, agar pada saat dilakukan pembuangan (blow down),
lumpur (sludge) yang keluar tidak terlalu banyak mengandung minyak, sehingga
dapat menyebabkan kehilangan minyak yang banyak. Selain itu menurut Ginting
361
(2003) menyatakan bahwa Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas
sand trap tank adalah suhu, kondisi mesin buffle dan kondisi umpan.
dari pasir serta benda-benda lain yang terikut dengan dibantu oleh panas dari
steam yang diinjeksikan ke dalam tangki yang bersuhu 90°– 95°C. Saringan berge
tar terdiri dari 2 tingkat saringan. Tingkat atas memakai saringan dengan ukuran
oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk
memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain
Crude oil tank adalah tangki penampug minyak kasar yang dilengkapi pipa
pemanas steam coil (suhu 90⁰C), yang telah disaring untuk dipompakan ke tangki
pisah (Countinous Settling Tank). Crude oil tank dilengkapi dengan injector steam
Fungsi dan tujuan alat ini adalah untuk mengendapkan pasir/ NOS halus
yang masih terikut dari vibrating screen dan sebagai tempat penampungan
sttling tank. Selain itu juga berfungsi untuk menambah panas dan sebagai transit
tank.
362
Fungsi dari CST adalah untuk memisahkan minyak, air dan sludge secara
grativitasi, dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil yaitu 0,8 gram/cm3
akan berada pada lapisan yang paling atas, sedangkan air yang berat jenisnya 1
gram/cm3 akan berada pada lapisan tengah, dan lumpur dengan massa jenis 1,3
gram/cm3 dari CST. Minyak hasil dari pemisahan gravitasi pada CSTdialirkan
kedalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank. Untuk
mengetahui bahwa performa kerja CSTtersebut masih bagus maka indikator yang
kandungan minyak pada sludge di under flow. Ketebalan lapisan minyak dalam
CST selalu dikontrol agar ketebalan bekisar 30-50 cm dengan temperature suhu
90°C dan dilakukan pengutipan minyak melalui s kimmer. Prinsip kerja didalam
6. Oil Tank
Oil tank berfungsi untuk menampung sementara minyak yang keluar dari
CST sebelum masuk ke purifier. Pada tanki ini minyak diberikan pemanasan
menurunkan berat jenis minyak sehingga proses pemisahan kotoran dipurifier bisa
berjalan lebih baik Di bagian bawah oil tank berbentuk kerucut yang bertujuan
menuju crude oil tank. Pipa ini berfungsi untuk mendrain minyak yang kotor.
Panas yang ada menyebabkan air dan kotoran akan turun ke lapisan bawah.
kandungan kotoran 0.5% - 0.7% dan kandungan air 0.1% - 0.3%, hal ini
363
7. Oil Purifier
Oil purifier berfungsi memurnikan minyak dari kotoran dan kadar air. Alat
ini dengan prinsip gaya sentrifugal, yaitu memisahkan cairan antara air, minyak
dan kotoran dengan cara membedakan berat jenisnya. Minyak yang mempunyai
berat jenis lebih kecil yaitu 0,8 gram/m3 akan lebih ringan dibanding air yang
berat jenisnya adalah 1 gram/m3, dan kotoran dengan berat jenis 1,3 gram/m3,
sehingga fluida yang masa jenisnya lebih berat (kotoran dan air ) bergerak menuju
dinding bowl dan minyak yang massa jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros
melalui sudut (paring disc). Kotoran ini menempel pada dindingdinding bowl dan
keluar pada saat pencucian sedangkan air langsung keluar. Minyak yang keluar
dari purifier dipompa menuju vacuum dryer sedangkan kotoran dan air akan
8. Vacuum Dryer
Vacuum dryer merupakan alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air
dalam minyak. Kadar air dalam minyak perlu dipisahkan karena air dapat
sebesar -600 sampai -720 mmHg dengan pengkondisian suhu sebesar 85°C.
Kondisi tersebut menyebabkan air yang yang terkandung dalam minyak akan
dibawah atmosfer.
9. Storage Tank
didistribusikan. Storage tank ini juga dilengkapi dengan pipa steam sebagai
364
pemanas sehingga suhu didalam tangki dipertahankan berkisar antara 50-600 C
dan kualitas minyak dapat terjaga hingga minyak dipasarkan. Storage tank yang
ada di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. KMB ada 4 storage tank dengan kapasitas
masing-masing 1350 ton CPO untuk storage tank 1 dan 2 dan 2500 ton CPO
untuk storage tank nomer 3 dan 4. Sebelum di distribusikan melalui truk tanki,
CPO dari storagetank di alirkan menuju ke oil dispacht untuk pengisian truk tanki
sebelum dikirim ke Vibro Single Deck (ukuran 40 mesh). Jumlah alat 1 unit
dengan kapasitas 12 ton. Cara kerja alatnya adalah sludge yang keluar dari CST
yang masih mengandung minyak dialirkan ke dalam sludgetank dan diolah lagi
sludge oil dari sludge tank. Peralatan ini berbentuk silinder dan bagian bawah
berbentuk kerucut, dibagian bawah terdapat tabung pengendapan pasir dan pipa
masuk ke sludge centrifuge. Pabrik kelapa sawit (PKS) di PT. KMB memiliki 1
unit buffer tank. Cara kerja alatnya adalah sludge yang telah lolos penyaringan
365
dari tahap sand cyclone dialirkan ke tangki bawah untuk dipompakan dipompakan
ke buffer tank kemudian dialirkan ke sludge centrifuge. Bila sludge di buffer tank
penuh akan overflow ke tangki bawah. Hal ini terjadi bila sludgecentrifuge tidak
bekerja dengan baik ataupun tidak memenuhi kapasitas. Tujuan dari pemasangan
tangki ini adalah untuk mendapatkan perbedaan ketinggian yang cukup sehingga
Untuk memisahkan minyak dari sludge dengan jumlah alat 8 unit dengan
kapasitas 6,5 ton per jam. Cara kerja alatnya adalah pemisahan terjadi akibat gaya
sentrifugal yang disebabkan putaran 1350 rpm. Dengan gaya sentrifugal minyak
yang berat jenisnya lebih ringan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar
melalui pipa. Cairan dan ampas yang mempunyai berat jenis lebih berat, terdorong
kebagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle. Padatan yang menempel pada
Untuk memisahkan minyak dari sludge dengan jumlah alat 4 unit. Cara
kerja alatnya adalah pemisahan terjadi akibat gaya sentrifugal yang disebabkan
putaran 1200 rpm. Akibat gaya sentrifugal dan berat jenis maka lumpur akan
terlempar lebih jauh menuju dinding bowl sedangkan minyak masuk melalui
366
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan
minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit dikenal terdiri
dari empat macam tipe atau varietas, yaitu tipe Macrocarya, Dura,Tenera dan
2002).
Minyak kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis yaitu Crude Palm Oil (CPO)
Minyak sawit kasar (CPO) adalah minyak yang di hasilkan dari daging buah
melalui proses pengolahan minyak sawit. Minyak sawit kasar ini memiliki bau
yang enak dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini disebabkan karena
adanya zat tocoferol yang terkandung dalam minyak yang berfungsi sebagai anti
oksidasi.
Inti kelapa sawit dapat menghasilkan minyak inti sawit (palm kernel oil) dan
sebagai hasil samping lain ialah bungkil inti kelapa sawit (palm kernel meal atau
pellet). Minyak inti sawit (PKO) adalah minyak yang di hasilkan dari inti sawit
yang telah mengalami proses pengolahan. Minyak inti sawit dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan minyak putih yang sering kita pergunakan dalam
pengorengan. Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah
yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter ukuran
367
lebih 8 mm. selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan
Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak
berubah.
StandarMutu
menentukan standar mutu adalah air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan
peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain adalah titik cair, kandungan
gliserida padat, plastisitas dan, sifat transparan, kandungan logam berat dan
kualitas minyak sawit dan inti sawit.Dengan demikian, bisa diketahui nilai
Karoten
Karotenoid adalah suatu pigmen alami berupa zat warna kuning sampai
368
yang berfungsi sebagai zat nutrisi aktif, seperti α-karoten, β-karoten, dan γ-
pemurnian kelapa sawit. Pemurnian kelapa sawit biasanya dilakukan secara fisik
deasidifikasi penurunan kadar asam lemak bebas (Mas’ud dkk, 2008). Senyawa
ini menimbulkan warna oranye tua pada CPO.Karoten larut dalam asam lemak,
minyak, lemak dan pelarut minyak serta pelarut lemak, tetapi tidak larut dalam air
β-karoten, pigmen ini juga tidak stabil terhadap pemanasan (Tambunan, 2006).
karotenoid α-karoten dan β-karoten dapat menghambat gen N-myc. N-myc adalah
gen yang berperan dalam pembentukan dan pertumbuhan sel kanker (Astawan,
369
menghambat gen N-myc 10 kali lebih kuat dibandingkan β-karoten (Astawan,
2008).
radikal berinti karbon, sehingga mengurangi resiko terjadinya kanker. Salah satu
oksigen, sehingga dapat melengkapi sifat antioksidan vitamin E yang efektif pada
banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi yang baik untuk dikonsumsi adalah β-
karoten alami yang berasal dari bahan pangan. Berdasarkan penelitian yang
dimuat pada The New England Journalof Medicine pada tahun 1994, komsumsi β-
karoten sintetik pada perokok berat justru dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker paru-paru. Sebaliknya tidak akan terjadi pada mereka yang mendapat
asupan β-karoten alami dari bahan pangan (Astawan, 2008). Yang paling dominan
dan banyak jumlahnya dalam minyak kelapa sawit adalah β-karoten.Minyak sawit
yang diperoleh dari bagian mesokarp buahkelapa sawit kaya akan karotenoid
berkisar 500-700 ppm terutama dalam bentuk α- dan β-karoten yang jumlahnya
370
Penebahan atau thresing adalah proses melepaskan buah sawit dari
mendorong janjang kosong (tandan kosong sawit) ke empty bunch conveyor
alat pemipil ( Threser ) dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Alat
pemipil berperan untuk memisahkan buah dari tandan yang telah direbus.
Keberhasilan perebusan jika tidak didukung dengan pemipilan yang baik, maka
kehilangan minyak akan tinggi. Dan keberhasilan pemipilan juga bergantung pada
proses perebusan. Proses kerja perontokan buah sawit dari tandan kosong yaitu
sebagai berikut :
5. Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan di
buah rebus.
kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-
kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing
buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri
yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk
371
memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 C yang diberikan
buah tersebut terlepas (kemudian ditampung dan dibawa oleh Fruit Conveyor
tangkai tandan. Hasil stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya masih ada
brondolan yang melekat pada tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB
(Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double
Threshing”.
Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty Fruit
Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi
masuk ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih tertinggal dari proses
(Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung
dibuang, tetapi masuk ke threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih
tertinggal dari proses thresing pertama dapat terambil. Selanjutnya Empty Fruit
372
sebagai produk sampingan, sebagai pupuk misalnya. Agar proses penebahan tidak
misal nya. agar proses penebahan tidak berhenti apabila terdapat kerusakan pada
1. Hoisting crane
semula.
Spesifikasi alat:
2. Tressher
putar. Buah yang sudah dibanting dalam drum putar akan jatuh menuju conveyor
untuk proses yang lebih lanjut sementara tandan kosong akan terdorong keluar
Spesifikasi alat :
373
Putaran drum thresher ± 23 rpm
apabila tumpukan terlalu tinggi akan meningkatkan kadar minyak pada tandan
dari hasil penebahan. Kemudian tankos (tandan kosong) akan jatuh ke tumpukan
tankos yang akan diangkut oleh truk dan dijadikan pupuk organik.
374
Konveyor buah silang bawah, membawa buah ke timba elevator
buah.
berjarak tertentu. Bekerja memukul buah sambil menggeser buah bergerak ke arah
ujung alat. Pemukul tersebut juga mengangkat tandan dan berguling sehingga
buah lepas dari tandan. Kapasitas kecil, biasanya merupakan alat pembantu untuk
memipil kembali tandan yang tidak terpipil dan dipasang di ujung rotary drum.
Kehilangan minyak lebih tinggi, karena permukaan buah terpipil masih sering
tromol, kemudian tandan jatuh dan terbanting, buah lepas dari tandan. Kecepatan
menyebabkan tandan seolah lengket di dinding drum. Putaran yang baik adalah
apabila tandan jatuh di sumbu dan jatuh lagi pada dasar drum. Drum memilik as
yang berfungsi sebagai bantingan buah sehingga buah lepas dari tandan. Kapasitas
375
besar, biasa digunakan pada pabrik berkapasitas diatas 10 ton TBS/jam. Panjang 4
secara teratur. Jika diumpankan terlalu banyak maka efek bantingan dalam tromol
8. Kecepatan Putar
kali terangkat setinggi mungkin pada dinding silinder untuk kemudian jatuh,
n = 40 x √(( D – d ) /2)/(( D - d ))
keterangan :
40 : konstanta
9. Pengisian umpan
Apabila kapasitas alat 30 ton TBS, dan kapasitas lori 2,5 ton TBS, maka pengisian
Thresing dilakukan dengan interval waktu 5 menit. Interval waktu ini harus
diimbangi dengan kecepatan plat hopper. (2,5 ton TBS)/(30 ton TBS) x 60 menit
= 5 menit/lori
376
10. Kerugian pada Pemipil
terserap oleh tandan kosong. Hal ini akibat dari pengumpanan yang tidak teratur,
sehingga buah bersinggungan dengan TBK. Juga akibat penumpukan tandan yang
terlalu banyak di atas talang pengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling
bawah akan terperas minyaknya dan terserap oleh tangkai tandan Kerugian
minyak dalam buah yang masih tertinggal di tandan. Hal ini akibat dari penebahan
yang tidak sempurna karena pengumpanan yang tidak teratur, selain tandan
kurang rebus dan tandan sakit atau abnormal. Perebusan yang sempurna ditandai
bawah digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke
alat pengepresan yang berada persis di bawah digester.Pada pabrik kelapa sawit,
minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw
mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding
cone. Screw dan sliding coneini berada di bawah selubung baja yang disebut press
demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-
lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone
377
Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam
screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa
bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat
maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan
penambahan air berkisar 10-15 % dari berat TBS yang diolah dengan temperatur
air sekitar 900C. proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan
kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat padat (Pahan, 2002).
dengan penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin rendah
kadar minyak dalam ampas kempa, tetapi makin banyak biji yang pecah dalam
kempa. Oleh karena itu pilihan tekanan kempa adalah kompromi antara dua hal
tersebut. Untuk buah Tenera kompromi tersebut tercapai pada tingkat kehilangan
minyak 7,5 % terhadap zat kering. Untuk buah Dura kehilangan ini akan lebih
tinggi lagi, karena angka perbandingan biji dengan bagian serabut jauh lebih
tinggi, sehingga kemungkinan biji bersinggungan satu sama lain dalam kempa
menjadi lebih besar. Dengan demikian minyak yang terperangkap diantara celah
biji-biji, sehingga tidak terperas keluar dari kempa, akan lebih banyak. Selain itu,
gaya yang diberikan hanya akan diserap oleh biji-biji saja. Serabut hampir tidak
menerima gaya kempa, sehingga minyak yang tersisa dalam serabut karena tidak
terperas habis akan lebih banyak pula. Menurut pengalaman, kempa ulir cocok
untuk TBS yang mempunyai perbandingan biji dengan daging buah sebesar 25:75
378
Selain proses pengepresan, ekstraksi minyak juga dapat dilakukan dengan
beberapa proses lain yaitu ekstraksi dengan sentrifugasi, ekstraksi dengan bahan
pemisahan ampas press dengan minyak yang dihasilkan lebih lama. Berbeda
dengan ekstraksi dengan cara screw press, dimana ampas press tidak tercampur
agar minyak terpisah dari pelarut. Dan proses ekstraksi dengan bahan pelarut
tersebut juga membutuhkan biaya dan pelarut yang banyak. Sedangkan ekstraksi
dengan cara screw press mengeluarkan biaya yang lebih sedikit karena tidak
menggunakan pelarut.
dan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke
dijumpai di pabrik umumnya terdiri dari screw press. Hal ini disebabkan beberapa
379
f. Kapasitas oleh alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika
g. Karena kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat
rendah.
keluar.
f. Banyak biji yang pecah, terutama biji yang terdiri dari cangkang
tipis.
padatan yang terdiri dari serat, pasir, dan Lumpur sehingga minyak
yang keluar ke oil gutter lebih pekat, dan akan membutuhkan air
380
emulsi sehingga dalam air buangan yang keluar ke fat pit
a. Kadar air
selama ± 15 menit
b. Sokletasi
381
labu alas yang berisi minyak dipanaskan dalam oven selama ± 15
menit
2. Digester
dengan cara buah masuk ke Conveyor Under Threser yang fungsinya untuk
membawa buah ke Fruit Elevator yang fungsinya untuk mengangkat buah keatas
Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar
atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian
poros II, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah
Fungsi Digester :
382
j) Menaikkan Temperatur.
Gambar Digester
2.Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar
mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massatersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage
minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasaiun
383
Gambar Screw Press
sangat penting dan mutlak dilakukan, karena pada proses pemurnian ini akan
diperoleh hasil pemisahan cairan yang sesuai dengan kadar dan mutu minyak yang
pemurnian (klarifikasi).
bertujuan untuk menghilangkan kadar air didalamnya sampai dengan 0,2 %, agar
kualitas dari CPO itu baik. Suatu oil purifier adalah alat yang sangat penting
384
masih sangat banyak langkah-langkah pemurnian yang harus dilakukuan seperti
bertujuan sangat penting artinya dalam effisiensi pemisahan minyak dan kualitas
minyak sawit. Jumlah air yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah
minyak yang terdapat dalam Cairan (Pasaribu, 2004). Hal tersebut sesuai yang
diterapkan pada PKS Gunung Makmur ini dengan air yang di gunakan adalah 320
liter/ton TBS setara dengan 24000 liter/jam untuk mengolah 75 ton TBS/jam,
dengan perincian 50% untuk screw press dan 50% untuk vibrating screen dan
stasiun klarifikasi.
Menurut Hutahean (2008) bahwa pemakaian air yang terlalu banyak akan
pemurnian. Hal ini diatasi dengan memperpendek retention time pada setiap alat
pengencer tergantung pada desain unit pengolahan dan kandungan NOS, yang
2. Oil Gutter
385
Talang minyak mentah (Oil Gutter) adalah alat penampung minyak hasil
dari screw press untuk selanjutnya dialirkan ke tangki penangkap pasir (Sand Trap
Tank). Sebagian besar air suplesi (pengencer) sebanyak ± 20%. Pemberian air
Sand trap tank adalah alat yang berbentuk silinder yang bekerja
berdasarkan perbedaan berat jenis antara air dan minyak dimana berat jenis air
lebih tinggi dari minyak, sehingga dengan mudah minyak yang berada diatas air
Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang
berasal dari stasiun pengempaan yaitu screw press, melalui oil gutter minyak dari
screw press masuk sand trap tank, dan dipanaskan dengan mempertahankan suhu
95°C. Dalam proses pemurnian peralatan yang pertama kali mengeluarkan sludge
adalah sand trap tank, dan pada sand trap tank terdapat buffle, yaitu suatu alat
penangkap pasir atau kotoran-kotoran. Dalam hal ini Temperatur pada sand trap
tank harus mencapai 95° C, agar pada saat dilakukan pembuangan (blow down),
lumpur (sludge) yang keluar tidak terlalu banyak mengandung minyak, sehingga
dapat menyebabkan kehilangan minyak yang banyak. Selain itu menurut Ginting
sand trap tank adalah suhu, kondisi mesin buffle dan kondisi umpan.
386
Saringan bergetar digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil)
dari pasir serta benda-benda lain yang terikut dengan dibantu oleh panas dari
steam yang diinjeksikan ke dalam tangki yang bersuhu 90°– 95°C. Saringan berge
tar terdiri dari 2 tingkat saringan. Tingkat atas memakai saringan dengan ukuran
oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan tujuan untuk
memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain
Crude oil tank adalah tangki penampug minyak kasar yang dilengkapi pipa
pemanas steam coil (suhu 90⁰C), yang telah disaring untuk dipompakan ke tangki
pisah (Countinous Settling Tank). Crude oil tank dilengkapi dengan injector steam
Fungsi dan tujuan alat ini adalah untuk mengendapkan pasir/ NOS halus
yang masih terikut dari vibrating screen dan sebagai tempat penampungan
sttling tank. Selain itu juga berfungsi untuk menambah panas dan sebagai transit
tank.
Fungsi dari CST adalah untuk memisahkan minyak, air dan sludge secara
grativitasi, dimana minyak dengan berat jenis yang lebih kecil yaitu 0,8 gram/cm3
akan berada pada lapisan yang paling atas, sedangkan air yang berat jenisnya 1
387
gram/cm3 akan berada pada lapisan tengah, dan lumpur dengan massa jenis 1,3
gram/cm3 dari CST. Minyak hasil dari pemisahan gravitasi pada CSTdialirkan
kedalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank. Untuk
mengetahui bahwa performa kerja CSTtersebut masih bagus maka indikator yang
kandungan minyak pada sludge di under flow. Ketebalan lapisan minyak dalam
CST selalu dikontrol agar ketebalan bekisar 30-50 cm dengan temperature suhu
90°C dan dilakukan pengutipan minyak melalui s kimmer. Prinsip kerja didalam
7. Oil Tank
Oil tank berfungsi untuk menampung sementara minyak yang keluar dari
CST sebelum masuk ke purifier. Pada tanki ini minyak diberikan pemanasan
menurunkan berat jenis minyak sehingga proses pemisahan kotoran dipurifier bisa
berjalan lebih baik Di bagian bawah oil tank berbentuk kerucut yang bertujuan
menuju crude oil tank. Pipa ini berfungsi untuk mendrain minyak yang kotor.
Panas yang ada menyebabkan air dan kotoran akan turun ke lapisan bawah.
kandungan kotoran 0.5% - 0.7% dan kandungan air 0.1% - 0.3%, hal ini
8. Oil Purifier
388
Oil purifier berfungsi memurnikan minyak dari kotoran dan kadar air. Alat
ini dengan prinsip gaya sentrifugal, yaitu memisahkan cairan antara air, minyak
dan kotoran dengan cara membedakan berat jenisnya. Minyak yang mempunyai
berat jenis lebih kecil yaitu 0,8 gram/m3 akan lebih ringan dibanding air yang
berat jenisnya adalah 1 gram/m3, dan kotoran dengan berat jenis 1,3 gram/m3,
sehingga fluida yang masa jenisnya lebih berat (kotoran dan air ) bergerak menuju
dinding bowl dan minyak yang massa jenisnya lebih kecil bergerak menuju poros
melalui sudut (paring disc). Kotoran ini menempel pada dindingdinding bowl dan
keluar pada saat pencucian sedangkan air langsung keluar. Minyak yang keluar
dari purifier dipompa menuju vacuum dryer sedangkan kotoran dan air akan
9. Vacuum Dryer
Vacuum dryer merupakan alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air
dalam minyak. Kadar air dalam minyak perlu dipisahkan karena air dapat
sebesar -600 sampai -720 mmHg dengan pengkondisian suhu sebesar 85°C.
Kondisi tersebut menyebabkan air yang yang terkandung dalam minyak akan
dibawah atmosfer.
didistribusikan. Storage tank ini juga dilengkapi dengan pipa steam sebagai
389
pemanas sehingga suhu didalam tangki dipertahankan berkisar antara 50-600 C
dan kualitas minyak dapat terjaga hingga minyak dipasarkan. Storage tank yang
ada di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. KMB ada 4 storage tank dengan kapasitas
masing-masing 1350 ton CPO untuk storage tank 1 dan 2 dan 2500 ton CPO
untuk storage tank nomer 3 dan 4. Sebelum di distribusikan melalui truk tanki,
CPO dari storagetank di alirkan menuju ke oil dispacht untuk pengisian truk tanki
sebelum dikirim ke Vibro Single Deck (ukuran 40 mesh). Jumlah alat 1 unit
dengan kapasitas 12 ton. Cara kerja alatnya adalah sludge yang keluar dari CST
yang masih mengandung minyak dialirkan ke dalam sludgetank dan diolah lagi
dalam sludge oil dari sludge tank. Peralatan ini berbentuk silinder dan bagian
bawah berbentuk kerucut, dibagian bawah terdapat tabung pengendapan pasir dan
pipa drain untuk pembuangan pasir secara automatic dengan prinsip kerjanya
390
Buffer tank merupakan tempat penampungan sludge sementara sebelum
masuk ke sludge centrifuge. Pabrik kelapa sawit (PKS) di PT. KMB memiliki 1
unit buffer tank. Cara kerja alatnya adalah sludge yang telah lolos penyaringan
dari tahap sand cyclone dialirkan ke tangki bawah untuk dipompakan dipompakan
ke buffer tank kemudian dialirkan ke sludge centrifuge. Bila sludge di buffer tank
penuh akan overflow ke tangki bawah. Hal ini terjadi bila sludgecentrifuge tidak
bekerja dengan baik ataupun tidak memenuhi kapasitas. Tujuan dari pemasangan
tangki ini adalah untuk mendapatkan perbedaan ketinggian yang cukup sehingga
Untuk memisahkan minyak dari sludge dengan jumlah alat 8 unit dengan
kapasitas 6,5 ton per jam. Cara kerja alatnya adalah pemisahan terjadi akibat gaya
sentrifugal yang disebabkan putaran 1350 rpm. Dengan gaya sentrifugal minyak
yang berat jenisnya lebih ringan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar
melalui pipa. Cairan dan ampas yang mempunyai berat jenis lebih berat, terdorong
kebagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle. Padatan yang menempel pada
Untuk memisahkan minyak dari sludge dengan jumlah alat 4 unit. Cara
kerja alatnya adalah pemisahan terjadi akibat gaya sentrifugal yang disebabkan
putaran 1200 rpm. Akibat gaya sentrifugal dan berat jenis maka lumpur akan
391
terlempar lebih jauh menuju dinding bowl sedangkan minyak masuk melalui
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan
minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit dikenal terdiri
dari empat macam tipe atau varietas, yaitu tipe Macrocarya, Dura,Tenera dan
2002).
Minyak kelapa sawit dibagi menjadi dua jenis yaitu Crude Palm
daging buah melalui proses pengolahan minyak sawit. Minyak sawit kasar ini
memiliki bau yang enak dan sangat tahan terhadap proses oksidasi. Sifat ini
disebabkan karena adanya zat tocoferol yang terkandung dalam minyak yang
kernel oil) dan sebagai hasil samping lain ialah bungkil inti kelapa sawit (palm
kernel meal atau pellet). Minyak inti sawit (PKO) adalah minyak yang di hasilkan
392
dari inti sawit yang telah mengalami proses pengolahan. Minyak inti sawit dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan minyak putih yang sering kita pergunakan
dalam pengorengan. Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah
yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter ukuran
lebih 8 mm. selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan
Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan
berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak
berubah.
StandarMutu
menentukan standar mutu adalah air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan
peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain adalah titik cair, kandungan
gliserida padat, plastisitas dan, sifat transparan, kandungan logam berat dan
393
kualitas minyak sawit dan inti sawit.Dengan demikian, bisa diketahui nilai
Karoten
Karotenoid adalah suatu pigmen alami berupa zat warna kuning sampai
yang berfungsi sebagai zat nutrisi aktif, seperti α-karoten, β-karoten, dan γ-
pemurnian kelapa sawit. Pemurnian kelapa sawit biasanya dilakukan secara fisik
deasidifikasi penurunan kadar asam lemak bebas (Mas’ud dkk, 2008). Senyawa
ini menimbulkan warna oranye tua pada CPO.Karoten larut dalam asam lemak,
minyak, lemak dan pelarut minyak serta pelarut lemak, tetapi tidak larut dalam air
β-karoten, pigmen ini juga tidak stabil terhadap pemanasan (Tambunan, 2006).
394
karotenoid α-karoten dan β-karoten dapat menghambat gen N-myc. N-myc adalah
gen yang berperan dalam pembentukan dan pertumbuhan sel kanker (Astawan,
2008).
radikal berinti karbon, sehingga mengurangi resiko terjadinya kanker. Salah satu
oksigen, sehingga dapat melengkapi sifat antioksidan vitamin E yang efektif pada
banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi yang baik untuk dikonsumsi adalah β-
karoten alami yang berasal dari bahan pangan. Berdasarkan penelitian yang
dimuat pada The New England Journalof Medicine pada tahun 1994, komsumsi β-
karoten sintetik pada perokok berat justru dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker paru-paru. Sebaliknya tidak akan terjadi pada mereka yang mendapat
asupan β-karoten alami dari bahan pangan (Astawan, 2008). Yang paling dominan
dan banyak jumlahnya dalam minyak kelapa sawit adalah β-karoten.Minyak sawit
yang diperoleh dari bagian mesokarp buahkelapa sawit kaya akan karotenoid
395
melalui proses pengepresan. Konsentrasi karotenoid dalam minyak kelapa sawit
berkisar 500-700 ppm terutama dalam bentuk α- dan β-karoten yang jumlahnya
Menurut data tahun 2019, ada beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor
CPO. Berikut adalah data mengenai negera tujuan ekspor CPO beserta jumlahnya.
396
Negara Tujuan Utama Ekspor CPO – Mister Exportir
Jika dilihat dari diagram di atas, total ekspor CPO (Crude Palm Oil) dan
minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil/ PKO) sebesar 13 juta ton pada
semester I 2019. Perinciannya, ekspor CPO sebesar 12,1 juta ton dan PKO sebesar
926,99 ribu ton. Negara tujuan ekspor CPO dengan volume ekspor terbesar adalah
Tiongkok sebesar 2,1 juta ton. Posisi kedua ditempati oleh negara-negara Uni
Eropa dengan volume 2 juta ton. Sedangkan India menjadi negara tujuan ekspor
CPO terbesar ketiga dengan volume ekspor sebesar 1,8 juta ton.
Sementara itu, pada tahun 2018, total ekspor minyak sawit Indonesia
secara keseluruhan (CPO dan produk turunannya) sebesar 34,71 juta ton. Jumlah
ini meningkat 8% dari 32,18 juta ton pada tahun 2017. Negara tujuan ekspor
terbesar CPO Indonesia adalah ke India sebesar 6,7 juta ton, Uni Eropa sebesar
4,8 juta ton, dan Tiongkok sebesar 4,4 juta ton. Indonesia menjadi salah satu
negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Mengingat banyak sekali manfaat
dari kelapa sawit, membuat permintaan pasar terhadap komoditi ini pun sangat
besar. Maka kelapa sawit menjadi salah satu komoditi yang dapat
397
Perkembangan pasar ekspor minyak inti sawit Indonesia tidak lepas dari
berbagai perubahan eksternal, baik berupa fluktuasi harga, hambatan tarif dan
non-tarif / non tarrif measures dari negara importir minyak inti sawit Indonesia,
maupun kampanye negatif sebagai dampak dari persaingan antar minyak nabati
penurunan volume ekspor produk minyak sawit Indonesia. Hasil penelitian Sari et
untuk mengurangi ketergantungan akan pasar luar negeri dan meningkatkan nilai
tambah dan daya saing akan produk berbasis minyak sawit dan turunannya
restrukturisasi struktur tarif bea keluar produk minyak sawit dan turunannya
rata-rata mencapai 14% pada periode 2011 – 2017 (Oil World, 2018).
398
Ekspor Minyak Sawit Belanda dan Malaysia
dengan share16.20% pada tahun 2017 (UNComtrade, 2018). Dari gambar 1(b)
dapat dilihat bahwa Malaysia mengekspor PKO dalam bentuk mentah (HS
151321) sebesar 293.85 ribu ton maupun fraksinasinya (HS 151329) sebesar
Sama halnya dengan Belanda dan Malaysia, India dan China merupakan
tujuan pasar minyak inti sawit Indonesia. Ekspor CPKO ke India dan China
berkontribusi sebesar 17,32% dan 15,25% dari total ekspor CPKO Indonesia pada
tahun 2017. Perbedaan perilaku impor antara India dan China yaitu India lebih
dalam bentuk fraksinasi PKO (HS 151329) dibandingkan dalam bentuk mentah
399
Pasar India mengalami pertumbuhan yang pesat setelah pada pertengahan
pengolahan sehingga kebutuhan akan minyak inti sawit di India kemudian terus
tarif impor yang tinggi, dimana tarif impor CPKO lebih tinggi dibandingkan
negerinya.
industri oleokimia China dimulai sejak tahun 2003 dimana masuknya teknologi
dan investasi dari perusahaan multinasional yang berasal dari Malaysia dan
Pada tahun 2017, ekspor CPKO Indonesia ke China sekitar 44 ribu ton CPKO
sedangkan ekspor PKO Indonesia dalam bentuk fraksinasinya sekitar 456 ribu
ton, seperti halnya dapat dilihat pada Gambar 23(b) dimana impor fraksinasi PKO
Komoditi crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) Indonesia
bangsa. Terlebih, minyak sawit dapat diolah menjadi berbagai produk turunan
400
yang bernilai tambah tinggi. Jika dilihat, produk olahan minyak sawit di Indonesia
sendiri masih tergolong rendah. Sejauh ini, Indonesia baru bisa menghasilkan 47
Beberapa produk hilir turunan CPO dan PKO yang telah diproduksi
dihasilkan dari minyak sawit, termasuk minyak goreng, minyak salad, shortening,
emulsifier, fat powder, dan es krim. Adapun untuk kategori non pangan
diantaranya yakni, surfaktan, biodiesel, dan oleokimia turunan lainnya. Hal ini
berbeda jauh dengan Malaysia, di mana 80% produksi diekspor dalam bentuk
produk yang benilai tambah, hasil kreasi industri hilir. Industri hilir Malaysia
mampu mengolah CPO menjadi lebih dari 100 jenis produk yang bernilai tambah
tinggi.
Melalui ini terlihat industri hilir sawit Indonesia tidak berkembang secara
dari berbagai faktor. Pertama nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke pasar global
yang tergolong tinggi. Dalam hal ini, ditaksir terdapat lebih dari 65-70 % produksi
kelapa sawit Indonesia diekspor dalam bentuk minyak mentah sawit atau crude
palm oil (CPO). Sedangkan, pada tahun 2015 porsi ekspor produk hilir sawit
hanya sebesar 44%, sedangkan porsi produk hulu atau minyak mentah justru
Oleh karena itu, hal ini menimbulkan kecendrungan bagi industri minyak
sawit yang lebih memilih untuk ekspor. Alhasil, pasokan CPO untuk industri
dalam negeri kurang terjamin karena sebagian besar diekspor dikarenakan harga
401
ekspor yang jauh lebih menarik. Sehingga, mengakibatkan utilisasi kapasitas
produksi industri hilir CPO tidak optimal. Kedua, minimnya diversifikasi produk
minyak sawit olahan. Permintaan CPO untuk kebutuhan dalam negeri yang paling
utama diwujudkan dalam komoditas minyak goreng sawit yang bernilai strategis
karena merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok Indonesia. Berbagai faktor
kemudian adalah apabila industri hilir kelapa sawit dalam negeri tidak
berkembang dan hanya mengandalkan ekspor minyak mentah sawit, maka yang
masih sangat terbuka luas. Terlebih apabila didukung oleh seluruh pemangku
kepentingan mulai dari budidaya tanaman, proses produksi dan pemasaran. Upaya
ini perlu didukung pula oleh lembaga terkait seperti litbang, sumber daya
Oleh karena itu, keselarasan kebijakan dan sumber daya yang mumpuni
intensitas modal dan teknologi yang bervariasi. Sebut saja salah satu produk asal
korporasi Italia, yakni Nutella di mana menjadi salah satu merk yang paling
terkenal dan menu sarapan favorit anak-anak yang proses produksinya bergantung
pada minyak kelapa sawit untuk menghasilkan tekstur yang lembut dan sebagai
Vincenzo Tapella menyebutkan tanpa minyak kelapa sawit kualitas produk yang
dihasilkan lebih buruk dari yang asli, dan hal itu merupakan sebuah kemunduran.
402
Ini menjadi contoh konkret bahwa olahan minyak sawit dapat menjadi produk
Industri olahan sawit Indonesia dapat dikatakan memiliki daya saing yang
rendah. Tren penjualannya baik dalam pasar domestik maupun internasional tidak
sebanyak CPO maupun PKO. Hal ini juga tidak terlepas dari persaingan korporasi
hilir sawit asing dengan korporasi dalam negeri di pasar domestik dan
bahan mentah. Berbagai hal ini dapat diatasi apabila diiringi dengan kebijakan
pemerintah yang berperan sebagai pengendali ekspor bahan baku CPO, serta
industri 4.0 diharapkan mampu meningkatkan kualitas daya saing hasil olahan
Saat ini konsumen ekspor CPO Indonesia terutama Uni Eropa dan
produk minyak sawit yang akan masuk ke negaranya. Akhir-akhir ini berkembang
konsumen ekspor minyak sawit untuk meyakinkan produsen kelapa sawit agar
memproduksi minyak kelapa sawit dengan cara yang tidak merusak lingkungan
403
Maraknya isu lingkungan yang berkaitan dengan perkebunan/industri
pengaruh buruk minyak sawit terhadap iklim global, terdapat isu mengenai
sawit, isu kelayakan pengembangan kelapa sawit untuk dijadikan lahan kelapa
sawit, sampai dengan diberlakukannya aksi boikot kelapa sawit Indonesia oleh
tidak ramah lingkungan. Isu-isu tersebut dikenal dengan istilah black campaign
negatif (black campaign). Ada dua masalah utama yang sering diungkapkan dalam
black campaign kelapa sawit. Masalah pertama adalah bahwa konsumsi CPO
lemak jenuh yang tinggi. Isu kedua adalah bahwa CPO diproduksi dengan
2011). Sampai dengan saat ini dampak dari adanya black campaign CPO adalah
Nestle dan Burger King yang membatalkan kontrak pembelian mereka dari grup
404
memboikot produk kelapa sawit sebagai protes atas dampak negatif sosial dan
lingkungan yang ditimbulkannya. Saat ini minyak sawit merupakan minyak nabati
yang paling banyak diproduksi di dunia dan minyak sawit menghasilkan lebih
membeli CPO sensitif terhadap berbagai isu negatif atau kampanye hitam (black
hutan tropis, pemusnahan beberapa spesies, efek rumah kaca dan perubahan iklim.
Isu-isu iniberdampak pada tidak stabilnya harga CPO dunia (Syaukat 2010;
bahwa EU tidak boleh mengimpor CPO untuk biofuel karena komoditas ini
405
menyatakanbahwa minyak kelapa sawit tidak baik untuk kesehatan. Misalnya,
Center for Science in the Public Interest (CSPI) di Amerika Serikat pada tahun
jantungkarena mengandung lemak jenuh yang tinggi (Brown dan Jacobson 2005).
hambatan non-tarif bagi perdagangan CPO Indonesia ke Uni Eropa dan Amerika
Serikat. Bila dibandingkan dengan kedelai, kelapa sawit 9,5 sampai 10 kali lebih
baik dalam menghasilkan minyak nabati dari tiap satu hektarnya (Oil World2010).
minyak kedelai, minyak biji matahari, dan minyak canola ke minyak kelapa sawit.
Peningkatan produksi dan konsumsi minyak kelapa sawit di seluruh dunia telah
dihasilkan sebagian besar oleh negara-negara barat. Dari aspek produksi, minyak
kelapa sawit memiliki biaya produksi yang paling rendah, mengingat tingginya
produktivitas kelapa sawit per satuan luas serta rendahnya biaya pemeliharaan
tanaman (Syaukat2010).
dalam penelitian ini perlu dibatasi untuk mematasi lingkup kajian agar tidak bias.
406
Elemen-elemen sistem tersebut antara lain supplier bahan baku, produsen CPO,
(environment).
Supplier bahan baku terdiri dari perkebunan sawit milik rakyat adalah
dengan luas lahan 2.565.000 ha tahun 2008 atau sebesar 38,7% luas lahan per-
kebunan kelapa sawit nasional. Supplier sawit dari perkebunan milik negara
(BUMN) adalah dengan luas lahan perkebunan 687.000 ha tahun 2008 atau
sebesar 10,3% dari luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Supplier sawit dari
perkebunan milik swasta adalah dengan luas lahan perkebunan sebesar 3.358.000
ha tahun 2008 atau sebesar 50,7% luas lahan perkebunan sawit di Indonesia
supplier menjadi CPO. Produsen CPO di Indonesia terdiri dari BUMN dan
produsen CPO dari perusahaan swasta. Hingga tahun 2008 jumlah produksi
Perkebunan Indonesia.
baku produk mereka, misalnya industri minyak goreng, oleochemical, sabun dan
2008 dapat mencapai 1.300.213 ton. Jumlah konsumsi tersebut diasumsikan pada
407
Konsumen industri luar negeri minyak sawit meningkat secara signifikan
baik dalam volume maupun nilai ekspornya. Peningkatan tersebut dapat dilihat
mulai dari data tahun 2000. Pada tahun ini volume ekspor CPO baru mencapai
4.110.027 ton dengan nilai US$ 1.087.278 tetapi kemudian meningkat menjadi
10.375.792 ton dengan nilai US$ 3.756.557 pada tahun 2005 (Badan Pusat
Statistik [1]). Berdasarkan hasil peramalan, jumlah ekspor CPO Indonesia tahun
10.1 RSPO
kepentingan dari tujuh sektor industri minyak sawit -produsen kelapa sawit,
pengecer, bank dan investor, LSM pelestarian lingkungan atau konservasi alam,
408
dan LSM sosial. RSPO bersama para pemangku kepentingan bertujuan untuk
Kerja dialokasikan secara adil bagi setiap sektor. Dengan ini, RSPO mengikuti
filosofi "roundtable" dengan memberikan hak yang sama bagi setiap kelompok
untuk minyak sawit berkelanjutan. Hasilnya adalah kerja sama informal antara
Palm Oil Association, Sainsbury’s dan Unilever bersama WWF pada tahun
berikut juga turut aktif di Dewan Eksekutif RSPO sejak awal Golden Hope
Oil Ltd (Singapore), dan The Body Shop (UK). Kantor Pusat organisasi ini
409
berlokasi di Zurich, Swiss, sedangkan sekretariat berlokasi di Kuala Lumpur
sawit. RSPO menjamin bahwa tidak ada hutanprimer baru atau kawasan bernilai
bahwa perkebunan menerapkan praktik terbaik yang berterima, dan bahwa hak-
hak dasar dan kondisi hidup jutaan pekerja perkebunan, petani kecil, dan
Sustainable Palm Oil (RSPO) secara proaktif terlibat dengan petani kelapa sawit,
pengolah sawit, perusahaan, pengecer, LSM dan investor untuk bekerja sama
menuju suplai global minyak sawit yang diproduksi dengan bertanggung jawab
berikut. Kurniawan (2013), tidak ada perbedaan yang signifikan baik perbedaan
volume penjualan ekspor CPO, biaya produksi, harga dan pendapatan sebelum
dan setelah penerapan RSPO. Febrini (2014), RSPO tidak berpengaruh nyata
RSPO. Ginting (2011), tidak ada perbedaan harga baik harga nominal maupun
harga riil, volume penjualan, biaya produksi maupun pendapatan pada perkebunan
410
sebelum dan setelah bersertifikat RSPO. Hal ini senada dengan hasil penelitian
Nasution (2013), biaya produksi sebelum dan sesudah sertifikasi RSPO tidak
berbeda nyata. Manfaat langsung yang diterima sesudah sertifikasi RSPO belum
harga jual, volume penjualan dan jangkauan pasar ekspor CPO yang lebih luas
mampu bersaing bukan hanya dalam negeri namun ke kancah Eropa, CPO yang
lingkungan.
411
Principle and Critera RSPO untuk Sustainable Palm Oil Production (P&C
petani kecil dan keluarganya dihargai dan diperhitungkan secara penuh, bahwa
tidak ada hutan primer atau kawasan bernilai konservasi tinggi telah ditebang
untuk produksi minyak sawit sejak November 2005, dan bahwa pemilik lumbung
RSPO: satu untuk memastikan minyak sawit diproduksi secara berkelanjutan, dan
mana minyak sawit yang dijual sebagai minyak berkelanjutan sesuai dengan
pengolah minyak sawit dan konsumen bisa yakin bahwa produknya mengandung
lima tahun sekali. Walau Dewan Eskekutif RPSO percaya bahwa P&C tetap akan
relevan dan dibutuhkan, peninjauan secara reguler memastikan bahwa P&C dapat
dibuat lebih efektif. Dengan demikian dokumen P&C Generik akan ditinjau ulang
pada 2012. Perubahan yang diajukan terhadap P&C akan diputuskan di Majelis
panduan internasional juga akan dibuat, agar terjaga control atas kualitas setiap
412
dan panduan yang dinyatakan sebagai penafsiran resmi, khususnya dalam konteks
RSPO.
1. TRANSPARANSI
Kriteria 2.1: Patuh terhadap hukum dan peraturan setempat, nasional maupun
Kriteria 2.2: Hak penggunaan lahan jelas dan tidak dalam status sengketa.
Kriteria 2.3: Penggunaan lahan untuk kelapa sawit tidak mengganggu hak-hak
Kriteria 3.1: Produktivitas dan kualitas jangka panjang optimal hasil panen dan
413
Kriteria 3.2: Praktek-praktek produsen dan pabrik pengolah cukupoptimal untuk
Kriteria 4.5: Hama, penyakit, gulma, dan spesies pengganggu lain dapat
Kriteria 4.6: Bahan kimia (Obat) digunakan dengan cara yang tidak
Kriteria 4.8: Semua staf, pekerja, petani dan kontraktor dilatih dengan baik.
414
dimasukkan ke dalam perencanaan manajemen serta dilaksanakan
Kriteria 5.2: Membangun pemahaman tentang spesies dan habitat tumbuhan dan
penanaman.
khusus.
Kriteria 6.1: Menilai dampak sosial, baik positif maupun negatif, dari kelapa
operasional.
Kriteria 6.2: Terdapat metoda yang terbuka dan transparan untuk melakukan
415
pabrik pengolah, masyarakat setempat dan pihak-pihak lain yang
Kriteria 6.4: Setiap negosiasi mengenai kompensasi atas hilangnya hak hukum
Kriteria 6.5: Majikan memastikan agar upah dan syarat kerja memenuhi paling
penghasilan wajar.
Kriteria 6.6: Majikan menghargai hak semua pekerja untuk mendirikan dan
semua pekerja.
416
pada perkebunan keluarga, dengan pengawasan orang dewasa, dan
Kriteria 6.8: Majikan tidak boleh terlibat dalam atau mendukung diskriminasi
politikatau usia.
Kriteria 6.9: Para produsen dan pabrik pengolahan berhubungan secara baik
JAWAB.
417
Kriteria 7.4: Dilarang mengembangkan perkebunan di dataran yang curam,
Kriteria 7.5: Tidak boleh melakukan penanaman baru di atas tanah rakyat
Kriteria 8.1: Produsen (grower) secara rutin memantau dan mengkaji ulang
notabene penghasilan utamanya adalah Kelapa Sawit adapun daerah daerah yang
418
contohnya seperti Sumatera Utara, Kalimantan, dan Riau. Indonesia merupakan
penghasil kelapa sawit terbesar dunia dengan produksi diatas 40,8 juta ton
berdasarkan nilai produksi ini dapat disimpulkan untuk setiap daerah Indonesia
haruslah memiliki RSPO yang di mana sertifikat ini dapat berguna untuk
1. Sumatera Utara
2. Riau
3. Jambi
4. Kalimantan
RSPO:
1. Ecuardo
2. Italy
3. United Stade
4. Spain
5. Indonesia
6. Austria
7. Taiwan
8. Czech Republi
9. Belgium
419
11. France
12. Japan
13. Netherlands
15. China
16. Switzerland
17. Egypt
18. Malaysia
19. Portugal
20. Germany
21. Canada
22. Ireland
24. Swedan
25. Australia
27. Latvia
28. Greece
29. Thailand
31. Switzerland
32. Singapore
33. Poland
34. Panama
420
35. Hungary
36. Slovenia
37. Mexico
38. Turkey
40. Romania
41. Serbia
42. Denmark
43. Brazil
44. Uganda
45. Macedonia
46. Estonia
47. Fiji
48. Colombia
49. Norway
50. Panama
51. Kenya
52. Peru
53. Argentina
54. Israel
56. France
57. Finland
58. Romania
421
10.2 ISPO
yakni 44 % dari produksi minyak nabati dunia dan menggeser malaysia yakni
pada Peraturan Menteri Pertanian no 19 Tahun 2011. Harga minyak dunia (Crude
Sustainable Palm Oil) yang secara sukarela (voluntary) dapat di terapkan. Standar
LSM lingkungan internasional. RSPO ini menjadi wadah komunikasi para pihak
(sustainability).
422
Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) adalah suatu kebijakan
terhadap masalah lingkungan. ISPO dibentuk pada tahun 2009 oleh pemerintah
minyak sawit pertama bagi suatu negara, dan negara lain kini mencoba
produsen minyak sawit. Beberapa hal yang diterapkan dalam pembukaan lahan
sawit.
lahan.
kelayakan dan AMDAL.
lahan adat, sumber air, situs sejarah dan sebagainya tetap dijaga
kelestariaanya.
423
dan hemik (setengah matang) dan di bawah gambut bukan merupakan
Khusus untuk lahan gambut harus dibangun sistem tata air (water
Komisi ISPO satu tahun sebelum masa berlaku sertifikat ISPO berakhir
(Kementan, 2015).
424
Sustainability Palm Oil (ISPO). Kemudian juga diperlukan beberapa hal yaitu:
segala jenis dokumendan program yang diperlukan, 4). Adanya jaminan atas
keuntungan bagi pemenuhan standar ISPO serta 5). Adanya kepastian hukum
Sertifikasi ISPO
a. Jenis Sertifikasi
rantai pasok adalah tipe sertifikat untuk minyak kelapa sawit berkelanjutan
berikut:
425
berasal dari sumber yang bersertifikat ISPO. Model ini menjamin
pada tahun 2020 dan sisanya berupa minyak kelapa sawit yang tidak
3. Book and claim Tipe ini menyediakan minyak kelapa sawit bersertifikat
ISPO yang dapat diperjual belikan sampai kepada pasokan dasar minyak
1. Tersedia Sertipikat tanah, akta jual beli tanah, girik dan bukti kepemilikan tanah
426
2. Lokasi Perkebunan
Lokasi kebun Pekebun swadaya secara teknis, sesuai dengan tata ruang dan
1. Lokasi kebun Pekebun swadaya harus sesuai dengan penetapan tata ruang
setempat.
koperasi.
koperasi.
terdokumentasi.
Koperasi dan kelompok tani harus memastikan bahwa lahan perkebunan bebas
427
Bila telah terjadi sengketa lahan dan sengketa lainnya
swadaya dan tersedia peta lokasi sengketa lahan tersedia di koperasii atau
kelompok tani
patut dirahasiakan
. 1. Tersedia Daftar jenis informasi dan data yang dapat diperoleh oleh pemangku
kepentingan lainnya.
a. Pembukaan lahan
Pembukaan lahan harus memenuhi kaidah-kaidah konservasi tanah , air dan tidak
dengan membakar.
Tanpa Bakar.
428
2. Pekebun membuka lahan dengan memperhatikan kaidah-kaidah konservasi
b. Perbenihan
yang digunakan harus berasal dari sumber benih yang telah mendapat
1. Benih tanaman berasal dari sumber benih yang direkomendasi oleh pemerintah.
Pekebun, kelompok tani, koperasi dalam melakukan penanaman harus sesuai baku
429
Penanaman kelapa sawit di kebun Pekebun swadaya di lahan gambut dapat
i. Pemeliharaan tanaman
430
4. Tersedia sarana pengendalian sesuai petunjuk teknis.
k. Pemanenan
1. Buah yang dipanen adalah buah matang panen dan dilakukan pada waktu yang
l. Pengangkutan Buah.
Pekebun, Kelompok tani, Koperasi memastikan bahwa TBS yang dipanen harus
1. Tersedia catatan untuk jumlah pengangkutan TBS dan nama dan lokasi pabrik
yang dituju
Produksi TBS Pekebun dijual ke pada perusahaan berpedoman kepada harga yang
431
2.Tersedia dokumen penerimaan TBS yang sesuai dan tidak sesuai dengan
persyartan. 3.Tersedia dokumen harga yang ditetapkan oleh Tim Penetapan Harga
dengan penduduk sekitar dan instansi terkait terdekat sesuai Pedoman Pencegahan
5. Pelestarian biodiversity
ragaman hayati pada areal yang dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku
432
1. Mengetahui keberadaan satwa dan tumbuhan di area tersebut dan di sekitar
terhadap peningkatan daya saing minyak kelapa sawit Indonesia di pasar dunia.
433
Internasional telah lebih dahulu menilik mengenai ketentuan memproduksi kelapa
sawit berkelanjutan yang diramu dalam bentuk RSPO.18 Perbedaan RSPO dan
ISPO ini terletak pada sifat pengaturannya, untuk ISPO bersifat mandatory
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan.
meningkatkan daya saing minyak kelapa sawit Indonesia di pasar dunia. Karena
Misalnya, sudah mendapat penilaian sebagai kebun kelas 1, kelas 2, dan kelas 3.
Penilaian ini sesuai dengan Permentan No. 7 Tahun 2009 tentang Pedoman
434
Sertifikasi ISPO ini mendorong pertumbuhan investasi dan pengembangan
berkesinambungan dalam jangka panjang. Hal ini terlihat dari tujuan dan sasaran
lingkungan yang secara paralel akan sangat berpengaruh terhadap investasi dan
prinsip dan kriteria ISPO ini dengan baik, maka pasar dunia akan melirik
karena itu, secara langsung pertumbuhan investasi di Indonesia akan semakin baik
sumber hukum. Hal ini dikarenakan tidak ada pengaturan di atasnya yang
435
perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
Tetapi di dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang No. 12 Tahun 2011, ada
yang dibentuk berdasarkan kewenangan Menteri Pertanian. Maka, Pasal 8 ayat (2)
436
Undangan tepatnya frase “atau dibentuk berdasarkan kewenangannya” adalah
terpenuhi.
hukum.
menyatakan bahwa :
yang timbul dari fungsi reglementer dan eksekutif itu selalu didasarkan pada
peraturan negara yang lebih tinggi dalam wujud kewenangan atribusi ataupun
dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap waktu diperlukan, sesuai dengan batas-
437
Delegasi kewenangan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
legislatif).
438
Lebih lanjut, jika ingin mengetahui apakah Peraturan Menteri Pertanian
undangan yang menyatakan : “Peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
a) Peraturan Tertulis
19/Permentan/OT.140/3/2011
sebagaimana dikutip :“Awal Maret nanti sudah dimulai proses sertifikasi ISPO,
Sedangkan untuk perkebunan rakyat akan diatur dalam peraturan tersendiri. Pada
tanggal 31 Desember 2012 ini seluruh perusahaan sawit di Indonesia harus sudah
melakukan sertifikasi.
439
mendapat penilaian sebagai kebun kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Penilaian ini
sesuai dengan Permentan No. 7 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Usaha
Perkebunan.
dan Badan Pertanahan Nasional. Karena itu seluruh ketentuan di dalam ISPO
tidak dilaksanakan maka dapat diberlakukan sanksi yang tertera dalam Pasal 4
ketentuan tersebut yaitu mengenai sanksi penurunan kelas-kelas kebun yang akan
perusahaan perkebunan, sertifikasi ISPO adalah salah satu bentuk pungutan yang
sudah pasti membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Lebih detail lagi adalah
440
adanya fakta yang diketahui bahwa ISPO ini tidak diakui di pasar Eropa, tidak
seperti RSPO yang secara global diakui keberadaannya.19 Hal ini menjadi dilema
melaksanakan ISPO.
kepada setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit, yang secara hukum berlaku
secara sah terhadap seluruh perusahaan perkebunan dan industri kelapa sawit.
tidak dilaksanakan maka dapat diberlakukan sanksi yang tertera dalam Pasal 4
ketentuan tersebut yaitu mengenai sanksi penurunan kelas-kelas kebun yang akan
perusahaan perkebunan, sertifikasi ISPO adalah salah satu bentuk pungutan yang
441
sudah pasti membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Lebih detail lagi adalah
adanya fakta yang diketahui bahwa ISPO ini tidak diakui di pasar Eropa, tidak
seperti RSPO yang secara global diakui keberadaannya.19 Hal ini menjadi dilema
melaksanakan ISPO.
kepada setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit, yang secara hukum berlaku
secara sah terhadap seluruh perusahaan perkebunan dan industri kelapa sawit.
telah tegas disampaikan, oleh karena itu, mau tidak mau, Perusahaan tetap harus
sebagai bentuk komitmen yang nyata dalam upaya untuk menciptakan produk
Di dalam Permentan No. 11 Tahun 2015 diatur tentang sanksi bagi perusahaan
442
1. Sanksi penurunan kelas kebun menjadi kelas IV bagi perusahaan
menyelesaikan status hak atas tanah, bila dalam tenggat waktu 6 bulan
ISPO
443
7. Sanksi peringatan tertulis selama 2 bulan bagi Lembaga Konsultan
dicabut.
Namun bentuk sanksi yang tersedia masih hanya berkaitan dengan pelanggaran
atas kewajiban perusahaan agar bisa mengikuti sistem ISPO, kepatuhan terhadap
prinsip dan kriteria, kepatuhan oleh Lembaga Sertifikasi, Lembaga Pelatihan serta
para auditor. Sistem ISPO belum mengatur secara detail terkait sanksi apa yang
diberikan bila terjadi kelalaian oleh Komisi ISPO dalam hal penyelengaraan
sertifikat ISPO yang telah terbit sebanyak 566 (556 perusahaan, 6 Koperasi
Swadaya, dan 4 KUD Plasma) dengan luas total areal 5.185.544 Ha, Tanaman
Menghasilkan seluas 2,961.293 Ha, total produksi TBS 56.650.844 ton/th dan
444
CPO 12.260.641 ton/th. Produktivitas 19,07 ton/ha dan Rendemen rata-rata 21,70
%.
Terdiri dari:
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2008. Analisis Ekspor Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia. Jurnal
Brawijaya. Malang
Anonim. 1997. Kelapa Sawit. Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek
445
Anonim. 1990. Laporan Tahuan Komoditi Sawit. Kantor Pemasaran Bersama
<http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/perawatantbm.htm>.
Andriesse, J.P., 1992. Nature and Management of Tropical Peat Soils. FAO Land
Bambang Alfath, 2015. Lubang Tanam Kelapa Sawit. [Internet]. Tersedia di:
http://pupukbuahsawitnasa.blogspot.com/2015/12/lubang-tanam-kelapa-
sawit.html
Dalimunthe, Masra. 2009. Meraup Untung dari Bisnis Waralaba Bibit Kelapa
Fauzi, Y., et al., 2008, Kelapa sawit Budi Daya Pemanfaatan Hasil & Limbah
Hartono, 2002. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa Usaha dan
2010
446
Lubis, Adlin U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guinnensis jacq) di Indonesia. Bandar
Maksi, 2008. Deskripsi Kelapa Sawit Varietas Sriwijaya. PT. Bina Sawit. Penebar
Swadaya. Palembang.
Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut Potensi dan Kendala. Kanisius.
Yogyakarta
Pahan, Iyung. 2008. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta.
Penebar Swadaya
Surakarta.
447
Sosrodimoelyo, S. 1983. Tata Guna Air pada Tingkat Usaha Tani. Volume
Taufik Irawan, 2014. Pancang Tanam Kelapa Sawit Pada Area Berbukit.
tanam-kelapa-sawit-pada-area_10.html
Taufik Irawan, 2014. Pancang Tanam Kelapa Sawit Pada Area Datar. [Internet].
kelapa-sawit-pada-area.html
Februari 8]. Yahya Z, Husin A, Talib J, Othman J, Ahmed OH, Jalloh MB.
Bernam series soil. Am. J. Applied Sci [Internet]. [diunduh 2013 Januari
448
http://klpswt.blogspot.com/2015/11/pembuatan-lubang-tanam-kelapa-sawit-
di.html
449
LAMPIRAN
Lampiran 1
ABSTRACT
Sejarah perkembangan perkebunan di negara berkembang, termasuk
Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan kolonialisme,
kapitalisme, dan modernisasi.Dalam 25 tahun terakhir, subsektor perkebunan
merupakan salah satu bisnis strategis dan andalan dalam perekonomian Indonesia,
bahkan pada masa krisis ekonomi. Agribisnis subsektor ini mempunyai kontribusi
yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan, penciptaan
lapangan kerja, penerimaan devisa dari ekspor, dan sumber bahan baku bagi
450
industri hilir hasil pertanian. Gula dan minyak goreng dengan bahan baku CPO
merupakan kebutuhan pokok dan penentu laju inflasi, suatu indikator ekonomi
makro yang selalu mendapat perhatian dan menimbulkan kekhawatiran. Areal dan
produksi komoditas perkebunan pada 25 tahun terakhir secara konsisten
meningkat, masing-masing dengan laju 4,8 persen dan 5,6 persen per tahun
(Direktorat Jenderal Perkebunan 2000). Devisa yang diperoleh dari ekspor karet,
kopi, kakao, minyak sawit, dan teh pada tahun 1999 mencapai lebih dari US$
3208 miliar atau sekitar 8,36 persen dari total nilai ekspor non migas (Biro Pusat
Statistik 2000). Dengan total areal perkebunan lebih dari 13,4 juta ha (Direktorat
Jenderal Perkebunan 2000), jumlah tenaga kerja yang terserap pada subsektor
perkebunan diperkirakan mencapai lebih dari 13 juta orang. Karena berbasis pada
sumberdaya domestik, komoditas perkebunan memiliki keunggulan komparatif
dan kompetitif seperti ditunjukkan oleh Suprihatini et al. (1996) untuk teh dan
Susila (1998) untuk CPO.
451
tingkat produktivitasnya dan orientasi diuraikan kondisi perkebunan pada
pemasarannya, akan tetapi hidup secara beberapa wilayah di Indonesia: (1) di
berdampingan. Eksploitasi sumberdaya Maluku sumber cengkeh dan pala
tanah dan tenaga kerja yang melimpah dibatasi serta diberikan hukuman
di sector tradisional untuk kolektif bagi penyelundup dan
penyelenggaraan produksi pasaran diharuskan kerja rodi; (2) di daerah
Eropa menjadi kebijaksanaan politik lada seperti Banten, Lampung dan
perekonomian kolonial. Sumatra Tengah diadakan perjanjian
dengan raja di kota-kota pelabuhan
PEMBAHASAN
untuk menetap-kan kuota berikut harga
Zaman Belanda ditetapkan oleh VOC; (3) di tanah
Masuknya penjajah Belanda pegunungan Priangan dibuka kebun-
dengan sistem perkebunan barunya kebun kopi dengan menggunakan
berciri usaha pertanian besar dan bangsawan sebagai kontraktor untuk
kompleks, padat modal, teknologi menyediakan buruh; (4) di daerah
modern dan ber-orientasi komersil, Jakarta dan sekitarnya termasuk
membutuhkan jumlah tenaga kerja daerah-daerah pantai, terdapat hampir
yang relatif banyak.Melalui VOC-nya 100 buah tanah sewaan yang dikelola
sebagai suatu sindikat dagang, oleh pegawai setempat (yang diangkat
pemerintah Belanda menerapkan oleh VOC); (5) pemilik perkebunan
sistemmonopoli dan pungutan paksa. hampir semua perkebunan yang punya
Meningkatnya permintaan akan bahan hak istimewa sebagai tuan besar atas
rempah-rempah di pasar internasional penduduk desa; (6) di Jawa Tengah
menyebabkan kolonial Belanda yang baru setengah takluk oleh VOC,
mengadakan perluasan kebun dan tidak mengenakan pajak sederhana berupa
hanya sebatas rempah-rempah, tetapi padi, kayu, katun, benang, kacang-
juga kopi di Priyangan dan perkebunan kacangan, dan uang (Ahmadin, 2001:
tebu di Jawa Tengah serta Jawa Timur 23; Mubyarto, dkk, 1992).
(Mubyarto, dkk., 1992). Perluasan areal perkebunan
Untuk memperoleh sebuah beserta variasi tanamannya inilah yang
cinema-tografi mengenai kebijakan menjadi awal pemicu lahirnya dualisme
kolonial disektor agraria, berikut ekonomi.Kalangan petani dengan
452
paradigma konvensionalnya (ketentuan Belanda (Onghokham dalam Sediono
kepemilikan tanah berdasarkan adat) di dan Gunawan Wiradi, 1983: 4;
satu sisi, dengan pemerintah kolonial Onghokham, 1979).
yang modern (model Eropa).Kubu Kebijakan baru kolonial
pertama (petani) dengan ciri ekonomi yakni sistem tanam paksa yang
subsis-tensinya tidak setuju dengan memuat beberapa ketentuan: (1)
masuknya pihak luar (Belanda) dengan penduduk desa diharuskan
ciri ekonomi berorientasi pasar menyediakan 1/5 tanahnya untuk
(komersil).Kubu kedua yang berhaluan ditanami, (2) tanah yang disedia-kan
ekonomi liberal me-maksakan untuk tanaman dagangan dibebas-kan
kehendak kepada rakyat untuk dari pajak tanah, (3) tanaman dagangan
menyiapkan tanahnya guna diserahkan kepada pemerintah Hindia
kepentingan penjajah. Belanda, (4) wajib tanam dapat diganti
-Masa Tanam Paksa dengan penyerahan tenaga untuk
Kegagalan pemerintah kolonial pengangkutan ke pabrik, (5)
dengan sindikat dagang VOC-nya dan penggarap-an tanah diawasi langsung
kebijakan pungutan paksa bagi hasil oleh kepala-kepala pribumi (Ahmadin,
pertanian, menstimulasi mereka untuk 2001: 32).
segera menemukan modus baru dalam Tanaman yang dipaksakan
upaya menstabilkan roda meliputi 2 kategori besar, yakni
perekonomian.Masa tanam paksa tanaman tahunan seperti tebu, nila dan
berlangsung selama kurun waktu antara tembakau yang ditanami secara
tahun 1830 hingga tahun 1870. bergiliran dengan padi dan tanaman
Sistem tanam paksa keras (berumur panjang) yakni jenis
(cultuurstelsel) oleh Belanda, yang tanaman yang tidak dapat digilirkan
menyebabkan perkebunan-perkebunan dengan padi (kopi, teh dan lada).
negara meng-hasilkan bahan-bahan Ketidakteraturan penanaman, me-
ekspor harus membuat Jawa menjadi nyebabkan 2 jenis tanaman
sebuah jajahan yang mengembang-kan dua gaya yang saling
menguntungkan.Pada tahun 1870 berpengaruh dan bertentangan dengan
perkebunan-perkebunan ini diambil komunitas biotis yang sudah mapan.
oleh penanam-penanam modal swasta Karena, itu kesuburan tanah tidak dapat
453
diper-tahankan dan produksi hasil yang tidak dapat berubah saat
pertanian menurun. berpapasan dengan semangat
Upaya penerapan implementatif dinamisme barat, melainkan tumbuh
sistem tanam paksa oleh pemerintah dari wujud politik penjajahan yang
kolonial, mereka menggunakan ketiga memberi tekanan secara politis pada
(1,2,3) jenis kerja tersebut. Mengenai pola pertanian tradisional
mekanisme dari kerja wajib yang Indonesia…”.
digalakkan tersebut, dapat dihubungkan Kedua, Clifford Geertz dalam
dengan pola kepemilikan tanah.Sekadar buahpenanya “Agricultural Involution:
diketahui bahwa pada masa itu, tanah The Processes of Ecological Change in
di seluruh wilayah kerajaan adalah Indonesia (1963: 97) menjelaskan
milik raja. Karena itu, dalam bahwa : “… di bawah tekanan jumlah
menjalankan pemerintahannya raja penduduk yang bertambah dan sumber
akan mengangkat sentana dan daya alam ter-batas, masyarakat Jawa
narapraja (priyayi) tidak terbelah dua seperti yang banyak
untukmembantunya (Suhartono, 1991 : terjadi di negara-negara sedang
27). berkembang lainnya, yakni golongan
Mengenai dampak sosial dan tuan tanah besar dan golongantertindas
ekonomi yang ditimbulkan oleh sistem hampir seperti budak. Melainkan
tanam paksa 1830-1870, dikemukakan mempertahankan homo-genitas sosial
secara bervariasi oleh para peneliti.Hal dan ekonominya yang cukup tinggi,
ini berangkat dari pemahaman dan dengan cara membagikan kue ekonomi
sudut pandang yang berbeda sehingga yang ada, sehingga lambat laun jumlah
hasilnya pun bervariasi. yang mereka terima oleh masyarakat.
Pertama, Boeke (1980) menjelas- Proses seperti ini oleh Geertz disebut
kan bahwa: “… apa yang dianggap sebagai kemiskinan ditanggung
sebagai suatu ciri khas yang intrinsik bersama (shared poverty). Masyarakat
dan tetap dari kehidupan ekonomi desa sebaiknya tidak dibagi dalam the
Indonesia (Timur) merupakan gejala have not dan the haves, tetapi golongan
yang pada dasarnya bersifat spiritual. kecukupan dan kekurangan.
Kondisi ini tercipta secara historis; ia Ketiga, Margo Liyon “Basis
tidak tumbuh dari hakekat jiwa timur ofConflict in Rural Java” (1970:
454
13)menjelaskan bahwa: “…adalah Peraturan mengenai penggunaan
mungkin bahwa rakyat umumnya tanah juga dikeluarkan oleh pemerintah
mempunyai sedikit tempat (niche) kolonial yang tercantum melalui
dalam sistem itu dan bahwa suatu AgrarischWet (pasal 21) Indische
keadaan kemiskinan yangditanggung Staatregeling sebagaiberikut: (1)
bersama itu memang umum,namun Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan
kemiskinan dan kesulitan yang semakin menjual tanah, (2) dalam larangan
meningkat pun menekankan tersebut tidak termasuk tanah-tanah
perbedaan-perbedaan yang relatif kecil kecil untuk perluasan kota dan desa
dalam tingkat sosial ekonomi desa”. serta untuk mendirikan perusahaan-
-Masa Faham Liberal perusahaan, (3) Gubernur Jenderal
Besluit” atau “Domein menyewa tanah menurut undang-
Verklaring” sebagaiberikut: “semua undang (tidak termasuk tanah
tanah yang tidak dapat dibuktikan oleh penduduk asli yang telah digarap atau
seseorang adalah tanah negara tempat ternak, (4) melalui peraturan
berdasarkan pasal 21 ayat 2 IS tersebut dibuat tanah hak paling lama
(Indische Staatsregeling). Peraturan 75 tahun, (5) GubernurJenderal
iniberlaku untuk daerah gubernemen, menjaga jangan sampai penggunaan
sedangkan daerah swapraja berlaku tanah melanggar hak-hak rakyat, (6)
hukum adat.Daerah swapraja yang persewaan tanah rakyat asli diatur
dimaksudkan adalah Maluku, Sulawesi, dalam undang-undang.
dan Sunda Kecil. Status tanah negara Ditetapkannya Undang-undang
dibedakan atas dua macam berdasarkan Agraria (1870) sebagai tuntutan
“Domein Verklaring”yakni:(1) gerakanliberal, mempunyai tujuan
tanah negara bebas (vrij staatsdomein) sebagai berikut: (1) memberikan
yaitu tanah yang tidak sama sekali pengakuan kepada hak pemilik tanah
dibebani hak seorang menurut hukum oleh pribumi sebagai “hak milik
Belanda, (2) Tanah negara yang tidak mutlak” (eigendom), sehingga
bebas (orvrijstaatsdomein) yaitu tanah memungkinkan penjualan dan
yang dibebanisuatu hak menurut persewaan, (2) asas domein yang men-
hukum Belanda. dasari undang-undang agraria itu,
peng-usaha swasta diberi kesempatan
455
untuk dapat menyewa tanah dalam administrasi dan sebagainya, (2)
jangka panjang dan murah. Karena itu, diberikan 3 macampinjaman tanah,
ber-dasarkan perjalanan sejarahnya, perumahan dari perusahaan. Pinjaman
berbagai kebijakan yang termaktub untuk membayar tanah harga tanah
dalam undang-undang agraria (1870) besarnya 3/4 dari taksiran harga tanah,
pada tataran praktisnya hanya (3) diberikan bimbingan di bidang
merupakan peraturan untuk melayani teknik, manajemen perusahaan,
kepentingan pengusaha besar. pemasaran hasil dan sebagainya oleh
Mengenai kondisi tanah selama para ahli yang tergabung dalam komisi
3/4 abad, digambarkan “kolonisasi”.
Hardjosudarmono (1970) sebagai Zaman Pendudukan Jepang
berikut: (1) dari segi pemilikan tanah, Seperti kata pepatah lama “keluar
dapat digolongkan: tuan tanah (pemilik dari mulut harimau, masuk ke mulut
tanah besar), pemilik tanah sedang, buaya”, penderitaan rakyat akibat
pemilik tanah kecil, dan golongan penyalahgunaan tanah pertanian oleh
petani tak bertanah, (2) dari keadaan itu pemerintah Jepang kian menjadi-
penggunaan tanahnya didapatkan: jadi.Jika penjajah Belanda memusatkan
petani besar (tuan tanah yang pada penanaman tembakau, rempah-
mengerjakan tanahnya sendiri yang rempah, kopi, tebu karena permintaan
luas atau melepaskan pada orang lain pasar, Jepang sebagai penguasa baru
untuk disewa tau membiarkan kosong), dengan kepentingan baru pula mem-
pemilik sawah sedang yang menjadi perioritaskan pada penanaman bahan
petani sedang, pemilik tanah kecil, pangan dan tanaman jarak.Hal ini
petani yang tak punya sawah. dimaksudkan untuk keperluan bahan
Meningkatnya perkebunan parti- makanan saat perang melawan sekutu.
kulir pada masa pemerintahan kolonial Berdasarkan keterangan Tauchid
Belanda itu, melahirkan berbagai dalam Mubyarto (1992), bahwa petani
macam kebijakan. Ada 3 cara yang harus melipatgandakan hasil bumi dan
ditempuh oleh para pengusaha menyerahkan 20% hasil panennya
perkebunan untuk memperoleh tanah, kepada pemerintah Jepang untuk
yaitu: (1) dibebaskan dari segala biaya keperluan bekal perang. Namun dalam
untuk keperluan pengukuran, biaya prakteknya, rakyat bukannya dituntut
456
bekerja giat untuk setoran hasil Sumatera Timur), pernah menyerukan
pertanian, tetapi dituntut untuk kepada sekelompok kecil administratur
membantu Jepang dalam kerja paksa ordeneming terkemuka supaya
(romusha) dan usaha pembangunan memberi-kan laporan mengenai
perlengkapan perang.Dalam usahanya berbagai industri mereka. Hal ini
menambah hasil bumi tanah pertanian dimaksudkan sebagai bahan untuk
rakyat diperluas berupa pembongkaran merencanakan manajemenperkebunan,
hutan dan tanah-tanah onderneming selama masa pendudukan Jepang di
untuk keperluan peningkatan hasil Indonesia.Adapun tanggung jawab ini
pangan.Kondisi ini membawa bagi dilimpahkan kepada NoyenRenggo Kai
rusaknyatanah dan menyebabkan yakni sebuah badan yangdidirikan pada
menurunnya produksi perkebunan. pertengahan tahun 1942. Badan ini
Walaupun demikian, dapat mempunyai kantor besar di Medan
dipasti-kan bahwa kebijakan penjajah dengan suatu staf kecil Jepang yang
Jepang seperti halnya Belanda dibantu oleh penasihat-penasihat Barat
bermuara pada upaya menarik (Pelzer, 1977: 152).
keuntungan sepihak.Kantor yang Dalam perkembangan
dibentuknya sebagai sarana untuk selanjutnya, pada penghujung tahun
mengatur perekonomian, pada dasarnya 1942 NoyenRenggo Kai digantikan
merupakan topeng siluman untuk oleh suatu badanadministratif baru
melindungi wajah sebenarnya dari niat yakni Shonan GomuKumiai dengan
jahat mereka. Hal ini dapat kantor besarnya diSingapura.
dibandingkan dengan kantor dagang Perubahan fundamental pun terjadi,
VOC milik Belanda, Undang-undang yakni para penghubung Barat lalu
Agraria (Agrariche Wet) Tahun 1870 digantikan oleh suatu group manajer
yang dijanjikan akan memperbaiki Jepang yang masing-masing diberi
kondisi ekonomi petani, justru tanggung jawab untuk beberapa per-
melahirkan keuntungan sepihak kebunan (Pelzer, 1977: 153).
(penjajah). Meskipun demikian, perubahan
Dalam sumber lain dijelaskan mendasar terkait dengan kondisi tanah
bahwa pada bulan Mei 1943, Kolonel pertanian kemudian menjadi ciri masa
Namura (Panglima Militer Jepang di pendudukan Jepang.Banyak di antara
457
tanah subur yang mendapat perawatan Zaman Orde lama
intensif pada masa pemerintah kolonial Periode ini mencakup
Belanda menjadi rusak. Betapa tidak, perkembangan perkebunan di bawah
pada akhir tahun 1943 beberapa kebun penanganan Pusat Perkebunan Negara
digunakan sebagai lahan untuk Baru (PPN-Baru) dan Perusahaan
menanam jenis tanaman padi, jagung, Negara Perkebunan (PNP).
kacang-kacangan, dan jenis tanaman Perkembangan perkebunan pada
industri yang diperlukan Jepang periode ini tidak telepas dari pengaruh
(Ahmadin, 2001: 35). Dalam catatan perubahan dan perkembangan
Pelzer (1977) juga dikemukakan kehidupan politik dan sistem
bahwa: Selamaorang-orang perekonomian yang berlaku selama itu
Eropatetap tinggal di Indonesia.
diperkebunan-perkebunan itu meskipun Pada tahun 1957-1960,
mereka sedikit, selalu dapat ditemukan kebijaksanaan Ekonomi Terpimpin
cara-cara untuk memelihara setidak- besar pengaruhnya terhadap perubahan
tidaknya beberapa bidang tanah yang kebijaksanaan di sektor perekonomian.
paling terpilih. Tetapi setelah orang- Antara lain Deklarasi Ekonomi
orang terakhir ditawanpada tahun 1943, memberikan pengaruh penting terhadap
tanah tembakau itu kembali digunakan langkah-langkah kebijaksanaan
untuk penanaman sepanjang tahun, pemerintah dalam sektor
bukan hanya untukpadi, jagung dan perekonomian. Pengambilalihan
tanaman pangan lain melainkan juga perusahaan milik Belanda oleh
untuk serat, kacang-kacangan, jarak pemerintah seperti perusahaan swasta
dan tanaman-tanaman industri lainnya perkebunan milik Belanda diambil alih
yang berguna bagi Jepang. Ini tentu oleh pemerintah pada 10 Desember
saja menghancurkan sistem penggiliran 1957.Perusahaan ini tidak digabungkan
penanaman yang sebelumnya telah dalam PPN yang sebelumnya ada
dirawat dengan penuh ketelatenan, dan melainkan digabungkan dalam PPN
juga menyebabkan kerusakan tanah Baru.
yang berat pada semua perkebunan Pada tahun 1968 terjadi
terutama perkebunan-perkebunan di penciutan jumlah PPN dari 88 menjadi
tanah rencah dekat pantai. 28 buah, penghapusan BPU (PP.
458
No.13, tanggal 27 Maret 1968), pembangunan sektoral (pertanian dan
pembentukan Perusahaan Negara industri).
Perkebuna (PNP), selanjutnya diikuti Alhasil, pemerintah
dengan penetapan pembentukan Badan mengeluarkan UU Nomor 7 Tahun
Khusus Urusan Perusahaan Negara 1970 yang menghapus UU tentang
(BKU-PN) pada tahun 1969 yang Pengadilan Land Reform dan UU
menetapkan pemisahan antara Ditjen Nomor 2 Tahun 1960 tentang
Perkebunan dengan BKU-PNP. Perjanjian Bagi Hasil. Pada masa ini
Perkembangan sesudah tahun juga perubahan ideologi pembangunan
1980-an menunjukan bahwa sektor dari sosialisme yang dikembangkan
perkebunan masih tetap merupakan Soekarno bergeser ke arah kapitalisme
salah satu sumber perekonomian dan turunannya, yakni liberalisme atau
negara. Kebijaksanaan pemerintah swastanisasi penguasaan dan
untuk mengalihkan prosuksi ekspor pemanfaatan tanah.
migas ke non migas telah Berbagai kebijakan
mengokohkan kembali keberadaan dikembangkan untuk mendukung
perkebunan di Indonesia.Upaya terjadinya konsentrasi penguasaan dan
pembinaan dan pelestarian melalui pemanfaatan tanah oleh perusahaan
berbagai model dan pendekatan berskala besar, seperti kemudahan izin
sepserti Perkebunan Inti Rakyat (PIR) lokasi, fasilitas perpajakan, termasuk
dilaksanakan. menelantarkan hak tradisional
Zaman Orde baru masyarakat lokal atau hak ulayat
masyarakat hukum adat.Di era ini juga
Berbeda dengan Orde Lama,
terjadi ideologisasi pengorbanan oleh
rezim Orde Baru memfokuskan
rakyat pemilik tanah bagi terwujudnya
pembangunan pada pertumbuhan
kepentingan negara atau
ekonomi, ditandai dengan UU Nomor 1
umum.Kebijakan ini munculkan
Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
resistensi baru soal
Asing, tentu untuk menarik investasi
pertanahan.Tercatat, semenjak tahun
asing dalam pengelolaan sumber daya
1968 hingga berakhirnya kekuasaan
alam. Kebijakan pertanahannya lebih
Orde Baru, paling tidak terdapat 60
dititikberatkan kepada upaya
kasus perlawanan sengketa tanah
pemenuhan kepentingan dan kebutuhan
459
berskala besar yang pengurusan sumber daya alam masih
terpublikasikan.Jumlah tersebut tidak terasa. Dalam hal ini gaya Orde Baru
termasuk upaya penyerobotan lahan masih menjadi tren. Ditambah kondisi
yang diperkirakan ribuan ekonomi yang masih bergantung pada
jumlahnya.Bila dikaji, kasus modal asing, membuat land reform
perseteruan ini berlangsung antara sulit diimplementasikan secara
petani dengan penguasa perkebunan, sempurna.Hasilnya, seperti diungkap di
para pemegang konsesi hutan, maupun awal tulisan, jumlah konflik pertanahan
pemerintah sendiri.Dari semua kasus tidak berkurang.Meski ada yang usai,
tersebut, hampir seluruhnya dapat namun kasus baru masih terus muncul.
diredam. Jadi jumlah total kasus per-tahunnya
Zaman Reformasi terus bertambah.
Semangat pembaruan agraria KESIMPULAN
kembali muncul pasca kejatuhan Sejarah Perkembangan
Soeharto, yang menandakan masuknya Perkebunan di Indonesia diawali oleh
era Reformasi. Diawali dengan kejadian penjajahan masa lampau yang
dikeluarkannya Ketetapan MPR Nomor sangat berat hingga dapat dilalui saat
9 Tahun 2001, yang memerintahkan ini.Di balik porak- porandanya sendi
agar dilakukannya pembaruan agraria, kehidupanekonomi rakyat karena ulah
mengacu pada UUPA 1960.Agenda kaum kolonial, di sisi lain justru
pentingnya adalah melaksanakan membawa efek positif.
penataan kembali penguasaan, Sebutsajakedatangankaumkolonialisya
pemilikan, penggunaan dan ng diiringiolehkehadiranparaahli
pemanfaatan tanah (land reform), serta pertanian,kemudiandianggapsebagai
menyelenggarakan pendataan dasar dan cikal bakal lahirnya
pertanahan. Pada era ini, kedudukan modernisasi pertanian (perkebunan) di
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Indonesia.
sebagai satu-satunya lembaga yang DAFTAR PUSTAKA
diberikan kewenangan mengelola Ahmadin.2001.MasalahAgrariaIndone
bidang pertanahan, baik secara sia:Konsepsi dan
nasional, regional dan sektoral.Namun, Sejarahnya.Makassar:BahanMata
di era ini ego sektoral dalam KuliahJurusan Sejarah UNM.
460
Badan Pusat Statistik. (2000). Indikator
Ekonomi, September 2000, Badan
Pusat Statistik, Jakarta.
461
PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
Fici Ramadhani 1806113603
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
E-mail : ficiramadhani7139@gmail.com
ABSTRACT
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman
penghasil minyak nabati yang paling efisien dan populer karena memiliki
keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai,
minyak kelapa, minyak jagung dll.Perkembangan perkebunan kelapa sawit di
Indonesia mengalami kemajuan pesat.Peningkatan produksi kelapa sawit tersebut
perlu lebih diupayakan lagi guna menghadapi era perdagangan bebas.Salah
satunya adalah peningkatan produksi dari segi budidaya tanaman.PPKS (2003)
menyatakan bahwa pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian
kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.Salah satu aspek yang perlu
mendapatkan perhatian secara khusus dalam menunjang program pengembangan
areal tanaman kelapasawit adalah penyediaan bibit yang sehat, potensinya unggul
dan tepat waktu.Faktor bibit memegang peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penanaman kelapa sawit.Kesehatan tanaman masa pembibitan
mempengaruhi pertumbuhan dan tingginya produksi selanjutnya, setelah ditanam
di lapangan.Oleh karena itu, teknis pelaksanaan pembibitan perlu mendapat
perhatian besar dan khusus (PPKS, 2006).Tujuan khusus dari pembuatan jurnal ini
adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan teknis dan manajemen
pembibitan tanaman kelapa sawit, serta mempelajari dan menganalisis kegiatan
pengelolaan pembibitan tanaman kelapa sawit di perkebunan.
462
merupakan salah satu masalah dalam pembibitan merupakan salah satu
pengusahaan komoditas kelapa sawit faktor penting yang mempengaruhi
Indonesia akibat dari banyaknya kualitas dan kuantitas hasil kebun,
tanaman yang sudah tua atau tidak sehingga teknis dan manajerial
produktif dan maraknya peredaran pelaksanaan pembibitan perlu
bibit palsu.Bibit palsu merupakan mendapat perhatian khusus.
bibit yang bermutu rendah dan tidak
PEMBAHASAN
diproduksi oleh sumber benih
(perusahaan) yang kredibel, 1. Norma-Norma Pembibitan
berpengalaman, memiliki integritas
34. Tenaga kerja yang diperlukan
yang tinggi serta mendapat izin resmi
untuk pembuatan bedengan
dari pemerintah sebagai produsen
untuk menampung sebanyak
benih kelapa sawit unggul dan
12.000 kecambah adalah = 7- 9
bersertifikat. Pemalsuan bibit kelapa
HK, pembuatan peneduh = 3-5
sawit berakibat buruk terhadap masa
HK.
depan perkebunan kelapa sawit
35. Tenaga kerja yang diperlukan
Indonesia. Penurunan produktivitas
untuk pengumpulan top soil dan
akibat penggunaan bibit palsu baru
pengayakan untuk 12.000
akan terasa 4-5 tahun kemudian. Jika
polybag adalah = 9-12 HK
tanaman dari bibit palsu ini tidak
36. Tenaga kerja yang diperlukan
diganti, produktivitas yang rendah
untuk pengisian polybag dan
akan berlangsung selama umur
penyusunan di bedengan
ekonomis tanaman kelapa sawit
sebanyak 12.000 polybag
(sekitar 25 tahun).
adalah = 75-85 H
Pembibitan kelapa sawit
37. Tenaga kerja yang diperlukan
merupakan langkah awal yang sangat
untuk Pembuatan Naungan
menentukan keberhasilan
bedengan yang menampung
budidayanya.Bibit unggul
sebanyak 12.000 polybag
merupakan modal dasar untuk
adalah = 3- 5 HK.
mencapai produktivitas dan mutu
38. Tenaga kerja yang diperlukan
hasil kelapa sawit yang tinggi
untuk seleksi kecambah
(Minansyah, 2015).Pengelolaan
463
sebanyak 12.000 kecamabah 12.000 polybag diperlukan
adalah = 8 -10 HK. tenaga kerja 160 – 170 HK,
39. Tenaga kerja yang diperlukan Pengayakan tanah dibutuhkan
untuk penanaman kecambah 60- 70 HK.
sebanyak 12.000 kecambah 47. Tenaga kerja untuk pengisian
adalah = 15 -18 HK. tanah di polybag besar untuk
40. Tenaga kerja yang diperlukan pembibitan utama dibutuhkan
untuk penyiraman bibit pre 120-130 HK.
nursery sebanyak 12.000 48. Tenaga kerja untuk pengajiran
polybag adalah = 40-44 HK. dan penempatan polybag di
41. Tenaga kerja yang diperlukan pembibitan utama adalah,
untuk pemupukan bibit pre pengajiran 10-12 HK,
nursery sebanyak 12.000 penempatan polybag 120-130
polybag adalah = 38-42 HK. HK.
42. Tenaga kerja yang diperlukan 49. Tenaga kerja untuk pemindahan
untuk pemberian mulsa bibit pre bibit ke polybag besar di
nursery sebanyak 12.000 pembibitan utama adalah: 130-
polybag adalah = 14 HK. 140 HK
43. Tenaga kerja yang diperlukan 50. Tenaga Kerja untuk seleksi bibit
untuk pengendalian HPT bibit = 20-25 HK.
pre nursery sebanyak 12.000 51. Tenaga kerja yang diperlukan
polybag adalah = 10-12 HK. untuk pengumpulan top soil dan
44. Tenaga kerja yang diperlukan pengayakan untuk 12.000
untuk Seleksi bibit pre nursery polybag adalah = 9-12 HK.
sebanyak 12.000 polybag 52. Tenaga kerja yang diperlukan
adalah = 8-10 HK. untuk pengisian polybag dan
45. Tenaga kerja yang dibutuhkan penyusunan di bedengan
untuk persiapan lahan sebanyak 12.000 polybag
pembibitan utama sebanyak = adalah = 75-85 H
70- 80 HK. 53. Tenaga kerja yang diperlukan
46. Penggalian tanah topsoil dan untuk Pembuatan Naungan
pengangkutan untuk pengisian bedengan yang menampung
464
sebanyak 12.000 polybag sebanyak 12.000 polybag
adalah = 3- 5 HK. adalah = 8-10 HK.
54. Tenaga kerja yang diperlukan 62. Tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk seleksi kecambah untuk persiapan lahan
sebanyak 12.000 kecamabah pembibitan utama sebanyak =
adalah = 8 -10 HK. 70- 80 HK.
55. Tenaga kerja yang diperlukan 63. Penggalian tanah topsoil dan
untuk penanaman kecambah pengangkutan untuk pengisian
sebanyak 12.000 kecambah 12.000 polybag diperlukan
adalah = 15 -18 HK. tenaga kerja 160 – 170 HK,
56. Tenaga kerja yang diperlukan Pengayakan tanah dibutuhkan
untuk penyiraman bibit pre 60- 70 HK.
nursery sebanyak 12.000 64. Tenaga kerja untuk pengisian
polybag adalah = 40-44 HK. tanah di polybag besar untuk
57. Tenaga kerja yang diperlukan pembibitan utama dibutuhkan
untuk pemupukan bibit pre 120-130 HK.
nursery sebanyak 12.000 65. Tenaga kerja untuk pengajiran
polybag adalah = 38-42 HK. dan penempatan polybag di
58. Tenaga kerja yang diperlukan pembibitan utama adalah,
untuk pemberian mulsa bibit pre pengajiran 10-12 HK,
nursery sebanyak 12.000 penempatan polybag 120-130
polybag adalah = 14 HK. HK.
59. Tenaga kerja yang diperlukan 66. Tenaga kerja untuk pemindahan
untuk pengendalian gulma bibit bibit ke polybag besar di
pre nursery sebanyak 12.000 pembibitan utama adalah: 130-
polybag adalah = 15-18 HK. 140 HK
60. Tenaga kerja yang diperlukan 2. Persiapan
untuk pengendalian HPT bibit Fairhust dan Rankine (2009)
pre nursery sebanyak 12.000 menyatakan tujuan pembibitan
polybag adalah = 10-12 HK. kelapa sawit adalah untuk
untuk Seleksi bibit pre nursery yang harus tersedia pada saat
465
penyiapan lahan tanam yang telah pemberian pupuk mulai tanaman
selesai.Pembibitan yang terdiri dari 2 digolongkan TBM sampai tanaman
tahap, tahap pertama adalah tahap digolongkan sebagai Tanaman
pembibitan awal (Pre Nursery) dan Menghasilkan.Pelaksana
tahap kedua pada pembibitan utama Pemeliharaan Tanaman umumnya
(Main Nursery). dilaksanakan oleh tenaga kebun dan
2.1 Persiapan Administrasi ada juga yang menggunakan jasa
Pelaksanaan administrasi Kontraktor tapi hanya sebagian kecil
pembibitan, mulai dari pembukaan saja.
lahan bibitan sampai dengan Pelaksanaan kegiatan
pengiriman bibit yang akan ditanam pemeliharaan tanaman baik untuk
oleh divisi dalam kebun itu sendiri TBM maupun untuk TM dapat
atau dikirim ke kebun lain.Prosedur dilakukan oleh SKU atau Kontraktor
Administrasi berikut akan baik sebagian atau secara
menjelaskan: penanaman baru, keseluruhan. Prinsipnya adalah :
tanaman belum menghasilkan (TBM) tersedianya tenaga, keahlian yang
tahun ke 1, tanaman belum dimiliki, tingkat efisiensi, dan
menghasilkan (TBM) tahun ke 2, peraturan yang berlaku. Bila tenaga
tanaman belum menghasilkan (TBM) SKU yang ada masih cukup untuk
tahun ke 3, tanaman menghasilkan melaksanakan kegiatan tersebut,
(TM). Prosedur Administrasi berikut maka pelaksanaan kegiatan
akan menjelaskan: diserahkan kepada SKU.Untuk jenis
-Penanaman Baru pekerjaan tertentu yang tidak dapat
Penanaman baru adalah suatu dilaksankan oleh tenaga SKU, maka
usaha budidaya tanaman yang pelaksanaannya diserahkan ke
diawali dengan pekerjaan Kontraktor, seperti pembuatan
“Pembukaan Lahan” yang kemudian kontur, teras, parit, dll.
dilanjutkan dengan “Penanaman” -Sarana Administrasi
pada lahan yang telah dibuka. Sarana administrasi ini
-Pemeliharaan Tanaman meliputi bentuk – bentuk seperti di
Pemeliharaan TBM yaitu suatu bawah ini :
usaha perawatan tanaman dan Buku Kegiatan Mandor
466
Buku Pekerjaan Kontraktor. Rencana Kerja Harian – lihat
Laporan Harian Divisi. Prosedur Administrasi Agronomi
Laporan Pekerjaan Umum, Berita Acara Pemeriksaan
Kontraktor. Pekerjaan - lihat Prosedur
Kemajuan Kerja Kontraktor. Administrasi Agronomi Umum,
Buku Penanaman Pokok Permintaan Pembayaran - lihat
Kelapa Sawit. Prosedur Administrasi Agronomi
Laporan Penanaman Pokok Umum, Kebutuhan Barang Bulanan -
Kelapa Sawit. lihat Prosedur Administrasi
Rekapitulasi Pekerjaan Persediaan, Bon Pengeluaran (BP) –
Kontraktor Utama. lihat Prosedur Administrasi
Perkembangan Penanaman Persediaan, Daftar Absensi - lihat
Baru Program Tahunan Prosedur Administrasi Pengupahan,
Laporan Pemeliharaan Laporan Premi Tunas - lihat
Tanaman. Prosedur Administrasi Pengupahan,
Laporan Rencana dan Laporan Hari Karyawan - lihat
Realisasi Pemakaian Pupuk Prosedur Administrasi Personalia,
dan Pestisida. Kartu Gudang Divisi - lihat Prosedur
Laporan Bulanan Administrasi Persediaan, Buku
Pemeliharaan Tanaman per Pemakaian Alat Kerja - lihat
Tahun Tanam. Prosedur Administrasi Persediaan,
Laporan Pekerjaan Bon Permintaan Barang (BPB) - lihat
Kontraktor Lokal. Prosedur Administrasi Persediaan,
Sarana Administrasi lainnya Laporan Kegiatan Bulanan Divisi –
yang ada kaitannya dengan Prosedur Pelaporan Divisi.
administrasi Penanaman Baru dan 2.2 Teknis Lapangan
Pemeliharaan Tanaman adalah Dalam proses pembibitan, ada
:Rencana Kerja Bulanan – lihat beberapa cara pembibitan kelapa
Prosedur Administrasi Agronomi sawit yang harus dilakukan. Untuk
Umum, Rekapitulasi Rencana Kerja lebih jelasnya, berikut ini adalah
Bulanan – lihat Prosedur proses pembibitan kelapa sawit.
Administrasi Agronomi Umum, -Tahap persiapan
467
Pertama adalah pemilihan M-45 dengan dosis 0,2% sekitar tiga
lokasi pembibitan. Untuk awal mula, menit. Cara pembibitan kelapa sawit
pilihlah lokasi yang datar atau selanjutnya adalah keringkan biji
memiliki kemiringan maksimal 30 kelapa sawit dan lakukan proses
.Selain itu, lokasi pembibitan sangat penyeleksian dalam memilih biji
dianjurkan tidak terlalu jauh dari yang akan ditanam. Pilihlah biji yang
sumber air.Dalam tahapan persiapan, memiliki wujud seragam.
pemilihan kecambah adalah suatu hal -Pembibitan
yang sangat penting.Untuk satu Idealnya, jarak pembibitan
hektar lahan, maka populasi tanaman benih tanaman kelapa sawit adalah
kelapa sawit yang dibutuhkan adalah 50 x 50 cm hingga 100 x 100 cm.
143 pohon.Untuk itu, dibutuhkan Jarak ini tergantung dari kondisi
kecambah kurang lebih 220 lahan dan jenis benih. Kebutuhan
biji.Asumsinya adalah benih yang benih untuk perkebunan kelapa sawit
abnormal atau mati sekitar berkisar antara 12.500-25.000 benih
25%.Sementara 10% benih lainnya per hektar. Benih kelapa sawit
digunakan untuk kebutuhan dimasukkan ke dalam polybag
menyulam.Benih yang dipakai berukuran 15 x 23 cm atau 12 x 23
sangat dianjurkan untuk berasal dari cm.Sebelum dimasukkan benih atau
indukan yang bagus dan berkualitas. kecambah, polybag diisi dengan
-Tahap Pengecambahan tanah top soil sebanyak sebanyak 1,5
. Tujuan dari tahapan ini adalah sampai dengan 2 kg yang sudah
untuk menumbuhkan tunas dan juga diayak. Kecambah kemudian
akar muda benih kelapa sawit yang ditanam dalam polybag pada
nantinya akan disebut dengan istilah kedalaman 2 cm. Selanjutnya,
kecambah. Dalam proses ini, polybag disimpan di dalam bedengan
pemisahan biji kelapa sawit dari dengan diameter sekitar 120 cm. Hal
dagingnya bisa dilakukan dengan ini dilakukan agar tingkat
menggunakan mesin khusus supaya kelembaban kecambah tetap terjaga.
lebih efektif. Selanjutnya, biji-biji Setelah usianya 3 sampai dengan 4
yang sudah dipisahkan dicuci bersih bulan dan sudah muncul 4 sampai
lalu direndam pada larutan Dithane dengan 5 helai daun, maka benih
468
sudah bisa dipindahkan untuk proses Provident Agro, Tbk.
pembibitan selanjutnya. (PALM)
-Pemeliharaan Sampoerna Agro, Tbk.
Tahap yang terakhir adalah (SGRO)
pemeliharaan bibit tanaman kelapa Salim Ivomas Pratama, Tbk.
sawit. Pemeliharaan yang dimaksud (SIMP)
meliputi pembersihan lahan, Smart, Tbk. (SMAR)
penyiraman, pengendalian hama dan Sawit Sumbermas Sarana,
penyakit serta pemupukan. Tbk. (SSMS)
2.3 Perusahaan Benih Unggul Bakrie Sumatera Plantations,
Kelapas Sawit di Indonesia Tbk. (UNSP)
Astra Agro Lestari, Tbk. 3. Teknik Pembibitan
(AALI) Prenursery
Andira Agro, Tbk. (ANDI) Merupakan tahapan
Austindo Nusantara Jaya, pertama sebelum main
Tbk. (ANJT) nursery.Pada tahap ini dilakukan
Eagle High Plantations, Tbk. dua tahap yaitu seleksi pertama
(BWPT) dan seleksi kedua.Seleksi pertama
Dharma Satya Nusantara, dilakukan saat tanaman kelapa
Tbk. (DSNG) sawit berumur 2-4 minggu setelah
Golden Plantation, Tbk. tanam. Tanam seleksi yang kedua
(GOLL) dilakukan saat tanaman kelapa
Gozco Plantations, Tbk. sawit sesaat sebelum dipindahkan
(GZCO) ke largebag (Tahap Main Nursery
Jaya Agra Wattie, Tbk. yaitu pada umur 3-3,5 bulan).
(JAWA) 3.1. Persiapan Penanaman
469
Areal yang sudah di buka Meracun Serangga
(LC) dibersihkan dan Dua hari sebelum digunakan
diratakan bedengan disemprot
Kebutuhan bahan/tenaga : dengan insektisida,
Manual 20 HK/Ha dan contoh Sevin atau Thiodan
mekanis 6 JKT (Jam Kerja Jumlah dan jenis bahan
Traktor) per ha digunakan : Sevin 85 EC
Kebutuhan areal 1 m2 untuk dosis : 5 cc/l air/bed
70 bibit pada pembibitan Jumlah kebutuhan tenaga
awal kerja : 1 HK/30 bed
Membuat Bedengan Naungan
Ukuran bedengan : lebar Pada tahap awal bibit harus
bedengan 1,2 m ; jarak antar diletakkan di bawah naungan,
bedengan 0,8 m setelah dua daun keluar (1,5
Jumlah bibit dalam satu bulan) naungan dapat
bedengan : 840 bibit dikurangi sebesar 50% dan
Kebutuhan tenaga untuk setelah daun ketiga keluar
membuat bedengan : 1,5 (2,5 bulan) naungan harus
HK/bed sudah dihilangkan.
Tepi bedengan diberi batas Luas naungan minimal
dengan bambu atau papan sebesar bedengan dengan
Jumlah bahan digunakan : 4 tinggi ± 2 m
bambu @ 6 m dan 5 Bentuk naungan : tiang
papan/bed dibuat dari bambu atau besi
Menabur Pasir siku setinggi 2 m, dan jarak
Bedengan ditaburi pasir antar tiang 3 m. Atap dari
secara merata sampai setebal pelepah kelapa sawit atau
2 cm dari shadownet.
Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 Jumlah bahan yang
m3/bed digunakan : 7 bambu/bed @
Jumlah kebutuhan tenaga 6 m dan 10 pelepah/bed
kerja : 0,2 HK/bed
470
Jumlah kebutuhan tenaga Jumlah kebutuhan tenaga
kerja membuat naungan : 1 kerja untuk mengayak 3
HK/bed m3/HK
3.2 Pemeliharaan
Mengumpulkan Tanah/Media Penyiraman dan penyiangan
Tanam Bibit disiram 2 x sehari
Media tanam menggunakan Penyiraman dilakukan pagi
top soil (kedalaman 20-30 dan sore selama 30 menit
cm) tanah mineral dengan mengunakan sumisansui
tekstur lempung, kecuali di Jam penyiraman : 07.00 wib
areal gambut dapat – selesai paling lambat jam
menggunakan tanah gambut 11.00 wib; sore hari jam
Tanah diayak dengan 15.00 wib – selesai
saringan kawat 2 cm agar Bila malam sebelumnya
bersih dari akar, rumputan, turun hujan (> 8 mm) dan
batuan dan sampah lainnya. tanah di polybag masih
Hasil pengayakan ± 60% basah maka penyiraman
(dari 1m3 diperoleh ± 1.000 hanya dilakukan sore hari
kg tanah) saja.
Bila tanah terlalu padat/liat Bila pagi harinya hujan
dicampur dengan pasir turun (> 10 mm) maka tidak
perbandingan 3:1 perlu penyiraman pagi dan
Media tanam harus dicampur sore.
dengan 50 kg pupuk RP per ± Pengendalian Gulma
2 m3 tanah (± 1.000 polybag Dilakukan 1 x tiap 2 minggu
kecil) Cara pelaksanaan adalah
Jumlah kebutuhan tenaga manual tidak boleh dengan
kerja untuk mengumpulkan herbisida
tanah secara manual 1,5
m3/HK sedangkan secara
mekanis 8 JKT/Ha
471
Pengendalian dengan Cara dilarutkan pupuk
mencabut rumput dan gulma dalam gembor : 10 gr Urea
lain di dalam polibag dan atau 10 gr pupuk majemuk
yang berada di antara dalam 5 liter air untuk 500
polibag bibit
Sekaligus melakukan Pemupukan dilakukan pagi
konsolidasi dengan hari setelah selesai
menambah tanah pada penyiraman pertama/pagi
polibag apabila kekurangan. Konsolidasi Bibit
Pemeliharaan Drainase Dilakukan 1 kali/minggu
Mengalirkan air yang meliputi :
tergenang di areal Menambah tanah yang
pembibitan kurang
Diperiksa agar air jangan Menegakkan polibag yang
tergenang di polybag miring
Jumlah tenaga kerja yang Menukar bibit yang mati
diperlukan 6-8 ha/HK dengan bibit pada bedengan
Rotasi yang diperlukan 1 terakhir yang biasanya tidak
x /minggu penuh
Pemupukan Pengendalian Hama dan
Minggu genap (minggu ke penyakit
4, 6, 8, 10, 12) dengan Pengamatan hama ataupun
pupuk majemuk (contohnya penyakit dilakukan setiap hari.
Rustika) 15.15.6.4 Pengendalian dilakukan dengan
konsentrasi 0,2% (2gr/l air) cara manual. Apabila gangguan
Minggu ganjil (minggu ke hama/penyakit sudah pada
5, 7, 9, 11) dengan urea tingkat yang lebih berat maka
0,2% dilakukan dengan penyemprotan
insektisida, fungisida dengan
rotasi 1 kali/minggu.
3.3 Seleksi
472
Seleksi bibit adalah kegiatan 4.1 Persiapan Penanaman
mengidentifikasi dan memusnahkan Persiapan yang dilakukan
semua bibit yang abnormal dan sebelum pemindahan bibit kelapa
mempertahankan bibit yang benar- sawit dari Pre-Nursery ke Main-
benar sehat dan bermutu baik. Nursery adalah sebagai berikut:
Seleksi ini dilakukan dua tahap yaitu: Polybag
Tahap 1 umur 2-4 minggu dan Polybag yang digunakan di
Tahap 2 :sebelum di pindahkan ke pembibitan main nusery yaitu
tahap Main-Nursery (3-3.5 bulan). berukuran tebal 0,15 mm x tinggi 35
Tahap akhir pre nursery, bibit normal cm dan lebar x 50 cm lay flat
yang dihasilkan ditandai dengan (setelah diisi tanah diameter ± 23 cm
munculnya helai daun sebanyak tiga dan tinggi ± 39 cm) berwarna hitam
hingga empat lembar. Masing dengan empar garis lubang perforasi
masing helai daun memiliki ukuran berjarak 5 cm x 5 cm antara lubang
yang berbeda dan yang lebih dulu satu dengan lubang yang lain.
muncul akan selalu lebih besar dari Ketebalan polybag yang digunakan
yang terakhir muncul. Tinggi bibit harus merata, hal ini dapat dilihat
dengan daun yang sudah membuka dengan cara mengamati dibalik sinar
secara penuh adalah sekitar 20 – 25 matahari, tidak ada bagian terang
cm. karena tipis. Kelenturan polybag
4. Teknis Pembibitan Main harus baik agar tidak rusak atau
Nursery mudah merobek karena pemuaian
Pembibitan main nusery yaitu yang diakibatkan oleh terik matahari
proses tindak lanjut dari pembibitan hari.
pre-nusery sebelum bibit ditanam di Media Tanam
tempat yang lebih luasyaitu pada Media tanam menggunakan top
tempat pembudidayaan tanaman soil (kedalaman 20-30 cm) tanah
kelapa sawit. mineral dengan tekstur lempung,
kecuali di areal gambut maka dapat
menggunakan tanah gambut.Media
tanah tersebut sebaiknya diayak
(disaring) memakai saringan 1 cm x
473
1 cm untuk mencegah masuknya Media tanah harus disaring
gumpalan-gumpalan tanah yang melalui saringan 1,5 cm x
menyebabkan polybag tidak terisi 1,5 cm untuk menghindari
sempuran, serta bersih dari sampah adanya gumpalan-gumpalan
dan kotoran. Media tanam harus tanah, sampah, akar
dicampur dengan 50 kg pupuk Rock tanaman.
Posphate setiap (RP) ± 2 m3 tanah (± Persiapkan media tanam dan
1.000 polybag kecil). isikan ke dalam polybag,
Pengisian Polybag hindarkan pemadatan tanah
Polybag harus sudah selesai dalam polybag dengan cara
diisi tanah minimal 4 minggu menekan kuat ke arah
sebelum pemindahan bibit dari Pre bawah, tetapi dengan cara
Nursery, perlakuan ini bertujuan mengguncang hingga
untuk mendapatkan tingkat ketinggian tanah 2,5 cm dari
kepadatan tanah yang stabil setelah bibir polybag.
dilakukan penyiraman setiap hari. Penempatan Polybag
Cara Pengisian juga mempengaruhi Penyusunan Polybag
proses pemadatan tanah didalam membentuk segitiga sama sisi
polibag, oleh karena itu harus di dengan panjang sisi 90 cm. Untuk
perhatikan juga proses pengisianya. dapat menempatkan polybag dengan
Berikut merupakan cara-cara rapi, terlebih dahulu dilakukan
pengisian polybag Besar (Large Bag) pemancangan. Alat ukur pancang
: menggunakan tali ditandai dengan
Polybag harus dibalik cat atau yang lainnya dan anak
sebelum diisi tanah agar pancang berfungsi untuk menandai
polybag dapat berdiri tegak titik letak polibek ketika titik letak
dan silendris. sudah ditentukan. Pada saat
pemindahan polybag, dilakukan
dengan cara memegang/menyangga
dasar dari polybag tersebut, agar
polybag tidak robek. Saat
penggantian polybag dari pre-nusery
474
tanah diusahakan untuk tidak rontok 20 cm atau disesuaikan
atau pecah, apabila hal ini terjadi dengan lebar dan tinggi tanah
maka pertumbuhan bibit di main di polybag pre nusery.
nusery dapat terhambat. Siram bibit di pre nursery
Transpalanting di Polybag sebelum dipindahkan ke main
Besar nusery
Prosedur pelaksanaan 4.2 Pemeliharaan
transpalanting dari polybag kecil ke Pemeliharaan (pada pembibitan)
polybag besar adalah : Bibit yang yang telah
Untuk tempat pemindahan ditanam di main nursery perlu
bibit polybag kecil dipelihara dengan baik agar
dibutuhkan cutter untuk pertumbuhannya sehat dan subur,
menyayat polybag kecil sehingga bibit akan dapat
tersebut, dan dibutuhkan dipindahkan ke lapang sesuai dengan
angkong untuk memindahkan umur dan saat tanam yang tepat,
ke areal Main Nursery. pemeliharaan bibit meliputi:
Pastikan polybag besar sudah 1. Penyiraman
tersusun benar dengna posisi Penyiraman dilakukan setiap
tegak dan telah diisi dengan hari secara teratur dengan jumlah
tanah sesuai setandar. yang cukup.Dilakukan dua kali
Satu hari sebelum sehari, kecuali apabila turun hujan
tranpalanting, siram tanah lebih dari 7 – 8 mm pada hari yang
yang ada polybag besar bersangkutan. Air untuk menyiram
sampai mendekati jenuh air, bibit harus bersih dan cara
guna memudahkan menyiramnya harus dengan
pembuatan lubang tanam semprotan halus agar bibit dalam
pada keesokan harinya. polybag tidak rusak dan tanah tempat
Buat lubang di tengah tumbuhnya tidak padat. Permukaan
polybag dengna tanah harus ditutup dengan serasa
menggunakan alat pelubang organik (mulsa) untuk menghindari
yang sudah dipersiapkan, pemadatan permukaan tanah,
kedalaman lubang dibuat ± mencegah penguapan air, dan
475
mengatur kelembapan tanah pada lapangan.Bibit dapat dipindahkan ke
musim kemarau. lapangan setelah berumur 12-14
2. Penyiangan bulan. Tanaman yang bentuknya
Gulma yang tumbuh dalam abnormal dibuang, dengan ciri-ciri:
polybag dan di tanah antara polybag bibit tumbuh meninggi dan
harus dibersihkan, dikorek atau kaku
dengan herbisida Penyiangan gulma anak daun tidak membelah
harus dilakukan 2-3 kali dalam sempurna
sebulan atau disesuaikan dengan bibit terkulai
pertumbuhan gulma. Seleksi bertujuan untuk
3. Pengawasan menghindari terangkutnya bibit
Pengawasan bibit ditujukan abnormal ke tahap pembibitan
terhadap pertumbuhan bibit, selanjutnya. Bibit abnormal dapat
gangguan hama dan penyakit serta disebabkan oleh faktor kultur teknis,
bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, dan faktor genetik atau serangan
berpenyakit dan mempunyai kelainan hama dan penyakit. Seleksi
genetis harus dibuang, Pembuangan dilaksanakan saat pindah
bibit (thinning out) dilakukan pada tanam.Tanaman normal pada umur 3
saat pemindahan ke main nursery, bulan, biasanya telah memiliki 3-4
yaitu pada saat bibit berumur 4 bulan helai daun dan telah sempurna
dan 9 bulan, serta pada saat bentuknya.Beberapa bentuk bibit
pemindahan bibit ke lapangan. abnormal yang harus dibuang.
4.3 Seleksi 4. Pemupukan
Menurut Anonim (2007), Pemupukan bibit sangat
seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. penting untuk memperoleh bibit
Seleksi pertama dilakukan pada yang sehat, tumbuh cepat dan
waktu pemindahan bibit ke subur.Pupuk yang diberikan adalah
pembibitan utama.Seleksi kedua Urea dalam bentuk butiran dan
dilakukan setelah bibit berumur pupuk majemuk.
empat bulan di pembibitan KESIMPULAN
utama.Seleksi terakhir dilakukan Pembibitan kelapa sawit
sebelum bibit dipindahkan ke merupakan langkah awal yang sangat
476
menentukan keberhasilan Nusa Sejati, Kabupaten Indragiri
budidayanya.Bibit unggul Hilir, Provinsi
merupakan modal dasar untuk Riau.Skripsi.Institut Pertanian
mencapai produktivitas dan mutu Bogor. Bogor.
hasil kelapa sawit yang
PPKS. 2003. Buku Lapangan Seri
tinggi.Pengelolaan pembibitan
Tanaman Kelapa Sawit
merupakan salah satu faktor penting
Volume 1 : Pembibitan. Pusat
yang mempengaruhi kualitas dan
Penelitian Kelapa Sawit.
kuantitas hasil kebun, sehingga
Medan.
teknis dan manajerial pelaksanaan
pembibitan perlu mendapat perhatian Sukamto, ITN. 2008. 58 Kiat
khusus. Meningkatkan Produktivitas dan
Mutu Kelapa Sawit. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
(ID): Penebar Swadaya.
Minansyah P .2015. Pengelolaan
Mangoensoekerjo, S. Dan H. Semangun.
pembibitan kelapa sawit (Elaeis
2008. Manajemen Agribisnis
guineensis Jacq.) di Kebun Kelapa Sawit.Yogyakarta (ID) :
Teluk Bakau, PT. Bhumireksa, Universitas Gajah Mada press
LAND CLEARING
ABSTRAK
Persiapan dan pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap areal
yang digunakan sebagai pertanaman. Dalam pembukaan lahan yang harus
diperhatikan situasi dan kondisi areal yang akan dibuka, agar tujuan kegiatan ini
tidak menyimpang atau mengacu pada standar yang berlaku, tepat waktu dan
477
biaya yang seefisien mungkin. Metode yang digunakan dalam land clearing ini
ada tiga yaitu pada daerah areal datar bergelombang; areal bukit bergunung dan
areal rendahan. Kegiatan land clearing ini disusun dengan program kegiatan yaitu
rintis awal; survey dasar dan penyelesaian survey. Land Clearing ini harus
dirancang berdasarkan layout dan design block, apabila perhitungan atau
pembagian lahan tidak sesuai maka akan terjadi kesalahan dalam pembukaan
lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Pada land clearing ada teknik yang harus
dilakukan yaitu dengan cara mekanis, semi maupun rendahan; pembuatan block
batas; pembuatan drainase; pembuatan jalan; imas; penumbangan jalan;
perumpukan serta pembuatan tapak kuda.
478
merupakan kegiatan fisik awal pepohonan yang masih kecil ditebas
terhadap areal yang digunakan lebih dulu dengan parang, dan kapak.
sebagai pertanaman. Dalam Tergantung jenis dan kondisi
pembukaan lahan yang harus hutannya, jika diperlukan, dapat
diperhatikan situasi dan kondisi areal digunakan gergaji rantai (Chain saw)
yang akan dibuka, agar tujuan untuk pepehonan kecil yang sudah
kegiatan ini tidak menyimpang atau berat ditebang dengan kapak atau
mengacu pada standar yang berlaku, parang.Hasil tebangan ditumpuk
tepat waktu dan biaya yang seefisien dalam jalur dengan jarak 4 – 5 m
mungkin. Pada pembukaan lahan antar tumpukan dan lebar tumpukan
terdapat norma-norma land clearing 4 – 5 m . Setelah bersih baru
yaitu: 1. Manual terutama tenaga dilakukan penebangan pepohonan
manusia, alat-alat sederhana, yang lebih besar. Kayu yang berguna
pemakaian tenaga sangat banyak; 2. dapat dikumpulkan dan sisanya, ter
Mekanis Menggunakan alat-alat masuk cabang-cabang dan ranting
pertanian seperti traktor, buldozer. pepohonan diletakkan pada tump
Cara ini digunakan pada areal yang ukan tebangan lantai hutan
rata (kemiringan 0-8%). Pekerjaan sebelumnya. Bagian-bagian cabang
dapat dilakukan lebih cepat. Satuan bessar dan kecil dipotong
penggunaan alat berat dalam JKT pendekpendek untuk memercepat
(jam kerja traktor); 3.Chemis proses pelapukannya. Tidak
Peracunan pohon atau penyemprotan diperbolehkan membakar hasil
dengan bahan kimia tertentu (untuk tebangan, tetapi dipotong sependek
lalang). Pada daerah curah hujan mungkin lalu dibiarkan sampai habis
tinggi kurang efektif. Dibutuhkan air melapuk. Di perkebunan-perkebunan
untuk pelarut herbisida. besar, terutama jika tenaga kerja
sulit, dapat menggunakan mesin
Jenis dan klarifikasi land
penghancur sehingga mempercepat
clearing yaitu : 1. Vegetasi Hutan
proses pelapukan dan mengurangi
Primer Atau Sekunder, dilakukan
tebal timbunan hasil tebangan;
penebangan secara bertahap. Pada
prinsipnya, tanaman lapis bawah 2.Vegetasi Semak Belukar,
berupa semak, belukar, dan anakan pada prinsipnya, pembukaan belukar
479
mirip dengan pembukaan lahan padang rumput sering diselingi
vegetasi hutan, dengan perbedaan gerombolan tanaman semak bahkan
pada ukuran pepohonan. Di samping kadang-kadang tanaman pepohonan.
itu di lahan bersemak, biasanya Bila vegetasi rumputnyya tidak
diselingi padang rumput atau alang- terlalu tebal, dapat langsung
alang. Di bagian yang ditutupi semak disemprot dengan herbisida sebanyak
belukar dengan vegetasi berkayu 2 – 3 kali dengan selang waktu 3 – 4
ukuran besar relatif banyak, minggu. Jika rerumputannya terlalu
pembukaan lahan dimulai dengan tebal, sebaiknya didahului dengan
menebas vegetasi yang lebih pendek pembabatan secara manual atau
dan kecil seperti rerumputan, menggunakan hand slaser. Setelah
anakann semak baru disusul dengan tunas baru sudah tumbuh, dilakukan
tumbuhan lebih besar. Rerumputan penyemrotan dengan herbisida yang
dan alang-alang sebaiknya disemprot bersifat sistemik agar mati sampai ke
saja dengan herbisida 2 – 3 kali akar-akarnya.Rumput yang sudah
hingga betul-bettul bersih dari kering, tidak boleh dibakar tetapi
gulma. Semak yang ditebang, dibiarkan supaya melapuk secara
langsung dicacah atau dipotong alami untuk menambah bahan
sependek mungkin dan ditumpuk organik ke dalam tanah. Segera
bersama rerumputan dalam lajur- setelah rerumputan sudah mulai
lajur diantara rencana barisan mengering, dapat dilakukan
tanaman. Tumpukan tersebut tidak pengajiran yang disusul dengan
boleh dibakar, tetapi dibiarkan pembuatan lubang tanam dan
melapuk yang berguna untuk penanaman tanaman penutup tanah
meningkatkan kadar bahan organik setelah kering.
dan unsur hara dalam tanah.
4. Vegetasi Bekas
Penggunaan formula mikrobia dapat
Pertanaman Tanaman Seemusim,
memercepat proses pelapukannya.
pembukaan lahan bekastanaman
3. Vegetasi Rerumputan, semusim atau tegalan praktis tidak
pembukaan lahan dengan vegetasi memerlukan pentahapan, tetapi
rerumputan lebih mudah dan murah hanya sekedar pembersihan lahan
biayanya. Dalam kenyataannya, dari sisa-sisa panen sebelumnya dan
480
pemberantasan rerumputan yang di dalam gawangan (lajur) di antara
biasanya tidak terlalu tebal. rencana barisan tanaman kelapa
Persiapan lahan diusahakan setelah sawit. Akan tetapi, kalau kebunnya
panen tanaman semusim, sehingga masih terpelihara baik, langsung
kondisi lahan relatif bersih. dilakukan penebangan tanaman
Pembersihan rerumputan dapat pokoknya. Metode land
dilakukan secara manual atau dengan clearingdilakukan pada areal tertentu
herbisida akar lahan bebas dari yang mempunyai tahapan yang
rumput dalam waktu relatif lebih berbeda setiap arealnya. Berikut
lama. Setelah panen dan metode dan tahapan dari setiap jenis
pembersihan secukupnya, dapat areal: 1. Areal Datar Bergelombang,
segera dilakkukan pengajiran dan tahapan dari metoda yang areal datar
pembuatan lobang tanam serta bergelombang sebagai berikut imas
penanamaan tanaman penutup tanah. yaitu memotong rapat semak dan
5. Vegetasi Tanaman pohon yang berdiameter <7.5 cm
Perkebunan, prosedur pembukaan hingga tidak lebih 15 cm dari
lahan perkebunan dengan komoditas permukaan tanah, bisa dilakukan di
pepohonan lebih ringan dibanding areal ini, karena areal masih mudah
dengan vegetasi hutan karena lebih untuk dilakukan pembabatan.
teratur, seragam, dan umumnya Apabila land clearing dilakukan
tanpa tanaman bawah. Jika kebun secara mekanis maka tidak perlu
tersebut sudah lama terlantar atau mekakukan imas. Penumbangan
tidak terpelihara dengan baik mekanis dilakukan pada areal datar
sehingga rumputnya sudah tinggi dan bergelombang. Pada areal datar
mulai ditumbuhi semak belukar bergelombang arah tumbangan harus
(banyak dijumpai di kebun karet sejajar dengan arah barisan tanaman;
rakyat), maka pembukaan lahannya 2. Areal Bukit Bergunung,
mirip lahan hutan sekunder.Langkah penumbangan dilakukan dengan
pertama adalah membersihkan menggunakan bulldozer. Pada areal
tanaman bawah berupa rerumputan bukit bergunung arah tumbangan
dan/atau semak belukar, dipotong- harus searah dengan kemiringan
potong sependek mungkin, ditumpuk lereng. Pada areal berbukit-
481
bergunung, pekerjaan menumbang ±250 meter diputus pada setiap jarak
harus dilakukan mulai dari bawah 50 meter dengan lebar ±6 meter.
bukit mengarah ke atas bukit. Hal ini Menandai letak jalan Utama
bertujuan agar pohon tumbangan (Main Road) dan Jalan Pengumpul
tidak menghambat pekerjaan (Collection Road), Mengetahui
tumbang selanjutnya; 3. Areal kondisi lahan secara global meliputi
Rendahanadalah kegiatan membuka topografi dan vegetasi.Memasang
lahan hutan/ areal baru yang pancang utama/kepala.Sebelum
berbentuk datar dan rawa menjadi pelaksanaan blocking area tersebut
lahan perkebunan. Alat penumbang dimulai maka terlebih dahulu perlu
yang digunakan adalah Chainsaw, disurvey pendahuluan berupa rintisan
untuk areal rendahan arah dan pengukuran guna mengetahui
tumbangan searah barisan tanaman. luas, situasi vegetasi, topografi
Seluruh ranting (kanopi) pohon yang sebagai dasar untuk penyusunan
telah ditumbang harus dicincang jadwal kerja dan metode yang akan
dengan panjang 1.5 –2.0 meter untuk dilaksanakan dan perencanaan
memudahkan pekerjaan lainnya. Pada saat survey harus hal
stacking.Pemancangan rumpuk yang harus diperhatikan sesuai
dilakukan apabila seluruh kayu dengan pengelolaan kawasan lindung
sudah dicincang. Lokasi pancang antar lain :Cagar budaya atau tanah
rumpukan nantinya akan dijadikan adat; Flora dan fauna yang
dasar gawangan mati pada saat dilindungisertakelerengan lahan; 3.
pelaksanaan pancang tanam. Kayu Penyelesaian Survei, yaitu
hasil cincangan dirumpuk Perencanaan luas kebun yang akan
memanjang (Stacking) dilakukan dibangun serta tata ruangnya. Luas
dengan menggunakan alat berat satu kebun biasanya disesuaikan
seperti Bulldozer atau Excavator dengan kapasitas pabrik yang akan
dengan jarak antara rumpukan yang dibangun. Satu unit pabrik yang
satu dengan rumpukan lain adalah 2 berkapasitas 30 ton TBS/jam disuplai
baris tanaman atau ±16 meter. Jalur oleh tanaman yang luasnya 6.000 ha,
rumpukan kayu yang panjangnya sedangkan yang berkapasitas 60 ton
TBS/jam membutuhkan areal seluas
482
11.000 ha-12.000 ha. Satu kebun Teknik land clearing;
dibagi dalam beberapa afdeling yang 1.Mekanis, Semi, Rendahan. a.
luasnya 600-800 ha/afdeling Teknik mekanis pengerjaannya
tergantung kondisi areal dan tiap dengan menggunakan alat-alat
afdeling terdiri dari blok tanaman pertanian seperti traktor, buldozer.
yang luasnya 16-40 ha/blok Cara ini digunakan pada areal yang
tergantung kondisi areal. rata (kemiringan 0-8%). Semi
Mekanis : Ada imas; b. Semi
Luas suatu blok tanam kelapa
Mekanis teknik yang ada imas, yaitu
sawit yang ideal adalah ±50 ha (luas
memotong rapat ke permukaan tanah
areal tanam-tidak termasuk jalan).
semak dan tumbuhan yang
Bentuk blok adalah empat persegi
berdiameter <10 cm. alat yang
panjang dengan ukuran 2.000 m x
digunakan dalam proses imas adalah
250 m. Pada blok ukuran 50 ha,
parang/kampak; c. Rendahan
maka panjang jalan 2.000 m dengan
dilakukan secara mekanis dengan
arah Timur-Barat dan lebar jalan 250
menggunakan alat berat excavator
m dengan arah Utara-Selatan. Desain
untuk areal rendhan dan bulldozer
blok seperti ini menjadikan jalan
untuk areal darat. Dalam kegiatan
produksi selalu mendapat sinar mata
perun perumpukan tanaman harus
hari sepanjang hari. Ditengah blok
memperhatikan arah barisan tanaman
dibuat jalan kontrol denganlebar 2 m
nantinya. Perun dengan
-3 m dengan arah timur-barat. Jalan
menggunakan buldozer dan/atau
ini berupa gawangan yang
excavator merupakan kegiatan
dibersihkan tanpa mengurangi
merumpuk kayu hasil imasan dan
populasi per hektar. Bentuk blok
tumbangan pada gawangan mati
dengan ukuran 2.000 m x 250 m
sejajar baris tanaman dengan arah
akan mengoptimalkan efisiensi
Timur – Barat.Kegiatan yang
supervisi dan produktivitas
dilakukan pada areal berbukit,
karyawan, terutama didasarkan atas
Penempatan rumpukan dilakukan
kemampuan rata-rata pemanen
mengikuti areal kontur dan kayu-
mengangkut buah dari dalam blok,
kayu yang melintang pada jalur
hingga TPH dan operasional dengan
kontur tanaman harus dipotong dan
sentralisasi kebun.
483
disusun di jalur rumpukan. Untuk pekerja yang akan melakukan
areal rendahan, penentuan rumpukan pekerjaan tumbang. Jadi sebelum
diserahkan kepada kebijakan pekerjaan Tumbang dilakukan, harus
manajemen. ada yang masuk hutan dulu untuk
merintis jalan bagi pekerja
Teknik kedua pembuatan
berikutnya.
Blok Tata Batas, adalah pelaksanaan
pekerjaan pengukuran untuk Teknik keenam
mengetahui luas dan batas batas
penumbangan jalan atau tahapan
lahan yang berseberangan yang
peremajaan tanaman kelapa sawit
mengacu pada ketentuan teknis
pengukuran tanah untuk meliputi kegiatan penumbangan
mendapatkan detail planimetris
tanaman lama, pencacahan cabang
(X,Y) dan tinggi (h) yang dapat
dan batang, perumpukan, penanaman
memenuhi persyaratan geometrisnya.
tanaman penutup tanah (LCC),
Teknik Ketiga yaitu
pembuatan drainase yaitu pembuatan pemancangan, konservasi tanah,
saluran air memerlukan perhitungan pembuatan lubang tanam, dan
dan syarat teknis (spesifikasi)
penanaman bibit tanaman kelapa
tertentu supaya tujuannya dapat
tercapai. Saluran air harus sawit (Mangoensoekardjo dan
membentuk suatu jaringan dan saling Semangun 2005).Teknik ketujuh
bermuara secara bertingkat, dimana
Perumpukan yaitu Perumpukan
saluran drainase lapangan bermuara
pada drainase pengumpul dan merupakan kegiatan
drainase pengumpul bermuara pada mendistribusikan hasil cacahan
drainase pembuangan. Teknik
sehingga dapat merata dan teratur
keempat yaitu pembuatan jalan.
Teknik kelima Imas, imas adalah (Fadhilla, 2011). Tujuan dari
memotong kayu-kayu kecil ( dengan perumpukan adalah memastikan
diameter < 15 cm ), Tujuan Imas
hasil dekomposisi biomassa dapat
adalah memberikan jalan kepada
484
bermanfaat secara merata. Pada dikerjakan secara manual
485
PENANAMAN KELAPA SAWIT
ABSTRAK
Minyak kelapa sawit adalah salah satu komoditas ekspor nonmigas yang sangat
penting bagi perekonomian Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Sebagai salah satu
komoditas perkebunan, kelapa sawit berperan dalam pembangunan nasional
karena menghasilkan sumber devisa bagi negara. Selain itu kelapa sawit juga
dapat meningkatkan pendapatan petani dan membuka peluang kerja yang luas
bagi masyarakat.Produktivitas yang telah dicapai oleh perkebunan kelapa sawit di
Indonesia saat ini harus terus ditingkatkan dan dipelihara dengan manajemen yang
baik seperti dalam kegiatan pemeliharaan.Salah satu kegiatan pemeliharaan yang
membutuhkan manajemen adalah kegiatan pemupukan. Secara teori, penanaman
kelapa sawit bisa dikatakan mudah dan sulit, bagi petani yang memiliki jam
terbang yang panjang, tentu saja mereka lebih tahu tentang cara menanamnya
dengan cara yang praktis. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang bagus.Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (pembibitan) ada pembentukan cabang yang
luas tanpa perpanjangan internodia (segmen).Titik pertumbuhan telapak tangan
486
terletak di bagian atas batang, tertanam di daun.Di pangkal batang ada pangkal
daun yang melekat kuat (Sunarko, 2008).Pertumbuhan awal daun selanjutnya
akan membentuk sudut. Daun mati yang tumbuh masih melekat pada daun
lainnya.Arah pertumbuhan daun menghilang lurus ke atas dan berwarna kuning.
Leaflet pada daun normal memiliki berat 80-120 lembar.
PENDAHULUAN
487
besar, orientasi pada ekspor, dan5. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
komponen impor yang kecil akan dapat pekerjaan penanaman kelapa sawit
menghasilkan devisa non migas dalam adalah 6-8 Hk/Ha
jumlah yang besar. Produktivitas kelapa3.2.Pola Tanam dan Pola Titik Tanam
sawit sangat dipengaruhi oleh teknik Pola tanam adalah usaha
budidaya yang diterapkan.Pemeliharaanpenanaman pada sebidang lahan dengan
tanaman merupakan salah satu kegiatanmengatur susunan tata letak dan urutan
budidaya yang sangat penting dantanaman selama periode waktu tertentu
menentukan masa produktif tanaman.termasuk masa pengolahan tanah dan
Salah satu aspek pemeliharaan tanamanmasa tidak ditanami selama periode
yang perlu diperhatikan dalam kegiatantertentu.Pola tanam di daerah tropis,
budidaya kelapa sawit adalahbiasanya disusun selama satu tahun
pengendalian hama dan penyakit.dengan memperhatikan curah hujan,
Pengendalian hama dan penyakit yangterutama pada daerah atau lahan yang
baik dapat meningkatkan produksi dansepenuhnya tergantung dari curah
produktivitas tanaman. hujan.Maka pemilihan jenis/varietas
yang ditamanpun perlu disesuaikan
dengan keadaan air yang tersedia
HASIL DAN PEMBAHASAN ataupun curah hujan.
3.2.1. Pengertian Pola Tanam
3.1.Norma Penanaman Kelapa Sawit
Pola tanam adalah usaha
1. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
penanaman pada sebidang lahan dengan
pekerjaan mengukur dan pancang
mengatur susunan tata letak dan urutan
adalah 5-7 orang
tanaman selama periode waktu tertentu
2. Tenaga kerja yang dikerjakan untuk
termasuk masa pengolahan tanah dan
pepmbuatan lubang adalah 6-8
masa tidak ditanami selama periode
HK/ha
tertentu. Pola tanam ada tiga macam,
3. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
yaitu : monokultur, rotasi tanaman dan
pekerjaan mengukur dan pancang
polikultur (Anwar, 2012).
adalah 12-14 Hk/ha
4. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
melakukan pemupukan adalah 1-2
Hk/Ha
488
3.2.2. Macam-Macam Jenis Pola Tanam 3. Segitiga Sama Kaki
Pola tanam terbagi 3 yaitu pola3.4.Pemancangan
tanam monokultur, rotasi tanaman dan Pemancangan yang dimaksud
pola tanam polikultur. adalah pemberian tanda-tanda guna
Pola Tanam Monokultur untuk membuat lubang tanam sesuai
Pertanian monokultur adalah pertaniandengan jarak tanam yang telah
dengan menanam tanamandirencanakan.Selain itu, pemancangan
sejenis.Misalnya sawah ditanami padijuga berfungsi sebagai pedoman untuk
saja, jagung saja, atau kedelai saja. pembuatan jalan, parit, teras, dan
penanaman kacang-kacangan penutup
Rotasi Tanaman (crop rotation)
tanah.
Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman
adalah penanaman dua jenis atau lebih
3.4.1.. Pancang Tanam Kelapa Sawit
secara bergiliran pada lahan penanaman
Pada Daerah Berbukit
yang sama dalam periode waktu tertentu.
Areal penanaman kelapa sawit di
Pola Tanam Polikultur Indonesia terletak pada daerah yang
489
dapat memperbesar risiko kegagalantanah galian lubang bagian bawah atau
terhadap budidaya yang kita lakukan. sub soil ditempatkan di sebelah kiri anak
Direkomendasikan membuatpancang.
lubang tanam kelapa sawit sejak3.5.2. Pembuatan Lubang Tanam
seminggu sebelum proses penanamanKelapa Sawit Di Tanah Gambut
bibit dilakukan. Tujuannya agar waktu Pada umumnya, lubang yang
yang tersedia cukup untuk mengontroldipakai untuk penanaman kelapa sawit di
lubang penanaman yang telah dibuat.Jikalahan gambut ialah lubang ganda (double
rentang pembuatan lubang tanam danhole).Prinsipnya ini merupakan lubang
penanaman bibit terlalu lama, makatanam yang dibuat di dalam lubang.Hal
lubang berpotensi bakal tertimbunini dimaksudkan untuk mengurangi
kembali. Sedangkan bila waktukemungkinan kelapa sawit tumbuh
penggalian terlalu cepat, posisi dansecara miring ke salah satu posisi pada
ukuran lubang tidak bisa terkontrolawal perkembangan, khususnya di lahan
dengan benar gambut yang sedang hingga dalam.
3.5.1. Pembuatan Lubang Tanam Adapun cara pembuatannya
Kelapa Sawit Di Tanah Mineral dimulai dengan menggali lubang
Pembuatan lubang penanaman dipertama atau lubang atas dengan ukuran
tanah mineral dilakukan dengan100 x 100 x 30 cm. Kemudian tepat di
mencangkul sampai kedalaman yangdalam lubang pertama ini dibuat lagi
dikehendaki.Sebagai pertanda posisilubang kedua sebagai lubang tanam
lubang digunakan anak pancang yangsebenarnya dengan ukuran 60 x 60 x 60
ditancapkan persis di tengah-tengahcm. Perhatikan untuk mengumpulkan
lubang tanam.Ukuran lubang penanamantanah top soil dan sub soil dengan posisi
bibit kelapa sawit yang ideal adalah 60 xseperti halnya yang telah dijelaskan pada
60 x 60 cm. pembuatan lubang tanam di tanah
Sementara itu, untuk posisimineral sebelumnya.
lubang pada kedua macam terasan, Model lubang tanam berupa
pembuatan lubang berjarak 1 meter daridouble hole memiliki kelebihan pada
dinding teras.Tanah hasil galian lubangkemampuannya dalam mencengkeram
bagian atas atau top soil dikumpulkan dibatang kelapa sawit dan
sebelah kanan anak pancang. Sedangkanmempertahankan posisi tegaknya.
490
Kemiringan tumbuh kelapa sawit bisaatau melakukan pemupukan dasar harus
terjadi sebab tanaman yang masih mudamemperhatikan curah hujan, untuk
belum mempunyai sistem perakaranmenghindari kehilangan unsur hara
yang cukup kuat untuk memegangpupuk curah hujan yang ideal adalah
lapisan tanah gambut yang notabene100-200 mm per bulan
akan mengalami penyusutan seiring
3.6.Penyisipan
berjalannya waktu. Lubang ganda secara
Penyisipan merupakan kegiatan untuk
bertingkat memungkinkan tingkat
mengganti yang telah mati, hilang atau
penyusutan tanah dapat berkurang
kemungkinan besar tanaman tidak akan
hingga akar tanaman berkembang cukup
berproduksi optimal. Penyisipan
kuat.
bertujuan untuk memastikan bahwa
Walaupun metode lubang ganda
tanaman-tanaman yang ada di lapangan
ini tidak bisa menjamin seratus persen
adalah tanaman produktif.
kelapa sawit di lahan gambut bakal
3.6.1. Penyisipan Tanaman Belum
tumbuh secara tegak layaknya di lahan
Menghasilkan
mineral, tetapi setidaknya metode ini
3.6.2.1 Pedoman Penyisipan
bisa mengurangi risiko kemungkinan
Umur 1 dan 2 tahun setelah
tumbuhan miring.Perlu diketahui, kelapa
tanam, sisiplah setiap titik yang
sawit yang tumbuh miring memerlukan
kosong, tanaman tidak produktif,
energi pertumbuhan yang lebih besar
crown disease dll. Penyisipan harus
sehingga membuang banyak energi
selalu dilaksanakan pada musim
percuma. Jika kondisi ini terus berlanjut,
hujan.
produktifitas kelapa sawit yang
Umur 3 – 4 tahun setelah tanam,
dibiarkan tumbuh miring akan berkurang
jika hanya satu titik diantara dua
drastis.
pohon yang kosong tidak disisip, jika
2 kosong, sisip 1, dan jika 3 atau 4
3.5.3 Pemupukan Dasar Lubang Tanam
kosong sisip 2 atau tegantung pada
Pemupukan dasar bertujuan untuk
lokasi.3
menyediakan kebutuhan hara
bagi
Umur 5 tahun setelah tanam tidak
tanaman sehingga tanaman akan tumbuh
ada penyisipan, kecuali jika ada
dengan baik dan akan mampu berpotensi
tempat kosong karena kejadian yang
secara maksimal. Dalam pelaksanaan
tidak biasa, misalnya serangan
491
penyakit akar yang hebat atau Transplanting harus dilaksanakan
kerusakan angin dll. pada musim tanam dan curah hujan
Kelapa sawit yang menderita yang cukup.
crown disease harus diganti karena Saat pemindahaan tanaman
produksi dari pohon seperti itu akan sisipan harus diikatkan menjadi satu
sangat berpengaruh, untuk memudahkan pengangkutan
Kelapa sawit yang mengalami dan pelaksanaan penanaman.
transplanting shock yang parah atau Sebaiknya polybag, digeser 2-3
diserang hama dan penyakit yang minggu sebelum pengangkatan, untuk
parah harus diganti. memutuskan akar-akar yang tumbuh
3.6.2.2 Bahan Tanaman Untuk Menyisip menembus dasar polybag. Ini
Untuk mencapai seleksi di merangsang pertumbuhan akar baru
pembibitan optimum dan sebelum dipindahkan ke lapangan.
menyediakan bahan tanaman sisipan Selam periode ini harus dilakukan
yang mencukupi, pemesanan biji penyiraman setiap hari.
harus lebih 30% dari kebutuhan3.6.2.4.Sensus
lapangan yang sebenarnya (25% Kegiatan sensus pohon
untuk seleksi dan 5% untuk sisipan). bertujuan untuk menghitung pohon
Dianjurkan bahwa 5% bahanyang produktif dan non produktif
tanaman untuk sisipan harusserta untuk memonitoring efektifitas
ditempatkan dengan jarak yang lebihpanen dengan melihat pola tanam
lebar (1,5m x 1,5m) dari awal untukyang sudah ditanam. Adapun tujuan
mendapatkan pertumbuhan yanghasil sensus adalah kemudahan
optimal. Bahan tanaman ini harusmengelola kebun, antara lain:
ditanam dalam polybag yang Mengetahuai Jumlah tanaman
berukuran 50cm x 60cm x 0,2mm. dewasa yang hidup normal dan
produktif.
Tanaman dewasa yang abnormal
3.6.2.3. Persiapan Penyisipan
karena genetis ( chimera, crown
Lakukan pemotongan pelepah
disease, erect, juvenil, aborsi,giant,
mati dan yang tidak perlu, untuk
flat top).
memudahkan pengangkatan
492
Titik tanaman yang kosong atauKESIMPULAN DAN SARAN
tanaman yang mati.
4.1.Kesimpulan
Tanaman yang terserang hama dan
penyakit. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman
Umur dan jumlah tanaman sisip. penghasil minyak nabati yang dapat
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu: Selatan.Curah hujan optimal yang
penebangan pada tanaman kelapadikehendaki antara 2.000-2.500 mm per
sawit yang tidak diharapkantahun dengan pembagian yang merata
keberadaannya diareal perkebunan. sepanjang tahun. Lama penyinaran
Tanaman yang sudah ditebang makamatahari yang optimum antara 5-7 jam
selanjutkan dilakukan pembersihanper hari dan suhu optimum berkisar 240-
pada bekas penebangan dengan cara380C Tanaman kelapa sawit
mengenepikan pohon kelapa sawitmulai berbuah setelah 2,5 tahun dan
yang sudah ditebang masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.
Dapat dipanen jika tanaman telah
Kemudian dilakukan pelobagan untuk
berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah
penanaman sebagai pengganti
telah matang panen, dari 5 pohon
tanaman yang mati atau rusak tadi
terdapat 1 tandan buah matang panen.
Setelah pembuatan lobang tanam
Ciri tandan matang panen adalah
maka dilakukan penanam pada bibit
sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh
kelapa sawit yang dijadikan sebagai
dari tandan yang beratnya kurang dari 10
pengganti, bibit yang dibutuhkan
kg atau sedikitnya ada 10 buah yang
merupakan bibit yang tidak terlalu
lepas dari tandan yang beratnya 10 kg
kecil sehingga pertumbuhannya dapat
atau lebih. Tanaman dengan umur
menyeratai pada tanaman yang
kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan
lainnya
kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan
493
umur lebih 10 tahun, jumlah brondolanSastrosayono, S., 2003. Budidaya
sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka,
sawit akan menghasilkan tandan buahJakarta.
segar (TBS) yang dapat dipanen pada
saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa
Sawit. Kanisius.Yogyakarta.62 Hal.
4.2 Saran
dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
494
hal.
ABSTRAK
495
Kata kunci : Pemeliharaan tanaman
496
Tabel 1. Norma Perawatan TBM 3.2.Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma terdiri
Periode
dari berbagai cara yang bisa
TBM 0 dilkukan.
Menyatakan keadaan lahan sudah Pada dasarnya
selesai dibuka, ditanami ada enam
teknik
kacangan penutup tanah dan kelapa pengendalian
sawit gulma,
sudah ditanam pada yaitu :
tiap titik panjang. mekanis, kultur teknis, fisik,
TBM 1 Tanaman pada tahun ke I (0-12 biologis,
bulan) kimia dan terpadu. Dewasa
TBM 2 Tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
ini pengendalian gulma dengan cara
TBM 3 Tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)
kimia sangat diminati karena mudah
Pemeliharaan Tanaman Belum
untuk mengaplikasikannya, harga
Menghasilkan adalah awal dari
relatif murah, serta dapat menekan
penentuan tinggi rendahnya tandan
gulma dalam waktu yang lebih
yang akan dihasilkan setelah pada
singkat.
awal telah diikuti dengan sistem
3.2.1. Definisi dan Tujuan
yang telah diatur sehingga
Pengendalian
tanaman dapat disebut “TBM“.
Gulma adalah tumbuhan yang
Perihal yang menjadi fokus pada
tumbuh pada tempat yang tidak
pemeliharaan ini diantaranya :
dikehendaki dan merugikan tanaman
1. Sensus tanaman dilakukan pada yang diusahakan.Tujuan
umur 6,14,17,20, dan 23 bulan pengendalian gulma adalah untuk
setelah tanam. Untuk pohon memaksimalkan penyerapan unsur
abnormal diberi tanda silang cat hara yang berada didalam tanah oleh
warna putih untuk dilakukan tanaman budidaya dan juga untuk
pembingkaran pohon abnormal mencegah berkembangnya penyakit
atau virus yang mungkin
2. Tenaga kerja yang dibutuhkan
berkembang pada tanaman budidaya.
untuk pekerjaan konsolidasi
3.2.1.1. Pengendalian Gulma
adalaah 1-2 Hk/ha
Pengendalian gulma
3. Tenaga kerja yang dibutuhkan merupakan suatu proses membatasi
untuk pekerjaan penanaman pertumbuhan dan perkembang
tanaman sisipan adalah 2-4 biakan gulma sedemikian rupa agar
HK/ha tanaman budidaya mampu
497
menghasilkan produktifitas yang 3.2.1.3. Pengendalian Piringan
lebih tinggi, sehingga petani akan Piringan adalah areal
mendapatkan keuntungan yang lebih berbentuk lingkaran dibawah pohon
optimal. Pengendalian gulma bukan kelapa sawit dengan diameter
berarti membasmi populasi gulma tertentu. Tujuan pengendalian
sampai habis melainkan hanya piringan adalah menghilangkan
sebatas menekan populasi gulma gulma pada bagian piringan untuk
sampai ketingkat populasi yang tidak mempermudah proses pemupukan
merugikan secara ekonomi atau tidak dan untuk tanaman kelapa sawit yang
melalui ambang ekonomi. menghasilkan bertujuan untuk
3.2.1.2. Pengendalian Ilalang mempermudah proses pemanenan.
Ilalang adalah tumbuhan 3.2.1.4. Pengendalian Gawangan
gulma yang sering tumbuh pada Gawangan hidup adalah areal
lahan kosong maupun perkebunan, diantara baris kelapa sawit yang
perkembangbiakannya berlangsung digunakan untuk aktivitas
dengan cepat dan perakaran yang mengeluarkan tandan buah segar ke
kuat.Tujuan pengendalian ilalang tempat pengumpulan hasil.
adalah untuk memberhentikan Gawangan mati adalah areal diantara
perkembangbiakannya yang cepat baris kelapa sawit yang digunakan
karena sangat cepat dalam menyerap untuk tempat pelepah yang telah di
unsur hara yang berguna untuk pruning.Tujuan pengendalian
tanaman budidaya. gawangan adalah mengendalikan
atau mebuang gulma yaang tidak
bisa dikendalikan dengan
penyemprotan herbisida tanpa
menyebabkan keruskan padatanaman
kelapa sawit yang masih muda,
mencegah berkembangnya gulma
kayu-kayuan.
3.2.2. Pengendalian Gulma Terpadu
Pengendalian secara Prventif
498
Pengendalian dengan upaya terpadu dilakukan untuk menghindari
preventif (pembuatan ketergantungan dari bahan kimia
peraturan/perundangan, yaitu melalui eksplorasi musuh alami
karantina, sanitasi dan peniadaan gulma.
sumber invasi).Tindakan paling dini Pengendalian kimiawi secara
dalam upaya menghindari kerugian selektif dan spesifik
akibat invasi gulma adalah Pengendalian gulma dengan
pencegahan (preventif). Pencegahan menggunakan senyawa kimia tanpa
dimaksud untuk mengurangi mengganggu tanaman pokok dikenal
pertumbuhan gulma agar usaha dengan nama “Herbisida“.
pengendalian sedapat mungkin Kelebihan dan keuntungan
dikurangi atau penggunaan herbisida dalam
ditiadakan.Pencegahan sebenarnya pengendalian gulma antara lain:
merupakan langkah yang paling tepat 6. Herbisida dapat mengendalikan
karena kerugian yang sesungguhnya gulma yang tumbuh bersama
pada tanaman budidaya belum tanaman budidaya yang sulit
terjadi.Pencegahan biasanya lebih disaingi.
murah, namun demikian tidak selalu 7. Herbisida pre-emergence
lebih mudah.Pengetahuan tentang mampu mengendalikan gulma
cara-cara penyebaran gulma sangat sejak awal.
penting jika hendak melakukan 8. Pemakaian herbisida dapat
dengan tepat. mengurangi kerusakan akar
Pengendalian secara biologi dibandingkan pengerjaan tanah
Pengendalian yang dilakukan waktu menyiangi secara
dengan mengembangkan tumbuhan mekanis.
liar berguna serta introduksi dan 9. Erosi dapat dikurangi dengan
eksplorasi musuh alami membiarkan gulma (rumput)
gulma.Tumbuhan liar berperan tumbuh secara terbatas dengan
sebagai inang dari pemakaian herbisida.
predator/parasitoid terhadap ulat 10. Banyak gulma yang bersifat
pemakan daun kelapa sawit pohon lebih mudah dibasmi
(UPDKS).Pengendalian gulma dengan herbisida.
499
Penggunaan herbisida yang berhasil tanaman budidaya kelapa sawit.
sangat tergantung akan Pengcangkolan juga bisa dilakukan
kemampuannya untuk membasmi guna memberantas tanaman
beberapa jenis gulma dan tidak pengganggu ini. Untuk
membasmi jenis-jenis lainnya memperlambat tumbuhnya gulma
(tanaman budidaya). kembali, para petani juga sering
menutup area piringan dengan mesih.
3.3.Teknik Pengendalian Gulma
3.3.4.3. Pengendalian Gulma Mekanik
Gulma dapat dikendalikan
Metode mekanis dilakukan
dengan berbagai cara dan teknik,
dengan memanfaatkan bantuan
berikut teknik-teknik dalam
mesin untuk mengendalikan gulma
pengendalian gulma :
di lahan budidaya.Karena
3.3.4.1. Pengendalian Gulma Biologi
menggunakan mesin, tentu saja
Pengendalian secara biologi
pekerjaan pun menjadi terasa lebih
dilakukan dengan mengembangkan
ringan dan lebih cepat.Beberapa
tumbuhan liar berguna serta
mesin yang umumnya dioperasikan
introduksi dan eksplorasi musuh
di kebun-kebun kelapa sawit di
alami gulma.Tumbuhan liar berperan
antaranya mesin babat, traktor
sebagai inang dari
tangan, dan traktor.
predator/parasitoid terhadap ulat
pemakan daun kelapa sawit
3.3.4.4. Pengendalian Gulma Kimiawi
(UPDKS).Pengendalian gulma
Metode kimia ini merupakan
terpadu dilakukan untuk menghindari
suatu metode yang menggunakan
ketergantungan dari bahan kimia
bahan-bahan kimia guna
yaitu melalui eksplorasi musuh alami
mengendalikan pertumbuhan
gulma.
gulma.Itu sebabnya, penerapannya
3.3.4.2. Pengendalian Gulma Manual
pun harus berhati-hati dan sesuai
Metode manual adalah cara
petunjuk di kemasan.Pemberian
penanggulangan gulma dengan
dosis yang keliru justru bisa merusak
menggunakan tenaga manusia. Cara
kondisi lahan budidaya.Herbisida
ini biasanya dilakukan dengan
ialah bahan yang banyak dipakai
mencabuti membabati gulma-gulma
yang tumbuh di sekitar
500
untuk mengatasi gulma pada metode spot spraying. Sedangkan
tanaman kelapa sawit. pada kebun yang sudah normal
3.3.4.5. Teknik Rotasi Pengendalian kondisi lalangnya (lalang kontrol)
Ilalang diberantas dengan cara Wiping
Rotasi tanaman atau (diusap dengan kain yang dibalutkan
pergiliran tanaman sebenarnya di jari tangan). Untuk Spot spraying,
bertujuan memanfaatkan tanah, air, dikonversikan kebutuhan herbisida
sinar matahari dan waktu secara dan air sesuai dengan
optimum sehingga diperoleh hasil anjuran.Misalnya 15% dari total
yang memadai. Dengan pergiliran areal.
tanaman maka pada umumnya Pemupukan
permukaan tanah akan selalu tertutup 5.4.1. Definisi dan Tujuan
oleh naungan daun tanaman, Pemupukan
sehingga gulma tertekan. Pemupukan adalah
3.3.4.6. Pengendalian Sheet Ilalang penambahan satu atau beberapa hara
Pada pertumbuhan ilalang tanaman yang tersedia atau dapat
yang meluas (sheet), metode tersedia ke dalam tanah/tanaman
pengendalian yang efektif adalah untuk dan atau mempertahankan
dengan cara kimia (penyemprotan kesuburan tanah yang ada, yang
herbisida). ditujukan untuk mencapai
Aplikasi dengan menggunakan hasil/produksi yang tinggi.
Medium Volume (MV = 450-600 Pupuk makro adalah pupuk
lt/Ha) didasarkan atas tebalnya yang mengandung unsur hara yang
pertumbuhan lalang dan kecepatan dibutuhkan tanaman dalam jumlah
angin dikawasan yang akan banyak, yaitu Nitogen (N), Fosfor
disemprot. (P), Kalium (K), dan Magnesium
(Mg). Sedangkan pupuk mikro
adalah pupuk yang mengandung
3.3.4.7. Pengendalian Ilalang unsur hara yang dibutuhkan tanaman
Sporadis dan Ilalang Kontrol
dalam jumlah sedikit, yaitu Boron
Pertumbuhan lalang yang
(B), Copper (Cu), Zinc (Zn), dan
sporadis (terpencar-pencar) akan
Ferrum (Fe).
lebih efektif jika diberantas dengan
501
Unsur-unsur hara mikro Usaha yang dilakukan untuk
merupakan unsur-unsur hara yang memperbaiki kesuburan tanah adalah
sama pentingnya dengan unsur-unsur dengan melakukan pemupukan
hara makro bagi tanaman, walaupun menggunakan pupuk organik.
dalam hal ini kebutuhannya hanya Kandungan unsur hara dalam pupuk
sedikit. Unsur hara mikro biasa juga kandang tidak terlalu tinggi, tetapi
disebut unsure hara minor atau trace jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu
element.Kalau terdapat dalam jumlah dapat memperbaiki sifat – sifat fisik
yang berlebihan dapat menjadi racun tanah seperti permeabilitas tanah,
bagi tanaman. porositas tanah, struktur tanah, daya
menahan air dan kation – kation
tanah. Pupuk organik adalah pupuk
yang terbuat dari sisa-sisa mahluk
hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh
bakteri pengurai. Contohnya adalah
pupuk kompos dan pupuk
kandang.Pupuk kompos berasal dari
sisa-sisa tanaman, dan pupuk
kandang berasal dari kotoran
ternak.Pupuk organik mempunyai
komposisi kandungan unsur hara
yang rendah.
4.1.Kesimpulan
502
belum menghasilkan yaitu meliputi potongan pruning. Pada TBM I dan
Rawat jalan tikus, rawat piringan, II gawangan harus ditumbuhi LCC
pengendalian gulma, rawat 100%, sedangkan pada TBM III
gawangan, konsolidasi, pemupukan, selain 100% LCC ada toleransi untuk
dan kastrasi sanitasi. tumbuhnya rumput rumputan
1. Perawatan jalan tikus
Jalan tikus terletak di antara dua 4.1. Saran
baris tanaman kelapa sawit yang
berfungsi sebagai jalan para pekerja DAFTAR PUSTAKA
untuk melakukan perawatan secara
keseluruhan.
2. Perawatan piringan Mangunsong, I. 2013. Perawatan
Piringan tanaman kelapa sawit harus Pohon Kelapa Sawit.
terbebas dari gulma sehingga <http://daunhijau.com/category/
pemupukan bisa efektif dan kelapa-sawit/perawatan-pohon-
tersedianya ruang pertumbuhan bagi kelapa-sawit/>. Diakses pada tanggal
tanaman. 20 maret 2020
3. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma berkaitan Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap
dengan perawatan piringan, Kelapa Sawit. Penebar Swadaya,
gawangan dan jalan tikus. Jakarta.
Pengendalian gulma dilakukan
dengan cara khemis, biologis, dan Pardemean, M. 2008. Panduan
mekanis. Namun lebih Lengkap Pengelolaan Kebun dan
mengutamakan cara non khemis agar Pabrik Kelapa Sawit. Agro Media
menjaga kelestarian lingkungan. Pustaka, Jakarta.
Pengendalian hama dengan pestisida
hayati untuk mencegah rusaknya Risza, S. 1994. Kelapa Sawit, Upaya
keseimbangan ekosistem. Peningkatan Produktivitas. Kanisius,
4. Perawatan gawangan Yogyakarta.
Gawangan merupakan tempat
mengumpulkan pelepah hasil
503
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya <http://sundari075210. student
Kelapa Sawit: Teknik Budidaya, .ipb.ac.id/2013/03/03/babat-gulma-
Panen, dan Pengolahan. Kanisus, piringan-kelapa-sawti-tbm/>.
Yogyakarta. Diakses pada tanggal 20 maret
2020
Sundari. 2013. Babat Gulma
Piringan Kelapa Sawit TBM.
PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
E-mail : ficiramadhani7139@gmail.co
ABSTRAK
tanaman menghasilkan (TM) bahwa yang di maksud TBM pada kelapa sawit
adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama
berlangsung 30-36 bulan. Periode waktu TBM pada tanaman kelapa sawit terdiri
dari: TBM 0: Menyatakan keadaan lahan suda ditanami kacangan penutup tanah
dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik tanam. TBM 1: Tanaman pada
tahun ke –I (0-12 bulan) TBM 2: Tanaman pada tahun ke –II (13-24 bulan)
504
TBM 3: Tanaman pada tahun ke - III (25-30 atau 36 bulan) Pemeliharaan TBM
tanaman belum menghasilkan ( TBM) dan kelapa sawit sudah ditanam pada
bahwa yang di maksud TBM pada pada tahun ke –I (0-12 bulan) TBM
kelapa sawit adalah masa sebelum 2: Tanaman pada tahun ke –II (13-24
panen (dimulai dari saat tanam sampai
bulan) TBM 3: Tanaman pada tahun
panen pertama berlangsung 30-36
ke - III (25-30 atau 36 bulan)
505
Pemeliharaan TBM adalah untuk
kurang.
506
sawit sudah ditanam pada Masa tanam 8 tahun, dikategorikan
keIII (25-30 atau 36 bulan) dalam usia muda yang memiliki ciri
telah diikuti dengan sistem yang telah II.3. Masa tanam 16 tahun,
Usia Tanaman 20
507
kosong maupun di bekas sawah dan rumpukan. Disebut
Disebut piringan adalah karena area ini (control) harus dibedakan dengan
508
atau fungi dapat erpotensi II.4. Teknik Pengendalian Gulma
- Di cabut - Chromolaenaodorata
- Di babat - Melastomamalabathricum
kimiawi metalmetsufurondengandosisiparaquat
mengendalikankeladi liar
509
adalahdengan penyemprotan 2.6. Pengendalian Hama Dan
Kucing adalahbinatangpenggaggutanaman
tradisional. Rayap
510
Penyakit garis kuning pada mempermudah pekerjaan panen dan
Penyakit batang dry basal rot. 2.8.1. Definisi Dan Manfaat Sensus
ini mengandung dua aspek yang saling gejala pada bagian vegetatif, bagian
masih produktif (daun masih hijau) Pokok Non Valuer adalah Pokok yang
tetap dipertahankan, tetapi di lain pihak tidak bernilai, artinya pokok yang tidak
511
abnormal di lapangan sangat 13. Tanda sensus harus dibuat
files sensus.
b. Tenaga Kerja
512
Tiap divisi pada suatu kebun b. Tenaga kerja
memerlukan 2-3 tim sensus (prestasi 5- Jumlah atau banyaknya Tim Sensus
7 ha/hk). Mandor Perawatan divisi dalam satu divisi ditentukan oleh luas
bertindak sebagai koordinator divisi areal dan target waktu yang telah
Penghitung
- Pengait/egrek sensus
513
penyangga timbangan (tripod)
514
alang, pengendalian gulma yaitu: tepat dosis, tepat waktu,
515
mengandung dua aspek yang Covid-19 ini menjadi terganggunya
kehidupan sehari-hari. Adanya wabah Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan
516
Pemasaran. Edisi Revisi, Penebar Harmen, 2005.Standar Manajemen
Pustaka
PANEN
Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan
hasil ke pabrik Kelapa Sawit (PKS).Panen merupakan salah satu kegiatan penting
(bibit) dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam
517
pemeliharaan tanaman,panen juga salah satu faktor yang penting dalam
panen, angkut harus dikelolah dengan baik, karena kegiatan panen, angkut, olah
kegiatan panen diharapkan TBS akan lebih cepat terkumpul pada TPH agar
sistem panen. Bila pengaturan anacak panen tepat maka pengumpulan TBS di
terlambat maka kualitas TBS akan menurun dan pada akhirnya kualitas CPO juga
518
dalam pencapaian harus dikelolah dengan baik,
519
panen, topografi, dan sistem pengangkutan hasil ke TPH, dan
(PKS).
NORMA PANEN KELAPA SAWIT pada saat tandan buah segar (TBS)
520
Ajir : Pancang yang merupakan sawit di Indonesia menggunakan rotasi
titik dimanan tanaman di tanam di panen 7 hari. Tiap areal panen dapat
Alat berat : alat-alat yang besar namun rotasi panen harus tetap 7 hari.
Ancak : Areal tertentu yang dengan sistem panen 5/7 yaitu hari
521
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga kandungan asam lemak bebas
dan membentuk buah setelah berumur minimal. pada saat ini kriteria
minyak yang tinggi dengan kualitas Waktu yang paling pas untuk
2.5.1. Kriteria Panen Buah dan fraksi 3. Pada fraksi 2, TBS kelapa
522
di fraksi 3 mempunyai rendemen berikutnya. Taksasi panen dilakukan
23,86% dan kandungan ALB 2,71%. pada sore hari sebelum besoknya
panen harian yang dipanen pada hari- adalah untuk menentukan jumlah
tidak selesai dipanen dan Setiap hari kerja wajib memeriksa hasil
biasa disebut dengan taksasi panen Adapun tugas dan tanggung jawab
523
Menjalankan fungsi kontrol terhadap Semua TBS diperiksa dan setiap
area perkebunan dengan luas yang buah mentah ditulis, buah mentah
pada pagi hari, dan melaksanakan 2.8.1. Definisi Premi Potong Buah
seluruh buah masak telah dipanen, dan harus bekerja lebih keras untuk
tidak ada buah masak yang tertinggal berbagai keadaan atau kondisi kerja
Krani panen mempunyai tugas dan tersebut bekerja melebihi waktu kerja
kewajiban terhadap panen sebagai normal atau lembur, kerja saat hari
TBS yang sudah diletakan di TPH, Selain itu menurut Ghani (2003) premi
buah. Buah dicatat pada “buku pekerja apabila telah melampaui batas
Buah
524
Setelah siap borong, karyawan Sistem premi potong buah
buah sebagai “lebih borong” dengan karena kondisi lapangan dan aspek-
tarif yang sangat menarik untuk aspek sosial ekonomi yang berbeda
karyawan sendiri maupun untuk antar kebun maka standar premi juga
cukup adil baik untuk karyawan sendiri tercakup dalam jumlah borong janjang
525
penerimaan sekaligus pada saat tersedianya tenaga potong
526
pelepasan serangga E. pemotongan pelepah,
527
terampil dalam jumlah yang 1.2 ton/hk, Pada saat kelapa
terpanen pada waktu yang tepat tandan buah dari pohon sampai
Pemanenan: Afdeling :
528
dalam pekerjaan land clearing setelah 5 -6 bulan setelah
13. Rotasi panen atau yang biasa jingga jika masak. Proses
529
minimal. padasaat ini kriteria mempunyai rendemen 23,86%
16. Waktu yang paling pas untuk biasa disebut dengan taksasi
530
perusahaan karena pegawai buah, pembagian ancak,
mempersiapkan pelaksanaan
531
Diharapkan semoga ilmu yang sudah Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I.
532
Jakarta : PT Agro Media Pustaka
E-mail : ficiramadhani7139@gmail.com
ABSTRACT
Proses penanganan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yaitu pemanenan,
Di dalam industri minyak kelapa sawit, ketersediaan TBS kelapa sawit sebagai
bahan baku minyak kelapa sawit harus dipertahankan, kuantitas dan kualitasnya.
yang lain. Misalnya hambatan di pengangkutan TBS dari kebun ke pabrik minyak
pengolahan minyak, kapasitas pengolahan, dan kualitas akhir minyak kelapa sawit
tahap kritis dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, dan kadang menjadi
angkut yang baik diperlukan agar dapat menyediakan TBS bagi PMKS dalam
533
jumlah maksimum dan penurunan kualitas minimum. Ketepatan metode panen
tertinggi dengan kualitas yang dapat diterima konsumen dan dengan biaya
dipertimbangkan.
Pada saat dilakukan pemanenan kelapa ini dikarenakan oleh pecahnya dinding
fisik. Kerusakan buah pada tahap diterima konsumen dan dengan biaya
meningkat cepat jika struktur sel kualitas akhir dari waktu ke waktu
534
PEMBAHASAN dikenalkan sejak tahun 1973. Physical
tersebut. Ada dua proses yang Tahap pertama yang dilalui pada
Oil (CPO) yaitu proses refinery dan Neutralization. Crude oil dipanaskan
menghilangkan free fatty acid (FFA), dalam crude oil) sekitar 20%.
bau, serta menurunkan warna sehingga Neutralized palm oil (NPO) kemudian
memenuhi syarat mutu gunanya. dicuci dengan 10-20% air panas untuk
pembuatan minyak kelapa sawit yang oil dipisahkan dengan soap hasil
535
pencucian melalui proses sentrifugasi lebih berdasarkan kelarutan ( solubility
dan kemudian dikeringkan secara ) dan melting point nya. Hal ini sudah
vacum hingga moisture levelnya di review oleh Timms (179) dan Gibon
kurang dari 0,05%. Neutralized palm dan Tirtiaux (180) bahwa less-soluble,
oil kemudian masuk kedalam tahap higher fractions disebut stearins dan
tahap ini neutralized palm oil disebut oleins. Trigliserida palm oil
ditreatment menggunakan bleach earth terdiri dari campuran fatty acid dengan
dengan perlakuan yang sama seperti panjang rantai dan derajat kejenuhan
suhu 240- 260oC dan tekanan vakum dan persyaratan teknis sesuai dengan
FFA, volatil oxidation product, dan a. Status hak atas tanah dan/atau izin
dan lemak menjadi dua komponen atau bangunan – dalam hal ini setiap orang
536
dan atau badan hukm dalam permukaan tanah dan Koefisien Tapak
atas tanah atau tanda bukti perjanjian (“KDB”) maksimum yang diizinkan;
pemanfaatan tanah (apabila tanahnya Koefisien Lantai Bangunan (“KLB”)
bukan milik pemilik gedung);
maksimum yang diizinkan; Koefisien
2. Data pemilik bangunan gedung;
Dasar Hijau (“KDH”) maksimum yang
3. Rencana teknis bangunan gedung;
diizinkan; KTB Maksimum yang
4. Rencana teknis bangunan gedung ini
diizinkan; dan Jaringan utilitas. d.
dibuat berdasarkan surat keterangan
Hasil Analisis Mengenai Dampak
rencana kabupaten/kota untuk lokasi
Lingkungan bagi bangunan gedung
yang akan dibangun gedung tersebut
yang menimbulkan dampak penting
yang diberikan oleh Pemerintah
terhadap lingkungan.
Daerah (“Surat Keterangan Rencana
Persyaratan Teknis Meliputi:
Kabupaten/Kota”) dan di dalam Surat
a. Persyaratan Tata Bangunan yang
Keterangan Rencana Kabupaten/Kota
Meliputi:
tersebut berisi: Fungsi bangunan
1. Persyaratan peruntukan bangunan
gedung yang dapat dibangun pada
gedung sesuai dengan Rencana Tata
lokasi yang bersangkutan;
Ruang Wilayah kabupaten/kota
Ketinggian maksimum bangunan
(“RTRW”);
gedung yang diizinkan; Jumlah
537
2. Rencana Detail Tata Ruang adanya keseimbangan antara nilai-nilai
538
1. Usaha Budidaya Tanaman timbangan, yaitu jembatan timbang I
539
g) Block/Divisi sama seperti penimbangan
540
sudah turun dari kendaraan dan d) 1 lembar tiket warna kuning
sopir harus turun dari atas dan jenis Dura.Kriteria matang panen
a) 1 lembar tiket warna hijau proses, buah kelapa sawit yang sudah
541
Perebusan / sterilisasi kelapa diperoleh hasil perebusan yang
sawit yang masih berupa tandan buah cara mengangkat dan membantingnya
Segar (TBS) yang pertama adalah (tandan kosong sawit) ke empty bunch
dilakukan dalam bejana bertekanan sawit). TBS yang telah direbus dikirim
terhadap air di dalam buah, jika dari tandan kosong yaitu sebagai
dalam daging buah dan dapat juga hoisting crane dan di tuang ke
542
2. Pemipilan dilakukan dengan 3. Didalam digester buah diaduk
akan jatuh melalui kisi-kisi dan terdiri dari tabung silinder yang
mantel.
543
Brondolan yang telah mengalami berondolan yang sudah terisi penuh
Proses ini terdiri dari: kasar. Buah – buah yang telah diaduk
Fruit Elevator yang fungsinya untuk oleh cone, massa tersebut diperas
544
menuju stasaiun clarifikasi, sedangkan suplesi (pengencer) sebanyak ± 20%.
ampas dan biji masuk kestasiun kernel. Pemberian air suplesi dimaksudkan
Cairan yang keluar dari alat kempa kotoran di Vibrating Screen dan
terdiri dari campuran minyak, air, dan memudahkan pemisahan minyak pada
lainnya perlu dilakukan dengan proses Sand trap tank adalah alat yang
mendapatkan minyak dengan kualitas antara air dan minyak dimana berat
kadar air 0,2% dan kotoran 0,004%, jenis air lebih tinggi dari minyak,
Talang minyak mentah (Oil Gutter) dari screw press masuk sand trap tank,
(Sand Trap Tank). Sebagian besar air pertama kali mengeluarkan sludge
545
adalah sand trap tank, dan pada sand Saringan berge tar terdiri dari 2 tingkat
trap tank terdapat buffle, yaitu suatu saringan. Tingkat atas memakai
pada sand trap tank harus mencapai dipergunakan saringan 40 mesh. Crude
95° C, agar pada saat dilakukan oil yang telah diencerkan dialirkan ke
bahwa Faktor-faktor yang dapat Crude oil tank adalah tangki penampug
tank adalah suhu, kondisi mesin buffle pemanas steam coil (suhu 90⁰C), yang
memisahkan minyak kasar (crude oil) 3 kg/cm2. Injeksi steam ini digunakan
dari pasir serta benda-benda lain yang untuk mempertahankan suhu COT
terikut dengan dibantu oleh panas dari pada kisaran 90 sampai 95 0C.
steam yang diinjeksikan ke dalam Fungsi dan tujuan alat ini adalah untuk
tangki yang bersuhu 90°– 95°C. mengendapkan pasir/ NOS halus yang
546
masih terikut dari vibrating screen dan indikator yang dapat digunakan adalah
countinous sttling tank. Selain itu juga lapisan minyak dalam CST selalu
berfungsi untuk menambah panas dan dikontrol agar ketebalan bekisar 30-50
memisahkan minyak, air dan sludge antara larutan yang berbeda jenis.
dengan berat jenis yang lebih kecil Oil tank berfungsi untuk menampung
yaitu 0,8 gram/cm3 akan berada pada sementara minyak yang keluar dari
lapisan yang paling atas, sedangkan air CST sebelum masuk ke purifier. Pada
yang berat jenisnya 1 gram/cm3 akan tanki ini minyak diberikan pemanasan
gram/cm3 dari CST. Minyak hasil dari menurunkan berat jenis minyak
kedalam oil tank, sedangkan sludge dipurifier bisa berjalan lebih baik Di
dialirkan kedalam sludge tank. Untuk bagian bawah oil tank berbentuk
547
mengendap dan ujungnya terdapat pipa berat jenis 1,3 gram/m3, sehingga
menuju crude oil tank. Pipa ini fluida yang masa jenisnya lebih berat
berfungsi untuk mendrain minyak yang (kotoran dan air ) bergerak menuju
kotor. Panas yang ada menyebabkan dinding bowl dan minyak yang massa
air dan kotoran akan turun ke lapisan jenisnya lebih kecil bergerak menuju
standar minyak di oil tank adalah dindingdinding bowl dan keluar pada
kandungan kotoran 0.5% - 0.7% dan saat pencucian sedangkan air langsung
kandungan air 0.1% - 0.3%, hal ini keluar. Minyak yang keluar dari
stasiun pemurnian PKS Gunung sedangkan kotoran dan air akan masuk
minyak dari kotoran dan kadar air. Alat berfungsi untuk mengurangi kadar air
ini dengan prinsip gaya sentrifugal, dalam minyak. Kadar air dalam
yaitu memisahkan cairan antara air, minyak perlu dipisahkan karena air
yaitu 0,8 gram/m3 akan lebih ringan vacuum dengan suhu dibawah tekanan
dibanding air yang berat jenisnya atmosfer sebesar -600 sampai -720
548
sebesar 85°C. Kondisi tersebut yang akan mendistribusikan CPO
titik didihnya dengan kondisi tekanan sludge yang keluar dari CST sebelum
minyak (CPO) murni sebelum adalah sludge yang keluar dari CST
(PKS) PT. KMB ada 4 storage tank Sand cyclone berfungsi untuk
ton CPO untuk storage tank 1 dan 2 dalam sludge oil dari sludge tank.
dan 2500 ton CPO untuk storage tank Peralatan ini berbentuk silinder dan
oil dispacht untuk pengisian truk tanki untuk pembuangan pasir secara
549
automatic dengan prinsip kerjanya perbedaan ketinggian mengakibatkan
berdasarkan gaya berat dan gaya perbedaan tekanan yang lebih besar.
penampungan sludge sementara kapasitas 6,5 ton per jam. Cara kerja
Pabrik kelapa sawit (PKS) di PT. KMB gaya sentrifugal yang disebabkan
memiliki 1 unit buffer tank. Cara kerja putaran 1350 rpm. Dengan gaya
alatnya adalah sludge yang telah lolos sentrifugal minyak yang berat jenisnya
penyaringan dari tahap sand cyclone lebih ringan bergerak menuju ke poros
centrifuge. Bila sludge di buffer tank kebagian dinding bowl dan keluar
pemasangan tangki ini adalah untuk Untuk memisahkan minyak dari sludge
yang cukup sehingga aliran sludge ke alatnya adalah pemisahan terjadi akibat
550
sentrifugal dan berat jenis maka minyak sawit. Minyak sawit kasar ini
lumpur akan terlempar lebih jauh memiliki bau yang enak dan sangat
minyak masuk melalui nozzle dan ini disebabkan karena adanya zat
sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa kernel oil) dan sebagai hasil samping
sawit dikenal terdiri dari empat macam lain ialah bungkil inti kelapa sawit
tipe atau varietas, yaitu tipe (palm kernel meal atau pellet). Minyak
Macrocarya, Dura,Tenera dan Pisifera. inti sawit (PKO) adalah minyak yang
menjadi dua jenis yaitu Crude Palm Oil sering kita pergunakan dalam
(CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). pengorengan. Bungkil inti kelapa sawit
-Crude Palm Oil (CPO) adalah inti kelapa sawit yang telah
daging buah melalui proses pengolahan bubuk yang telah dicetak kecil-kecil
551
berbentuk bulat panjang dengan dalam panen-angkut TBS yang saling
diameter ukuran lebih 8 mm. selain itu terkait dan pengaruhnya terhadap
bungkil kelapa sawit dapat digunakan kualitas akhir dari waktu ke waktu
tertinggi dengan kualitas yang dapat kualitas bahan baku pangan. Laporan
ABSTRACT
552
Perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang cepat serta mencerminkan
adanya revolusi perkebunan sawit.Dalam perekonomian makroekonomi
Indonesia, industri minyak sawit memiliki peran strategis, antara lain penghasil
devisa terbesar, lokomotif perekonomian nasional, kedaulatan energi, pendorong
sektor ekonomi kerakyatan, dan penyerapan tenaga kerja. Perkebunan kelapa
sawit Indonesia berkembang di 22 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia. Dua
pulau utama sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Su-matra dan
Kalimantan. Sekitar 90% perkebunan kelapa sawit di Indonesia berada di kedua
pulau sawit tersebut, dan kedua pulau itu menghasilkan 95% produksi minyak
sawit mentah (crude palmoil/CPO) Indonesia. Dalam kurun 1990–2015,terjadi
revolusi pengusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, yang ditandai dengan
tumbuh dan berkembangnya perkebunan rakyat dengan cepat, yakni 24% per
tahun selama 1990–2015. Pada 2015, luas perkebunan sawit Indonesia adalah
11,3 juta ha (Kementerian Pertanian, 2015), dan pada 2017 mencapai 16 juta ha.
Saat ini, proporsi terbesar adalah perkebunan rakyat sebesar 53%, diikuti
perkebunan swasta 42%, dan perkebunan negara 5%. Pada 2017, produksi CPO
Indonesia diprediksi mencapai 42 juta ton. Perkembangan industri minyak sawit
In-donesia yang berkembang cepat tersebut telah menarik perhatian masyarakat
dunia, khususnya produsen minyak nabati utama dunia. Indonesia menjadi negara
produsen minyak sawit terbesar dunia sejak 2006. Pada 2016, Indonesia berhasil
mengungguli Malaysia. Oleh karena itu, pentingnya mengetahui berbagai hal
mengenai pasar dari minyak kelapa sawit itu sendiri.
553
masing 10% dan 13% per tahun terbesar di Uni Eropa yang
(Direktorat Jenderal Bina Produksi menggunakan minyak inti sawit
Perkebunan 2004). Laju yang demikian sebagai bahan baku di berbagai
pesat menandai era di mana kelapa sawit industri mulai dari pangan,
merupakan salah primadona pada sub-
perlengkapan rumah tangga, kesehatan
sektor perkebunan.
hingga sumber energi. Sementara itu,
Pada lima tahun terakhir, ketika
Malaysia sendiri merupakan eksportir
Indonesia mengalami krisis multi-
terbesar yang merupakan kompetitor
dimensional, laju pertumbuhan industri
Indonesia sekaligus merupakan tujuan
CPO mulai melambat. Di samping
ekspor utama minyak inti sawit
karena kesulitan sumber
Indonesia. Sebelumnya Malaysia
pembiayaan/pendanaan, isu lingkungan
bukan merupakan tujuan ekspor utama
dan konflik lahan, juga menghambat
Indonesia, dimana pangsa ekspor
perkembangan investasi di bisnis kelapa
sawit. Bahkan ada pandangan yang minyak inti sawit Indonesia ke
menyebutkan bahwa pasar kelapa sawit Malaysia pada tahun 1997 hanya
(CPO) sudah mulai jenuh. Jurnal ini sebesar 2%. Pada tahun 2017,
akan membahas perkembangan industri Malaysia menjadi salah satu tujuan
CPO Indonesia dan peluang pasar yang ekspor utama minyak inti sawit
masih terbuka. Indonesia dengan kontribusi sebesar
PEMBAHASAN 16% (UNComtrade, 2018).
Negara-Negara Tujuan Ekspor CPO Peningkatan impor Malaysia
Belanda, Malaysia, India, dan diindikasikan terjadi karena Malaysia
China adalah negara tujuan ekspor mengalami kelebihan kapasitas pada
utama minyak inti sawit dari Indonesia. industri rafinasi sementara ekspansi
Keempat negara tersebut berkontribusi produksi mengalami kendala dalam hal
sekitar 96% dari total ekspor minyak input tenaga kerja dan keterbatasan
inti sawit Indonesia pada tahun 2017 lahan.
(UNComtrade, 2018). Keempat negara Berbeda dengan Belanda dan
tersebut memiliki perilaku yang Malaysia, India danChina
berbeda terhadap penggunaan produk menggunakan produk minyak inti
minyak inti sawit yang diimpor. sawit untuk terutama memenuhi
Belanda merupakan salah satu importir kebutuhan dalam negeri. Demikian
554
halnya dengan China sebagai salah melalui kebijakan hilirisasi. Kebijakan
satu konsumen minyak inti sawit hilirisasi tersebut ditandai dengan
Indonesia. Secara umum minyak inti restrukturisasi struktur tarif bea keluar
sawit di China digunakan sebagai produk minyak sawit dan turunannya
bahan baku industri oleokimia, yaitu (Kementerian Keuangan, 2013).
untuk memproduksi fattyalcohol yang Kebijakan restrukturisasi bea keluar
menghasilkan produk turunan tersebut terbukti mendorong
berupaasam laurat, sabun, lilin, penyerapan minyak inti sawit domestik
maupun bahan baku pangan (Huatao, dengan pertumbuhan rata-rata
2012). mencapai 14% pada periode 2011 –
Perkembangan pasar ekspor 2017 (Oil World, 2018).
minyak inti sawit Indonesia tidak lepas
dari berbagai perubahan eksternal, baik
berupa fluktuasi harga, hambatan tarif
dan non-tarif / non tarrif measures dari
negara importir minyak inti sawit
Indonesia, maupun kampanye negatif
sebagai dampak dari persaingan antar
minyak nabati dunia. Hambatan tarrif
dan non-tarrif tersebut akan berdampak
terhadap penurunan volume ekspor
produk minyak sawit Indonesia. Hasil
penelitian Sari et al. (2014)
menyatakan bahwa hambatan
TBTberpengaruh negatif terhadap
Gambar 1. Ekspor Minyak Sawit Belanda
ekspor CPO Indonesia. Menghadapi
dan Malaysia
hal tersebut di dalam negeri
Malaysia merupakan salah satu
pemerintah berupaya untuk
importir utama CPKO dari Indonesia
mengurangi ketergantungan akan pasar
dengan share 16.20% pada tahun 2017
luar negeri dan meningkatkan nilai
(UNComtrade, 2018). Dari gambar
tambah dan daya saing akan produk
1dapat dilihat bahwa Malaysia
berbasis minyak sawit dan turunannya
mengekspor PKO dalam bentuk
555
mentah (HS 151321) sebesar 293.85
ribu ton maupun fraksinasinya (HS
151329) sebesar 275.28 ribu ton.
Sama halnya dengan Belanda
dan Malaysia, India dan China
merupakan tujuan pasar minyak inti
sawit Indonesia. Ekspor CPKO ke
India dan China berkontribusi sebesar
17,32% dan 15,25% dari total ekspor
CPKO Indonesia pada tahun 2017.
Perbedaan perilaku impor antara India
dan China yaitu India lebih banyak
mengimpor CPKO (HS 151321)
Gambar 2. Ekspor Kelapa Sawit India
dibandingkan dengan fraksinasinya
dan China
(HS
Pasar India mengalami
151329), sementara China terdapat
pertumbuhan yang pesat setelah pada
kecenderungan mengimpor lebih
pertengahan tahun 1990an terjadi
banyak dalam bentuk fraksinasi PKO
perubahan kebijakan penghapusan
(HS 151329) dibandingkan dalam
monopoli impor oleh negara sehingga
bentuk mentah (HS 151321) sejak
memungkinkan peningkatan akses atas
tahun 2011.
impor minyak nabati. Minyak nabati
umumnya digunakan untuk konsumsi
masyarakat maupun industri
pengolahan sehingga kebutuhan akan
minyak inti sawit di India kemudian
terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan populasi dan peningkatan
pendapatan perkapita pendudukIndia
(USDA, 2003). Selain itu, India juga
memberlakukan tarif impor yang
tinggi, dimana tarif impor CPKO lebih
tinggi dibandingkan dengan
556
olahannya. Hal ini dimaksudkan untuk Conferentionary, Biskuit Cream Fats,
melindungi industri dalam negerinya. Filled Milk, Lubrication, Textile Oils
Berbeda dengan India, mayoritas dan Bio Diesel. Khusus untuk
impor minyak inti sawit China biodiesel, permintaan akan produk ini
digunakan sebagai bahan baku industri pada beberapa tahun mendatang akan
oleokimia. Perkembangan yang pesat semakin meningkat, terutama dengan
di industri oleokimia China dimulai diterapkannya kebijaksanaan di
sejak tahun 2003 dimana masuknya beberapa negara Eropa dan Jepang
teknologi dan investasi dari perusahaan untuk menggunakan reneweble energy.
multinasional yang berasal dari Produk Turunan Minyak Inti Sawit
Malaysia dan Singapura untuk Produk turunan minyak inti
mengembangkan industri oleokimia di sawit dapat dihasilkan shortening,
China (Huatao, 2012) . Pada tahun Cocoa Butter Substitute, Specially
2017, ekspor CPKO Indonesia ke Fats, Ice crean, Coffee
China sekitar 44 ribu ton CPKO Whitener/Cream, Sugar Confetionary,
sedangkan ekspor PKO Indonesia Biscuit Cream Ftas, Filled Milk,
dalam bentuk fraksinasinya sekitar 456 Imation Cream, Sabun, Detergent,
ribu ton, seperti halnya dapat dilihat Shampoo, dan Komestik.
pada Gambar 2 dimana impor Produk Turunan Oleochemicals
fraksinasi PKO China jauh lebih besar Kelapa sawit
dibandingkan dalam bentuk CPKO. Dari produk turunan minyak
Produk Turunan Pengolahan CPO kelapa sawit dalam bentuk
dan PKO oleochemicadapat dihasilkan Methyl
Produk Turunan CPO Esters, Plastic, Textile Procesing,
Produk turunan CPO selain Metal Procesing, Lubricans,
minyak goreng kelapa sawit, dapat Emulsifiers, Detergent Glicerine,
menghasilkan margarine, shortening, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical
Vanaspati (Vegetable ghee), Ice Product and Food Protective Coatings.
creams, Bakery Fats, Instan noodle, Produk Turunan dari Limbah
Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Kelapa Sawit
Extender, Chocolate dan Coatings, Dalam produksi penglahan
Specially fats, Dry soap Mixes, Sugar kelapa sawit menjadi minyak kelapa
557
sawit, tentunya melalui berbagai proses penggunaan biogas berbahan baku
industri skala besar. Pada proses limbah minyak kelapa sawit ini akan
industri pengolahan kelapa sawit menekan pokok produksi minyak
tersebut, selain menghasilkan minyak kelapa sawit, memperoleh mekanisme
kelapa sawit nantinya juga akan pembangunan yang baik dan bersih,
dihasilkan berbagai limbah buangan, dan dapat di bangun terintegrasi
baik itu yang berupa limbah cair dengan pabrik minyak kelapa sawit
ataupun limbah padat. Dalam karena berfungsi sebagai pengolah
perkembangannya kedua jenis limbah limbah.
kelapa sawit tersebut dapat 2. Limbah padat kelapa sawit
dimanfaatkan menjadi hasil produksi terdiri dari tandan kosong kelapa sawit,
sampingan kelapa sawit yang memiliki serart, cangkang, batang, dan pelepah.
nilai ekonomis yang menjanjikan. Dari berbagai limbah padat tersebut,
1. Limbah cair kelapa sawit dapat hampir semuanya dapat diolah kembali
dimanfaatlam sebagai bahan bakar menjadi hasil produksi yang memiliki
alternatifberupa biogas. Hal ini nilai ekonomis. Tandan kosong kelapa
dikarenakan limbah cair kelapa sawit sawit pada awalnya biasa digunakan
memiliki kandungan gas methan dan sebagai kompos namun sejalan dengan
karbon dioksida yang merupakan penelitian yang dilakukan, tandan
bahan baku utama pembuatan biogas. kosong kelapa sawit dapat pula
Potensi produksi dan pemanfaatan dimanfaatkan menjadi bahan bakar
limbah cair kelapa sawit menjadi generator listrik. Serat kelapa sawit
biogas ini sendiri mencapai 1075 juta dapat pula menjadi bahan selulosa
meter kubik. Jumlah ini setara dengan yang dapat diolah menjadi kertas.
516.000 ton Ga LPG, 559 juta liter Cangkang kelapa sawit dapat diolah
solar, 666.5 juta liter minyak tanah, menjadi beberapa produk yang bernilai
dan 5052.5 MWh listrik. Selain itu ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif,
pembuatan biogas dari limbah minyak fenol, asap cair, tepung tempurung dan
kelapa sawit memiliki beberapa brikeet arang. Batang kelapa sawit
keunggulan antara lain menghindari dapat dimanfaatkan menjadi bahan
pencemaran limbah terhadap air tanah bangunan dan furnitur, serta dapar
dan sungai, transfer Pricing karena menjadi sumber biomassa. Pelepah
558
kelapa sawit dapat digunakan sebagai maupun bisnis untuk menyerang pihak
pakan ternak yang memiliki kandungan tertentu kurangnya sumber daya yang
nutrisi yang baik. kuat untuk menyerang hal atau
seseorang yang dituju.
Black campaign merupakan
sebuah pernyataanyang tidak memiliki
kebenaran. Pernyataan ini berisikan
rayuan yang bersifat merusak, sindiran,
atau rumor yang tersebar yang
ditujukan pada sesuatu atau sesorang
untuk menimbulkan persepsi negatif.
Pureklolon (2016) dalam bukunya
bahwa black campaign merupakan
kampanye yangbertujuan untuk
untuk membuat citra kandidat lain black campaign kelapa sawit, mereka
sindiran atau rumor yang tersebar yang pembelian dengan salah satu
menyasar pada sesuatu atau sesorang perusahaan Indonesia secara satu sisi.
Komunikasi ini untuk menimbulkan kelapa sawit, impor atas minyak kelapa
fenomena penolakan terhadap sesuatu sawit yang tinggi dan tarif pajak yang
559
kelapa sawit ke kawasan mereka. Pada penyataan tersebut dapat diketahui
puncaknya pada bulan Maret tahun bahwa produksi, harga, dan jual beli
2017 European Parliament minyak sawit terancam, tidak hanya di
akhirnyamenerbitkan sebuah anjuran kawasan Uni Eropa namun di kawasan
yang disebut “Reporton Palm Oil and lain seperti India dan China.
Deforestation of Rainforest”.Parlemen Penghentian impor Eropa dapat
Uni Eropa melakukan penerbitan menyebabkan terjadinya penumpukan
anjuran “Reports on Palm Oil and (excess supplies) pada pasukan hasil
Deforestation of Rainforest” dan sawit di pasar internasional. Apabila
pelarangan biodiesel dari sawitkarena exess supplies terjadi maka
mereka menilai bahwa industry kelapa kemungkinan besarakan terjadi pula
sawit menciptakan banyak masalah koreksi pada penentuan harga minyak
seperti deforestasi hutan hujan, hasil ekstraksi buah sawit, dan
korupsi, pekerja anak dibawah umur, dimungkinkan harga minyak ekstraksi
dan pelanggaran hak asasi sawit akan anjlok. Koreksi atas harga
manusia(HAM). minyak ekstraksi buah palma tersebut
Salah satu tindakan yang terdapat dapat mengakibatkan pergolakan
dalam resolusi tersebut adalah pendapatan sehingga dapat menjadi
melakukan penghentian pemakaian pukulan bagi pelaku industri sawit.
minyak nabati (termasuk sawit) yang Black Campaign di Indonesia
dikatakan sebagai penyebab deforestasi Minyak kelapa sawit, sebagai
secara bertahap mulai tahun 2017 komoditas yang diperdagangkan secara
hingga diharapkan berhenti sama sekali global, digunakan dalam sejumlah
di tahun 2030. Pada sisi lain, resolusi besar produk pangan dan nonpangan
ini dimaksudkan untuk pengalihan dan akhir- akhir ini dipandang sebagai
investasi dari sawit ke sunflower oil bahan bakar nabati yang menjanjikan.
dan rapeseed oil. Hal tersebut Minyak kelapa sawit pada umumnya
dikarenakan tekanan dari petani SFO diproduksi di negara berkembang
dan RPO menginginkan produk wilayah tropis yang lembab dan
domestik mereka kembali menjadi menjadi sektor penting bagi
komoditas dominan dalam sumber perekonomian setempat, baik untuk
minyak nabati di Eropa. Melihat dari ekspor maupun sebagai bahan baku
560
industri produk turunan. Di Indonesia, (PBS) dan perkebunan rakyat (PR)
kelapa sawit dengan produk yang melalui pola PIR (perkebunan inti
dihasilkannya berperan penting untuk rakyat) dan selanjutnya berkembang
mengurangi kemiskinan, memajukan pola swadaya. Pada tahun 1980 luas
pembangunan ekonomi melalui areal kelapa sawitadalah294.000 ha
penyediaan bahan baku bagi industri, dan pada tahun 2009 luas areal
penyerapan tenaga kerja dan perkebunan kelapa sawit diperkirakan
pembangunan wilayah, dan sudah mencapai 7,32 juta ha dimana
mendukung kenaikan standar hidup 47,81 persen dimiliki oleh PBS, 43,76
bagi rakyat miskin perdesaan terutama persen dimiliki oleh PR, dan 8,43
di luar Jawa. Bahkan, ketika seluruh persen dimiliki oleh PBN. Perkebunan
risiko lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelapa sawit di Indonesia sebagian
tata kelola sudah tidak besar berada di Pulau Sumatera diikuti
dipermasalahkan, sektor kelapa sawit oleh Kalimantan. Berdasarkan
Indonesia berpotensi untuk provinsi, Riau merupakan provinsi
memberikan kontribusi kepada penghasil minyak sawit terbesar di
keamanan pangan dan energi global. Indonesia dengan produksi mencapai
Kelapa sawit juga berpotensi untuk 24 persen dari produksi nasional pada
menjawab tuntutan pemenuhan tahun 2009 sementara Jambi
kebutuhan global dan domestik minyak menyumbang minyak sawit sebesar
sawit untuk pangan (food), makanan 7,70 persen dari produksi nasional
ternak (feed), bahan bakar nabati atau dengan luas lahan mencapai 8,82
biodiesel (bio-fuel), dan serat(bio- persen dari luas lahan nasional
fibre) (Ditjenbun, 2010).
Pengembangan kelapa sawit di Saat ini, Indonesia merupakan
Indonesia mengalami pertumbuhan negara produsen minyak sawit terbesar
yang cukup pesat sejak tahun 1970 di dunia dengan jumlah produksi tahun
terutama periode 1980-an. Semula 2009 diperkirakan sebesar 20,6 juta ton
pelaku perkebunan kelapa sawit hanya minyak sawit, kemudian diikuti dengan
terdiri dari perkebunan besar negara Malaysia dengan jumlah produksi
(PBN) namun pada tahun yang sama 17,57 juta ton. Produksi kedua negara
pula dibuka perkebunan besar swasta ini mencapai 85 persen dari produksi
561
dunia yang sebesar 45,1 juta ton (Oil Dalam beberapa tahun terakhir,
World, 2010). Sebagian besar hasil isu tentang keberlanjutan
produksi minyak sawit di Indonesia pengembangan kelapa sawit khususnya
merupakan komoditas ekspor. Pangsa terkait dengan perkembangan luas
ekspor kelapa sawit hingga tahun 2008 areal dan produksi kelapa sawit di
mencapai 80 persen total produksi. Indonesia dan Malaysia terus
India adalah negara tujuan utama meningkat. Isu/permasalahan
ekspor kelapa sawit Indonesia, yaitu 33 lingkungan terfokus pada alih fungsi
persen dari total ekspor kelapa sawit, hutan alam dan lahan gambut untuk
kemudian diikuti oleh Cina sebesar 13 kelapa sawit. Permasalahan ini
persen, dan Belanda 9 persen (Oil dianggap mempunyai andil besar
World,2009). terhadap terjadinya deforestasi hutan
tropis, hilangnya habitat satwa liar,
sumber utama kebakaran hutan, dan
akhirnya berkontribusi nyata dalam
emisi gas rumah kaca. Sedangkan isu
keadilan terkait dengan isu sosial, yaitu
terjadinya konflik sosial antara
perusahaan perkebunan dengan
masyarakat lokal perihal status dan hak
penggunaan lahan.
Fokus perhatian adalah
kekhawatiran penebangan hutan,
dampak dari ekspansi pada kehilangan
keanekaragaman nabati serta konflik
sosial dan tanah. Sawit Watch bekerja
sama dengan Forest Peoples
Programme dan LSM-LSM
internasional lainnya memperjuangkan
perkara dari masyarakat asli dan lokal
(Colchester et al., 2000, Colchester et
al., 2006 and Marti, 2008).
562
Keprihatinan atas kehilangan sudah berkelanjutan untuk waktu lama.
keanekaragaman nabati menempatkan Minyak kelapa sawit terbukti satu-
orang utan sebagai titik fokus dari satunya minyak nabati yang mampu
kampanye Borneo Orangutan Survival secara efisien dan berkelanjutan
International (BOS International) serta memenuhi bagian terbesar dari
LSM-LSM lainnya. kenaikan permintaan untuk bahan
Tumbuhnya permintaan untuk pangan dan bahan bakar nabati.
bahan bakar nabati (biodiesel) dari Minyak kelapa sawit memiliki
minyak kelapa sawit, khususnya keunggulan komparatif dan kompetitif
sesudah terbitnya European Union dibandingkan minyak nabati lain,
Directive (EU Directive) tentang khususnya minyak kedelai, minyak
energi terbarukan berkenaan dengan rapeseed dan minyak bunga matahari.
kriteria berkelanjutan untuk bahan Minyak kelapa sawit paling produktif
bakar nabati, perhatian beralih pada dari semua minyak nabati berkenaan
kemungkinan dampak produksi dengan jumlah ton per hektar yang
minyak kelapa sawit terhadap emisi dihasilkan, sehingga membutuhkan
CO2 dan pemanasan global. Hooijer et lahan yang jauh lebih sedikit. Alasan-
al. (2006) menyimpulkan hutan yang alasan lainnya yang mendukung
ditebang dan lahan gambut yang industri minyak kelapa sawit meliputi
dikeringkan di Asia Tenggara adalah kontribusi industri kepada
sumber utama yang signifikan dari perekonomian nasional, sumber
emisi CO2. Green Peace (2007) pekerjaan dan pengurangan
menggunakan istilah “industri minyak kemiskinan melalui penciptaan
kelapa sawit memasak iklim” untuk lapangan kerja dan skema
menunjuk pada pengertian bagaimana pengembangan perkebunan rakyat di
persediaan karbon lahan gambut Malaysia, Indonesia, dan negara-
Indonesia sedang dihabiskan melalui negara penghasil lainnya. Tentang
pengembangan minyak kelapasawit. bekas kaki ekologisnya, para
Sebaliknya, industri minyak pendukung minyak kelapa sawit
kelapa sawit dan organisasi-organisasi mengatakan bahwa minyak kelapa
pro- pengembangan menyatakan sawit dapat menjadi tempat
bahwa industri minyak kelapa sawit penampungan karbon dan
563
menghasilkan karbon dioksida secara yang dikembangkan oleh kelompok
efisien. Sifat positif dan kontribusi anti kelapa sawit fakta dan hasil
minyak kelapa sawit kepada penelitian yang disajikan oleh
perekonomian nasional dan kelompok pro-kelapasawit.
kesejahteraan lokal dipromosikan oleh Supply Change Kelapa Sawit
World Growth. Dalam laporannya, Indonesia
“Minyak Kelapa Sawit – Minyak yang Supply chain management adalah
Berkelanjutan”, World Growth sebuah pendekatan untuk integritas
mengkaji ulang segala tuduhan yangeffisien antara pemasok, pabrik,
terhadap industri minyak kelapa sawit pusat distribusi, wholesaler, pengecer,
tentang keberlanjutan dan dan konsumen akhir, dimana produk
pembangunan ekonomi (World yang diproduksi dan didistribusikan
Growth,2009a). dalam jumlah yang tepat, lokasi yang
Lebih lanjut, isu pembangunan tepat dan waktu yang tepat dalam
kelapa sawit berkelanjutan difokuskan rangka meminimalkan sistem biaya
oleh LSM-LSM anti-kelapa sawit dan meningkatkan tingkat kepuasan
internasional pada beberapa hal, yaitu pelayanan. Dalam konsep supply
penebangan hutan, kehilangan chain, pemasok merupakan salah satu
keanekaragaman hayati, konflik tanah, bagian supply chain yang sangat
dan perubahan iklim. Kampanye penting dan berpengaruh terhadap
negatif (black campaign) terhadap kelangsungan hidup suatu pabrik.
kelapa sawit diuraikan sebagai suatu Pabrik sebagai sistem yang
kampanye yang melihat sisi menjalankan kegiatan produksi
kekurangan dalam penerapan pastilah membutuhkan bahan baku
pengembangan kelapa sawit di yang tentunya didatangkaan dari
Indonesia secara berlebihan. pemasok. Apabila pemasok kurang
Kampanye tersebut perlu ditanggapi bertanggungjawab dan respon terhadap
dengan kampanye positif dengan pemenuhan permintaan maka akan
menyajikan fakta dan upaya ke menimbulkan masalah antara lain
depan dalampengembangan kelapa terjadinya stockout dan lamanya lead
sawit berkelanjutan di Indonesia. Pada time. Oleh karena itu, perusahaan yang
uraian berikut disajikan beberapa klaim memiliki banyak alternatif pemasok
564
harus selektif dalam memilih dan Dengan demikian, Indonesia
mengevaluasi pemasok. Untuk tergolong di antara produsen dan
mendapatkan pemasok yang selektif pengekspor produk kelapa sawit dunia.
diperlukan evaluasi terhadap pemasok Industri kelapa sawit terdiri dari
yang baik dan objektif. banyak bisnis di sepanjang rantai
Industri kelapa sawit berpotensi pasokan, yang dapat dibagi menjadi
menghasilkan perkembangan ekonomi empat sub sektor: (1) petani; (2)
dan sosial yang signifikan di Indonesia. penggiling; (3) penyuling, dan (4)
Kelapa sawit merupakan produk oleokimia (adalah bahan kimia apapun
pertanian paling sukses kedua di yang berasal dari lemak). Industri ini
Indonesia setelah padi, dan merupakan dihubungkan bersama dari hulu ke
ekspor pertanian terbesar. Industri ini hilir. Industri hulu terdiri dari sektor
menjadi sarana meraih nafkah dan petani dan penggilingan. Sektor
perkembangan ekonomi bagi sejumlah Tumbuh meliputi budidaya kelapa
besar masyarakat miskin di pedesaan sawit yang meliputi pembibitan,
Indonesia. Industri kelapa sawit perkebunan kelapa sawit dan produksi
Indonesia diperkirakan akan terus tandan buah segar (TBS). Padahal,
berkembang pesat dalam jangka industri hilir terdiri dari sektor
menengah; tetapi, daya saingnya akan penyulingan dan oleokimia. Sektor
terpukul oleh agenda anti minyak hilir terdiri dari penyuling minyak
sawit. Pasar minyak sawit dunia sawit, penghancur inti sawit, produsen
mengalami pertumbuhan pesat dalam produk edible berbasis sawit, produsen
beberapa dasawarsa terakhir dengan lemak khusus dan produsen oleokimia.
produksi minyak sawit saat ini Oleh karena itu, agar perusahaan-
diperkirakan lebih dari 45 juta ton. perusahaan ini beroperasi secara
Indonesia merupakan salah satu efisien di sepanjang rantai pasokan
produsen dan eksportir minyak sawit mereka, mereka memerlukan
terbesar di dunia, dengan produksi pendekatan yang lebih baik dalam
lebih dari 18 juta ton minyak sawit per Manajemen Rantai Pasokan / Supply
tahun. Industri kelapa sawit di Chain Management (SCM).
Indonesia menyumbang sumber devisa KESIMPULAN
mencapai Rp 239,4 Triliun
565
Indonesia tergolong di antara Chain Management (SCM).Belanda,
produsen dan pengekspor produk Malaysia, India, dan China adalah
kelapa sawit dunia. Industri kelapa negara tujuan ekspor utama minyak
sawit terdiri dari banyak bisnis di inti sawit dari Indonesia.
sepanjang rantai pasokan, yang dapat DAFTAR PUSTAKA
dibagi menjadi empat sub sektor: (1)
Huatao, Zhang. 2012. Oleochemical
petani; (2) penggiling; (3) penyuling,
industry in China. Palm Oi l Trade
dan (4) oleokimia (adalah bahan kimia
Seminar.
apapun yang berasal dari lemak).
http://mpoc.org.my/upload/RWAP
Industri ini dihubungkan bersama dari
CP1_ZhngHuatao_POTSKL2012.
hulu ke hilir. Industri hulu terdiri dari
pdf. Diakses pada tanggal 5 April
sektor petani dan penggilingan. Sektor
2020.
Tumbuh meliputi budidaya kelapa
sawit yang meliputi pembibitan, Pureklolon, Thomas Tokan. 2016.
perkebunan kelapa sawit dan produksi Komunikasi Politik:
tandan buah segar (TBS). Padahal, Mempertahankan
industri hilir terdiri dari sektor IntegritasAkademisi, Politikus,
penyulingan dan oleokimia. Sektor dan Negarawan. Jakarta: Gramedia
hilir terdiri dari penyuling minyak Pustaka Utama.
sawit, penghancur inti sawit, produsen
Sari AR, Hakim DB, Anggraeni L.
produk edible berbasis sawit, produsen
2014. Analisis Pengaruh Non-
lemak khusus dan produsen oleokimia.
Tarif Measures Ekspor Komoditi
Oleh karena itu, agar perusahaan-
Crude Palm Oil (CPO) Indonesia
perusahaan ini beroperasi secara
ke Negara Tujuan Ekspor Utama.
efisien di sepanjang rantai pasokan
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
mereka, mereka memerlukan
Pembangunan. 3(2): 111-135.
pendekatan yang lebih baik dalam
Manajemen Rantai Pasokan / Supply United Nations Comtrade. (2018). Data
Impor (Online).
566
REGULASI BISNIS INDUSTRI KELAPA SAWIT
567
Berbagai penelitian yang Kriteria 2.1
menganalisis dampak penerapan
RSPO terhadap pendapatan sebelum Semua hukum dan peraturan
dan setelah penerapan RSPO, berlaku/diratifikasi baik di tingkat
menunjukkan hasil sebagai berikut. lokal, national maupun internasional
Kurniawan (2013), tidak ada dipenuhi.
perbedaan yang signifikan baik Kriteria 2.2
perbedaan volume penjualan ekspor
CPO, biaya produksi, harga dan Hak untuk menggunakan tanah
pendapatan sebelum dan setelah dapat dibuktikan dan tidak dituntut
penerapan RSPO. Febrini (2014), secara sah oleh komunitas lokal
RSPO tidak berpengaruh nyata dengan hak-hak yang dapat
terhadap keuntungan, sebelum dan dibuktikan.
setelah menerapkan RSPO
Kriteria 2.3
keuntungan CPO dan PK setelah
penerapan RSPO menurun Penggunaan lahan untuk kelapa
dibandingkan sebelum penerapan sawit tidak mengurangi hak legal,
RSPO. hak adat, atau hak guna dari
pengguna-pengguna lain tanpa
Kriteria RSPO melakukan Keputusan Bebas,
Didahulukan, dan
Kriteria 1.1
Diinformasikan/KBDD.
Pihak perkebunan dan pabrik
Kriteria 3.1
kelapa sawit memberikan informasi
yang diperlukan kepada pihak lain Terdapat rencana manajemen yang
menyangkut isu-isu lingkungan, diimplementasikan yang ditujukan
sosial dan hukum yang relevan untuk mencapai keamanan ekonomi
dengan kriteria RSPO dalam bahasa dan keuangan dalam jangka
dan bentuk yang memadai, untuk panjang.
memungkinkan adanya partisipasi
efektif dalam pembuatan kebijakan. Kriteria 4.1
568
memastikan hasil optimum dan Kriteria 4.8 :
berkelanjutan.
Seluruh staf, karyawan, petani dan
Kriteria 4.3 : kontraktor haruslah dilatih secara
tepat.
Praktik-praktik meminimalisasi dan
mengendalikan erosi dan degradasi Indikator :
tanah.
1.Organisasi besar memiliki
Kriteria 4.4 : program pelatihan formal yang
meliputi analisa regular terhadap
Praktik-praktik mempertahankan kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan
kualitas dan ketersediaan air dokumentasi program.
permukaan dan air tanah.
2.Catatan pelatihan bagi setiap
Kriteria 4.5 : karyawan.
Hama, penyakit, gulma dan spesies Kriteria 5.1
baru yang agresif dikelola secara
efektif menggunakan teknik Aspek-aspek manajemen
Pemberantasan Hama Terpadu perkebunan dan pabrik yang
(PHT) secara tepat. menimbulkan dampak lingkungan
diidentifkasi, dan rencana-rencana
Kriteria 4.6 :
untuk mengurangi/mencegah
Bahan kimia pertanian digunakan dampak negatif dan mendorong
dengan cara-cara tidak dampak positif dibuat,
membahayakan kesehatan dan diimplementasikan dan dimonitor
lingkungan. Tidak ada penggunaan untuk memperlihatkan kemajuan
bahan prophylactic dan ketika bahan yang kontinu.
kimia pertanian dikategorikan
Kriteria 5.2 :
sebagai Tipe 1A atau 1B WHO atau
bahan-bahan yang termasuk dalam Status spesies-spesies langka,
daftar Konvensi Stockholm dan terancam, atau hampir punah dan
Rotterdam digunakan, maka pihak habitat dengan nilai konservasi
perkebunan harus secara aktif tinggi, jika ada di dalam perkebunan
melakukan upaya identifikasi bahan atau yang dapat terpengaruh oleh
alternative dan proses ini harus manajemen kebun dan pabrik harus
didokumentasikan. diidentifikasi dan konservasinya
diperhatikan dalam rencana
Kriteria 4.7 :
danoperasi manajamen.
Rencana kesehatan dan keselamatan
Kriteria 5.3 :
kerja dielaborasi, disebarluaskan
dan diimplemantasikan secara Limbah harus dikurangi, didaur
efektif. ulang, dipakai kembali, dan dibuang
569
dengan cara-cara bertanggung Kriteria 6.3 :
jawab secara lingkungan dan sosial
Terdapat system yang disepakati dan
Kriteria 5.4 : didokumentasikan bersama untuk
mengurus keluhan-keluhan dan
Efisiensi penggunaan energi dan penderitaan-penderitaan, yang
penggunaan energi terbarukan diimplementasikan dan diterima oleh
dimaksimalkan. semua pihak.
Kriteria 5.5 : Kriteria 6.4 :
Penggunaan pembakaran untuk Setiap perundingan menyangkut
pembuangan limbah dan untuk kompensasi atas kehilangan hak
penyiapan lahan untuk penanaman legal atau hak adat dilakukan
kembali dihindari kecuali dalam melalui system terdokumentasi yang
kondisi spesifik, sebagaimana memungkinkan komunitas adat dan
tercantum dalamkebijakan tanpa- takeholder lain memberikan
bakar ASEAN atau panduan lokal pandanganpandangannya melalui
serupa. institusi perwakilan mereka sendiri.
Kriteria 5.6 : Kriteria 6.5 :
Rencana-rencana untuk mengurangi Upah dan persyaratan-persyaratan
pencemaran dan emisi, termasuk bagi karyawan dan/atau karyawan
gas rumah kaca, dikembangkan, dari kontraktor harus selalu
diimplementasikan dan dimonitor. memenuhi paling tidak standar
Kriteria6.1 : minimum industri atau hukum, dan
cukup untuk memenuhi kebutuhan
Aspek-aspek pengelolaan dasar pekerja dan untuk memberikan
perkebunan dan pabrik yang pendapatan tambahan.
menimbulkan dampak sosial
diidentifikasi secara partisipatif dan Kriteria 6.6 :
rencana-rencana untuk mencegah Perusahaan menghormati hak seluruh
dampak negatif dan untuk karyawan untuk membentuk dan
mendorong dampak positif menjadi anggota serikat pekerja
Kriteria 6.2 : sesuai dengan pilihan mereka dan
untuk mengeluarkan pendapat secara
Terdapat metode terbuka dan kolektif. Ketika hak kebebasan
transparan untuk berkumpul dan mengeluarkan
mengkomunikasikan dan pendapat secara kolektif dilarang
mengkonsultasikan antara oleh hukum, maka perusahaan
perkebunan dan/atau pabrik, memfasilitasi media asosiasi
komunitas lokal, dan pihak lain yang independen dan bebas dan hak
dirugikan atau berkepentingan.
570
mengeluarkan pendapat yang setara Perkebunan dan pabrik berkontribusi
bagi seluruh karyawan. terhadap pembangunan lokal yang
berkelanjutan sejauh memungkinkan.
Kriteria 6.7 :
Kriteria7.1 :
Buruh anak-anak tidak
diperbolehkan. Anak-anak tidak Suatu kajian lingkungan dan sosial
boleh terpapar oleh kondisi kerja yang komprehensif dan partisipatif
membahayakan. Pekerjaan yang dilakukan sebelum menetapkan suatu
dilakukan oleh anak-anak hanya wilayah perkebunan atau operasi
diperbolehkan pada perkebunan baru, atau perluasan kawasan sudah
keluarga, di bawah pengawasan ada, dan hasilnya diintegrasikan ke
orang dewasa dan tidak mengganggu dalam perencanaan, pengelolaan dan
program pendidikan mereka. operasi.
Perusahaan tidak boleh terlibat atau Survey tanah dan informasi topografi
mendukung diskriminasi berbasis digunakan untuk perencanaan lokasi
ras, kasta, kerja dalam rangka penetapan
kawasan penanaman baru, dan
kebangsaan, agama,
hasilnya diintegrasikan ke dalam
ketidakmampuan fisik, jender,
rencana dan operasi.
orientasi seksual, keanggotaan
serikat, afiliasi politik atau umur. Kriteria 7.3 :
571
yang dilakukan melalui suatu sistem 1) Sumatera Utara
yang terdokumentasi sehingga 2) Riau
memungkinkan masyarakat adat dan
3) Jambi
masyarakat lokal serta para pihak
lainnya bisa mengeluarkan 4) Kalimantan
pandangan mereka melalui institusi
perwakilan mereka sendiri.
d. Daftar Negara
Kriteria 7.6 :
Keanggotaan RSPO
Masyarakat lokal diberikan
kompensasi untuk akuisisi tanah Ecuardo, Italy, United Stade, Spain,
sudah disetujui dan dibebaskan dari Indonesia , Austria, Taiwan, Czech
pelepasan haknya dengan syarat Republi, Belgium, New Zealand,
harus melalui proses FPIC dan France , Japan, Netherlands, United
persetujuan yang sudah disepakati. Kingdom, China, Switzerland ,
Egypt, Malaysia, Portugal, Germany,
Kriteria 7.7 :
Canada, Ireland, Hongkong S.A.R,
Penggunaan api dalam penyiapan Swedan, Australia, Papua New
lahan penanaman baru dihindari Guinea, Latvia, Greece, Thailand,
kecuali dalam situasi tertentu, South Korea, Switzerland ,
sebagaimana terdapat dalam panduan Singapore, Poland, Panama,
tanpa-bakar ASEAN maupun praktik Hungary, Slovenia, Mexico, Turkey,
terbaik yang ada di region South Afrika, Romania, Serbia,
Denmark, Brazil, Uganda,
Kriteria 7.9 Macedonia, Estonia, Fiji, Colombia,
Norway, Panama, Kenya, Peru,
Pihak perkebunan dan pabrik kelapa
Argentina, Israel , Cost, Rica, France
sawit secara teratur memonitor dan
, Finland, danRomania.
mengkaji ulang aktifitas mereka dan
mengembangkan serta 2. ISPO
mengimplementasikan rencana aksi
yang memungkinkan adanya a. Sejarah ISPO
perbaikan nyata yang kontinyu pada
Indonesian Sustainable Palm
operasi-operasi kunci.
Oil System (ISPO) adalah suatu
kebijakan yang diambil oleh
Pemerintah Indonesia dalam hal
c. Daerah penerapan RSPO di ini Kementerian Pertanian dengan
tujuan untuk meningkatkan daya
Indonesia
saing minyak sawit Indonesia
Daerah Penerapan RSPO di di pasar dunia dan ikut berpartisipasi
dalam rangka memenuhi
Indonesia antara lain:
komitmen Presiden Republik
572
Indonesia untuk mengurangi gas masa berlaku sertifikat ISPO
rumah kaca serta memberi perhatian
terhadap masalah lingkungan. ISPO berakhir (Kementan, 2015).
dibentuk pada tahun 2009 oleh
Menurut Taufiq (2013) edukasi
pemerintah Indonesia[1] untuk
mengenai pengelolaan perkebunan
memastikan bahwa semua pihak
berkelanjutan bagi perusahaan
pengusaha kelapa sawit memenuhi
perkebunan sangat penting seiring
standar pertanian yang diizinkan.
langkah pemerintah mewajibkan
ISPO merupakan standar nasional
perkebunan kelapa sawit untuk
minyak sawit pertama bagi suatu
sertifikasi Indonesian Sustainability
negara, dan negara lain kini mencoba
Palm Oil (ISPO). Kemudian juga
mempertimbangkan untuk
diperlukan beberapa hal yaitu:
mengimplementasikan standar serupa
1).Adanya kerjasama yang lebih baik
di antara produsen minyak sawit.
antara pemerintah dan perusahaan
perkebunan selaku pelaksana
usaha,2). Diperlukan dukungan dari
b. Model ISPO stake holders lainnya,3). Diperlukan
waktu yang cukup untuk memahami
Pemerintah Indonesia ingin
dan mempersiapkan segala jenis
mendorong suatu usaha perkebunan
dokumendan program yang
kelapa sawit dalam memenuhi
diperlukan, 4). Adanya jaminan atas
peraturan dan kewajibannya sesuai
keuntungan bagi pemenuhan standar
dengan perundang-undangan,
ISPO serta 5). Adanya kepastian
melindungi dan mempromosikan
hukum terhadap berbagai peraturan
usaha perkebunan kelapa sawit
yang telah dipenuhi.
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
pasar, juga untuk mendukung Sertifikasi ISPO
komitmen Presiden Republik
Indonesia mengurangi emisi gas A. Jenis Sertifikasi
rumah kaca. 1. Sertifikasi Perusahaan
Sertifikat ISPO berlaku selama Perkebunan;
573
1. Tipe sertifikasi Perusahaan dengan tata ruang dan
lingkungan untuk perkebunan
Perkebunan dan Pekebun kelapa sawit.
Tipe sertifikasi Perusahaan c. Organisasi Kelembagaan
574
h. Kewajiban terkait izin sawit berkelanjutan yang dapat
berpengaruh terhadap peningkatan
lingkungan daya saing minyak kelapa sawit
Indonesia di pasar dunia. Sebelum
i. Pencegahan dan
Pemerintah Indonesia mengeluarkan
penanggulangan ketentuan mengenai ISPO, pasar
Internasional telah lebih dahulu
kebakaran. menilik mengenai ketentuan
memproduksi kelapa sawit
j. Pelestarian biodiversity berkelanjutan yang diramu dalam
bentuk RSPO.18 Perbedaan RSPO
k. Peningkatan usaha secara
dan ISPO ini terletak pada sifat
berkelanjutan pengaturannya, untuk ISPO bersifat
mandatory (kewajiban) sedangkan
RSPO bersifat voluntary (sukarela).
575
sertifikasi ISPO akan dilakukan Agustus 2019 sertifikat ISPO yang
khusus sertifikasi bagi perusahaan telah terbit sebanyak 566 (556
perkebunan. Sedangkan untuk perusahaan, 6 Koperasi Swadaya,
perkebunan rakyat akan diatur dalam dan 4 KUD Plasma) dengan luas
peraturan tersendiri. Pada tanggal 31 total areal 5.185.544 Ha, Tanaman
Desember 2012 ini seluruh Menghasilkan seluas 2,961.293 Ha,
perusahaan sawit di Indonesia harus total produksi TBS 56.650.844
sudah mengantongi sertifikasi ISPO. ton/th dan CPO 12.260.641 ton/th.
Karena itu, perusahaan perkebunan Produktivitas 19,07 ton/ha dan
dapat segera melakukan sertifikasi. Rendemen rata-rata 21,70 %.
576
Lampiran 2
577
Pratikum
Manajemen Agribisnis
Perkebunan
578
1.1.3 Orde Lama
Pada masa awal kemerdekaan tepatnya
pada taun 1957 pemerintah indonesia
berhasil mengambil alih perusahaan
sawit milik maskapai Belanda
Perubahan manajemen dalam
perkebuynan dan kondisi sosial polotik
serta keamanan dalam negeri yang
tidak kondusif, menyebabkan
perkebunan kelapa sawit terlantar
karena tidak ada peremajaan dan
rehabilitasi pabrik.
1.1.5 Reformasi
Setelah rezim orde baru berakhir,
selanjutnya untuk merangsang
pertumbuhan agribisnis kelapa sawit di
Indonesia yang melambat akibat
adanya krisis ekonomi tahun 1997-1999
. Pada periode tahun 2000-2013,
terjadi perubahan revolusioner baik
pada lingkungan strategis maupun pada
agribisnis / industri persawitan
nasional.
579
BAB II
PEMBIBITAN
A Pre-Nursery:
PEMILIHAN LOKASI 1 Buat Bedengan 1 Unit/hk 4
1) DEKAT DENGAN SUMBER AIR, KETERSEDIAN AIR 3 Susun babybag 1 Bag/hk 1.000
YANG BERMUTU BAIK DAN BERSIH (PH 5 Tanam kecambah 1 Bag/hk 1.000
PERSIAPAN PERSIAPAN
1. Penanaman Baru 1. Penanaman Baru
Suatu usaha budidaya tanaman yang Suatu usaha budidaya tanaman yang
diawali dengan pekerjaan pembukaan diawali dengan pekerjaan pembukaan
lahan yang kemudian dilanjutkan lahan yang kemudian dilanjutkan
Persiapan dengan penanaman pada lahan yang Persiapan dengan penanaman pada lahan yang
Administr telah dibuka tersebut. Administr telah dibuka tersebut.
asi 2. Pemeliharaan Tanaman
asi 2. Pemeliharaan Tanaman
Suatu usaha perawatan tanaman dan Suatu usaha perawatan tanaman dan
pemberian pupuk mulai tanaman pemberian pupuk mulai tanaman
digolongkan TBM sampai tanaman digolongkan TBM sampai tanaman
digolongkan sebagai Tanaman digolongkan sebagai Tanaman
Menghasilkan (TM). Menghasilkan (TM).
580
Perusahaan Benih Unggul Kelapa
TEKNIS LAPANGAN Sawit Di Indonesia
1. Penanganan Kecambah
SELEKSI
Seleksi pertama dilakukan pada umur 1 bulan dan
seleksi yang kedua dilakukan pada saat kecambah
berumur 3 bulan, dimana pada seleksi yang pertama
kecambah yang diseleksi sebanyak 6% dari populasi
2. Penyemaian PEMELIHARAAN 3. Pemupukan bibit dan dilanjutkan pada seleksi kedua sebanyak
6%. Jadi pada tahapan pre nursery jumlah
kecambah yang diseleksi sebanyak 12% agar
didapatkan 180 tanaman lolos seleksi untuk
ditanam per hektarnya. Seleksi dilakukan untuk
4. Penyiraman dan pegendalian gulma memisahkan tanaman. Adapun penampakan bibit
sawit yang abnormal
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
581
TEKNIS PEMBIBITAN MAIN-
NURSERY
PERSIAPAN PENANAMAN
Persiapan
Penanaman
SELEKSI
1. Pemupukan
Pada tahapan main nursery dilakukan dengan 4
tahapan yaitu pada umur 4 bulan, umur 6 bulan, umur
8 bulan dan saat mau ditanam. Seleksi bibit harus
dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa
2. Pengendalian Gulma 3. Hama Penyakit bibit yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang
dan Penyiraman
PEMELIHARAAN Tanaman baik dan sehat.Tanaman yang akan diseleksi diberi pancang
yang ditancapkan pada polybag berguna sebagai penanda. Bibit
yang sudah ada pancang, akan dipindahkan dan dikarantina,
jika bibit tidak sembuh maka bibit akan dipotong dan dibakar
agar jamur dan ulat musnah.Adapun kriteria bibit yang akan
seleksi pada tahapan ini yaitu bibit memiliki internode rapat,
internode lebar, tidak pecah juvenil, rata atas (flat top),
Khimera, steril (Erect), loyo (limp/ flacit), anak daun sempit,
crown deseases dan bibit raksasa (Giant Plant)
TERIMAKASIH
582
Materi 3
Tenaga kerja yang diperlukan untuk Survai, rintisan dan bloking : 4-6
HK/Ha
Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan Imas-Babat (semak-
belukar) = 18-24 HK/Ha
Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan Tebang-Tumbang
(semak-belukar) = 10-14 JKA/Ha (Jam Kerja Alat/Hektar). Peralatan
yang digunakan : Chainsaw
LAND CLEARING Untuk vegetasi asal semak belukar dengan kerapatan tegakan kayu
kerapatan sedang – rendah dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan tenaga manusia dengan norma 30-35 HK/ha.
Pembasmian hamparan lalang dengan menggunakan alat handsprayer,
dengan norma semprot lalalang 1 = 4-6 HK/ha; semprot lalang 2 = 3-5
HK/ha; Koreksi semprot lalang yang tumbuh kembali = 1-2 HK/Ha dan
wipping lalang = 2-3 HK/ha
583
Areal Datar Bergelombang
Memotong rapat semak dan pohon yang berdiameter <7.5 cm
hingga tidak lebih 15 cm dari permukaan tanah, bisa dilakukan di areal Areal Rendahan
ini, karena areal masih mudah untuk dilakukan pembabatan.
Land clearing pada areal rendahan adalah kegiatan membuka
Areal Bukit Bergunung lahan hutan/ areal baru yang berbentuk datar dan rawa menjadi lahan
Penumbangan pada areal bukit sampai bergunung dan dilakukan perkebunan. Tumbang dilaksanakan setelah pekerjaan mengimas
dengan menggunakan bulldozer. Sebelum menumbangkan bulldozer
yang besar bulldozer terlebih dahulu harus menggali tanah di seputar untuk pokok/kayu dengan diameter >7.5 cm.
pohon dan memotong akar-akar disekitarnya yang akan meninggalkan
lubang yang tidak di kehendaki tanah, disamping memerlukan waktu
yang lebih banyak, ketika menumpuk pepohonan dan tumbuhan lain
yang telah tumbang.
3. Penyelesaian Survey
584
Pembuatan Drainase
Prinsip dasar dari suatu sistem drainase yaitu menyekap air, kemudian
mengumpulkannya, dan akhirnya dibuang keluar areal. Merancang sistem drainase
yang baik harus mengacu pada peta topografi dan bukan berdasarkan kondisi visual
saja (sesuatu yang sering terjadi di perkebunan dan umumnya tidak efektif hasilnya).
585
Penumbangan tanaman lama
PENUMBANG
AN JALAN Pencacahan batang dan
cabang
Fungsi
• Mencegah terjadinya erosi tanah yang kerap
terjadi di lahan miring.
• Mengurangi kehilangan unsur hara yang terkandung
di dalam tanah.
• Meningkatkan kemampuan tanah dalam menampung
air dan unsur hara.
• Mempermudah pekerja dalam mengolah lahan dan
merawatnya.
• Meningkatkan produktivitas pekerja karena
lahan tidak terlalu miring
586
Materi 4
SAWIT
dan ecer bibit ke dekat lubang tanam adalah 1-2 HK/ha.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengeceran bibit ke titik
pemancangan adalah 100-150 bibit/HK
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk konsolidasi tanaman
adalah 0,2-0,3 HK/ha.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan penanaman
kelapa sawit adalah 6-8 HK/ha.
Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang 1. Pola Tanam Monokultur
lahan dengan mengatur susunan tata letak dan urutan Pertanian monokultur adalah pertanian dengan
tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa menanam tanaman sejenis.
pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama 2. Rotasi Tanaman (crop rotation)
periode tertentu. Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman adalah
penanaman dua jenis atau lebih secara bergiliran pada
lahan penanaman yang sama dalam periode waktu
tertentu.
Ma cam -m a ca m pola
Ma ca m -m a ca m pola t it ik 3. Pola Tanam Polikultur
ta na m da n popu la si
tanam
ta n am a n
Pola tanam Polikultur ialah pola pertanian dengan
banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang
terusun dan terencana dengan menerapkan aspek
lingkungan yang lebih baik.
1. Ma ta Lima
P em a n ca n ga n diar ea l Ca r a m em a nca n g pa da
dat a r a r ea l da t ar
2. Bu ju r
Sa n gka r
587
PEMANCANGAN DIAREAL DATAR CARA MEMANCANG PADA AREAL DATAR
P emu pu ka n da sa r lu ba ng t a n am
588
S
589
Materi 5
A Pengendalian Gulma :
PENGENDALIAN GULMA
B Kastrasi & Tunasan :
1 Kastrasi 12 Hk/ha 1
C Pemupukan :
D Perlindungan Tanaman :
E Sensus :
F Aplikasi TKS :
590
SIFAT GULMA PENGGOLONGAN GULMA
1. Menghasilkan banyak biji 1) Klas A
2) Klas B
Sangat kompetitif,
Gulma klas ini sangat
Mengeluarkan suatu zat
2. Penyebarannya mudah berbahaya, kompetitif yang
racun yang menghambat
harus dikendalikan secara
pertumbuhan tanaman,
3. Sifat kompetisi yang baik dan adaptasi yang cepat terhadap terus menerus dan apabila
Dapat menjadi inang
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan perlu harus dieradikasikan
alternatif hama dan
penyakit. bila biaya tidak mahal
4. Adanya alat Pelindung
3) Klas C
5. Adanya zat yang bersifat alkaloid dan allelophathy 4) Klas D
Gulma klas C kurang
Merupakan gulma yang
kompetitif dan dapat
bermanfaat, kurang
ditolerir, akan tetapi
6. Berbiak secara vegetatif kompetitif dan
memerlukan pengendalian
keberadaannya perlu
yang teratur. Bermanfaat
dipertahankan.
untuk mencegah erosi
• Pasar Rintis
5. Rotasi ilalang 6. Sheet ilalang
• Pasar Kontrol
• Batas Block
7. Ilalang sporadi,
kontrol
TEKNIK PENGENDALIAN
GULMA DI GAWANGAN
1. Pengendalian Gulma berkayu (Anak kayu), Bambu & Anakan 4. Pisang liar (Musa spp.)
S Sawit Liar Metode yang efektif adalah dengan cara menebang batang
Teknik pengendalian manual dilakukan dengan menggunakan pisang (± 10 cm dari tanah) dan langsung diolesi bagian atasnya
alat cados (cangkul kecil dengan lebar + 14 cm) dengan cara dengan larutan herbisida Ally 20 WDG (5 gram)+ Indostick (2 ml)
membongkar gulma sampai perakarannya. dalam 1 liter air.
2. Pengendalian Pakis (paku-pakuan) 5. Kalibrasi Volume Semprot
Pengendalian pakis dilakuakan dengan cara kimia yaitu Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot
menggunakan herbisida berbahan aktif paraquat dan metil yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat
metsulfuron dengan dosisi paraquat 1,5 l/ha dan metil metsulfuron mengetahui berapa banyak larutan semprot yang disemprotkan
25 gr/ha. pada setiap satuan lahan.
3. Pengendalian Keladi liar (Colocasia spp dan Caladium spp)
Metode yang efektif untuk mengendalikan keladi liar adalah
dengan penyemprotan herbisida Ally 20 WDG (konsentrasi 0,03
%) + Indostick (konsentrasi 0,2 %) dengan alat CP-15 atau Solo,
nozel cone.
591
S
KONSEP 4T DALAM
JENIS DAN SIFAK PUPUK
PEMUPUKAN
1. Pupuk Makro
2. Pupuk Mikro Tepat Tempat
• N (Nitrogen)
• Bo (Borium)
• P (Fosfor)
• Mn (Mangan)
• K (Kalium)
• Zn (Seng)
• Ca (Kalsium)
• Mg (Magnesium)
Tepat Dosis Tepat Cara
2. Pupuk Organik
• Kandang Tepat Waktu
• Kompos
• Hijau
dan penyakit di kebun adalah mendeteksi gejala serangan secara melakukan pengamatan hama atau penyakit dengan sampel 1
592
JENIS HAMA KELAPA SAWIT PENYAKIT TANAMAN
Ulat api & ulat kantong
Busuk pangkal Bercak daun
Binatang mamalia
Tungau
Ulat setora
Kumbang oryctes
Tanda dibuat di pokok pada bekas potongan pelepah dan dikerok Triplek (hard cover) yang bersampul plastik
Materi 6.
593
2. PENGENDALIAN GULMA
PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM)
Pengendalian gulma ilalang
Alang-alang atau ilalang (Imperata cylindrica L) adalah tanaman perintis yang sering tumbuh di
1. Klasifikasi TM Berdasarkan Usia Tanaman lahan-lahan kosong maupun di bekas sawah dan ladang
Tanaman kelapa sawit menghasilkan TM dapat digolongkan kedalam beberapa varietas
penge ndalian gulma di Piringan
berdasarkan umur dan perkembangan tanamanya, diantaranya ada:
Disebut piringan adala h karena area ini be rbentuk lingkaran sehingga menyerupai piring.
•TM-5
penge ndalian gulma di Gawangan
Masa tanam 8 tahun, dikategorikan dalam umur muda yang memiliki ciri fisiologis
memiliki ketinggian 1,5-2,3 meter dengan rata-rata tandan hasil panen 15-20 kg/tandan. -Gawa ngan : tempat atau ba gian di antara titik ta nam, gawangan digunakan sebagai jalan
akses untuk pe ngangkutan buah da n juga perawatan tanaman.
•TM-8
-Gawa ngan mati : gawangan yang digunakan sebagai areal rumpukan. Disebut gaawangan
Masa tanam 11 tahun, dikategorikan dalam usia muda yang memiliki ciri fisiologis
mati karena tidak da pat digunakan sebagai jalan karena ba nyak rumpuka n kayu dan semak.
memiliki ketinggian 2,5-3,5 meter dengan rata-rata tandan hasil panen 20-35 kg/tandan.
•TM-13
Masa tanam 16 tahun, dikategorikan dalam usia dewasa yang memiliki ciri fisiologis
memiliki ketinggian 4-6,5 meter dengan rata-rata tandan hasil panen 20-
35 kg/tandan.
Hama adalah binatang penggaggu tanaman yang di budidayakan oleh manusia. Macam – 1. Penyakit akar Blast disease
macam hama serta pengendaliannya : Penyebab : cendawan Rhyzoctonia lamellifera dan Phytium sp.
a. Kumbang penggerek pucuk( Oryctes rhinoceros) Gejala serangan :
Merupakan serangga hama dari ordo coleopteran dari kelompok binatang kumbang A. Bila menyerang pesemaian dapat menyebabkan kematian bibit secara mendadak.
penggerek pucuk. Serangan Oryctes rhinoceros sangat berbahaya karena kumbang dapat dengan B. Bila menyerang tanaman dewasa akan menyebabkan daun menjadi layu, kemudian tanaman mati.
mudah menggerek pucuk tanaman sampai ketitik tumbuh, sehingga akan dapat mematikan tanaman
kelapa sawit.. C. Kalau perakaran tanaman dilihat, tampak adanya pembusukan pada akar.
b. Pengendaliannya : Pengendalian :
Jika jumlah kumbang atau kerusakan baru< 5 / ha, dilakukan pengendalian secara manual. A. Pembuatan pesemaian yang baik agar pertumbuhan bibit sehat dan kuat.
Pada tanaman yang terserang dan kondisi pucuk mengering, segera dilakukan pembuangan pucuk B. Pemberian air irigasi pada musim kemarau dapat mencegah terjadinya gangguan penyakit ini.
dan pelepah lain yang rusak, agar matahari dapat langsung mengenai daerah serangan untuk
menghambat pertumbuhan pantogen sekunder.
594
PRUNING SENSUS POKOK DAN PRODUKSI
Tunas pokok (pruning atau pemangkasan) merupakan salah satu pekerjaan kultur teknis yang Tujuan sensus adalah untuk mengumpulkan data setiap blok yang meliputi jumlah titik tanam yang
diperlukan dalam upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit. tanamannya mati, hilang, abnormal atau tidak berproduksi dan menentukan kerapatan tanaman dan
Tujan prunning diantaranya yaitu: kondisi areal yang tidak dapat ditanami.
1. mempermudah pekerjaan panen. Hasil sensus yang akurat dapat membantu memudahkan dalam pengelolaan kebun dan dapat
2. menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah. digunakan untuk mengetahui serta melakukan tindakan terhadap hal yang berkaitan dengan:
3. memperlancar proses penyerbukan alami. 1. Jumlah pokok produktif dan non produktif
4. mempermudah pengamatan buah matang pada saat pekerjaan panen. 2. Pokok sakit / abnormal
5. melakukan sanitasi (kebersihan) tanaman, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi 3. Pokok mati / kosong
perkembangan hama dan penyakit. 4. Jumlah pokok sisipan
6. pada tanaman muda (tunas pasir) mempermudah pemupukan, pembersihan piringan, dan 5. Data parit dan sarana fisik ( jalan, jembatan, titi panen, dan lain - lain)
pengutipan brondolan. 6. Pekerjaan panen
7. Pekerjaan pemupukan
8. Pengendalian hama dan penyakit
Materi 7
Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang Rotasi panen atau yang biasa disebut dengan pusingan potong buah adalah waktu yang diperlukan
panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan antara panen terahir sampai dengan panen berikutnya pada areal atau hancak yang sama. Pada
di tempat pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolan. Tujuan panen adalah memperoleh minyak umumnya, perkebunan kelapa sawit di Indonesia menggunakan rotasi panen 7 hari
sawit dan inti sawit yang optimal dari tandan buah segar (TBS) dengan mutu asam lemak bebas Aspek atau faktor yang paling menentukan dalam pekerjaan potong buah guna mendapatkan hasil
(ALB) yang standart. (MKS+IKS) yang tinggi (kuantitas dan kualitas) yaitu pusingan potong buah. Pusingan potong
Istilah- istilah Dalam Pemanenan buah sangat erat hubungannya dengan mekanisme kerja sebagai berikut :
A. Afdeling : Wilayah kerja suatu perusahaan yang meliputi areal seluas kurang lebih 1.000 ha a) Meningkatnya buah mentah yang dipotong akan cenderung mempercepat siap borong dan
(areal datar) atau 800 ha (areal berbukit). memperlambat pusingan potong buah.
B. Ajir : Pancang yang merupakan titik dimanan tanaman di tanam di lahan perkebunan. b) Buah masak yang seharusnya dipanen pada hari itu menjadi tertinggal di pokok.
C. Alat berat : alat-alat yang besar yang digunakan dalam pekerjaan land clearing seperti bulldozer c) Buah masak yang tertinggal di pokok akan terus memberondol. Pada pusingan berikutnya, buah
dan excavator. tersebut telah terlampau masak, bahkan sebagian telah membusuk sehingga menjadi buah busuk.
D. Ancak : Areal tertentu yang dikerjakan oleh seorang atau sekelompok pekerja dikebun kelapa d) Persentase brondolan yang meningkat mengakibatkan penurunan output potong buah karena waktu
sawit. pemanen banyak tersita untuk mengutip brondolan.
e) Situasi ini dapat mengakibatkan tukang potong buah tidak mencapai siap borong sehingga
mendorong mereka untuk memotong buah mentah lagi demi mengejar siap borong karena
memotong buah mentah tidak perlu mengutip brondolan terlalu banyak. Akibatnya kejadian ini,
pusingan potong buah akan semakin bertambah terlambat.
595
ANCAK PANEN TAKSASI POTONG BUAH
Taksasi produksi atau yang biasa disebut dengan taksasi panen merupakan kegiatan untuk
memperkirakan hasil panen yang akan dilaksanakan pada kegiatan panen berikutnya.Taksasi panen
Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen dilakukan pada sore hari sebelum besoknya dilakukan pemanen pada areal yang sama, kegiatan
pada hari hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen.. Ancak panen diatur sedemikian taksasi panen ini dilakukan oleh mandor panen. Manfaat dilakukan taksasi panen adalah untuk
rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan menentukan jumlah tenaga kerja panen, menentukan jumlah tranportasi pengangkut hasil panen
bersambungan dengan yang pertama
Adapun rumus yang bisa diaplikasikan untuk menghitung prosentase angka kerapatan panen
System pembagian ancak pemanen , meliputi : kelapa sawit yaitu :
A. Ancak Tetap AKP = JTM/JTS x 100%
Pemanen dan lokasi tetap tidak perlu di giring ke arah tertentu. sistem ini pemanen Keterangan :
mempunyai hancak yang tetap dan luasan yang sama antar pemanen.
AKP = Angka Kerapatan Panen
Ancak Giring
JTM = Jumlah Tandan Matang
Sistem ancak panen yang di lakukan dengan cara memberikan suatu ancak kepada pemanen
JTS = Jumlah Tanaman Sample
setiap hari panen yang perpindahannya dari suatu ancak ke ancak berikutnya dengan cara digiring.
Taksasi panen harian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan produksi TBS
yang akan diperoleh besok. Hal tersebut juga bisa memperkirakan kebutuhan tenaga pemanen dan
memperkirakan jumlah transportasi untuk mengangkut hasil panen.
Sistem kerja potong buah perlu diterapkan untuk mengatur kerja para pekerja panen. Standar Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan sebelum TBM dimutasikan menjadi
panen yg digunakan antara satu perusahaan dan perusahaan lain kemungknan berbeda: TM. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen
Tandan buah matang harus mempuyai sedikitnya 1 brondolan di piringan sebgai tanda buah tersebt seminimal mungkin. Hal-hal yang perlu dilakukan di dalam mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan
siap di panen potong buah yaitu persiapan kondisi areal, tersedianya tenaga potong buah, pembagian ancak,
Pelepah yg di tunas di potong dan di susun rapi pd gawangan penyediaan alat-alat kerja
Rotasi panen di pertahankan pada interval 7-10 hari. panen adalah mengambil seluruh buah yang layak panen, menggumpul buah semua ke TPH dan
mengirimkan seluruhnya ke PKS pada hari yang sama dalam kondisi sesegar-segarnya dan
TBS di brondolan di susun rapi di tph (tempat pemungutan hasil) untk pengangkutn ke pabrik sebersih-bersihnya secara efektif dan efesien semua buah pada tingkat yang optimum yaitu pada
Tangkai buah di potong dan seluruh kotoran tandan (tbs) di bersihkan sblm pengangkutan saat TBS mengandung minyak dan kernel tertinggi.
Tingkat ekstasi minyak >22% dan kandungan ABL <2%
Materi 8
PENYORTIRAN TBS
PENGOLAHAN TBS
1. Jembatan Timbang Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis
Jembatan Timbang adalah alat untuk mengukur berat yang dilengkapi Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting
dengan platform dan load cell sebagai sensor terhadap gaya dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan
berat(analog) yang diberikan dan mengirimkannya ke Avery – weigh dan Buah Segar).
selanjutnya dikonversikan ke dalam satuan berat (digital).
Grading menjadi salah satu bagian dalam alur pengolahan
Weighbridge mempunyai fungsi sebagai berikut: TBS menjadi CPO dimana kegiatan grading memilki beberapa fungsi
Menimbang Tandan Buah Segar (TBS) antara lain :
Memonitoring perbedaan brutto, tara, dan netto Untuk mengetahui kualitas dari TBS yang masuk ke pabrik dan sebagai
Mengetahui data produksi buah dari kebun laporan balik ke estate (kebun) akan kualitas dari TBS yang di kirim.
Mengetahui jumlah hasil prosuksi yang akan dijual/dikirim Sebagai salah satu parameter yang akan mempengaruhi
rendemen/OER (oil extrasion rendemen) di pabrik, dan kualitas minyak
Alat-alat yang digunakan
yang akan dihasilkan.
1. Avery Berker
Acuan pembayaran TBS ke pihak 3.
2. Komputer
3. Printer
4. Plat Form
5. Load Cel
596
PEREBUSAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) ATAU
STERILIZER P E N GE MP AAN ATAU P E N GE P RE SAN
Perebusan / sterilisasi kelapa sawit adalah proses memasak
buah kelapa sawit didalam bejana tekan yang menggunakan uap dengan Bro n d o la n y a n g te la h m e n g a lam i p e n c a c a h a n d a n
tekanan sekitar 3,0 kg/cm2, yang digunakan untuk merebus buah kelapa k e lu a r m e la lu i b a g ia n b a w a h d i g e s te r s u d a h
sawit yang masih berupa tandan buah segar. Tahap pengolahan Tandan b e ru p a bu bu r. Ha s i l c a c a h an te rs e b u t la n g s u n g
Buah Segar (TBS) yang pertama adalah proses perebusan atau sterilisasi m a s u k k e a la t p e n g e p re s a n y a n g b e ra d a p e rs i s d i
yang dilakukan dalam bejana bertekanan (sterilizer) dengan b a w a h d i g e s te r.P a d a p a bri k k e la p a s a w i t,
menggunakan uap air jenuh (saturated steam). u m u m n y a d i g u n a k a n s c re w p re s s s e b a g a i a la t
Penebahan atau thresing adalah proses melepaskan buah sawit p e n g e p re s a n u n t u k m e m i s a h k a n m i n y a k d a ri
dari janjangannya (tandan sawit) dengan cara mengangkat dan d a g i n g bu a h .
membantingnya serta mendorong janjang kosong (tandan kosong
sawit) ke empty bunch conveyor (konveyor tandan kosong sawit). S e la m a p ro s e s p e n g e m p a a n b e rla n g s u n g , a i r
TBS yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan
p a n a s d i ta m ba h k a n k e d a la m s c re w p re s s . Ha l in i
dituangkan ke alat pemipil ( Threser ) dengan bantuan hoisting crane b e rtu ju a n u n t u k p e n g e n c e ra n (d i llu ti o n ) se h in gg a
atau transfer carriage. Alat pemipil berperan untuk memisahkan buah m a s s a b u b u r b u a h y a n g d i k e m p a tid a k te rla lu
dari tandan yang telah direbus. Keberhasilan perebusan jika tidak ra p a t.
didukung dengan pemipilan yang baik, maka kehilangan minyak akan
tinggi. Dan keberhasilan pemipilan juga bergantung pada proses
perebusan.
Materi 9
597
PRODUK TURUNAN PENGOLAHAN CPO DAN PKO
BLACK CAMPAIGN DI DUNIA DAN DI INDONESIA
Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit,
dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice Black Campaign di Dunia
creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Black campaign merupakan sebuah pernyataan yang tidak
Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, memiliki kebenaran. Pernyataan ini berisikan rayuan yang bersifat
Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, merusak, sindiran, atau rumor yang tersebar yang ditujukan pada sesuatu
Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk biodiesel, permintaan akan atau sesorang untuk menimbulkan persepsi negatif.
produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat,
Salah satu tindakan yang terdapat dalam resolusi tersebut adalah
terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa
melakukan penghentian pemakaian minyak nabati (termasuk sawit) yang
dan Jepang untuk menggunakan renewable energy.
dikatakan sebagai penyebab deforestasi secara bertahap mulai tahun
2017 hingga diharapkan berhenti sama sekali di tahun 2030.
Black Campaign di Indonesia
Minyak kelapa sawit, sebagai komoditas yang
diperdagangkan secara global, digunakan dalam sejumlah besar produk
pangan dan nonpangan dan akhir- akhir ini dipandang sebagai bahan
bakar nabati yang menjanjikan. Minyak kelapa sawit pada umumnya
diproduksi di negara berkembang wilayah tropis yang lembab dan
menjadi sektor penting bagi perekonomian setempat, baik untuk ekspor
maupun sebagai bahan baku industri produk turunan
Materi 10
RSPO
BAB X
RSPO merupakan asosiasi nirlaba yang menyatukan para
pemangku kepentingan dari tujuh sektor industri minyak sawit -
REGULASI BISNIS INDUSTRI produsen kelapa sawit, pemroses atau pedagang kelapa sawit,
produsen barang-barang konsumen, pengecer, bank dan
KELAPA SAWIT investor, LSM pelestarian lingkungan atau konservasi alam, dan
LSM sosial. RSPO bersama para pemangku kepentingan
bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
standar global untuk minyak sawit berkelanjutan.
598
SEJARAH RSPO MODEL DAN KRITERIA RSPO
Pada tahun 2001, WWF mulai menjajaki Beberapa karakteristik RSPO antara lain yaitu:
kemungkinan pembentukan Roundtable on a.) Multistakeholder membership. b.) Sukarela.
Sustainable Palm Oil (RSPO) Hasil dari penjaja- c.)Transparan. d.)Berorientasi pada aksi dan
kan ini adalah dibentuknya kerjasama informal hasil yang nyata. e.). Berkomitmen pada
antara WWF dengan Aarhus United UK Ltd, produksi dan penggunaan kelapa sawit yang
Golden Hope Plantation Berhad, Migros, lestari.
Malaysian Palm Oil Association, Sainsbury’s dan
Unilever pada tahun 2002.
NEGARA KEANGGOTAAN
ISPO
RSPO
Keanggotan RSPO itu sendiri terdiri dari tujuh stakeholder utama
dalam rantai pasok kelapa sawit. Beberapa pihak yang ada dalam
ISPO bertujuan untuk melindungi dan melestarikan
keanggotaan ini adalah perusahaan kelapa sawit, prosesor dan
pedagang minyak sawit, produsesn barang-barang, konsumen, kelapa sawit di pasar global. Dalam penerapannya,
LSM lingkungan, LSM sosial, Bank/investor dan retailer. Kesemua
ISPO berupa sertifikasi perkebunan milik perusahaan
anggota ini merupakan para pihak yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam proses produksi perkebunan kelapa sawit. besar baik swasta, BUMN maupun sertifikasi
Sampai saat ini anggota RSPO yang tercatat secara resmi di
perkebunan rakyat.
sekertariat RSPO adalah 1330 anggota.
SEJARAH ISPO
Atas kesadaran/deklarasi bahwa pengelolaan sumber daya alam termasuk
Dalam hal terbitnya pedoman ISPO ini, Menteri Pertanian menyatakan hal
ini sebagai amanat konstitusi dalam Pasal 33 ayat (3), UUD 1945,
nasional”.
599
PERUSAHAAN PENERAPAN
ISPO
Lembaga Sertifikasi ISPO adalah lembaga independen yang
7. PT SGS Indonesia;
9. PT AJA Sertifikasi;
600