iii
IV. BANGUNAN PABRIK .................................................................................... 23
A. Tujuan .......................................................................................................... 23
B. Pendahuluan ............................................................................................... 23
C. Materi Pokok ............................................................................................... 24
1. Perencanaan bangunan pabrik ............................................................ 24
2. Hubungan bangunan pabrik dan layout pabrik .................................. 26
3. Jenis-jenis bangunan pabrik .............................................................. 26
4. Bentuk atap pabrik ............................................................................. 27
5. Lantai bangunan pabrik ...................................................................... 27
D. Latihan ........................................................................................................ 28
E. Daftar Pustaka ........................................................................................... 28
iv
VIII. MANAJEMEN INVENTORY...................................................................... 65
A. Tujuan .......................................................................................................... 65
B. Pendahuluan .............................................................................................. 65
C. Materi Pokok ............................................................................................... 65
1.Inventori & Permintaan ....................................................................... 66
2.Nilai Tambah Pengelolaan Inventori..................................................... 66
3.Penataan Inventori ............................................................................... 67
4.Biaya Inventori ..................................................................................... 68
5.Pemesanan Inventori ............................................................................ 69
6.Safety Stock .......................................................................................... 72
D.Latihan ........................................................................................................... 74
E.Daftar Pustaka ............................................................................................... 75
X. POLA PRODUKSI....................................................................................... 94
A. Tujuan .......................................................................................................... 94
B. Pendahuluan .............................................................................................. 94
C. Materi Pokok ............................................................................................... 94
1. Jenis-jenis pola produksi ................................................................... 95
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan pola produksi .......... 96
3. Teknik perhitungan penentuan pola produksi .................................. 97
D. Latihan ........................................................................................................ 99
E. Daftar Pustaka ........................................................................................... 99
v
XII. FILOSOFI JUST IN TIME ....................................................................... 108
A. Tujuan ........................................................................................................ 108
B. Pendahuluan .............................................................................................. 108
C. Materi Pokok ............................................................................................... 108
1. Sumber pemborosan ........................................................................ 108
2. Persediaan dan pemasok .................................................................... 111
D. Latihan ......................................................................................................... 112
E. Daftar Pustaka ............................................................................................ 112
vi
BAB I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
2. Menjelaskan tentang operasi sebagai sistem produktif
3. Menjelaskan tentang Manajemen Operasi sebagai kegiatan manajerial
4. Menjelaskan tentang kerangka keputusan operasi
5. Menjelaskan tentang sasaran-sasaran operasi
B. Pendahuluan
Tujuan umum perusahaan adalah membuat produksi atau jasa dengan biaya serendah-
rendahnya, menjual dengan harga wajar dan membentuk kebiasaan. Dua fungsi esensial
setiap perusahaan adalah produksi dan pemasaran. Fungsi pemasaran berkenaan dengan sisi
permintaan (demand side) sedangkan fungsi produksi berhubungan dengan sisi penawaran
(supply side). Fungsi lainnya adalah keuangan, personalia dan lainnya saling berkaitan satu
dengan yang lain dan sangat memerlukan komunikasi dan koordinasi.
Manajemen Produksi bukan sekedar gabungan dari peralatan-peralatan tapi merupakan
sintesa konsep-konsep dan teknik-teknik yang berhubungan secara langsung dengan
manajemen sistem produktif
C. Materi Pokok
1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Kegiatan Manajemen Produksi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing)
berbagai macam barang, tetapi juga melaksanakan kegiatan produksi yang menyediakan
berbagai bentuk jasa. Istilah Manajemen Produksi yang sudah dipakai secara meluas
dipandang kurang mencakup seluruh kegiatan produktif dalam perekonomian. Oleh karena
itu diperlukan istilah yang lebih luas yaitu Manajemen Operasi. Istilah Manajemen Produksi,
1
Manajemen Operasi, Manajemen Produksi/Operasi atau Manajemen Produksi dan Operasi
dapat dipergunakan dan saling dipertukarkan atau memiliki pengertian yang sama.
Manajemen Produksi dan Operasi merupakan usaha secara optimal menggunakan sumber
daya (faktor produksi), yaitu tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah (bahan baku)
dalam proses transformasi bahan baku dan tenaga kerja menjadi produk atau jasa. Berbagai
input dapat memproduksi berbagai output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat
tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Organisasi yang baik hendaknya memiliki sistem pelaporan yang memberikan informasi
umpan balik (feedback) agar dapat diketahui kegiatannya memenuhi permintaan konsumen
atau tidak. Jika tidak, perubahan dapat dilakukan pada operasi internal dan faktor-faktor
produksi yang digunakan. Selain itu juga memperhatikan faktor eksternal seperti peraturan
pemerintah, tuntutan serikat buruh, kondisi ekonomi lokal, regional dan internasional,
kemajuan teknologi dan lainnya sebagai kondisi terkini dan akan datang yang sangat
dinamis.
2
3. Manajemen Operasi sebagai kegiatan manajerial
Manajemen Operasi juga dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan kegiatan-kegiatan
manejerial yamg terdiri dari pemilihan, perancangan, pengoperasian, pengawasan dan
pembaharuan.
a. Pemilihan : keputusan strategik yang menyangkut pemilihan proses mana berbagai
barang atau jasa diproduksi.
b. Perancangan : keputusan taktikal yang menyangkut kreasi metoda pelaksanaan suatu
operasi produktif.
c. Pengoperasian : keputusan perencanaan tingkat output jangka panjang, dasar
peramalan permintaan, keputusan penjadwalan pekerjaan dan
pengalokasian karyawan jangka pendek.
d. Pengawasan : prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan korektif dalam
operasi produksi barang dan jasa.
e. Pembaharuan : implementasi perbaikan yang diperlukan dalam sistem produktif
berdasarkan perubahan-perubahan permintaan, tujuan organisasi,
teknologi dan manajemen
3
kapasitas jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek ;
keputusan forecasting ; perencanaan fasilitas, perencanaan agregat dan
scheduling; keputusan perencanaan dan pengawasan kapasitas lainnya.
c. Persediaan : keputusan berkenaan dengan kapan harus memesan dan berapa
banyak setiap kali pesan, mengelola sistem logistik dari pembelian
sampai penyimpanan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan
produk akhir.
d. Tenaga kerja : keputusan meliputi desain pekerjaan, alokasi tenaga kerja, pengukuran
kerja, peningkatan produktivitas, pemberian kompensasi dan
penciptaan lingkugan kerja yang aman dan sehat.
e. Kualitas : fungsi operasi bertanggungjawab terhadap kualitas barang dan jasa
yang dihasilkan. Penekanannya kepada dimensi kualitas dalam desain
produk maupun pengawasan kualitas
4
waktu yang dibutuhkan delam merubah desain atau merubah kapasitas
produksi.
D. Latihan
1. Berikan contoh input – output dalam proses produksi pada berbagai industri yang
berbeda!
2. Mengapa harus dilakukan kegiatan pembaharuan dalam kegiatan manajerial?
3. Jelaskan keputusan-keputusan apa saja yang dalam mengabil keputusan operasi
4. Jelaskan bagaimana mengukur Dependability dan Fleksibilitas dalam sasaran operasi!
E. Daftar Pustaka
1. Chase, Richard B.; Aquiliano, Nicholas J., 1981, Production and Operations
Management, edisi 3, Richard D Irwin, Inc, Homewood, Illiniois, p4-5
2. Chase, Richard B.; Aquiliano, Nicholas J.; Jacobs, F.Robert, 2001, Operations
Management for Competitive Advantage, Ninth Edition, McGraw-Hill Irwin, p6-8
3. Handoko, T. Hani, 2000, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE
Yogyakarta, p2-3, p6-9, p25-26
4. Schroeder, Roger G., 1982, Operations Management, Decisions Making in the
Operations Functions, McGraw-Hill International Book Company Kogusha, Ltd, Tokyo,
p11-12
5
BAB II
DESAIN PRODUK
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang komponen-komponen produk
2. Menjelaskan tentang Siklus Hidup Produk
3. Menjelaskan tentang Diversifikasi Produk
B. Pendahuluan
Desain produk memiliki dampak strategis terhadap keberhasilan dan keberlanjutan
perusahaan. Keputusan desain merupakan keputusaan mendasar yang berdampak pada
keseluruhan proses dalam perusahaan. Keputusan desain ataupun re-desain didorong oleh
peluang pasar dan ancaman. Ketika terdapat peluang pasar, ada konsumen yang membeli,
produk didesain sebaik-baiknya agar sesuai keinginan konsumen. Ketika ada ancaman
produk lain, maka dilakukan re-desain agar tetap menarik bagi konsumen.
C. Materi Pokok
1. Komponen Produk
Produk memiliki tiga komponen utama yaitu nama atau merk, idea dan kemasan. Produk
tanpa nama sulit dikenali oleh konsumen, produk tanpa idea menjadi tidak jelas sedangkan
kemasan walaupun tidak berhubungan langsung dengan produk namun merupakan suatu hal
yang penting. Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang penting. Gambar 2.1
merupakan komponen yang membentuk produk.
Dalam kompetisi bisnis dimana semakin banyak kompetitor, nama merupakan hal yang
sangat penting. Tanpa nama sebuah produk sulit dikenali dan konsumen yang sudeh pernah
menggunakan produk tanpa nama akan kesulitan jika ingin mencarinya kembali bila
memerlukannya. Bahkan konsumen bisa keliru atau tanpa sadar membeli produk dari
perusahaan lain dan bukan produk dari perusahaan yang dahulu pernah dikonsumsinya.
6
PRODUK
Gambar 2.1
Komponen Produk
Disamping nama, kemasan juga harus diperhatikan oleh produsen. Bisa jadi produk
yang sebenarnya baik namun karena kemasan produk tidak menarik maka produk tidak
diminati calon konsumen. Kemasan bukan hanya berfungsi sebagai pembungkus saja tapi
memiliki peran lain sebagai berikut :
7
a. Kemasan dapat menambah nilai produk.
b. Kemasan dapat digunakan sebagai media komunikasi melalui logo atau tulisan dalam
kemasan.
c. Kemasan dapat digunakan untuk menjelaskan produk dan kegunaan produk tersebut.
d. Kemasan dapat digunakan untuk memberi peringatan, menunjukkan garansi dan
informasi produk lainnya
e. Kemasan dapat didesain sehingga produk menjadi lebih mudah dibawa.
f. Kemasan dapat membuat produk menjadi lebih indah dan menarik.
g. Kemasan berguna untuk melindungi produk yang berada di dalamnya
h. Kemasan berguna sebagai identitas perusahaan.
Selain nama dan kemasan, komponen produk yang berkaitan erat dengan manajemen
operasi adalah idea. Yang termasuk dalam idea adalah fitur produk, benefit produk dan
jaminan atas produk, dan servis atau layanan yang terkait dengan produk.
Fitur produk adalah segala hal/atribut yang melekat pada produk tersebut. Untuk
produk yang berupa barang, berbagai atribut produk lebih mudah diukur. Sedangkan produk
yang berupa jasa, sebagian mudah diukur dan sebagian lagi tidak mudah untuk diukur.
Pengukuran atribut ini menjadi penting untuk mendesain fitur produk.
Beberapa contoh atribut produk dalam hubungannya dengan desain produk untuk
perusahaan manufaktur :
a. Bentuk, warna dan ukuran produk
b. Kenyamanan dalam penggunaan produk
c. Keamanan dalam penggunaan produk
d. Daya tahan atau umur produk
e. Fleksibilitas penggunaan produk
f. Kecocokan bagi konsumen
g. Harga produk
Tidak semua produk didesain melalui atribut produk yang sama. Atribut produk yang
diutamakan dalam sebuah produk harus didesain sebaik mungkin. Beberapa atribut yang
diutamakan mungkin berbeda antara satu produk dengan produk lainnya.
8
Adapun beberapa contoh produk untuk perusahaan jasa atau non mnufaktur adalah
sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu pelayanan
b. Kecepatan pelayanan
c. Keamanan pelayanan
d. Kenyamanan pelayanan
e. Ketenangan pelayanan
f. Keramahan pelayanan
g. Harga pelayanan
Dari berbagai fitur diatas, ada beberapa pilihan dan yang harus dipilih hanya satu alternatif
saja, ada pula yang dapat dipilih semuanya atau beberapa dari pilihan yang ada.
Hal lain yang termasuk dalam idea adalah benefit produk. Benefit produk dapat diartikan
sebagai semua manfaat yang diperolah dari produk tersebut. Pembeli produk sebenarnya
tidak mencari produk itu sendiri, tapi mencari kepuasan dari produk yang dibelinya.
Kepuasan yang dicari pembeli berbeda-beda, ada yang bersifat rasional dan bersifat
emosional. Kepuasan konsumen inilah yang digunakan sebagai dasar dalam mendesain
benefit produk. Jika pembeli merasa puas maka pembeli akan melakukan pembelian kembali
di waktu yang akan datang. Jika manfaat yang diperoleh melalui pembelian sebuah produk
adalah benar-benar seperti yang dibutuhkan secara rasional, maka pembeli akan
mendapatkan kepuasan rasional. Sedangkan pembeli yang juga mendapatkan benefit produk
dari segi emosional walaupun harga produk yang dibeli sangat tinggi.
Produk yang dijual akan lebih memuaskan pembeli apabila terdapat jaminan atas produk
tersebut. Misalnya jaminan daya tahan produk, keamanan dan ketepatan waktu untuk
perusahaan transportasi, harga produk sejenis yang lebih murah dan sebagainya. Nama atau
merek produk tertentu dapat menjamin kualitas dari suatu produk
Servis atau layanan juga merupakan hal yang terpenting dalam komponen produk.
Penanganan keluhan pelanggan, after sales service menjadi pertimbangan konsumen dalam
membeli sebuah produk. Berbagai macam ketidaknyamanan konsumen yang tidak
diperhatikan produsen mengakibatkan konsumen meninggalkan produk dan beralih ke
produk pesaing.
9
2. Product Life Cycles
Setiap produk memiliki siklus perputaran hidupnya. Siklus hidup produk
menggambarkan perkembangan penjualan produk dalam kurun waktu tertentu. Siklus hidup
produk (Product Life Cycles) terdiri dari 4 tahap yaitu :
Gambar 2.2
Siklus Hidup Produk
10
c. Tahap Kedewasaan/Kejenuhan (Maturity). Tahap ini menunjukkan adanya kejenuhan
sehingga sukar untuk meningkatkan penjualan produk tersebut. Grafik penjualan tidak
sepesat tahap sebelumnya. Volume penjualan menurun karena konsumen atau pembeli
potensial telah memiliki produk sehingga penjualan tergantung dari penggantian
(replacement) dan pertambahan penduduk. Pertumbuhan yang lambat mengakibatkan
kelebihan kapasitas perusahaan. Perusahaan yang lemah akan meningalkan pasar dan
perusahaan yang kuat tetap dapat bertahan. Dibutuhkan anggaran periklanan dan R&D
untuk memodifikasi produk dan menginovasi produk baru
d. Tahap Penurunan (Decline). Hampir semua produk akan sampai ke tahap penurunan
dalam permintaan jika produk tersebut digantikan oleh produk baru. Pada tahap ini
konsumen sudah tidak menyenangi produk tersebut sehingga penjualan akan menurun
tajam. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan antara lain kemajuan teknologi,
perubahan selera konsumen dan ketatnya persaingan bisnis.
Tidak semua produk mengalami semua tahap siklus hidup produk tersebut. Ada produk
yang langsung mengalami tahap kejenuhan setelah tahap perkenalan, tanpa melalui tahap
pertumbuhan. Adapula yang yang mengalami tahap perkembangan kedua sesudah tahap
kejenuhan.
3. Diversifikasi
Masalah desain tidak hanya menyangkut perancangan dan perancangan kembadi suatu
produk individual, tapi juga keputusan yang menyangkut produk berganda. Hal ini timbul
karena perusahaan sering menghadapi kesempatan diversifikasi yaitu kesempatan untuk
menambah atau memperluas macam produk yang diproduksi dan dijual. Ada tiga macam
pengembangan diversifikasi yaitu :
a. Diversifikasi konsentrik, yaitu usaha menambah produk baru yang mempunyai
sinergi teknologi atau sinergi pemasaran dengan garis produk yang ada. Produk baru
ini untuk menarik kelompok konsumen yang baru. Contoh : produsen mobil
menambah produknya dengan memproduksi sepeda motor.
b. Diversifikasi horizontal, yaitu usaha menambah produk baru yang dapat menarik
konsumen meskipun produk tersebut tidak mempunyai hubungan dengan garis
produk yang ada. Contohnya perusahaan mobil menambah produk dengan mesin
cuci.
11
c. Diversifikasi konglomerat, usaha menambah produk baru untuk dijual pada golongan
pembeli baru, dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau
pemanfaatan kesempatan lingkungan yang menguntungkan. Produk baru itu tidak
memiliki hubungan apapun baik teknologi maupun pasar dengan garis produk yang
ada.
Masalah diversifikasi produk ini harus dipertimbangkan baik dari sudut pemasaran
maupun dari sudut pandang operasi. Ada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan yang
memiliki sejumlah macam produk.
Dari sudut pemasaran kebaikan diversifikasi adalah kemampuan menawarkan lebih
banyak pilihan kepada pelanggan. Kerugiannya adalah pelanggan sulit membedakan
produk sejenis, kesulitan memberikan pelatihan kepada tenaga penjualan dan pengelolaan
lebih mahal.
Dari sudut pandang operasi, diversifikasi produk meningkatkan kompleksitas proses
produksi, memperpendek proses produksi dan mempersulit penetapan peralatan dan
tenaga kerja.
D. Latihan
1. Jelaskan tiap tahapan pada Siklus Hidup Produk berserta ciri-cirinya!
2. Apa yang harus dilakukan produsen jika produknya sudah memasuki tahap
kejenuhan?
3. Mengapa tingkat diversifikasi yang terlalu tinggi dapat merugikan perusahaan?
4. Jelaskan perbedaan mendasar dari diversifikasi konsentrik dan divesifikasi
horizontal!
5. Daftar Pustaka
1. Ahyari, Agus, 2013, Manajemen Operasi, edisi 2, Universitas Terbuka, p2.4-2.11
2. Gitosudarmo, Indriyo, 2009, Manajemen Operasi, edisi 3, BPFE Yogyakarta, p117-
123
3. Handoko, T. Hani, 2000, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE
Yogyakarta, p35-36, p45-46
4. Harsasi, Meirani, 2014, Pengembangan Produk, edisi 1, Universitas Terbuka, p4.4-
4.6
12
BAB III
PENENTUAN LOKASI PABRIK
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik
2. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam pemilihan lokasi pabrik
3. Menjelaskan cara penilaian lokasi pabrik
4. Menyelesaikan contoh soal pemilihan lokasi pabrik
5. Menggunakan pendekatan biaya transportasi dalam pemilihan lokasi pabrik
6. Menyelesaikan contoh soal penggunaan metode transportasi
B. Pendahuluan
Tempat proses produksi yang kita kenal sebagai pabrik perlu dibangun di daerah yang
relatif baik bagi kepentingan perusahaan yang bertujuan memaksimumkan keuntungan.
Penempatan pabrik yang tepat akan berkontribusi dalam usaha meminimumkan biaya.
Penempatan yang baik ini akan menghasilkan biaya transportasi, biaya pengadaan bahan
baku, biaya produksi dan biaya distribusi barang jadi yang relatif minim, sehingga makin
sedikit problema yang dihadapi pengusaha, sehingga dapat lebih banyak mencurahkan
waktunya pada usaha-usaha perencanaan dibidang lain karena dia sudah menikmati
pemilihan tempat pabrik yang relatif tepat.
C. Materi Pokok
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik
Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh terhadap sistem produksi yang
ekonomis karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi letak fasilitas/mesin-mesin dalam
pabrik (layout), dan yang lebih penting lagi karena lokasi tersebut akan mempengaruhi
besarnya biaya operasi maupun biaya kapital.
Banyak faktor fisik yang dimiliki oleh suatu daerah menentukan didirikannya suatu
pabrik di daerah tersebut misalnya tersedianya sumber-sumber alam yang diperlukan bagi
proses produksi, kecakapan tenaga kerja yang ada, fasilitas transportasi dan sebagainya.
13
Lokasi yang berbeda untuk didirikannya sebuah pabrik akan mempengaruhi/mengakibatkan
biaya operasi danbiaya kapital yang berbeda, yang antara lain terdiri dari biaya tenaga kerja,
pajak, tanah dan pembangkit tenaga. Kombinasi biaya variabel dan biaya tetap bagi lokasi
yang berbeda-beda dapat menciptakan hubungan antara biaya dan volume produksi yang
relatif baik bagi masing-masing lokasi. Di dalam memilih lokasi pabrik ini tentu saja terdapat
faktor-faktor subyektif pemilik maupun pemimpin perusahan.
Faktor-faktor seperti lingkungan masyarakat, kualitas fasilitas transportasi, kualitas
dan kuantitas tenaga kerja, akan mempunyai pengaruh ekonomis terhadap pemilihan lokasi
pabrik. Di dalam menentukan lokasi suatu pabrik di mana pabrik itu akan didirikan dan di
bagian mana dari daerah itu akan didirikan pabrik tersebut, dalam hal ini di dalam kota atau
di luar kota. Pemilihan letak pabrik pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. Lingkungan Masyarakat
Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi baik
konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik di daerah tersebut
merupakan suatu syarat untuk dapat atau tidaknya didirikan pabrik tersebut di daerah itu.
b. Sumber Daya Alam
Biaya produksi akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga bahan dasar
dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga bahan-bahan
dasar dan bahan-bahan pembantu dipengaruhi pula oleh biaya yang harus ditanggung
oleh penyedia bahan-bahan untuk mendistribusikannya pada para pemakai yaitu pabrik-
pabrik tersebut. Apabila suatu pabrik terletak jauh dari sumber daya alamnya maka akan
semakin tinggi biaya pengangkutan dan distribusi bahan-bahan tersebut. Oleh karena itu
kita lihat bahwa pabrik-pabrik minyak, semen, baja, dan pabrik-pabrik yang
memproduksi barang-barang hasil tambang didirikan di mana bahan tambang tersebut
terdapat.
c. Sumber Daya Manusia
Tersediahnya tenaga kerja baik tenaga terdidik maupun tenaga terlatih yang cukup
banyak merupakan faktor yang penting. Di dalam penentuan lokasi pabrik harus
dipertimbangkan besarnya kebutuhan baik tenaga kerja terdidik dan cakap, terlatih dan
tak cakap, terhadap kemungkinan tersediannya tenaga-tenaga tersebut, di sekitar daerah
yang akan dipilih sebagai alternatif lokasi pabrik, misalnya di kota-kota besar atau kota
14
industri akan lebih mudah untuk memperoleh tenaga-tenaga terdidik meskipun biaya
cukup mahal. Di samping itu tenaga tidak terdidik akan banyak terdapat di luar kota.
Selain dari pada itu di daerah perkotaan meskipun tenaga terdidik mudah diperoleh akan
tetapi biasanya akan memiliki tingkat perputaran tenaga kerja (labor turnover) yang
tinggi karena di daerah kota kesempatan kerja lebih besar. Oleh karena itu harus
dipertimbangkan kemungkinan-kemungkinan menarik dan melatih kembali tenaga kerja
terdidik yang dibutuhkan tersebut.
d. Pasar
Seperti halnya bahan dasar, biaya distribusi perlu ditambahkan pula pada harga
barang-barang jadi. Apakah suatu produk itu merupakan barang-barang yang harus dijual
kepada konsumen yang sangat luas ataukah hanya akan dijual kepada sebagian kecil
masyarakat ataukah barang-barang tersebut merupakan bahan mentah pabrik lain, akan
mempengaruhi lokasi pabrik. Distribusi dan transportasi barang-barang hasil produksi
tersebut dari pabrik pada konsumen perlu diperhatikan untuk mendapat lokasi yang tepat.
e. Pengangkutan
Tersedianya fasilitas angkutan yang baik, baik bagi bahan dasar maupun bagi
barang hasil produksi yang dimiliki suatu daerah dapat mengatasi kelemahan-kelemahan
daerah tersebut sebagai akibat tidak dimilikinya faktor-faktor yang telah disebutkan
diatas. Perlu diperhatikan bahwa fasilitas angkutan yang harus dipertimbangkan adalah
tidak saja pengangkutan darat akan tetapi juga pengangkutan lewat air (laut, sungai) dan
pengangkutan lewat udara.
f. Pembangkit Tenaga
Hampir setiap industri memerlukan tenaga yang mempengaruhi pula pemilihan
lokasi pabrik. Oleh karena itu perlu diperhatikan tersedianya pembangkit tenaga yang
lebih mudah yang dimiliki oleh suatu daerah, baik tenaga yang dibangkitkan dari aliran
listrik, diesel, air, angin dan sebagainya.
g. Tanah Untuk Perluasan
Tanah didaerah perkotaan tentu saja sulit untuk diperoleh dan harganya pun lebih
mahal dibandingkan di pedesaan. Oleh karena itu pabrik-pabrik baru didirikan di luar
kota sebagai alternatif tempat disebabkan karena alasan bahwa kemungkinan perluasan di
masa depan akan lebih mudah mendapatkan tanah.
15
Berdasarkan kajian terhadap faktor-faktor di atas, maka jelas bahwa penentuan lokasi
pabrik yang tepat perlu dilakukan, oleh karena jika pabrik sudah didirikan di tempat yang
salah akan menimbulkan beban tak terbatas bagi perusahaan.
Secara umum penentuan letak pabrik harus memikirkan masukan proses, proses itu
sendiri serta keluaran proses. Perusahan atau pabrik yang proses produksinya tergantung
pada bahan mentah dalam jumlah besar biasanya diletakkan atau dibangun didekat sumber
bahan mentah (resource-baced). Industri jenis analitis biasanya dibangun dekat sumber
bahan mentah ini. Misalnya kilang minyak dan pabrik cokelat. Dilain pihak industri sintetis,
yaitu yang mengkombinasikan berbagai bahan biasanya diletakkan dekat pasar (market-
based). Misalnya pabrik bir dan asembling kendaraan. Demikian pula bila perusahan bersifat
padat karya, biasanya diletakan dilokasi dimana upah rendah.
Proses produksi mungkin memerlukan lingkungan khusus. Misalnya pabrik kertas
memerlukan air. Oleh karena itu pabrik tersebut harus didirikan dekat sumber daya air dan
perlu dihindari kemungkinan pencemaran terhadap lingkungan.
Keluaran proses juga mempengaruhi lokasi pabrik. Biasanya industri jasa diletakan
dekat pasar karena bahan dikumpulkan dari berbagai tempat dan diproses menjadi satu unit.
Tetapi sebaliknya untuk perusahan penelitian dan pengembangan biasanya ditempatkan
didaerah yang nyaman jauh dari keramaian agar supaya yang bekerja di situ dapat
mengkonsentrasikan diri menemukan hal-hal baru.
Bagaimanapun juga faktor lain mungkin mempengaruhi pilihan tempat berusaha,
misalnya preferensi pimpinan, tersedianya lahan untuk ekspansi, sudah adanya gedung dan
alat angkutan.
Selain faktor-faktor utama yang telah dijelaskan diatas, masih ada faktor-faktor bukan
utama (faktor sekunder) yang perlu pula dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik.
Untuk jenis industri tertentu, faktor sekunder ini memiliki arti yang penting pula. Faktor-
faktor sekunder terdiri dari :
a. Rencana Masa Depan
Lokasi suatu pabrik merupakan persoalan jangka panjang. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan tentang rencana kedepan menyangkut kebutuhan sumber daya dan
kemungkinan perubahan teknologi.
b. Kemungkinan Ekspansi Perusahan
16
Perlu pula dipertimbangkan kemungkinan berkembangnya perusahaan dimasa yang akan
datang. Karena itu lokasi yang dipilih harus mampu menampung kemungkinan tersebut.
c. Kemungkinan Perluasan Kota
Kemungkinan perluasan kota juga harus dipertimbangkan, karena dapat saja menggeser
lokasi yang dipilih. Lokasi yang dulu layak akan menjadi tidak layak jika telah diakukan
perluasan kota.
d. Terdapat Fasilitas Service Bagi Perusahaan
Hal ini penting bagi pabrik-pabrik yang tidak terlalu besar, yang tidak memiliki bengkel
sendiri untuk memperbaiki mesin-mesin dan peralatan produksinya.
e. Terdapat Fasilitas Pembelanjaan Perusahaan.
Yang dimaksud dengan fasilitas pembelanjaan perusahaan adalah, terdapatnya lembaga-
lembaga keuangan seperti bursa atau pasar modal, bank-bank, koperasi simpan pinjam
dan sebagainya,
f. Terdapat Persediaan Air yang Cukup
Pada umumnya air dibutuhkan oleh semua pabrik. Hanya saja, banyaknya air yang
dibutuhkan oleh satu pabrik berbeda dengan pabrik lainnya.
g. Terdapatnya Keamanan Lingkungan
Untuk keselamatan aset yang dimiliki perusahaan maka lokasi yang dipilih harus cukup
terjamin keamanan lingkungannya.
h. Biaya Tanah dan Gedung
Hal ini turut menjadi pertimbangan, karena besarnya berbeda untuk masing-masing
lokasi. Investor akan cendrung untuk memilih lokasi yang rendah biayanya menekan total
biaya.
i. Sikap Masyarakat Setempat
Kesediaan masyarakat setempat menerima keberadaan pabrik kita perlu dipikirkan. Hal
ini terutama bagi pabrik-pabrik yang menimbulkan gangguan baik berupa polusi udara,
bunyi, limbah dan sebagainya.
j. Iklim dan Suhu Udara
Iklim dan suhu udara menjadi pertimbangan, terutama bagi perusahaan yang karena sifat
proses produksinya memerlukan dukungan iklim dan suhu udara yang baik. Misalnya
perusahaan yang bergerak pada bidang agribisnis dan agro industri.
17
k. Keadaan Tanah
Suatu pabrik kadang-kadang membutuhkan jenis dan sifat tanah yang tertentu, sehingga
adanya faktor ini perlu diperhatikan pula.
l. Peraturan Pemerintah Daerah Setempat
Adanya peraturan pemerintah setempat setidak-tidaknya akan ikut mengatur dan
membatasi lokasi pabrik yang akan kita pilih. Misalnya dengan adanya penataan kawasan
industri dan sebagainya.
2. Langkah-langkah Dalam Pemecahan Masalah Penentuan Lokasi Pabrik
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan lokasi pabrik adalah
sebagai berikut :
a. Mengadakan penelitian lapangan untuk mengumpulkan informasi atau data-data terutama
tentang berbagai faktor yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi pabrik seperti yang
telah dikemukakan diatas.
b. Dari hasil pengumpulan data tersebut maka langkah berikut adalah melakukan penilaian
terhadap data yang terkumpul, bailk data kuanlitatif maupun kuantitatif.
c. Pengambilan keputusan dari hasil penilaian dan evaluasi terhadap daerah tersebut sebagai
rencana lokasi pabrik.
3. Cara Penilaian Lokasi Pabrik
Penilaian lokasi pabrik dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain penilaian
kualitatif, penilaian kuantitatif dan penilaian dengan pendekatan biaya teransportasi.
a. Penilaian Secara Kualitatif
Cara penilaian kualitatif dilakukan dengan membuat beberapa kategori atas hasil temuan
yang ada. Misalnya, sangat baik, baik, sedang, kurang,dan sangat kurang. Selanjutnya,
dari hasil penilaian tersebut dibuat skoring sehingga dapat ditentukan alternatif yang
paling baik untuk dipilih. Agar lebih jelas dapat ditelusuri melalui contoh kasus berikut
ini : sebuah perusahaan akan mendirikan pabrik baru, dengan tiga alternatif lokasi yaitu
didaerah A, B, dan C. Dari hasil penelitian lapangan maka diperoleh data sebagai berikut
No Variabel yang Diteliti Daerah A Daerah B Daerah C
1 Bahan Baku SB B B
2 Tenaga kerja B B B
3 Pasar S AB B
18
4 Bahan Bakar SB B B
5 Lingkungan Masyarakat K B S
Ket. : SB= sangat baik, B= baik, S= sedang, K= kurang, SK= sangat kurang*
Agar dapat dilakukan penilaian maka data yang ada perlu dikuantitatifkan dengan cara
memberi skor. Misalnya :
SB= 5, B= 4, S= 3, K= 2, SK= 1.
Berdasarkan skor tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari masing-masing daerah
alternatif sebagai berikut :
No Hasil Penelitian Skor Nilai A B C
Point ∑ Point ∑ Point ∑
1 Sangat baik 5 2 10 1 5 0 0
2 Baik 4 1 4 4 16 4 16
3 Sedang 3 1 3 0 0 1 3
4 Kurang 2 1 2 0 0 0 0
5 Sangat Kurang 1 0 0 0 0 0 0
Jumlah 5 19 5 21 5 19
Hasil perhitungan tersebut diatas menunjukkan daerah B memiliki nilai paling tinggi.
Karena itu, daerah B yang akan dipilih.
b. Penilaian secara kuantitatif
Penilaian kuantitatif dilaksanakan terhadap data-data hasil penelitian yang detail
menyangkut dana dan pembiayaan serta keuntungan yang diperoleh dari masing-masing
alternatif daerah usulan. Data-data yang diperlukan meliputi :
• Besarnya investasi
• Besarnya penjualan yang akan dicapai
• Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bahan, tenaga kerja, overhead, serta biaya
umum dan operasi
• Keuntungan yang didapat pada investasi tersebut.
Cara penilaian ini disebut dengan pendekatan finansial manajemen atau evaluasi proyek.
Pembahasan lebih mendalam tentang cara ini akan ditemui dalam mata kuliah riset
operasi.
19
c. Pendekatan Biaya Transportasi
Suatu daerah dapat dipilih berdasarkan penilaian bahwa daerah tersebut dapat
meminimalkan biaya pengangkutan yang akan dikeluarkan. Karena itu, pendekatan ini
hanya didasarkan pada salah satu aspek yaitu biaya transportasi.
Model transportasi ini merupakan salah satu alat pembagian keputusan dalam riset
operasi yang ditemukan pada tahun 1941 oleh FL Hitchcook. Model transportasi terdiri
atas tiga metode pemecahan, yaitu metode stepping stone, MODI, dan Vogel’s
approximation (VAM). Metode-metode ini dapat pembaca dalami dalam mata kuliah
riset operasi.
d. Metode Timbangan
Metode ini menggunakan angka timbangan sebagai nilai kuantitatif pada semua
factor yang bertalian dengan setiap alternatif putusan sehingga diperoleh nilai kombinasi
untuk pembandingan.
Contoh. :
Perhitungan nilai tertimbang pemilihan lokasi
Faktor Timba- Lokasi
ngan A B C D
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
tertim tertim tertim tertim
bang bang bang bang
Biaya 0,33 50 16,5 40 13,2 35 11,5 30 9,9
produksi
Pasokan 0,25 70 17,5 80 20,0 75 18,75 80 20,0
bahan mentah
Tersediannya 0,20 55 11,5 70 14,0 60 12,0 45 9,0
tenaga kerja
Biaya hidup 0,05 80 4,0 70 3,5 40 2,0 50 2,5
Linggkungan 0,02 60 1,2 60 1,2 60 1,2 90 1,8
Pasar 0,15 80 12,0 90 13,5 85 12,75 50 7,5
Nilai Lokasi 62,0 65,4 58,25 59,7
Total
20
Berdasarkan data diatas, lokasi B yang terpilih.
e. Metode Impas
Dengan anggapan bahwa pendapatan yang diperoleh masing-masing lokasi yang dipilih
itu sama maka metode impas dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi lokasi dengan
biaya terendah.
Contoh :
Lokasi Potensial, Biaya Tetap dan Variabel
Lokasi Potensial Biaya Tetap/Tahun Biaya Variabel/Satuan
A Rp. 150.000,00 Rp. 75,00
B Rp. 200.000,00 Rp. 50,00
C Rp. 400.000,00 Rp. 25,00
D. Latihan
1. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi pabrik !
2. Jelaskan alasan mengapa suatu perusahan dibangun dekat dengan sumber bahan bakunya!
21
3. Jelaskan alasan pokok mengapa suatu perusahaan membangun pabrik atau menetapkan
lokasi pabrik berdekatan dengan pasar produksinya !
4. Jelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pemilihan lokasi pabrik !
5. Sebuah perusahaan akan mendirikan pabrik baru. Hasil survei menunjukkan bahwa
terdapat tiga lokasi yang mungkin untuk dijadikan calon lokasi, yakni A, B, dan C. Hasil
penilaian masing-masing lokasi sebagai berikut :
22
BAN IV
BANGUNAN PABRIK
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan manfaat perencanaan bangunan pabrik
2. Menjelaskan beberapa pertimbangan dalam perencanaan bangunan pabrik
3. Menjelaskan hubungan antara bangunan pabrik dan plant layout
4. Menjelaskan jenis-jenis bangunan pabrik
5. Menjelaskan bentuk-bentuk atap bangunan pabrik
6. Menjelaskan jenis lantai bangunan pabrik
B. Pendahuluan
Pabrik yang didirikan oleh suatu perusahan pada umumnya sangat perlu untuk
direncanakan dengan seteliti mungkin dan sebaik-baiknya. Hal ini disebabkan oleh karena
pabrik yang didirikan oleh perusahan ini disamping untuk melindungi para karyawan yang
bekerja didalam perusahan tersebut (dari panas dan hujan), juga diperlukan untuk melindungi
bahan-bahan, barang setengah jadi serta barang jadi di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu, bangunan pabrik ini akan berfungsi juga sebagai alat pengaman dari bahan-bahan,
peralatan dan barang-barang yang ada dalam pabrik tersebut. Tanpa adanya bangunan pabrik
yang memadai, maka besar kemungkinan akan terjadi kerusakan, atau bahkan kehilangan
atas bahan-bahan, peralatan dan barang-barang yang ada di dalam pabrik yang bersangkutan.
Agar gedung pabrik yang didirikan ini dapat berfungsi dan berguna dengan sebaik-
baiknya, maka perencanaan bangunan pabrik yang akan didirikan ini harus disusun dengan
sebaik-baiknya pula. Jumlah dan jenis masing-masing bagian dari pabrik yang perlu untuk
mendapatkan perlindungan dari bangunan yang didirikan ini perlu untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam penyusunan perencanaan bangunan pabrik tersebut. Di dalam hal
penempatan mesin serta ruang gerak yang diperlukan untuk masing-masing mesin tersebut
akan sangat membantu dalam penyusunan perencanaan tersebut. Disamping mesin-mesin
serta peralatan produksi yang lain, maka fasilitas-fasilitas yang lain perlu juga dijadikan
bahan pertimbangan. Fasilitas tersebut antara lain cafetaria, toilet dan lain sebagainya.
23
C. Materi Pokok
1. Perencanaan Bangunan Pabrik
Untuk perencanaan bangunan pabrik, maka bentuk dari bangunan pabrik itu sendiri perlu
pula untuk dipertimbangkan. Bangunan pabrik yang akan didirikan ini apakah akan
merupakan bangunan lantai satu, dua, tiga dan seterusnya. Keputusan dalam hal ini akan
sangat tergantung pada sifat dan jenis pada proses produksinya, jenis mesin-mesin yang
dipergunakan dalam perusahan yang bersangkutan, serta kondisi tanah dimana pabrik
tersebut didirikan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan pabrik yang didirikan
oleh perusahan yang bersangkutan ini akan dapat mendatangkan manfaat yang sebesar-
besarnya.
a. Manfaat perencanaan bangunan pabrik
Adapun manfaat dari perencanaan bangunan pabrik yang baik ini antara lain
sebagai berikut ;
• Dapat mempermudah jalannya proses produksi didalam perusahan yang
bersangkutan
• Dapat membantu penurunan biaya-biaya material handling
• Dapat membantu menekan jumlah persediaan barang setengah jadi
• Dapat memperoleh penggunaan luas lantai (pabrik) yang efektif
• Dapat menambah tingkat keamanan kerja dari para karyawan perusahan
• Dapat menaikkan tingkat produktivitas kerja para karyawan perusahan
• Dapat membantu untuk menghindarkan beberapa pengeluaran kapital yang
tidak begitu penting
• Dapat menekan jumlah waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan proses
produksi
• Dapat dipergunakan untuk dasar penyederhanaan pengawasan proses
produksi dalam perusahan yang bersangkutan
• Dapat mengurangi terjadinya kelambatan ataupun kemacetan di dalam
pelaksanaan proses produksi
• Dapat menekan biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan untuk gedung
yang bersangkutan
• Dapat memperbesar tingkat fleksibilitas dari gedung pabrik tersebut.
24
b. Pertimbangan Dalam Perencanaan Bangunan Pabrik
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun rencana
bangunan pabrik, faktor-faktor tersebut ialah ;
• Fleksibilitas.
Fleksibilitas gedung merupakan bangunan yang dapat disesuaikan
dengan perubahan. Artinya apabila bangunan tersebut memerlukan beberapa
perubahan maka perubahan tersebut akan dapat segera dilaksanakan tanpa
mengakibatkan gangguan yang cukup berarti terhadap proses produksi yang
sedang dilaksanakan.
• Kemungkinan perluasan perusahan
Perencanaan gedung pabrik harus diarahkan untuk masa yang akan
datang. Hal yang tidak dapat dihindari ialah kemungkinan berkembangnya
usaha sehingga memerlukan perluasan yang membutuhkan tambahan bahan,
peralatan, tenaga kerja maupun lokasi.
• Fasilitas bagi karyawan
Fasilitas bagi karyawan meliputi fasilitas olah raga, rekreasi dan
hiburan. Dengan adanya fasilitas ini maka akan menimbulkan moral kerja
dan gairah kerja yang tinggi.
• Halaman parkir
Halaman parkir dalam perusahan sering kali dilupakan ketika
menyusun perencanaan bangunan pabrik. Kondisi seperti ini yang
menyebabkan ganguan arus lalu lintas karena kenderaan-kenderaan yang
datang ke perusahan ini memarkirkan kendaraan mereka pada ruas jalan
umum.
• Kamar mandi dan kamar kecil
Faktor ini merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan dalam suatu
gedung pabrik.
25
Peralatan ini amat sangat diperlukan dalam setiap gedung pabrik.
26
c. Gedung Bertingkat
Bangunan bertingkat biasanya dibuat untuk mendapatkan suatu ruang kerja
yang semaksimal mungkin. Bangunan seperti ini dibuat karena keterbatasan lahan
dan pada umumnya terdapat pada daerah-daerah yang harga tanahnya relatif mahal.
Walaupun bangunan seperti ini mudah disesuaikan untuk pembuatan produk-
produk ringan, akan tetapi bangunan seperti ini mempunyai kesulitan dalam
mengelola produk-produk berat, pemindahan barang pun lebih sulit dan memakan
waktu. Selain itu, fleksibilitas gedung bertingkat pada umumnya rendah.
d. Gedung Khusus
Gedung khusus merupakan gedung yang dibangun berdasarkan kombinasi dari
ketiga jenis gedung terdahulu. Bangunan seperti ini dibuat khusus sesuai dengan
kebutuhan proses produksi serta dibuat sebagai tempat penempatan peralatan
produksi yang khusus pula. Fleksibilitas dari bangunan ini sangat rendah.
27
barang setengah jadi dan barang jadi cukup berat, ataukah sekedar untuk menyangga
beban normal saja. Dengan demikian maka lantai yang akan dibuat dalam pabrik tersebut
akan disesuaikan dengan beban yang akan ditanggung oleh lantai tersebut.
Sehubungan dengan pendirian bangunan gedung pabrik ini, maka lantai pabrik yang baik
adalah lantai pabrik yang mempunyai beberapa keadaan antara lain sebagai berikut ini :
a. Daya tahan (umur pemakaian) lantai yang cukup lama.
b. Mempunyai biaya material dan instalasi yang rendah.
c. Dapat dibersihkan dengan mudah.
d. Tidak licin, sehingga karyawan tidak mudah terpeleset.
e. Tidak terpengaruh oleh kelembaban udara.
f. Dapat kedap suara.
g. Dapat menyerap getaran.
h. Dapat diberi warna yang sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut.
i. Tidak terpengaruh oleh perubahan suhu dan iklim.
D. Latihan
1. Jelaskan manfaat perencanaan bangunan pabrik !
2. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan dalam perencanaan bangunan pabrik!
3. Jelaskan jenis-jenis bangunan pabrik !
4. Apakah yang dimaksud dengan unsur fleksibilitas dalam perencanaan bangunan pabrik?
5. Sebutkan bentuk-bentuk atap bangunan pabrik !
6. Jelaskan syrat-syarat lantai bangunan pabrik yang baik !
E. Daftar pustaka
1. Ahyari A. 1996. Materi Pokok Manajemen Produksi I. Karunika. Jakarta. hal 6.1 – 6.22
2. Assauri S. 1998. Manajemen Produksi dan operasi. LPFE UI. Jakarta. hal 40 – 44
28
BAB V
LAYOUT PABRIK
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan hal-hal
sebagai berikut :
1. Pengertian layout pabrik
2. Tujuan perencanaan layout pabrik
3. Tipe-tipe layout pabrik
4. Kebaikan dan keburukan dari masing-masing tipe
5. Kegiatan pemindahan material
6. Konsep keseimbangan kapasitas.
B. Pendahuluan
Layout pabrik atau yang sering disebut susunan letak fasilitas produksi di dalam pabrik,
sangat perlu direncanakan dan diatur dengan baik dan sesuai dengan pelaksanaan produksi
yang ada di dalam pabrik tersebut. Hal ini disebabkan karena dengan susunan letak fasilitas
produksi yang tepat, maka para karyawan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
sementara aliran produksi dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir dalam
pabrik tersebut akan dapat berjalan dengan lancar. Kelancaran aliran produksi dalam pabrik
ini akan dapat menunjang efisiensi produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan yang
bersangkutan tersebut.
Pada dewasa ini, banyak perusahaan-perusahaan yang sudah merasakan pentingnya
penggunaan layout pabrik yang sesuai dengan pelaksanaan proses produksi yang
dipergunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Manejemen perusahaan yang
bersangkutan ini akan dapat mengadakan penilaian, apakah layout yang digunakan dalam
pabrik dari perusahan tersebut sudah sesuai ataukah belum. Layout yang kurang sesuai ini
akan menimbulkan hambatan-hambatan didalam pelaksanaan proses produksi di dalam
perusahaan yang bersangkutan, sehingga produktivitas perusahaan ini menjadi turun. Hal ini
akan dapat dihindarkan apabila perusahaan mempergunakan layout yang tepat bagi
29
pabriknya, sehingga proses produksi di dalam perusahan tersebut dapat dilaksanakan dengan
lancar, sesuai dengan skedul produksi yang telah ditetapkan sebelumnya.
C. Materi Pokok
1. Pengertian Layout Pabrik
Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang atau cara penempatan fasilitas-
fasilitas yang digunakan di dalam pabrik. Fasilitas-fasilitas itu misalnya mesin-mesin,
alat-alat produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil,
jam dan alat-alat pengawasan. Letak dari fasilitas-fasilitas itu harus diatur sedemikian
rupa sehingga proses produksi dapat berjalan lancar dan efisien. Efisiensi dapat dicapai
dengan menekan jumlah biaya-biaya produksi dan transportasi selama dalam pabrik.
Fasilitas pabrik tidak hanya mencakup mesin-mesin, tetapi juga service area
termakuk tempat penerimaan dan pengiriman barang, tempat maintenance, gudang dan
sebagainya. Selain itu juga harus diperhatikan efisiensi dan aspek keamanan para pekerja.
Layout fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang
ekonomis dari orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi
perusahaan. Jarak angkut hendak sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan
produk-produk dan peralatan diminimalkan. Hal ini seharusnya menghasilkan minimisasi
biaya penaganaan dan transportasi, seperti juga penurunan waktu proses kerja dan mesin
menganggur.
Tujuan layout fasilitas dan proses produksi adalah penggunaan ruangan yang se-
efektif mungkin, meminimumkan biaya penanganan bahan dan jarak angkut,
menciptakan proses produksi, mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan,
menjaga keselamatan karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta
menghindari berbagai bentuk pemborosan.
30
Ada yang mengelompokkannya menjadi dua macam layout, yaitu layout garis dan
layout fungsional. Akan tetapi, kesulitannya bahwa kebanyakan layout yang digunakan
oleh suatu pabrik itu biasanya tidak sepenuhnya berbentuk layout fungsional. Oleh karena
itu, ada yang membaginya menjadi tiga macam dan ada pula yang membaginya menjadi
empat macam. Agar lebih jelas, maka dalam buku ini layout dibagi dalam 4 macam, yaitu
layout fungsional, layout garis, layout kelompok dan layout dengan posisi tetap.
1. Layout Garis
Layout garis sering juga disebut sebagai layout produk. Artinya pengaturan
letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas
urut-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan
setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap hari juga selalu sama
seolah-olah menyerupai garis (meskipun tidak selalu garis lurus) sehingga dikatakan
sebagai layout tersendiri, yang tidak dapat digunakan untuk mengerjakan produk
yang lain.
Gambar 5.1
Layout Garis
31
2) Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus, yang hanya dapat
mengerjakan satu macam pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pada urutan
penempatan mesin itu.
3) Perencanaan layout biasanya didasarkan pada routing. Jadi, routing dibuat
dahulu sebagai dasar perencanaan layout.
4) Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga khusus, yang sesuai dengan
kebutuhan mesin yang dilayani.
5) Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin
daripada karyawan.
6) Memiliki keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu
dengan yang lain harus sama.
b. Kebaikan-kebaikan layout garis
Layout garis ini memiliki kebaikan-kebaikan antara lain sebagai berikut :
1) Biaya produksi lebih murah
Biaya produksi lebih murah sebab barang yang dikerjakan selalu sama
sehingga biaya memulai produksi (setup) rendah. Jumlah barang yang
dikerjakan banyak sehingga biaya per satuan murah dan sebagian besar
pekerjaan pada umumnya dikerjakan oleh mesin sehingga menghemat
biaya tenaga kerja.
2) Pengawasan lebih mudah
Pengawasan lebih mudah dilakukan karena proses produksi dan jalan
yang ditempuh setiap barang selalu sama. Apabila proses produksi sudah
berjalan, biasanya tinggal menjaga kelancaran kerja dan menetapkan
berapa jumlah yang akan dibuat setiap hari.
3) Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih mudah
Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih mudah sebab arus barang
selalu sama. Untuk melaksanakan itu dapat digunakan alat pengangkutan
yang permanen. Misalnya, ban berjalan yang selalu bekerja dengan
sendirinya tidak banyak melibatkan tenaga manusia.
c. Kelemahan-kelemahan layout garis
32
Meskipun memiliki kebaikan-kebaikan, tetapi juga banyak kelemahannya.
Kelemahannya adalah sebagai berikut ini :
1) Apabila terjadi kemacetan pada salah satu mesin, akan menyebabkan
kemacetan seluruh kegiatan pabrik.
2) Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak sekali serta
biasanya menggunakan mesin khusus. Mesin khusus harus dipesan pada
pabrik pembuatnya dengan harga yang relatif lebih mahal daripada mesin
serba guna.
3) Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam
barang saja dalam jangka panjang.
4) Untuk dapat bekerja secara efisien biasanya volume produksi harus
banyak sehingga penggunaan layout garis hanya terbatas untuk produksi
beberapa macam barang.
2. Layout Fungsional
Layout fungsional ini sering disebut juga dengan layout proses. Artinya dari
layout ini adalah pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik yang didasarkan
atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas yang ada. Mesin atau fasilitas yang
memiliki kegunaan yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada ruangan atau
tempat yang sama. Layout ini biasanya digunakan untuk membuat barang yang
bermacam-macam.
Cara membuat setiap macam barang selalu berbeda-beda sehingga meletakkan
mesin-mesinnya tidak mungkin didasarkan pada urutan pembuatan suatu macam
barang. Dalam layout ini arus barang selalu berubah-ubah. Hal tergantung pada
kebutuhan mesin apa yang digunakan untuk membuat suatu barang.
Contoh dari layout fungsional adalah pabrik yang mengerjakan berbagai
macam barang-barang dari besi.
33
Bubut Gerinda Bor
Cor Poles
Potong Vercroom
Gambar 5.2
Layout fungsional
34
6) Kualitas barang hasil produksi sangat tergantung pada keahlian karyawan
yang mengerjakan.
b. Kebaikan-kebaikan layout fungsional
1) Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.
2) Investasi pada mesing-mesin dan fasilitas produksi yang lain lebih murah
daripada layout garis sebab menggunakan mesin serba guna. Mesin serba
guna biasanya oleh produsen mesin dibuat dalam macam bentuk standar
sehingga harga mesin itu di pasar lebih murah.
c. Kelemahan-kelemahan layout fungsional
1) Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang yang
dikerjakan selalu berganti-ganti. Apabila barang yang dikerjakan berganti-
ganti, sering dilakukan setup atau persiapan memulai produksi akan lebih
mahal daripada menggunakan layout garis.
2) Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan
karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti dan urutan prosesnya
berubah-ubah. Misalnya, kegiatan pembuatan rancang bangun produk, routing
dan scheduling atau penjadwalan lebih sering dilakukan.
3) Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih sulit dan simpang-siur karena arus
pekerjaan selalu berubah-ubah.
4) Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin.
3. Layout Kelompok
Layout kelompok atau grouped layout adalah suatu pengaturan letak fasilitas
suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik
yang menggunakan layout kelompok memiliki produk yang bermacam-macam, tetapi
garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa kelompok yang sama.
Untuk setiap kelompok produk dibuatkan layout tersendiri.
Sebagai contoh dari penggunaan layout ini adalah pada perusahaan pemroses
kulit. Perusahaan itu menghasilkan sepatu, sandal, sepatu sandal, baik untuk pria
maupun wanita, berbagai dompet, berbagai tas, dan berbagai macam ikat pinggang.
Proses untuk mengerjakan setiap macam barang tidak sama, tetapi pada dasarnya
35
produk dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok produk yang garis besar
urutan proses pembuatannya hampir sama, misalnya :
a. Kelompok sepatu terdiri atas macam dan model sepatu, sandal, dan sepatu
sandal, baik untuk pria maupun wanita.
b. Kelompok tas terdiri atas segala model tas, dompet dan koper.
c. Kelompok ikat pinggang terdiri atas segala macam model dan ukuran ikat
pinggang.
Semua produk dalam setiap kelompok memiliki garis produksi yang sama,
meskipun cara mengerjakan setiap barang secara rinci berbeda-beda. Misalnya,
pembuatan kelompok sepatu mesti melalui bagian sol, bagian atas, bagian perakitan
atau assembling dan finishing atau penyelesaian. Hanya cara pembuatan sol setiap
macam dan model sepatu agak lain, meskipun garis besarnya sama. Demikian juga
pembuatan bagian atas dan assembling-nya.
a. Sifat-sifat layout kelompok
Sifat-sifat layout kelompok sebagai berikut :
1) Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam
kelompok yang memiliki garis besar urutan proses yang sama
2) Mesin yang digunakan bersifat fleksibel. Artinya, dapat disesuaikan dengan
ukuran serta model barang yang dikerjakan.
3) Memerlukan karyawan yang keahliannya fleksibel. Artinya, dapat
menyesuaikan dengan macam ukuran pekerjaan yang dibuat.
Gambar 5.3
Layout Kelompok
36
b. Kebaikan-kebaikan layout kelompok
1) Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang.
2) Meskipun barang yang dikerjakan bermacam-macam, arus barang tidak terlalu
simpang-siur.
3) Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi
dapat lebih murah dibandingkan dengan layout fungsional.
37
5) Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan di
lokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain.
b. Kebaikan-kebaikan layout dengan posisi tetap
1) Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang berbeda-beda.
2) Dapat diletakkan di mana saja sesuai dengan kebutuhan.
3) Tidak memerlukan bangunan pabrik. Apabila ada bangunan biasanya hanya
untuk penyimpanan, kantor atau kegiatan-kegiatan pembantu.
c. Kelemahan-kelemahan layout dengan posisi tetap
1) Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layout-nya.
2) Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit.
3) Biasanya keamanan barang-barang harus dijaga dengan baik karena rawan
pencurian.
38
Apabila perusahaan menghasilkan bermacam-macam barang produk yang jumlah
setiap jenis hanya sedikit, biasanya menggunakan layout fungsional. Akan tetapi, jika
produknya selalu sama serta jumlah setiap jenis banyak, sebaiknya menggunakan
layout garis.
d. Jumlah modal yang tersedia
Meskipun memerlukan layout garis, perusahaan tidak dapat menggunakan jika
modal yang tersedia kurang. Hal ini diebabkan layout garis memerlukan investasi
yang sangat mahal.
e. Keluwesan atau fleksibilitas
Biasanya layout diusahakan agar fleksibel. Maksud dari fleksibel adalah jika terjadi
perubahan macam barang yang dihasilkan atau terjadi penambahan kapasitas
pabrik/penambahan mesin, maka letak mesin dan fasilitas-fasilitas pabrik mudah
disesuaikan.
f. Pengangkutan barang
Pengangkutan barang biasanya dilakukan seefisien mungkin. Untuk layout garis
biasanya dapat diusahakan dengan menggunakan convenyor karena jalan yang
dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutannya murah. Dalam layout
fungsional biasanya selalu diusahakan mendekatkan tempat-tempat yang sering
berhubungan atau yang banyak dilakukan pengangkutan barang.
g. Aliran barang
Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran barang yang
dikerjakan tidak saling mengganggu.
h. Efektivitas penggunaan ruangan
Penempatan mesin-mesin sebaiknya sedemikian rupa sehinggga ruangan dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya dan pemborosan ruangan dapat dihindari. Misalnya,
jangan sampai ada ruangan yang menganggur, jangan pula meletakkan mesin
terlalu jauh supaya menghemat ruangan dan mengurangi pengangkutan dan
peletakan mesin juga jangan terlalu rapat karena akan saling mengganggu.
i. Lingkungan dan keselamatan kerja
Dalam merencanakan layout sebaiknya dipertimbangkan pengaruh layout yang
disusun terhadap keselamatan kerja serta lingkungan kerja, jangan sampai
39
penempatan mesin membahayakan keselamatan karyawan. Jadi, mesin-mesin yang
membahayakan sebaiknya diletakkan di tempat yang jarang dilewati karyawan atau
diberi pengaman yang cukup.
j. Pemeliharaan
Pemeliharaan mesin-mesin harus memungkinkan pelaksanaan pemeliharaan mesin
dengan mudah. Misalnya, selain untuk tempat mesin, juga disediakan ruangan
untuk pemeliharaan.
k. Letak kamar kecil
Letak kamar kecil jangan terlalu jauh dari ruangan kerja sebab kalau terlalu jauh
akan terlalu banyak waktu yang terbuang oleh karyawan dalam perjalanan ke kamar
kecil.
l. Pengawasan
Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi yang lain diletakkan sedemikian rupa
sehingga memudahkan pengawasan.
• Kantor
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun layout kantor sebagai
berikut :
a. Nilai investasi
Perbedaan layout membawa konsekuensi perbedaan investasi. Penjelasannya
seperti telah diuraikan dalam perusahaan manufakturing.
b. Komunikasi
Dalam suatu kantor biasanya komunikasi ini sangat penting. Oleh karena itu,
peletakan fasilitas-fasilitas kantor biasanya diusahakan agar memudahkan
komunikasi.
c. Fleksibilitas
Keluwesan layout kantor kadang-kadang sangat diperlukan. Misalnya, apabila
ruang kantor sering digunakan untuk rapat terpaksa letak meja kursi sering digeser-
geser. Maka penempatan perabot kantor diatur sedemikian rupa sehingga mudah
digeser.
d. Struktur organisasi
40
Struktur organisasi juga menentukan perencanaan layout kantor sebab dalam
organisasi yang berbeda terdapat perbedaan macam jumlah bagian, seksi dan unit
yang ada. Tentu saja ini menyebabkan perbedaan layout.
e. Jenis lembaga
Jenis lembaga juga menentukan bentuk layout yang digunakan. Untuk bank dengan
kantor Pemda layout-nya berbeda. Bagian satu dengan bagian lain di kantor Pemda
biasanya terpisah. Pada bank antara karyawan satu dengan yang lain biasanya
dipisahkan dengan pembatas kaca karena bank memerlukan ketelitian, pengawasan,
serta keamanan yang lebih ketat dibanding dengan Pemda.
• Gudang
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun layout gudang,
yang agak berbeda dengan layout pabrik.
a. Nilai investasi
Penjelasan nilai investasi seperti pada uraian sebelumnya.
b. Bongkar muat barang
Penempatan barang di dalam gudang harus membantu kegiatan bongkar muat
barang. Jangan meletakkan barang di sembarang tempat agar tidak mengganggu
kegiatan bongkar muat barang.
c. Fleksibilitas
Dalam gudang pun perlu dipertimbangkan fleksibilitas. Artinya, penempatan barang
di dalam gudang harus sedemikian rupa sehingga memudahkan pengaturan kembali
jika jumlah barang yang disimpan bertambah atau berubah macamnya. Misalnya,
barang-barang yang keras dan kuat sebaiknya ditaruh di bawah supaya dapat
ditumpangi dengan barang-barang yang kuat.
d. Lingkungan kerja
Agar tidak mengganggu lingkungan kerja, penempatan barang dalam gudang harus
terencana dengan baik. Misalnya, barang-barang yang beracun atau berbau busuk
sebaiknya dijauhkan dari kesibukan atau kantor gudang.
e. Keselamatan barang yang disimpan
Keselamatan barang yang disimpan juga harus dilindungi. Misalnya, barang-barang
yang mudah terbang sebaiknya ditaruh di tempat yang aman dari tiupan angin.
41
Barang-barang yang jika berdekatan dapat menimbulkan reaksi kimia atau dapat
menurunkan kualitas, sebaiknya dijauhkan.
• Toko
Dalam menyusun layout toko kita juga harus mempertimbagkan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut ini :
a. Nilai investasi
Tersedianya dana mempengaruhi keluasan dalam mengatur layout toko. Layout
yang baik kadang-kadang harus didukung dengan dana yang banyak karena untuk
tambahan rak, dekorasi, dan sarana-sarana pengaman.
b. Daya tarik untuk pembeli
Toko harus menarik bagi para pembeli sehingga layout diusahakan sedemikian rupa
agar menyenangkan pembeli. Misalnya, pengaturan harus memudahkan pembeli
dalam mencari barang yang dibutuhkan. Peletakan beberapa macam barang
dagangan yang biasanya dibeli bersamaan sebaiknya berdekatan supaya pembeli
tidak usah mondar-mandir. Pengaturan letak barang dagangan menarik sehingga
enak dipandang oleh pembeli. Penempatan AC atau kipas angin harus tepat agar
pembeli tidak merasa kepanasan dalam toko.
D. Latihan
1. Jelaskan tujuan layout pabrik
2. Jelaskan jenis-jenis layout yang anda ketahui
3. Jelaskan kebaikan-kebaikan dari layout proses
4. Jelaskan keburukan-keburukan dari layout produk
5. Jelaskan hubungan antara layout pabrik dengan proses produksi perusahaan
6. Jelaskan cara menyusun layout pabrik.
E. Daftar Pustaka
1. Assauri S. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. LPFE UI. Jakarta. p 45 - 53
2. Moore F. G. Dan Thomas Hendrick. 1980. Production and Operations Management.
Richard D. Irwin Inc. p295 – 323
3. Subagyo, Pangestu. Manajemen Operasi, edisi I. Yogyakarta: BPFE, 2000,p79 – 94.
42
43
BAB VI
LINGKUNGAN KERJA
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan aspek lingkungan kerja dalam perusahan
2. Menjelaskan pelayanan karyawan dalam perusahan
3. Menjelaskan beberapa aspek kondisi kerja
4. Menjelaskan hubungan antara karyawan dalam perusahan
B. Pendahuluan
Lingkungan kerja dalam suatu perusahan sangat penting untuk diperhatikan oleh
manajemen perusahan yang akan mendirikan pabrik untuk perusahan tersebut. Penyusunan
suatu sistem produksi yang baik tidak akan dapat dilaksanakan dengan efektif apabila tidak
didukung dengan lingkungan kerja yang memuaskan di dalam perusahaan yang
bersangkutan. Segala mesin dan peralatan yang dipasang dan dipergunakan di dalam pabrik
(meskipun mengunakan teknologi yang paling baru) tidak akan banyak berarti apabila para
karyawan perusahan tidak dapat bekerja dengan baik yang disebabkan karena faktor
lingkungan kerja yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Walaupun lingkungan
kerja ini tidak berfungsi sebagai mesin dan peralatan produksi yang langsung memproses
bahan menjadi produk, namun pengaruh dari lingkungan kerja ini akan terasa di dalam
proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Lingkungan kerja
dalam perusahaan ini akan mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang
melaksanakan proses produksi di dalam perusahan yang bersangkutan. Oleh karena hal
tersebut, maka secara tidak langsung lingkungan kerja ini akan berpengaruh terhadap produk
yang diproses dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pabrik yang didirikan oleh perusahaan apapun, pada umumnya diharapkan akan dapat
berproduksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi, efisiensi kerja yang tinggi dan biaya
produksi yang dapat diusahakan menjadi serendah-rendahnya. Disamping teknologi, bahan
baku, mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan serta loyalitas dan keterampilan
43
karyawan yang bekerja di dalam perusahan yang bersangkutan, maka lingkungan kerja
dalam hal ini akan mempunyai peranan yang cukup tinggi. Lingkungan kerja yang
memuaskan bagi para karyawan perusahan yang bersangkutan akan dapat meningkatkan
gairah kerja di dalam perusahan tersebut, demikian pula sebaliknya.
C. Materi Pokok
1. Pelayanan karyawan
Para karyawan yang bekerja dalam perusahaan merupakan pelanggan internal dari
perusahaan yang bersangkutan. Agar mereka mau mencurahkan semua keahlian yang ada
maka perusahaan perlu menciptakan suatu kondisi kerja yang kondusif.
Pelayanan karyawan secara umum dapat dikelompokkan atas 4 bagian yaitu ;
a) Pelayanan makan karyawan
Karyawan yang bekerja pada perusahaan sudah tentu membutuhkan makanan dan
minuman untuk mengganti energi dan kalori yang telah dikeluarkan. Bagi perusahan
yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang terbatas, maka masalah
pelayanan makan karyawan tidak menjadi masalah yang berarti, karena dapat saja
mereka mencari sendiri ke berbagai rumah makan yang ada disekitar pabrik.
Perusahan tinggal menyediakan sejumlah dana khusus sebagai uang makan para
karyawan. Kondisi yang berbeda akan dihadapi oleh perusahaan yang
mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang besar. Mereka akan kesulitan untuk
mencari tempat makan pada waktu yang sama, ketika jam istirahat. Selain itu
perusahan akan kehilangan banyak waktu kerja, yang akan berdampak pada
menurunnya produktivitas kerja karyawan.
Untuk mengatasi kondisi diatas, terdapat sejumlah alternatif yang berkaitan
pelayanan makan karyawan dalam perusahan. Antara lain sebagai berikut;
1) Membangun kafetaria dalam pabrik
Membuat kafetaria dalam pabrik merupakan salah satu alternatif yang
dapat dipilih untuk melayani kebutuhan makan para karyawan. Dengan
adanya kafetaria tersebut dapat memberikan keuntungan ganda bagi
perusahan tersebut.
44
2) Mendirikan toko makanan dalam pabrik
Perusahaan dapat memberikan pelayanan makan terhadap karyawannya
dengan membuat toko makanan dalam pabrik. Perbedaan dengan poin
pertama ialah toko makanan tidak menyiapkan tempat untuk atau ruangan
untuk makan. Dengan demikian, para karyawan dipersilahkan untuk
mencari sendiri tempat makan setelah membeli makanan dan minuman.
3) Kereta makan
Perusahaan juga dapat menggunakan kereta makan untuk melayani
kebutuhan makan dan minum karyawan. Alternatif ini biasa dipilih oleh
perusahaan yang mempekerjakan karyawan yang tidak boleh
meninggalkan tempat pekerjaannya. Misalnya para operator telepon,
komputer dan lain sebagainya.
4) Mesin pelayanan otomatis
Alternatif ini biasanya dipilih oleh perusahaan-perusahaan yang moderen.
Pimpinan perusahan tinggal memasang beberapa unit mesin pelayanan
otomatis didalam pabriknya untuk melayani kebutuhan makan dan minum
para karyawan. Pengoperasian dilakukan dengan menggunakan koin
khusus. Dengan menggunakan alternatif ini maka perusahan tidak
membutuhkan karyawan khusus untuk melayani kebutuhan makan dan
minum karyawannya.
b) Pelayanan kesehatan
Kesehatan karyawan merupakan hal penting yang harus mendapatkan perhatian
penuh oleh pimpinan perusahan. Karyawan yang tidak sehat akan bekerja dengan
tidak sempurna yang akanmengakibatkan menurunnya kualitas produk dan
produktivitas karyawan.
Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk melakukan pelayanan kesehatan
bagi karyawan, antara lain ;
1) Penyediaan tenaga medis oleh perusahan
Kebanyakan perusahaan besar melakukan kontrak dengan tenaga medis
untuk melayani kesehatan para karyawan. Ada pula perusahaan yang
45
tidak hanya menyediakan pelayanan bagi karyawannya saja melainkan
bagi semua anggota keluarga dari karyawan.
2) Pemberian tunjangan kesehatan
Dengan cara memberikan tunjangan kesehatan setiap bulan kepada
karyawan maka akan menunjang kinerja dari karyawan.
c) Kamar mandi dan WC
Kamar mandi dan WC merupakan hal yang sangat penting bagi pelayanan karyawan.
Hal ini dikarenakan pemberian kamar mandi dan WC yang memadai merupakan hal
yang mutlak. Kiranya dapat dibayangkan apabila perusahan yang mempekerjakan
karyawan dalam jumlah yang besar dengan waktu kerja yang relatif panjang namun
tidak menyediakan kamar mandi dan WC yang memadai bagi para karyawan.
d) Fasilitas rekreasi
Ada perusahaan-perusahaan tertentu yang menyediakan fasilitas rekreasi bagi
karyawannya. Pimpinan perusahaan percaya bahwa dalam melakukan rekreasi
sejenak akan meningkatkan motivasi kerja yang berdampak pada peningkatan
produktivitas. Fasilitas rekreasi bermacam-macam misalnya berupa sarana olah raga,
musik dan lain sebagainya.
2. Kondisi kerja
Kondisi kerja merupakan salah satu aspek lingkungan kerja yang berpengaruh
langsung pada produktivitas kerja. Telah ditemukan berbagai hasil penelitian yang
menunjukkan adanya korelasi dan pengaruh antara kondisi kerja dengan hasil kerja para
karyawan. Kondisi kerja yang baik akan menunjang pencapaian produktivitas yang
tinggi, atau sebaliknya.
Secara umum kondisi kerja terbagi atas 3 bagian, yaitu ;
a) Penerangan
Penerangan dalam pabrik mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu
penerangan dalam pabrik harus sesuai dengan syarat-syarat sebagai berikut;
1) Sinar terang dan tidak menyilaukan
Sinar penerangan yang baik adalah dapat menghasilkan sinar yang cukup
terang didalam ruang kerja. Tetapi tidak menyilaukan para karyawan.
46
2) Distribusi cahaya yang merata
Dalam perencanaan sistem penerangan yang akan digunakan dalam suatu
perusahaan, pemerataan cahaya yang masuk kedalam ruang kerja sangat
perlu untuk diperhatikan.hal ini akan semakin terasa pada ruangan-
ruangan yang berukuran besar. Pada ruangan-ruangan seperti ini apabila
manajemen salah mengatur letak sumber sinar, maka bagian-bagian dari
ruangan itu akan mendapat distribusi cahaya yang tidak merata. Distribusi
cahaya yang kurang merata mengakibatkan para karyawan mengalami
kelelahan mata. Oleh karena di dalam keadaan yang demikian para
karyawan harus berkali-kali mengadakan adaptasi di dalam perusahaan
tersebut.
Bila sistem penerangan dalam perusahan diatur sesuai syarat-syarat tersebut maka
perusahan akan mendapatkan keuntungan berupa ;
1) Kenaikan tingkat produksi
Dengan adanya penerangan yang cukup maka para karyawan akan
dapat melihat dan mengamati objek pekerjaan lebih cermat dan cepat.
Dengan demikian maka pekerjaan yang dikerjakan akan cepat
terselasaikan dan akan mengakibatkan kenaikan tingkat produksi.
2) Perbaikan kualitas pekerjaan para karyawan
Kecermatan pengamatan sangat diperlukan dalam upaya untuk dapat
menaikan tingkat kualitas kerja. Tanpa adanya pengamatan yang
cermat terhadap objek pekerjaan, sangatlah sulit untuk memperbaiki
kualitas kerja para karyawan tersebut. Dengan adanya sistem
penerangan yang tepat pada masing-masing ruang kerja
memungkinkan para karyawan untuk dapat melakukan pengamatan
secara cermat.
3) Pengurangan tingkat kecelakaan
Pelaksanaan proses produksi dalam pabrik menuntut adanya ketelitian
dan kehati-hatian karyawan, terutama pada keadaaan di mana
digunakan mesin-mesin besar dan bergerak secara otomatis. Dengan
adanya sistem penerangan yang baik memungkinkan para karyawan
47
untuk dengan mudah melihat, mengenali dan mematuhi tanda-tanda
bahaya yang biasanya dipasang di sekitar mesin-mesin tersebut.
Dengan demikian dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi.
4) Kemudahan pengamatan dan pengawasan
Dengan digunakannya sistem penerangan yang baik para karyawan
akan dapat melakukan pengamatan dan pengawasan yang cukup
cermat terhadap obyek pekerjaan yang dilaksanakannya. Hal ini tidak
dapat dilaksanakan oleh para karyawan apabila penerangan yang
diperlukan dalam ruang kerjanya tidak memadai.
48
sehingga kerusakan barang dalam proses akan dapat ditekan serendah-
rendahnya.
8) Biaya produksi dapat ditekan
Beberapa keuntungan yang telah diuraikan terdahulu, secara
akumulatif akan memberi sumbangan terhadap penurunan biaya
produksi per satuan. Penurunan biaya produksi ini akan memberikan
banyak keuntungan bagi perusahaan, karena produk perusahaan dapat
ditawarkan dengan harga yang lebih bersaing.
b) Bunyi atau suara
Selain penerangan, suara juga merupakan bagian dari kondisi kerja yang turut
mempengaruhi produktivitas kerja. Lingkungan kerja yang menimbulkan suara yang
ribut, bising dan mengganggu pendengaran pekerja membuat karyawan bekerja
dengan tidak nyaman dan tidak berkonsentrasi penuh. Untuk menganggulangi hal
tersebut maka suara-suara yang mengganggu tersebut perlu dikendalikan. Ada
beberapa cara untuk mengatasi gangguan suara dala pabrik antara lain :
1) Pengendalian sumber suara
Suara ribut dan bising dalam pabrik biasanya bersumber dari mesin
dan peralatan produksi yang ada. Karena itu, perawatan yang teratur
terhadap mesin-mesin tersebut dapat meminimalisir suara-suara
tersebut.
2) Isolasi dari suara
Selain pengendalian suara seperti yang telah diuraikan dalam poin satu
di atas, suara ribut dari mesin-mesin juga dapat diisolir dalam ruang
mesin. Dengan demikian, suara tersebut tidak mengganggu pekerjaan
karyawan lainnya pada ruangan yang lain. Isolasi dilakukan dengan
cara menutup rapat ruang mesin dengan dinding tembok yang kuat,
pintu dibuat dalam jumlah seperlunya dengan kedap suara.
3) Penggunaan peredam suara.
Pada beberapa ruangan tertentu, misalnya ruang administrasi umum
dan ruang administrasi penjualan seringkali digunakan alat peredam
suara untuk mengurangi suara bising yang ditimbulkan oleh mesin dan
49
peralatan produksi dalam pabrik, serta suara-suara lain yang
diperkirakan dapat mengganggu ketenangan dalam ruangan tersebut.
4) Penggunaan alat akustik
Penggunaan alat akustik dapat meredam suara-suara yang
mengganggu proses pekerjaan. Sistem ini diterapkan dengan cara
mengatur susuan ruangan sedemikian rupa dengan mempertimbangkan
sifat-sifat suara dan pantulannya, sehingga pada ruang-ruang tertentu
dapat diminimalisir suara-suara yang tidak dikehendaki.
5) Pemakaian alat pelindung telinga.
Untuk ruangan-ruang tertentu yang tidak bisa dihindari sama sekali
suara-suara ribut dan mengganggu, maka cara satu-satunya adalah
dengan mengunakan alat pelindung telinga. Tujuannya adalah untuk
menghindari dampak negatif dari gangguan suara tersebut terhadap
para karyawan yang bekerja dalam ruangan tersebut.
c) Suhu udara
Sama halnya dengan kedua aspek terdahulu, suhu udara juga termasuk salah satu
kondisi kerja yang mempengaruhi produktivitas kerja. Suhu udara dapat dipersiapkan
oleh manajemen perusahaan dalam rangka mendorong produktivitas kerja para
karyawannya. Suhu udara yang terlalu panas dapat menjadi penyebab turunnya
gairah kerja para karyawan. Dalam keadaan semacam ini, kesalahan-kesalahan
pelaksanaan proses produksi akan meningkat walaupun tidak disengaja oleh
karyawan yang bersangkutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
suhu udara adalah :
1) Ventilasi yang cukup
Bila pabrik dilengkapi ventilasi udara yang cukup memadai maka
akan terjadi pertukaran udara sehingga dampak pengotoran udara
dalam pabrik dan suhu panas dapat ditekan serendah-rendahnya.
Kondisi ini akan membantu karyawan untuk dapat bekerja dengan
sebaik-baiknya.
2) Pemasangan kipas angin
50
Cara lain untuk mendapatkan pertukaran udara sehingga suhu udara di
dalam pabrik terasa sejuk dan tidak panas adalah dengan memasang
kipas angin. Dewasa ini manajemen dapat memilih berbagai jenis
kipas angin yang dapat digunakan dalam ruang kerja para
karyawannya. Di samping kipas angin yang berfungsi sebagai
pengatur sirkulasi udara, terdapat pula kipas angin yang berfungsi
sebagai ventilasi.
3) Pemasangan air conditioning
Alat pengatur suhu udara yang lebih canggih dewasa ini adalah air
conditioning (AC). Air conditioning ini selain berfungsi sebagai
pengatur suhu udara dlam ruang kerja juga berfungsi sebagai alat
untuk mengurangi kelembaban udara dalam ruangan. Biaya
pemansangan air conditioning masih cukup mahal bagi perusahaan-
perusahaan kecil dan menengah. Karena itu hanya perusahaan-
perusahaan besar saja yang sudah menggunakan alat ini.
4) Pemasangan humidifier
Dengan humidifier lebih banyak mengatur kelembaban udara. Dengan
peralatan ini kelembaban udara di dalam ruang kerja dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pelaksanaan proses produksi perusahaan.
51
tujuannya. Secara umum tujuan seseorang bekerja adalah untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
a) Kebutuhan karyawan
Kebutuhan karyawan dapat dikelompokkan atas tiga yaitu :
1) Kebutuhan yang bersifat ekonomi
Kebutuhan yang bersifat ekonomi antara lain dipenuhi dengan
perolehan gaji dan intensif yang cukup memadai bagi karyawan yang
bersangkutan dan keluarganya. Dengan demikian mereka dapat hidup
secara layak sebagaimana yang dijalani oleh orang lain.
2) Kebutuhan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari
lingkungan masyarakat di mana ia berada. Karena itu, seorang
karyawan juga perlu berinteraksi baik dengan sesama karyawan,
dengan pimpinan, maupun dengan masyarakat sekitar di mana ia
berada.
3) Kebutuhan psikologis
Selain kedua kebutuhan tersebut di atas, seorang karyawan juga
membutuhkan pujian dan penghargaan atas apa yang telah ia perbuat.
Dengan begitu maka ia merasa dihargai dan ia lebih giat lagi bekerja.
b) Pengarahan karyawan
Selain pemenuhan kebutuhan karyawan, hubungan baik karyawan dapat tercipta
melalui pengarahan karyawan, pengarahan karyawan dilaksanakan dengan jalan:
1) Kepemimpinan yang baik
Dengan kepemimpinan yang baik para karyawan akan terdorong untuk
bekerja dengan sebaik-baiknya.
2) Informasi yang lancar
Informasi yang lancar amat diperlukan oleh karyawan terutama dalam
rangka penyelesaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
3) Hubungan karyawan yang baik
Hubungan karyawan yang baik dapat menimbulkan rasa aman dalam
melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh karyawan.
52
Selain itu, dengan adanya hubungan karyawan yang baik, para
karyawan dapat menghindarkan diri dari konflik-konflik yang
mungkin timbul dalam perusahaan.
4) Pengaturan kondisi kerja yang baik
Kondisi kerja yang baik tentunya dapat mempengaruhi produktivitas
kerja para karyawan, sehingga secara tidak langsung juga akan
berpengaruh pada peningkatan produktivitas perusahaan.
5) Sistem pengupahan yang mudah dimengerti
Para karyawan pada umumnya menginginkan kejelasan tentang upah
atau gaji yang menjadi hak mereka. Sistem pengupahan yang mudah
dimengerti oleh para karyawan dapat mendorong para karyawan
tersebut untuk bekerja dengan lebih baik. Dengan sistem pengupahan
semacam ini para karyawan akan merasa puas dengan upah atau gaji
yang diterimanya, karena dapat mengerti cara perhitungan atas upah
atau gaji tersebut.
D. Latihan
1. Jelaskan aspek-aspek kondisi kerja dalam perusahaan !
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pelayanan karyawan dalam perusahaan !
3. Mengapa kondisi kerja dapat mempengaruhi produktivitas !
4. Jelaskan syarat-syarat kondisi penerangan yang baik dalam pabrik !
5. Jelaskan jenis-jenis kebutuhan karyawan dalam perusahaan !
6. Bagaimanakah pengarahan karyawan yang baik, agar dapat tercipta suatu hubungan
karyawan yang harmonis ?
E. Daftar Pustaka
1. Ahyari A. 1996. Materi Pokok Manajemen Produks I,. Karunika. Jakarta.
2. Assauri S. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi., LPFE UI. Jakarta
53
BAB V即
MANAJEMEN PERMENTAAN
A。 T両醐皿
駐. PeⅢda血u鵬a皿
Pem血taan barang kon§umen Oleh pemsa血aan. Proses ini dimulal dari meramalkan
C. M利記正Po霞o忠
鼻。 MaⅢ如e血e蝕Pe甘皿血屯紬。
demand yaltu pem血taan te血adap barang yang dibelj ecara langs皿g Oleh konsumen
inゐpen虎ntゐmand
Sebagai contoh, PenlSalaan b勾u me血bu請h]樹n hain schagai bahan baku. B匂u adalah
d孤g狐W水筒p画a
e Mencar] Penyebal)加gkat冊鳳加asj dan pergera an pemjntaqan konsumen
重要
与4
。 MenJ血gkatkan akmsi peIgivalan dan pInd血si
e Mengr脚両班aya operasional.
Jika pe則Sahaan ingin mengelola sunber dayanya dengan baik’maka proses dan
p孤g親皿組n S関心餌d糾独りa・
㊤ 加吻鯛魂妨D卿棚露
ba由a虹pe蘭謎徹也龍・
e 砂鋒タe捌花成砂例明輝融
Pem血日独y狐g皿皿C山k紺餌a出郷ヴa k曲調両独d独自n`碑,enあt
群刑n孤独皿調k皿餌餌t庇狐鴫絹鵬Ⅲ皿ya,
e 脇一級効細腕砂助開館殉d
lu狐peⅢS血a狐・
e 鰯級弛蚊桝砂e朋館棉d
e 助朋の成m捌助郷拍d
町Od咄皿餌軸的独狐k銃殺細関聞血〔a劃t敏也adap軌道狐g地心mya・
Mis如aya pro皿OSi co皿Puter,恋純血enga出ba触紬Pe垂ualan computer
配電
うら
naik㍉ckibatnya pemintaan te血adap tas computer atau aksesoris lainnya
e $筋b確D融A初物髄mおD勿鵬の棚ダ
wa龍u te直観細山.
3。 K思r租k記r貰e珊血髄a皿。
e 廿か租軸心
Tr狐d dapat berupa trand nalk atau trand tur鵬. Kenaika彊atau Penunman
e ∴ Se血sasio血加
Hal ini dapat tebadi karerm pada periode te競entu pem血taan / kebutuhan
barang dari konsumen naik (m型gkin me皿Capai peak $eaSOn `おmancD dan
ke皿抽出組む琉貌peⅢ血屯独創ぬ腿kお境地餌k卸ba亜pad租posisi組o皿al.
e 馳皿do血
皿餌血軸,祉狐制印i血狐s鎮駒鳴血舶祉d坤甜d車重朗i聴i adan融ak
te竜a髄d粗蝕Hj紬拡a w懇請y狐g幾皿g沈重a皿租
O Cy(灘c濃
与6
serta ha=aimya yang be血ubungan dengan kapen血gan pemilu dapat
皿e皿血gk創k狐pTOdu聴i.
4.甘正勝ip Pe義損皿租地租恥蘭的車軸租血
且. Kesaぬ血a孤Pem血aぬ櫨
daまa放I皿e乾Ⅱna批a陣keb調亡uha皿.
2. Pe職皿aぬ皿A量弧皿L曲迫A要田.輪台U孤血鼠陣o如鳴G鵬的Produk恥血i且y二
心組A屯u U血請粗軸w料孤Y聖g己耽S
Pe融e恵斑e血統租De四囲聯b綱粗血g軸嘘瑚随龍出血筈蛭皿棚e隠血aI脇田
呼合田j岨租粗放UⅢ触宜ぬ皿g鴨隠Wa離職L租Ⅲ厳し
壷狐ke血豆劃k調su皿釦d如孤皿Sua筒口血砿Ⅲ重g紬bi孤is・
4.瞬e輸血組め皿A電輸血且禽聯血A軸馳せP紬租題ぬ密租腫Pe蘭抱血縁貧血Y組g Leわ池
DeぬきD蝕g租皿斑oⅢ馳皿蝕.
Sebu血prod恵。
与7
§. P曾0抵S P紺租確嘘aぬ孤.
l. M孤g餌g独is宙Pe薫卸間出郷
皿e吋e拙破瓜雨曲調d孤野皿S同車,飯狐血即応調a弧皿Sl per郷n狐弧
Keduamya).
坤壷狐開脚孤独狐b帥巾脚馳咄m餌p軸狐p鏡面孤狐p調d血
baru, menP餌慮削出独Pa扇produk pada siklus tert如u at紬軸
4.取odukL鴇匂de.
be血o皿s卸龍蓮 あさa血me鴫昭血豆bi坤a皿年収皿銀皿pe競血a出郷
与8
menghe陣肱an pe両脚lan produk semb壷memikirkan inovasi prodck
6。甘e軸譲-甘e忠血i Pe種貧血租ぬ皿.
且。甘ek血jk Pe甘租競輪抽出斑ua捕屯憧亀
e 尾野幼ぜ色砂幼め髄
㊧ 駒捌喀掬触効壬患醜め捕
㊤ 」砂押m紺
e Fb拙$G翻曙
一頭雲
与9
PeruSahaan. Setelah itu perusahaan melalmkan diskusi Tanya jawab mengenai
PrOduk, hara entuk頓sik ja血gan dist亜msi dan hal lairmya yang dianggap
pen血g、
e $械卵やi
PrOduk lebぬdisukal dikalangan pria atau wanita dan ha=ainnya,dalam hal ini
peⅢS血a狐m蝕頭血血櫨nめ蘭調血suⅣ野d盆虹髄i料0重粗konsu皿e軸やa d狐
d鶴牧uk紬pe櫨純量血狐d甜a.
e D(砂原i脇のd
2。甘e恵血比Pe贈蘭細租皿K耽租皿範組甜(§屯簡s塙的.
disepalra。 bersana dan t餌tunya dipenga正h oleh dua ko亜si yaitu kふdisi
e 施ヅ暗A閃け擢埠
e 崩岬On紘l馳妙鵡
94).
60
Metode ini m釦ggunakan seasonal indeks d劃bisa diterapkan kedka teIjadi
SeasOnalくね肋αr星deng狐nmuS:
Seasonal indcks = Tingkat pe垂ualan dermand rata- rata daぬma Satu Pehode
Periode yang dimaksud disini bisa dalam h血an, mmgguan, ulanan atau
3.効く東鳴動e駒井跨側融
Metode址adalah metode un血k mengl粗放tingkat kesaぬlan (erroり/ bias /
救急s;
e Ra職初動昭胸駒磁&駁ぬs
e 駒姥A搬細砂帥紙成硯(MA聯)
J血lきぬp餌iode
Co櫨to血(M如OnO, 20 1 8種98)
61
Metode ini digunahan un請k mengukur血gkat sebaran data te血adap nilai
e 鰯加職Ab柳の如細兜珊a融競押す(班A甲田)
Pe垂u如a虹
J即皿宣a血Pe正(通e
Co膿め血(M狐t脚O, 20重8-兜).
4。 Te出産Pe輪中盆地皿敵陣卸鏡屯締捌裕紺血統旗
metode yai請:
e 駅eg帥路i
e 駅eg『鎧呈B餌g租皿曲
62
(M狐tOnO, 20 1 8- 104).
5。施ぬ繭R開彫軸脇威喝(MRP)
Memp恕観照 調練Ode m割皿p誌d並立 keb同血独 皿a鳴壷獲∴皿青嶋k prod職出i
㍗aie7訪(BOM)・
R軸狐a p融確si亜pe血塊ぬ五誌腿C狐a j狐如m餌叩g血劇e址
menerapkan strate包prochksi se臆Igga diperolch jadwal produksi dalam
Satuan minggu atan bulan. S軸us inveutory mds雌an je血s dan ju血ah
粗a amya, pe皿aSbk聯抱軸a腿餌g粗盆血p餌阻da組at紺ke晦血Ⅲめa也皿d粗a皿
m如e正al血観鵬s皿徹Ⅲ叩Ⅱ記n押呼出s高車o重it謎a亀謎血d恋狐y孤g濃翰虹
園
63
(Martoro, 2018: 108-1 1 5),
Sckalip皿mengg皿出u弧berbagai metode p閲malan,孤独nlm kesalahim bisa
印ra皿ala皿:
取甘租鏡裏腹皿.
3. Sebutkan dan jelaskaIL tcknik atau metede y狐g dapat digun放an umIk meramalk狐
p餌m血亡aan.
4. Jelashan fi皿gSi di血 sedap tdmik atau mctode tersebut dalam meramalkan
pem宣i加aan.
5. A関庇ぬきe愚退却観m鏡Ode画租雪洞膿蘭主調曲弧.y租g魂a sec翻k鎧el関心組da印t
皿e垂糾n血k印a§缶a瓜破壷血合s細p叙a皿租税櫨? J劇a雑紬.
皿e劃pe血a亜狐色cめで鏡瞬鳩mal?
圏。 Da触暮すP粗§細書抜.
Sale皿ba藍皿p犯
64
MANA班己MEN量NV田N甘α隠耳
A.甘咄拡紬
B. Pe孤da曲調地租皿
barang milik organisasi yang kemudian diolah, dan siap dij耽l kepada konsunen・
Op血強打
C。棚aきe正.
且.駈Ⅳe融0壷&暁曳船劇場櫓勘鎮轄紬Pe聞出血統温血
血gk甜pe車u粗狐I宜eb鳳心細d釦g紬血琉甜pe皿確証袖§eS皿g執心調ya.血Ⅴ飢t〇五
血ilah maka di画確an aystem man鈎餌Ien yang baik un伽k mengelola kcheradaan
 ̄謬
6与
dengan peminta狐Hal ini dapat dilihat mela血i jenis inveutori yang memi此i
O重血p合鵬捌血離阻H盆さ壷dap放柾g程mb餌出血s鏡)ag壷b証k庇.
Pada proses produksi, inventori yang dibut血kan berqu b血an men ah yang mana
mesin s釘ta alat bantu ]aimya, y独g mana jenis inventori血i memi肱i hubungan
血i be血戦皿聞同k皿軸心如拡an血gk創pe巾ual孤pe劇1S粗略狐.
produksi d蝕皿e璃aw劃中軸m血ぬ狐.
血v観虹〇五.
2∴珊回読ずa血b鏑瓜甲e噂e電0地純血Ⅳ蝕め珪
Pe皿ge且o賂紬血v蝕め瞭Y紬g協距朋e血ぬe高地馳N亀軸骨組孤b凝血Seb貧gai亜e壷k舶:
I. 」掲相姦e助
M釦y塊i放狐b劃弧g y狐g柾b耽血k劃0重粗量o虹s劃血餌諾朝地証d弧ga 」e皿S,
kete重sく瓢i議連.
2。 A血統筑囲筑Pe門地粗鋼平e蘭壷粗錬蝿間接0劉皿血蝕砂細亀弛唾搬g野鶴o億uksi
 ̄誉≒
66
memen血i pemintaan.
3。 Me血証宣Ⅲu孤島貧血曽ⅢVe§飯場盲軸Ⅳe阻め壷
4.駁盆ya O電指輪$ioⅢ如取繕血曲血
kebu如血劃/厳重皿心髄紬.
う。 Pena勉励粗曲ve皿年O壷
Sua如SyStem yang baik pula. Namn disisi ]ain, b軸a perりS血aan ingin mengurangl
pen張出駁皿.
2。曹u血ぬ血Y雛壇髄盆珊騰聯印毅郎孤触ぬ孤亀甲e轟く通e pe弧e鍋皿掛取
m鱒eka tidak bersedia j肱a I血ainya dibebankan kedalan harga j脇l produk.
3。鼠e租由耶皿e S萄租粗蹄血e蜜貧血迫闘a電血ve両0壷D批正m租。
67
平er腿Saぬa貧血.
5.駁aya血v蝕的壷。
Biaya inveutori terdiri dari biaya pesan, biaya s血pan dan nilai inventori
t針Si皿p狐.
6。 Pe地温腿租血Te両軸ap細陣韮-凸蝕遜血Ⅳ蝕め壷。
7. Proses懸高皿紅0竜也Ⅳe皿的沌
4.駐屯ya批Ⅳe皿的産
Pengelolaan血ventori ∴
且。捌aya朋o腿IⅢ租呼出ve皿的血
2。駁穏ya呼鋤yi血書瓶孤a耽
Se血bi坤a p釦卸拶棚孤出血血ven細心
3。 Bi盆ya野e孤e組Ⅲ温血。
d孤g弧pe皿g壷脚i同軸融y孤g髄m軸.
琴
68
secara drastic, Sed狐gkan jumlah inveutori tidak bisa dita亜rah dalam
3.隠co孤O血ic ⑪軸eすQⅦ盆血統樋(圏OQ)。
e P蝕裏e脚h盆鵬血v餌t〇五‡鏡ja出d独創皿総帥p農OSeS・
4.耳e血e灘鶴紬棚eⅢ閲岨髄N-Pe壷o粗e (P-Sy§記聞A触耽平OQ).
tidak mahal dan bukan menやakan barang y狐g k融s dalan kegiatan
bel血ya皿雌血
5。駿e轟く畑敗取eview。
149).
6。 Me年o髄e甘言℃§e血統Se.
三二’
7亀
Waktu penglSlan kemba虹∴血ve請ori adalah sama. Apabila
menCaPal :
7。 Aぬt駐a細さ軸Vis間組言。
Metode ini di unakan pasa systen just in dme. Dengan alat bantu visual,
6。 S租絶妙Sせo虹
7。 Co皿きなO且& Au髄台地ve嘘を0壷。
SyStem berikut:
鼻. Si§亀e皿Pe壷〔虐龍
e Se関脇血ve皿的正臆亜亡皿g
CO皿t調霊
謬
72
atau pefoedaan antra juula血inve加ori pada catatan lap狐gan
den鏑阻却Ste皿.
e S融宙d拉如隠れpe心教訓=放ib甜peめeda独p飢C釦at狐ka霊亀na
2. S融e皿Cyc記Co調皿統g。
ad粗ah:
audit
Berkaitan dengan kedua aystem inj, Peruahaan hanlS tau dan t印at
dengan血1壷血v餌き〇五ba毎p餌場狐a劃.
且。Be弛皿A館緋Ⅳ租U砿職種租皿放血敬重Y組曲聖地s -’
2. S蝕卸iS P鎧a血a血骨組鬼無A恵脚a古
曲盆且i亜髄遥eわ組む施肥l姐re皿a:
aud壬t
p鏑鴫a血鮫肌.
e lokasi pe町血p狐an屯d殺甜鵬独
 ̄二歩
73
4。駁ay経ずe出勤宣命Peすs鎖並盆紬丁地租盤D弛血r De血深皿散開紺
血aⅢS di皿i豊亜0掛p敏耽S狐a紬
da重a鵬§ySte皿
bag旺則りaW孤
D。 L租鏡血租Ⅲ.
Penl血aan? J elaskari
PeⅢ血的釦鵬.
. 4. Jelaskan, Hal Pen血g Yang Me両ad Prosedur Dan Hams Dipercha拙ran Dalam
Jelaskan
8. Jelaskan, System Åpa S竿ia Yang Dapat Digunakan O]ch Pe関心aan Unt正k
74
Melal珊kan Con紅OI Dan Audit Inventori? Jelaskan
巴。 Da範租r PⅦS屯血盆。
J壷加a, Sale皿ba敵陣p狂
7与
BAB IX
LUAS PRODUKSI
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian luas produksi
2. Menjelaskan kendala-kendala dalam penentuan luas produksi
3. Menjelaskan teknik-teknik penentuan luas produksi
4. Menyelesaikan contoh soal penentuan luas produksi.
B. Pendahuluan
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba setinggi mungkin.
Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya
diproduksikan oleh suatu perusahan dalam suatu periode. Oleh karena itu maka luas
produksi ini juga harus direncanakan/ditentukan agar perusahan dapat memperoleh laba
yang maksimal. Disamping itu luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan
cermat karena tanpa perencanaan dapat karena tanpa perencanaan dapat berakibat bahwa
jumlah yang diproduksikan menjadi terlalu besar atau terlalu kecil.
Luas produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang terlalu besar, investasi yang besar
pula baik investasi bahan dasa, uang kas, maupun bahan pembantu yang lain dan bahkan
mungkin pula investasi pada aktiva tetap. Disamping itu dengan adanya volume produksi
yang berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual. Walaupun barang-barang dapat
disimpan di gudang akan tetapi kelebihan volume produksi yang terlalu banyak menjadi baik
adanya tambahan biaya pergudangan dan pemeliharaan barang-barang tersebut. Bagi
perusahaan yang menghasilkan barang lebih dari satu macam maka terlalu besarnya volume
produksi dari satu jenis barang berarti berkurangnya kesempatan produk jenis lain diperluas
karena, bahan dasar, bahan pembantu, tenaga dan alat-alat yang dimiliki terlalu banyak
diarahkan untuk jenis produk yang pertama itu.
Luas produksi yang terlalu kecil atau volume produksi yang terlalu sedikit berakibat tidak
dapatnya perusahan itu memenuhi permintaan-permintaan yang ada di pasar, sehingga para
langganan yang tidak dapat dipenuhi tersebut akhirnya pindah dan menjadi langganan dari
76
perusahan lain yang merupakan saingan dari perusahan tersebut. Hal ini berarti hilangnya
sebagian dari pasar potensial perusahan itu. Disamping itu terlalu kecilnya jumlah produk
yang diproduksikan dapat berakibat pula dideritanya/ ditanggungnya harga pokok produk
yang terlalu tinggi disebabkan karena biaya tetap hanya dipikul oleh volume produksi yang
kecil saja sehingga biaya tetap persatuannya menjadi tinggi. Harga pokok yang tinggi berarti
perusahan terpaksa menentukan harga jual yang tinggi pula. Harga jual yang tinggi
berakibat berkurangnya barang yang dapat dijual karena permintaan akan menjadi
berkurang.
Penentuan luas produksi yang tetap berarti adanya alokasi sumber produksi yang lebih
efisien. Bahan dasar, bahan-bahan pembantu dan faktor-faktor produksi yang lain dapat
ditentukan pada volume produksi yang tepat sehingga dapat dihindarkan adanya
pemborosan-pemborosan dan kerugian-kerugian finansial faktor-faktor produksi tersebut.
Pada pokoknya perencanaan produksi merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang
harus diproduksi serta menentukan bagaimana dan kapan produksi harus dilaksanakan.
Kedua jenis pertanyaan itu yang harus dijawab oleh penatalaksana produksi di dalam aspek
perencanaannya.
C. Materi Pokok
1. Pengertian Luas Produksi
Luas produksi ialah suatu ukuran akan berapa banyak barang-barang yang
diproduksi oleh suatu perusahaan. Banyaknya barang-barang yang diproduksi, disini
tidaklah berarti hanya terhadap satu jenis barang saja, tetapi meliputi banyaknya jenis-
jenis barang yang dihasilkan.
Jadi pengertian luas produksi merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak
barang-barang yang diproduksi oleh satu perusahan tertentu. Semakin banyak barang
yang diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semakin besar luas produksinya.
Didalam beberapa perusahaan, apa yang harus diproduksi sudah ditentukan oleh
alat-alat produksi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan oleh karenanya maka
barang yang diproduksi itu tidaklah mudah untuk diubah-ubah selama jangka waktu
tertentu. Akan tetapi pada beberapa perusahaan lain, apa yang diproduksikan ini masih
harus ditentukan lebih dahulu. Hal ini terdapat dalam perusahaan yang menghasilkan
77
barang-barang yang bermacam-macam atau menghasilkan satu macam barang tetapi
dalam jenis yang berbeda yaitu dalam ukuran warna, kualitas,bentuk dan sebagainya.
78
a) Bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang yang bermacam-
macam jenis (hal ini disebabkan karena sifat alat-alat produksi/mesin-
mesin yang dimilikinya) harus diselenggarakan perencanaan yang teliti
terhadap penentuan luas produksi. Tiap jenis barang yang dihasilkan
akan mendatangkan keuntungan yang berbeda-beda besarnya. Oleh
karena itu harus dianalisa, diteliti secermat-cermatnya, sampai
seberapa besar jumlah yang harus diproduksi untuk masing-masing
jenis barang tersebut agar tercapai keuntungan yang maksimal.
b) Bagi perusahan yang karena alat-alat produksinya (mesin-mesin
digunakan) mengakibatkan barang-barang yang diproduksi itu
tertentu/telah pasti dan tidak mudah untuk diubah-ubah dalam jangka
pendek, maka bagi perusahaan ini menentukan apa dan berapa yang
harus diproduksi tidak atau kurang penting dibandingkan dengan
perusahaan jenis pertama diatas.
c) Perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk keperluan pasar,
penentuan luas produksi dalam perusahan ini sangat penting, sebab
dalam hal ini perusahaan harus mengadakan ramalan-ramalan untuk
masa-masa yang akan datang terhadap jumlah serta jenis barang yang
diminta oleh para pembeli potensial, kemudian menyesuaikan jumlah
dan jenis yang diramalkan tersebut dengan kemampuan yang ada pada
perusahan untuk memproduksinya. Untuk keperluan ini perusahan
perlu metode analisis yang baik.
d) Perusahaan yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan
langganan, tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan luas
produksinya. Apa dan berapa yang harus diproduksi tergantung pada
apa dan berapa yang dipesan oleh para langganan. Perusahaan cukup
menyesuaikan dengan kemampuan yang ada padanya.
79
pengertian luas produksi, meskipun mungkin terjadi luas perusahaan itu merupakan luas
produksi perusahaan yang bersangkutan. Hal ini terjadi bila luas perusahaan itu
ditentukan oleh luas produksinya. Sebab untuk menentukan luas perusahaan, maka luas
produksi bukan merupakan satu-satunya ukuran, sehingga belum tentu luas produksi
merupakan luas perusahaan. Luas perusahaan dapat diukur berdasarkan ; bahan dasar
yang digunakan, barang yang dihasilkan, peralatanyang dipergunakan dan jumlah
pegawai yang dipergunakan.
a) Jumlah bahan dasar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk
memproduksi barang-barang dapat dipakai sebagai ukuran luas perusahaan.
Ukuran ini dapat dipakai apabila bahan dasar tertentu mendominasi seluruh
proses produksi. Contoh ; bahan dasar susu dalam pabrik mentega dan keju.
Atau bahan dasar baja dalam pabrikan mesin.
b) Jumlah barang yang dihasilkan. Ukuran ini dipakai bila perusahaan
menghasilkan barang-barang tertentu yang dibuat dari berbagai bahan dasar
yang kurang lebih sama pentingnya. Contoh ; perusahaan rokok kretek yang
membuat rokok dari tembakau dan cengkeh.
c) Alat-alat produksi tahan lama tertentu yang mengambil tempat utama dalam
perusahaan tersebut. Contoh ; tanah dalam perusahaan pertanian atau mesin
tenun dalam perusahaan tekstil.
d) Ukuran ini dapat dipakai, dimana bahan dasar yang diolah serta barang-
barang yang dihasilkan bersifat beraneka ragam (heterogen). Contoh ;
jumlah buruh dalam perusahaan mebel atau jumlah buruh / pekerja dalam
perusahaan produksi berdasarkan pesanan.
Jadi jelaslah bahwa hanya dalam keadaan tertentu suatu perusahaan mempunyai
luas perusahaan yang ditentukan/diukur dari luas produksinya. Dalam hal ini luas
produksi menjadi penentu dan sama dengan luas perusahaan. Sedangkan dalam hal lain
luas perusahaan akan berbeda dengan luas produksinya. Misalnya suatu jenis perusahaan
yang luas perusahaannya ditentukan berdasarkan banyak pegawai, maka banyak barang
yang diproduksi tidak dihiraukan di dalam penentuan luas perusahaan. Meskipun pada
suatu saat jumlah barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut hanya sedikit tetapi
80
kalau jumlah pegawai cukup banyak maka tersebut tetap merupakan perusahaan yang
besar.
Selain itu luas perusahaan ditentukan untuk jangka panjang sedangkan luas
produksi ditentukan untuk jangka pendek. Luas produksi dapat berubah-ubah pada setiap
saat sedagkan luas perusahaan tidak.
Biaya (C)
Biaya Tetap
Hasil (Q)
Gambar 7.1
Biaya Tetap
Biaya variabel ada 3 macam yaitu : biaya variabel progresif, proposional dan
degresif. Ketiga biaya tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah;
81
Biaya variabel
prpgresif
Biaya (C)
Biaya variabel
proporsional
Biaya variabel
degresif
Hasil (Q)
Gambar 7.2
Macam biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada perubahan volume
produksi. Biaya variabel itu misalnya biaya bahan dasar dan tenaga kerja langsung.
Biaya variabel yang progresif dan degresif termaksud biaya semivariabel atau semifixed.
Adapun faktor yang menjadikan biaya itu semivariabel adalah :
a) Kenyataan bahwa orang memerlukan struktur organisasi minimum
agar supaya kegiatan dapat berjalan sebagaimana mestinya; diatas
biaya minimum yang sifatnya tetap ini biaya tambahan berubah
tergantung pada perubahan dalam volume.
b) Banyak faktor produksi yang tidak dapat dibagi-bagi kedalam satuan
yang kecil, sehingga bila orang menaikkan volume produksi biaya
berubah mendadak.
82
Di dalam penerapan metode ini digambarkan suatu situasi produksi perusahaan
dengan segala faktor yang mempengaruhi atau membatasi luas produksi. Seperti telah
dibahas, terdapat beberapa faktor yang membatasi luas produksi. Keseluruhan batasan
tersebut harus digambarkan bersama-sama sehingga dapat diperoleh situasi produksi dan
dari keadaan tersebut kita berusaha mencari titik situasi produksi, dan dari keadaan
tersebut kita berusaha mencari titik situasi produksi yang paling menguntungkan. Oleh
karena itu marilah ditinjau faktor-faktor yang membatasi luas produksi tersebut.
83
sepanjang garis AB. Dalam gambar dibawah ini terlihat titik E, di mana
perusahan berproduksi barang X sebesar OA1 dan barang Y sebanyak OB1.
E
1
B
X
A1 A
Gambar 7.3
Grafik Metode Simpleks Situasi Permulaan
84
Proses I a b T
Proses II c c T
Kedua fungsi linear dari kedua proses produksi ini bila kita gambarkan
bersama-sama terlihat seperti pada gambar dibawah ini;
B
D T1 = cX + dY
E
T = aX + bY
X
O A C
Gambar 7.4
Grafik Metode Simpleks Situasi Lengkap
Dari kedua garis fungsi linear tersebut terlihat dengan jelas batasan-batasan
kapasitas mesin-mesin dalam pembuatan barang-barang X dan Y. Dengan
melihat pada gambar grafik tersebut maka perusahaan hanya dapat
memproduksi barang-barang X dan Y dalam garis-garis atau segi empat yang
dibatasi oleh titik-titik OAED. Kemungkinan produksi hanya akan terjadi
pada titik-titik yang berada didalam segi empat tersebut. di luar segi empat ini
tidak mungkin dilakukan proses produksi, sebab kapasitas mesin-mesin tidak
mengizinkan.
Segi empat OAED disebut feasible set. Daerah OAED disebut dengan istilah
production domain atau daerah produksi.
b) Faktor Bahan Dasar
Jumlah bahan dasar yang tersedia juga menjadi batasan dalam penentuan luas
produksi. Produksi tidak akan dapat dilaksanakan melebihi jumlah
kemampuan bahan dasar yang tersedia.
Setiap satuan pokok memerlukan sejumlah bahan dasar tertentu dan berada
dengan keperluan untuk satuan produk lain. Dengan demikian batasan bahan
85
dasar inipun dapat digambarkan dengan grafik linear seperti halnya dalam
batasan kapasitas mesin; bentuk umum persamaan garis adalah sebagai
berikut;
T = fX + gY
T = banyaknya bahan dasar yang tersedia
f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi produk X
g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi produk Y
c) Faktor Uang Kas Yang Tersedia
Uang kas yang tersedia yang dimiliki oleh perusahaan untuk keperluan
produksi merupakan sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan. Uang
kas yang tersedia membatasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi.
Sumber pembiayaan dapat ditambah dengan pinjaman/kredit dari bank. Uang
kas bersama dengan kredit yang tersedia merupakan batasan dalam penentuan
produksi. Batasan uang kas ini dapat dilihat dalam persamaan;
T = hX + iY
T = uang kas dan kredit yang tersedia dari perusahaan
h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi X
i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi Y
d) Faktor Permintaan
Untuk menentukan besarnya permintaan barang-barang diperlukan ramalan,
terutama ramalan penjualan. Ramalan ini menentukan berapa banyak masing-
masing jenis barang dapat terjual pada tingkat harga tertentu. Pada
perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk pesanan jumlah ini dapat
diperoleh dari besarnya pesanan-pesanan yang masuk, bagi perusahaan yang
memproduksi untuk keperluan persediaan dan untuk pasar, persoalan akan
menjadi kompleks dan menuntut adanya ramalan yang teliti. Harus
diperhatikan prospek perkembangan ekonomi dan masyarakat pada masa
yang akan datang yang datang mempengaruhi permintaan terhadap jenis-jenis
perkembangan penjualan masing-masing jenis produk, disamping
86
perkembangan ekonomi, politik, program pemerintah dan sebagainya yang
berpengaruh terhadap penjualan barang-barang produksi.
87
IV. Batasan permintaan produk Y : Y = 180
Disamping empat batasan tersebut diatas diketahui pula bahwa sumbangan pada laba per
unit produk X adalah Rp. 15.000.00 dan produk Y sebesar Rp. 12.000.00. untuk
menggambarkan garis-garis batasan bahan dasar maka dapat kita tentukan dulu dua titik
ekstremnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan untuk memproduksi produk X saja
dan ekstrem yang lain bila hanya digunakan untuk memproduksi produk Y saja.
Kemudian apabila kedua titik ekstrem kita hubungkan akan membentuk garis batasan
bahan dasar di dalam produksi, dan sepanjang garis itu akan menunjukkan kombinasi
produk X dan Y yang dapat dihasilkan dari batasan bahan dasar itu. Batasan kapasitas
mesin dapat digambarkan pula seperti cara yang ditempuhdalam hal batasan bakan dasar.
Apabila hanya dihasilkan produk X saja berarti tidak membuat Y atau Y = O. Oleh
karena itu maka dari masing-masing persamaan dapat diperhitungkan titik-titik ektrem
tadi.
Dari persamaan 1 → 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstremnya
sebagai berikut :
X Y
0 200
250 0
Hal ini berarti dari persamaan batasan bahan dasar (persamaan I) bila hanya diproduksi Y
saja tanpa X akan dapat dihasilkan 200 unit. Sedangkan bila hanya diproduksi X saja
tanpa Y akan dapat dibuat produk X = 250 unit.
Dari persamaan II → 4.000 = 25 X + 8 Y dapat diperhitungkan titik ekstrem
sebagai berikut :
X Y
0 500
160 0
Dari tabel itu diperoleh titik bawah bila X = 0 maka Y = 500 sedangkan bila Y = 0 maka
X = 160. Garis batasan permintaan dapat digambarkan sebagai garis-garis yang sejajar
88
dengan sumbunya masing-masing. Jadi garis batasan permintaan produk X dengan
persamaan garis X = 200 adalah merupakan garis vertikal sejajar dengan sumbu Y pada
titik X = 200. Sebaliknya garis batasan permintaan produk Y dengan persamaan garis Y =
180 adalah merupakan garis horisontal sejajar dengan X pada titik Y = 180.
Hal itu dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 7.5
Grafik batasan produksi dan feasible set
Untuk penyelesaian persoalan luas produksi ini kita harus dapat mengetahui kordinat dari
titik-titik OABCD tersebut. titik O adalah titik asal sehingga kordinatnya jelas adalah
(O,O); titik ini menunjukkan keadaan apabila perusahaan tidak berproduksi apa-apa, baik
X maupun Y tidak diproduksikan.
Titik A dapat kita ketahui karena titik itu adalah titik batasan permintaan produk
Y, oleh karena itu titik A itu memiliki kordinat (0,180). Hal ini berarti bahwa pada titik
itu perusahaan memproduksi Y saja sebesar 180 unit tanpa memproduksi X. Titik B
adalah titik potong antara garis batasan permintaan produk Y (IV) dengan batasan dasar
(I). Oleh karena itu untuk memperoleh kordinat titik B ini kita harus mencari kordinat
titik potong tersebut. hal ini dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y
89
Persamaan (IV) : Y = 180
90
1.000 = 4X + 5Y............................(I)
X = 129
Jadi,
1.000 = (4)(129) + 5Y
1.000 = 516 + 5Y
5Y = 1.000-516
5Y = 484
Y = 96,8
Y = 97 (dibulatkan)
Oleh karena itu kordinat titik C adalah (129, 97). Titik D sudah dapat kita ketahui
dari gambar tersebut diatas yaitu (160, 0) atau X = 160 dan Y = 0.
Setelah semua kordinat dari titik feasible set sudah kita temukan maka dengan
mudah kita dapat menentukan titik mana yang merupakan luas produksi yang optimal.
Hal ini dapat kita tentukan dengan memperhitungkan fungsi keuntungan kedalam titik-
titik ABCD tersebut diatas. Luas produksi yang dipilih tentu saja titik luas produksi yang
akan menghasilkan keuntungan yang maksimal atau yang paling besar. Jadi kita pilih dari
titik ABCD yang memberikan keuntungan yang terbesar. Perhitungan keuntungan
tersebut dapat diperoleh dengan menunjukkan keuntungan yang dipeeroleh produk X dan
Y pada masing-masingtitik ABC dan D. Data yang ada pada perusahaan menunjukkan
bahwa sumbangan laba per satuan produk X adalah Rp. 15.000.00 dan Y adalah Rp.
12.000.00.perhitungan keuntungan adalah sebagai berikut ;
A (0, 180) = (0 x Rp. 15.000.00) + (180 x Rp. 12.000.00) = Rp. 2.160.000.00
B (25,180) = (25 x Rp. 15.000.00)+(180 x Rp. 12.000.00) = Rp. 2.535.000.00
C (129,97) = (129 x Rp.15.000.00) + (97 x Rp.12.000.00) = Rp. 2.400.000.00
D (160,0) = (160 x Rp. 15.000.00) + (0 x Rp. 12.000.00) = Rp. 2.400.000.00
91
diperoleh feasible set yang disinggung oleh garis keuntungan itu. Titik itulah yang
merupakan titik luas produksi yang mendatangkan keuntungan yang maksimal. Metode
grafik sebenarnya lebih jelas didalam menggambarkan situasi (feasible set) akan tetapi
sayangnya bahwa metode grafik hanya dapat digunakan pada perusahaan yang
memproduksi hanya 2 produk. Lebih dari 2 produk tidak dapat digunakan.
Ketidakmungkinan tersebut di atas dapat diatas dengan menggunakan metode
simpleks. Dengan menggunakan metode simpleks penentuan luas produksi perusahaan
dapat dilaksanakan sebagai berikut :
Pertama kali dibuat tabel (matriks) yang menggambarkan kombinasi batasan-
batasan dalam penentuan luas produksi. Matriks ini disebut simpleks yang bentuknya
seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
92
b) Memilih baris kunci, yaitu baris yang mempunyai hasil bagi yang
terkecil dan tidak negatif, yang diperoleh dengan membagi masing-
masing angka di dalam kolom kapasitas dengan angka-angka positif di
dalam kolom kunci dan bukan angka nol.
c) Menentukan angka kunci, yaitu pertemuan antara kolom kunci dengan
baris kunci.
d) Membuat tabel baru dan menyusun baris utama. Baris utama diperoleh
dengan membagi angka dalam baris kunci dengan angka kunci pada
tabel semula. Baris utama ini mengganti baris semula pada tabel
sebelumnya.
e) Mengisi angka-angka dalam tabel baru. Setelah tabel baru tersebut
dibuat dan ditentukan baris utamanya maka untuk mengisi angka-
angka dalam tabel baru ini ditempuh langkah sebagai berikut :
angka yang terdapat pada baris kunci X angka yang terdapat pada baris kunci
Angka baru= Angka lama -
angka kunci
D. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan luas produksi !
2. Jelaskan perbedaan antara luas produksi dan luas perusahaan !
3. Jelaskan faktor-faktor yang membatasi luas produksi !
93
4. Jelaskan teknik yang digunakan untuk menentukan luas produksi !
5. Jika perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk, maka teknik apa yang cocok
digunakan untuk menentukan luas produksi !
E. Daftar Pustaka
1. EL, Qodri Z. M dan Supardi. 1964, Alat-Alat Analisis Perencanaan dan Pengawasan
Produksi. Andi offset, Yogyakarta.
2. Handoko H, 1994. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE. Yokyakarta.
3. Reksohadiprodjo S. Dkk. 1991, Kebijakan Perusahaan. BBPFE. Yogyakarta.
94
BAB X
POLA PRODUKSI
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian pola produksi
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi
3. Menjelaskan teknik-teknik penentuan pola produksi
4. Menyelesaikan contoh soal penentuan pola produksi.
B. Pendahuluan
Pola produksi merupakan bagian dari perencanaan produksi yang menentukan tingkah
laku produksi untuk menghasilkanvolume produksi tertentu pada suatu satuan waktu jangka
pendek. Dalam kondisi seperti saat ini terlihat bahwa tingkat persaingan dalam memasarkan
hasil produksi amatlah ketat. Sehingga memaksa setiap perusahaan untuk mengadakan
perencanakan produksi berdasarkan pada perencanaan penjualan yang akan dicapai
perusahaan pada periode tertentu.
Berkaitan dengan perencanaan produksi maka setelah diadakan perencanaan tentang
volume penjualan akan dapat diketahui berapa besarnya volume produksi yang harus
dihasilkan perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. Setelah ditentukan jumlah
produksi pada periode tertentu maka selanjutnya mendistribusikan ke dalam cara untuk
mencapai volume produksi tersebut apakah sama besarnya setiap waktu, atau bervariasi dari
waktu ke waktu.
C. Materi Pokok
1. Jenis-Jenis Pola Produksi
Secara umum dikenal 3 macam pola produksi yaitu ; pola produksi konstan, pola
produksi bergelombang, dan pola produksi moderat.
a) Pola Produksi Konstan
94
Pola produksi konstan adalah suatu pola produksi dimana jumlah yang
diproduksi tetap (konstan) untuk setiap hari atau minggu ataupun bulan
selama satu tahun.
95
pola produksi ini dapat terjadi perubahan baik penambahan maupun
penurunan volume produksi.
• Biaya penyimpanan (carrying cost), yaitu biaya penyimpanan hasil-
hasil produksi yang belum laku terjual karena pada saat itu volume
produksi lebih besar dari volume penjualan.
• Biaya lembur (over time premium cost), yaitu tambahan upah yang
diberikan karena adanya kerja lembur yang disebabkan naiknya
volume produksi, dimana volume produksi ini tidak melebihi
kapasitas maksimal. Biaya ini biasanya terdapat pada pola produksi
bergelombang atau moderat.
• Biaya sub kontrak (subcontracting cost), yaitu biaya yang timbul
karena perusahaan memesan atau membeli barang pada perusahaan
lain yang membuat/menjual barang yang diproduksi oleh perusahaan
pemesan/pembeli. Biaya ini adalah sama dengan harga barang yang
dibeli dari perusahaan lain dikurangi dengan harga pokok barang bila
dibuat/diproduksi sendiri. Hal ini terjadi karena volume penjualan
melebihi kapasitas maksimal produksi.
Dalam menentukan pola produksi mana yang paling tepat dipilih oleh perusahaan,
dapat digunakan analisa biaya tambahan (incremental cost) dari biaya-biaya yang telah
disebutkan diatas. Biaya tambahan ini dapat terjadi bila luas produksi dibagi-bagi dalam
periode pendek yang dapat mengakibatkan kenaikan biaya-biaya tersebut diatas.
Setiap pola produksi akan mempunyai incremental cost yang berbeda, oleh karena
itu pola produksi yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan adalah pola produksi yang
mempunyai incremental cost yang paling rendah.
96
4.000 unit per triwulan. Pola penjualan yang dihadapi oleh perusahaan adalah pola
penjualan bergelombang, yaitu ;
Triwulan I = 4.000 unit
Triwulan II = 2.000 unit
Triwulan III = 3.000 unit
Triwulan IV = 6.500 unit
Untuk memenuhi penjualan tersebut, perusahaan akan memilih salah satu dari 3
alternatif pola produksi yang diajukan yaitu ;
a) Pola produksi yang konstan sebesar 3.500 unit tiap triwulan.
b) Pola produksi bergelombang mengikuti penjualan yang ada, selama
masih dapat dicapai dengan kapasitas mesin-mesinnya.
c) Pola produksi moderat yang besarnya 3.000 unit pada triwulan I dan II,
sedangkan pada triwulan III dan IV besarnya 4.000 unit.
Data-data lain yang diketahui adalah :
a) Biaya penyimpanan digudang sebesar Rp. 75 / unit / triwulan.
b) Setiap kenaikan produksi sebesar 50 unit per triwulan akan
mengakibatkan tambahan tenaga kerja 2 orang dengan biaya penarikan
tenaga kerja sebesar Rp. 2.000/orang. Penarikan tenaga kerja akan
dilakukan sampai pada kapasitas normal. Sedangkan penurunan volume
produksi tidak diperlukan biaya.
c) Untuk menutup kekurangan produksi dengan volume penjualannya,
perusahaan akan mengadakan kontrak pembelian barang tersebut dari
perusahaan lain dengan biaya sebesar Rp. 50 per unit.
Dari data tersebut maka, bagaimanakah pola produksi yang sebaiknya
dilaksanakan oleh perusahaan tersebut ?
Penyelesaian :
Penentuan pola produksi mana yang lebih mengguntungkan akan diketahui
melalui perhitungan incremental cost dari masing-masing pola produksi.
Alternatif I : pola produksi konstan
1) Biaya Penyimpanan
Triwulan II = (3.500-2.000) X Rp. 75 = Rp. 112.500
97
Triwulan III = (3.500-2.000) X Rp. 75 = Rp. 112.500
= (3.500-3.000) X Rp. 75 = Rp. 37. 500
= Rp. 262. 500
2) Biaya sub kontrak
Triwulan I = (4.000-3.500) X Rp. 50 = Rp. 25.000
Triwulan IV = (6.500-3.500-1.500-500) X Rp. 50 = Rp. 50.000
= Rp. 75.000
Jumlah Biaya = Rp. 337.500
98
Triwulan IV = (6.500-4.000-1.000-1.000) X Rp. 50= Rp. 25.000
= Rp. 75.000
Jumlah Biaya = Rp. 380.000
Dari hasil perhitungan diatas maka, dapat disimpilkan bahwa pola produksi
bergelombang paling menguntungkan karena memiliki biaya terendah.
D. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pola produksi
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi
3. Jelaskan tipe-tipe pola produksi
4. Jelaskan teknik-teknik penentuan pola produksi
5. Tipe pola produksi apakah yang cocok diterapkan pada perusahaan yang volume
penjualannya relatif stabil
6. Biaya-biaya apa saja yang biasanya ditemui jika perusahaan menggunakan pola produksi
bergelombang.
E. Daftar Pustaka
1. Ahyari A., 1996. , Materi pokok Manajemen Produksi I., Karunika., Jakarta.
2. EI Qodari, Z.M dan Supardi., 1984. Alat-alat Analisis Perencanaan dan Pengawasan
Produksi., Andi Offset., Yogyakarta.
99
BAB XI
PEMILIHAN PROSES PRODUKSI
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang penggolongan proses berdasarkan aliran produk
2. Menjelaskan tentang penggolongan proses berdasarkan pesanan konsumen
3. Menjelaskan tentang keputusan memilih proses produksi
B. Pendahuluan
Pemilihan proses merupakan pendekatan yang dilakukan organisasi untuk mengubah
sumber daya yang ada menjadi barang atau jasa. Keputusan mengenai pemilihan proses
seharusnya menggambarkan bagaimana perusahaan melakukan pemilihan proses agar dapat
bersaing di pasar, memperkuat keputusan yang berkaitan dengan produk dan memfasilitasi
pencapaian tujuan organisasi.
Tujuan dari pemilihan proses adalah untuk menemukan suatu cara untuk meproduksi
barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen dan spesifikasi produk dengan
biaya yang terbatas dan batasan-batasan manejerial lainnya.
Keputusan pemilihan proses merupakan salah satu keputusan yang strategis dalam bidang
operasi karena memerlukan perspektif jangka panjang serta kerjasama yang baik antar
fungsi pemasaran, keuangan, sumber daya manusia dan operasi. Pilihan proses suatu
perusahaan menunjukkan :
1. Intensitas Modal : kombinasi modal yang dimiliki dengan sumber daya manusia yang
dimiliki dalam proses produksi.
2. Fleksibilitas Proses : kemampuan untuk mengubah atau menyesuaikan sumber daya
yang ada untuk merespon perubahan permintaan, teknologi, produk atau jasa serta
ketersediaan sumber daya.
3. Integrasi Vertikal : bagaimana perusahaan memproduksi input dan mengawasi output
pada setiap tahapan proses produksi.
4. Keterlibatan Pelanggan : peran pelanggan dalam proses produksi.
100
C. Materi Pokok
1. Jenis-Jenis Proses
Terdapat dua tipe pilihan proses yaitu penggolongan berdasarkan aliran produk yang
terdiri dari aliran garis, batch dan aliran proyek, dan penggolongan berdasarkan pesanan
konsumen yang terdiri dari make-to-order, make-to-stock dan make-to-assembly
a) Penggolongan berdasarkan aliran produk
Terdapat tiga jenis aliran produk yaitu garis, batch dan proyek. Pada perusahaan
manufaktur, aliran produk merupakan aliran material yang ditransformasikan
menjadi produk.
• Aliran Garis
Aliran garis memiliki karakteristik operasi yang bersifat linear dan
berurutan. Produk bergerak satu tahap ke tahap berikutnya secara
berurutan dari awal sampai akhir proses. Walaupun terdapat aliran dari
samping, tetapi aliran ini pada akhirnya terintegrasi dengan aliran utama
Gambar 9.1
Proses Aliran Garis
Aliran garis kadang disebut juga produksi masa dan produksi terus-
menerus (continues flow). Produksi massa secara umum mengacu pada
penggunaan garis perakitan untuk merakit bagian-bagian menjadi suatu
produk jadi, contohnya produksi lemari es. Proses terus menerus disebut
101
juga industri proses, seperti pada pembuatan minuman kaleng dan kertas.
Pada jenis ini, produk dibuat dalam bentuk yang sama dari waktu ke
waktu dan memiliki standarisasi yang tinggi dan volume produksi yang
tinggi pula. Aliran ini sangat efisien namun tidak fleksibel, dibuat untuk
produk dengan jumlah yang sangat banyak dan standarisasi produk yang
ketat. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk mengubah apabila terjadi
perubahan produk maupun dalam perubahan jumlah produksi.
Pengembangan proses aliran garis memerlukan investasi yang cukup
besar dalam hal pengadaan mesin-mesin dan peralatan. Untuk itu
perusahaan harus mempertimbangkan jumlah yang dapat diproduksi
sehingga keuntungan yang didapat seimbang dengan investasi yang
dikeluarkan.
• Batch
Aliran batch ditandai dengan adanya produksi dalam ukuran-ukuran
tertentu atau kelompok-kelompok tertentu yang disebut batch atau lot.
Setiap batch mengalir dari satu pusat kerja menuju pusat kerja yang lain.
Sebuah pusat kerja adalah sekelompok mesin atau proses yang hapir sama
dikelompokkan untuk melakukan suatu tahapan proses produksi.
Misalnya pada suatu pabrik terdapat stasiun-stasiun kerja yang terdiri dari
pengelompokkan mesin-mesin pemotongan logam, mesin gerinda logam
dan pengecatan logam.
102
Gambar 9.2
Proses Aliran Batch
Pada gambar diatas terdapat beberapa stasiun kerja serta beberapa produk.
Setiap produk dapat memiliki aliran proses yang berbeda melalui stasiun-
stasiun kerja yang ada. Hal ini mengakibatkan aliran proses tidak
mengalir secara teratur, namun bersifat tidak teratur dan melompat-
lompat. Oleh karena itu proses ini sering disebut aliran proses terputus-
putus atau intermitten. Aliran batch sering menggunakan mesin-mesin
umum, tidak memiliki kemampuan khusus, yang didesain tidak untuk
membuat satu produk tertentu. Hal ini ditujukan agar mesin bersifat
fleksibel. Tenaga kerja juga memiliki ketrampilan tinggi dan fleksibilitas
yang tinggi pula serta mampu membuat produk yang berbeda-beda.
Aliran batch dengan memungkinkan produk dibuat dalam jumlah sedikit.
Aliran proses yang melompat-lompat menyebabkan kesulitan dalam hal
penjadwalan produksi dan persediaan. Ketika proses berada pada
kapasitas penuh, maka operasi batch akan memerlukan memerlukan
tingkat persediaan yang tinggi sedangkan beberapa pekerjaan menunggu
untuk proses selanjutnya. Penggunaan kapasitas tinggi akan menyebabkan
adanya gangguan antar pekerjaan dalam waktu yang sama karena setiap
produk melewati proses yang berbeda, namun stasiun kerja yang
melayani proses tersebut adalah sama hanya alurnya yang berbeda. Hal
ini menyebabkan hilangna efisiensi pada proses batch.
Desain proses berkaitan erat dengan tata letak fasilitas. Tata letak fasilitas
adalah penyusunan mesin-mesin dan tenaga kerja yang berfugsi
melaksanakan proses produksi. Proses batch menggunakan tata letak
proses dimana pengaturan mesin dan tenaga kerja berdaasarkan proses
yang dikerjakan dalam satu stasiun kerja. Sementar proses aliran garis
menggunakan tata letak produk yang berarti mesin dan peralatan diatur
sekitar produk yang mengalir dalam satu proses.
• Proyek
103
Proyek merupakan proses operasi yang ditujukan untuk menghasilkan
produk-produk yang bersifat unik dan kreatif. Pengertian proyek tidak
hanya terbatas pada pembangunan gedung-gedung, jalan maupun
jembatan, namun proyek memiliki pengertian yang lebih dari itu.
Contohnya adalah produksi pesawat terbang. Proyek memiliki waktu
penyelesaian dan target tertentu.proyek tidak dapat diotomatisasi
kadangkala memiliki mesin-mesin dan peralatan umum. Tenaga kerja
harus memiliki ketrampilan yang tinggi, karena keunikan produk atau jasa
yang diproduksi. Pada aliran proyek tidak terdapat aliran produk, hanya
merupakan bagian dari proses operasi.
Pada aliran proyek, satu kegiatan memiliki perbedaaan dan keunikan
dengan kegiatan lain. Proyek dilaksanakan apabila konsumen
menginginkan kastemisasi atau keunikan terhadap produk yang
dihasilkan. Umumnya proyek membutuhkan biaya yang tinggi.
1 3
MULAI SELESAI
2 4
104
• Make-to-order
Make-to-order (MTO) merupakan proses produksi yang dilakukan
dengan tujuan memenuhi permintaan konsumen. Produsen membuat
produk berdasarkan pesanan dan keinginan konsumen. Pada proses MTO,
pesanan-pesanan secara individu dapat diidentifikasi selama produksi.
Karena pesan disesuaikan dengan keinginan konsumen, maka proses
pengerjaan juga disesuaikan dengan keinginan konsumen. Pada beberapa
kasus, proses produksi dimulai setelah order diterima. Pada beberapa
kasus, beberapa bagian produk telah dibuat sebelum pesanan tiba. Kunci
keberhasilan proses MTO adalah lamanya waktu mendesain dan membuat
produk. Waktu ini yang disebut Lead Time. Ukuran kinerjanya adalah
presentase pesanan yang diselesaikan tepat waktu. Proses MTO memiliki
fleksibilitas yang tinggi untuk kastemisasi produk dari pada proses make-
to-stock. Proses MTO membutuhkan biaya yg lebih mahal pula.
• Make-to-stock
Make-to-stock (MTS) merupakan proses produksi yang dilakukan dengan
tujuan untuk memenuhi tingkat persediaan tertentu agar perusahaan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen tepat waktu. Pada saat permintaan
datang, perusahaan cepat memenuhi pesanan karena memiliki persediaan
yang cukup. MTS menyediakan produk yang lebih cepat kepada
konsumen yang diambil dari stok persediaan sekaligus dengan biaya yang
lebih murah dibanding MTO
Proses MTS berbeda dengan MTO, yang lebih menekankan pada
penentuan standar lini produk oleh produsen bukan konsumen. Proses
operasi ditujukan untuk memenuhi persediaan agar memenuhi permintaan
konsumen tepat waktu. Hal-hal kritis pada proses MTS adalah mengenai
peramalan, manajemen persediaan dan perencanaan kapasitas. Karena
jumlah dan jenis produk didasarkan pada keputusan manajer (bukan
pelanggan), maka pihak manajemen harus mampu memperhitungkan
dengan tepat jumlah yang akan dibuat, berapa persediaan yang harus ada
serta berapa besar kapasitas yang digunakan.
105
Ukuran kinerja proses MTS terdiri dari presentasi pesanan yang dapat
dipenuhi dari persediaan. Ukuran kinerja lainnya adalah lamanya waktu
untuk mengisi kembali persediaan, perputaran persediaan, penggunaan
kapasitas dan waktu yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
konsumen saat persediaan habis. Tujuan utamanya adalah memenuhi
tingkat layanan yang diinginkan dengan biaya minimal.
• Make-to- assembly
Make-to-assembly (MTA) merupakan pilihan proses yang merupakan
gabungan dari proses MTO dan MTS. MTA merupakan proses
membangun sub-sub perakitan berdasarkan permintaan, selanjutnya
merakit bagian-bagian tersebut pada saat terakhir untuk memuaskan
permintaan konsumen. Sub-sub perakitan untuk memenuhi persedian
sedangkan perakitan final berdasarkan pesanan. Proses operasi berjalan
terus menerus melalui proses MTA dan MTO untuk standarisasi produk
sejaligus mengurangi lead time produksi.
106
Proyek dapat dikelola dengan skala kecil dengan tingkat kompleksitas rendah,
batch memerlukan ketrampilan dalam peramalan, penjadwalan dan
pengawasan persediaan. Aliran garis memiliki ketrampilan manejerial yang
lebih rumit yang mengkoordinasikan antara pabrik, konstruksi dan jaringan
distribusi.
e) Harga bahan baku
Proyek lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan jenis dan harga bahan baku.
Pendekatan garis kurang fleksibel dan memerlukan biaya lebih besar jika
harga bahan baku berubah.
f) Teknologi
Resiko pemilihan teknologi tertinggi pada proses garis, batch kemudian
proyek.
D. Latihan
1. Jelaskan mengapa aliran batch disebut proses terputus-putus?
2. Jelaskan perbedaan mendasar dari proses make-to-stock dibandingkan dengan proses
make-to-order!
3. Mengapa faktor teknologi menjadi pertimbangan dalam pemilihan proses?
4. Apa yang membedakan proses make-to-assembly dengan make-to-stock?
E. Daftar Pustaka
1. Ahyari A., 2013. , Manajemen Operasi , edisi 2 ,Universitas Terbuka., Jakarta.
2. Gitosudarmo, Indriyo., 2009, Manajemen Operasi, edisi 3, BPFE Yogyakarta
3. Harsasi, Meirani., 2014, Pengembangan Produk, edisi 1, Universitas Terbuka., Jakarta.
107
BAB XII
FILOSOFI JUST IN TIME
A. Tujuan
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan jenis-jenis pemborosan yang terjadi di perusahaan
2. Menjelaskan tentang persedian dan pemasuk dalam filosofi JIT
B. Pendahuluan
Model just in time atau yang populer dengan nama JIT mulai banyak dikenal di
kalangan manajemen bisnis, khususnya pada pembahasan manajemen operasi. Prinsip
dari filosofi just in time adalah menghilangkan segala afval yang terjadi dalam
perusahaan. Pengertian umum dari afval adalah sisa bahan atau barang dalam proses
yang tidak dapat dimanfaatkan dengan tujuan apapun sehingga akhirnya menjadi sampah
dan dibuang. Dalam hubungannya dengan just in time, pengertian afval tidak hanya
sekedar sisa bahan yang tidak bermanfaat tapi juga segala sesuatu yang tidak
menimbulkan nilai tambah. Afval tidak hanya dilihat sebagai persediaan saja tapi bisa
berupa sumber pemborosan : penundaan, pemrosesan tidak efisien, kegiatan atau gerakan
tidak perlu, transportasi yang berlebihan, produk gagal, produksi berlebihan dan
persediaan yang berlebihan
C Materi Pokok
1. Sumber pemborosan
Dalam filosofi JIT ada beberapa sumber-sumber pemborosan yang harus dihindari
yaitu penundaan, pemrosesan tidak efisien, kegiatan atau gerakan tidak perlu,
transportasi yang berlebihan, produk gagal, produksi berlebihan dan persediaan yang
berlebihan.
a) Penundaan
Tidak setiap pergantian tahap proses produksi dapat dilaksanakan dengan
mulus dan lancar, tetapi ada pula yang yang harus menunggu beberapa waktu
karena berbagai macam faktor. Misalnya ketidaksiapan suku cadang sehingga
menunda proses. Penundaan ini akan menambah waktu proses yang berarti
menambah biaya proses produksi tanpa memberikan nilai tambah. Karena ada
108
penambahan biaya tanpa penambahan nilai produk maka penundaan proses
produksi termasuk sebagai afval.
Secara umum ada dua faktor penyebab penundaan yakni faktor teknikal dan
faktor manajerial. Penundaan proses karena faktor teknikal adalah tertundanya
proses proses produksi karena hal-hal yang bersifat teknikal. Kerusakan mesin,
keterlambatan bahan, kurangnya kemampuan karyawan, kurangnya peralatan
yang digunakan dan sebagainya. Sedangkan keterlambatan keputusan,
panjangnya prosedur admnistrasi, kurangnya disiplin karyawan, kurangnya
motivasi dan gairah kerja karyawan adalah contoh-contoh penundaan proses
krena faktor manajerial.
b) Pemrosesan tidak efisien
Dalam pelaksaanan proses produksi masalah efisiensi menjadi masalah yang
cukup penting. Efisiensi diartikan sebagai perbandingan antara output
dibanding input. Penurunan efisiensi mengakibatkan terjadinya penurunan
produktivitas perusahaan. Dengan efisiensi yang rendah maka perusahaan akan
memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk memperoleh hasil tertentu. Bisa jadi
perusahaan dapat menekan biaya sampai dengan jumlah tertentu, namun hasil
yang diperoleh lebih rendah. Dengan efisiensi yang rendah tetap saja
perbandingan input dan output-nya menjadi tidak ideal. Akibatnya perusahaan
memerlukan biaya yang lebih besar tanpa ada pertambahan nilai. Tentu saja ini
termasuk dalam afval yang harus dihilangkan perusahaan.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi, misalnya
pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan yang bukan bidangnya, penggunaan
kapasitas dibawah kapasitas normal, tidak terdapat keseimbangan lini dan lain
sebagainya.
c) Kegiatan atau gerakan tidak perlu
Kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi telah dirancang dengan baik
dan dituangkan dalam urutan dan penjadwalan proses. Urutan secara
keseluruhan tertuang dalam master route sheet sedangkan penjadwalan
pelaksanaan proses secara keseluruhan tertuang dalam master schedule. Sering
terjadi karyawan melakukan aktivitas yang seharusnya tidak diperlukan dalam
kaitannya dengan proses produksi. Aktivitas ini dilakukan secara spontan
karena merupakan kebiasaan para karyawan, walaupun tidak diperlukan dalam
proses. Contohya adalah berbincang dengan teman sekerja pada saat
109
seharusnya karyawan berkonsentrasi penuh dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Hal-hal semacam ini tentu saja akan menambah waktu proses
tanpa menimbulkan tambahan nilai, sehingga termasuk dalam kategori afval
yang harus dihilangkan dari perusahaan
d) Transportasi berlebihan
Ada dua macam kategori transportasi sehubungan dengan proses produksi
dalam perusahaan. Pertama adalah transportasi internal, yaitu perpindahan
material, barang dalam proses dan barang jadi dalam lingkungan pabrik. Yang
kedua adalah transportasi eksternal, yaitu perpindahan material, barang dalam
proses dan barang jadi diluar lingkungan pabrik. Proses transportasi dapat
menambah waktu dan biaya proses produksi secara keseluruhan.
Transportasi internal menjadi berlebihan ketika proses tidak didukung oleh
letak fasilitas produksi yang tepat. Aliran bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi dapat dipersingkat dengan melakuka penataan layout yang benar
dan sesuai dengan proses produksi. Penataan layout yang keliru menimbulkan
penambahan transportasi yang tidak memberikan nilai tambah dan termasuk
kategori avfal yang harus dihilangkan.
Transportasi eksternal juga menjadi penyebab transportasi yang berlebihan.
Jauhnya sentra material dari sentra produksi menambah biaya transportasi yang
tidak kecil. Jika material ini merupakan sumber daya alam mungkin hal
tersebut tidak dapat dihindarkan namun bila berasal dari output dari industri
lain, sebenarnya dapat dilakukan pengaturan sentra produksinya. Tambahan
biaya transport eksternal tidak memberikan nilai tambah pada produk
perusahaan dan tentu saja masuk kategori afval yang harus dihilangkan dari
perusahaan.
e) Produk gagal
Kemungkinan terjadinya produk gagal dalam proses produksi selalu ada. Tidak
ada jaminan bahwa proses produksi yang dilakukan akan menghasilkan produk
jadi seratus persen tanpa sedikitpun kekurangan. Produk gagal yang tidak dapat
diperbaiki dan tidak dapat digunakan jelas akan menjadi afval. Segala macam
biaya yang telah dikeluarkan menjadi sia-sia. Sedangkan produk gagal yang
dijual sebagai produk yang tidak lolos uji pabrik tentu saja dijual dengan harga
lebih rendah dari harga normal, sehingga perusahaan kehilangan sebagian
keuntungan yang seharusnya diperoleh. Produk gagal yang masih bisa
110
diperbaiki dapat dijual sebagai produk normal tentu saja memerlukan biaya
perbaikan (rework). Tambahan biaya ini tidak memberikan pertambahan nilai
dan tegolong afval. Karena produk gagal mungkin saja tetap ada, jadi harus
ditekan serendah mungkin jumlah produk gagal tersebut.
f) Produksi berlebihan
Proses produksi yang berhasil merupakan indikator keberhasilan perusahaan
tersebut. Namun demikian keberhasilan apabila tidak didukung dengan
kesuksesan pemasaran bukanlah hal yang menggembirakan. Produk yang tidak
terserap oleh pasar, harga jual menjadi menurun drastis, produk menumpuk di
gudang merupakan akibat dari kondisi produksi yang berlebihan atau over
produksi. Jika produk terjual dengan harga rendah, artinya produk tersebut
tidak memiliki nilai seperti yang diharapkan. Kondisi over produksi tidak
menguntungkan dan harus dihindari oleh perusahaan.
g) Persediaan berlebih
Pada umumnya perusahaan yang memerlukan input selalu menjaga persediaan
agar menjamin kontinuitas input. Persediaan yang lebih besar dari kebutuhan
sebenarnya termasuk dalam kategori afval dan harus dihilangkan. Persediaan
yang berlebih tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan selayaknya
tidak diperlukan lagi.
Dari berbagai macam bentuk afval tersebut nyatalah bahwa konsep just in time tidak
hanya berbicara tentang persediaan saja, melainkan faktor yang tidak memberikan
nilai tambah bagi perusahaan. Semua hal yang tidak memberikan nilai tambah sudah
saatnya ditiadakan dari perusahaan. Semakin besar afval, semakin kecil efisiensi
proses dan semakin rendah daya saing dalam menghadapi kompetitor.
111
ekstranet yaitu net dari pemasok yang masuk dalam dalam intranet perusahaan yang
dipasok.
Manfaat yang dirasakan dengan pengiriman sesuai skedul kebutuhan bahan
adalah perusahaan tidak perlu memiliki persediaan. Persediaan bahan akan menjadi
sangat rendah bahkan nol. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
pemasok yang berkualitas. Pemasok yang kurang berkualitas akan menggangu
produksi perusahaan. Jumlah pemasok yang sedikit namun yang memiliki kualitas
dan menjaga hubungan baik dengan perusahaan lebih diutamakan bagi perusahaan
yang menggukan konsep just in time.
D. Latihan
1. Jelaskan mengapa avfalan sangat merugikan perusahaan !
2. Mengapa di perusahaan yang menerapkan JIT lebih menyukai jumlah pemasok yang
lebih sedikt dibanding sistem konvensional?
3. Apa akibat dari proses produksi yang menghasilkan produk gagal?
E. Daftar Pustaka
1. Ahyari A., 2013. , Manajemen Operasi , edisi 2 ,Universitas Terbuka., Jakarta.
2. Gitosudarmo, Indriyo., 2009, Manajemen Operasi, edisi 3, BPFE Yogyakarta
112
駐AB X耽量
MANA甘EM凪N PROY田K
A.甘両町a耽
5. Memaha壷Kons部Analisis Resiko
鯵。 Pe孤館租血u弛a皿.
prod血ba皿
C.朗患他種も
且. M掛阻却e血蝕瞬蘭ヴ蝕
M紬もe皿蝕p恥yek m敏ni雌k狐租旗針Sめ包g菰b証k融
2.細野aj狐gぬw砿調蘭鵬晩飯皿p鎖ヴC eS壷狐
kea聯紬y独g軸皿
4. Adanya雌ut狐kegiatan yang logis dan terkait
 ̄二歩
113
Dalam proyek車y, Sem皿Orang yang tedibat mengalokasikan wcktunya hanya
jawabkan pekeIjamya pada atas狐yang S劃a. Kekurangan dari proyck je血s ini
2。 S飯雌c如壷随時ec瓦
3。棚租節ⅩP鶴o供瓦
Dalam proyek ihi, Pcke屯aan dike車akan olch beberapa orang dari bcherapa
2.蜜か-上甑節用味α脇特徴碓妨t側め磁
Daま劃皿ede互壷餅珊櫨g孤独匂餅血e皿軸bめe蘭劉関南喝謎調御地ya出1i:
o Menciptakan捌me〆“omen勅やmelalui:
日 Menめ盆血c鉦櫨ke直
島_ M観n餌直i t劃gg沸W益虫重
曹 M銃型瓶規eh du重刑皿g狐p競拙c
o M釦狐餌壷ko皿鮎kす錐址o pela蝦Ⅲ脇励皿p頭y放
3。恥e範皿e。
Seb聞出脚吋改d出面庖d飢g劃柾懇戦i d組洗s印放訪独d証s疏坤p粗放y狐g
jangka waktu peng切a狐, biaya, Waktu d狐juga sumberdaya y狐g digmakan・ Proses
在飽棉
Me即Pahan kegiat狐bedda亘yutan kalena PerenCanaan dinncangn berdasaIkan
e Membuat敬巌B花a舷)砂n鯛飯71C飯場. (WBS).
匂。 Å皿租輪sis取es主軸。
be正血塊:
1。 R軸」彬擢卿動乱
Men如en軸k謡s鋤ua ken脚gkinan resiko yang mungkin s年ia壷an tintoul.
ke由at劃虹缶s.
左康搬α噛加初動ゐ
M鋤g鏡餅鵬p斑独賭S並o ke地利陣地閏癌- k細約五亜壷-・壷繭重銃庇o sec紬a
k脇舶舶m劃増血k脚亜融でs鏡船脚孤ge愉薗狐C狐n細事細SでeSめ" S錦町a
そこ、
二二デ
115
劇既出駐貌圭一瑚曲想蝿製蹟畢凄艶塩船醒ま弛串舗g詑狸蝕盲親恕抱記せ組
王 R議席肋勤輔航
Menilal軽jadia掴esiko berdasarkan tedadinya (rick probability) dan dampak
prchal)亜tas k♀jedian dan atau誼bat yang d血nbulkan dari yang paling tinggi・
見 原練馬鎧殴卵ep勉励輯
d紬g狐C珊:
狐gg証謡孤蝉Oy凍
丘厭卿磁紐敬謙香料
e Me皿buat rencapa血dck狐d狐Periode untuk pelaksanaan proses risk
皿弛ga轟0Ⅱ
ア 威舐め臓細商略
e Memas肱an sem阻ayarat d孤prosedur d粗aksanakan dengan baik
狐d血pac謎§e幾皿餌t.
& R轟沈屈の形卸I
÷二、
二三デ
王亀6
o 期C皿劃賞C漣KU滅関ぢ弧租龍山U軌u狐I削此蜘調機甲郷関孤Ⅲ U割判む断種Å狐⊥訊きl
biaya心細融帥
peめai曲調
皿盆競劉e皿en・
oleh調n瓦lok粗
妙. La節ぬ租軋
4. Seb証k狐D独夢虫盆s転皿Je血s 」e血s曙叫ek
M餌堕やmen書胸虎1
S観e皿ba藍馳p批.
つぐ.
露ミ垂
117