Penerbit : Mizan
Cetakan : ke-1
ISBN : 978-979-066-613-9
Unsur Intrinsik
Latar/setting
Perwatakan :
Sherly : baik
Lulu : periang
Icha : baik
Isti : baik
Ipang : jail
Sigit : baik
Tian : baik
Amanat : jagalah sahabat kita selagi masih ada di samping kita. Jangan
biarkan dia pergi meninggalkan kita. Karena sahabatsejati sulit
dicari. Hidup tanpa sahabat akan terasa kurang. Dan kita akan
menyadari betapa berartinya sahabat saat kita kehilangannya.
Sinopsis :
We’re family…. Sheryl, siswa kelas 2 smp di bandung dia mempunyai 5
orang sahabat icha, lulu, isti, ipang, dan sigit. Menurut Sheryl, sahabatnya
merupakan anak-anak hebat yang dapat mewarnai harinya. Hingga suatu hari, tian
hadir menambah kehangatan persahabatan itu. Sigit dan ipang yang membawa
tian masuk di sambut oleh seluruh sahabatnya. Sesuatu telah membuat tian dekat
dengan sigit dan ipang. Kedekatan itu berlanjut hingga kini.
“Baik anak-anak ibu hanya ingin menyampaikan dan membagikan surat izin
untuk besok kita akan pergi ke Yogyakarta untuk tugas meneliti candi-candi yang
ada di sana. Siswa dan siswi pun bersorak heboh dan gembira mendengar
penyampaian dari guru. Begitupun dengan Sheryl dan kawan-kawannya yang
sangat gembira dan sengan mendengar penyampaian dari ibu guru.
Yogya dan misteri penginapan bhadra…. “Yeah….!” seru para siswa smp
cahaya yang terbangun dari tidur didalam bus. Akhirnya mereka sampai juga di
tempat tujuan, mangelang. Pagi itu udara magelang sangat menyeramkan,
pemandangan indah, hamparan sawah, dan hijau segar pepohonan, menyambut
kedatangan mereka.
“huh… akhirnya, keluar juga dari bus, bosan banget di dalam !” ucap Sheryl.
“iya, ya akhirnya sampai juga di kota ini!” sambung icha. Kini, mereka sampai di
candi Borobudur. Sebelum menuju penginapan, para siswa-siswi akan diberi
pengetahuan tentang candi-candi tersebut.
Angin dingin pada sore hari di kota yogya membuat dedaunan bergerak,
seakan memberi ucapan selamat datang pada rombongan. Mereka di bagi menjadi
beberapa kelompok untuk menempati kamar. Malam hari pun tiba dan membuat
penginapan menjadi menyeramkan ditambah angina sepoi-sepoi membuat para
siswa-siswi hanya berdiam di kamar mereka. Berbeda dengan Sheryl dan sahabat-
sahabatnya yang asik mengobrol di ruang meja makan,tetapi tanpa di sadari
ternyata ada yang aneh dari mereka, Sheryl terlihat pucat dan lemas.
“Sheryl kok kamu dari tadi diam aja?” Tanya tian yang melihat Sheryl tidak
seperti biasanya. Ternyata tian tidak berbicara denga Sheryl melainkan penghuni
penginapan ini dia sangat mirip dengan Sheryl perempuan itu bernama willy. Tian
baru sadar saat dia melihat Sheryl berjalan bersama lulu, tian heran karena merasa
aneh dengan apa yang sudah terjadi dan menceritakannya kepada sahabat-
sahabatnya. Sheryl dan lulu pun menceritakan apa yang terjadi pada mereka saat
berada dikamar dan saat mereka berjalan-jalan mengelilingi koridor penginapan.
Pada malam itu mereka dalam keadaan ketakutan tetapi mereka juga sangat
bahagia karena dapat bercerita, dan tertawa bersama sahabat mereka, selain
bercerita mengenai kemisteriusan penginapan ini mereka juga bercerita bahwa
ternyata Sheryl menyukai tian dan mereka pun berjanji tidak akan melupakan
momen ini.
Pagi haripun tiba mereka bersiap-siap untuk kembali ke bandung. Mereka
bergegas naik ke bus, Sheryl dan sahabat-sahabatnya sangat sedih karena harus
meninggalkan penginapan yang penuh dengan misteri tersebut. Tapi Sheryl sangat
bahagia karena masih bias berkumpul dengan sahabat-sahabatnya yang saat
malam pertama di penginapan mereka hilang dan meninggalkan Sheryl. Bus pun
berjalan menuju bandung, siswa dan siswi pun hanya tidur pulas, saat perjalanan
Sheryl dan shabat-sahabatnya asik bermain dan tertawa.
Tanpa mereka sadari malam haripun tiba dan mereka tertidur, saat mereka
tidur sesuatu terjadi dengan bus mereka, bus melaju tanpa keseimbangan siswa
dan siswi pun panic. Tian, ipang dan sigit pun menghampiri tempat duduk
sherly,lulu dan icha yang sedang menangis ketakutan mereka pun slaing
bergandengan dan berdoa semoga mereka semua selamat.
Yogyakarta akan selalu teringt bersama semua kenangan manis dan pahitnya.
Sherly, Icha, Lulu, Isti, Sigit, Ipang, dan Tian kisah mereka akan selalu terukir
manis dalam buku harian persahabatan dan takkan terhapus. Bagai lukisan dari
pasir yang takkan pernah terhapus ombak.