Anda di halaman 1dari 36

Analisis Novel

“Sang Pemimpi”
Karya : Andrea Hirata

LILIANA KUSUMA DEWI (20)


XI – KBC
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
NOVEL

A.Pengertian Novel

Novel merupakan karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita


kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat
setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting
yang dialami oleh tokoh cerita, yang kelak mengubah nasib kehidupannya. Misalnya, novel
Pada Sebuah Kapal, karya Nh. Dini, dimulai ketika sang tokoh berusia tiga belas tahun, saat
ayahnya meninggal. Berbeda dengan cerita pendek, yang umumnya berkisah tentang
perilaku sesaat sang tokoh ketika ia menghadapi suatu peristiwa atau kejadian pada suatu
ketika.

B.Struktur Novel

Secara umum, struktur novel adalah sebagai berikut :

1. Abstraksi merupakan bagian nawal cerita yang menceritakan proses awal terjadinya
cerita dan belum ada tokoh yang diperkenalkan.
2. Orientasi merupakan bagian sesudah abstraksiyang mulai memperkenalkan tokoh-
tokoh yang ada dalam novel tersebut.
3. Komplikasi mrupakan bagian dimana maslah mulai muncul dalam sebuah cerita,
yang memuat awal mula munculnya masalah.
4. Klimaks merupakan bagian novel diman masalah sudah mencapai puncaknya.
5. Resolusi merupakan bagian diamana masalah sudah mulai reda dan perlahan hilang.
6. Koda merupakan bagian akhir dari sebuah cerita.
C. Unsur-Unsur Novel

Secara struktural, novel – demikian juga dengan prosa lainnya – terbentuk dari dua unsur
pokok, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur- unsur pembentuk
prosa yang berada di luar bangun cerita, tetapi keberadaannya menentukan terciptanya
sebuah kisah atau cerita. Unsur-unsur tersebut berkaitan erat dengan berbagai aspek
kehidupan manusia yang kemudian menjadi latar belakang penciptaan sebuah cerita.
Sebelum menyusun cerita, penulis harus memiliki acuan terlebih dahulu. Acuan itu dapat
berupa masalah-masalah sosial, ekonomi, sejarah, budaya, pendidikan, politik, moral, ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Bahkan, pengalaman hidup pengarang pun
dapat juga dijadikan acuan dalam menyusun sebuah cerita.

Unsur-unsur luar tersebut kemudian diolah, diimajinasikan, untuk selanjutnya


dituangkan ke dalam bentuk cerita, yang terjemahannya dinyatakan dalam berbagai unsur
intrinsik. Unsur intrinsik itu dapat berupa tema dan amanat, tokoh dan penokohan
(karakterisasi), latar cerita (setting), sudut pandang, plot (alur), pembayangan, suasana,
ketegangan cerita, dan sebagainya.

 Tema merupakan dasar cerita yang sekaligus menjadi tujuan utama suatu cerita.
 Amanat merupakan tujuan sampingan pengarang di luar tema. Tokoh cerita dapat
bersifat protagonis atau antagonis (bahkan mungkin bisa tritagonis). Karakteristiknya
bisa secara analitis, dramatis, atau kontekstual. Dimensi penokohannya dapat secara
fisiologis, psikologis, ataupun sosiologis. Latar cerita bisa menunjuk tempat tertentu,
waktu tertentu, atau suasana tertentu. Sudut pandang yang digunakan bisa berupa
sudut pandang orang pertama, orang ketiga, pengarang sebagai pengamat, atau
campuran. Pembayangan mengacu pada upaya menciptakan rangsangan pada diri
pembaca untuk bertanya, peristiwa apakah yang akan menimpa tokoh cerita setelah ia
menghadapi peristiwa- peristiwa sebelumnya.
 Tokoh adalah orang-orang yang dimunculkan di dalam karya naratif atau drama, oleh
pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecenderungan tertentu. Menurut
Nurgiyantoro (1998: 168) tokoh dikatakan wajar, relevan, jika mencerminkan dan
mempunyai kemiripan manusia sesungguhnya (lifelike). Tokoh cerita hendaknya
bersifat alami memiliki sifat lifelikeness, “kesepertihidupan” yang menjadi bekal
acuan pada kehidupan realitas sehingga pembaca masuk dan berusaha memahami
kehidupan tokoh dalam dunia fiksi sebagai pencerminan kenyataan situasional.
Realitas kehidupan perlu dipertimbangkan pula dalam kaitannya dengan kehidupan
tokoh cerita yang bersifat kompleks, sekompleks berbagai kemungkinan kehidupan
itu sendiri.
Nurgiyantoro (1998: 176-192) juga mengklasifikasikan tokoh cerita berdasarkan
sudut pandang dan tinjauan dibedakan menjadi lima macam yaitu berdasarkan peran,
fungsi penampilan, perwatakan, kriteria, dan pencerminan :

1) Berdasarkan peranan atau tingkat pentingnya, dibedakan menjadi dua macam


yaitu tokoh utama (central character) dan tokoh tambahan (peripheral character).
Tokoh utama merupakan tokoh sentral yang diutamakan pencitraannya dan
sering dikenai kejadian, sedangkan tokoh tambahan keberadaannya hanya ada
jika berkaitan dengan tokoh utama.

2) Berdasarkan fungsi penampilan dibedakan menjadi dua macam, yaitu tokoh


protagonis (protagonistic character) dan tokoh antagonis (antagonistic
character). Dikatakan tokoh protagonis jika tokoh tersebut memerankan peran
yang memiliki sifat baik, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang
memerankan karakter jahat.

3) Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dibedakan menjadi dua macam yaitu


tokoh sederhana (simple atau flat character) dan tokoh bulat (complex atau
round character). Dikatakan tokoh sederhana jika tokoh tersebut mudah
dipahami karena hanya mempunyai satu kualitas pribadi tertentu atau sifat yang
tertentu juga, sedangkan tokoh bulat atau kompleks adalah tokoh yang sulit
dipahami dan tingkah lakunya sering tidak terduga.

4) Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan, tokoh dalam cerita


dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh statis (static character) dan tokoh
berkembang (developing character). Tokoh statis, jika perwatakan tokoh
tersebut tidak mengalami perkembangan atau perubahan sebagai akibat adanya
peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tokoh berkembang adalah tokoh yang
mengalami perkembangan atau perubahan perwatakan yang disebabkan
perubahan alur (plot) yang dikisahkan.
5) Berdasarkan kemungkinan pencerminan, dibedakan menjadi dua macam yaitu
tokoh tipikal (typical character) dan tokoh netral (neutral character). Tokoh
tipikal adalah suatu tokoh yang keadaan individualitasnya sedikit ditampilkan
dan lebih banyak menonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaannya. Tokoh
netral adalah tokoh cerita yang hanya hidup dan bereksistensi demi cerita itu
sendiri.

Berdasarkan pengertian tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa tokoh cerita


merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam sebuah karya sastra dengan berbagai
sudut pandang dan tinjauan yang ditentukan oleh pengarang.

 Penokohan merupakan penyajian watak tokoh penciptaan citra tokoh. Penokohan


memberikan ciri lahir (fisik) maupun batin (watak) tokoh. Masalah penokohan dalam
karya sastra tidak semata-mata hanya berhubungan dengan masalah pemilihan jenis
dan perwatakan para tokoh cerita saja, melainkan juga bagaimana melukiskan
kehadiran dan penghadirannya secara tepat sehingga mampu menciptakan dan
mendukung tujuan artistik karya yang bersangkutan. Kedua hal tersebut saling
mendukung dan melengkapi, kegagalan yang satu berarti kegagalan yang lain.
Menurut Harjito (2005: 8) untuk menggambarkan tokoh atau penokohan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu cara analitik dan cara dramatik.Cara analitik yaitu
pengarang langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh, menyebutkan
bahwa tokoh tersebut keras hati, keras kepala, penyayang, dan sebagainya. Sedangkan
cara dramatik (disebut juga cara lukis tidak langsung) yaitu menggambarkan watak
tidak diceritakan langsung, tetapi hal itu disampaikan melalui (a) pemilikan nama
tokoh, (b) penggambaran fisik, (c) dan dialog.

 Alur atau plot merupakan sebuah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan
atau menyababkan terjadinya peristiwa yang lain. Pengertian lain yang hampir sama
dinyatakan oleh Kenny (dalam Nurgiantoro, 1998: 113) yang mengemukakan bahwa
plot merupakan peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat
sederhana karena penyusunan peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan kaitan sebab
akibat. Menurut Nurgiantoro (1998: 116) ada tiga unsur yang esensial dalam
pengembangan plot cerita yaitu peristiwa, konflik, dan klimaks.

1) Peristiwa merupakan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan lain.


Peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam sebuah cerita tidak semua berfungsi
sebagai pendukung plot. Peristiwa dapat dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu
peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan. Peristiwa fungsional merupakan
peristiwa-peristiwa yang menentukan dan mempengaruhi perkembangan plot,
peristiwa kaitan merupakan peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengkaitkan
peristiwa-peristiwa penting, dan peristiwa acuan merupakan peristiwa yang
tidak secara langsung berpengaruh atau berhubungan dengan perkembangan
plot.

2) Konflik merupakan kejadian penting yang berupa peristiwa fungsional, utama


atau kernel. Konflik biasanya berupa peristiwa-peristiwa manusiawi seru yang
saling berkaitan satu dengan yang lain, konflik disini cenderung disenangi
pembaca. Bentuk konflik dapat dibedakan ke dalam dua katagori yaitu konflik
eksternal dan internal. Konflik eksternal merupakan konflik yang terjadi antara
tokoh cerita dengan sesuatu yang di luar dirinya biasa dengan lingkungan alam
ataupun lingkungan manusia. Sedangkan konflik internal merupakan konflik
yang terjadi dalam jiwa seorang tokoh cerita.

3) Klimaks merupakan saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tetinggi dan
sesuatu itu tidak dapat dihindari kejadiannya. Artinya berdasarkan kelogisan
cerita peristiwa itu memang harus terjadi dan tidak dapat dihindari. Jadi klimaks
dapat diartikan titik pertememuan antara dua hal kejadian atau lebih yang
dipertentangkan.Beberapa pengertian alur atau plot tersebut dapat disimpulkan
bahwa plot merupakan rangkaian cerita yang berurutan dan di dalam cerita
terdapat sebuah peristiwa, konflik dan klimaks
 Latar atau setting ialah landas lampu, penyaran pengertian tempat atau lokasi,
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya suatu peristiwa.
Nurgiantoro (dalam Wahyuningtyas, 2011:7) membedakan pengertian latar menjadi
tiga unsur pokok, yaitu (1) latar tempat sasarannya pada lokasi peristiwa yang terjadi
dalam cerita karya sastra misalnya di desa, kota, tempat hiburan dan lain sebagainya,
(2) latar waktu sasarannya kapan kejadian peristiwa yang terjadi dalam cerita karya
sastra misal jam, hari, tahun dan musim, dan (3) latar sosial sasarannya pada hal-hal
yang berhubungan dengan prilaku kehidupan sosial dalam masyarakat yang
diceritakan dalam karya sastra misalnya kebudayaan, kebiasaan hidup, keyakinan,
pandangan hidup, cara berfikir dan sikap.

C. Ciri-Ciri Novel dan Jenis-Jenis Novel

1. Ciri-Ciri Novel secara Umum:


 Jumlah katanya lebih dari 35.000 kata.
 Terdiri dari setidaknya 100 halaman.
 Waktu untuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit.
 Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
 Alur ceritanya cukup kompleks.
 Seleksi ceritanya luas.
 Ceritanya panjang, tapi banyak kalimat yang diulang-ulang.
 Ditulis dengan narasi kemudian didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasanya yang ada didalamnya.
 Itu tadi ciri-ciri novel secara umum, selanjutnya ada yang namanya novel
terjemahan, novel angkatan 20 dan 30an, dan novel remaja.

2. Ciri-Ciri Novel Terjemahan


 Menonjolkan watak dan perilaku tokoh berdasarkan latar belakang sosial budaya
asing karya novel tersebut diciptakan.
 Nama-nama tokohnya tidak begitu familiar.
 Latar tempatnya tidak berada di Indonesia.
 Bahasanya tidak mendayu-dayu.
3. Ciri-Ciri Novel Angkatan 20 dan 30an
 Bertema masalah adat dan kawin paksa.
 Umumnya berisi kritikan terhadap adat lama.
 Tokoh yang diceritakan dari muda hingga meninggal dunia.
 Bahasanya kaku dan statis.
 Bahasanya sangat santun.
 Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam
memilih nilai kehidupan (barat dan timur).
 Menggunakan kata-kata yang berlebihan

4. Ciri-Ciri Novel Remaja


 Kebanyakan bertema tentang pertemanan atau persahabatan dan percintaan.
 Bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh remaja.

1. Jenis novel berdasarkan nyata atau tidaknya kejadian


 Novel fiksi, adalah novel yang tidak nyata atau tidak terjadi pada kehidupan nyata.
 Novel non-fiksi, adalah yang pernah ada atau nyata adanya.

2. Berdasarkan Genre Ceritanya


 Novel Romantis, adalah novel yang berupa kasih sayang dan cinta.
 Novel Horor, adalah novel yang berisi tentang hal yang menyeramkan.
 Novel Komedi, adalah novel yang berisi hal lucu.
 Novel Inspiratif, adalah novel yang berisi kisah inspiratif.

3. Berdasarkan Isi dan Tokoh


 Novel Teenlit, adalah novel yang berisi tentang remaja.
 Novel Chicklit, adalah novel yang berisi tentang perempuan muda.
 Novel Songlit, adalah novel yang diambil dari sebuah lagu.
 Novel Dewasa, adalah novel yang berisi tentang cerita orang dewasa
“Sang Pemimpin”

A. Sinopsis Novel

Arai,Ikal, Jimbron adalah sahabat yang berasal dari kampong melayu tanah Belitong.
Mereka berasal dari keluarga yang sederhana hidup mereka hanya untuk bekerja.Sejak
mereka kecil mereka belakar mencari uang untuk kebutuhan. Arai yang sejak kecil ditinggal
orangtuanya hidup bersama orang tua Ikal yang tak lain adalah saudaranya. Sedangkan,
Jimbron dirawat oleh seorang pendeta Geovany, orangtua Jimbron meninggal ketika
perjalanan menuju rumah sakit. Sejak itulah dia terobsesi pada seekor kuda.

Pada suatu sore yang cerah ketika Ikal dan Arai sedang bermain telepon dari kaleng yang
dikaitkan dengan tali, datanglah Mak Cik Maryamah datang bersama dengan anaknya.
Mereka ingin meminjam beras dari ibu Ikal. Ibu Ikal dengan senang hati memberikan
sebagian berasnya untuk Mak Cik Maryamah. Dengan berat hati pula Mak Cik menyuruh
Anaknya, Nurmi untuk memberikan biolanya sebagai ganti dari beras yang telah diberikan.
Tapi ibu Ikal menolaknya karena Nurmi sangat menyayangi biolanya itu.

Setelah Mak Cik Maryamah dan anaknya pulang. Arai tiba - tiba menuju peregasan dan
memecahkan celengan ayamnya, tanpa dikomando Ikalpun ikut memecahkan celengannya
walaupun ia tidak tahu akan dipakai apa uang itu.Arai memerintahkan Ikal untuk
mengumpulkan semua uang itu ke dalam karunggandum. Ikal mengira Arai akan
memberikan semua uang itu kepada Mak Cik Maryamah tetapi tanpa disangka oleh Ikal, Arai
menuju pasar. Ia membeli terigu, guladan lain-lain. Ikal yang tidak tahu untuk apa itu segera
mencegah Arai untuk membeli semua itu. Terjadilah sebuah perkelahian seru antara Ikal dan
Arai, perkelahian itu menimbulkan kegaduhaan dan juga menyebabkan tiga karung yang
berisi kapuk pecah dan kapuknya bertaburan ke mana-mana. Di tengah kegaduhan itu Ikal
sadar saudaranya itu tidak akan berbuat sesuatu yang buruk. Setelah itu mereka berdua
bersepeda menuju rumah Mak Cik Maryamah. Semua bahan-bahan yang telah dibeli itu
diberikan kepada Mak Cik untuk digunakan membuat kue dan menjualnya (membantu
perekonomiannya) .
Karena di kampung Arai tak ada SMA, setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan Jimbron
merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan Main. Pada saat itu pula PN Timah
mengalami kebangruktan, banya kanak putus sekolah dan bekerja untuk membantu ekonomi
keluarga mereka. Mereka yang masih bersemangat sekolah umumnya bekerja di warung mi
rebus. Atau menjadi buruh pabrik kepiting. Berdiri sepanjang malam menyiangi kepiting
untuk dipaketkan ke Jakarta. Atau, seperti Ikal, Arai, dan Jimbron, menjadi kuli ngambat.
Sebelum menjadi kuli ngambat mereka pernah memiliki pekerjaan lain yang juga
memungkinkan untuk tetap sekolah, yaitu sebagai penyelam di padang golf. Penjaga padang
golf akan membayar untuk setiap bola golf yang dapat diambil pada kedalaman hampir tujuh
meter di dasar danau. Bola golf di dasar danau dengan mudah dapat ditemukan karena indah
berkilauan, persoalannya, danau itu adalah tempat buaya-buaya sebesar tong berumah tangga.

Mereka juga pernah bekerja sebagai part time office boy dikompleks kantor, hanya
saja gaji mereka bisa telat berbulan. Karena pekerjaan mereka sebagai kuli ngambat itulah
mereka bisa menyewa sebuah los sempit di dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap
dua minggu. Setiap pagi mereka selalu seperti semut kebakaran.

Menjelang pukul tujuh, dengan membersihkan diri seadanya mereka tergopoh-gopoh


ke sekolah. Sampai di sekolah, semua kelelahan kami serta mertalenyap, sirna tak ada
bekasnya, menguap diisap oleh daya tarik laki-laki tampan ini, kepala sekolah SMA Bukan
Main, guru kesasastraan Bapak Drs. Julian Ichsan Balia.

Ada satu lagi anak yang hidupnya hanya sebatang kara, dia adalah Laksmi. Jimbron
sangat tergila pada Laksmi, walaupun Laksmi tidak memperdulikan dia. Laksmi seperti
trauma karena orang-orang terdekatnya meninggalkan dia satu persatu. Bahkan ia tidak
pernah tersenyum lagi. Senyumnya itu sangat dirindukan semua orang yang mengenalnya.
Setiap Minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia
membantu Laksmi di Pabrik Cincau. Bertahun-tahun sudah Laksmi hidup tanpa senyum
seakan-akan di dunia ini tidak ada yang menyayanginya. Ketika Arai dan Ikal menyarankan
Jimbron untuk ditangani oleh orang yang ahli, ia hanya berkata "Aku hanya ingin
membuatnya tersenyum...," Di televisi balai desa mereka menyimak ulasan Ibu Toeti
Adhitama tentang sepak terjang seorang patriot muda Mujahiddin yang baru saja
menumbangkan komandan resimen utara Tentara Merah Rusia.
Setelah mereka menamatkan diri dari SMA Arai dan Ikal merantu ke Jakarta.Setekah
beberapa bulan disana Ikal mendapatkan pekerjaa, namun Arai kurang beruntung.Akhirnya
dia pergi ke Kalimantan.Ikal juga melanjutkan ke UI disana diabertemu dengan Nurmala
cinta monyetnya Arai. Setelah sekian lama berkerja sebagai tukang sortir, Ikal kembali rindu
dengan teman sekaligus sepupu jauhnya, Arai. Tahun-tahun berlalu, sampai akhirnya Ikal
bisa kuliah di UI.

Pada saat kuliah di UI itulah Ikal bertemu dengan Nurmala. Setelah perbincangan
yang cukup hangat dengan Nurmala, tanpa diduga oleh Ikal, Nurmala tiba-tiba menanyakan
kabar Arai. Cukup bingung Ikal menjawab pertanyaan itu, tapi pada akhirnya Ikal bisa
mengatasinya.

Setelah lulus kuliah Ikal mengetahui bahwa ada pengumuman beasiswa strata dua,
tanpa pikir panjang Ikal pun mencoba mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa itu. Hari
wawancara pun tiba begitu gugup Ikal karena saingan Ikal adalah tamatan mahasiswa yang
cukup pintar-pintar. Tidak disangka pula riset yang dilakukan Ikal mendapat pujian yang
sangat bagus dari seorang Profesor.

Selepas Ikal keluar dari ruangan pewawancara, kemudian Ikal mendengar suara yang
cukup dia kenal. Tanpa diduga pula bahwa itu memang suara Arai, sungguh tak disangka
setelah sekian lama tak bertemu akhirnya Ikal bertemu dengan Arai yang juga sedang
mengajukan beasiswa untuk kuliah di Eropa.

Setelah sekian lama tak pulang ke Belitong kali ini Ikal dan Arai pulang kembali ke
kampong halamanya. Mereka bertemu Jimbron yang sudah menikah dengan Laksmi dan
mempuyai anak. Malamnya Ikal berjalan-jalan untuk menikmati suasana yang telah lama ia
rindukan. Waktu yang dinanti-nanti tiba, surat pengumuman beasiswa akhirnya tiba.
Perlahan-lahan Ikal mulai membuka surat itu dan didapatkannya ia lulus tes dan akan kuliah
di Paris di Univesite de Paris Sorbonne Prancis begitu juga dengan Arai.Mereka menunggu
pengumuman pergi ke Balitong.Setelah beberapa bulan hasil dari test tersebut bahwa mereka
berhasil lolos.
B. Struktur Novel

Abstraksi

Daratan ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga
kataklismik. Menggelegak sebab lahar meluap – luap di bawahnya. Membumbung di atasnya,
langit terbelah dua. Di satu bagian langi, matahari rendah memantulkan uap lengket yang
terjebak ditudungi cendawan gelap gulita, menjerang pesisir sejak pagi. Di belahan lain,
semburan ultraviolet menari – nari di atas permukaan laut yang bisu bertapis minyak, jingga
serupa kaca – kaca gereja, menngelilingi dermaga yang menjalur ke laut rieng of fair.
Lingakaran api. Lalu di sini, di sudut dermaga ini, aku terkurung, mati kutu.

Jantungku berayun – ayun seumpama punchbag yang dihantam beruntun seorang


petinju. Aku berjingkat – jingkat di balik tumpukan peti es, kedua kaki teguh, gemetar.

Bau ikan busuk yang merebak dari peti – peti amis, di ruangan asing ini, sirna dikalahkan
oleh rasa takut.

Orientasi

Arai,Ikal, Jimbron adalah sahabat yang berasal dari kampong melayu tanah Belitong.
Seperti kebanyakan anak – anak Melayu miskin di kampung sejak remaja mereka telah
bekerja untuk biaya tambahan sekolah. Mereka belakar mencari uang untuk membantu
kebutuhan keluarga. Arai yang sejak kecil ditinggal orangtuanya hidup bersama orang tua
Ikal yang tak lain adalah saudaranya. Sesekali waktu Arai juga iri melihat seorang anak
bersama orang tuanya, ikal juga ikut terharu melihat keadaanya. Dia hanya menginginkan
orang tua yang selalu dapat disampingnya ketika dia kesepian. Terkadang ketidak
mampuannya dalam mengendalikan emosi (cemburu) ketika melihat temannya masih
memiliki orang tua.

Sedangkan, Jimbron diasuh oleh seorang pendeta Geovany, orang tua Jimbron meninggal
ketika perjalanan menuju rumah sakit. Sejak itulah dia terobsesi pada seekor kuda.
Ikal, Arai , dan Jimbron memilih sebuah pekerjaan yaitu seorang kuli ngambat karena
memungkinkan untuk dikerjakan sambil sekolah. Setiap pukul dua pagi berbekal sebatang
bambu, mereka sempoyongan memikul berbagai macam jenis makhluk laut, seusainya dari
pasar mereka sekolah bagaikan semut kebakaran.

Komplikasi

Mereka menjual akar banar yang akan dijualnya ke pasar, mengambil akar purun yang
dijual di pedagang kelontong. Persahabatan yang terjalin erat antara keduanya menimbulkan
rasa saling menguatkan satu sama lain, seperti Arai yang menggenggam tangan Ikal dengan
erat – erat dan menuntunnya dengan gagah berani malewati masalah tersebut, begitulah arti
Arai bagi Ikal.

Suatu hari mereka mendapatkan motivasi – motivasi yang dilontarkan oleh Pak Balia dan
semua itu berhasil mengguncang semangat mereka untuk melangkahkan kaki mereka di atas
altar suci almamater Sorbonne Paris, Prancis.

Untuk mewujudkan motivasi – motivasi yang telah dilontarkan oleh Pak Balia Ikal dan
Arai mempersembahkan prestasi terbaik kepada ayahnya, mereka menempati kursi garda
depan. Hasil yang sebanding dengan usaha /pengorbanan perjalanan ayah dari rumah ke
sekolah untuk menggambil rapot mereka sekolah (ayah menempuh jarak 30 km dengan
mengayuh sepeda, melintasi jalanan sepi sendirian, menaklukkan dua bukit, melawan angin,
dan mengarungi padang sabana demi rapot Ikal dan Arai).

Suatu hari Arai, Ikal, Jimbron baru pulang sekolah dan sedang duduk di los kontrakan,
mereka sedang menggamati sebuah poster film baru dengan ukuran 4 × 3 meter yang baru
saja dipajang depan bioskop. Pemandangan makin menarik sebab seiring dengan kian
panjangnya terpal itu diurai dan kian ke atas, terdapat dua betis putih, makin tak ada tanda –
tanda pakaian menutupinya, jantung mereka kian berdebar seperti tak sanggup menunggu
film itu main. Satu sisi mereka bimbang karena Pak Mustar telah melarang keras siswa –
siswanya untuk menginjakkan kakinya ke Bioskop. Akhirnya nafsu telah mengalahkan akal
mereka, di tengah film berputar tiba – tiba datang tiga sosok pria yang menghalangi
pandangan mata mereka. Ternyata salah satunya adalah Pak Mustar, Beliau dan penjaga
sekolah langsung menggelandang kami seperti ternak untuk keluar bioskop. Mereka akan
mendapatkan hukuman atas kesalahan yang mereka perbuat besok pagi dengan ditoton oleh
seluruh warga sekolah.Ternyata hukuman yang mereka peroleh yaitu berakting di depan
seluruh warga sekolah selesai upacara berlangsung untuk menirukan semua adegan dalam
film tersebut yang tidak senonoh dan tidak selayaknya dipertayangkan di depan khalayak
umum. Selain itu bonus hukuman yang mereka terima yaitu membersihkan toilet dan juga
kotoran kelelawar.

Klimaks

Seusai jalani hukuman tersebut mereka menjadi pribadi yang pesismistis, dan malas
belajar, akibatnya Ikal dan Arai sekarang derdepak dari kursi garda depan. Tapi semangat
sang ayah takkan pernah menyusut dalam perjuangannya untuk mengambil rapot mereka
meskipun telah terdepak dari kursi garda depan.

Sejak Ikal dan Arai terdepak dari kursi garda depan (pengambialan rapot terakhir) Ikal
berjanji kepada ayahnya untuk mendudukkannya lagi dibangku garda depan, dengan harapan
lulus SMA secara mengesankan. Dia merencanakan dengan teliti strategi untuk merebut lagi
tempat itu dan membangun lagi semangatnya. Untuk menumbuhkan semangatnya ia buka
lagi buku Seandainya Mereka Bisa Bicara chapter 10 yang paling sesuai dengan keadaanya
sekarang.

Dan pada akhirnya Ikal, Arai, dan Jimbron telah menyelesaikan SMA, hasil ujian Ikal
berhasil menggembalikan posisi ayahnya di deretan bangku garda depan, sekarang mereka
dihadapkan pada keputusan yang paling menentukan masa depan.

Ikal dan Arai lebih memilih berangkat ke Pulau Jawa untuk mengadu nasib sembari
kuliah, dan setelah mereka sampai di Bogor, satu persatu harus mereka lalui untuk bertahan
hidup disana dengan segera mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan untuk makan tiga
kali sehari. Hari – hari berikutnya mereka mulai panik berbekal selembar ijazah SMA,
mereka tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Pada bulan keempat dengan sangat terpaksa,
mereka memecahkan celengan kuda Sumbawa dan kuda Sandel itu. Beberapa bulan
kemudian Ikal diterima sebagai penyortir surat di kantor pos, namun tidak dengan Arai.
Setelah sebulan, Ikal pulang ke Bogor untuk menemui Arai ternyata sesampainya disana
tak ada seorang satupun di kos mereka sebelumnya, Ikalpun tak tahu jika Arai pergi ke
Kalimantan untuk bekerja di perusahaan pertambangan sembari kuliah disana. dan ia merasa
sangat kehilangan, tahun berikutnya Ikal melanjutkan pendidikannya di Universitas
Indonesia. Perjuangan Ikal untuk mencapai cita – citanya membutuhkan perjuangan keras.
Meskipun menyenangkan, ia mengalami saat – saat yang sulit bekerja sambil kuliah, ia
masuk kerja mulai subuh sehingga dapat berangkat kuliah pada pukul 11 siang. Jika ada
kuliah pagi, ia ambil shift malam, dengan naik kereta penumpang yang bercampur dengan
barang, dagangan, dan pedagang, juga penumpang yang berdagang, dan perjalanannya
kurang lebih 5 jam Bogor – Jakarta setiap hari ia jalani keadaan seperti ini.

Reorientasi

Akhirnya Ikal berhasil menyelesaikan kuliahnya, tak lama kemudian ia membaca


pengumuman beasiswa pendidikan strata dua yang telah dibuka oleh Uni Eropa. Ikal
mendaftar bea siswa tersebut, dan dia berhasil melewati tahap – tahap tes dengan sukses
samapi pada tes akhir penentuan, dan tibalah pada babak akhir penentuan (tes wawancara)
kurang bejalan dengan mulus karena ia menyelesaikan wawancaranya dengan seorang
profesor dalam keadaan kurang percaya diri.

Ikal meninggalkan ruang wawancara dengan lesu, ia merasa telah gagal. Ikal melalui
sebuah koridor yang panjang, di kiri kanan terdapat ruang – ruang tempat peserta tes
beasiswa lainnya diwawancara, suara mereka terlempar sampai keluar. Ketika melewati
sebuah pintu. Tiba – tiba ia mendengar suara yang tak asing baginya, seperti seseorang yang
dekat padanya ternyata ia adalah Ikal.

Mereka memutuskan untuk pulang kampung sembari menunggu surat keputusan dari
sekertaris program beasiswa.

Berbulan – bulan Ikal dan Arai berdebar menunggu keputusan penguji beasiswa, akhirnya
surat yang meraka tunggu telah tiba, mereka memutuskan akan membukanya setelah sholat
maghrib. Di surat tersebut terterang jelas bahwa mereka diterima di Universitas de Paris,
Sarbonne, Prancis. Hanyalah itu kalimat yang dapat menggambarkan betapa indahnya Tuhan
telah memeluk mimpi – mimpi mereka.
C. Unsur –unsur Novel

I. Unsur instrinsik
1. Tema
Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mengisahkan tentang
pendidikan, persahabatan, persaudaraan dan perjuangan mengarungi
kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau
pengharapan.
Tema yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi adalah perjuangan
dan kegigihan dalam meraih impian memiliki pengetahuan yang tinggi. Tokoh
utama dalam novel Sang Pemimpi, yaitu Ikal dan Arai adalah anak-anak yang
meniru semangat orangtua dan gurunya untuk berjuang dan tetap gigih dalam
meraih cita-cita dalam pendidikan melalui persahabatan dan persaudaraan.
Para tokoh dengan keadaan ekonomi yang kurang, mendorong
semangat kaum muda yang mencintai tanah kelahirannya. Mereka berjuang
meraih cita-cita di Belitong untuk belajar dengan penuh ketekunan. Sang
Pemimpi mengangkat tema kehidupan dan pendidikan di tengah
perekonomian yang miskin di daerah pedalaman Belitong melalui jalinan kuat
persaudaraan antara Ikal dengan Arai dan persahabatan Arai serta Ikal dengan
lainnya.
Novel Sang Pemimpi memuat kisah yang menyentuh dan berdedikasi
tinggi dalam pendidikan. Novel ini mengangkat tema perjuangan tokoh-tokoh
di tengah kondisi perekonomian yang miskin.
2. Tokoh dan Penokohan

 Ikal

Ikal mempunyai sifat baik hati, optimistis, pantang menyerah, dan penyuka Rhoma
Irama. Jiwa petualang Ikal memberikan rasa optimis pada Ikal. Ikal juga memiliki sifat
petualang untuk mencari pengetahuan. Ikal berusaha mencari pengetahuan sebanyaknya-
banyaknya, meskipun itu harus ke luar tempat tinggalnya, bahkan sampai ke luar negeri. Ikal
menyadari sifat petualang dan tujuan untuk mencari ilmu setinggi-tinggi membuatnya
menerima kenyataan untuk dapat memperjuangkan mimpi-mimpinya.

Ikal sebagai seorang anak berusaha membahagiakan orangtua dengan cara


melaksanakan harapan-harapan orangtua. Orangtua Ikal menginginkan Ikal dapat bersekolah
tinggi. Harapan orangtua Ikal diimbangi dengan sikap orangtua Ikal dalam memberi
semangat kepada Ikal.

Anak mempunyai kewajiban berbakti kepada orangtua. Anak yang ingin memenuhi
harapan orang dituntut untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan orangtuanya. Dalam
memulai suatu hubungan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi orangtua.
Keadaan tersebut sangat dipahami oleh Ikal.

 Arai

Arai mempunyai sifat yang pintar, penuh inspirasi atau ide baru, gigih, rajin, taat
agama, dan pantang menyerah. Arai dalam novel Sang Pemimpi adalah saudara sepupu Ikal
yang di adopsi ayah Ikal ketika kelas 3 SD dan saat ayahnya meninggal dunia. Arai adalah
seseorang yang mampu melihat keindahan dibalik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat
suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai juga seseorang yang begitu spontan dan
jenaka, seolah tak ada sesuatu pun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah
semangat.

Andrea Hirata mengungkapkan keadaan sahabatnya saat masih kecil yang merupakan
gambaran masa lalu Andrea ditujukan pada tokoh Arai secara mendetail, mulai dari keadaan
fisik sahabatnya yang jangkung, kurus, badannya kumal, bau, kukunya hitam, dan potongan
rambutnya tidak karuan. Wajahnya seperti hasil suntikan silikon dan mulai meleleh. Suaranya
kering, serak, dan nyaring, persis vokalis mengambil nada falseto mungkin karena
kebanyakan menangis waktu kecil. Gerak geriknya canggung serupa belalang sembah. Tapi
matanya istimewa. Di situlah pusat gravitasi pesona Arai. Kedua bola matanya itu, sang
jendela hati, adalah layar yang mempertontonkan jiwanya yang tak pernah kosong. (Sang
Pemimpi: 24).

Mata Arai memiliki keistimewaan pada bola matanya yang menunjukkan jiwa Arai
tidak pernah kosong. Jiwa Arai yang penuh semangat dalam menjalani kehidupan. Guna
mendukung sifat Arai yang penuh semangat.

Mimpi Arai untuk memiliki pengetahuan yang dapat mengubah nasibnya diimbangi
oleh sifat Arai yang penuh semangat dan pantang menyerah dalam mencari ilmu. Di sisi lain,
Andrea mengungkapkan kebaikan-kebaikan sahabatnya sebagai orang yang ingin
membahagiakan orang lain dan suka menolong orang lain.

 Jimbron

Jimbron mempunyai sifat yang polos, gagap bicara, baik, dan sangat antusias pada
kuda. Jimbron adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama
Geovanny. Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat polos. Segala hal tentang
kuda adalah obsesinya, dan gagapnya berhubungan dengan sebuah peristiwa tragis yang
memilukan yang dia alami ketika masih SD. Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan
Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri
keduanya untuk menjaga dan melindunginya. Jimbron adalah seorang pencinta kuda yang
sangat fanatik, meskipun dia tak pernah melihat kuda secara langsung. Jimbron dapat
mengenal kuda dan tahu teknik mengendarai kuda, asal muasal kuda, dan mengerti makna
ringkikan kuda.

Ikal dan sahabatnya Jimbron harus pandai-pandai membagi waktu antara sekolah dan bekerja.
Jam dua pagi, Ikal dan Jimbron sudah bekerja dan jam tujuh Ikal dan Jimbron harus
berangkat sekolah. Keadaan yang berat ini tidak mnyurutkan keinginan Ikal untuk mencapai
cita-citanya. Rasa toleransi Ikal terhadap sahabatnya Jimbron membuatnya merasa bersalah
saat ia memarahi Jimbron tanpa sebab. Ikatan pertalian persahabatan antara Ikal dengan salah
satu sahabatnya Jimbron merupakan ikatan persahabatan yang tumbuh atas perasaan sayang
menimbulkan rasa saling toleransi.
 Ayah Ikal

Ayah Ikal mempunyai sifat baik hati, penuh kasih sayang, pendiam, berwibawa, tabah, dan
murah senyum. Gambaran tokoh Ayah Ikal antara lain Ayah Ikal memiliki fisik tubuh yang
tegap menunjukkan postur tubuh yang bagus. Secara psikis, ayah Ikal sebagai laki-laki yang
pendiam orang yang pendiam, apabila berbicara sering mengena lawan bicara dan penuh
dengan makna sehingga lawan bicara selalu menunggu ucapan kalimat keluar dari orang
pendiam. Ayah Ikal yang bersifat pendiam tetapi memiliki sifat ramah kepada semua orang.
Sifat ramah ditunjukkan oleh ayah Ikal yang selalu memiliki senyum lembut sehingga
menyejukkan orang yang melihat.

 Ibu Ikal

Ibu Ikal mempunyai sifat baik hati, sabar, dan penuh kasih sayang. Sifat ibu Ikal yang baik
hati dapat diketahui melalui perilaku ibu Ikal yang suka menolong orang lain. Ibu Ikal selain
baik hati, suka menolong, juga sebagai wanita yang pintar apabila dibandingkan dengan ayah
Ikal. Ibu Ikal memiliki kepandaian mampu menulis huruf latin yang jarang dimiliki oleh
wanita di desanya atau ayah Ikal sendiri.

 Mustar M. Djai'din, B.A.

Pak Mustar mempunyai sifat galak, perhatian, pemarah, dan berjiwa keras. Pak Mustar
M. Djai'din, B.A. adalah salah satu pendiri SMA Bukan Main. Ia adalah wakil kepala SMA
Bukan Main, seorang yang baik dan cukup sabar, namun berubah menjadi tangan besi ketika
anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA tersebut karena NEM-nya kurang 0,25
dari batas minimal. Terkenal dengan aturan-aturannya yang disiplin dan hukuman yang
sangat berat. Akan tetapi, sebenarnya beliau adalah pribadi yang sangat baik dan patut
dicontoh. Sebagai Wakil Kepala SMA Bukan Main, secara psikologis Pak Mustar sebenarnya
sangat baik hati dan penyayang. Pada awalnya siswa takut melihatnya, tetapi pemikirannya
jernih dan kata-katanya bercahaya. Secara fisiologis Pak Mustar bukan laki-laki tampan, ia
memiliki buruk rupa. Meskipun berwajah buruk, Pak Mustar memiliki kepandaian yang
melebihi kepandaian orang lain.

Pak Mustar menyandang semua julukan seram yang berhubungan dengan tata cara lama
yang keras dalam penegakan disiplin. Ia guru biologi, Darwinian tulen, karena itu ia sama
sekali tidak toleran. Lebih dari gelar B.A. itu ia adalah suhu tertinggi perguruan silat
tradisional Melayu Macan Akar yang ditakuti. (Sang Pemimpi: 5).
Pak Mustar yang berprofesi sebagai guru memiliki sosiologis yang baik terhadap siswa
dan orang-orang yang ada di sekitar. Kehidupan sosiologis Pak Mustar di bidang kerjanya
sebagai guru sangat bermanfaat bagi siswa-siswanya karena Pak Mustar memberikan ilmu
sebanyak-banyaknya kepada siswa.

Namun, akibatnya fatal. Setelah kejadian itu, Pak Mustar berubah menjadi seorang guru
bertangan besi. Beliau menumpahkan kesalahannya kepada para siswa yang diterima. Sikap
disiplin adalah suatu kecenderungan untuk latihan batin atau watak seseorang melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan, dan ketertiban dengan kesadaran sendiri untuk tercipatnya suatu peraturan
dengan gigih, aktif, dan di arahkan sendiri, sekali pun menghadapi rintangan atau gangguan
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

 Ibu Muslimah

Ibu Muslimah adalah wanita lembut pengajar pertama Laskar Pelangi dan guru paling
berharga bagi mereka. Seorang wanita yang gigih dalam memperjuangkan siswa-siswa untuk
maju mencari pengetahuan setinggi-tingginya. Secara psikologis, Bu Mus senantiasa
berjuang dan memberikan yang terbaik bagi siswa dengan penuh keikhlasan. Bu Mus bersifat
keibuan ketika memberikan perlindungan kepada siswa.

 Drs. Julian Ichsan Balia

Pak Balia mempunyai sifat berwibawa, teguh pendirian, pandai, tegas, penyayang, sabar,
tertib, dan pengibar panji ahlakul karimah. Ia adalah Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar
dan laki-laki muda, tampan, lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme.
Pak Balia mempunyai sikap yang teguh pada pendirian, tak kenal kompromi untuk
mengkhianati aturan yang ada. Pak Balia mempunyai wajah yang tampan, sehingga Andrea
Hirata dapat melukiskan dengan jelas keadaan fisik Pak Balia yang sangat dikaguminya.
 Pendeta Geovanny

Pendeta Geovanny adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian
kedua orangtua Jimbron. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak
memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik. Bahkan beliau tidak pernah
terlambat mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji. Meski disebut Pendeta,
Geovanny yang berdarah Italia ini adalah seorang Pastur.

Sebetulnya, beliau adalah seorang pastur karena beliau seorang Katolik, tapi kami
memanggilnya Pendeta Geovany. Pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud
mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron
mengaji ke masjid. (Sang Pemimpi: 60-61).

 Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum

Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum adalah gadis pujaan Arai sejak pertama kali
Arai melihatnya. Nurmala adalah gadis yang pandai, selalu menyandang ranking 1. Ia juga
penggemar Ray Charles dengan lagunya "I Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole
dengan lagunya “When I Fall in Love”.

Dan belum habis bait pertama ku dengar suara langkah tergopoh-gopoh menghampiri
jendela. Aku merasa tegang waktuseseorang membuka jendela dengan tergesa-gesa. Lalu di
ambang jendela yang tinggi berdirilah Zakiah Nurmala. Cantik, anggun semampai seperti
Gabriella Sabatini. (Sang Pemimpi: 211).

 Laksmi

Laksmi adalah gadis pujaan Jimbron. Laksmi telah kehilangan kedua orangtuanya dan
tinggal sambil bekerja di sebuah pabrik cincau. Semenjak kepergian orangtuanya, ia tidak
pernah lagi tersenyum, padahal senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika
Jimbron datang mengendarai seekor kuda.

Laksmi dipungut seorang Tionghoa Tongsan pemilik pabrik cincau dan ia bekerja di
situ. Tapi seperti Jimbron dengan Pendeta Geo, Bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan
Laksmi menjadi muslimah yang taat. Sayangnya sejak kematian keluargannya, kehidupan
seolah-olah terenggut dari Laksmi. Ia dirundung murung setiap hari. Jelas, meskipun, sudah
bertahun-tahun terjadi, kepedihan tragedi di Semenanjung Ayah masih lekat dalam dirinya.
Dan selama bertahun-tahun itu pula, tak pernah lagi tak pernah walau hanya sekali orang
melihat Laksmi tersenyum. (Sang Pemimpi: 78).

Laksmi adalah seorang gadis yang pendiam. Sejak kematian keluarganya di semenanjung
ayah, laksmi tak pernah tersenyum dan hanya diam.

 Capo Lam Nyet Pho

Capo Lam Nyet Pho adalah seorang yang memungkinkan berbagai hal sebagai objek untuk
bisnisnya. Bahkan ketika PN Timah terancam kolaps, ia melakukan ide untuk membuka
peternakan kuda meskipun kuda adalah hewan yang asing bagi komunitas Melayu.

 Taikong Hamim

Taikong Hamim adalah guru mengaji di masjid Kampung Gantung. Ia dikenal sebagai
sosok non-konfromis dan sering memberlakukan hukuman fisik kepada anak-anak yang
melakukan kesalahan.

 Bang Zaitun

Bang Zaitun adalah seniman musik—pemimpin sebuah kelompok Orkes Melayu.


Dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan hampir memiliki lima istri.
Sebenarnya kunci keberhasilannya dalam percintaan adalah sebuah gitar. Ia pun mengajarkan
hal tersebut pada Arai yang sedang mabuk cinta dengan Nurmala. Bang Zaitun orangnya
humoris dan senang sekali berbicara, persis radio. Dandannya nyentrik tipikal orang musik.
Kepala ikat pinggangnya dari besi berbentuk gitar. Motif bajunya tuts-tuts piano. Celananya
cutbrai. Jarijarinya bertaburan cincin batu akik besar-besar. Beliau dengan sengaja mencabut
kedua gigi taringnya yang sehat dengan mengantinya dengan gigi emas putih. Sungguh benar
ucapan komedian Jerry Lewis: ada kesintingan pada setiap seniman yang karatnya lebih
tinggi dari kebanyakan orang. (Sang Pemimpi: 191).

 A Kiun

A Kiun adalah gadis Hokian penjaga loket bioskop yang tidak pernah mengenyam bangku
sekolah, tapi mengenal baik reputasi Pak Mustar.
 Mak Cik Maryamah

Mak Cik Maryamah adalah ibu Nurmi. Ia adalah seorang wanita yang ditinggalkan
suaminya dengan dua orang anak perempuan, yaitu Nurmi dan adiknya yang masih bayi
karena tidak bisa memberikan anak laki-laki. Hidupnya sangat miskin dan serba kekurangan.

Saat itulah seorang wanita gemuk berjilbab yang matanya bengkak memasuki
pekarangan. Wanita malang setengah baya itu Mak Cik Maryamah, datang bersama putrinya
dan seperti ibunya, mata mereka bengkak, semuanya habis menagis.

 Nurmi

Nurmi adalah seorang gadis berbakat memainkan biola, mewarisi biola, dan bakat
dari kakeknya yang ketua kelompok gambus di Gantung. Nurmi adalah tetangga Arai dan
Ikal, seumuran dengan Ikal dan Arai, dan Nurmi adalah gadis yang sangat mencintai biola.

Air mata Mak Cik meleleh. Kesusahan seakan tercetak di keningnya. Lahir untuk
susah, demikian stampelnya. Putrinya yang terkecil tertidur pulas dalam dekapannya. Yang
tertua, Nurmi yang kurus tinggi kurang gizi itu, baru kelas dua SMP, sama denganku dan
Arai, tampak tertekan batinnya. Ia memeluk erat sebuah koper hitam lusuh berisi biola. Dia
seorang pemain biola berbakat. Ingin menjadi musisi, itulah impian terbesarnya. Bakat dan
biola itu diwarisinya dari kakeknya (Sang Pemimpi: 38).

 Nyonya Lam Nyet Pho

Nyonya Lam Nyet Pho keturunan prajurit Hupo, semacam Capo ketua preman pasar ikan. Ia
pemilik gudang ikan dan penguasa 16 perahu motor. Anak buahnya ratusan pria bersarung
yang hidup di perahu dan tak pernah melepaskan badik dari pinggangnya.
3.Alur

Alur yang digunakan adalah alur campuran yaitu alur maju dan alur mundur.

Buktinya :

 Alur maju : paparan suatu daerah pegunungan dan dekat pesisir pantai sebagai latar
tempat para tokoh. Ikal menjemput seorang anak kecil yang hidup sebatang kara di
depan tangga gubuknya. Anak tersebut adalah Arai. Arai adalah anak yang
mempunyai suara kering, serak, tetapi Arai mempunyai mata yang istimewa. Di
situlah yang membuat pesona gravitasi Arai. Orangtua Ikal mau mengadopsinya
karena masih saudara.
ketika Arai dengan gaya Lone Ranger memberi semangat kepada Ikal untuk
terus semangat dan tidak mudah menyerah dengan model rambutnya. Hal ini yang
membuat Ikal terus memiliki semangat untuk menghadapi suatu masalah yang
dialaminya.
Persahabatan Arai dan Ikal yang mulai terjalin mendapat tantangan. Apabila
ada yang menghina Ikal, Arai akan berusaha memberi ketenangan pada Ikal dengan
cara menggenggam erat tangan Ikal dan memberi dukungan kepada Ikal untuk
menghadapi hal yang tidak menyenangkan tersebut. Arai memiliki pengalaman masa
kecil yang menyedihkan, hal ini membuat Arai mempunyai rasa belas kasihan kepada
orang lain.
Rintangan yang ditemui Ikal untuk memenuhi keinginan mencari ilmu yang
tinggi dan jauh dari orangtua membuat Ikal harus dapat mandiri. Ia berjuang untuk
menyelesaikan rintangan yang dihadapi agar dapat bertahan hidup. Ikal untuk
mencapai cita-cita membutuhkan totalitas perjuangan. Ikal selain sibuk kuliah,
bekerja, juga merasa rindu kepada sahabatnya Arai. Ikal berhasil dalam mengatasi
masalah kuliah dan masalah kerjanya. Ikal mampu menyelesaikan permasalahannya
karena terdorong oleh mimpi-mimpinya untuk dapat mencari ilmu setinggi mungkin.
Ikal mampu menyelesaikan kuliah di UI dan diterimanya Ikal dan Arai untuk
menuntut ilmu di luar negeri, yaitu di Universitas de Paris, Sorbone, Prancis. Ikal dan
Arai diterima di universitas yang selama ini menjadi harapan, cita-cita dan mimpi-
mimpinya.
4. Setting
 Latar Tempat :
1. Kota Belitong Timur
Bukti : Ayahnya yang hanya bekerja sebagai penyekop timah di
bumi Belitong.
2. Kota Bandung
Bukti : Tak jauh dari rel, di tepi dekat jalan raya.
3. Kota Tanjung Pandan
Bukti : Ada anak duduk di depan slah satu rumah kardus.
4. SMA Negeri
Bukti : kami harus sekolah SMA ke tanjung pandan, ratusan kilo
meter jauhnya.
5. Pasar Pagi
Bukti : Ikal menyeberang dan berlari kencang ke utara, memasuki
gerbang pasar pagi.
6. Kamar Kontrakan
Bukti : Arai, Ikal, dan Jimbron tinggal disalah satu kamar
kontrakan di pasar kumuh ini.
7. Gubuk Arai
Bukti : Sore itu Ikal dan ayahnya menjemput Arai di depan tangga
gubuknya.
8. Margai
Bukti : Setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan Jimron merantau ke
Margai untuk sekolah di SMA Negeri.
9. PN Timah Belitung
Bukti : PN Timah Belitong, perusahaan tempat sebagian besar
orang melayu menggantungkan periuk belangnya.
10. Pabrik Cincau
Bukti : Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur ke pabrik
cincau.
11. Terminal Bus Bogor
Bukti : Dua lampu neon panjang menyinari tulisan nama terminal
di gerban itu : Terminal Bus Bogor
 Latar Waktu
1. Senin pagi
Bukti : Senin pagi ini kuanggap hari yang sial. Setengah jam
sebelum jam masuk, Pak Mustar mengunci pagar sekolah.
2. Maret tahun depan
Bukti : Demikian di kota pelabuhan kecil Margai di Pulau
Belitong, sampai Maret tahun depan.
3. Sore hari
Bukti : Sore itu, Ikal dan Arai sedang bermain di pekarangan
waktu Mak Cik Maryamah datang.
4. Sehabis Magrib
Bukti : Setiap habis Magrib, Arai melantunkan ayat – ayat suci
Al – Qur’an di bawah tamaran lampu minyak.
5. Dua bulan
Bukti : Dia bulan Arai menyerahkan diri pada penindasan capo
yang terkenal keras.
6. Hari kelima pelayaran
Bukti : Hari kelima pelayaran, pukul satu siang, Ikal yang sudah
babak belur compang – camping, iseng – iseng mendongakkan
keluar lubang palka.
7. Pukul 12 malam
Bukti : Sebuah jam yang ada di taman menunjukkan pukul 12
malam .
8. Bulan keempat
Bukti : Pada bulan keempat, dengan sangat terpaksa mereka
memecahkan celengan kuda yang telah diberkan Jimron kepada
mereka.

 Latar Sosial
Latar sosial dalam novel Sang Pemimpi sangat berhubungan dengan masyarakat dan
kehidupan yang melingkupi tokoh-tokoh yang terdapat di dalamnya. Kebiasaan hidup,
adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara, berfikir, dan bersikap.
 Latar Suasana
1. Bahagia
Bukti :Wajah Jimbron yang bulat jenaka merona-rona seperti buah
mentega. “Mmhhh ... mmhhaa ... mainkan, Kal!!”
2. Sedih

Bukti :
 Di perjalanan aku tak banyak bicara karena hatiku ngilu
mengenangkan nasib malang yang menimpa sepupu jauhku ini.
 Ikal melirik benda itu dan aku semakin pedih membayangkan
ia membuat mainan itu sendirian,memainkannya juga sendirian
ditengah-tengah ladang tebu.Aku tersedu sedan.
 Air mata Mak Cik meleleh. Kesusahan seakan tercetak di
keningnya. Lahir untuk susah, demikian stempelnya.
3. Gelisah
Bukti : Sekarang delapan orang memikul peti dan peti menuju pasar pagi
yang ramai. Disekitar peti tukang parkir berteriak-teriak menimpali
obralan pedagang Minang yang menjual baju di kaki lima. Klakson sepeda
motor dan kliningan sepeda sahut menyahut dengan jeritan mesin parut
dan ketukan palu para tukang sol. Lenguh sapi yang digelandang ke
pejagalan beradu nyaring dengan suara bising dari balon kecil yang
dipencet penjual mainan anak-anak. Di punggung Ikal kurasakan satu
persatu detakan jantung Jimbron, lambat namun keras, gelisah dan
mencekam.
5. Amanat
 berusaha untuk mengejar mimpi-mimpi selama kita masih mampu dan
teruslah berusaha dalam mencapai segala sesuatu yang kita inginkan.
 Jangan pernah menyerah walaupun kita pernah mengalami kegagalan,
jadikanlah kegagalan tersebut sebagai pelajaran untuk kita menjadi lebih baik
lagi.
 Pada zaman sekarang persaingan semakin berat jadi tidak ada waktu untuk
bersantai sebagaimanapun pekerjaan berat akan terasa ringan jika kita tidak
pernah mengeluh dan terus semangat untuk menyelesaikannya.
 Agama merupakan pegangan hidup bagi manusia, oleh sebab itu taat
beragama dan saling menghormati itu penting, dengan demikian manusia bisa
hidup harmonis dalam hubungannya dengan Tuhan sesama manusia maupun
makhluk lain.
II. Unsur Ekstrinsik

1. Sudut Pandang Pengarang

Andrea Hirata menggunakan jenis tulisan dengan sudut pandang orang pertama
“akuan” karena dalam novel ini lebih banyak menyebutkan”aku”. Sudut pandang “aku”
dipergunakan oleh Andrea Hirata untuk mengungkapkan peristiwa – peristiwa yang
dialaminya agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

 Bukti : “Aku tak pernah kelelahan berlari. Tubuhku ringan, kecil, dan
ramping, dengan rambut ikal panjang dan kancing baju yang sering tak
lengkap, jika berlari aku merasa seperti orang Indian, aku merasa menjadi
layangan kertas kajang berwarna-warni, aku merasa seumpama benda seni
yang meluncur deras menerabas angin.”

Beracuan dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang ikut masuk cerita
sebagai Ikal dengan menggunakan kata aku. Kata aku yang digunakan pengarang
memperjelas gambaran fisik tokoh aku, yang mampu membantu pembaca dalam memahami
kondisi fisik tokoh utamanya.

Sudut pandang akuan yang digunakan oleh pengarang memudahkan membaca dalam
memahami isi hati tokoh. Pembaca mampu mengetahui perasaan tokoh secara jelas. Kata
”aku” yang dipergunakan oleh pengarang untuk menyatakan kepada pembaca tentang
peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh utama. Ikal menggunakan kata-kata aku dengan
kalimat berita atau kalimat tidak langsung, seperti dalam kalimat.

 Bukti : ”aku sebagai siswa SMA yang cukup kreatif, Aku masih seekor
pungguk buta dan mimpimimpi itu masih rembulan, Aku telah melukai hati
Jimbron, ketika berpisah ayahku memeluk Arai dan mendekapnya kuat sekal,
Kini dadaku ingin meledak rasanya, aku dan Arai masih bertalian sadara, dan
Aku mengambil surat kelulusan Arai dan membaca kalimat demi kalimat
dalam surat keputusan yang dipegangnya dan jiwaku seakan terbang.”
Pengarang selain menggunakan kalimat tidak langsung dalam menggunakan kata aku,
juga menggunakan kalimat langsung atau dalam bentuk percakapan.

 Bukti :“Kau kenal Bang Zaitun kan, Rai?? tanyaku.” “Arai menjawab heran,
“Pimpinan Orkes Melayu Pasar Ikan Belok Kiri itu...?” “Ke sanalah kau harus
berguru soal cinta....” “Arai tersenyum. Siapa tak kenal Bang Zaitun, pria
flamboyan yang kondang dalam persilatan cinta. Di Belitong ada empat
kampung besar, di setiap kampung itu ia mempunyai istri. Laki-laki positif
mencerna setiap usulan, memikirkannya dengan lapang dada. Arai menatapku
cerah.” “Kau yakin Bang Zaitun punya cukup wewenang ilmiah untuk
memecahkan masalahku ini, Kal?” “Tak ada salahnya mencoba, Kawan, jauh
lebih terhormat daripada ke dukun!!” “Ah, Keriting, baru kutahu, kau cerdas
sekali!!” ( Sang Pemimpi: 189).
2. Keadaan sosial budaya

Ketiga tokoh pada novel ini, hidup dari keluarga yang tidak mampu,Arai sejak kecil
ditinggal kedua orangtuanya. Pada akhirnya ayah Ikal mengangkat Arai menjadi anak
asuhnya. Dia dibesarkan dari keluarga yang serba kekurangan pula,dengan tenaga cinta dan
keyakinan Arai terus bersemangat dalam menjalani kerikil kehidupan.

Tak lain dengan Arai,Ikal juga dari keluarga yang tidak mampu pula.Ayahnya yang
hanya bekerja sebagai penyekop timah di bumi Belitong dan ibu hanya seorang ibu rumah
tangga yang kesehariannya hanya di rumah, hanya cukup untuk kebutuhan hidup yang serba
pas – pasan. Ikal dan Arai membanting tulang untuk membantu orang tuanya dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Segala pekerjaan pernah mereka lakukan mulai dari
menjual daun, kuli ngambat. Dalam hidup mereka tidak ada kata lelah dan pesimis. Mereka
terus mengobarkan semangat mimpi-mimpi mereka.

Jimbron anak bertubuh tambun dan berbicara gagap ini merupakan anak asuh dari
pendeta Geofany yang sejak kecil ditinggal mati orang tuanya.Ketertariakan Jimbron dengan
kuda mempunyai cerita tersendiri.optimisme jimbron membuat dia bersemangat dalam
menjalani hidup.

Ketiadaan dalam ekonomi tidak menghambat untuk saling menolong.Mereka lebih


beruntung daripada Mak Cik yang serba kekurangan. Rasa ibah dan penolong inilah yang
menjadikan rasa bersyukur kita kepada Tuhan YME. Ikal dan arai melihat kejadian itu,
hatinya tersentuh bahwa hidup ini memang sulit, dengan memperjuangkan mimpi-mimpi
yang akan membawa perubahan.
B.       Gaya Bahasa

 Hiperbola
 Kami bertiga baru saja berlari semburat, pontang panting lupa diri
karena  dikejar-kejar seorang tokoh paling antagonis. 
  Dangdut india dari kaset yang terlalu sering diputar meliuk-liuk pilu dari
pabrik itu.
  Suara Pak Mustar membahana .
  Wajah kami seketika memerah saat bau amis yang mengendap lama
menyeruak.
  Tulang – tulangku melengkung. Jika bergeser, rasanya akan patah. Setiap
tarikan nafas perih menyayat-nyayat rusukku. Perutku ngilu seperti teriris
karena diikat dinginnya sebatang balok es. Aku mengigit lenganku kuat-
kuat menahan penderitaan. Bau anyir ikan busuk menusuk hidungku
sampai ke ulu hati.
  Aku merasa takjub dengan kepribadian Arai. Tatapanku menghujan bola
matanya, menyusupi lensa, selaput jala, dan iris pupilnya, lalu tembus ke
dalam lubuk hatinya, ingin kulihat dunia dari dalam jiwanya.
(Hirata:2008; 21). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa
hiperbola karena kata “menghujan” terlalu membesar-besarkan karena
seakan-akan “tatapan” adalah benda hidup yang dapat menuysup ke dalam
bagian mata.
  Lamunanku terhempas di atas meja batu pualam putih yang panjang.
  Jantungku berdetak satu per satu mengikuti derap langkah Nyonya Pho
mendekati peti.
  Kelihatan jelas kesusahan telah menderanya sepanjang hidup.
 Aku tersenyum tapi tangisku tak reda karena seperti mekanika gerak balik
helikopter purba ini, Arai memutar balikkan logika sentimental ini.
 Agaknya ia juga bertekad memerdekakan dirinya dari duka mengharu biru
yang   membelenggunya seumur hidup.
 Ayahku tersenyum mengepalkan tinjunya kuat-kuat dan aku ingin tertawa
sekeras-kerasnya, tapi aku juga ingin menangis.
    Personifikasi
 Dataran ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkkan
tenaga dahsyat kataklismik.      
 Jantungku berayun-ayun seumpama punchbag yang dihantam beruntun
beruntun seorang petinju.
 Pancaran matahari menikam lubang-lubang dinding papan seperti batangan
baja stainless, dan menciptakan pedang cahaya, putih berkilauan, tak
terbendung melesat-lesat menerobos sudut-sudut gelap yang pengap.      
  Kapitalis itu meliuk-liuk pergi seperti dedemit dimarahi raja hantu.
 Maka muncullah bongkahan jambul berbinar – binar.       
 Suara peluit menjerit-jerit.
 Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas.
  Sekarang delapan orang memikul peti dan peti meluncur menuju pasar
pagi yang ramai.
 Dengan jeritan mesin-mesin parut dan ketukan palu para tukang sol.
 Aku dan Arai duduk berdampingan di pojok bak truk yang
membantingbantingdi atas jalan sepi berbatu-batu.
 Lalu tak dapat kutahankan air mataku mengalir.
 Jahitan kancing bajunya yang rapuh satu per satu terlepas hingga bajunya
melambai-lambai seperti sayap kumbang sagu tadi.
 Suaranya sekering ranggas, yang menusuk-nusuk malam. Ratap lirinya
mengirisku, meyeretku ke sebuah gubuk di tengah lading tebu.
  Nurmi memeluk biolanya kuat-kuat. Air matanya mengalir.
 Nafasnya memburu dan matanya nanar menatapku saat ia mengumpulkan
uang koin.
 Suara fan besar menggulung setiap gumpalan kapuk seperti jutaan kunang-
kunang yang serentak beranjak.
  Sungai itu pun patuh.
  Panggilan itu senantiasa membuncahkan tenaga dalam pembuluh darah
kami.
  Senyum Laksmi telah tertelan kegelapan nasibnya.
  Kata-kata itu menusuk-nusuk pori-poriku.
  Kurasakan seakan langit mengutukku dan bangunan sekolah rubuh
menimpaku.
     Metafora
 Sorot matanya dan gerak-geriknya sedingin es.
  Pak Mustar berubah menjadi monster  karena justru anak lelaki
satusatunya tak diterima di SMA Negeri itu.
 Pak Mustar menjadi seorang guru bertangan besi.
  Hari ini seperti hari Columbus menemukan Amerika.

    Alegori

  Sang ayah, dengan kedua tangannya, memeluk, merengkuh, 


menggenggam seluruh anggota keluarganya.
 Pada momen ini kami memahami bahwa persahabatan kami yang lama dan
lekat lebih dari saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras
bahu membahu sampai titik keringat terakhir untuk sekolah dan keluarga,
tidur sebantal, makan sepiring, susah senang bersama.
   Bahkan ketika nenek – nenek dirampok, dicabuli, dan dibunuh aku telah
menjadi seperti orang kota kebanyakan.

     Sinekdok
   Setelah empat puluh tahun bumi merdeka.
  Anak cucunya malah malu membicarakan ilmu unik yang mungkin hanya
dikuasainya sendiri sejagad raya ini.
 Ialah bintang kejora pertunjukan sore ini.
 Demi menyampaikan jeritan hatinya pada belahan hatinya.
  Simile
  Di satu bagian langit, matahari rendah memantulkan uanp lengket yang
terjebak ditudungi cendawan gelap gulita, menjerang pesisir sejak pagi.      
  Ia westerling berwajah tirus manis.
   Pulau timah yang kaya raya itu, memiliki sebuah SMA Negeri.
    Ia petantang-petenteng hilir mudik sambil bertelekan pinggang .    
  Lalu tukang parker terpana melihat ratusan sepedayang telah dirapikan
susah payah.    
   Nyonya pho bertubuh tinggi besar.Rambutnya tebal, disemir hitam pekat .
 Meskipun perasaannya telah luluh lantak pada usia sangat muda tapi ia
selalu positif dan berjiwa seluas langit.
 Ia tersedu sedan.
 Kaki-kakinya kukuh besar seperti pilar.
 Surainya laksana jubah putih yang mengibas mengikuti tubuhnya yang
menggelinjang-gelinjang.
 Kini hatinya yang lugu itu hampa, hampa seperti tong-tong aspal
tempatnya berdiri.
 Dini hari itu sunyi sepi di dermaga.

   Asosiasi
 Jingga serupa kaca-kaca gereja, mengelilingi dermaga yang menjulur  ke
laut seperti reign of fire, lingkaran api.
 Wajah Jimbron yang bulat jenaka merona-rona seperti buah mentega.      
  Sebab tak seorangpun ingin memedulikan laki-laki yang berbau seperti
ikan pari.
 Tak sempat kusadari, secepat terkaman macan akar.
 Mulut mungilnya yang dari tadi berkicau kini terkunci lalu pelan-pelan
menganga seperti ikan mas koki.
 Mei - Mei pucat pasi karena terpukau dalam ketakutan yang indah
 Anak kelas empat SD itu, kehabisan napas dan pucat pasi ketakutan.
 Lalu seperti di bioskop dulu, para penonton pria gegap gempita
mendukung sang majikan.
 Jimbron berdiri mematung, pucat pasi.
 Ia seperti orang yang baru sadar dari sebuah mimpi yang gelap gulita.
 Ekspresinya jelas mengesankan bahwa ia telah meninggalkan masa lalu
yang kelam mencekam dan siap menyongsongsong masa depan yang cerah
bercahaya.
 Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga, ratusan jumlahnya, di antara
mereka tampak bupati, camat, lurah, kepala desa, dan para dukun.
 Abang malang melintang dari panggung ke panggung.
 Ia tersenyum riang penuh semangat, hilir mudik seperti bebek.

Anda mungkin juga menyukai