Anda di halaman 1dari 38

ASPEK HIDROLIKA

ALIRAN AIR DALAM SALURAN TERBUKA DAN TERTUTUP SERTA SALURAN EKONOMIS DAN STABIL
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Sevrine Sheila Sabrina 181910301036 Yulita Dwi Arifiani 191910301025


01 05

02 Art Palupi Pranoto Putri 181910301140


06 Rama Bimantara Putra 191910301091

03 Sofia Nurul Fadilah 181910301177


Dita Aulia Firdiana 191910301105
07

04 Della Ayu Adinanda 191910301023


Hafsah Zsasa Febianty 191910301145
08
Aliran Saluran Terbuka
Pengertian Saluran Terbuka
Saluran Terbuka adalah saluran di mana air mengalir dengan muka air bebas.

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi
berbagai tipe tergantung kriteria yang digunakan.
• Berdasarkan perubahan kedalaman dan/atau kecepatan
mengikuti fungsi waktu, maka aliran dibedakan menjadi
KLASIFIKASI •
aliran permanen (steady) dan tidak permanen (unsteady)
Berdasarkan fungsi ruang, maka aliran dibedakan menjadi aliran
ALIRAN seragam (uniform) dan tidak seragam (non-uniform)

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
1. Aliran Tunak da
n Tak Tunak

Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana
komponen aliran tidak berubah terhadap waktu.

Contohnya adalah aliran di saluran/sungai pada kondisi tidak ada


perubahan aliran (tidak ada hujan, tidak banjir, dll)
35%
Aliran tak tunak atau aliran tidak permanen (impermanent flow)
adalah kondisi dimana komponen aliran berubah terhadap waktu.

Contoh aliran di saluran/sungai pada kondisi ada perubahan aliran


(ada hujan, ada banjir, dll) atau aliran yang dipengaruhi muka air
pasang-surut (muara sungai di laut)

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
2. Aliran Seragam
dan Berubah

Jika variabel aliran seperti kedalaman, tampang basah, kecepatan


dan debit pada setiap tampang disepanjang aliran adalah konstan, maka
alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)

Namun, jika variabel aliran seperti kedalaman, tampang basah,


kecepatan dan debit pada setiap tampang disepanjang saluran 35%
tidak konstan, maka alirannya disebut aliran tidak seragam atau
aliran berubah (non-uniform flow atau varied flow)

Berdasarkan laju perubahan kecepatan terhadap jarak,


maka aliran dapat diklasifikasikan menjadi aliran berubah
lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah
tiba-tiba (rapidly varied flow).

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
3. Aliran Laminer
dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan
aliran tampak seperti gerakan serat-serat atau lapisan-lapisan tipis yang paralel
dan beraturan, maka alirannya disebut
aliran laminer 35%
Sebaliknya, jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan,
baik ditinjau terhadap ruang maupun waktu,
maka alirannya disebut aliran turbulen

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Angka Reynold
Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relative antara gaya kekentalan
(viskositas) dan gaya inersia.
Jika gaya viskositas yang dominan, maka alirannya laminer.
Jika gaya inersia yang dominan, maka alirannya turbulen.

Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia dinyatakan dalam angka Reynold (Re),
Yang didefinisikan seperti rumus berikut.

V = kecepatan aliran (m/det)


L = panjang karakteristik (m), pada saluran
muka air bebas L = R
R = jari-jari hidraulik saluran
ν= viskositas (m2/det)

Aliran laminer terjadi apabila Re < 500.


Aliran turbulen terjadi apabila Re > 1000.

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
4. Aliran Subkritis, Kri
tis, dan Superkritis
• Aliran dikatakan Sub kritis (mengalir) apabila suatu gangguan
(misalnya batu dilemparkan ke dalam aliran sehingga menimbulkan
gelombang) yang terjadi di suatu titik pada aliran dapat menjalar ke arah
hulu. Aliran subkritis dipengaruhi oleh kondisi hilir, dan dengan kata lain
keadaan dihilir akan mempe-ngaruhi aliran di sebelah hulu.
• Apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga gangguan yang terjadi 35%
tidak menjalar ke hulu maka aliran adalah superkritis. Dalam hal ini kondisi di
hulu akan mempengaruhi aliran di sebelah hilir.
• Aliran kritis merupakan tipe aliran di antara aliran subkritis dan
superkritis.
Penentuan tipe aliran dapat didasarkan pada angka Froude (Fr).

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Angka Froude
Angka Froude (Fr) dapat dinyatakan seperti pada persamaan berikut:

dengan V = kecepatan aliran (m/det)


h = kedalaman aliran (m)
g = percepatan gravitasi (m/det2)

Aliran adalah subkritis apabila Fr < 1 atau V < (𝑔ℎ)^0,5


Aliran adalah kritis apabila Fr = 1 atau V = (𝑔ℎ)^0,5
Aliran adalah superkritis apabila Fr > 1 atau V > (𝑔ℎ)^0,5

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Aliran Seragam
• Di dalam aliran seragam (uniform), dianggap bahwa aliran adalah mantap/permanen dan satu dimensi.

• Aliran tidak mantap yang seragam hampir tidak ada di alam. Dengan anggapan satu dimensi berarti kece-patan aliran di setiap
titik pada tampang lintang adalah sama.

• Contoh aliran seragam adalah aliran melalui saluran drainase yang sangat panjang dan tidak ada peruba- han penampang.

• Aliran di saluran drainase yang dekat dengan bangunan drainase tidak lagi seragam karena adanya pem- bendungan atau
terjunan, yang menyebabkan aliran menjadi tidak seragam (non-uniform).

• Pada umumnya aliran seragam di saluran terbuka adalah turbulen, sedangkan aliran laminer sangat jarang terjadi.
15% 35%
• Aliran seragam tidak dapat terjadi pada kecepatan aliran yang besar atau kemiringan saluran sangat besar.

• Apabila kecepatan aliran melampaui batas tertentu (kecepatan kritik), maka muka air menjadi tidak stabil dan akan terjadi
gelombang.

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Rumus Chezy
Seorang insinyur Perancis yang bernama Antoine Chezy pada tahun 1769 merumuskan kecepatan untuk
aliran seragam yang sangat terkenal dan masih banyak dipakai sampai sekarang.
Dalam penurunan rumus Chezy, digunakan beberapa asumsi berikut ini:
• Aliran adalah permanen,
• Kemiringan dasar saluran adalah kecil,
• Saluran adalah prismatik.

Zat cair yang mengalir melalui saluran terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan)
pada dinding saluran. Tahanan ini akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja
pada zat cair dalam arah aliran. Di dalam aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah
aliran adalah seimbang dengan tahanan geser. Tahanan geser ini tergantung pada kecepatan
aliran.

Oleh karena sudut kemiringan saluran α adalah kecil, maka kemiringan saluran
I = tg α = sin α dan persamaan di atas menjadi
Dengan, dan,

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Rumus Bazin
Beberapa ahli telah mengusulkan beberapa bentuk koefisien Chezy C dari rumus
Chezy yg sudah ada. Koefisien tersebut tergantung
pada bentuk tampang lintang, bahan dinding saluran, dan
kecepatan aliran.

• Rumus Bazin
Pada tahun 1879, H. Bazin, seorang ahli hidraulika Perancis meng-usulkan
rumus berikut ini.

dengan γB adalah koefisien yang tergantung kekasaran dinding.


Nilai γB untuk beberapa jenis dinding saluran diberikan dalam
Tabel 1.

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Rumus Ganguillet – Kutter

Pada tahun 1896, dua insinyur Swiss, Ganguillet dan Kutter mengusulkan rumus berikut ini:

Koefisien n yang ada pada persamaan tersebut sama dengan koefisien n pada rumus Manning. Rumus tersebut
lebih kompleks dari rumus Bazin, tetapi hasilnya tidak lebih baik dari rumus Bazin. Untuk nilai kemiringan
kecil (dibawah 0,0001) nilai 0,00155/I menjadi besar dan rumus tersebut menjadi kurang teliti.

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Rumus Manning
Seorang insinyur Irlandia bernama Robert Manning (1889)
mengusulkan rumus berikut ini.

Dengan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi:

Koefisien n merupakan fungsi dari bahan dinding saluran yang


mempunyai nilai yang sama dengan n untuk rumus Ganguillet
dan Kutter. Tabel 2 memberikan nilai n. Rumus Manning ini banyak digunakan
karena mudah pemakaiannya.

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Rumus Strickler
Strickler mencari hubungan antara nilai koefisien n dari rumus Manning dan Ganguillet-Kutter,
sebagai fungsi dari dimensi material yang membentuk dinding saluran. Untuk dinding (dasar dan
tebing) dari material yang tidak koheren, Koefisien Strickler ks diberikan oleh rumus berikut:

dengan R adalah jari-jari hidraulis, dan d35 adalah diameter (dalam meter) yang berhubungan
dengan 35% berat dari material dengan diameter yang lebih besar. Dengan menggunakan koefisien tersebut maka
rumus kecepatan aliran menjadi:

Sumber: Bambang Triatmodjo. 1993. Hidraulika II. Beta Offseta. Yogyakarta. Hal 103-113
Aliran Saluran Tertutup
Jenis Aliran
• Ketentuan-ketentuan mengenai tahanan aliran bagi saluran tertutup yang penuh
adalah tidak dengan yang berlaku pada saluran terbuka
• Aliran dalam saluran terbuka digerakkan oleh gaya penggerak yang dila-kukan oleh
jumlah berat aliranyang mengalir menuruni lereng
• Pada saluran tertutup gaya penggerak tersebutdilakukan oleh gradien tekanan
• Berbeda dengan aliran air pada saluran terbuka, maka saluran tertutup hanya terdapat
satu jenis aliran yaitu aliran tunak (steady flow)

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Sifat Aliran
Ada 2 jenis aliran tunak dalam aliran air dalam saluran tertutup (pipa).
Aliran-aliran tersebut dinamakan Aliran Laminer dan Aliran Turbulen
• Aliran laminer adalah aliran yang partikel-partikel zat cairnya bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan kontinyu dan saling
tidak berpotongan. Contoh: aliran di saluran/pipa yang mempunyai bidang batas sejajar, garis-garis lintasan akan sejajar.
• Aliran turbulen adalah aliran yang partikel-partikel zat cairnya bergerak tidak teratur dengan membentuk garis lintasan tidak
kontinyu dan saling berpotongan. Contoh : aliran di saluran/pipa yang mempunyai bidang batas sejajar, garis-garis lintasan akan
sejajar. Alir dani sungai, saluran irigasi/ drainase, aliran di laut

Contoh Saluran tertutup (closed conduits)


• Terowongan
• Pipa
• Aquaduct (saluran air buatan)
• Gorong-gorong
• Siphon

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Bilangan Reynold

Aliran dari suatu zat cair dalam pipa adalah Laminer


atau Turbulen dan bisa dibedakan sesuai dengan
nilai dari bilangan Reynold. Bilangan Reynold ini
adalah tak berdimensidan sama dengan hasil
kecepatan karakte-ristik dari system dibagi dengan
kecepatan kinematik dari cairan, kesemuanya
dinyata-kan dengan satuan yang konsisten

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Aliran Laminer
• Pada aliran laminer partikel-partikel zat cair bergerak disepanjang lintasan-lintasan lurus sejajar dalam
lapisan-lapisan. Aliran laminar diatur oleh hukum yang menghubungkan tega- ngan geser ke laju perubahan
bentuk sudut yaitu hasil kali kekentalan zat cair dan gradien kecepatan atau r = ʯ dv/dy
• Kecepatan kritis yang punya arti penting bagi praktisi adalah kecepatan di bawah mana se-mua turbulensi
diredam oleh kekentalan zat alirnya. Telah ditemukan bahwa batas aliran la-minar yang mempunyai arti
penting dinyatakan oleh suatu bilangan Reynolds sebesar 2000. Aliran zat cair yang bilangan Reynoldsnya
berada pada 2000-4000 akan berubah dari lami- nar menjadi turbulen
• Perbandingan luas irisan penampang terhadap keliling yang basah disebut jari-jari hidraulik R (dalam m),
digunakan dalam bilangan Reynolds. Pernyataan tersebut menjadi:

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Aliran Turbulen
Aliran Turbulen adalah sangat penting mengingat hampir semua aliran dalam drainase berada
dalam kategori aliran turbulen. Koefisien yang berlaku untuk kondisi turbulen, bila rumus
hidrolika dengan bilangan Reynolds akan diguna-kan, berubah sesuai dengan kekasaran
dinding pipa maupun kekenyalan dan kerapatan dari zat alirnya
Aliran turbulen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Aliran dalam pipa mulus
2. Aliran dalam pipa relative kasar, pada kecepatan tinggi dianggap sepenuh- nya kasar.
3. Aliran pada daerah diantara kedua konsisi tersebut

Hampir semua masalah hidrolika yang biasa, dihubungkan dengan aliran


dalam kategori aliran turbulen

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Kehilangan Energi Akibat Geser dalam Pipa

Dimana:
  = Energi yang hilang karena geseran
= Panjang pipa (m)
= Garis tengah bagian dalam pipa (m)
= Koefisien Darcy-Weisbach, tanpa dimensi (= Friction Factor)
= Konstanta gravitasi pada percepatan terjun bebas (9,8 m/dt²)

Faktor geser Bil. Reynolds Kekasaran relatif dinding pipa


f R k/d

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


  Pipa ()
Faktor Geser
Menggunakan persamaan Colebrook-White:

 Dimana:
= Kecepatan
= Kekentalan kinematik

Menggunakan persamaan Barr: Menggunakan persamaan Swamee dan Jain:

Perbedaan:
Pers. Colebrook-White: Menggunakan iterasi untuk menghitung nilai f
Pers. Barr dan Swamee & Jain: Menghitung nilai f tanpa iterasi

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Kehilangan Energi pada Pipa Ekivalen, Bersambung, Be
runtai dan Bercabang

• Pipa-pipa ekivalen: Pipa-pipa yang menghasilkan aliran yang sama untuk suatu head turun tertentu
• Pipa-pipa bersambung: Pipa-pipa dari beberapa ukuran yang berhubungan seri
• Pipa-pipa beruntai: Pipa-pipa yang bercabang dan kembali bertemu di arah hilirnya
• Pipa-pipa bercabang: Pipa-pipa yang bercabang dan tidak kembali bertemu di hilirnya
Menggunakan rumus Hazen-Williams:
Dimana: Q = Aliran dalam m³/dt
d = Garis tengah pipa bagian dalam (m)
S = Kemiringan gradien hidraulik
C = Koefisien kekasaran relatif Hazen-Williams
Untuk mendapatkan tinggi tekanan yang turun dapat diperoleh dengan menggunakan diagram
B. Dalam diagram B, aliran Q dinyatakan juta gallon per hari (million gallons per day) = mgd
dengan faktor konversi:

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Koefisien Kekasaran Relatif Hazen-Williams

(Sumber: Modul 6 Kehilangan Tekanan dalam Pipa BPSDM PUPR)


Rumus Bernoulli
Untuk menghitung kehilangan head (tinggi tekanan) yang turun akibat
adanya perubahan bentuk pipa dapat pula dengan menggunakan
Rumus Bernoulli:

Dimana:
h = Head turun total (m)
f = Koefisien geser dalam pipa
d = Diameter dalam pipa (m)
g = Percepatan gravitasi; 9,8 m²/dt
k = Koefisien kontraksi

(Sumber: Buku “Drainase Perkotaan”,Yogyakarta: GUNADARMA.)


Saluran Penampang
Ekonomis
Syarat Saluran Ekonomis
R Maksimum
Suatu penampang melintang akan menghasilkan debit maksimum
01 bilai nilai R=A/P maksimum

P minimum
02 Apabila nilai pembagi R yaitu nilai P (Keliling basah kecil) maka nilai
A dan R akan bernilai maksimum

Bentuk paling efisien


03 Bentuk saluran penampang yang paling efisien adalah setengah
lingkaran

04 Desain saluran tahan terhadap erosi


Apabila karakteristik saluran mudah tererosi maka perlu dilakukan
perhitungan gaya tarik yang terjadi

Sumber : Retno Utami, Materi Kuliah Hidraulika Perencanaan Saluran, 2020


Tabel Penampang Saluran Ekonomis

A P R T D z

Persegiempat

Trapesium

½ lingkaran

Sumber : Retno Utami, Materi Kuliah Hidraulika Perencanaan Saluran, 2020


Saluran Yang Stabil
Perencanaan Saluran Yang Stabil

Perencanaan saluran stabil saluran drainase


• Ruas-ruas saluran harus stabil terhadap erosi dan sedimentasi minimal pada setiap
potongan melintang dan seimbang.
• Saluran direncanakan di tempat-tempat terendah dan melalui daerah-daerah depresi,
kemiringan alamiah tanah dalam trase ini menentukan kemiringan memanjang saluran.
• Apabila kemiringan dasar terlalu curam dan kecepatan maksimum yang diizinkan akan
dilampaui, maka harus dibuat bangunan pengatur
• Kecepetan rencana sebaiknya diambil sama atau mendekati kecepatan maksimum
yang diizinkan, karena debit rencana atau debit puncak tidak sering terjadi, debit dan
kecepatan saluran akan lebih rendah dibawah kondisi eksploitasi rata-rata

Sumber: Kementrian PUPR Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Knstruksi (2016)
Perencanaan Saluran Yang Stabil

• Kecepatan rencana sebaiknya diambil sama atau mendekati kecepatan maksimum


yang dizinkan, karena debit rencana atau debit puncak tidak sering terjadi, debit dan
kecepatan aliran pembuangan akan lebih rendah dibawah kondisi eksploitasi rata –
rata.
• Kemiringan dasar saluran pembuang biasanya mengecil di sebelah hilir sedangkan
debit rencana bertambah besar. Parameter angkutan sedimen relatifI √R dalam
prakteknya akan menurun disebelah hilir akibat R kuadrat. Sejauh berkenaan dengan
air buangan yang relaitf bersih dari sawah, hal ini tidak akan merupakan masalah yang
berarti. Keadaan ini harus dihindari apabila air buangan yang bersedimen harus
dialirkan.
• Air dari saluran pembuang mempunyai pengaruh negatif pada muka air tanah atau
pada air yang masuk dari talud dan sebagainya. Oleh sebab itu perencana harus
mempertimbangkan faktor tersebut dengan hati-hati guna memperkecil dampak yang
mungkin timbul
Sumber: Kementrian PUPR Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Knstruksi (2016)
Untuk perencanaan saluran, terdapat 4 perbedaan sehubungan terdapatnya
sedimen dalam air irigasi dan bahan tanggul

Saluran harus direncanakan dengan konsep saluran stabil (stable channel) yaitu
tidak terjadi erosi dan tidak terdapat endapan sedimen.
dengan:
• Kecepatan air maksimum (v) ditentukan untuk saluran tanah v = 0,7 m/dt,
pasangan batu kali v = 2 m/dt dan pasangan beton v = 3m/dt.
• Kecepatan air minimum untuk saluran drainase ditentukan antara 0,3 s/d 0,4 m/d
kecuali untuk kolam tampungan memanjang.
• Dalam hal saluran berfungsi sebagai long storage/channel storage kecepatan
lebih kecil dari 0,3 m/det dengan konsekuensi terjadi endapan di saluran tersebut.

Sumber: Kementrian PUPR Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Knstruksi (2016)
Stabilitas konstruksi bangunan penahan tanah dikontrol keamanannya terhadap
kekuatan penahan tanah (amblas), geser dan guling; sedang stabilitas timbunan
tanah dikontrol dengan lingkaran longsor (sliding circle). Faktor-faktor keamanan
(SF) minimum ditentukan sebagai berikut:
• σ kekuatan penahan tanah ≤ σ yang diijinkan
• SF geser (kondisi biasa) ≥ 1,5
• SF geser (kondisi gempa) ≥ 1,2
• SF guling ≥ 1,5

Sumber: Kementrian PUPR Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Knstruksi (2016)
Untuk perencanaan saluran, terdapat 4 perbedaan sehubungan terdapatnya
sedimen dalam air irigasi dan bahan tanggul

𝐹𝑠 = 𝐶𝑢/𝑁𝑠∙𝐻
Keterangan:
Fs < 1 : kondisi sangat berbahaya
Fs = 1 : kondisi kritis
Fs > 1 : kondisi aman

Sumber: Kementrian PUPR Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Knstruksi (2016)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai