Anda di halaman 1dari 15

A.

Identitas Buku
Judul

: Rainbow Breeze

Penulis

: Kim Danessi

Penerbit

: de TEENS

Tahun terbit : 2013


Tebal buku : 220 halaman
Kategori buku : Fiksi

B. Sinopsis Buku
Prestasia atau yang kerap disapa Teta, merupakan mahasiswi UNI jurusan
sastra Indonesia. Ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah karena perekonomiannya
yang kurang. Ayahnya telah meninggal dunia, sedangkan ibunya sudah lama sakitsakitan. Ia memiliki tiga adik yang masih kecil-kecil. Karena kondisi keluarganya
tersebut, ia harus mencari uang sendiri untuk mencukupi living cost atau biaya
hidupnya selama ia kuliah di Jakarta karena memang uang yang ia dapat dari
beasiswa pemerintah itu belum bisa mencukupi semua kebutuhannya.
Kim Young Bun, seorang pria berdarah Korea yang kuliah di universitas
dan fakultas yang sama dengan Teta. Awalnya hubungan antara Teta dan pria yang
sering dipanggil Kim oleh teman-temannya itu tidak cukup baik. Kim menganggap
rendah Teta yang pendidikannya hanya bergantung pada beasiswa. Namun akhirnya,
mereka memutuskan untuk berdamai dan menganggap satu sama lain sebagai teman.
Namun seiring berjalannya waktu, hubungan mereka justru semakin
dekat. Mencairnya perasaan benci diantara mereka berawal ketika mereka berjalan di
bawah satu payung hitam di saat hujan dengan suasana yang cukup romantis. Sejak
saat itu, tumbuh perasaan lain di hati mereka masing-masing. Karena sering terlihat
bersama, teman-teman mereka mengira mereka mempunyai hubungan khusus. Tetapi
pada nyatanya, mereka belum terikat hubungan apapun selain teman.
Gosip pacaran diantara mereka sampai juga ditelinga Yun Ji, seorang
mahasiswi jurusan sastra Korea di universitas yang sama dengan Teta dan Kim. Yun
Ji adalah gadis dari keluarga kaya yang juga berdarah Korea, sama seperti Kim.
Orang tua Yun Ji dan Kim Young Bun saling mengenal sejak lama dan memutuskan
untuk menjodohkan mereka. Yun Ji mempunyai perasaan kepada Kim, tapi tidak
dengan Kim. Hatinya telah jatuh pada wanita lain, yaitu Teta.

Melihat Kim mencintai Teta, Yun Ji menaruh benci pada Teta dan
menganggapnya telah merebut kekasih orang. Teta sebenarnya tidak terima karena
memang ia tidak punya hubungan khusus dengan Kim. Namun ia tidak dapat
menghakimi Yun Ji seenaknya karena Yun Ji merupakan atasannya, atasan di tempat
ia bekerja. Untuk mencukupi biaya hidupnya, Teta memutuskan untuk bekerja di
sebuh bimbel yang ternyata dimiliki oleh orang tua Yun Ji. Oleh karena itu, ia harus
selalu mematuhi semua keinginan Yun Ji dan mengikuti aturan mainnya. Termasuk
suruhan untuk menjauhi Kim. Jika Teta tidak menurutinya, ia akan dipecat secara
tidak hormat oleh Yun Ji.
Teta terus berusaha untuk menghindari Kim agar ia tidak dipecat. Jika ia
dipecat, akan sulit baginya untuk mencari pekerjaan lain, apalagi di kota Jakarta yang
sangat padat penduduk. Namun Kim justru semakin mengejar Teta , bahkan ia
memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Teta. Karena telah terikat kontrak
dengan Yun Ji, Teta tidak dapat menerima pernyataan cinta Kim itu.
Melihat pria yang dicintainya menyatakan cinta pada wanita lain, tentu
Yun Ji geram. Tetapi ia masih belum memecat Teta karena menurutnya hal itu
merupakan kebodohan dari Kim sendiri, bukan skenario Teta.
Ditolak

satu

kali,

bukanlah

alasan

bagi

Kim

untuk

berhenti

memperjuangkan cintanya. Ia terus berusaha untuk meluluhkan hati Teta. Sampai


akhirnya, untuk yang kedua kalinya, Kim Young Bun kembali menyatakan cintanya
untuk Teta. Teta tidak dapat lagi menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya. Ia
selalu merasakan kehangatan dan kedamaian setiap berada di sisi Kim. Saat itu juga,
Teta menerima cinta Kim dan mereka resmi menjadi sepasang kekasih.
Kabar Teta dan Kim Young Bun pacaran menyebar dengan sangat pesat.
Yun Ji pun akhirnya tahu tentang mereka yang berpacaran. Merasa dikhianati, Yun Ji
memecat Teta dari bimbelnya itu.
Belum lama berpacaran, mereka telah dihadapkan oleh musibah yang
menguji jalan percintaan mereka. Kim Young Bun mengidap penyakit kanker otak
stadium lanjut. Berita buruk ini cukup mengguncang diri Teta. Ditambah, Kim
pulang ke negara asalnya untuk berobat tanpa sepengetahuan Teta. Teta benar-benar
sedih dan bingung apa yang harus ia lakukan. Ia hanya bisa pasrah dan selalu berdoa
kepada Tuhan agar selalu diberi kekuatan.
Satu tahun lamanya, Kim Young Bun menghilang. Ia belum pernah
kembali ke Indonesia sejak kepulangannya ke Korea. Selama itu, tidak ada
komunikasi sama sekali antara Kim dan Teta. Walaupun begitu, Teta masih berharap

Kim akan kembali. Bukannya berita baik yang ia dengar, ia justru dihadapkan lagi
oleh sebuah musibah yang sungguh menguras ketabahan hatinya. Ibunya yang telah
lama sakit-sakitan meninggal dunia. Sekarang Teta benar-benar tidak tahu
bagaimana

kehidupannya

selanjutnya

karena

orang-orang

yang

ia

cintai

meninggalkannya.
Setelah kesabarannya diuji berkali-kali, akhirnya Tuhan memberikan
sesuatu yang indah padanya. Sesuatu yang indah yang tak ternilai harganya. Kim
Young Bun, orang yang sangat ia cintai muncul lagi dihadapannya, tepatnya di hari
pemakaman ibunya Teta. Kim telah kembali pada Teta dan ia berjanji tidak akan
pernah lagi meninggalkannya sendiri. Kim Young Bun akan selalu berada di sisi Teta
dan menjaganya selama-lamanya karena Teta merupakan bagian terpenting dalam
hidupnya.

C. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik


i) Unsur Intrinsik
(1) Tema : Percintaan

Kim, aku sangat mencintaimu. Kembalilah ke pelukanku. Jangan


terjadi apa-apa denganmu! Kim, aku sangat mencintaimu...!!!
(halaman 192)

Aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu, Teta. Kaulah


bidadari hujan yang aku cari selama ini. Aku mencintaimu seperti kau
mencintai hujan dan masa kecilmu. Percayalah, kita akan menghadapi
semuanya bersama-sama (halaman 216)

(2) Latar
(a) Latar tempat
(i) Kampus UNI
1. Tidak sepertiku yang memilih jalan kaki menyusuri bulevar
universitas

ini,

kebanyakan

mahasiswa

lebih

memilih

menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda


motor. (halaman 4)
2. Dengan wajah cemberut, bosan melayani gurauan mereka, aku
bingkas dari kelas, mencari ketenangan. (halaman 13)
3. Seorang diri, aku berjalan menyusuri bulevar kampus yang
tampak hijau ... (halaman 62)
4. Kim harus kusamakan dengan patung Sphinx yng mendadak
diboyong ke gazebo kampus sastra, UNI. (halaman 84)
5. Aku tak berkedip mengamatinya dari teras ruang G101.
(halaman 84). Ruang G101 adalah salah satu ruang di kampus
UNI.
6.

Untunglah dosen mata kuliah filologi, Bu Mirna, memasuki


kelas dengan segepok buku di pelukan dadanya. (halaman 151)

7. Di ujung koridor, Bimo telah menunggu dengan sekotak


makanan. (halaman 197). Maksud dari ujung koridor di kalimat
ini adalah ujung koridor kampus UNI.
8. Seorang diri, aku berjalan dengan langkah gontai menyusuri
bulevar universitas, seperti layaknya seorang musafir yang sudah
ingin segera menuntaskan perjalanan. (halaman 204)

(ii) Kos Teta


1. Sampai di kos, hujan justru semakin lebat. (halaman 19)
2. Di balkon rumah kos ini, teman-teman kosku seperti Ega,
Yeni, dan Ribka, sedang bercanda tawa sembari menikmati garis
pelangi di langit timur. (halaman 66)
3. Melihat hujan lebat dari balkon rumah kos, aku teringat Kim
yang tadi siang hujan air mata. (halaman 92)
4. Sore yang dingin dan lembab karena terus-terusan diguyur
hujan, membawakan seorang Fredo ke kosku (halaman 105)
5. Seperti layaknya hantu film horor Indonesia bernama
jaelangkung, Fredo datang ke rumah kosku tanpa kuundang.
6. Aku menyeret koper menyusuri gang-gang kecil sebelum
akhirnya menemukan rumah kosku. (halaman 181)
(iii) Perpustakaan
Teringat kejadian romantis sore itu, aku teringat janji Kim yang
akan datang ke perpustakaan pukul 09.00. Aku melihat jam
tanganku. Sudah lewat lima belas menit. (halaman 24)
(iv) Bimbel Prismagama
1. Bimbel yang memiliki nama brand Prismagama ini sudah
lama berdiri dan memiliki ribuan cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia (halaman 52)
2. Berhadapan dengan siswa-siswa kelas sembilan SMP, aku
sulit konsentrasi, apalagi fokus. (halaman 73). Kalimat
tersebut menunjukkan bahwa Teta sedang mengajar di bimbel
tempat ia bekerja, yaitu bimbel Prismagama.
3. Selepas mengajar, aku dipanggil supaya menghadap Yun Ji.
(halaman 95). Kata selepas mengajar menandakan bahwa
Teta sedang berada di bimbel.
4. ... Sekarang, cepat pergi dari ruanganku karena aku tidak
ingin melihat wajahmu lagi! usir Yun Ji. (halaman 158).
Kalimat tersebut menunjukkan bahwa scene atau peristiwa
tersebut terjadi di bimbel dimana Teta mengajar karena ruangan
Yun Ji berada pada tempat yang sama dengan tempat Teta
mengajar.

5. Saat ini, aku berada di teras bimbel Prismagama, tempat aku


bekerja dulu. (halaman 185)
(v)

Gereja Kristen Jakarta Selatan


Tak bisa mengelak, aku pun bergegas menyusul Kim di Gereja
Kristen Jakarta Selatan. (halaman 120)

(vi) Kota Wonosobo


1. Aku menghambur ke pelukan ibu yang sudah menunggununggu kepulanganku di teras rumah. (halaman 134). Maksud
rumah di kalimat tersebut adalah rumah Teta di daerah
asalnya, yaitu Wonosobo.
2. Setelah semua sepakat untuk hujan-hujanan di kebun belakang
rumahku, kami semua berkumpul untuk membaca doa.
(halaman 140). Maksud rumahku di kalimat tersebut adalah
rumah Teta di Wonosobo.
3. Wonosobo menyambutku dengan kabut sore hari. (halaman
177)
(vii) Apartemen Kim Young Bun
Aku sengaja tidak memberi tahu akan berkunjung ke apartemen
Kim. (halaman 162)
(viii) Rumah sakit
Kak Young Bun sekarang di ICU, Kak. ... (halaman 165)
(ix) Kuburan
Aku

hanya

ingin

khusyuk

mengikuti

serangkaian

acara

pemakaman Ibu. (halaman 209)


(b) Latar waktu
(i) Pagi hari
1. Pagi yang keruh. Langit tampak lebih hitam dari biasanya.
(halaman 4)
2. ... aku teringat janji Kim yang akan datang ke perpustakaan
pukul 09.00. (halaman 24)
3. Seperti yang kusaksikan pagi ini. (halaman 84)
4. Hingga bergulir waktu adzan subuh pun aku belum berhasil
memejamkan mata walau sepincing. (halaman 184)
5. Pagi benar, aku sudah nangkring di stasiun supaya kebagian
tiket kereta yang lebih nyaman dari tempo hari. (halaman 184)

(ii) Siang hari


Siang yang membosankan, juga melelahkan. (halaman 60)
(iii) Sore hari
1. Cerita hujan dan secangkir teh di sore itu terbayang hingga
kini. (halaman 24)
2. Adzan shalat Ashar baru saja berlalu. (halaman 46)
3. Aku ingat sore ini jadwal mengajarku cukup padat.
(halaman 95)
4. Sore yang dingin dan lembab karena terus-terusan diguyur
hujan, membawakan seorang Fredo ke kosku (halaman 105)
5. Apakah Kim akan melakukannya di bawah guyuran hujan
sore ini? (halaman 147)
6. ... sore yang hujan begini aku akan membesuk Kim yang
belum sembuh juga. (halaman 160)
7. Wonosobo menyambutku dengan kabut sore hari. (halaman
177)
8. Entah kemana mereka di sore gerimis begini. (halaman 182)
(iv) Malam hari
1. Seperti gereja-gereja di seluruh dunia yang mengadakan
perayaan malam Natal, gereja ini juga demikian. (halaman
120)
2. Tengah malam yang bisu, aku terjaga. (halaman 184)
(c) Latar suasana
(i) Romantis
1. Kim Young Bun dan Teta berangkat bersama ke kampus.
Ketika sudah sampai, Kim membukakan pintu untuk Teta, tapi
ketika Teta melangkahkan kakinya, kakinya itu justru terkilir
yang membuatnya bertopang pada Kim. Secara tidak sengaja
mereka berpelukan. (halaman 9)
2. Teta dan Kim berjalan di bawah tangkupan payung hitam yang
sama saat hujan turun. (halaman 19)
3. Kim yang sudah mempunyai janji untuk mengerjakan tugas di
perpustakaan dengan Teta, datang terlambat karena ia mampir
ke toko buku terlebih dahulu untuk membeli buku berjudul

Sayap-Sayap Patah, buku yang Teta cari dan rela hujanhujanan. (halaman 27)
4. Selama di perpustakaan, hujan terus turun dan secara tiba-tiba
petir meledak. Spontan Teta terkejut dan tidak sengaja
memeluk tubuh Kim. Dan ketika Teta berusaha untuk
menjauhkan dirinya, Kim justru membuat jarak mereka kembali
dekat dan mendekatkan wajahnya ke wajah Teta. (halaman 29
dan 30)
5. Kim menyatakan cintanya pada Teta didepan umum (di
hadapan warga bimbel). (halaman 75).
6. Saat perayaan malam Natal, Kim membohongi Teta dengan
menyuruh Yu Mi untuk menelpon Teta dan mengatakan bahwa
Kim sakit dan menyuruhnya untuk datang ke Gereja Kristen.
Saat Teta sudah tiba disana, Kim menutupi matanya dan
menceritakan dongeng tentang Santa Claus. (halaman 121-125)
7. Kim menyatakan perasaannya untuk kedua kalinya kepada Teta
dibawah guyuran hujan saat mereka di Wonosobo dan Teta
menerimanya. (halaman 147)
(ii) Heboh
1. Ketika Bimo dan Kisti, sahabat Teta terus menggoda Teta
karena selalu terlihat dekat dengan Kim. Sedangkan Teta
sendiri menyangkalnya. (halaman 11)
2. Kelas heboh membicarakan gosip jadiannya aku dan Kim.
(halaman 150)
(iii) Kacau
Ketika Kim dan Teta hendak meninggalkan perpustakaan, Yun Ji
datang dan merusak suasana. Yun Ji merendahkan Teta dan Kim
berusaha untuk membela Teta. Teta sendiri hanya bisa diam.
(halaman 35-37)
(iv) Terkejut
Teta melamar pekerjaan di bimbel Prismagama dan ia harus
berhadapan dengan pemilik bimbel itu saat tes terakhir agar bisa
menjadi karyawan disana. Dan ternyata pemilik dari bimbel itu
adalah Yun Ji. Yun Ji pun cukup kaget ketika melihat Teta
sebagai salah satu calon karyawannya. (halaman 53)

(v) Tegang
1. Ketika Teta diwawancarai oleh Yun Ji saat tes masuk bimbel
(halaman 54-57)
2. Yun Ji mengancam Teta untuk tidak mendekati Kim.
(halaman 101)
3. Teta dipecat oleh Yun Ji. (halaman154-159)
(vi) Rindu
Saat ia mengajar, konsentrasinya terganggu karena merindukan
sosok Kim (halaman 73)
(vii) Sedih
1. Kim mendengar berita ibunya yang meninggal dari adiknya
bernama Yu Mi dan mereka menangis bersama.
2. Kim dirawat di ICU dan Teta hanya bisa melihatnya dari
kaca jendela. (halaman 165)
3. Teta membayangkan jika Kim meninggal. (halaman 192)
4. Teta mengetahui Kim menderita kanker otak stadium lanjut
dan kembali ke negaranya untuk berobat. (halaman 200)
5. Teta diberi tahu bahwa ibunya telah meninggal dunia.
(halaman 207)
6. Saat pemakaman ibu Teta, Teta dan adik-adiknya menangis
bersama (halaman 209-211)
(viii) Cemburu
Saat melewati food court, Teta tidak sengaja melihat Kim
sedang makan bersama gadis, yang ternyata hanyalah adiknya.
(halaman 115-117)
(ix) Gembira
Di kebun belakang rumah Teta di Wonosobo, Teta, Kim, Kisti
dan Bimo main hujan-hujanan. (halaman 142)
(x)

Panik
Teta dicopet atau dirampok saat di dalam kereta. (halaman 171)

(xi) Mengharukan
Kim kembali ke Indonesia dan hadir di pemakaman ibu Teta.
Kim telah kembali pada Teta dan berjanji tidak akan
meninggalkan Teta lagi. (halaman 213-216)

(3) Tokoh dan penokohan


(a) Prestasia (Teta), seorang mahasiswi jurusan sastra Indonesia di
UNI yang juga mengajar di bimbel Prismagama.
Watak / penokohan :
(i) Tidak tega
Biar bagaimanapun, aku tidak tega melihatnya kehujanan.
(halaman 17)
(ii) Peduli
Ia membuatkan teh untuk Kim yang terlihat kedinginan
karena hujan-hujanan.
(iii) Pintar
Teta merupakan mahasiswi yang mendapatkan beasiswa
dari pemerintah. Tidak semua mahasiswa yang kurang
mampu akan mendapatkan beasiswa. Hanya mahasiswa
yang mempunyai prestasi akademis yang baik saja yang
akan mendapatkannya.
(iv) Penakut
Ketika ada petir, Teta sering terlihat berteriak atau meloncat
ke orang lain.
(v) Berhati-hati dalam mengambil keputusan
Ketika mulai ada rasa terhadap Kim, ia tidak cepat-cepat
menyimpulkan bahwa ia benar mencintai Kim.
(vi) Patuh pada orang tua
Teta selalu mengingat nasihat dari ibunya dan selalu
melaksanakannya.
(b) Kim Young Bun (Kim), seorang mahasiswa UNI yang
merupakan teman sekampus Teta.
Watak / penokohan :
(i) Perhatian
Kim membelikan Teta buku Sayap-Sayap Patah yang
merupakan buku kesukaan Teta.
(ii) Rela berkorban
Ia rela hujan-hujanan saat ia berusaha mencari kos Teta dan
juga ketika membelikan buku yang Teta suka.
(iii) Menarik dan mudah dikagumi

Dia terlalu menarik dan mudah dikagumi (halaman 31)


(iv) Tidak pantang menyerah
Kim terus memperjuangkan cintanya pada Teta walaupun
Teta justru berusaha menjauhinya.
(c) Yun Ji, seorang anak keluarga kaya yang kuliah di jurusan sastra
Korea di UNI.
Watak / penokohan :
(i) Emosional
Ketika ada sesuatu yang ia tidak suka, ia akan langsung
meluapkan kemarahannya kepada siapapun.
(ii) Egois
Ia terus memaksa Teta untuk meninggalkan Kim karena
menurutnya Kim adalah miliknya seorang.
(iii) Kasar
Yun Ji pernah mencengkram rahang Teta saat ia
mengancamnya untuk meninggalkan Kim.
(iv) Dingin
Yun Ji begitu dingin dan misterius. (halaman 96)
(d) Kisti, teman dekat Teta.
Watak / penokohan :
(i) Peduli
Ketika temannya, Teta mendapatkan masalah, ia berusaha
untuk menenangkannya dan mencarikan solusinya. Ia juga
pernah mencoba membantu Teta mencarikan pekerjaan
untuknya.
(ii) Rakus (terhadap makanan)
Sifat rakusnya terhadap makanan membuat potonganpotongan brownies itu tidak bertahan lama diam di kotak.
(halaman 43-44)
(iii) Lucu
Dalam keadaan apa pun, duo sahabatku itu selalu jenaka
dengan tingkah dan polah yang unik. (halaman 86)
(e) Bimo, teman dekat Teta.
Watak / penokohan :
(i) Lucu

Dalam keadaan apa pun, duo sahabatku itu selalu jenaka


dengan tingkah dan polah yang unik. (halaman 86)
(ii) Tolol
Ditanya oleh Teta, ia justru bertanya balik (halaman 87-88)
(f) Ibu Teta
Watak / penokohan :
(i) Tidak ingin menyusahkan orang lain
Ketika ditanyai kabarnya oleh Teta, ia selalu menjawab
baik-baik saja meskipun sebenarnya ia masih sering sakitsakitan.
(4) Alur : Maju
(a) Perkenalan
Kim Young Bun secara terang-terangan menghina Teta karena
ia adalah mahasiswi yang pendidikannya hanya bergantung pada
beasiswa. Mereka kemudian memutuskan untuk berdamai dan
saling berteman. Perasaan benci dan dendam diantara mereka
mencair secara perlahan dan tergantikan dengan perasaan cinta.
(b) Pertikaian
Yun Ji masuk diantara Kim dan Teta. Yun Ji yang nyatanya
telah dijodohkan dengan Kim terus saja mengancam Teta untuk
menjauhinya. Jika tidak, Teta akan dipecat dari pekerjaannya.
Teta harus memilih

antara Kim dan pekerjaannya. Jika

pekerjaannya dilepas, ia susah membiayai hidupnya di Jakarta


dan sulit baginya untuk mencari pekerjaan lagi. Sedangkan jika
ia melepas Kim, hatinya lah yang akan terluka karena memang
Teta mencintai Kim.
(c) Klimaks
Pada akhirnya, Teta memilih untuk menjalin hubungan dengan
Kim. Namun di tengah perjalanan cinta mereka, mereka
dihadapkan masalah yang cukup berat. Kim mengidap penyakit
kanker otak stadium lanjut dan ia memutuskan untuk berobat di
negara asalnya, Korea tanpa sepengetahuan Teta. Teta merasa
sangat kehilangan. Masalah Kim belum terpecahkan, musibah
lain datang menerpa dirinya. Ibunya meninggal dunia. Fisik dan
mentalnya benar-benar sedang diuji oleh Tuhan.

(d) Peleraian
Satu tahun lamanya Kim meninggalkan Indonesia dan juga Teta.
Tak terduga Kim dan Yu Mi datang di pemakaman ibu Teta.
Artinya Kim telah kembali pada Teta.
(e) Penyelesaian
Suatu bagian dari hati Teta yang hampa kini telah terisi lagi.
Kim, pria yang sangat dicintainya, telah datang padanya. Kim
berjanji akan selalu berada di sisi Teta dan selalu menjaganya.
Ia tidak akan pernah meninggalkannya lagi. Mereka akan
melewati semua masalah yang ada bersama-sama. Teta dan Kim
Young Bun akan selalu saling mencintai satu sama lain selamalamanya.
(5) Sudut Pandang
Novel Rainbow Breeze ini menggunakan sudut pandang orang
pertama sebagai tokoh utama (pemeran utama) karena dalam novel
ini penulis memposisikan dirinya sebagai Teta yang merupakan
tokoh utama dalam novel ini. Buktinya yaitu penggunaan kata
Aku dalam ceritanya.
(6) Amanat
1. Selalu memperjuangkan sesuatu yang kita impikan atau mimpi
kita dan berusaha mewujudkannya.
Seperti yang dilakukan oleh Kim yang terus memperjuangkan
cintanya untuk Teta walaupun pada awalnya Teta menolak
bahkan berusaha menghindari dirinya. Namun Kim terus
berusaha meyakinkan Teta bahwa ia benar-benar mencintainya.
Dan pada akhirnya, Kim berhasil mendapatkannya.
2. Selalu tabah dalam menghadapi setiap masalah yang ada
Seperti Teta yang dihadapi masalah bertubi-tubi. Seperti
kehadiran Yun Ji yang mengganggu jalan cintanya dengan Kim,
kemudian datang lagi masalah mengenai sakitnya Kim karena
penyakit kanker otak, dan yang terakhir yaitu meninggalnya
ibunya. Tetapi Teta tetap sabar dan memohon pertolongan
kepada Tuhan agar selalu diberi kekuatan dan ketabahan.

ii) Unsur Ekstrinsik


(1) Biografi penulis
Kim Danessi, lahir di Banyumas, 10 Desember 1986 dan menamatkan
studinya di sana. Ia tercatat sebagai mahasiswa FIB jurusan sastra
Indonesia, Universitas Diponegoro. Pertengahan 2009, ia direkrut
sebuah production house di Jakarta menjadi asisten scriptwriter untuk
mengerjakan skenario striping. Kini, ia menghabiskan waktu untuk
menulis. Novel-novelnya antara lain: Big Hug Big Smile, Loverdosis,
Bidadari Kirmizi, dan Lost In Gwangju.
(2) Nilai sosial
Saling memaafkan satu sama lain, menghilangkan rasa dendam atau
benci diantara sesama, saling menyayangi satu sama lain, tidak
merendahkan orang lain, tidak menghina atau menuduh orang lain
tanpa bukti, tidak boleh memaksakan kehendak sendiri, menghormati
orang yang lebih tua.
(3) Nilai budaya
Adat orang Indonesia yang biasa menghormati orang yang lebih tua
dengan cara sungkeman.
(4) Nilai agama
Selalu tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan, musibah atau ujian
yang ada, selalu meminta pertolongan kepada Tuhan, hanya takut
kepada Tuhan dan saling menghormati antar umat beragama.
(5) Nilai ekonomi
Selalu berlaku hemat dan efisien, tidak berlaku boros dan bekerja
dengan cara yang halal untuk dapat membiayai kebutuhan hidup.

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN


EKSTRINSIK DALAM NOVEL

Disusun untuk memenuhi nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia


kelas XII semester 1

Disusun oleh :
Nama

: Zulfa Romadhoni

Kelas

: XII IPA 2

NIS

: 15899

SMA NEGERI 1 PEKALONGAN


TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai