Anda di halaman 1dari 8

SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA

PELAKU UTAMA

Selama beberapa menit yang menakutkan, kami tidak


bisa melihat apa pun selain awan putih yang bergolak.
Ketika akhirnya salju itu tenang, kami bisa melihat
beberapa titik kecil mulai bangkit dan bergerak aneh,
seperti semut-semut yang rumahnya terinjak-injak. Kami
menghitung enam titik – dan membiarkan diri kami untuk
kembali menarik napas lega, terhindar dari horor yang
hampir-hampir tak tertanggungkan.

(Cara bercerita dengan “kami” sebagai orang pertama pelaku


utama)
SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA
PELAKU UTAMA
Setelah minum teh, aku pergi untuk
merekam peristiwa hari ini dengan berbicara
pada sebuah alat perekam yang kugunakan
sebagai buku harian. Aku duduk di bawah
pohon ara besar yang rimbun di bawah pohon
seperti Buddha Gautama konon memperoleh
pencerah-an. Ketika angin meniup gumpalan-
gumpalan awan hujan yang tebal, seekor
burung elang yang sangat besar terbang
begitu dekat sehingga aku bisa melihat
matanya yang menatap ke arahku.
SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA
PELAKU SAMPINGAN

Aku meminta Chewang dan Mingma untuk


mulai membuka jalan di atas Camp I untuk
menyambut para pendaki yang turun. Mereka
setuju, kemudian saling mengikat diri dengan
tali, berjalan menyongsong badai dan dalam
beberapa menit mereka sudah menghilang.
Menjelang tengah hari muncul badai salju. Dan
mereka berada di tengah-tengah badai itu. Puji
Tuhan mereka semua selamat.
SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA
PELAKU SAMPINGAN
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan
suara pintu dari samping kamarku. Erika
pergi terburu-buru sambil lari tunggang
langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi.
Erika adalah gadis yang manis, ia ramah
dengan semua orang. Tidak heran jika
banyak orang menyukainya.
SUDUT PANDA ORANG KETIGA
SERBATAHU
Janet tidak menjawab. Hatinya
sedang rusuh. Ia tidak ingin
percaya ramalan sebab ia percaya
pada kuasa Tuhan walaupun isi
ramalannya baik. Dan sebenarnya
bukan itu yang sedang
dipikirkannya. Ia mulai khawatir.
Bagaimana anaknya kelak bila kedua
orang tuanya memiliki kepercayaan
yang berbeda seperti ini?
SUDUT PANDANG ORANG
KETIGA SERBATAHU
Kemudian bibi itu segera sadar dan
mulai marasa bersalah. Dia ingin sekali
mengucapkan sesuatu yang manis dan
menyenangkan; namun, dia menilai ini
berarti mengakui bahwa dia telah berbuat
salah, dan ini melanggar aturan disiplin. Maka
bibi itu diam saja dan melanjutkan
pekerjaannya dengan hati gelisah. Tom
merajuk di sebuah sudut dan memamerkan
kesengsaraannya. Dia tahu bahwa dalam
hatinya, bibi amat mengasihinya.
SUDUT PANDANG ORANG
KETIGA PENGAMAT
Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-
datang ia langsung marah. Kelihatannya ia sedang
punya masalah. Namun, kalau dilihat dari raut
mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan.
Sepertinya ia juga sedang sakit.Bibirnya tampak
kering, wajahnya pucat, dan rambutnya sangat
kusut berminyak seperti satu minggu tak
keramas.Tak satu pun dari temannya berani untuk
menegurnya, takut akan menambah amarahnya.
SUDUT PANDANG ORANG
KETIGA PENGAMAT
Entah apa yang terjadi dengannya
seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor
langsung menunjukkan muka masam. Belum
lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan
seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena
hubungan dia dan sang kekasih yang tidak
direstui oleh keluarga?

Anda mungkin juga menyukai