Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS PENDAPATAN PETANI DAN FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI


WORTEL (Daucus carota L) DI DESA PERBAWATI
KECAMATAN SUKABUMI KABUPATEN SUKABUMI
(SUATU KASUS DI KWT WANASARI KAMPUNG BARUROKE)

Oleh
Siti Nurhanifah
NPM 4122520410011

USULAN PENELITIAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
BANDUNG
2021

i
ANALISIS PENDAPATAN PETANI DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
WORTEL (Daucus carota L) DI DESA PERBAWATI
KECAMATAN SUKABUMI KABUPATEN SUKABUMI
(SUATU KASUS DI KWT WANASARI KAMPUNG BARUROKE)

Oleh
Siti Nurhanifah
NPM 4122520410011

USULAN PENELITIAN

Bandung, Oktober 2021

Disetujui dan disahkan Komisi Pembimbing,

Dr. Ir. Hj. Euis Dasipah, M.P. Dr. Ir. Nataliningsih, M.Pd.
PEMBIMBING I PEMBIMBING II

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, Asaalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan rahmat Allah SWT dan dengan hidayah–Nya yang telah

memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis dalam masa pandemi

Covid-19 ini, sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan judul 

“Analisis Pendapatan Petani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Wortel (Daucus carota L) di Desa Perbawati Kecamatan Sukabumi

Kabupaten Sukabumi (Suatu Kasus di KWT Wanasari Kampung

Baruroke)”.

            Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Euis Dasipah, Ir., M.P.

sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Nataliningsih, M.Pd. sebagai dosen

pembimbing II yang telah banyak  memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi

sampai selesainya usulan penelitian ini.

            Tidak lupa pula buat seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu

penulis di dalam penyelesaian usulan penelitian ini, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu. Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan dari Allah

SWT untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Akhirnya penulis sangat mengharapkan agar usulan penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan

penelitian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sukabumi , Oktober 2021


Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN .....................................................................................


i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................
ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
v
DAFTAR TABEL..............................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
vii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................
1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ..........................................
12
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................
12
1.4 Kegunaan Penelitian..................................................................
12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN/


PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH.............................
14
2.1 Kajian Pustaka...........................................................................
14
2.2 Landasan Teori..........................................................................
18
2.2.1 Fungsi Produksi................................................................
18
2.2.2 Fungsi Produksi Cobb-Douglas.......................................
19
2.2.3 Biaya Produksi dan Pendapatan.......................................
23
2.2.4 Penghasilan Bersih Usahatani..........................................
27
2.3 Kerangka Pemikiran/Pendekatan Masalah................................
28

iv
2.4 Hipotesis Penelitian...................................................................
30
2.5 Penelitian Terdahulu.................................................................
30

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................


35
3.1 Metode Yang Digunakan..........................................................
35
3.2 Opersionalisasi Variabel...........................................................
35
3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi...........................
36
3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................
37
3.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis......................................
37

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................


LAMPIRAN ......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


2.1 Kurva profit maximum dan cost minimization......................................
17
2.2 Grafik Hubungan PT, PM, dan PR.......................................................
18
2.3 Skema Kerangka Pemikiran..................................................................
29

v
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1.1 Produksi Wortel di Kabupaten Sukabumi Tahun 2013-2018...............
9
1.2 Data Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Sukabumi Kabupaten
Sukabumi..............................................................................................
10
1.3 Luas Desa, Lahan Sawah, Lahan Bukan Sawah, dan Lahan Non
Pertanian Menurut Desa di Kecamatan Sukabumi Kabupaten
Sukabumi Tahun 2018 (Ha)..................................................................
11

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup...........................................................................
2 Surat Keputusan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Winaya
Mukti tentang Penunjukan dan Pengangkatan Ketua dan Anggkota
Komisi Pembimbing a.n. Siti Nurhanifah.............................................
3 Sertifikat Semiloka a.n. Siti Nurhanifah...............................................
4 Surat Permohonan Penelitian...............................................................
5 Surat Ijin Penelitian dari Kantor Kesbangpol Kota Sukabumi.............
6 Surat Ijin Penelitian Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi.................
7 Hasil Analisa.........................................................................................
8 Dokumentasi Kegiatan..........................................................................

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hortikultura memegang peranan penting dalam sektor pertanian dan

perekonomian nasional yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto

(PDB). Kontribusi PDB hortikultura atas harga konstan selama kurun waktu

5 tahun, dari tahun 2010 sebesar 110,4 triliyun rupiah, tahun 2011 sebesar 120,1

triliyun rupiah, tahun 2012 sebesar 117,4 triliyun rupiah, tahun 2013 sebesar

118,2 triliyun rupiah dan tahun 2014 sebesar 123,2 triliyun rupiah (Pusat Data dan

Sistem Informasi Pertanian, 2015).

Salah satu tanaman hortikultura adalah wortel. Tanaman ini memiliki

perananan penitng dalam penyediaan bahan pangan bagi manusia. Prospek

pengembangan budidaya wortel di Indonesia sangat baik dan memiliki nilai

tambah ekonomi yang cukup tinggi. Wilayah nusantara cocok untuk wortel dan

akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi

masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan

impor dan peningkatan ekspor.

Perkembangan usahatani wortel di Indonesia dalam lima tahun terakhir

sangat tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2017) produksi wortel

ditahun 2013 sebesar 512.112 ton dengan luas panen 30.070 ha dan produktivitas

15,97 ton/ha. Produksi wortel mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga

pada tahun 2017 produksi wortel di Indonesia menjadi 537.342 ton dengan luas

panen sebesar 30.654 dan produktivitas 17,53 ton/ha.

8
Meskipun terjadi penurunan produksi pada tahun 2014 dan tahun 2016

namun tetap menunjukan nilai positif dan mengalami peningkatan kembali pada

tahun 2017. Produksi wortel yang meningkat beberapa tahun terakhir menunjukan

bahwa konsumsi wortel pada masyarakat bertambah. Konsumsi wortel per kapita

mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0.991 kg/kapita menjadi 2.920

kg/kapita ditahun 2017 (Statistik Konsumsi Pangan 2017).

Pada masa pandemik Covid-19, kebutuhan akan bahan makanan yang

kaya gizi salah satunya wortel semakin meningkat. Meningkatnya konsumsi

wortel di Indonesia menunjukkan bahwa komoditas wortel memiliki potensi besar

untuk diusahakan.

Produksi komoditas wortel di Kabupaten Sukabumi dari Tahun 2013

sampai dengan Tahun 2018 cenderung tidak ada peningkatan, malah semakin

berkurang, seperti yang digambarkan pada Tabel 1.1. Ini merupakan tantangan

bagi Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan produksinya.

Tabel 1.1 Produksi Wortel di Kabupaten Sukabumi Tahun 2013-2018


Tahun (Ton)
Komoditas
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Wortel 13.670 27.330 21.010 18.175 20.538 20.934

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat

Di Kecamatan Sukabumi terdapat Agrowisata Maya Wortel yang

mempromosikan produk wortel dan sayuran lainnya. Agrowisata ini menampung

dan menggandeng Kelompok Wanita Tani Wanasari, untuk membudidayakan

wortel, dan sayuran hortikultura lainnya. Selain untuk agrowisata, Maya Wrotel

9
juga menampung sayuran hortikultura dan khususnya wortel untuk di jual di area

wisata dan disalurkan ke pasar nasional yang telah bekerjasama dengan

Agrowisata Maya Wortel.

Ini merupakan peluang pasar bagi Kelompok Wanita Tani Wanasari dan

Kelompok Wanita Tani lainnya yang ada di sekitar Agrowisata Maya Wortel

Sukabumi. Terdapat enam Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Sukabumi yang

bisa di jadikan rekanan dan binaan Agrowisata Maya Wortel Sukabumi, seperti

data dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Data Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Sukabumi


Kabupaten Sukabumi

Tahun Nama
No. Nama KWT Alamat
Berdiri Ketua

1. Cidaun Jaya 1998 Saripah Kp. Cidaun RT 30 RW 11

2. KWT Bina Sejahtera 2001 Maryati Kp. Parungseah Kaler RT


Sarimanah 01 RW 07

3. Melati 2003 Ade Desa Sudajayagirang


Susilawati

4. KWT Wanasari 2005 Harni Kp Baruroke RT 002 RW


Hartini 002

5. Anggrek 2014 Herlin Kp. Ciaul Desa Sukajaya

6. Kenanga 2015 Cucu Kp.Karawang Kidul RT 02


Sumiati RW 011
Sumber : BPP Kecamatan Sukabumi

10
Tabel 1.3 Luas Desa, Lahan Sawah, Lahan Bukan Sawah, dan Lahan Non
Pertanian Menurut Desa di Kecamatan Sukabumi Kabupaten
Sukabumi Tahun 2018 (Ha)

Lahan Pertanian Lahan


Luas
No. Desa Bukan Non
Desa Sawah Jumlah
Sawah Pertanian
1. Parungseah 233,22 137,00 61,22 198,22 35,00

2. Wanasari 184,42 50,58 15,60 66,18 118,24

3. Sukajaya 258,92 129,00 28,00 157,00 101,92

4. Sudajaya Girang 728,13 135,00 223,00 358,00 370,13

5. Karawang 484,12 80,00 321,24 401,24 82,88

6. Perbawati 503,61 53,00 373,00 426,00 77,60

Jumlah 2.392,42 584,58 1.022,06 1.606,64 785,77


Sumber : Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi

Kecamatan Sukabumi berdasarkan data pada Tabel 1.3. mempunyai

peluang untuk meningkatkan produksi hortikultura dengan potensi luas lahan

produktif bukan sawah seluas 1.022,06 Ha.

Sejalan dengan peningkatan kebutuhan wortel dalam negeri merupakan

peluang yang baik untuk petani dalam membudidayakan tanaman wortel.

Kecamatan Sukabumi mempunyai peluang yang besar dengan potensi pasar dan

potensi kelompok dan luas garapan untuk mengembangkan produk hortikultura

khususnya komoditas wortel. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan

usahatani wortel dan mengatahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

usahatani wortel, maka perlu di teliti secara akademis.

11
Dari latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian dengan judul. ”Analisis Pendapatan Petani dan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Wortel (Daucus carota L) di

Desa Perbawati Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi (Suatu Kasus

di KWT Wanasari Kampung Baruroke)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka secara spesifik masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa besar pendapatan petani wortel di Kelompok Wanita Tani Wanasari

Desa Baruroke.

2. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi petani wortel di

Kelompok Wanita Tani Wanasari Desa Baruroke.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menghitung tingkat pendapatan petani wortel di Kelompok Wanita Tani

Wanasari Desa Baruroke.

2. Menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi petani

wortel di Kelompok Wanita Tani Wanasari Desa Baruroke.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi petani di di Kelompok Wanita Tani Wanasari

Desa Baruroke.

12
2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, terutama

para pengambil kebijakan dan keputusan maupun pelaksanaan pembangunan

pertanian hortikultura di Kabupaten Sukabumi.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan

penelitian lanjutan.

13
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN/

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

2.1 Kajian Pustaka

1. Kelompok Wanita Tani

Kelompok Wanita Tani (KWT) adalah kelompok tani yang anggotanya

para perempuan yang melaksanakan usaha di bidang pertanian, para istri petani

yang juga anggota kelompok tani.

2. Usahatani

Menurut (Suratiyah, 2015), pertanian adalah kegiatan seseorang yang

berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan bahan-bahan yang

dibutuhkan oleh manusia dan berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang disertai

dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak dan mempertimbangkan

faktor ekonomis. Sehingga ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam

melakukan kegiatan pertanian disebut ilmu usahatani.

Menurut (Wanda, 2015), ilmu usahatani merupakan suatu ilmu yang

mempelajari bagaimana menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan

dalam menggunakan sumberdaya dengan efektif dan efisien sehingga pendapatan

yang diperoleh oleh petani lebih tinggi.

Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan

bahwa usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan

14
sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen) yang dimiliki petani

untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

3. Budidaya Hortikultura Wortel

Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang

biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur

serupa kayu seperti pada Gambar 1 (Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan

dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Cadangan makanan tanaman ini

disimpan di dalam umbi. Kulit umbi wortel tipis dan jika dimakan mentah terasa

renyah dan agak manis (Makmun 2007).

Wortel termasuk sayur-sayuran yang paling luas dikenal manusia.

Manusia mulai mengkonsumsi wortel setelah mengetahui beberapa manfaat

kesehatan yang terkandung di dalamnya (Sunanto, 2002).

Wortel merupakan tanaman khas dataran tinggi dengan ketinggian 1.200-

1.500 m dpl untuk pertumbuhan terbaiknya. Suhu yang cocok untuk tanaman ini

sekitar 22-24°C dengan kelembaban dan sinar matahari yang cukup. Persyaratan

tanah yang sesuai untuk tanaman ini yaitu subur, gembur dan banyak mengandung

humus, tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang). Wortel dapat

tumbuh baik pada pH antara 5,5-6,5 dan untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-

6,8. Keunggulan tanaman ini adalah tanaman ini dapat ditanam sepanjang tahun,

baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Batangnya pendek dan berakar

tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan memanjang. Namun, suhu

udara tetap perlu diperhatikan, karena jika suhu udara terlalu tinggi seringkali

menyebabkan umbi kecil-kecil dan berwarna pucat atau kusam, sedangkan jika

15
suhu udara terlalu rendah maka umbi yang terbentuk adalah panjang kecil

(Mulyahati, 2005).

Cahyono (2002) mengatakan bahwa, pada awalnya hanya dikenal

beberapa varietas wortel, namun dengan berkembangnya peradaban manusia dan

teknologi, saat ini telah ditemukan varietas-varietas baru yang lebih unggul

daripada generasi-generasi sebelumnya. Varietas-varietas wortel terbagi menjadi

tiga kelompok yang didasarkan pada bentuk umbi, yaitu tipe Imperator,

Chantenay, dan Nantes.

1. Tipe Imperator memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung

runcing (menyerupai kerucut), panjang umbi 20-30 cm, dan rasa yang kurang

manis sehingga kurang disukai oleh konsumen.

2. Tipe Chantenay memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung

tumpul, panjang antara 15-20 cm, dan rasa yang manis sehingga disukai oleh

konsumen.

3. Tipe Nantes memiliki umbi berbentuk peralihan antara tipe Imperator dan

tipe Chantenay, yaitu bulat pendek dengan ukuran panjang 5-6 cm atau

berbentuk bulat agak panjang dengan ukuran panjang 10-15 cm.

Penampakan fisik wortel berdasarkan jenisnya diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1.1 Bentuk dan Berbagai Tipe Wortel

16
Komposisi Gizi Wortel, merupakan sayuran yang memiliki banyak

kandungan gizi yang bermanfaat untuk semua umur, terutama untuk kalangan

anak-anak. Anak – anak pada usia dini memerlukan asupan gizi yang cukup baik

untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Wortel memiliki peranan penting bagi tubuh, karena wortel memiliki

kandungan α dan ß-karoten. Kedua jenis karoten ini penting dalam gizi manusia

sebagai provitamin A. Senyawa ß-karoten dalam tubuh diubah menjadi vitamin A

yang berperan dalam menjaga pertahanan dan kekebalan tubuh, menjaga

kesehatan kulit, paru-paru, dan membantu pertumbuhan sel-sel baru.

Wortel merupakan sumber makanan detoksifikasi yang mempunyai

kemampuan untuk mengatur ketidakseimbangan dalam tubuh. Menurut Datt et al.

(2012) wortel memiliki senyawa bioaktif seperti karotenoid dan serat yang cukup

untuk meningkatkan kesehatan secara signifikan. Wortel segar mengandung air,

protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi anti kanker, pektin, mineral

(kalsium, fosfor, besi, dan natrium), vitamin (βetakaroten, B1 dan C) serta

asparagin.

Vitamin C, vitamin B, dan mineral terutama kalsium, dan fosfor yang

terkandung dalam wortel merupakan sumber gizi yang baik untuk pertumbuhan

(Rubatzky and Yamaguchi, 1997). Sayuran berwarna hijau terutama bayam

banyak mengandung β-karoten, demikian juga dengan wortel, brokoli, labu,

pepaya, mangga, dan paprika merah. Menurut Winarno (2008), semakin tua warna

sayuran tersebut, maka semakin banyak kandungan β-karotennya. β-karoten

merupakan anti oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses

17
penuaan. Jika tubuh memerlukan vitamin A, maka betakaroten di hati akan diubah

menjadi vitamin A (Octaviani et al., 2014).

Fungsi vitamin A bisa mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan

luka dan mempersingkat lamanya sakit campak. Selain dimanfaatkan sebagai

bahan pangan dan pengobatan, umbi wortel juga dapat digunakan untuk keperluan

kosmetik, yakni untuk merawat kecantikan wajah dan kulit, menyuburkan rambut

dan lain-lain. Karoten dalam umbi wortel bermanfaat untuk menjaga kelembaban

kulit dan memperlambat timbulnya kerutan pada wajah.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Fungsi Produksi

Suatu persamaan yang menunjukkan hubungan ketergantungan

(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan

tingkat output yang dihasilkan.

Fungsi produksi secara matematis

Q = F (K,L,R,T)

Dimana Q = jumlah output ( hasil ), K = Modal ( kapital ), L = Tenaga kerja

( labour ) , R = Kekayaan ( raw material ) dan T = Teknologi

Kalau misalnya Y adalah produksi, dan Xi adalah masukan i, maka besar kecilnya

Y juga bergantung dari besar kecilnya X1 , X2 , X3 , …, Xm yang dipakai.

Hubungan Y dan X secara aljabar dapat ditulis pada persamaan 1 sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3,..., Xm).................................................................................(1)

Kalau persamaan 1 melibatkan m masukan, maka persamaan itu disebut fungsi

produksi dengan m- factor. Masukan X1, X2, X3, …, Xm dapat dikategorikan

18
menjadi dua yaitu: (1) yang dapat dikuasai oleh petani seperti luas tanah, jumlah

pupuk, tenaga kerja dan lainnya, dan (2) yang tidak dapat dikuasai oleh petani

seperti iklim.

Hal ini tergantung dari penting tidaknya masukan itu terhadap produksi. Misalnya

masukan yang penting yang dapat dikontrol adalah X1, X2, X3, …, Xn dan

sisanya, (m- n) masukan Xn+1, Xn+2,…, Xm adalah masukan yang tetap, yang

tidak dapat dikontrol oleh petani atau yang tidak mempunyai pengaruh penting

terhadap besar kecilnya produksi. Dengan demikian fungsi produksi tersebut

dapat ditulis dalam persamaan. 2 yaitu:

Y = f (X1, X2,..., Xn/ X11 +1,..., Xm)...................................................................(2)

Kalau ada n variable masukan, maka persamaa 2 dapat ditulis pada persamaan 3

dibawah ini :

Y = f ( X1, X2,..., Xn)..................................................................................(3)

2.2.2 Fungi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan produksi (input)

dengan produksi (output). Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi

atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel satu

disebut variabel dependen (Y) dan yang lain disebut variabel independen (X).

Penyelesaian hubungan antara X dan Y adalah biasanya dengan cara

regresi, di mana variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X. Dengan demikian

kaidah kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-

Douglas (Soekartawi, 2003). Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis sebagai

berikut (Soekartawi, 2003):

19
b1 b2 bn u
Y =a X ,X ,…… X e
1 2 n

Dimana :

Y= Variabel yang dijelaskan

X= Variabel yang menjelaskan

b1 … bn= Besaran yang akan diduga

e = Kesalahan (disturbance term)

Persamaan diatas sering disebut fungsi produksi Cobb-Douglas (Cobb

Douglas production function). Fungsi Cobb-Douglas diperkenalkan oleh Charles

W. Cobb dan Paul H. Douglas pada tahun 1920. Untuk memudahkan pendugaan

terhadap persamaan di atas maka persamaan tersebut diperluas secara umum dan

diubah menjadi bentuk linier dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut

(Soekartawi, 2003) yaitu:

LogY = Log a + b1 LogX1 + b2 LogX2 + ... + bn LogXn + e

Karena penyelesaian fungsi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan

diubah bentuknya menjadi linier, maka persyaratan dalam menggunakan fungsi

tersebut antara lain (Soekartawi, 2003). Tidak ada pengamatan yang bernilai nol.

Sebab logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui

(infinite).

Dalam fungsi produksi perlu diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan

tingkat teknologi pada setiap pengamatan. Tiap variabel X dalam pasar perfect

competition. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah

tercakup pada faktor kesalahan (e).

20
Hasil pendugaan pada fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien

regresi (Soekartawi, 2003). Jadi besarnya b1 dan b2 adalah angka elastisitas.

Jumlah dari elastisitas adalah merupakan ukuran returns to scale. Dengan

demikian, kemungkinan ada 3 alternatif, yaitu (Soekartawi, 2003).

Decreasing returns to scale, bila (b1 + b2) < 1. Merupakan tambahan hasil

yang semakin menurun atas skala produksi, kasus dimana output bertambah

dengan proporsi yang lebih kecil dari pada input atau seorang petani yang

menggunakan semua inputnya sebesar dua kali dari semula menghasilkan output

yang kurang dari dua kali output semula.

Constant returns to scale, bila (b1 + b2) = 1. Merupakan tambahan hasil

yang konstan atas skala produksi, bila semua input naik dalam proporsi yang

tertentu dan output yang diproduksi naik dalam proporsi yang tepat sama, jika

faktor produksi di dua kalikan maka output naik sebesar dua kalinya.

Increasing returns to scale, bila (b1 + b2) > 1. Merupakan tambahan hasil

yang meningkat atas skala produksi, kasus di mana output bertambah dengan

proporsi yang lebih besar dari pada input. Contohnya bahwa seorang petani yang

merubah penggunaan semua inputnya sebesar dua kali dari input semula dapat

menghasilkan output lebih dari dua kali dari output semula.

Fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah dikembangkan dengan

menggunakan lebih dari dua input (misal modal, tenaga kerja, dan sumber daya

alam atau modal, tenaga kerja produksi, dan tenaga kerja non produksi) (Salvatore

Dominick, 2005).

21
Kelebihan fungsi Cobb-Douglas dibanding dengan fungsi- fungsi yang

lain adalah (Soekartawi, 2003) : Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih

mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain. Fungsi Cobb-Douglas dapat lebih

mudah ditransfer ke bentuk linier. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-

Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan

besaran elastisitas.

Besaran elestisitas tersebut sekaligus juga menunjukkan tingkat besaran

returns to scale. Walaupun fungsi Cobb-Douglas mempunyai kelebihan-kelebihan

tertentu dibandingkan dengan fungsi yang lain, bukan berarti fungsi ini tidak

memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan yang dijumpai dalam fungsi Cobb-

Douglas adalah (Soekartawi, 2003) :

1. Spesifikasi variabel yang keliru

Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang

negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil. Spesifikasi yang keliru

juga sekaligus akan mendorong terjadinya multikolinearitas pada variabel

independen yang dipakai.

2. Kesalahan pengukuran variabel

Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data

yang dipakai sudah benar atau sebaliknya, terlalu ekstrim ke atas atau ke

bawah. Kesalahan pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas

menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

22
3. Bias terhadap manajemen

Variabel ini sulit diukur dalam pendugaan fungsi Cobb-Douglas, karena

variabel ini erat hubungannya dengan penggunaan variabel independen yang

lain.

4. Multikolinearitas

Walaupun pada umumnya telah diusahakan agar besarnya korelasi antara

variabel independen diusahakan tidak terlalu tinggi, namun dalam praktek

masalah multikolinearitas ini sulit dihindarkan.

5. Data

a. Bila data yang dipakai cross section maka data tersebut harus

mempunyai variasi yang cukup.

b. Data tidak boleh bernilai nol atau negatif, karena logaritma dari

bilangan nol atau negatif adalah tak terhingga.

6. Asumsi

Asumsi-asumsi yang perlu diikuti dalam menggunakan fungsi Cobb- Douglas

adalah teknologi dianggap netral, artinya intercept boleh berbeda, tapi slope

garis peduga Cobb-Douglas dianggap sama. Padahal belum tentu teknologi di

daerah penelitian adalah sama.

2.2.3 Biaya Produksi dan Pendapatan

Dalam penelitian ini, pendapatan yang digunakan adalah pendapatan

petani pemilik lahan. Menurut Sukirno (2002) bahwa pendapatan merupakan

balas jasa yang diterima atas keikutsertaan seseorang dalam proses produksi

23
barang dan jasa, pendapatan ini dikenal dengan nama pendapatan dari kerja

(Labour Income).

Selain pendapatan dari kerja, pekerja sering kali mendapatkan pendapatan

lain yang bukan merupakan balas jasa dari kerja, pendapatan bukan dari kerja ini

disebut nonlabour income. Pemanfaatan pekerja dapat dilihat dari pendapatan

yang diterima seseorang. Apabila seseorang mempunyai keterampilan tertentu,

misalnya diperoleh dari pendidikan atau latihan dan bekerja di suatu lapangan

usaha dan dalam lingkungan usaha tertentu, maka diharapkan akan diperoleh

pendapatan sebesar tertentu yang diperoleh dari pekerjaan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa pendapatan

sesorang tergantung pada keterampilan di bidang tertentu yang dapat diperoleh

dari pendidikan, latihan keterampilan, dan pengalaman bekerja pada bidang

tertentu. Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan dengan

tiga pendekatan yaitu (Sukirno,2002).

1. Pendekatan produksi (production approach), yaitu dengan menghitung semua

nilai produksi barang dan jasa akhir yang dapat dihasilkan dalam periode

tertentu.

2. Pendekatan pendapatan (Income Approach), yaitu dengan menghitung nilai

keseluruhan balas jasa yang dapat di terima oleh pemilik faktor produksi

dalam suatu periode tertentu.

3. Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach), yaitu pendapatan yang

diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat.

24
4. Konsep Biaya Produksi Menurut Alma (2000) biaya adalah setiap

pengorbanan untuk membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu

barang yang bersifat ekonomis rasional.

Jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh mengandung unsur pemborosan

sebab segala pemborosan termasuk unsur kerugian, tidak dibebankan ke harga

pokok. Jenis dan perilaku biaya merupakan elemen kunci dalam proses

penganggaran, terutama menyangkut tanggung jawab manager. Biaya dapat

dibagi menjadi tiga (3) yaitu :

1. Biaya Variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan

tingkat aktivitas yang ada, misalnya komponen penjualan menurut metode

komisi langsung.

2. Biaya Semi Variabel, yaitu biaya yang bervariasi dengan tingkat aktivitas

yang ada tetapi tidak dalam propasi langsung.

3. Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berpengaruh oleh perubahan aktivitas

tetapi bersifat konstan selama periode tertentu.

Biaya juga dapat dikelompokkan menjadi:

1. Biaya langsung, yaitu biaya yang langsung dibebankan pada aktivitas atau

bagian tertentu dari organisasi.

2. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang tidak dapat dikaitkan dengan produk

tertentu.

Hubungan antara biaya produksi dengan pendapatan bahwa biaya produksi

berpengaruh negatif terhadap pendapatan/penghasilan petani. Oleh karena itu

biaya produksi harus dioptimalkan agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

25
Menurut Sukirno (2002), untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh

dapat diketahui dengan rumus :

TR = P .Q

Keterangan :

TR = Total Revunue/ Total Penerimaan (Rp) TR yaitu penerimaan seluruhnya

yang diterima oleh produsen dari hasil penjualan.

P = Harga Produk (Rp/unit)

Q = Jumlah Produk yang dijual (Kg)

Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi dapat dihitung dengan

rumus:

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC = Total Cost / biaya Total (Rp) yaitu jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan produksi.

TFC = Total Fixed Cost / Total BiayaTetap (Rp) yaitu biaya yang besarnya tidak

terpengaruh oleh jumlah barang yang diproduksi.

TVC = Total Variable Cost / TotalBiayaVariabel (Rp) yaitu biaya yang besarnya

tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan

Menurut Boediono (1992), pendapatan dihitung dengan cara mengurangkan total

penerimaan dengan total biaya, dengan rumus sebagai berikut

I = TR –TC

Keterangan :

I = Income (Pendapatan)

26
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) yaitu penerimaan seluruhnya yang

diterima oleh produsen dari hasil penjualan.

TC = Total Cost (Total Biaya) yaitu jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

kegiatan produksi.

2.2.4 Penghasilan Bersih Usahatani.

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat

ditempat itu yang deperlukan untuk produksi pertanian tumbuh, tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,

bangunan-bangunan yang didirikan diatasnya dan sebagainya (Mubyarto, 1989).

Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai

nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun

yang tidak dijual.

Pengeluaran total usaha tani (total farm expenses) didefinisikan sebagai

nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi,

tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pengeluaran total usaha tani

terdiri dari pengeluaran tidak tetap dan pengeluaran tetap.

Pengeluaran tidak tetap (variable cost atau direct cost) didefinisikan

sebagai pengeluaran yang digunakan untuk tanaman atau ternak tertentu dan

jumlahnya berubah kira-kira sebanding dengan besarnya produksi tanaman atau

ternak tersebut.

Pengeluaran tetap (fixed cost) ialah pengeluaran usahatani yang tidak

bergantung kepada besarnya produksi. Pengeluaran usahatani mencakup

pengeluaran tunai dan tidak tunai. Jadi, nilai barang dan jasa untuk keperluan

27
usahatani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan kredit harus dimasukkan

sebagai pengeluaran.

Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani

disebut pendaptan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih

usahatani mengukur imbalan yang diinvestasikan ke dalam usahatani.

Barangkali ukuran yang sangat berguna untuk menilai penampilan

usahatani kecil ialah penghasilan bersih usahatani (net farm earnings). Angka ini

diperoleh dari pendapatan bersih usahatani dengan mengurankan bunga yang

dibayarkan kepada modal pinjaman.

2.3 Kerangka Pemikiran/Pendekatan Masalah

Menurut (Sugiyono 2012) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Variabel able dependen atau variabel terikat (Y). Variabel

independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat).

Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

28
Usahatani
Wortel

Faktor Produksi.
1. Luas Lahan
2 Pupuk.
Obat-obatan.
Tenaga kerja

Produksi

Harga Input
Harga
Produksi

Penerimaa
n

Total Biaya Pendapata


n

Gambar 2. Skema Kerangka Penelitian

Faktor produksi usahatani wortel terdiri dari tenaga kerja, luas lahan,

pupuk dan pestisida. Sumber tenaga kerja dari dalam keluarga dan luar keluarga.

Biaya usahatani terdiri dari biaya variable dan biaya tetap. Biaya variable terdiri

dari pembelian input dan pembayaran upah tenaga kerja, sedangkan biaya tetap

yang dihitung adalah penyusutan. (Soekartawi, 2011).

Skema kerangka penelitian menjelaskan, usahatani wortel dipengaruhi

oleh faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, obat-obatan, dan pupuk. Kenaikan

dalam faktor produksi akan mempengaruhi pertambahan produksi. Harga

29
produksi akan mempengaruhi penerimaan usahatani wortel. Total biaya adalah

hasil antara penggunaan faktor produksi dengan harga input. Pendapatan

usahatani wortel merupakan selisih penerimaan dengan total biaya.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat perhitungan pendapatan usahatani wortel di Kelompok Tani Wanita

Tani Wanasari Desa Baruroke.

2. Luas lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja memberikan

pengaruh positip terhadap produksi usahatani wortel di Kelompok Tani

Wanita Tani Wanasari Desa Baruroke.

2.6 Penelitian Terdahulu

Sri Endang Rahayu dan Mailina Harahap (2018), melakukan penelitian

tentang model peningkatan daya saing petani dengan petani dengan pendekatan

koperasi Agribisnis di Kota Medan, pemasaran sayur di Kecamatan Medan

Marelan. Kondisi problematis agribisnis sayur di Kecamatan Medan Marelan

dapat diidentifikasi dari beberapa aspek yaitu; masalah pengadaan dan penyaluran

sarana produksi pertanian, masalah kegiatan produksi (budidaya usaha tani sayur),

dan problematis pemasaran. Pada masalah pemasaran juga diketahui bahwa

terdapat empat struktur rantai pasok produksi sayur petani Kecamatan Medan

Marelan. Model peningkatan daya saing petani sayur dapat dilaksanakan dengan

memperhatikan aspek faktor internal dan eksternal yang selanjutnya dapat

30
ditetapkan sebuah visi dalam peningkatan daya saing petani yaitu; “Dengan

Koperasi Agribisnis Petani Produktif dan Berdaya Saing”. Adapun aspek yang

perlu dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah aspek komoditi sayur

petani, aspek kelembagaan dan aspek komunitas.

Siregar (2018), menganalisis bagaimana karakteristik sosial ekonomi

mempengaruhi pendapatan petani jagung di daerah penelitian. Penentuan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu Kecamatan Sidamanik Kabupaten

Simalungun dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang petani dengan

menggunakan metode analisis model regresi linier berganda.

Dari hasil pengolahan data dan survei data di lapangan, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel atau karakteristik sosial ekonomi yang nyata

mempengaruhi pendapatan petani jagung di Kecamatan Sidamanik adalah

variabel umur, luas lahan dan status lahan. Sedangkan variabel pengalaman dan

jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata pada tinggat kepecayaan 95% atau

pada α 5%.Variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi pendapatan petani

adalah variabel luas lahan.

Saran dari penelitian tersebut bahwa peningkatan pendapatan petani

jagung di lokasi penelitian masih memungkinkan melalui penambahan luas lahan

usahatani serta mengelola usahatani tersebut seperti teknik pengolahan lahan para

petani yang bukan pemilik lahan agar lebih menguntungkan.

Thamrin, (2017), melakukan penelitian tentang Pengaruh Faktor Produksi

Terhadap Produksi Bawang Merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi

31
bawang merah, mengetahui tingkat elastisitas faktor produksi budidaya bawang

merah dan mengetahui kelayakan budidaya bawang merah. Hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa secara simultan (serempak) produksi bawang merah

dipengaruhi oleh luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja sebesar 96%.

Hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) secara simultan variabel luas

lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap

peningkatan produksi bawang merah karena F-hitung > F-tabel dengan tingkat

kepercayaan 95%, (2) secara parsial, ada tiga variabel yang mempengaruhi

produksi bawang merah, yakni luas lahan, bibit dan pestisida karena nilai t-hitung

> t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95%. Sementara variabel lainnya seperti

pupuk, dan tenaga kerja tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi daun

pisang batu karena t-hitung < t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, (3) dari

perhitungan nilai elastisitas diketahui bahwa faktor produksi luas lahan, bibit,

pupuk, pestisida, dan tenaga kerja mempengaruhi produksi bawang merah pada

posisi increasing return to scale. (4) Hasil analisis pendapatan diketahui produksi

rata-rata sampel petani bawang merah adalah 826.67 kg/musim tanam, dengan

penerimaan per musim tanam rata-rata Rp.24,800,000/musim tanam, biaya

produksi yang dikeluarkan petani bawang merah rata-rata sebesar

Rp.8,824,256.67/musim tanam, sehingga pendapatan petani bawang merah per

musim tanam adalah Rp.15,975,743.33/musim tanam, dan (5) Berdasarkan

analisis kelayakan usaha dengan menggunakan RC dan BC Ratio sebesar 2,81 dan

1,81 sehingga dapat disimpulkan bahwa budidaya bawang merah di daerah

penelitian layak untuk diusahakan.

32
Soetiarso, T.A, W. (2011) melakukan penelitian tentang Keragaan

Pertumbuhan, Kualitas Buah, dan Kelayakan Finansial Dua Varieteas Cabai

Merah.Cabai merah merupakan komoditas unggulan yang banyak diusahakan

petani karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun demikian, dalam

pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala, baik kendala teknis maupun

ekonomis. Penelitian bertujuan mengkaji keragaan pertumbuhan, kualitas buah,

dan kelayakan finansial dua varietas cabai merah (Hot Chili dan Tanjung-2).

Penelitian dilaksanakan tanpa menggunakan rancangan dan ulangan,

dengan luasan 2.500 m2 per perlakuan. Perlakuan yang diuji yaitu penggunaan

varietas cabai merah (Hot Chili dan Tanjung-2). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Hot Chili menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman dan lebar kanopi,

serta produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Tanjung-2. Tingkat

kematangan buah Tanjung-2 lebih serempak, waktu panen lebih singkat (10 kali),

serta buahnya berwarna merah lebih menarik bila dibuat pasta. Tanjung-2 relatif

toleran terhadap serangan trips (Thrips parvispinus), kutudaun (Myzus persicae),

dan kutukebul (Bemisia tabaci), namun lebih rentan terhadap penyakit busuk

batang (Phytophthora capsici) dan layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Dari

segi kualitas, dengan ukuran panjang dan diameter buah yang hampir sama, bobot

buah Tanjung-2 lebih ringan (8,75 g) dibandingkan dengan Hot Chili (14,02 g),

tekstur buah yang lebih lembek (agak lentur) dapat menekan kerusakan selama

transportasi, serta lebih mudah untuk digerus. Kadar air buah Tanjung-2 lebih

rendah, sehingga menjadi lebih kental bila dibuat pasta.Secara teknis, produksi

Tanjung-2 lebih rendah dibanding Hot Chili. Penggunaan Hot Chili lebih

33
menguntungkan dengan memberikan tingkat pengembalian marjinal sebesar

165,76% dibandingkan dengan Tanjung-2. Produktivitas bukan satu-satunya

faktor pendorong adopsi teknologi. Dua faktor lain yang menjadi pertimbangan

petani di Kawali-Ciamis dalam mengadopsi teknologi cabai yaitu ketersediaan

modal kerja dan umur panen tanaman.

34
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Yang Digunakan

Metode penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif deskriptif analitif,

yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-

kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah

tertentu. Dengan menggunakan penelitian survai yang merupakan penelitian

dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui

angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari

populasi (Hardani et al., 2020).

3.2. Operasionalisasi Variabel

1. Harga pupuk dinilai berdasarkan harga pupuk saat penelitian dilaksanakan

dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram (Rp./Kg).

2. Harga obat-obatan (pestisida) dinilai berdasarkan harga obat-obatan

(pestisida) saat penelitian dilaksanakan dan dinyatakan dalam rupiah per liter

(Rp./L).

3. Harga wortel dihitung berdasarkan harga pasar (Rp/Kg).

4. Penelitian rencana dilakukan untuk satu musim tanam Oktober-Desember

2021.

5. Tenaga kerja dikonversikan ke dalam tenaga kerja yang diukur dalam satuan

hari orang kerja (HOK),

35
6. Upah tenaga kerja dinilai berdasarkan upah per hari orang kerja saat

penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam rupiah per HOK (HOK.

7. Produksi Wortel adalah jumlah hasil tanaman yang dihasilkan dalam satu

musim tanam (satu kali proses produksi) yang diukur dalam satuan kilogram

(Kg).

8. Luas Lahan , adalah areal/tempat yang digunakan untuk melakukan usahatani

diatas sebidang tanah, yang diukur dalam satuan hektar (Ha).

9. Jumlah pupuk, adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam usahatani wortel

diukur dalam satuan kilogram (Kg/Ha).

a. Jumlah pestisida, adalah jumlah obat-obatan (pestisida) yang digunakan

dalam usahatani wortel diukur dalam satuan liter (l/Ha).

10. Jumlah tenaga kerjar, adalah semua tenaga kerja yang digunakan dalam

usahatani wortel baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar

keluarga (HOK).

3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi

Adapun metode yang digunakan untuk penentuan wilayah penelitian

dengan menggunakan teknik Sampling Purposive, wilayah penelitian di

Kelompok Wanita Tani Wanasari Desa Baruroke. Penentuan responden

menggunakan teknik sampel jenuh, karena responden pada penelitian ini hanya

30 orang.

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh dari petani

melalui wawancara dengan petani dengan menggunakan daftar pertanyaan

36
(kuesioner). Data yang dibutuhkan tentang karakteristik petani meliputi, umur,

pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani, kepemilikan lahan. Sedangkan data

sekunder di peroleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, BP3K Kabupaten

Sukabumi, BPP Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Wanita Tani Wanasari Desa Baruroke.

2. Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Oktober sampai dengan Desember

Tahun 2021 dan data yang diambil untuk usahatani 1 musim tanam.

3. Sampel penelitian adalah petani di Kelompok Wanita Tani Wanasari Desa

Baruroke.

3.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

1. Analisis Fungsi Produksi Cobbs-Douglas

Metode analisis yang digunakan fungsi produksi Cobbs-Douglas

a1 a2 a3 a4
Y=a0LP F P Tk
LnY= lna0 + a1 lnLP + a2 lnF + a3 lnP + a4 lnTK + μ
Dimana :

LnY = Produksi wortel (kg).

LP = Luas Panen (ha).

F = Jumlah Pupuk (kg).

P = Jumlah pestisida (liter).

TK = Jumlah Tenaga Kerja (HKP).

a1,..,a4 = Besaran yang akan diduga

µ = Unsur sisa (galat)

37
2. Metode analisa Asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah serangkaian data

mendekati distribusi nomal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan

bantuan software komputer, yaitu SPSS. Uji ini dilakukan dengan melihat sebaran

Residual (RES), jika nilai probabilitasnya lebih besar dari α maka error term

berdistribusi normal (Purnomo, 2016).

X2 = ∑(()i − 𝐸i)/ Ei

X2 = Nilai X2

()i = Nilai Observasi

Ei = Nilai expected/ harapan, luasan interval kelas berdasarkan table

normal dikalikan N (total frekuensi) (pi x N)

N= Banyak angka pada data (total frekuensi)

b. Uji Heteroskedastisitas (Glesjer)

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan didalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisitas (Purnomo, 2016). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan Uji Glesjer, yaitu dengan

meregresikan antara variabel independent dengan nilai absolut residualnya. Jika

nilai signifikansi antara variabel independent dengan absolut residual lebih dari

0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Purnomo, 2016).

38
|𝑒i|=𝛽1 Ki+𝑉𝑡

𝛽1 =nilai absolut residual persamaan yang diestimasi

Xi =variabel penjelas

𝑉𝑡 = unsur gangguan

3. Uji Autokorelasi (Durbin-Wartson)

Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk

mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan

perubahan waktu. Autokorelasi adalah terjadi korelasi antara observasi ke-t

dengan observasi ke-t-1.

t=N t =N
d= ∑ ( et ¿−e t−1) / ∑ e12 ¿𝑑 = nilai d
t =2 t=2

𝑒𝑡 =nilai residu dari persamaan regresi periode t

𝑒𝑡−1 =nilai residu dari persamaan regresi periode t-1

4. Uji Multikolinearitas.

Multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam

model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna

(koefisien korelasinya tingi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel

bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisen korelasi variabel

tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga (Purnomo,

2016).

39
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam regresi dilakukan dengan

melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih dari 10 dalam

data terdapat multikolinearitas sangat tinggi (Purnomo, 2016).

𝑌1=𝛽0+𝛽1K1+𝛽2K2+𝐸

X1 = Pendapatan tahun

X2 = Pendapatan bulan

5. Rumus T hitung

Uji statistik t pada dasarnya adalah menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas secara individual dalam mempengaruhi variabel terikat.

Apakah suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan atau tidak

signifikan terhadap variabel dependen. Dalam statistik dapat dicari melalui

rumus :

x́−μ
t hitung=
δ / √n

Keterangan

𝑥̅ = rata-rata hitung

𝜇 = rata-rata hipotesis

𝛿 = standard deviasi sample

𝑛 = banyak sample

6. Rumus Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

40
terhadap variabel terikat. Artinya apakah semua variabel penjelas yang signifikan

atau tidak signifikan terhadap variabel dependennya (Yuliara, 2016).

Secara statistik formulasi uji F adalah :

R 2/( k−1)
F=
(1−R 2)/(n−k )

Bila F hitung >F tabel pada tingkat derajat kepercayaan 5% dan tingkat kepercayaan

tertentu atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak

yang berarti variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.

41
DAFTAR PUSTAKA

Hardani, H., Andriani, H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani,
R. A., Sukmana, D. J., & Auliya, N. H. (2020). Metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif (H. Abadi (ed.); Issue Maret). Pustaka Ilmu.
https://www.researchgate.net/publication/340021548_Buku_Metode_Peneliti
an_Kualitatif_Kuantitatif
Purnomo, R. A. (2016). Analisis statistik ekonomi dan bisnis dengan SPSS. In P.
C. Ambarwati (Ed.), Cv. Wade Group (1st ed.). CV. Wade Group.
http://eprints.umpo.ac.id/2851/3/Layout Statistik.pdf
Suratiyah, K. (2015). Ilmu Usaha Tani (S. R. Annisa (ed.); 1st ed.). Penebar
Swadaya. http://staffnew.uny.ac.id/staff/132309680
Wanda, F. F. A. (2015). Analisis pendapatan usahatani jeruk siam (Studi kasus di
Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser). E-
Journal Ilmu Administrsi Bisnis, 3(3), 600–611. https://ejournal.hi.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal Faisal (08-14-15-02-35-
08).pdf
Yuliara, I. M. (2016). Modul regresi linier berganda. In Universitas Udayana.
Universitas Udayana. http://www.mendeley.com/research/regresi-linier-
berganda-1/
Hardani, H., Andriani, H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani,
R. A., Sukmana, D. J., & Auliya, N. H. (2020). Metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif (H. Abadi (ed.); Issue Maret). Pustaka Ilmu.
https://www.researchgate.net/publication/340021548_Buku_Metode_Peneliti
an_Kualitatif_Kuantitatif
Purnomo, R. A. (2016). Analisis statistik ekonomi dan bisnis dengan SPSS. In P.
C. Ambarwati (Ed.), Cv. Wade Group (1st ed.). CV. Wade Group.
http://eprints.umpo.ac.id/2851/3/Layout Statistik.pdf
Suratiyah, K. (2015). Ilmu Usaha Tani (S. R. Annisa (ed.); 1st ed.). Penebar
Swadaya. http://staffnew.uny.ac.id/staff/132309680
Wanda, F. F. A. (2015). Analisis pendapatan usahatani jeruk siam (Studi kasus di
Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser). E-
Journal Ilmu Administrsi Bisnis, 3(3), 600–611. https://ejournal.hi.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/08/Jurnal Faisal (08-14-15-02-35-
08).pdf
Yuliara, I. M. (2016). Modul regresi linier berganda. In Universitas Udayana.
Universitas Udayana. http://www.mendeley.com/research/regresi-linier-
berganda-1/

Anda mungkin juga menyukai