Oleh
RIDHA AULIA ADHA
NIM: 1610511065
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
Oleh
RIDHA AULIA ADHA
NIM: 1610511065
ii
PENGENDALIAN MUTU PADA AYAM GORENG KALASAN
UNTUK MASKAPAI HONGKONG AIRLINES (HX-708)
TUJUAN DENPASAR- HONGKONG DI PT. AEROFOOD
INDONESIA UNIT DENPASAR
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini Telah Disetujui dan Disahkan Oleh:
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan PKL) yang berjudul “Pengendalian Mutu Pada Ayam Goreng Kalasan
Untuk Maskapai Hongkong Airlines (Hx-708) Tujuan Denpasar-Hongkong Di PT.
Aerofood Indonesia Unit Denpasar”. Laporan ini disusun sebagai bentuk
pertanggung jawaban penulis setelah menyelesaikan praktek kerja lapangan di PT.
Aerofod Indonesia Unit Denpasar sejak 1 Juli – 31 Juli 2019.
Selama praktek kerja lapangan dan penulisan laporan, penulis mendapatkan
banyak pengetahuan dan pengalaman baru serta keterampilan terutama mengenai
pengawasan mutu di PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar. Penulis menyadari
bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, mungkin laporan
ini tidak akan terselesaikan dengan baik, oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Ni Made Yusa, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
membantu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan
laporan praktek kerja lapangan.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana.
3. Ibu Nyoman Rai Partiwi S, S.Gz selaku pembimbing perusahaan dan bapak
Kadek Arimbawa selaku pembimbing lapangan di PT. Aerofood Indonesia Unit
Denpasar yang sudah membimbing penulis selama melakukan praktek kerja
lapangan di perusahaan.
4. Komisi Praktek Kerja Lapangan 2018/2019 yang telah membantu kelancaran
administrasi berupa dokumen pra dan pasca praktek kerja lapangan.
5. Seluruh karyawan PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar, khususnya kakak-
kakak Quality Control (kak Nanda, kak Yudea, kak Gung Wah, Kak Aldi, Kak
Pande, Mbok Dian, dkk) dan pegawai-pegawai lain di bagian sortasi dan hot
dishing yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu penulis dalam melaksanakan praktek kerja lapangan.
6. Seluruh rekan seperjuangan di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
Universitas Udayana angkatan 2016 yang telah membantu dalam memberikan
iv
saran selama pelaksanaan dan penulisan hingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan praktek kerja lapangan ini masih belum
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
dan semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga
laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ................................................................................................1
vi
2.7 Produk yang Dihasilkan .............................................................................. 18
3.7.1 Sanitasi................................................................................................35
3.7.2 Higiene................................................................................................36
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Logo perusahaan. .............................................................................................. 5
2. Peta lokasi PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar Gedung 1. ........................ 8
3. Peta lokasi PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar Gedung 2. ........................ 9
4. Diagram alir pembuatan Ayam Goreng Kalasan. ........................................... 27
5. Kondisi paha ayam saat penerimaan. .............................................................. 28
6. Suhu freezer (R7) ............................................................................................ 30
7. Suhu Ayam Goreng Kalasan setelah pemasakan. ........................................... 31
8. Pengukuran suhu Ayam Goreng Kalasan setelah blast chilling. .................... 32
9. Suhu Ayam Goreng Kalasan saat pemorsian. ................................................. 33
10. Petugas quality control memantau proses pemorsian. .................................... 33
11. Ayam Goreng Kalasan setelah pemorsian. ..................................................... 34
12. Sarana cuci tangan........................................................................................... 37
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
I. PENDAHULUAN
1
2
Australia, dsb.; serta penerbangan untuk VVIP antara lain R1, R2, Sekretariat RI 4,
penerbangan charter adalah Air Culinair, AFM Aviasi Indonesia, Pelita Air Service,
PMAD (KLM Flight), Qatar Executive, RAAF Australia, Suba Air, KLM, dan
Xiamen. PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar telah menerapkan standar mutu
internasional sesuai dengan ISO 9001 dan ISO 22000:2005, Food Safety, HACCP,
GMP, dan juga telah bersertifikasi halal dari MUI. Pangan tradisional seperti Ayam
Goreng Kalasan yang menjadi salah satu pilihan menu untuk maskapai luar yaitu
Hongkong Airlines di PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar; demi meningkatkan
nilai dari makanan tersebut, perlu adanya jaminan dari aspek keamanan pangan nya.
Keamanan pangan dapat dicapai dengan pengendalian mutu pada proses pembuatan
makanan tersebut. Penulis tertarik untuk mempelajari Pengendalian Mutu Pada
Ayam Goreng Kalasan untuk maskapai Hongkong Airlines (HX-708) tujuan
Denpasar-Hongkong di PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari dilaksanakannya praktek kerja lapangan di PT.
Aerofood ACS Denpasar adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman serta melatih keterampilan
mahasiswa di bidang ilmu pangan, khususnya dalam proses produksi dan
pelaksanaan keamanan pangan.
2. Sebagai studi banding dari teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan
praktek yang ada di lapangan.
3. Sebagai media untuk saling bertukar informasi teknologi demi kemajuan
bersama.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari dilaksanakannya praktek kerja lapangan di PT.
Aerofood ACS Denpasar adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui secara langsung proses produksi menu ayam goreng kalasan.
2. Mengetahui teknis pelaksanaan keamanan pangan di PT. Aerofood ACS
Denpasar.
3. Mengetahui masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
keamanan pangan di PT. Aerofood ACS Denpasar dan penyelesaianya.
3
4
5
Indonesia Unit Denpasar Gedung 2, sedangkan gedung lama dikenal dengan PT.
Aerofood Indonesia Unit Denpasar Gedung 1.
Pada Gedung baru ini telah beberapa kali melakukan perbaikan gedung dan
peningkatkan jumlah karyawan. Tahun 1999 hingga tahun 2000 Aerofood
Indonesia unit Denpasar dipimpin oleh Unit Manager yang baru yaitu Mr. Schild
dan Mr. Josep Zopt sebagai Executive Chef. PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar
menerapkan standar mutu ISO 9001 : 2015, ISO 22000 : 2005 dan Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP), dengan beroperasi menurut standar Internasional
dalam penyediaan produk makanan untuk menjamin mutu kebersihan dan
keamanan. Karyawan food handler menjalankan medical check-up setiap setahun
dan 2 tahun sekali untuk karyawan ¬non-handler. Karyawan food handler juga
menjalankan rectal swab setiap 6 bulan sekali dan laboratorium perusahaan
melaksanakan daily check microbiology setiap hari untuk 5 sampel makanan dari 5
maskapai yang berbeda.
Bulan Februari 2010, Aerowisata meluncurkan brand baru sebagai cara
menjamin layanan terbaik kepada pelanggan, yaitu Aerofood Indonesia dan secara
badan hukum masih bernama PT. Angkasa Citra Sarana Catering. Perusahaan ini
telah mengalami beberapa kali perluasan bangunan dan peningkatan akan jumlah
karyawan. Luas bangunan yang dimiliki oleh perusahaan ini yaitu 5760 m 2 dengan
karyawan sebanyak 951 orang. PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service (ACS)
memiliki logo yang data dilihat pada Gambar 1.
1. Visi:
Menjadi perusahaan penyedia jasa makanan yang berkualitas premium di
Asia Tenggara.
2. Misi:
a. Operational Excellence dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
pelanggan.
b. Membangun hubungan baik dengan pelanggan untuk tercapainya hubungan
jangka panjang.
c. Membangun budaya IPSC (Integrity, Professional, Synergy, Care for
Environment) untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
2.3 Lokasi Perusahaan
PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar saat ini memiliki 2 gedung
operasional. Gedung pertama atau disebut dengan gedung PT. Aerofood Indonesia
Unit Denpasar Gedung 1. Gedung ini berada di area Bandara Internasional Ngurah
Rai yang merupakan gedung utama. Gedung kedua atau PT. Aerofood Indonesia
Unit Denpasar Gedung 2 berlokasi di Banjar Kelan Desa Tuban.
Lokasi gedung PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar Gedung 1 berada di
jalan Bandara Ngurah Rai Tuban Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung yang
menepati bangunan seluas 6.750 m 2. PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar
Gedung 1 dapat dilihat pada Gambar. 2. PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar
dibatasi oleh beberapa bagian, diantaranya adalah sebagai berikut :
Batas Utara : Jalan Bandara Ngurah Rai
Batas Timur : Angkasapura Cargo
Batas Selatan : Landasan Pesawat Terbang
Batas Barat : Kantor Angkatan Udara Republik Indonesia
8
Gedung dari PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar 1 terdiri atas 4 (empat)
lantai. Lantai pertama digunakan untuk ruangan penerimaan tamu, penerimaan
barang (receiving), ruang setting peralatan, ruang operasional, ruang pencucian alat
dan ruang setting tray set, loker karyawan, dan toilet. Lantai kedua digunakan
sebagai chef office, ruang produksi makanan, dry store dan cold store. Lantai ketiga
digunakan untuk laboratorium, klinik, gudang peralatan, ruang mesin, mushola dan
kantor. Lantai keempat digunakan untuk kantin untuk para karyawan, ruang
terbuka, dan Human Capital (HC) Office. Tata letak gedung PT. Aerofood
Indonesia unit Denpasar 1 dapat dilihat pada Lampiran 1 – 3.
Lokasi dimana PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar Gedung 1 ini dipilih
karena lokasinya strategis yang berdekatan dengan bandara, sehingga memudahkan
untuk mendistribusikan pesanan menuju maskapai. Ketersediaan fasilitas dan
transportasi untuk penyediaan material yang mudah dijangkau. Tenaga kerja yang
mudah didapatkan, serta lokasi yang mudah diakses bagi para tenaga kerjanya.
PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar Gedung 2 berlokasi di lingkungan
Br. Kelan Desa Tuban dengan luas bangunan 10.250 m 2. Peta gedung ACS
Denpasar II dapat dilihat pada Gambar. 3. PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar
Gedung 2 memiliki batas-batas wilayah, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
9
PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar Gedung 2 terdiri dari 2 lantai. Lantai
pertama digunakan sebagai ruang penerimaan tamu dan operator, ruang
penyimpanan barang domestik, ruang produksi pastry dan bakery, domestic
kitchen, koperasi, ruang ganti atau loker untuk karyawan, kantin, mushola dan
toilet. Lantai kedua digunakan sebagai garuda training center, procurement, human
capital, accounting, store office, ISTS, dan outside office.
Pemilihan lokasi Gedung 2 ini dikarenakan tidak memungkinkan
melakukan perluasan bangunan pada Gedung 1, tetapi jarak antar gedung tidak
terlalu jauh dan masih berada di kawasan bandara.
2.4 Struktur Organisasi
Perusahaan memerlukan manajemen yang baik untuk kelangsungan
operasional. Hal ini dapat diwujudkan dengan adanya struktur organisasi. Struktur
organisasi dapat menunjukkan perbedaan tugas dan wewenang. Struktur organisasi
10
adalah hubungan antara atasan dan bawahan tidak secara langsung, jumlah
karyawan banyak dan organisasi berskala besar.
2.5 Manajemen Perusahaan
Berdasarkan struktur organisasi PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar
memiliki 17 Departemen yang masing-masing berada dibawah pengawasan
General Manager dan Executive Manager Operational. Berikut adalah tugas dan
tanggung jawab masing-masing departemen:
1. Information Technology Departement
Departemen ini bertugas untuk menjaga, memelihara dan memperbaiki
software dan hardware komputer perusahaan agar tetap dalam kondisi baik
serta memberikan informasi dan menerima informasi baik kepada pihak
perusahaan sendiri maupun pihak luar.
2. Security Departement
Departemen keamanan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjaga
keamanan dan stabilitas kerja perusahaan.
3. Quality, Health & Safety Environment Departement (QHSE)
Departement QHSE memiliki tugas dan tanggung jawab diantaranya:
a. Membuat format prosedur mutu yang bertujuan untuk menyeragamkan
bentuk format penulisan suatu prosedur mutu.
b. Melakukan pengawasan atas dokumen yang bertujuan untuk menjamin
dokumen teridentifikasi, mudah dikenali dan selalu terbaru.
c. Melakukan pengawasan atas catatan mutu dengan maksud untuk
memastikan bahwa semua catatan yang berkaitan dengan sistem manajemen
mutu selalu terdokumentasi, sehingga memudahkan manajemen untuk
memonitori. Departemen ini bertugas untuk meyakinkan bahwa seluruh
operasional produksi telah berjalan sesuai dengan standar kualitas yang
telah ditetapkan, yakni dengan cara membuat tahapan-tahapan kerja sebagai
berikut: mengevaluasi, memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.
d. Melakukan peninjauan kembali kebijakan mutu guna menjamin bahwa
kebijakan serta perangkat lainnya telah sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
12
9. Finance Departement
Bagian ini bertugas untuk menangani keuangan perusahaan termasuk keluar
masuknya uang untuk gaji pegawai, pembayaran dari konsumen, untuk
pengadaan dan keperluan lainnya.
10. Human Capital Departement
Bagian ini bertugas untuk menangani peraturan perusahaan, urusan
kepegawaian, administrasi karyawan, pelatihan dan kursus untuk karyawan
serta pihak-pihal luar yang melakukan kerja praktik.
11. Costumer Service Departement
Bagian ini bertugas melayani permintaan dari perusahaan penerbangan
domestik dan internasional.
12. Procurement Departement
Bagian ini bertanggung jawab terhadap pengadaan barang yang diperlukan dan
pembelian barang itu hanya akan dilakukan bila rencana pembelian dikeluarkan
oleh Planning and Production Control. Barang yang dibeli oleh bagian ini harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dengan harga yang terbaik.
13. Planning Departement
Bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan bahan baku
produksi sesuai spesifikasi menu, jumlah penerbangan, waktu (season), waste.
Bagian ini menentukan perencanaan berdasarkan kuantitas kebutuhan, bukan
berdasarkan periode.
14. Commercial Importan Person (CIP) Lounge
Bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada
penumpang business class yang singgah di Bandara Ngurah Rai, Bali.
15. Industrial Catering / Outside Catering
Bertugas dan bertanggung jawab dalam mengadakan hubungan kerja sama
dengan pihak luar (ekspansi bisnis diluar catering inflight).
2.6 Ketenagakerjaan
Total jumlah karyawan di PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar sebanyak
1.054 orang. Ketenagakerjaan antara PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar diatur
oleh Serikat Pekerja Serasi Indonesia dan Serikat Karyawan Sejahtera dalam
15
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2018 - 2020. Status karyawan PT. Aerofood
Indonesia Unit Denpasar dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Status Ketenagakerjaan
Terdapat 4 golongan tenaga kerja pada PT. Aerofood Indonesia unit, yaitu
sebagai berikut:
a. Karyawan Daily Worker (DW)
Karyawan Daily Worker merupakan perkerja yang dibayar berdasarkan hari
kerja. Karyawan Daily Worker adalah tenaga pembantu pada bagian
pengemasan dan bagian kebersihan.
b. Karyawan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
Karyawan PKWT merupakan pekerja yang direkrut perusahaan untuk
bekerja dengan jangka waktu tertentu. Karyawan PKWT ini juga sering
dsebut sebaga karyawan kontrak. Karyawan PKWT ini adalah karyawan
yang belum mencapai masa kerja selama 8 tahun atau di PT. Aerofood
Indonesia unit dan merupakan staf pada departemen costomer servise, louge
& service, QHSE, security, store, operation, kitchen, housekeeping dan
laundry.
c. Karyawan Tetap
Karyawan tetap merupakan semua pekerja yang sudah melewati masa
percobaan dari perusahaan, diangkat dengan surat keputusan direksi
perusahaan. Karyawan tetap ini adalah semua karyawan yang sudah
melewati masa kerja 8 tahun atau lebih di PT. Aerofood Indonesia.
Karyawan tetap ini terdapat pada semua departemen.
d. Karyawan Outsourcing
Karyawan Outsourcing merupakan tenaga kerja yang dikontrak dan
didatangkan dari luar perusahaan yang disediakan oleh perusahaan yang
khusus menyediakan jasa tenaga kerja outsourcing dengan kontrak tertentu.
Tenaga kerja terdapat 2 macam, yaitu tenaga kerja langsung dan tidak
langsung. Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang secara langsung
ikut serta dalam proses produksi produk. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga
kerja yang secara tidak langsung ikut serta dalam proses produksi produk. Contoh
tenaga kerja langsung di PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar adalah semua staf
16
pada seluruh departemen, sedangkan tenaga kerja yang tidak secara langsung
adalah General Manager. Data jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1.
2. Rekruitmen
Rekruitmen yang dilakukan PT. Aerofood Indonesia unit ini berkaitan
dengan bisnis inti dan tenaga kerja pendukung. Tenaga kerja bisnis merupakan
tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus dalam bidang jasa boga atau chef.
Tenaga kerja inti ini langsung dipilih oleh pihak perusahaan. Calon tenaga kerja
baru harus melalui beberapa serangkaian seleksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Karyawan yang berhasil melewati seleksi akan dijadikan karyawan PKWT selama
2 tahun dan akan diperpanjang masa kerjanta minimal 2 kali untuk menjadi
karyawan tetap.
3. Sistem Pengupahan dan Asuransi
Sistem upah yang diterapkan oleh PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar
yaitu berdasarkan dengan posisi atau jabatan dari karyawan serta status dari
pegawai tersebut. Ketentuan mengenai struktur dan skala upah diatur dengan UU
No. 13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan dan keputusan menteri tenaga kerja dan
transmigrasi RI nomor: Kep-49/MEN/IV/2004 tentang struktur dan skala upah.
Jika pegawai tersebut merupakan pegawai tidak tetap atau PKWT maka gaji
atau upah yang diterima berdasarkan UMR setiap daerah dan ditambah uang
transport sebesar Rp.20.000 (non perpanjangan kontrak) Rp.22.000 (perpanjangan
kontrak) per hari. Upah yang diberikan pada daily worker (DW) dihitung
berdasarkan jumlah hari kerja mereka, tiap harinya dibayar sebesar Rp. 95.000,00.
Gaji atau upah untuk karyawan tetap yang diterima berdasarkan grade atau posisi
mereka yang diatur dalam peraturan tersendiri.
17
Untuk sistem asuransi sendiri pihak PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar
menggunakan sistem asuransi tenaga kerja dan kesehatan dari BPJS
ketenagakerjaan & BPJS Kesehatan dan mendapatkan dana pensiun khusus untuk
karyawan tetap jika sudah masuk masa pensiun. Pegawai yang menerima asuransi
BPJS merupakan pegawai tetap dan pegawai PKWT, khusus untuk asuransi
kematian dari BNI Life hanya untuk karyawan tetap. Karyawan daily worker (DW)
menerima asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
Sistem jaminan BPJS Ketenagakerjaan yang disetorkan sebesar 9,54%.
Uang yang disetorkan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu 6,54% dari perusahaan
dan 3% dari upah karyawan. Sistem jaminan BPJS Kesehatan yang disetorkan
sebesar 5%. Uang yang disetorkan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu 4% dari
perusahaan dan 1% dari upah karyawan.
4. Cuti dan Izin
Cuti dan Izin diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dimana memuat
perihal cuti tahunan, cuti masa bhakti, istirahat sakit, istirahat hamil dan
melahirkan, cuti diluar tanggungan perusahaan, cuti bersama, libur-libur nasional
dan izin meninggalkan pekerjaan dengan upah penuh. Cuti sakit yang diberikan
perusahaan berdasarkan surat keterangan dari dokter perusahaan, cuti melahirkan
selama 3 bulan, cuti tahunan selama 2 minggu atau 12 hari dan cuti panjang selama
1 bulan atau 24 hari khusus bagi karyawan yang telah bekerja minimal 5 tahun.
5. Fasilitas, Perlengkapan dan Kesejahteraan Kerja
PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar memberikan fasilitas kepada
karyawan berupa baju seragam atau pakaian kerja, tempat penyimpanan pakaian
kerja, fasilitas makan, perlengkapan kerja, mushola, dan kantin. Selain itu, untuk
meningkatkan keselamatan kerja, perlengkapan K3 (Keselamatan dan Keselamatan
Kerja) PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar menyediakan pakaian kerja, topi,
sepatu, penutup telinga untuk engineering, masker, sarung tangan, dan plastik
pelindung seragam dari kotoran yang bersifat sekali pakai. Lingkungan produksi
juga dilindungi dengan alat pemadam kebakaran dan pemasangan poster-poster
tentang kesehatan dan higiene.
18
6. Jadwal Kerja
PT. Aerofood Indonesia unit Denpasar menerapkan sistem waktu kerja 8
jam sehari atau 48 jam seminggu dengan 60 menit untuk istirahat. Waktu kerja ini
tidak berlaku untuk karyawan administrasi. Bagian administrasi dan manajemen
menggunakan sistem kerja 5 hari kerja dan waktu kerja 9 jam dimulai dari pukul
09.00 – 18.00 WITA. Karyawan bagian produksi bekerja sesuai dengan shift,
karena jadwal penerbangan selama 24 jam nonstop mengharuskan karyawan
bekerja setiap 8 jam. Adapun tujuan dari waktu kerja shift adalah menjaga agar
proses produksi tetap berjalan lancar dan berkesinambungan. Pembagian shift kerja
dibagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.
f. Tempat Parkir
Area parkir yang disediakan perusahaan memiliki kapasitas cukup luas untuk
menampung kendaraan pabrik dan kendaraan karyawan.
2.9 Proses Produksi
Pada proses produksi terdapat beberapa tahapan, tahapan tersebut antara
lain:
1. Receiving
Bahan baku yang diterima pertama kali di receiving setelah pengecekan isi
muatan yang dilakukan oleh security di depan gerbang. Proses unloading dilakukan
oleh supplier dan selanjutnya dipindahkan kepada bagian Quality Health and Safety
Environment (QHSE). Bahan baku yang diterima akan dilakukan proses
penyortiran dan pengecekan kualitas bahan. Pada Aerofood ACS, bahan baku
dibagi menjadi 3 berdasarkan jenisnya, yaitu bahan frozen, chill dan juga dry goods.
Penanganan yang dilakukan terhadap bahan frozen and chill berbeda dengan
dry goods. Pada produk beku dan dingin dilakukan pengecekan suhu pada produk
dan juga dilakukan pada truk pengangkut dan bahan yang diterima. Kriteria bahan
beku dan dingin yang diterima oleh PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar, Bali
yaitu dengan suhu dibawah -8oC untuk bahan beku dan dibawah 5oC untuk bahan
dingin. Pengecekan suhu dilakukan menggunakan alat temperature gun untuk
mengetahui suhu permukaan bahan. Bahan beku dan dingin kemudian dipindahkan
ke ruang penyimpanan dingin (chiller) yang sesuai dengan suhu yang ditetapkan
setelah dilakukan perhitungan jumlah bahan yang masuk oleh bagian receiving
operator.
Pada bahan dry goods dilakukan proses sortir dan pencatatan jumlah bahan
yang datang. Bahan yang sudah disortir selanjutnya ditimbang dan diberikan label
pada keranjang. Pelabelan dilakukan untuk memberi keterangan nama dan berat
serta nama supplier. Dry goods berupa produk jadi seperti saus, tepung, gula dan
lain sebagainya, hanya dilakukan pencatatan jumlah barang yang datang, tanggal
produksi, tanggal kadaluarsa serta logo halal. Produk dry goods yang sudah di beri
label akan dipindahkan ke storage.
21
2. Storage
Barang yang sudah diterima di receiving akan dipindahkan kedalam
storage. Storage berfungsi untuk menyimpan sementara barang yang akan
diproduksi atau yang akan digunakan. Barang yang ada di storage dikelompokkan
berdasarkan waktu masuk dan juga jenis produk. Pada bagian storage menggunakan
label berwarna kuning dan merah untuk menunjukan waktu kedatangan barang
perbulannya, sehingga mempermudah pengecekan. Dengan label terebut, PT.
Aerofood Indonesia Unit Denpasar, Bali menerapkan First in First Out (FIFO)
untuk mencegah adanya barang yang sudah kadaluarsa didalam storage.
Storage yang ada didalam Aerofood ACS terdiri dari main store, airlines
store dan mini store. Pada main store terdiri dari freezer, chiller dan dry store.
Bahan yang terdapat didalam freezer yaitu merupakan bahan frozen seperti ikan,
daging ayam, daging sapi, udang, dan juga dough. Bahan yang terdapat didalam
chiller yaitu sayur, buah mentega, yoghurt, cokelat, telur, dan susu. Di dalam dry
store terdapat barang-barang yang kering dan juga barang siap saji.
Di dalam airlines store terdapat 2 ruangan, yaitu airline store dan juga
bonded store. Didalam airlines store terdapat barang seperti makanan dan minuman
siap saji, peralatan dan minuman berakohol. Di dalam mini store terdapat barang-
barang yang sudah siap jadi dan juga bahan yang akan diolah. Mini store mirip
dengan dry store, perbedaannya hanya diukuran dan juga kapasitas. Bahan yang
ada didalam mini store merupakan bahan kering seperti saus sambal, buah
kalengan, garam, gula dan lainnya. Barang barang yang telah tersimpan didalam
store akan dilakukan pengecekan secara rutin oleh departemen Quality. Pengecekan
yang dilakukan berupa pengecekan kadaluarsa. Hal tersebut penting untuk
dilakukan PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar, Bali untuk menghindari
terjadinya pencampuran bahan yang sudah kadaluarsa dengan bahan yang masih
baik untuk digunakan.
3. Produksi
Pengolahan makanan merupakan sebuah kumpulan metode dan teknik yang
digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah
makanan menjadi bentuk lain. Proses pengolahan makanan dilakukan didalam
ruang produksi. Pada PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar, Bali sendiri ruang
22
produksi dibagi menjadi beberapa area yaitu preparation area, Cooking (hot kitchen
dan pastry & bakery), dishing (pastry bakery, hot dishing, cold kitchen, fruits
room), dan MTSU.
a. Preparation (Persiapan)
Preparation adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menyiapkan bahan
makanan sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Ruang persiapan untuk setiap
bahan harus dipisahkan, bertujuan untuk mencegah kontaminasi silang, termasuk
peralatan yang digunakan. Pada ruangan pencucian & sanitasi, dilakukan pencucian
sayur dan buah menggunakan cairan chlorine. Cairan Chlorine yang digunakan
pada PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar yaitu sebanyak 50-100 ppm.
Selanjutnya dilakukan pengupasan pada buah dan juga penyortiran sayur.
Kemudian dilakukan cutting pada buah dan sayur. Pada ruangan butcher, fish,
poultry, vegetables & fruit, dilakukan proses thawing. Proses thawing merupakan
pencairan dari bentuk beku hingga <8 o C.
b. Cooking
Proses Cooking dilakukan di area produksi hot kitchen dan pastry & bakery.
Pada hot kitchen dilakukan proses produksi berupa hot meal. Hot meal yang
diproduksi merupakan pengolahan dari ikan, daging, ayam, sayuran dan lain
sebagainya. Bahan-bahan yang telah disapkan akan dilanjutkan pada tahap Cooking
sesuai dengan ketentuan menu yang dipilih oleh maskapai. Setelah makanan hot
meal telah selesai dimasak, makanan tersebut akan dipindahkan ke dalam tray dan
diberi label tanggal pembuatan. Selanjutnya hot meal akan dimasukan kedalam
mesin blast chiller. Pada makanan hot meal tidak langsung disimpan di chiller
karena akan ada kemungkinan merusak kualitas dari makanan tersebut.
c. Dishing & Portioning
Dishing dan Portioning adalah kegiatan yang dilakukan dalam melakukan
penataan dan memasukan produk olahan makanan kedalam sebuah wadah yang
telah disediakan. Customer PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar, Bali memiliki
permintaan produk makanan dengan menu dan jumlah porsi yang berbeda. Pada
Proses ini memerlukan ketelitian, dikarenakan pekerjaan dilakukan secara manual
oleh pekerja. Proses pertama yaitu gramasi oleh departemen quality untuk
mengawasi dan mengontrol porsi yang dimasukan dan juga pengecekan suhu.
23
Ruang produksi yang menangani dishing dan Portioning dibagi menjadi hot
dishing, cold kitchen, fruits room, dan pastry bakery.
Hot dishing merupakan ruangan produksi yang dikhususkan untuk dishing
dan Portioning menu hot meal. Makanan yang telah didinginkan di chiller akan
dikeluarkan dan dibawa kebagian hot dishing. Karyawan pada hot dishing,
melakukan penataan sesuai dengan menu dan porsi yang telah ditentukan. Setelah
proses penataan selesai, hot meal akan dikemas, diberi label, dan dimasukan
kedalam keranjang untuk disimpan kembali ke dalam chiller.
Cold kitchen merupakan ruangan produksi yang dikhususkan untuk dishing
dan Portioning menu cold meal. Bahan yang telah didinginkan di chiller akan
dikeluarkan dan dibawa kebagian cold kitchen. Pada cold kitchen karyawan
melakukan penataan dengan menu dan porsi yang telah ditentukan. Setelah proses
penataan selesai, cold meal dikemas dan dimasukan kedalam keranjang untuk
disimpan kembali ke dalam chiller.
Fruits room merupakan ruangan produksi yang dikhususkan untuk
menyiapkan cold meal berupa buah-buahan. Buah yang sudah disimpan didalam
chiller akan dikeluarkan untuk disortasi dan dipotong sesuai dengan berat yang
telah ditentukan. Setelah buah sudah sesuai dengan permintaan, dilakukan dishing
dan Portioning kedalam wadah dan dikemas. Terakhir, cold meal berupa buah-
buahan dimasukan kedalam keranjang dan disimpan didalam chiller.
d. MTSU (Meal Tray Set Up)
MTSU atau meal tray set up adalah ruang produksi terakhir yang ada di
dalam PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar, Bali. Chiller pada MTSU memiliki
ukuran yang lebih besar daripada chiller pada bagian produksi lainnya. Hal ini
dikarenakan produk yang sudah jadi, ditampung di dalam chiller pada MTSU.
Proses yang terjadi di MTSU yaitu proses penataan produk jadi dengan
bantuan alat belt conveyor. Produk akhir berupa tray set akan dimasukan ke dalam
trolley tertutup. Terakhir trolley disimpan di dalam chiller. Produk hot meal baru
akan dimasukan ke dalam tray set apabila customer sudah memilih jenis hot meal
(beef, chicken, dan fish). Sehingga penataan hot meal dilakukan oleh pramugari
didalam pesawat yang akan take off.
24
4. Handling
Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang
dilakukan dalam perusahaan industri. Pengangkutan ini artinya memindahkan
bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan
yang telah ditetapkan. Bagian handling berada setelah MTSU. Petugas handling
melakukan pengecekan tray set yang sudah ada. Apabila tray set belum lengkap
maka akan dikembalikan kedalam MTSU untuk dilengkapi. Selanjutnya bagian
handling akan mengirim tray set ke dalam kabin pesawat.
Bagian handling ini bertugas untuk menangani makanan dari bagian MTSU
sampai masuk ke dalam pesawat. Bagian handling ini terdapat 2 bagian yaitu
Handling Foreign Airlines dan Handling Domestic Airlines. Pada proses handling
ini dilakukan pengecekan ulang pada troli dan baki yang telah diset.
Tanggung jawab untuk setiap kerusakan yang ditimbulkan dipegang oleh
seluruh staf bagian penanganan. Perpindahan produk jadi yang dilakukan ada
empat, yaitu produk hot meal yang sudah dilakukan dishing dan Portioning,
dipindahkan ke petugas handling dan disimpan di holding room. Perpindahan
produk kedua yaitu pada tray set, cold meal, pastry dan bakery, dipindahkan dari
petugas MTSU ke bagian handling. Perpindahan produk ketiga yaitu perpindahan
hot meal, tray set, cold meal, dan pastry bakery kedalam kabin pesawat yang
dilakukan oleh bagian handling.
2.10 Pengendalian Mutu
PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar menjadikan kualitas sebagai
prioritas utama dalam pengelolaannya. PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar
menerapkan standar mutu internasional yaitu ISO 9001 dan ISO 22000:2005, serta
bersertifikasi halal dari MUI. Sertifikasi halal dari MUI merupakan aspek yang
cukup penting yang sudah dimiliki oleh PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar,
Bali, mengingat mayoritas masyarakat di Indonesia adalah muslim.
Sedangkan ISO 9001 berisi persyaratan yang lebih menekankan pada
pendekatan proses, yang menjamin bahwa sebuah organisasi akan memberikan
produk yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan yang telah
ditetapkan tersebut bertujuan untuk menjawab kebutuhan spesifik dari pelanggan,
dimana organisasi yang menerapkan ISO 9001 harus dapat menjamin kualitas dari
25
produk tertentu atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu sebagaimana yang
sudah ditentukan oleh organisasi.
Sedangkan ISO 22000:2005 diterapkan dengan tujuan untuk komitmen
perusahaan untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya. Penerapan
ISO ini akan mengubah perilaku atau kebiasaan yang kurang baik oleh karyawan
diperusahaan tersebut. Food safety adalah sistem manajemen keamanan pangan
yang dapat membantu organisasi untuk mengurangi risiko bahaya yang berkaitan
dengan makanan dan minuman. Sistem-sistem manajemen ini tidak hanya
memperhitungkan aturan dasar dalam membuat makanan dan praktek kerja yang
dapat diterima secara benar, namun juga meliputi rencana-rencana yang
memungkinkan untuk terjadinya kesalahan dalam pengolahan sehingga
dimungkinkan untuk penarikan kembali produk.
Semua jenis praktek tersebut membentuk dasar suatu sistem manajemen
keamanan pangan. Standar ini mencakup elemen kunci untuk membentuk
keamanan pangan, dimana salah satu elemen kunci tersebut adalah HACCP.
HACCP merupakan suatu system control dalam upaya pencegahan terjadinya
masalah yang didasarkan identifikasi titik-titik kritis (CCP) di dalam tahapan
penanganan dan pengolahan yang kegagalannya dapat menyebabkan bahaya
(hazard).
Selain penerapan ISO 9001, ISO 22000:2005 dan Food safety, pada PT.
Aerofood Indonesia Unit Denpasar, Bali juga terdapat penerapan GMP (Good
Manufacturing Practice), yaitu mendefinisikan dan mendokumentasikan semua
persyaratan yang diperlukan agar mutu produk pangan dapat diterima. Dengan
adanya sistem pengendalian mutu ini, diharapkan suatu industri pangan dapat
meminimalisir adanya gangguan kesehatan akibat aspek pangan, serta bagi industri
sendiri akan menghemat biaya produksi serta dapat bersaing dengan industri
pangan lainnya.
III. PENGENDALIAN MUTU AYAM GORENG KALASAN
Ayam Goreng Kalasan merupakan makanan tradisional Indonesia yang
berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di Kecamatan Kalasan. Ayam
Goreng Kalasan ini menjadi salah satu menu yang disediakan oleh PT. Aerofood
Indonesia Unit Denpasar kepada maskapai Hongkong Airline dengan nomor
penerbangan HX-708 tujuan penerbangan Denpasar-Hongkong. Ayam Goreng
Kalasan disajikan dengan Nasi Goreng Bumbu Gule, telur dan sayuran. . Secara
umum alur proses pembuatan Ayam Goreng Kalasan diawali dengan penerimaan
bahan baku yakni paha ayam tanpa tulang, beras, telur sayuran dan bumbu-bumbu
lainnya. Selanjutnya yaitu penyimpanan, persiapan bahan, pengolahan, Blast
Chilling, Portioning dan terakhir final holding. Diagram alir pengendalian mutu
ayam kalasan dapat dilihat pada Gambar 4.
Upaya yang dilakukan di PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar dalam
mengendalikan keamanan pada seluruh makanan yang diproduksi adalah dengan
mengacu pada ISO 22000 (Food Safety) dan menerapkan HACCP pada proses
produksinya.
3.1 Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku dalam pembuatan Ayam Goreng Kalasan diterima dari para
pemasok di bagian Penerimaan (Receiving). Pada proses penerimaan, setiap
kategori bahan memiliki kisaran jadwal penerimaan. Adapun kategori bahan yang
diterima antara lain bahan dingin, beku, buah, sayur, kering serta makanan siap
santap. Kisaran jadwal penerimaan bahan ayam goreng kalasan dapat dilihat pada
Tabel 3.
26
27
Para pemasok menggunakan hairnet dan sepatu tertutup. Hasil pendataan tersebut
dicatat dalam form incoming material. Semua bahan yang diterima dan telah
dilakukan pendataan, selanjutnya dibawa ke ruang penyimpanan.
Proses penerimaan ditentukan sebagai titik kendali kritis yang pertama
(CCP1) yaitu di khususkan untuk kategori bahan dingin (santan, keju, dairy
product) dan beku (daging, unggas, ikan). Titik kendali pada proses ini adalah suhu
bahan dingin dan beku. Adapun batas kritis dari bahan dingin : suhu bahan 0oC -
5oC ; bahan beku : suhu bahan < (-8)oC, produk dalam keadaan keras dan tidak ada
tanda-tanda thawing sebelumnya. Kondisi ayam pada saat penerimaan dapat dilihat
pada Gambar 5. Tabel 4 berikut adalah CCP1 penerimaan paha ayam.
3.5 Pemorsian
Pemorsian atau penyajian adalah proses mengemas makanan dan
memorsikannya sesuai dengan pesanan. Proses penyajian ditetapkan sebagai titik
kendali kritis (CCP) yang ke-5. Pada proses ini yang menjadi batas kritis adalah
suhu ruangan, lama pemorsian dan suhu makanan. Sebelum proses pemorsian,
semua masakan yang akan disajikan disortir terlebih dahulu oleh tim sortasi,
kemudian diberi label yang menunjukkan bahwa masakan tersebut telah disortir.
Selanjutnya menu Ayam Goreng Kalasan yang seluruh komponennya telah berisi
label dikemas dalam meal dish atau wadah yang digunakan untuk menghidangkan
makanan yang berbahan aluminium. Setelah dikemas, pada tutup kemasan diberi
label chicken. Selama proses pemorsian petugas quality control memantau jalannya
proses penyajian untuk memastikan bahwa makanan yang sedang disajikan sesuai
dengan porsi pesanan, memastikan tidak terdapat benda asing serta mengamati suhu
makanan saat pemorsian agar tidak melebihi batas kritis. Pengamatan suhu
makanan dapat dilihat pada Gambar 9. Kegiatan pengamatan makanan saat
33
pemorsian oleh quality control dapat dilihat pada Gambar 10. Ayam Goreng
Kalasan yang setelah dilakukan proses pemorsian dapat dilihat pada Gambar 12.
CCP5 proses pemorsian menu Ayam Goreng Kalasan disajikan dalam Tabel 8.
Makanan yang telah dikemas selanjutnya dibawa ke area meal tray set up
(MTSU). Pada Area MTSU Ayam Goreng Kalasan yang telah dikemas disusun
dalam rak agar nantinya memudahkan saat pemanasan ulang di pesawat. Rak yang
telah berisi makanan kemudian dimasukkan ke dalam troli. Selama menunggu
waktu penerbangan, makanan disimpan dalam holding room dimana standar suhu
dalam ruangan tersebut yaitu 5oC, maksimal suhu makanan pada saat berada di
holding room adalah 5oC jika suhu makanan lebih dari 5 maka diberi dry ice pada
troli. Makanan telah berada di holding room minimal 3 jam sebelum keberangkatan
pesawat. Pada final holding suhu makanan harus ≤ 8oC, jika suhu makanan lebih
dari itu maka diberikan dry ice untuk menurunkan dan menjaga suhu makanan
sampai dipesawat. Dipesawat maksimal 10oC.
lalat yang menggunakan sinar ultraviolet dan dilengkapi dengan alat berarus listrik.
Jika terlihat serangga seperti nyamuk, lalat dsb. maka akan segera dipanggil petugas
Rentokil yang akan membasmi serangga – serangga tersebut.
Seluruh kebutuhan air pada PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar
bersumber dari PDAM. Air dari PDAM ditampung dalam sebuah penampungan
dan selanjutnya ditambahkan klorin dengan konsentrasi 0,3 - 0,6 ppm. Air untuk
kebutuhan mencuci peralatan memasak, ditambahkan klorin hingga konsentrasi 50
- 100 ppm. Larutan klorin yang digunakan untuk mencuci peralatan produksi dicek
secara berkala konsentrasinya menggunakan Chlorine Test. Jika konsentrasi larutan
klorin kurang dari 100 ppm maka akan ditambahkan klorin ke dalam air pencucian
tersebut hingga mencapai 100 ppm.
3.7.2 Higiene
PT. Aerofood Indonesia Unit Denpasar menyediakan sarana penunjang
kebersihan seperti tempat mencuci tangan beserta sabun antiseptik, toilet. Tempat
pencuci tangan yang tersedia di seluruh area produksi yaitu tempat cuci tangan
dengan sensor otomatis dan juga dengan kran injak seperti pada Gambar 12.
Dengan demikian tidak terjadi kontaminasi silang pada tangan dan keran saat
mencuci tangan.
Para karyawan yang bekerja di bagian produksi, selalu mencuci tangan baik
sebelum maupun sesudah melakukan kegiatan produksi, selain itu mereka juga
menggunakan masker, jas agar pakaian tidak kotor, hairnet untuk mencegah rambut
terjatuh ke makanan, serta topi. Sebelum karyawan memasuki area produksi,
terlebih dahulu diperiksa oleh petugas keamanan menggunakan boddy roll untuk
menghilangkan rambut atau kotoran lain yang berada pada pakaian. Selanjutnya
karyawan masuk ke dalam air shower untuk membersihkan debu yang menempel
menggunakan udara bersih. Ketika melakukan kegiatan produksi karyawan
menggunakan apron dan penutup lengan agar pakaian tidak kotor, sarung tangan
dan juga masker bagi karyawan yang kontak langsung dengan makanan.
37
38
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat penulis simpulkan dari laporan ini adalah sebagai
berikut.
1. Proses produksi Ayam Goreng Kalasan dimulai dari penerimaan bahan baku,
penyimpanan, persiapan pra pemasakan, pemasakan, blast chilling, pemorsian,
dan final holding.
2. Pengendalian mutu pada Ayam Goreng Kalasan dilakukan dengan
mengendalikan titi kritis yaitu CCP1 penerimaan bahan chill dan frozen, CCP2
suhu penyimpanan dingin dan beku, CCP3 pemasakan, CCP4 blast chilling,
serta CCP5 pemorsian. Pada pembuatan Ayam Goreng Kalasan seluruh titik
kendali kritis telah terpenuhi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk PT. Aerofood Indonesia
Unit Denpasar yaitu :
1. Agar lebih tertib saat beraktifitas di ruang pendingin seperti holding room
dengan menutup pintu kembali setelah keluar dari ruangan tersebut.
2. Pembersihan pada area produksi yang berpotensi terjadinya air tercecer perlu
ditingkatkan, supaya lantai tidak licin.
3. Para pekerja yang berhadapan langsung dengan makanan agar lebih
memperhatikan lagi pemakaian masker, masker harus menutupi hidung dan
mulut.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2015. Ayam Goreng Kalasan Makanan Khas Dari Sleman, Yogyakarta.
www.negerikuindonesia.com. Diakses pada 15 Agustus 2019.
Hariyadi, P.. 2010. Mewujudkan Keamanan Pangan Produk-Produk Unggulan
Daerah. PROSIDING Seminar Nasional. Purwokerto.
Leygonie, C., T.J. Britz, L.C. Hoffman. 2012. Impact of Freezing and Thawing on
The Quality of Meat. Meat Science. Vol. 9 : 93 – 98.
Surono, I.S., A. Sudibyo dan P. Waspodo. 2016. Pengantar Keamanan Pangan
Untuk Industri Pangan. Deepublish.
40
41