Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Nikel laterit merupakan endapan yang dihasilkan dari pelapukan kimia dan

pengkayaan (enrichment) supergene pada batuan ultramafik yang umumnya

berlangsung selama jutaan tahun dan proses pelapukan ini dimulai ketika batuan

ultramafik tersingkap ke permukaan. Pelapukan pada peridotit akan menyebabkan

unsur-unsur penyusun yang bersifat mobile akan mengalami depleksi sedangkan

unsur-unsur yang bersifat immobile seperti Ni dan Co akan mengalami pengkayaan

secara residual dan sekunder (Burger, 1996).

Endapan nikel laterit merupakan salah satu endapan yang sangat banyak

dicari karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan diperkirakan endapan

nikel laterit ini akan menjadi sumber utama dari produksi nikel di masa yang akan

datang (Jensen dan Bateman, 1981). Endapan ini banyak digunakan dalam berbagai

aplikasi komersial dan industri, seperti: pelindung baja, pelindung tembaga, industri

baterai, elektronik, aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, pupuk

pertanian dan berbagai fungsi lain.

Pemodelan sumberdaya merupakan suatu kegiatan pendahuluan kaitannya

dalam hal studi kelayakan dalam suatu kegiatan penambangan. Kegiatan ini

memiliki tujuan untuk dapat menghitung sumberdaya dan cadangan yang ada dalam

suatu wilayah IUP. Perhitungan ini memberikan taksiran kuantitas dan kualitas

suatu sumberdaya endapan bijih dan memberikan perkiraan atau gambaran bentuk

tiga dimensi dan distribusinya.

1
2

Ada banyak metode di dunia pertambangan yang digunakan untuk

melakukan pemodelan dan estimasi sumberdaya endapan mineral. Terdapat 2

metode yang umum digunakan dalam melakukan estimasi sumberdaya yaitu (1)

metode konvensional yang tidak mempertimbangkan faktor spasial, contohnya

adalah IDW (Inverse Distance Weight) dan NNP (Neighborhood Nearest Point)

dan (2) metode geostatistik yang sudah mempertimbangkan faktor spasial,

contohnya adalah simple kriging, ordinary kriging dan sequential gaussian

simulation (SGS).

Metode estimasi sumberdaya yang dilakukan pada penelitian ini yaitu

dengan menggunakan metode geostatistik. Metode geostatistik dianggap lebih baik

dibandingkan dengan metode konvensional karena mempertimbangkan hubungan

dalam ruang antar titik-titik sampel yang dipengaruhi oleh jarak titik sampel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinary kriging dan sequential

gaussian simulation (SGS). Ordinary kriging merupakan metode geostatistik sering

digunakan dalam melakukan estimasi sehingga sering disebut sebagai “Best Linear

Unbiased Estimator”, namun metode ini memiliki kelemahan yaitu adanya

smoothing effect yang dapat mempengaruhi hasil estimasi sehingga diperlukan

suatu metode lain yang dapat menyelesaikan masalah tersebut yaitu sequential

gaussian simulation (SGS) (Soltani dkk, 2013).

Penelitian ini dilakukan karena berdasarkan pada beberapa penelitian yang

telah dilakukan mengenai perbandingan metode ordinary kriging dan sequential

gaussian simulation menyimpulkan kedua metode tersebut sama baiknya dan ada

pula yang menyimpulkan metode sequential gaussian simulation lebih baik dari
3

pada metode ordinary kriging. Sehingga peneliti ingin mengetahui metode mana

yang paling baik digunakan dalam melakukan estimasi sumberdaya endapan nikel

laterit pada daerah penelitian. Selain itu juga, pada daerah penelitian belum ada

penelitian mengenai perbandingan metode estimasi ordinary kriging dan sequential

gaussian simulation.

Oleh karena itu, peneliti mengerjakan penelitian dengan judul “ Pemodelan

dan Estimasi Sumberdaya Endapan Nikel Laterit dengan Metode Ordinary Kriging

dan Sequential Gaussian Simulation Pada IUP PT.X Di Daerah Bahodopi,

Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah”.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat ditetapkan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penyebaran kadar endapan nikel laterit berdasarkan metode blok

model tiga dimensi ordinary kriging dan sequential gaussian simulation.

2. Bagaimana perbandingan hasil pemodelan estimasi endapan nikel laterit

yang dihasilkan antara metode ordinary kriging dan sequential gaussian

simulation.

3. Bagaimana perbandingan hasil estimasi sumberdaya endapan nikel laterit

dengan menggunakan metode ordinary kriging dan sequential gaussian

simulation pada IUP PT.X.


4

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui blok model tiga dimensi penyebaran kadar endapan nikel laterit

dengan metode ordinary kriging dan sequential gaussian simulation.

2. Mengetahui hasil pemodelan estimasi sumberdaya endapan nikel laterit

dengan menggunakan metode ordinary kriging dan sequential gaussian

simulation.

3. Mengetahui perbandingan hasil estimasi sumberdaya endapan nikel laterit

metode ordinary kriging dan sequential gaussian simulation pada lokasi

IUP PT.X

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara umum antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat bagi bidang keilmuan

a. Dapat memberikan pemahaman yang baru mengenai metode estimasi

sumberdaya yang berupa metode ordinary kriging dan sequential

gaussian simulation.

b. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu geologi khususnya ilmu

geostatistika dalam melakukan estimasi sumberdaya endapan nikel

laterit.

2. Manfaat bagi perusahaan atau pertambangan secara umum

a. Dapat memberikan evaluasi ekonomi kepada perusahaan sehingga

hasil sumberdaya dapat optimal.


5

I.5. Batasan Penelitian

Batasan penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Data yang digunakan dalam melakukan perhitungan sumberdaya

berdasarkan dari data pemboran yang dilakukan oleh PT. X (blok A).

2. Estimasi sumberdaya dilakukan di zona saprolit.

3. Estimasi sumberdaya dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak

(software).

4. Dalam melakukan estimasi sumberdaya metode yang digunakan adalah

ordinary kriging dan sequential gaussian simulation.

I.6. Lokasi Penelitian

Secara administratif, daerah penelitian berada pada Kecamatan

Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Gambar 1.1). Luas daerah

penelitian sekitar 247, 63 Ha. Secara astronomis, lokasi penelitian terletak pada

Blok A PT. X dengan koordinat pada Tabel 1.1.

Batas - batas wilayah pada lokasi penelitan yang terletak pada

Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah adalah sebagai

berikut:

 Sebelah Utara : Kecamatan Bahodopi

 Sebelah Selatan : Desa Labota

 Sebelah Timur : Laut Banda

 Sebelah Barat : Teluk Malili


6

Gambar 1.1. Lokasi daerah penelitian


7

Tabel 1.1. Koordinat daerah penelitian


Longitude Latitude Longitude Latitude

122º 7’ 33,423’’E 2º 48’ 4,868’’S 122º 3’ 1,424” E 2º 50’ 42,182” S

122º 7’ 44,741 E 2º 48’ 5,622” S 122º 3’ 22,927” E 2º 50’ 42,56” S

122º 7’ 54,549 E 2º 48’ 14,299” S 122º 3’ 22,927” E 2º 50’ 26,715” S

122º 7’ 54,549 E 2º 52’ 44,035” S 122º 3’ 38,017” E 2º 50’ 26,338” S

122º 3’ 58,389 E 2º 52’ 45,544” S 122º 3’ 36,885” E 2º 50’ 18,416” S

122º 3’ 58,389 E 2º 52’ 2,16” S 122º 4’ 22,91” E 2º 50’ 18,038” S

122º 3’ 47,448 E 2º 52’ 1,406” S 122º 4’ 21,042” E 2º 49’ 21,828” S

122º 3’ 47,071 E 2º 51’ 50,465” S 122º 5’ 32,325” E 2º 49’ 21,828” S

122º 3’ 34,999 E 2º 51’ 49,334” S 122º 5’ 32,325” E 2º 50’ 19,17” S

122º 3’ 34,622 E 2º 51’ 36,13” S 122º 7’ 28,142” E 2º 50’ 19,547” S

122º 3’ 22,173 E 2º 51’ 36,13” S 122º 7’ 27,387” E 2º 48’ 13,922” S

122º 3’ 21,795 E 2º 51’ 16,89” S 122º 7’ 33,423” E 2º 48’ 13,167” S

122º 3’ 1,801 E 2º 51’ 16,89” S

I.7. Peneliti Terdahulu

I.7.1. Penelitian di daerah ini

1. Soeria-Atmadja, dkk (1974)

Menyatakan bahwa daerah bujur timur Sulawesi tersusun oleh

komplek batuan ofiolit. Komplek ini terdiri dari harzburgit, lerzolite, dunite

dan piroksenit. Selain itu, komplek ini juga berasosiasi dengan endapan

nikel laterit seperti yang dijumpai di daerah Soroako dan Pomala.


8

2. Simandjuntak, dkk (1994)

Menyatakan bahwa geologi regional lembar Bungku dibagi menjadi

dua mandala geologi yaitu Mandala geologi Sulawesi Timur yang dicirikan

dengan kompleks batuan ultramafik dan sedikit batuan sedimen pelagos,

sedangkan Mandala Banggai Sula dicirikan dengan sedimen laut dalam dan

batuan ultramafik.

I.7.2. Penelitian lain yang menggunakan metode geostatistik

1. Asy’ari (2011)

Dalam penelitiannya tentang estimasi sumberdaya nikel laterit pada

daerah Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, peneliti

menggunakan metode IDW ( Inverse Distance Weight ) dan Kriging dalam

melakukan perhitungan cadangan nikel laterit.

2. Hartini (2008)

Dalam penelitiannya tentang pemodelan reservoir berdasarkan data

porositas sumur minyak bumi PT. XXX di Indonesia menggunakan metode

sequential gaussian simulation.

3. Daya (2015)

Dalam penelitiannya tentang estimasi endapan tembaga

menggunakan metode estimasi ordinary kriging dengan studi kasus daerah

Chelkureh, Iran. Berdasarkan hasil dari metode ordinary kriging dapat

digunakan untuk membuat model dan estimasi endapan tipe vein (urat)

tembaga.
9

4. Albuquerque, dkk (2013)

Dalam penelitiannya mengenai distibusi spasial dari uranium di air

tanah (groundwater). Berdasarkan penelitian tersebut penulis dapat

mengetahui pola distribusi uranium pada air tanah di sungai Agueda dengan

metode pemodelan geostatistik berupa sequential gaussian simulation

(SGS) berdasarkan analisis variogram dan algoritma sequential gaussian

simulation (SGS).

5. Tenorio dan Bandopadhyay (2013)

Dalam penelitiannya mengenai estimasi sumberdaya endapan

platina dengan menggunakan metode sequential gaussian simulation pada

Teluk Goodnews, Alaska.

6. Qu, dkk (2014)

Dalam penelitiannya mengenai distribusi unsur logam berat pada

tanah (soil) di kota Wuhan dengan menggunakan metode Sequential

Gaussian Simulation (SGS).

7. Li, dkk (2015)

Dalam penelitiannya mengenai prediksi distribusi spasial dari flour

dengan menggunakan metode Ordinary Kriging pada Provinsi Liaoning di

Cina. Berdasarkan hasil dari metode tersebut didapatkan hasil berupa peta

prediksi persebaran atau distribusi dari flour yang berada pada daerah

tersebut.
10

I.8. Keaslian Penelitian

Penelitian ini memiliki keaslian dan berbeda dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya pada daerah penelitian. Perbedaan tersebut didasarkan pada

metode yang digunakan dan penggunaan perangkat lunak (software). Pada

penelitian terdahulu (Asy’ari, 2011) meneliti mengenai estimasi sumberdaya nikel

laterit dengan menggunakan metode Inverse Distance Weight (IDW) dan Kriging,

sedangkan pada penelitian ini metode yang digunakan untuk melakukan estimasi

sumberdaya nikel laterit yaitu metode ordinary kriging dan sequential gaussian

simulation.

Pada peneliti terdahulu, estimasi sumberdaya menggunakan bantuan

perangkat lunak (software) Surpac 6.1.2 untuk metode Inverse Distance Weight

(IDW) dan Arcgis 9.3 untuk metode Kriging. Sedangkan pada penelitian ini

menggunakan perangkat lunak (software) Surpac 6.1.2 untuk metode ordinary

kriging dan sequential gaussian simulation.

Anda mungkin juga menyukai