Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 SEJARAH SINGKAT


Kekayaan alam Negara Indonesia sangat berlimpah berupa bahan galian
yang menyebar di seluruh tanah air Indonesia, salah satunya adalah bijih nikel
yang terdapat di Sulawesi Tenggara yang mulai dieksploitasi sejak tahun 1964
oleh PT. Nikel (Pertambangan Nikel Indonesia). Pada awalnya, tepatnya pada
tahun 1909 bijih nikel di Pomalaa dieksploitasi dan ditambang oleh E.C.
Abendanon. Kemudian beralih ke eksploitasi berikutnya oleh Oost Borneo
Maatschappij (OBM) dan Bone Tolo Maatschappij. Proses penambangan
dilakukan oleh OBM dan hasilnya diekspor ke Jepang sebanyak 150.000 ton bijih
nikel dan hal ini berlangsung sampai tahun 1942.
Di masa Perang Dunia II yakni tahun 1942-1945 Indonesia diduduki oleh
Jepang. Tambang Nikel Pomalaa kemudian dikelola oleh Sumitomo Metal
Mining Corp. (SMM) yang berhasil membangun sebuah pabrik pengolahan yang
menghasilkan nikel matte. Selama masa tersebut, pabrik tersebut menghasilkan
351 ton matte, di mana tiga puluh ton diantaranya berhasil dikapalkan dan sisanya
ditinggalkan di Pomalaa. Hal ini terjadi karena pabrik pengolahan nikel di
Pomalaa terlanjur hancur oleh serangan sekutu hingga instalasi yang ada pada saat
itu hancur berantakan.
Setelah Indonesia merdeka, banyak pihak asing yang ingin melakukan
eksplorasi di Pertambangan Nikel Pomalaa tersebut, seperti Freeport Sulfur Co.,
Oost Borneo Maatschappij serta MMC yang bergerak di Malili. Namun
dikarenakan keadaan keamanan yang kurang memungkinkan saat itu sehingga
usaha tersebut mengalami kegagalan.
Usaha pertambangan di Pomalaa mulanya dalam lingkungan Biro Urusan
Perusahaan-perusahaan Tambang Negara Yang disingkat dengan sebutan
BUPTAN. Sejak tahun 1961 perusahaan ini berada dalam lingkungan Pimpinan
tahun 1962 berlangsung kontrak kerjasama antara BPU-PERTAMBUN/PT
Pertambangan Nikel Indonesia dengan Sulawesi Nikel Development Corporation
Co. LTD (SUNIDECO) suatu perusahaan yang dibentuk oleh para pemakai bijih
nikel dan beberapa Trading Companies di Jepang.
Berdasarkan PP No. 26 tahun 1968 PT. Pertambangan Nikel Indonesia
bersama BPU Pertambun beserta PT/PN dan proyek dijajarannya disatukan
menjadi PN Aneka Tambang di Pomalaa selaku unit produksi dengan nama Unit
Pertambangan Nikel Pomalaa. Pada tanggal 30 Desember 1974 status PN berubah
menjadi PT. Aneka Tambang (Persero) hingga sekarang.
Untuk memperpanjang jangka waktu pertambangan nikel di Pomalaa,
serta mengingat cadangan bijih nikel laterit kadar rendah (<1,82% Ni) yang dapat
dimanfaatkan cukup besar, sedangkan bijih nikel laterit yang berkadar tinggi
(2,30%) semakin menipis jumlah cadangannya. Agar bijih nikel kadar rendah
tersebut dapat bernilai, kemudian didirikan pabrik peleburan bijih nikel menjadi
produk logam FeNi.
Proses pembangunan pabrik unit I dimulai pada tanggal 12 Desember
1973 dengan pemanjangan tiang pertama dan selesai dikerjakan selama dua tahun.
Tanggal 14 Agustus 1976 dapur listrik Unit I dengan daya 20 MVA (18 MW)
mulai produksi secara komersial dan selanjutnya pabrik FeNi diresmikan oleh
wakil Presiden RI, Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 23 Oktober 1976.
Sampai saat ini PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. UBPN Sultra telah berhasil
membangun tiga unit pabrik FeNi. Pabrik FeNi Unit 2 mulai dibangun pada
tanggal 2 November 1992 dan sekitar bulan Februari 1995 sudah mulai
produksi. Plant FeNi 2 diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 11
Maret 1996. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas produksi dalam pasar
internasional, mulai bulan Januari 2004 telah dibangun plant FeNi 3 dan mulai
berproduksi di awal tahun 2006.
Dalam menjalankan proses produksi pabrik UBPN Sultra maka digunakan
alat dengan mesin diesel sebagai Pembankit Listrik, yang terdiri dari dua unit,
yaitu Unit PTL I dan Unit PTL II yang diinterkoneksikan secara parallel sebelum
didistribusikan kemasing-masing peralatan. Kemudian pada bulan Oktober 2005,
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan PLTD III dual firing yang
berkekuatan masing-masing 17 MW yang akan mendukung seluruh kebutuhan
listrik pabrik FeNi I, Feni II dan pabrik FeNi III. Sementara PLTD lama yang
berkekuatan 50 MW akan menjadi back up kebutuhan listrik ketiga pabrik
tersebut.

2.2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN


 Visi ANTAM 2030
“Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan imigrasi
usaha berbasis Sumber Daya Alam”
 Misi ANTAM 2030 :
- Menghasilkan produk – produk berkualitas dengan memaksimalkan nilai
tambah melalui praktek-praktek industri terbaik dan operasional yang
unggul.
- Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan
keberlanjutan,keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan.
- Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku
kepentingan.
- Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta kemandirian
masyarakat di sekitar wilayah operasi.
 Arti Visi Perusahaan
Korporasi
Badan usaha holding yang memberi nilai tambah kepada stakeholder.
Global Terkemuka
- Jangkauan pemasaran di seluruh dunia.
- Operasional berstandar kelas dunia.
- Perusahaan pengolah mineral terbesar di Indonesia.
Terdiversifikasi dan Terintegrasi
- Terdiversifikasi, bisnis yang pruden melalui pengembangan usaha secara
horizontal.
- Terintegrasi, bisnis yang saling terkait dari hulu ke hilir
Berbasis Sumber Daya Alam
- Pengelolaan sumber daya alam yang memberikan nilai tambah pada
komoditas inti dan bisnis pendukungnya.
- Komoditas inti : produk berbasis nikel, bauksit, dan emas
- Bisnis pendukung : energi, batubara, jasa eksplorasi, jasa pemurnian,
trading, engineering, O&M, transshipment, training centre, dan
perkebunan.

2.3 LOKASI
PT. Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel Operasi
Pomalaa terletak di Pomalaa Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Dari
Ibukota Kabupaten Kolaka jaraknya ± 30 km, sedangkan dari Ibukota Propinsi
Kendari ± 180 km. Secara geografis pada peta Indonesia kuasa pertambangan PT.
Aneka Tambang Tbk, UPBN Pomalaa berada pada garis lintang Selatan4˚0˚ – 4˚
30˚ Lintang Selatan dan berada pada 121˚30˚ – 122˚ Bujur Timur.

Unit Bisnis Pertambangan Nikel Operasi Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi


Sulawesi Tenggara berbatasan dengan:
• Di sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Huko-huko
• Di sebelah Timur berbatasan dengan Perbukitan Maniang
• Di sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Oko-Oko
• Di sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Mekongga
Perjalanan menuju Pomalaa dapat dicapai dengan menggunakan
kendaraan roda dua maupun roda empat ke Kolaka dari Kendari yaitu Ibukota
Sulawesi Tenggara dengan jarak ±165 Km. Sedangkan Pomalaa terletak di
sebelah Selatan kota Kolaka dengan jarak ±29 Km dari Kolaka. Akses jalan ini
juga dapat ditempuh dari Makassar ke Kabupaten Bone Sulawesi Selatan dengan
kendaraaan roda dua atau roda empat melewati Teluk Bone di penyeberangan
Bajoe berjarak ±178 Km dari Makassar. Sehingga rute lokasi kerja praktek ini
adalah Makassar menuju Penyeberangan Bajoe (Penyeberangan Teluk Bone) ke
Kolaka kemudian menuju Pomalaa.
Gambar 2.3.1
Peta Lokasi PT.Antam (Persero) Tbk. UBPN SULTRA

2.5 KEADAAN LINGKUNGAN TAMBANG


Topografi Daerah Pomalaa merupakan bukit-bukit yang memanjang dari
Utara Timur sampai Barat Daya. Keadaan lingkungan tambang disekitar PT.
ANTAM Tbk. UBPN SULTRA umumnya berupa pegunungan, perbukitan serta
beberapa sungai untuk menunjang berbagai kebutuhan masyarakat seperti
persawahan dan lainnya.

2.5.1 PENDUDUK
Penduduk disekitar PT. ANTAM UBPN SULTRA merupakan
masyarakat asli dan pendatang. Masyarakat asli daerah sekitar PT. ANTAM
UBPN SULTRA adalah masyarakat suku Tolaki, Bugis, dan Toraja. Masyarakat
pendatang umumnya berasal dari Pulau Jawa, Sumatra, dan lainnya. Sebagian
besar penduduk di sekitar adalah karyawan PT. ANTAM UBPN SULTRA serta
mitra yang menjalin kerja sama.
2.5.2 IKLIM
PT. ANTAM UBPN SULTRA yang terletak di kabupaten Kolaka berada
di wilayah sekitar garis khatulistiwa dan dekat dengan laut memiliki suhu
maksimum 32ºC dan suhu minimum 12ºC dengan suhu rata-rata 25-30ºC.
Iklim Daerah Pomalaa dan Indonesia pada umumnya beriklim tropis
dimana setiap tahunnya dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan
Oktober sedangkan musim hujan dapat terjadi pada Bulan November sampai
dengan Bulan April dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember.
Iklim tersebut sangat menguntungkan dalam pembentukan unsur nikel, karena
pada pembentukannya membutuhkan pelapukan yang baik.

2.5.3 FLORA DAN FAUNA


Di wilayah kerja perusahaan terdapat dua jenis vegetasi yakni vegetasi
primer (asli) dan vegetasi sekunder (hasil budidaya).
Vegetasi primer merupakan vegetasi yang belum mendapat gangguan
dan berkembang berdasarkan interaksi dengan lingkungan ekosistemnya yang
asli. Vegetasi primer yang tumbuh di sekitar diantaranya adalah kayu besi,
belimbing bajo, melinjo, jambu mete dan coklat yang menjadi tanaman khas yang
di budidayakan rakyat sekitar. Sedangkan vegetasi sekunder adalah vegetasi yang
tumbuh akibat dari proses hasil budidaya setelah selesai aktivitas penambangan
diantaranya mangga, cemara, gamal, dan beringin.
Fauna yang dapat ditemui di daerah Pomalaa adalah monyet dan babi
hutan.

2.5.4 SOSIAL
PT. ANTAM UBPN SULTRA mempunyai beberapa kegiatan social yang
dilakukan dengan memberikan berbagai fasilitas diantaranya fasilitas pendidikan
serta fasilitas penunjang lainnya seperti tempat ibadah dan bantuan dalam bentuk
lain di pomalaa sehingga membuat hubungan antara masyarakat berlangsung baik.
Selain itu pembangunan berbagai fasilitas olahraga dan perbaikan jalan
juga meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitar. Dengan adanya PT. ANTAM
UBPN SULTRA di Pomalaa memberikan lapangan kerja dengan menyerap
tenaga kerja yang begitu besar di kawasan pomalaa itu sendiri sehingga
pendapatan masyarakat sekitar dapat bertambah dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai