PASIR BESI DI KECAMATAN BONTOCANI MENGGUNAKAN UJI XRF
MUH. REZKY EKAPUTRA
09320140031
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2020 Latar Belakang Pasir besi alam merupakan bahan alam yang tersedia sangat melimpah di Indonesia.Sebaran mineral pasir besi alam di Indonesia sangatlah luas, tersebar di sepanjang tepian Samudra Hindia, dari Provinsi Aceh sampai ke pulau Lombok, seperti pada Pantai Barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku, namun sejauh ini kegiatan eksplorasi yang berkaitan belum dilakukan dengan menyeluruh dan sistematis.Namun pemanfaatan pasir besi alam saat ini kurang optimal karena hanya dimanfaatkan sebagai bahan campuran semen, pada kenyataannya pasir besi mengandung oksida besi yang berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk dengan nilai jual tinggi. Maksud dan Tujuan Maksud Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan Fe pada bekas area tambang pasir besi di kecamatan Bontocani.
Tujuan 1. Mengetahui persentase kandungan mineral magnetik dan non magnetik. 2. Mengetahui kandungan Fe pada pasir besi dengan menggunakan uji XRF. Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini memfokuskan
pada identifikasi kandungan Fe pada pasir besi bekas area tambang di kecamatan bontocani dengan melakukan pengujian X-Ray Flourescence (XRF). Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut
: 1. Memberikan informasi kepada para pengusaha yang bergerak di bidang pengolahan pasir besi. 2. Menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pasir besi. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu : 1. Alat tulis menulis 2. Laptop 3. Kamera 4. GPS 5. Magnet 6. Meter Waktu dan Letak Kesampaian Lokasi Secara administratif, daerah penelitian berada dalam wilayah Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah penelitian dibatasi oleh koordinat 120° 06’ 871” Bujur Timur dan 5° 02’ 29,9” Lintang Selatan. Daerah penelitian dapat dijangkau dari kota Makassar melalui jalur darat dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupun roda empat selama ± 5 jam dengan jarak tempuh ± 240 km. Peta Lokasi Tinjauan Pustaka Pasir Besi Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi (magnetit), terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi. Pasir besi ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau kehitaman. Besi (Fe) Besi merupakan komponen kerak bumi yang persentasenya sekitar 5%. Besi atau ferrum tergolong unsur logam dengan symbol Fe. Bentuk murninya berwarna gelap, abu-abu keperakan dengan kilap logam. Logam ini sangat mudah bereaksi dan teroksidasi membentuk karat. Sifat magnetism besi sangat kuat, sifat dalamnya malleable atau dapat di tempa. Tipe Endapan Besi Besi Primer (ore deposit) Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intruksi magma yang menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya. Besi Sekunder (endapan placer) Cebakan mineral yang dibentuk oleh kumpulan mineral berat melalui proses sedimentasi, secara alamiah terpisah karena gravitasi dan dibantu pergerakan media cair, padat dan gas / udara. X-Ray Flourescence ( XRF ) X-Ray Fluorescence adalah alat uji yang digunakan untuk menganalisis unsur yang terkandung dalam bahan secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis menggunakan XRF dilakukan berdasarkan identifikasi dan pencacahan sinar-X karakteristik yang terjadi dari peristiwa efek fotolistrik. Efek fotolistrik terjadi karena elektron dalam atom target (sampel) terkena sinar berenergi tinggi (radiasi gamma, sinar-X). Metode XRF secara luas digunakan untuk menentukan komposisi unsur suatu material. Karena metode ini cepat dan tidak merusak sampel, metode ini dipilih untuk aplikasi di lapangan dan industri untuk kontrol material. Kelebihan dan kekurangan XRF Beberapa kelebihan dari XRF: 1) Cukup mudah, murah dan analisanya cepat. 2) Jangkauan elemen Hasil analisa akurat. 3) Membutuhan sedikit sampel pada tahap preparasinya(untuk Trace elemen). 4) Dapat digunakan untuk analisa elemen mayor (Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, P) maupun tace elemen (>1 ppm; Ba, Ce, Co, Cr, Cu, Ga, La, Nb, Ni, Rb, Sc, Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn). Beberapa Kekurangan dari XRF: 1) Tidak cocok untuk analisa element yang ringan seperti H dan He. 2) Analisa sampel cair membutuhkan Volume gas helium yang cukup besar. 3) Preparasi sampel biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama dan memebutuhkan perlakuan yang banyak. Metodologi Penelitian Rencana Anggaran Biaya No Keterangan Biaya 1 Peralatan Pribadi Rp. 500.000,- 2 Transportasi PP Rp. 500.000,- 3 Konsumsi Rp. 400.000,- 4 Pengujian di laboratorium Rp. 2.000.000,- 5 Penyusunan Laporan Rp. 600.000,- 6 Biaya Tak Terduga Rp. 500.000,- Total Biaya Rp. 4.500.000,- Jadwal Kegiatan No JULI AGUSTUS SEPTEMBER I II III IV I II III IV I II III IV TAHAPAN 1 Studi Pustaka 2 Seminar Proposal 3 Pengumpulan Data 4 Pengujian Sample 5 Penyusunan Laporan
6 Seminar Hasil 7 Sidang Sarjana SEKIAN DAN TERIMA KASIH Daftar Pustaka Austin, GT. 1985. Shreve’s Chemical Process Industries, Fifth Editin, McGraw-Hill Book Co., New York. Fitton, G., 1997, X-Ray fluorescence spectrometry, in Gill, R. (ed), Modern Analytical Geochemistry: An Intruduction To Quantitative Chemical Analysis Foe Earth , Environmental and Material Scientists: Addison Wesley Longman, UK. Gosseau, D., 2009, Introduction to XRF Spectroscopy, (Online), http://users.skynet.be/, diakses tanggal 30 September 2009. Jenkins, R., 1999, X-ray Fluorescence Spectrometry, John Wiley and Sons, Inc, Canada Hamilton, 1979 dalam Sukamto, R. dan Supriatna, S. 1982. Peta Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi: Bandung. Kalnicky, D.J., and Singhvi, R., 2001, Field Portable XRF Analysis of Enviromental Samples, Journal of Hazardous Materials, Volume 83, PP, 93-122. Katili, 1975 dalam Sukamto, R. dan Supriatna, S. 1982. Peta Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi: Bandung Mottana, A. 1977. Guide to Rocks and Minerals. Simon and Scuster’s, New York. Maulana, A. 2017. Endapan Mineral. Penerbit Ombak. Yogyakarta Prabowo, H. 2011. Bijih Besi. Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Sukamto, R. dan Supriatna, S. 1982. Peta Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi: Bandung.