Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan sumberdaya alam
yang dimilikinya. Ada banyak potensi yang belum tereksplorasi yang bisa
dimanfaatkan demi kepentingan orang banyak. Andesit merupakan salah satu satu
potensi bahan galian mineral batuan yang saat ini banyak dibutuhkan. Adanya
kegiatan pembangunan bandara di Kabupaten Kulon Progo mendorong banyak
pihak untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembangunan. Pemanfaatan dari
potensi andesit tersebut telah terlihat dari banyaknya perusahaan tambang andesit
yang ada di daerah tersebut. CV. Cahaya Indra Laksana bermaksud melakukan
pemanfaatan potensi yang ada di daerah tersebut dengan membuka tambang
andesit. Namun masih belum ada data pendukung yang menyatakan bahwa
wilayah IUP CV. Cahaya Indra Laksana berpotensi untuk dijadikan tambang
andesit. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mengetahui
kuantitas sumberdaya andesit pada wilayah IUP CV. Cahaya Indra Laksana.
Perhitungan estimasi sumberdaya merupakan suatu pekerjaan yang penting
dan besar tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan.
Salah satu penentuan layak atau tidaknya suatu kegiatan penambangan ditentukan
oleh kuantitas sumberdaya. Hasil dari perhitungan estimasi sumberdaya yang baik
dapat menentukan penentuan target produksi, metode penambangan yang
diterapkan bahkan dalam menentukan umur tambang.
Penelitian ini dilakukan di wilayah IUP CV. Cahaya Indra Laksana,
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan luas wilayah 15 Ha. Penelitian
dilaksanakan dengan melakukan pengukuran geolistirik resistivitas 2 dimensi
untuk mengetahui tahanan jenis semu batuan. Pengukuran tersebut dilakukan
untuk dapat menggambarkan keadaan bawah permukaan secara dua dimensi.
Gambaran keadaan bawah permukaan tersebut digabungkan untuk dibuat
permodelan 3 dimensi untuk menghitung estimasi sumberdaya andesit yang ada

1
pada lokasi penelitian. Dilakukan pengukuran geolistrik sebanyak 7 lintasan yang
mencakup 50% dari luas IUP pada lokasi penelitian untuk dijadikan sebagai acuan
untuk memperkirakan sumberdaya andesit yang ada pada lokasi penelitian.

1.2. Rumusan Masalah


Adanya perusahaan tambang andesit di sekitar lokasi penelitan.
mengindikasikan bahwa lokasi penelitian memiliki potensi untuk dijadikan
tambang andesit. Namun belum ada data pendukung yang menyatakan sebaran
dan sumberdaya andesit pada lokasi penelitian. Oleh karena itu perlu dilakukan
kegiatan eksplorasi untuk mengetahui kuantitas sumberdaya andesit pada wilayah
IUP CV. Cahaya Indra Laksana.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Melokalisir daerah yang mempunyai potensi andesit pada lokasi
penelitian.
2. Mendapatkan gambar penampang tahanan jenis pada lokasi penelitian.
3. Menentukan tebal dan kedalaman andesit pada lokasi penelitian.
4. Menghitung estimasi sumberdaya andesit pada lokasi penelitian.

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Pengukuran yang dilakukan dibatasi oleh jumlah lintasan yaitu 7 lintasan
pada lokasi penelitian.
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari
pengukuran geolistrik resistivitas 2 dimensi menggunakan satu set alat
Resistivity Meter Naniura NRD 300 HF dengan konfigurasi Wenner-
Schlumberger.
3. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel,
RES2DINV dan Geosoft Oasis Montaj.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

2
Perusahaan, Hasil estimasi sumberdaya andesit tersebut dapat dijadikan
acuan untuk menyatakan bahwa lokasi penelitian memiliki potensi untuk
dijadikan tambang andesit atau tidak.
1. Mahasiswa, mempraktekan ilmu atau teori yang diperoleh di bangku kuliah,
khususnya berkaitan dengan masalah yang dibahas dan menambah wawasan
dalam ilmu pertambangan.
2. Peneliti selanjutnya, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan
untuk melakukan penelitian sesuai dengan masalah yang akan dibahas.

3
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Dasar Teori


Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Eksplorasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu
survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Penyelidikan
geofisika adalah salah satu jenis penyeledikan yang sering digunakan dalam
eksplorasi bahan galian.
Maksud dari perhitungan sumberdaya adalah untuk menghitung besarnya
tonase sumberdaya dari suatu endapan bahan galian. Untuk menghitung
sumberdaya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam metode. Pada
penelitian ini metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung sumberdaya
batu andesit di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) CV. Cahaya Indra
Laksana menggunakan metode geolistrik resistivitas 2 dimensi.

2.1.1. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan


Sumberdaya Mineral (Mineral Resources) adalah endapan yang
diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata (SNI 13-4726-1998). Sumberdaya
mineral dengan tingkat keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi
cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria
layak tambang.
Berdasarkan SNI 13-4726-1998 dan amandemennya 13-4726-1998/Amd
1:1999, Klasifikasi Sumberdaya Mineral adalah sebagai berikut:
1. Sumberdaya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resources) adalah
Sumberdaya Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
perkiraan pada tahap Survey Tinjau.

4
2. Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah
Sumberdaya Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
hasil tahap Prospeksi.
3. Sumberdaya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah
Sumberdaya Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
hasil tahap Eksplorasi Umum.
4. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah Sumber
Day Mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap Eksplorasi Rinci
5. Sumberdaya Mineral Pra Kelayakan (Prefeasibility Mineral Resource)
adalah Sumberdaya Mineral yang dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil
Studi Pra Kelayakan yang biasanya dilaksanakan di daerah Eksplorasi Rinci
dan Eksplorasi Umum.
6. Sumberdaya Mineral Kelayakan (Feasibility Mineral Resource) adalah
Sumberdaya Mineral yang dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil Studi
Kelayakan atau suatu kegiatan penambangan yang sebelumnya yang
biasanya dilaksanakan di daerah Eksplorasi Rinci.

2.1.2 Kriteria Sumberdaya Mineral


Klasifikasi Sumberdaya Mineral adalah suatu proses pengumpulan,
penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral
untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu berdasarkan
kriteria : keyakinan geologi dan kelayakan tambang (lihat Gambar 2.1). Kriteria
keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survai tinjau,
prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci.

5
Sumber : SNI 13-4726-1998 dan amandemennya 13-4726-1998/Amd 1:1999
Gambar 2.1
Kriteria dan Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
Angka-angka kodifikasi Cadangan/Sumberdaya terdiri dari 3 digit
berdasarkan fungsi 3 sumbu, yaitu : E, F dan G, dimana;
E = Sumbu Ekonomis (Economic Axis) untuk Economic Viability
F = Sumbu Kelayakan (Feasibility Axis) untuk Feasibility Assessment
G = Sumbu Geologi (Geological Axis) untuk Geological Study
Digit pertama tentang Sumbu Ekonomis (Economic Axis) terdiri dari 3
angka, yaitu :
Angka 1 menyatakan Ekonomis (Economic)
Angka 2 menyatakan Berpotensi Ekonomis (Potentially Economic)
Angka 3 menyatakan Berintrinsik Ekonomis (dari Ekonomis ke Berpotensi
Ekonomis)
Digit kedua tentang Sumbu Kelayakan (Feasibility Axis) terdiri dari 3
angka, yaitu :
Angka 1 menyatakan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan atau Laporan
Penambangan (Mining Report)
Angka 2 menyatakan Studi Pra Kelayakan (Prefeasibility Study)
Angka 3 menyatakan Studi Geologi (Geological Study)

6
Digit ketiga tentang Sumbu Geologi (Geological Study) terdiri dari 4 angka,
yaitu :
Angka 1 menyatakan Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Angka 2 menyatakan Eksplorasi Umum (General Exploration)
Angka 3 menyatakan Prospeksi (Prospecting)
Angka 4 menyatakan Survai Tinjau (Reconnaissance)

2.1.3 Metode Geolistrik


Metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk
menyelidiki kondisi bawah permukaan, yaitu dengan mempelajari sifat aliran
kelistrikan pada batuan di bawah permukaan bumi. Penyelidikan ini meliputi
pendeteksian besarnya medan potensial, medan elektromagnetik dan arus listrik
yang mengalir di dalam bumi baik secara alamiah (metode pasif) maupun akibat
injeksi arus ke dalam bumi (metode aktif) dari permukaan. Metode geolistrik
mempunyai prinsip dasar mengirimkan arus ke bawah permukaan, dan mengukur
kembali potensial yang diterima di permukaan.
Salah satu metode dalam geolistrik adalah metode tahanan jenis atau
resistivitas. Metode tahanan jenis sering kali digunakan dalam eksplorasi mineral
logam, geotermal, air tanah, bahan bitumen, dan lainnya. Prinsip dasar metode
geolistrik tahanan jenis adalah mengukur respons potensial listrik pada suatu
elektroda potensial akibat arus yang dimasukkan ke dalam bumi melalui elektroda
arus. Tujuan dari pengukuran tahanan jenis untuk menentukan distribusi tahanan
jenis bawah permukaan dari pengukuran di atas permukaan tanah. Dari
pengukuran tersebut nilai tahanan jenis yang sebenarnya dapat diprediksi.
Resistivitas bawah permukaan berhubungan dengan variasi parameter geologi
seperti kandungan mineral dan fluida, porositas dan derajat saturasi suatu batuan.
Kelistrikan batuan dapat dipelajari dari respons yang diberikan oleh batuan
saat arus dialirkan. Respons yang diberikan tersebut sebanding dengan harga
tahanan jenis yang dimiliki oleh batuan itu. Secara teoritis kelistrikan dari batuan
yaitu besarnya nilai tahanan yang diberikan batuan saat arus dialirkan kepadanya,
dan besarnya nilai tahanan dinyatakan sebagai nilai tahanan jenis (ρ). Nilai
tahanan jenis pada berbagai lapisan bumi dapat dilihat pada Tabel 2.1.

7
Tabel 2.1
Nilai Resistivitas Dari Lapisan

Lapisan Resistivitas (Ωm)

Air permukaan 80 – 200

Air tanah 30 – 100

Lapisan silt-lempung 10 – 200

Lapisan pasir 100 – 600

Lapisan pasir dan kerikil 100 – 1.000

Batulumpur 20 – 200

Batu pasir 50 – 500

Konglomerat 100 – 500

Tufa 20 – 200

Kelompok andesit 100 – 2.000

Kelompok granit 1.000 – 10.000

Kelompok-kelompok chert, slate. 200 – 2.000

Sumber : Suyono S. dan Takeda K., 2003


Resistivitas dari batuan beku dan batuan metamorf cenderung memiliki nilai
yang tinggi. Resistivitas dari batuan beku dan batuan metamorf dapat memiliki
nilai sekitar 1.000 – 10.000.000 Ωm tergantung pada kondisi batuan yang kering
atau basah. Batuan sedimen biasanya lebih berpori dan punya kandungan air yang
tinggi biasanya memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan
batuan beku dan batuan metamorf. Resistivitas dari batuan sedimen kebanyakan
memiliki nilai di bawah 1.000 Ωm. Resistivitas sangat tergantung pada porositas
batuan dan salinitas pada air yang dikandung dari batuan.

2.1.4 Teori Inversi Dasar


Kegiatan pengukuran geofisika di lapangan dilakukan berdasarkan prosedur
yang sudah ditentukan. Hasil dari pengukuran dicatat dan disajikan dalam bentuk
tabel pengukuran. Hasil pengukuran tersebut tergantung pada kondisi dan sifat

8
fisis batuan bawah permukaan. Data lapangan yang didapatkan diharapkan dapat
memberikan informasi sebanyak-banyaknya, tidak hanya sekedar mengenai sifat
fisis batuan saja, melainkan juga kondisi geometri batuan bawah permukaan dan
posisi kedalaman batuan tersebut. Informasi tersebut bisa didapat bila diketahui
hubungan antara sifat fisis batuan tersebut dan data lapangan. Penghubung dari
keduanya merupakan model matematika. Model matematika dapat digunakan
untuk mengetahui parameter sifat fisis batuan berdasarkan data lapangan. Proses
pengolahan data lapangan yang melibatkan teknik penyelesaian matematika dan
statistik untuk mendapatkan informasi yang berguna mengenai distribusi sifat fisis
bawah disebut inverse modelling (lihat Gambar 2.2). Tujuan dari inverse
modelling adalah untuk mengestimasi parameter fisis batuan yang tidak diketahui
sebelumnya (unknown parameter). Inverse modelling dalam geofisika dapat
dimanfaatkan untuk melakukan analisis penentuan struktur bawah tanah, estimasi
parameter-parameter bahan tambang, estimasi parameter-parameter akumulasi
sumber energi, penentuan lokasi gempa bumi berdasarkan waktu gelombang
datang, permodelan respon litosfer untuk mengamati proses sedimentasi, dan
analisis sumur bor pada hidrogeologi.

Sumber : Supriyanto, 2007


Gambar 2.2
Alur Inverse Modelling

9
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode geolsitrik. Inverse
modelling yang dilakukan berdasarkan data geolistrik dapat menghasilkan
gambaran bawah permukaan dalam bentuk 1 dimensi, 2 dimensi, dan 3 dimensi
(lihat gambar 2.3). Pada penelitian ini digunakan bantuan program RES2DINV
dalam melakukan inverse modelling yang menghasilkan penampang 2 dimensi
dari pengukuran di lapangan.

Sumber : Loke, 2016


Gambar 2.3
Permodelan 1D, 2D, dan 3D
2.1.5 Permodelan dan Estimasi Sumberdaya
Permodelan merupakan tahap awal untuk melakukan estimasi kadar yang
berlanjut ke estimasi sumberdaya. Hasil dari estimasi sumberdaya tersebut akan
dapad dijadikan sebagai cadangan jika memenuhi beberapa ketentuan. Metode
perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau
diverifikasi. Setelah perhitungan sumberdaya selesai, harus dilakukan
pemeriksaaan taksiran kualitas blok yang dibuat setelah proses permodelan. Hal
ini dilakukan dengan menggunakan data pemboran yang ada di sekitarnya. Satu
aspek penting yang harus diperhatikan sebelum dan sesudah permodelan dan
estimasi selesai yaitu model dan taksiran kadar dari model sumberdaya tersebut
harus diperiksa ulang kualitasnya dan kuantitasnya yang disebut dengan verifikasi
data. Suatu data dapat dikatakan valid jika dalam verifikasi data tersebut tidak
terdapat adanya kesalahan, sehingga hasil dari permodelan dan estimasi yang
dilakukan mendekati nilai yang sesungguhnya.
Permodelan dan estimasi sumberdaya bermanfaat untuk hal-hal sebagai
berikut :
A. Memberikan besaran kuantitas dan kualitas terhadap suatu deposit bahan
galian.

10
B. Memberikan perkiraan bentuk 3 dimensi dari endapan bahan galian serta
distribusi ruang dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan sumberdaya
ke tahap cadangan dan selanjutnya menentukan tahapan penambangan.
C. Jumlah sumberdaya menentukan umur tambang setelah diklasifikasikan ke
cadangan.
D. Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) ke tahap cadangan dibuat
berdasarkan besaran sumberdaya.
Dalam melakukan estimasi sumberdaya harus memperhatikan persyaratan
tertentu, antara lain :
A. Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi geologis
dan karakter dari deposit bahan galian.
B. Suatu model sumberdaya akan digunakan untuk perencanaan tambang harus
konsisten dengan metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang
akan diterapkan.
C. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah secara
obyektif. Keputusan dipakai tidaknya suatu data dalam penaksiran harus
diambil dengan pedoman yang jelas dan konsisten.

2.1.5.1 Konsep Model Blok


Permodelan dan estimasi sumberdaya secara komputer didasarkan pada
kerangka model blok. Ukuran blok mempunyai fungsi geometri mineralisasi di
daerah penelitian dan sistem penambangan yang digunakan. Sketsa model blok
3D dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Sumber : Hustrulid dkk, 2013


Gambar 2.4
Model Blok 3 Dimensi

11
Pemakaian model blok untuk memodelkan suatu deposit telah umum
dilakukan dalam indsutri pertambangan. Hal ini dimulai pada akhir tahun 60-an
ketika komputer mulai digunakan dalam pekerjaan perhitungan sumberdaya
cadangan dan perencanaan tambang. Volume 3D deposit bahan galian yang akan
ditambang dibagi ke dalam unit-unit yang lebih kecil (blok/unit pertambangan
terkecil).
Model blok memudahkan dalam menaksirkan kuantitas dan kualitas di
dalam estimasi sumberdaya secara lebih spesifik. Dimensi minimal blok dapat
ditentukan sesuai dengan rule of thumb yaitu tidak kurang dari ¼ dari rata-rata
jarak pemboran. Contoh ukuran model blok 3D dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Sumber : Waterman Sulistyana, 2015


Gambar 2.5
Contoh Ukuran Model Blok 3D

2.1.5.2 Inverse Distance Squared


Salah satu metode penaksiran sumberdaya adalah metode Inverse Distance
Squared. Prinsip dasar metode ini adalah menentukan bobot contoh sebagai fungsi
dari jarak contoh terhadap blok yang ditaksir. Suatu blok yang akan ditaksir
dipengaruhi sebesar kuadrat seperjarak dari nilai-nilai conto yang ada di
sekitarnya (lihat Gambar 2.6). Conto dengan jarak yang lebih dekat memiliki
bobot yang paling besar terhadap titik yang akan diestimasi. Penyelesaian bobot
dari metode tersebut dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut :

12
𝑔 1
g = ∑𝑛𝑖=1 𝑑2𝑖 ⁄∑𝑛𝑖=1 𝑑2 ……………………………………...(2.1)
𝑖 𝑖

g = kadar estimasi
gi = kadar titik i (yang diketahui)
di = jarak terhadap titik i (yang diketahui)

Sumber : Hustrulid dkk, 2013


Gambar 2.6
Skema Pembobotan pada Metode Inverse Distance Squared
2.2. Data
Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (data primer) dan
literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang ada (data
sekunder). Pengambilan data tergantung dari jenis data yang dibutuhkan, yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
pengukuran di lapangan. Data primer pada penelitian ini merupakan data
pengukuran resistivitas semu.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu
dapat menyalin atau mengutip dari data yang sudah ada. Data sekunder pada
penelitian ini adalah :

13
• Peta geologi daerah penelitian
• Peta lokasi dan kesampaian daerah
• Peta topografi daerah penelitian

2.3. Pengolahan Data


Pengolahan data geolistrik berdasarkan data hasil pengukuran menggunakan
program RES2DINV untuk menggambarkan penampang 2 dimensi bawah
permukaan. Data hasil pengolahan program RES2DINV kemudian akan diolah
lagi menggunakan program Geosoft Oasis Montaj untuk dibuat permodelan 3
dimensi. Permodelan 3 dimensi untuk melakukan estimasi sumberdaya andesit
pada lokasi penelitian.

2.4. Analisis Data


Analisis data dapat dilakukan berdasarkan pada analisa terhadap data yang
diperoleh di lapangan dengan berpegang dengan literature-literatur yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

2.5. Hasil Penelitian


Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan adalah estimasi sumberdaya
andesit pada lokasi penelitian. Estimasi sumberdaya andesit tersebut dapat
dijadikan acuan untuk menyatakan bahwa lokasi penelitian memiliki potensi
untuk dijadikan tambang andesit atau tidak.
Penelitian yang dilakukan juga bermanfaat dalam melakukan penerapan
pengukuran dan pengolahan data geolistrik yang telah dipelajari pada praktikum
geofisika tambang.

14
BAB III
JADWAL PENELITIAN

3.1. Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan yang dilakukan selama penelitian adalah sebagi berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
2017
No Kegiatan Januari Februari
3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur x x
2 Orientasi Lapangan x
3 Pengambilan Data x
4 Pengolahan Data x x
5 Pembuatan Draft x x

3.2. Rencana Daftar Isi


Rencana daftar isi yang akan dilampirkan adalah sebagai berikut
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ...................................................................................................... iv

ABSTRACT......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR............................................................................................ vi

DAFTAR ISI........................................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DARTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii

15
BAB

I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Permasalahan ............................................................................. 2

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 2

1.4. Batasan Masalah ....................................................................... 2

1.5. Metodologi Penelitian............................................................... 2

1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

II TINJAUAN UMUM .................................................................................. 5

2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah .................................................. 5

2.2. Iklim dan Keadaan Daerah Penelitian ....................................... 6

2.3. Geologi Daerah Penelitian ........................................................ 6

2.4. Kondisi Endapan Andesit........................................................... 10

III DASAR TEORI .......................................................................................... 11

3.1. Metode Geolistrik ..................................................................... 11

3.2. Teori Inversi Dasar..................................................................... 18

3.3. Pemodelan dan Estimasi Sumberdaya ......................................... 20

3.4. Klasifikasi Sumberdaya Mineral ......................................... 23

IV HASIL PENELITIAN .................................................................................... 26

4.1. Topografi Lokasi ................................................................................. 26

4.2. Penampang 2 Dimensi ....................................................................... 26


4.3. Pemodelan dan Perhitungan Estimasi Sumberdaya .......................... 28

V PEMBAHASAN ……………………………………………… ... 33


5.1. Perbedaan Ketebalan Andesit Pada Penampang

Resistivitas 2D ............................................................................. 33

5.2. Pemodelan 3 Dimensi ................................................................. 38

5.3. Estimasi Sumberdaya Andesit .................................................... 38

16
VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… . 40
6.1. Kesimpulan ……………………………………………… 40
6.2. Saran……………………………………………………… 41

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 42

LAMPIRAN .......................................................................................................... 43

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Rauf, 1999, Modul Perhitungan Cadangan Endapan Mineral, Program


Studi Teknik Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

2. Abdul Rauf, 1999, Modul Eksplorasi Tambang, Program Studi Teknik


Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

3. Abdul Rauf, 1999, Eksplorasi Tambang, Program Studi Teknik


Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

4. Waterman Sulistyana B, 2015, Perencanaan Tambang, Program Studi Teknik


Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

5. Winda, dkk, 2015, Buku Panduan Praktikum Geofisika Tambang,


Laboratorium Geofisika, Program Studi Teknik Pertambangan, UPN
“Veteran” Yogyakarta.

6. __________, 1998, Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan, Standar


Nasional Indonesia, SNI 13-4726-1998 Amandemen 1, Badan Standarisasi
Nasional.

18

Anda mungkin juga menyukai