Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Tahapan Ekslorasi


Tahapan Eksplorasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya
dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : Survai tinjau, Prospeksi, Eksplorasi
Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan dari penyelidikan geologi ini adalah untuk
mengidentifikasi pemineralan, menentukan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan
analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.

a. Survai Tinjau (Reconnaissance)


Tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi
keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi
regional, di antaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda
tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan
kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuan dari survey tinjau adalah untuk
mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk
diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila
datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai
kondisi geologi yang sama.

b. Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah-daerah yang mengandung
endapan mineral yang potensial. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi
untuk mengidentifikasi singkapan dari lapisan batuan, dan metoda yang tidak
langsung seperti studi geokimia dan geofisika. Pembuatan Paritan yang terbatas,
pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan dalam prospeksi. Tujuan
dari prospeksi adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang
nantinyaakan menjadi target pada tahap eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas
dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika.

c. Eksplorasi Umum (General Exploration )

4
5

Tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan bahan galian
yang sudah teridentifikasi. Metode yang digunakan dalam eksplorasi umum
termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat
paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari
suatu endapan bahan galian. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan
metoda penyeledikan tidak langsung. Tujuan dari eksplorasi umum adalah untuk
menentukan gambaran geologi dari suatu endapan mineral berdasarkan indikasi
sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran kuantitas dan
kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk menentukan
apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan.

d. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)


Tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam tiga dimensi terhadap
endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang
bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran,
bentuk, sebaran , kuantitas dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan
mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji
pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling) mungkin di perlukan.

2.2Esimasi Sumberdaya dan Cadangan

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Nomor 4726 Tahun 2019 tentang


Pedoman Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya, dan Cadangan Mineral
(SNI 4726:2019), Terdapat tiga klasifikasi sumber daya, yaitu:

1.Sumberdaya Mineral Tereka


Sumberdaya mineral tereka merupakan bagian dari jumlah perkiraan
sumberdaya mineral termasuk berat, densitas, bentuk, ukuran, kimiawi, dan
kadar mineral yang hanya dapat diestimasi dengan keyakinan rendah. Poin-
poin yang dapat dibuktikan dengan data pendukung dan kepercayaan geologis
yang rendah tidak cukup untuk menunjukkan kesinambungan endapan dan
kandungan mineral.

2.Sumberdaya Mineral Tertunjuk


Sumberdaya mineral terunjuk merupakan bagian dari sumberdaya mineral yang
6

berat, densitas, bentuk, sifat fisik, dan kadar mineralnya dapat diperkirakan
dengan tingkat keyakinan yang wajar. Ini didasarkan pada hasil eksplorasi dan
pengambilan sampel serta keterangan pengambilan sampel yang diperoleh
dengan teknik yang pas dari area cebakan bijih misalnya batuan yang
tersingkap, parit uji, lubang uji, terowongan uji, lubang bor. Area pengumpulan
data yang jaraknya tidak tepat untuk memastikan kesinambungan geologis
tetapi secara spasial cukup untuk memastikan kesinambungannya.

3.Sumberdaya Mineral Terukur


Sumberdaya mineral terukur adalah bagian dari sumberdaya yang berat,
densitas, bentuk, sifat fisik, dan kadar dari kandungan mineralnya dapat
diperkirakan dengan keyakinan tinggi. Ini didasarkan pada hasil eksplorasi
yang terperinci dan membuktikan serta keterangan pengambilan sampel dan
pengujian yang didapatkan dengan teknik yang sesuai dari lokasi cebakan
mineral misalnya pada batuan yang tersingkap, parit uji, lubang uji,
terowongan uji, dan lubang bor. Letak informasi dalam kategori ini secara
spasial cukup dekat untuk memberikan kesinambungan geologis dan kadarnya.

Sedangkan untuk kelas cadangan (reserve) berdasarkan klasifikasi terbagi


menjadi dua yaitu:

1.Cadangan Terkira
Cadangan mineral terkira adalah komponen dari sumberdaya mineral tertunjuk
yang mempunyai nilai ekonomis untuk diekstraksi, dan dalam keadaan tertentu
juga merupakan bagian sumberdaya mineral terukur. Ini termasuk pengenceran
dan kehilangan material yang dapat terjadi saat material ditambang. Penilaian
dan studi yang akurat harus dibuat dan mencakup pertimbangan dan
memodifikasi asumsi faktor penambangan, metalurgi, ekonomi, komersial,
hukum, lingkungan, sosial dan pemerintahan. Pada saat pelaporan, tinjauan ini
memperlihatkan bahwa yang telah diekstraksi sudah dapat dibenarkan dan
logis.

2.Cadangan Terbukti
Cadangan mineral terbukti adalah komponen dari sumberdaya terukur yang
mempunyai nilai ekonomi untuk diekstraksi. Ini termasuk pengenceran dan
7

kehilangan material yang dapat terjadi saat ditambang. Penilaian dan studi yang
akurat harus dibuat dan mencakup pertimbangan dan modifikasi asumsi faktor
penambangan, metalurgi, ekonomi, komersial, hukum, lingkungan, sosial dan
pemerintahan. Pada saat pelaporan, tinjauan ini memperlihatkan bahwa yang
telah diekstraksi sudah dapat dibenarkan dan logis.

(Sumber: Standar Nasional Indonesia 4726, 2019)


Gambar 2.1
Hubungan umum target eksplorasi, sumberdaya mineral dan cadangan
mineral (Sumber: SNI 4726, 2019)

2.3 Dasar Pemilihan Metode

Setiap metode penilaian sumberdaya mineral memiliki keunggulan dan


kekurangan. Diupayakan untuk menetapkan metode penilaian sumberdaya
mineral yang mengkaji seluruh penyebaran endapan, sehingga metode yang
digunakan dapat mewakili karakteristik dan bentuk dari endapan. Semakin akurat
metode penentuannya, semakin tepat dan representatif hasil yang didapatkan.
Secara umum, pertimbangan untuk menentukan metode penilaian sumberdaya
bergantung pada:

1. Tujuan Penaksiran
Tujuan penilaian dari sumberdaya mineral yang dilaksanakan di lokasi studi
yaitu konstruksi atau penjadwalan tambang.
8

2. Tahapan Eksplorasi
Tahap eksplorasi yang dilaksanakan pada area studi yaitu eksplorasi detail. Jika
langkah-langkahnya ditingkatkan, tingkat keyakinan akan lebihdapat
diandalkan.

3. Metode Eksplorasi
Metode eksplorasi dapat dibagi menjadi du acara yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Metode yang diakukan di daerah penelitian adalah eksplorasi secara
langsung yaitu dengan melakukan survey dan mengamati singkapan serta
membuat test pit.

4. Jenis Bahan Galian


Jenis bahan galian yang dihitung sumberdayanya adalah jenis bahan galian
batuan.

5. Klasifikasi bahan galian berdasarkan geometrinya


Klasifikasi bahan galian berdasarkan geometrinya termasuk kedalam
geometri yang sederhana, bahan galian terletak di permukaan dan mengikuti
lapisan permukaan.

6. Waktu dan biaya yang tersedia


Keterbatasan waktu dan biaya menjadi faktor penting dalam penentuan
metode penaksiran sumberdaya.

Dengan memperhatikan hal-hal diatas tadi maka metode yang digunakan dalam
perhitungan sumberdaya yang ada pada di daerah penelitian yaitu Metode Cross
Section yang berpedoman pada perubahan bertahap. Metode ini dipilihkarena
metode ini cocok untuk endapan dengan geometri yang sederhana, dalam hal ini
aplikasi perhitungannya mudah dan cepat, mudah digambar, dimengerti dan
dikoreksi. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini dapat dikerjakan secara
manual. Meskipun banyak program komputer yang dapat secara fleksibel
mendesain bentuk dan mengkalkulasinya, akan tetapi beberapa komputer telah
didesain untuk mengolah kembali interpretasi yang telah dilakukan oleh engineer
atau geologis secara manual.

2.4 Metode Perhitungan Sumberdaya


9

Untuk menentukan suatu metode estimasi sumberdaya mineral, perlu diketahui


terlebih dahulu tentang karakteristik mineral dan sebaran mineral tersebut. Standar
maupun parameter tersebut akan menjadi pertimbangan dalam menentukan suatu
metode, apakah menggunakan metode konvensional maupun metode
komputerisasi. Metode yang biasa digunakan secara manual, termasuk metode
cross section, metode area pengaruh, metode kontur, dan lain-lain. Sedangkan
untuk metode komputerisasi memakai konsep pemodelan seperti konsep blok
ataupun cut and fill dan konsep gridded seam model. Perhitungan sumberdaya
endapan batuan lebih sederhana jika dibandingkan endapan mineral lainnya. Ini
terutama diakibatkan oleh geometri yang sederhana endapan mineral tersebut.
Pada penelitian ini, metode yang dipakai untuk menghitung sumberdaya adalah
metode cross section.

2.5 Metode Cross Section

Metode cross section atau penampang merupakan metode perhitungan


sumberdaya mineral yang langkah utamanya adalah membagi endapan ke dalam
blok-blok dengan membuat penampang geologi pada interval tertentu yang
jaraknya sama atau berbeda bergantung pada keadaan geologi dan kebutuhan
penambangan.

Metode penampang vertikal memberikan gambaran mengenai kondisi endapan,


bijih, tanah penutup dan penampang vertikal. Perhitungan permukaan setiap
elemen dilakukan berdasarkan bagian demi bagian pada penampang. Perhitungan
volume sumberdaya mineral menggunakan rumus yang sesuai.

Prinsip dari metode ini yaitu membuat penampang melintang yang dipakai untuk
menghitung sirtu. Setelah menghitung luas, volume dihitung sesuai dengan rumus
perhitungan, perhitungan dapat dilakukan dengan memakai satu penampang, dua
penampang atau rangkaian banyak penampang dengan jarak antar penampang
sama panjang.

Pengaruh penerapan pedoman ini dalam perhitungan sumberdaya mineral


meliputi:

a. Penarikan garis batas sumberdaya


penarikan garis batas sumberdaya dengan mengimplementasikan pedoman
10

perubahan bertahap, langsung ke titik sampel terluar, sehingga titik sampel


berada pada batas sumberdaya. membatasi area pengaruh pada metode
penampang dengan pedoman perubahan bertahap.

b. Ketebalan/kedalaman
Penerapan pedoman perubahan bertahap ketebalan antara dua penampang
memiliki satu nilai yang diperoleh dengan menginterpolasikan dua nilai
ketebalan penampang.

c. Volume sumberdaya
Volume sumberdaya adalah representasi sumberdaya tiga dimensi. Selisih yang
terjadi dalam satu dimensi dan dalam dua dimensi akan menjadi selisih
kumulatif dalam perhitungan tiga dimensi.

(Sumber: Haryo, 2016)


Gambar 2.2
Metode Cross Section (Sumber: Haryo, 2016)

2.5.1 Metode Cross Section Dengan Pedoman Perubahan Bertahap


Panduan ini adalah yang dipakai untuk menentukan batas zona pengaruh saat
menentukan luas penampang dengan menyambungkan ataupun
menghubungkan titik-titik terluar dari setiap bagian penampang, seperti yang
tercantum pada gambar 3.3. Pedoman ini dapat diterapkan pada metode
penampang (cross section) karena dalam perhitungan lebar area yang
dipengaruhi oleh penampang tidak selalu diambil dengan dimensi tetap.
11

(Sumber: Isaaks dkk, 1989)


Gambar 2.3
Metode Cross Section dengan Pedoman Perubahan Bertahap (Sumber:
Isaaks dkk, 1989)
2.5.2Perhitungan Volume
Estimasi jumlah sumberdaya sirtu di lokasi penelitian menggunakan metode
cross section dengan pedoman perubahan bertahap. Perhitungan volume
dengan pedoman perubahan bertahap menggunakan persamaan luas rata-rata
(mean area). Persamaan ini dipakai ketika ada dua bagian S1 dan S2 yang
relatif sama atau lebih besar dari 0,5 hingga mendekati 1. Begitupun sebaliknya
ketika ada dua bagian S1 dan S2 yang nilai perbandingannya kurang dari 0,5
maka menggunakan persamaan rumus Frustum.
Persamaan mean area adalah sebagai berikut:

(Sumber: Abdul Rauf “Teknik Eksplorasi”)


Gambar 2.4
Rumus Mean Area
S 1+ S 2
V= 2 L 1 ¿ ……………………………………………………………………………...
¿
Keterangan:
V = Volume
L1, L2, L3, ……………………………, Ln = Jarak antar sayatan (m)
S1, S2, S3, ……………………………, Ln = Luas tiap penampang (m²)
Estimasi bisa dikerjakan dengan memakai rumus di atas karena perhitungan
jumlah endapan mineral diperkirakan per blok. Jenis perhitungan ini juga dapat
dikerjakan dengan memakai rumus di bawah ini jika memiliki jarak yang sama :
S 1+ S 2 S 2+ S 3 Sn+ Sn
V = L 1+ L 2+… ln
2 2 2
…………………………………………
V = ((S1 + S2) + (S2 + S3) + (Sn + Sn)…………………………………………….)L/2
Maka :
12

V = ((S1 + 2S2 + 3S3 + …………+2Sn + Sn)L/2……………………………………………………


Sedangkan luas yang dihitung adalah rata-rata luas volume antara kedua buah
penampang dengan kondisi S1 <; 0,5 S2, maka perhitungan dilakukan dengan
rumus sebagai berikut:
𝑉 = (𝑆1 + 2𝑆2 + √𝑠1 + 𝑠2 L/3…………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai