Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
sangat berlimpah. Kekayan sumber daya alam yang dimiliki meliputi sumber
daya alam terbarukan (renewable) dan sumber daya alam tidak terbarukan (non-
renewable). Dalam hal ini, bidang pertambangan sangat erat hubungannya
dengan sumber daya tidak terbarukan sehingga dalam pencariannya tidaklah
mudah dikarenakan jumlah dan letaknya yang sangat terbatas.
Tahap pertambangan di mulai dari dilakukannya tinjauan umum dan
selanjutnya tahap eksplorasi. Pada tahap ini dilakukan pencarian letak bahan
galian dan estimasi jumlah cadangan, agar dapat mengetahui dan menentukan
jumlah dari sumberdaya dan cadangan harus dilakukan beberapara cara seperti
dilakukannya pengeboran, parit uji, sumur uji, geofisika dan geokimia.
Kegiatan eksplorasi dapat bermanfaat bagi kemajuan dari tambang dan
jumlah sumber daya dan cadangan yang tersedia. Selain itu apabila dalam
kegiatan eksplorasi tidak layak untuk di tambang maka laporan kegiatan tersebut
dapat digunakan sebagai arsip. Dengan demikian, kegiatan praktikum eksplorasi
berguna untuk mengetahui lokasi dan keadaan wilayah keterdapatan bahan
galian.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan akhir yang berjudul “Konsep Eksplorasi”
yaitu agar praktikan memahami tahapan-tahapan kegiatan eksplorasi dan output
yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari pembahasan mengenai Konsep Eksplorasi:
1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis metode eksplorasi dan
penggunaannya

1
2

2. Mampu menentukan metode eksplorasi yang digunakan


3. Memahami prinsip metode eksplorasi yang digunakan
4. Mampu membuat laporan dari kegiatan eksplorasi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi
Eksplorasi merupakan suatu istilah dalam kegiatan pertambangan yang
wajib dilakukan dalam suatu tahap pertambangan. Menurut Undang-Undang No.
4 tahun 2009 definisi eksplorasi merupakan suatu kegiatan usaha pertambangan
yang bertujuan untuk mencari bahan galian dengan cara memperoleh informasi
secara terperinci, mendetai dan teliti yang berkaitan dengan lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran, kualitas dan kuantitas dari bahan galian yang dicari serta hal-
hal yang berkaitan dengan informasi lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Tahap kegiatan pertambangan dimulai dari survei tinjau, penyelidikan
umum, eksplorasi, pemetaan, konstruksi, penambangan, pengolahan,
pemurnian, pemasaran, reklamasi dan pasca tambang. Kegiatan eksplorasi
bertujuan untuk mengetahui keterdapatan bahan galian dengan
mengestimasikan jumlah cadangan dan sumber daya yang terdapat pada suatu
lokasi yang dapat digambarkan pada peta secara rinci beserta bentuk, dimensi
dan volumenya sehingga menghasilkan gambaran geologi yang mendetail dan
dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.
Kegiatan eksplorasi harus direncanakan dengan sebaik mungkin
sehingga kegiatan eksplorasi berjalan secara efisien, efektif dan ekonomis.
Rencana atau prinsip tersebut berupa target eksplorasi dan pemodelan
eksplorasi. Target eksplorasi meliputi jenis bahan galian dan metode yang tepat
diterapkan untuk eksplorasi bahan galian tersebut, sedangkan pemodelan
eksplorasi meliputi pemodelan geologi regional berdasarkan kualitas dan
kuantitas bahan galian dan penentuan metode eksplorasi yang tepat.

2.2 Tahap Eksplorasi


Umumnya kegiatan eksplorasi terbagi menjadi beberapa tahap,
hal ini bertujuan agar dapat meminimalisir biaya yang di keluarkan sebab
kegiatan

3
4

eksplorasi merupakan kegiatan yang banyak mengeluarkan biaya namun belum


tentu menghasilkan bahan galian yang dicari. Sehingga kegiatan awal eksplorasi
dilakukan dari tahapan umum ke khusus yang lebih mendetail dengan luas
wilayah penelitian yang besar dan selanjutnya mempersempit atau memperkecil
wilayah penelitian.
Tahapan eksplorasi terbagi menjadi empat tahap yaitu survei
tinjau, prospeksi umum, eksplorasi awal dan eksplorasi mendetail (rinci).

Sumber: idomining.com
Gambar 2.1
Tahap Eksplorasi Batubara

2.2.1 Survei Tinjau


Survei tinjau merupakan bagian dari tahap eksplorasi dengan
melakukan kegiatan pemetaan geologi regional berupa citra satelit atau
pemotretan udara untuk mengidentifikasi anomali keberadaan bahan
tambang dan mineralisasi yang dapat diteliti lebih lanjut. Tujuan utama
dari kegiatan ini yaitu untuk mengidentifikasi daerah mineralisasi yang
dapat terlihat dari foto udara atau citra satelit. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap survei tinjau yaitu:
a. Pemetaan geologi dan topografi dengan skala peta regional yang besar
hal ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam melihat kondisi
geologi dan daerah pemineralan yang ada serta untuk mempermudah
dalam penentuan titik bor pada tahap selanjutnya. Pada kegiatan ini
5

harus direncanakan lintasan yang akan dilewati dan tenaga pendukung


berdasarkan keadaan geologi yang ada.
b. Pembuatan sumur uji dan parit uji. Umumnya kegiatan ini dilakukan
apabila endapan yang dicari berada di dekat permukaan sehingga tidak
perlu dilakukan pemboran, dengan demikian akan meminimalisir biaya
yang dikeluarkan. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sumur
uji dan parit uji yaitu jumlah dari parit uji, interval spasi setiap parit uji dan
kedalamannya serta tenaga pendukung yang di pekerjakan sesuai
dengan keadaan geologi yang ada.
2.2.2 Prospeksi Umum
Prospeksi umum merupakan tahap kedua dari kegiatan eksplorasi, pada
tahap ini dilakukan penyempitan daerah penelitian untuk mengidentifikasi daerah
yang memiliki endapan bahan galian potensial, selain itu dilakukan pemetaan
geologi skala regional dan pengambilan conto. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan cara geofisika dan geokimia. Perconto yang telah didapatkan dan di uji
bertujuan untuk mengestimasikan sumber daya tereka beserta kualitas dan
kuantitasnya. Pada kegiatan ini terlebih dahulu direncanakan lintasan yang akan
dilewati dan interval dari pengambilan setiap sampel berdasarkan keadaan dari
bentuk endapan sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
2.2.3 Eksplorasi Awal
Eksplorasi awal merupakan tahap ketiga dari kegiatan eksporasi yang
tujuannya untuk mendeliniasi awal keberadaan bahan galian yang telah diketahui
keberadaannya. Metode penelitian yang digunakan pada tahap ini yaitu
pemetaan geologi, pengambilan percontoh pada lokasi yang cukup luas, parit uji,
sumur uji dan pengeboran. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil
berdsarkan kualitas dan kuantitas suatu endapan. Tujuan dilakukannya
eksplorasi awal yaitu agar dapat menentukan gambaran geologi dari suatu
endapan berdasarkan bentuk, dimensi, volume serta kualitas dan kuantitasnya.
Tingkat ketelitian dari kegiatan ini sangat mempengaruhi keputusan dan
keberlanjutan dari kegiatan eksplorasi. Hasil yang didapatkan berupa sumber
daya terunjuk.
2.2.4 Eksplorasi Detail (Rinci)
Eksplorasi detail merupakan tahap keempat dari kegiatan eksplorasi.
Pada tahap ini dilakukan deliniasi terhadap endapan bahan galian secara tiga
6

dimensi yang telah diketahui dari hasil perconto yang diambil dari sumur uji, parit
uji, dan pengeboran. Pada tahap ini juga dilakukan pemetaan geologi dan
topografi serta pengujian geofisika yang bertujuan untuk mengetahui struktur
yang terdapat di bawah permukaan dan geometri dari endapan bahan galian.
Jarak pemercontoan yang akan diambil harus sedemikian rapat agar sampel
yang didapat representatif sesuai dengan keadaan lapangannya. Ciri-ciri dari
kegiatan ini yaitu dilakukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. hasil yang
didapatkan dari eksplorasi detail berupa sumber daya terukur.
Tabel 2.1
Tahap Eksplorasi

Sumber: Bailly, 1968

2.3 Metode Eksplorasi


Pada umumnya metode eksplorasi terbagi menjadi 2 yaitu metode
eksplorasi langsung dan metode eksplorasi tidak langsung. Metode eksplorasi
langsung merupakan metode eksplorasi yang dilakukan penggalian langsung
pada endapan bahan galian yang akan di eksplorasi sedangkan metode
eksplorasi tidak langsung merupakan metode eksplorasi tanpa penggalian
langsung ke endapan bahan galian melainkan memanfaatkan sifat fisik dari
endapan tersebut.
2.3.1 Metode Eksplorasi Langsung
Metode eksplorasi langsung terbagi menjadi dua metode:
a. Metode Eksplorasi Langsung Permukaan
 Penyelidikan singkapan
7

Umumnya dilakukan pada singkapan yang masih segar ditandai


dengan adanya pengikisan oleh air atau udara sehingga singkapan
tersebut muncul ke permukaan, selain itu dapat ditandai dengan
adanya proses transportasi yang mengakibatkan singkapan masih
terlihat seperti segar singkapan seperti ini umumnya banyak
ditemukan di lembah. Untuk singkapan yang muncul ke permukaan
dapat diakibatkan karena adanya gaya endogen dari dalam bumi
yang mendorongnya ke atas permukaan.
 Trancing float
Float merupakan suatu pengikisan pada endapan bahan galian
sehingga berbentuk serpihan yang kemudian tertransportasikan oleh
arus air usngai. Trancing float merupakan suatu metode eksplorasi
dengan cara menyusuri sungai berlawanan arus sehingga didapatkan
serpihan endapan yang kemudian dilakukan parit uji yang berbentuk
tegak lurus dengan arah sungai. Apabila dengan menggunakan parit
uji belum cukup meyakinkan maka dibuat sumur uji dengan kedalam
tertentu sehingga mendapatkan hasil berupa endapan yang di cari.

Sumber: oon-line.blogspot.co.id
Gambar 2.2
Sketsa Proses Terbentuknya Float

 Trancing panning
Trancing panning merupakan metode eksplorasi dengan pencarian
endapan bahan galian yang berukuran lebih kecil daripada trancing
float, sehingga dalam pencariannya harus dilakukan pendulangan
agar butiran endapan terkumpul dalam cekungan dulang.
8

Sumber: oon-line.blogspot.co.id
Gambar 2.3
Sketsa konseptual pengerjaan metode tracing float dan tracing with panning

 Test Pitting
Metode test pitting merupakan metode yang cukup akurat untuk
mengetahui keadaan dari endapan bahan galian, hal ini dikarenakan
pembuatan test pitting atau sumur uji cukup dalam, sehingga
memotong badan dari endapan. Selain itu faktor lain yang harus
diperhatikan dalam pembuatan sumur uji adalah faktor keselamatan
agar terhindar dari bongkahan, runtuhan dan air yang masuk akan
menyulitkan dalam mengetahui keadaan endapan.
 Trenching
Trenching atau pembuatan parit umumnya dilakukan untuk
mengetahui ketebalan lapisan, kemiringan lapisan dan struktur yang
terdapat di bawah permukaan. Untuk pembuatan parit yang berada di
pinggir sungai harus dilakukan dengan cara tegak lurus memotong
badan endapan atau arah arus sungai. Hal ini dilakukan agar
mendapatkan bidang dari badan endapan yang dicari.

Sumber: oon-line.blogspot.co.id
Gambar 2.4
Sketsa Parit Uji
b. Metode Eksplorasi Langsung Bawah Permukaan
9

Metode ini dapat dilakukan apabila tidak dimungkinkan dilakukannya


metode eksplorasi langsung dari permukaan, selain itu hasil yang
didapatkan dari eksplorasi permukaan tidak cukup baik. Dalam
melakukan metode ini harus memperhatikan keselamatan dan keamanan.
Umunya metode ini dilakukan pada eksplorasi bijih, sehingga
pengidentifikasian dilakukan langsung di dalam badan bijih. Untuk
mempermudah dalam pengidentifikasian maka dibuat shaft, tunnel, adit
atau raise.
2.3.2 Metode Eksplorasi Tidak Langsung
Metode eksplorasi tidak langsung terbagi menjadi 3 metode:
a. Metode tidak langsung menggunakan cara geofisika
Cara geokimia yaitu dengan melakukan perkiraan lokasi dari cadangan
endapan bahan galian dengan memanfaatkan sifat fisik batuan di bawah
permukaan. Geosifika eksplorasi terbagi menjadi:
 Metode gravitasi
Metode ini berdasarkan gaya tarik menarik antar partikel. Gaya
gravitasi dipengaruhi oleh kerapatan massa, ukuran butir dan berat
dari butir.
 Metode magnetik
Metode ini berguna untuk mencari bahan galian yang memiliki sifat
fisik magnetik seperti bijih besi, pasir besi, mineral magnetit dan
mineral hematit
 Metode seismik
Metode ini banyak digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, hal ini
dikarenakan jangkauan dari pantulan gelombang seismik sangatlah
cepat dan jauh yaitu dalam satuan m/sec. Gelombang seismik dari
setiap batuan berbeda-beda, hal ini bergantung pada jenis batuan,
derajat pelapukan, tekanan, porositas dan umur dari batuan tersebut.
 Metode geolistrik
Pada metode geolistrik yang diukur adalah besarnya resistivity atau
tahanan jenis dari batuan tersebut. Input yang digunakan dalam
metode ini yaitu hambatan, voltase dan arus listrik yang berasal dari
kotak geolistrik.
b. Metode tidak langsung menggunakan cara geokimia
10

Pada metode ini dilakukan cara sistematis yaitu dengan melakukan


penyisiran dalam suatu jalur lokasi dan mencari anomali yang terdapat
dalam lokasi tersebut.
c. Metode tidak langsung menggunakan cara geosfisika dan geokimia
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Tugas yang diberikan dalam praktikum ekplorasi pada pertemuan
pertama yaitu pembuatan laporan ekplorasi. Laporan ini berisi mengenai
kegiatan dalam survei tinjau berupa pemetaan geologi, pengeplotan titik
pengamatan, keadaan morfologi lokasi penelitian, topografi, bentuk dari
perjanjian ekplorasi, metode ekplorasi dan penggunaannya, alat-alat yang
digunakan serta tenaga ahli yang digunakan. Namun dalam kegiatan ini lebih
menitik beratkan pada metode ekplorasi yang digunakan dalam keberlangsungan
kegiatan yang dilakukan.

3.2 Pembahasan
Kegiatan ekplorasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mencari, mengidenifikasi dan menemukan suatu endapan bahan galian.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pemetaan geologi yang mengacu pada
peta geologi dengan menentukan endapan yang akan dicari dan lokasi
keberadaan endapan tersebut. Endapan bahan galian yang dicari berupa bahan
galian golongan C yaitu andesit. Endapan bahan galian andesit dapat ditemukan
pada formasi Qwb dan Tmb. Formasi Qwb merupakan formasi Andesit- Waringin
Bedil, Malabar Tua yaitu perselingan lava, breksi dan tuf yang bersusunan
andesit piroksen dan hornblenda. Sedangkan formasi Tmb merupakan Formasi
Beser yaitu breksi tufaan bersusunan andesit sampai basal. Kegiatan ini
dilakukan di Desa Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat.
Tahap lain yang harus diperhatikan yaitu pemilihan metode
eksplorasi, dikarenakan material tersebut memiliki sifat fisik yang masif
atau kompak, sehingga apabila dirambatkan suatu gelombang maka
gelombang tersebut akan relatif lebih cepat merambat dan kecepatan
rambatnya akan meningkat seimbang dengan kekerasan material
tersebut. Maka dilakukan metode ekplorasi

11
12

tidak langsung mengunakan geolistrik. Metode ini banyak


digunakan karena relatif lebih mudah untuk dibawa serta mengeluarkan
biaya yang tidak terlalu besar, sehingga dalam pengaplikasiannya metode
ini cocok digunakan dalam eksplorasi andesit atau bahan galian golangan
C yang memiliki nilai jual yang tidak terlalu tinggi.
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah survei tinjau menuju lokasi
yang memiliki potensi bahan galian andesit. Sebelum menuju lapangan dilakukan
persiapan dalam pengambilan data yaitu alat-alat yang akan digunakan meliputi
alat geolistrik, kompas, palu , kompas geologi, meteran, GPS, plastik sampel dan
peta geologi. Alat-alat tersebut merupakan alat penunjang dalam kegiatan
ekplorasi.

Sumber: youtube.com
Foto 3.1
Alat Geolistrik

Kegiatan yang dilakukan pada saat di lokasi ekplorasi yaitu


orientasi lapangan agar mengetahui singkapan-singkapan andesit,
kemudian mengamati keadaan sekitar lokasi ekplorasi yang meliputi
vegetasi dan morfologi yang terdapat di lokasi tersebut. Setelah
mengetahui keadaan lapangan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan
adalah penentuan titik pengamatan sehingga terbentuk suatu IUP
eksplorasi. Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan akan mempengaruhi
tingkat produktivitas dari hasil dan kegiatan yang dilakukan, agar
pekerjaan menjadi efisien dibutuhkan 5 orang tenaga ahli yang terdiri dari
supervisor berjumlah 1 orang, operator berjumlah 2 orang dan asisten
operator berjumlah 2 orang.
13

Tabel 3.1
Tenaga Ahli Kelompok 4
No Nama Pekerjaan
1. Teguh Pramana Supervisor Geolistrik
2. Burhan Hamdani Operator Alat Geolistrik
3. Beni Kurniawan Operator Alat Geolistrik
4. Intan Andhini P S Asisten Operator Alat Geolistrik
5. Hardianti Asisten Operator Alat Geolistrik
Sumber : Laporan Perencanaan Kegiatan Eksplorasi

Selanjutnya dilakukan metode eksplorasi tidak langsung berupa geolistrik


pada titik pengamatan yang ingin didapatkan informasi geologinya. Kemudian
alat geolistrik mulai dirangkai, dimulai dengan menancapkan batang elektrode ke
dalam tanah yang berjumlah 4 buah dengan spasi yang memiliki jarak berbeda
antar 1 pasang elektrode yang dipasang sejajar. Selanjutnya 2 elektrode yang
terletak ditengah dihubungkan dengan kabel yang akan dialiri arus listrik,
kemudian 2 elektrode yang saling terletak diujung barisan dihubungkan dengan
kabel listrik yang akan dialiri voltase. Kedua kabel tersebut kemudian
dihubungkan ke alat geolistrik, selanjutnya alat geolistrik dinyalakan salah satu
kabel yang dialiri listrik akan mengirim gelombang ke dalam tanah melalui
elektrode. Sehingga elektrode lainnya akan menangkap gelombang tersebut,
gelombang ini akan menembus lapisan batuan yang dilewatinya selanjutnya
elektrode tersebut terhubung ke kabel yang berada di alat geolistrik. Gelombang
yang tertangkap akan terdeteksi pada alat geolistrik dan terbaca, setiap batuan
memiliki gelombang resistivity yang berbeda-beda. Gelombang ini dihasilkan dari
adanya pantulan gelombang pada material yang dilewatinya, gelombang ini
berfungsi untuk mengetahui ketebalan lapisan dan kedalaman lapisan bahan
galian. Selanjutnya setelah diketahui tebal dan luas endapan maka dapat
diestimasikan jumlah sumber daya yang terdapat pada lokasi tersebut. Informasi
ini berguna dalam keuntungan yang didapatkan apabila dilakukan proses
penambangan selain itu kualitas dari bahan galian akan mempengaruhi nilai
keekonomisannya.
Konfigurasi geolistrik yang digunakan yaitu Schlumberger, hal ini
dilakukan karena andesit memiliki tekstur yang masif dan mudah dirambatkan
14

gelombang, sehingga jarak yang digunakan antara kedua pasang elektrode


berbeda-beda.

Sumber: wawasanpertambangan.blogspot.com
Gambar 3.1
Konfigurasi Schlumberger

Sumber: adriantosetiadi.wordpress.com
Gambar 3.2
Resistivity Batuan

Setelah tahap penentuan titik pengamatan selesai maka tahap


selanjutnya adalah pengeplotan titik pengamatan dan pengambilan sampel.
Sampel yang diambil harus representatif sesuai dengan keadaan lapangan dan
masih segar (fresh) agar lebih mudah dalam pendeskripsian dan
pengidentifikasian bahan galian tersebut. sampel yang telah diambil kemudian
disimpan dalam plastik sampel untuk dibawa ke laboratorium sebagai bukti telah
dilakukannya kegiatan ekplorasi dan pelaporan hasil penelitian yang dilakukan.
15

Sumber : Hasil Kegiatan Eksplorasi


Foto 3.2
Pengambilan Sampel Andesit

Sumber : Hasil Kegiatan Eksplorasi


Foto 3.2
a.) Sampel TP 1, b.) Sampel TP 2, c.) Sampel TP 3, d.) Sampel TP 4

Kegiatan terakhir yang dilakukan yaitu pembuatan laporan ekplorasi serta


mengestimasikan jumlah sumber daya andesit yang terdapat pada lokasi
tersebut dan kategorinya. Laporan kegiatan ini berisi mengenai jadwal kegiatan
yang dilakukan, parameter-parameter yang didapat sebagai input dan output
kegiatan berupa peta geologi, topografi, administrasi dan pengindraan jarak jauh.
BAB IV
ANALISA

Berdasarkan hasil kegiatan ekplorasi yang dilakukan di Desa Baleendah,


Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat terdapat singkapan
batu andesit. Hal ini dibuktikan pada peta geologi Lembar Garut jika pada lokasi
penelitian terdapat Formasi Qwb dan Tmb. Jenis andesit yang ditemukan di
lokasi tersebut yaitu andesit yang memiliki mineral berwarna hitam dan
memanjang, sehingga mineral yang terdapat dalam andesit tersebut merupakan
mineral hornblenda. Dengan mengetahui jenis mineral tersebut maka dapat
dikorelasikan antara informasi yang didapatkan dari lapangan dengan informasi
yang bersumber dari peta geologi. Pada peta geologi tipe andesit tersebut dapat
ditemukan pada Formasi Andesit- Waringin Bedil, Malabar Tua yaitu perselingan
lava, breksi dan tuf yang bersusunan andesit piroksen dan hornblenda. Selain itu
pada daerah sekitar lokasi penyelidikan terdapat breksi tufaan yang bersusunan
andesit hingga basal yang termasuk ke dalam Formasi Beser. Sehingga
informasi yang terdapat di peta geologi terbukti dengan keberadaan andesti
hornblenda pada lokasi penelitian.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ekplorasi ini yaitu geolistrik
dengan konfigurasi Schlumberger. Metode ini digunakan atas pertimbangan
beberapa parameter diantaranya tingkat keberhasilan dalam kegiatan eksplorasi,
biaya yang dikeluarkan dan alat yang digunakan. Mengingat tingkat keberhasilan
menemukan cadangan dalam kegiatan ekplorasi sangatlah kecil dan resiko yang
dihadapi sangatlah besar. Selain itu batu andesit dapat memberikan informasi
berupa besaran gelombang yang dipantulkan saat melewati material tersebut.
Agar dapat mengestimasikan jumlah sumberdaya yang terdapat dalam
wilayah penelitian maka dilakukan geolistrik. Input yang digunakan pada metode
ini adalah arus listrik dan voltase sedangkan outpunya adalah kedalaman,
ketebalan, porositas, permeabilitas dan jumlah lapisan. Dari informasi luas dan
ketebalan dapat mengetahui jumlah sumberdaya dan kategorinya.

16
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai konsep eksplorasi maka dapat


disimpulkan:
1. Metode eksplorasi yang digunakan terbagi dua yaitu metode eksplorasi
langsung dan tidak langsung. Metode eksplorasi langsung berupa
pemetaan geologi dan pemetaan indra raja atau citra satelit atau
pemetaan jarak jauh. Sedangkan metode ekplorasi tidak langsung yaitu
dengan pengujian seperti geofisika, geokimia dan geolistrik. Metode
eksplorasi langsung terbagi menjadi beberapa metode yaitu metode
langsung permukaan dan metode langsung bawah permukaan. Metode
langsung permukaan terdiri dari penyelidikan singkapan, trencing float,
trencing panning, test pitting dan trenching. Pada metode eksplorasi tidak
langsung terbagi menjadi 3 yaitu metode eksplorasi tidak langsung secara
geokimia, geofisika dan keduanya. Dalam metode eksplorasi tidak
langsung secara geofisika terbagi menjadi metode seismik, gravitasi,
magnetik dan geolistrik.
2. Pada kegiatan eksplorasi yang dilakukan di Desa Baleendah, Kecamatan
Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menggunakan metode tidak
langsung berupa geolistrik. Hal ini dilakukan untuk mengefisiensikan
biaya dan mengefektifkan waktu sehingga didapatkan gambaran awal di
bawah permukaan. Konfigurasi geolistrik yang digunakan yaitu
Schlumberger, konfigurasi ini dipilih karena andesit dinilai memiliki tingkat
kekompakan material yang tinggi sehingga apabila dirambatkan suatu
gelombang akan merambat secara sempurna. Konfigurasi ini
menggunakan jarak antara 1 pasang elektrode berbeda dengan 1 pasang
elektrode lainnya. Hal ini lah yang membuat waktu penelitian menjadi
efektif. Informasi dari gelombang tersebut merupakan gelombang
resistivity yang setiap batuan memiliki nilai yang berbeda-beda.
3. Prinsip metode ekplorasi yang digunakan yaitu arus listrik pada alat
geolistrik dialirkan pada elektrode selanjutnya elektrode mengirim

17
18

4. gelombang ke dalam tanah, gelombang tersebut akan masuk pada


lapisan yang dilewatinya kemudian material yang dilewati akan
memantulkan kembali gelombang yang akan ditangkap oleh alat geolistrik
kemudian akan terlihat besaran resistivity nya.
5. Laporan kegiatan eksplorasi ini memuat seluruh informasi yang berkaitan
dengan kegiatan dan rencana yang dilakukan. Umumnya laporan
kegiatan ini memuat informasi mengenai keadaan lingkungan, sosial dan
masyarakat di daerah tersebut. Selain itu memuat informasi geologi
berupa topografi, morfologi, vegetasi, tata guna lahan, peralatan yang
digunakan, batasan administrasi suatu daerah dan pendokumentasian
kegiatan yang dilakukan selama di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2010. Tracing Float, Paritan dan Sumur Uji. http://oon-


line.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 12.00 WIB
(online)

2. Anonim. 2012. Metode Eksplorasi. http://pertambangan-


geologi.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 12.20 WIB
(online)

3. Atas, Dunia. 2011. Tahap Eksplorasi Dalam Penambangan. http://dunia-


atas.blogspot.co.id/2011/03/tahap-eksplorasi-dalam-penambangan.html.
Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 12.25 WIB (online)

4. Mining, United. 2009. Metode Eksplorasi Langsung.


http://miningunited.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul
12.30 WIB (online)

5. Simanjuntak, Adi, Permana. 2015. Tahapan Eksplorasi Pertambangan.


http://dokumen.tips/documents/tahapan-eksplorasi-pertambangan.html.
Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 12.10 WIB (online)

Anda mungkin juga menyukai