BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
kemenurusan secara vertikal dan stratigrafi suatu endapan bahan galian. Pada
umumnya penentuan titik pengujian dapat mengacu pada data kedudukan suatu
endapan bahan galian terutama data strike. Sehingga hasil dari pengujian ini dapat
mengetahui suatu kemenerusan lapisan baik ke arah vertikal ataupun secara
horizontal. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan syarat kedalam harus lebih dari
2,5 meter.
Kegiatan sumur uji akan sangat efektif dan efiisien apabila digunakan pada
endapan bahan galian yang telah mengalami proses pelapukan ataupun edanpan
dalam bentuk lapisan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan dalam satu tititk saja
melainkan beberapa titik baik secara acak ataupun teratur yang akan digunakan
sebagai korelasi dan analisis endapan bahan galian guna mengetahui stratigrafi
yang mengacu pada hasil sumur uji pada setiap titik. Terdapat beberapa pola
sumur uji yang dapat dlakukan ketika berada di lapangan seperti pola persegi
panjang atau persegi empat dengan masing-masing jarak dari setiap titik kegiatan
kurang lebih 100 – 500 meter. Pola dan jarak tersebut tidak berlaku mutlak karena
tedapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan seperti keadaan topografi
pada daerah tersebut. Kegiatan ini memilki beberapa kekurangan salah satunya
kedalaman pengujian memiliki batas maksimal, akan tetapi luasan wilayah yang
rusak akibat dilakukan pengujian relatif kecil. Berikut ialah beberapa prosedur
dalam melakukan kegiatan pengujian sumur diantaranya :
1. Membuat rebahan dalam bentuk empat dinding
2. Pada masing-masing dinding kemudian diberikan tanda arah sehingga
memudahkan dalam melakukan pengujian,
3. Menuliskan nomor sumur uji serta arah dari sumur tersebut .
4. Deskripsi pada untuk setiap dinding, meliputi :
a. Ketebalan dari setiap lapisan yang terdapat pada sumur uji
b. Jenis batuan dari setiap lapisan yang terdapat pada sumur uji
c. Bentuk tubuh dari suatu endapan bahan galian serta arah dari lapisan
d. Data kedudukan dari setiap lapisan
5. Melakukan rekonstruksi tiga titik sehingga dapat menentukan arah suatu
endapan bahan galian, mengetahui kemenerusan endapan bahan galian
serta zona pemineralan
6. Membuat penampang 2 dimensi dari beberapa arah dilengkapi dengan
litologinya.
4
5
5
6
memiliki jumlah yang banyak. Pada umumya pembuatan parit uji disesuikan
dengan endapan yang akan dicari contonya endapan dalam bentuk urat yang
relatif bersembunyi disekitaran material penutup dibutuhkan dua atau lebih pari uji
yang dibuat secara tegak lurus guna mengetahui kemenerusan dan menambah
dalam hal kenyakinan akan adanya endapan dalam bentuk urat yang memiliki
ukuran yang besar. Berikut merupakan beberapa prosedur dalam pembuatan parit
uji diantaranya :
1. Membuat rebahan secara memanjang
2. Pada masing-masing dinding kemudian diberikan tanda arah sehingga
memudahkan dalam melakukan pengujian,
3. Menuliskan nomor parit uji serta arah dari parit tersebut .
4. Deskripsi pada untuk setiap dinding, meliputi :
a. Ketebalan dari setiap lapisan yang terdapat pada parit uji
b. Jenis batuan dari setiap lapisan yang terdapat pada parit uji
c. Bentuk tubuh dari suatu endapan bahan galian serta arah dari lapisan
d. Data kedudukan dari setiap lapisan
5. Melakukan rekonstruksi tiga titik sehingga dapat menentukan arah suatu
endapan bahan galian, mengetahui kemenerusan endapan bahan galian
serta zona pemineralan
6
7
7
8
2. Grab Sampling
Grab sampling merupakan salah satu metode yang umum digunakan
dalam proses pengambilan sampel. Metode ini dapat digunakan hampir
pada setiap sampel dengan cara mengambil salah satu bagian atau
fragmen dengan ukuran yang relatif besar dari bantuan induknya. Pada
umumnya metode grab sampling digunakan pada kondisi dimana terdapat
mineralisai secara acak. Akan tetapi ketelitian dari metode ini relatif kecil.
Dikarenkan terdapatnya zona mineralisasi yang acak sehingga ditakutkan
terjadi kesalahan ketika pengambilan sampel dilakukan.
3. Bulk Sampling
Bulk sampling merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam
proses pengambilan sampel. Pada metode ini sampel yang diambil relatif
memiliki volume yang banyak. Metode bulk sampling hampir selalu
digunakan diseluruh proses kegiatan eksplorasi.
8
9
9
10
BAB III
KESIMPULAN
Setelah pemaparan berupa materi eksplorasi sumur uji dan parit uji. Dapat
disimpulkan beberapa simpulan, yaitu :
1. Sumur uji dan parit uji merupakan kegiatan yang dilakukan berupa
pengamatan serta pengambilan sampel untuk dapat dilakukan analisis
laboratorium. Pengujian ini terbilang cukup sederhana karena alat-alat
yang digunakan relatif murah seperti cangkul, ember, linggis dan alat
sekop, maka dari itu pengujian ini memliki keterbatasan dalam melakukan
pengujian. Kegiatan sumur uji dan parit dilakukan untuk dapat mengetahui
kemenurusan secara vertikal dan stratigrafi suatu endapan bahan galian.
2. Pemercotoan sumur uji dan parit uji memilki beberapa teknik pengambilan
seperti teknik alur yang dilakukan sepanjang zona mineralisasi dan teknik
meruah. Tedapat beberapa jenis atau bentuk sampel yang dapat diambil
seperti channel sampling, bulk sampling dan grab sampling yang nantinya
digunakan sebagai analisis laboratorium.
3. Rekonstruksi ini merupakan hasil akhir yang dilakukan sebagai untuk dapat
memberikan sebuah informasi dari endapan bahan galian yang akan dicari.
Informasi tersebut diantaranya keberadaan, kemenerusan, stratigrafi,
zona-zona pemineralan dalam upaya mengestimasi endapan bahan
galian.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Aziiz, Joyo. 2017. “Sumur Uji dan Parit Uji”. Scribd.com. Diakses pada
tanggal 21 Maret 2019 pukul 18.10 WIB. (Referensi internet).
11