Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari
kegiatan penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian.
Secara umum tahapan kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum
(Prospeksi), eksplorasi, penambangan, pengolahan, pengangkutan, dan
pemasaran. Penyelidikan merupakan langkah awal untuk melakukan kegiatan
penambangan yang meliputi pengumpulan data dan analisa data permukaan
ataupun bawah permukaan. Analisa bawah permukaan ini antara lain dapat
dilakukan dengan pembuatan parit uji dan sumur uji. Untuk memperoleh bukti
mengenai keberadaan suatu endapan bahan galian di bawah tanah dan
mengambil contoh batuan (rock samples)-nya biasanya dibuat sumur uji (test pit)
dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis, sekop,
pengki, dsb. Selain itu juga dapat dilakukan dengan penyelidikan parit uji, cara
melakukan pengambilan sampelnya hampir sama dengan sumur uji.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum


1.2.1 Maksud
Praktikum Teknik Eksplorasi ini dengan judul Sumur Uji dan Parit Uji,
dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui kegiatan ketika tidak ditemukan
suatu singkapan maka dapat dilakukan dengan menggunakan sumur uji atau
parit uji.

1.2.2 Tujuan
Mengetahui pengertian dan tujuan dari pembuatan sumur uji (Test Pit) dan
parit uji (Trench)
Mengetahui persamaan dan perbedaan antara penyelidikan sumur uji
dengan penyelidikan parit uji.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sumur Uji (Tes Pit)
Sumur uji merupakan salah satu cara dalam melakukan pencarian endapan
dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan ketika dibutuhkan
kedalaman yang lebih > 2,5 m. Pada umumnya suatu deretan sumur uji dibuat
searah dengan strike, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah
vertical maupun horisontal. Penyelidikan Sumur uji ini biasanya dilakukan pada
eksplorasi dengan jenis endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan
endapan yang berlapis.

http://andiashariahmad.blogspot.com/
Foto 2.1
Sumur Uji

Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan


kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai,
ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat
digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat dengan
kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari,
misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat.
Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan seperti lateritik atau
residual, pembuatan sumur bertujuan untuk mendapatkan batas-batas zona
lapisan baik zona tanah, zona residual maupaun zona lateritik, ketebalan
masing - masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan
sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.
http://andiashariahmad.blogspot.com/
Gambar 2.1
Macam bentuk penampang sumur uji

Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan diameter lubang bukaan 3 sampai
5 m dengan kedalaman bervariasi disesuaikan dengan tujuan pembuatan sumur
uji. Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur uji bisa mencapai 30
m atau sampai menembus batuan dasar. Dalam pembuatan sumur uji tersebut
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Ketebalan horizon B
b) Ketinggian muka airtanah,
c) Munculnya gas berbahaya
d) Kekuatan dinding lubang
e) Kekerasan batuan dasar

http://andiashariahmad.blogspot.com/
Gambar 2.2
Korelasi Data Sumur Uji
http://andiashariahmad.blogspot.com/
Gambar 2.3
Pola Eksplorasi Sumur Uji

2.2 Pengertian Parit Uji (Trench)


Pada dasarnya tujuan pembuatan atau penyelidikan parit uji sama dengan
penyelidikan yang mempergunakan sumur uji. Demikian pula cara
penggaliannya. Yang berbeda adalah bentuknya ; parit uji digali memanjang di
permukaan bumi dengan bentuk penampang trapezium dan kedalamannya 2-3
m, sedang panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan endapan
bahan galian yang sedang dicari dan jumlah (volume) contoh batuan (samples)
yang ingin diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang dibuat
banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka
penggalian parit uji dapat dilakukan dengan dragline.
http://andiashariahmad.blogspot.com/
Gambar 2.4
Bentuk penampang parit uji

Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah overburden lebih


baik penggalian dilakukan sebanyak dua kali atau lebih parit uji yang saling tegak
lurus arahnya supaya kemungkinan untuk mendapatkan urat bijih itu lebih besar.
Jika kebetulan kedua parit uji itu mendapatkan singkapan urat bijihnya, maka
jurusnya dapat segera diketahui. Langkah selanjutnya untuk menentukan suatu
bentuk dan ukuran urat bijih yang lebih tepat maka dibuat parit - parit uji yang
saling sejajar dan tegak lurus terhadap jurus urat bijihnya.

http://andiashariahmad.blogspot.com/
Gambar 2.5
Arah penggalian parit uji

Trenching merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau


dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Pada pengamatan singkapan,
paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif
tegak lurus bidang perlapisan. Data yang diperoleh antara lain; jurus bidang
perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan, serta
dapat sebagai lokasi pengambilan sampel.
Sedangkan pada pencarian sumber dari badan bijih, parit uji dibuat
berupa series dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan
bijih, sehingga batas antar zona bijih tersebut dapat diketahui. Informasi awal
ditandai dengan adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatife jurus dan
kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan
series paritan uji tersebut diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan endapan
dapat diketahui. Pembuatan trenching dapat dilakukan dengan kondisi umum
sebagai berikut :
Terbatas pada tanah penutup yang tipis,
Kedalaman penggalian umumnya 22,5 m
Pada kondisi lereng yang miring dapat dibuat mulai dari bagian yang paling
rendah.

http://andiashariahmad.blogspot.com/
Gambar 2.1
Parit Uji

http://andiashariahmad.blogspot.com/
Gambar 2.1
Eksplorasi dengan parit uji
BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
a) Sumur Uji 6
Elevasi : 200 m
Koordinat : B 200/ U 300
Dalam suatu sumur uji tercatat data sebagai berikut:
Humus berwarna hitam dengan sisa tumbuhan setebal 0,5 m
Lempung berwarna coklat kehitaman, setebal 0,25 m
Pasir lempungan berwarna kekuning kuningan setebal 50 cm
Pasir kasar dan halus dengan kerikil kerakal, setebal 75 cm
Ke empat lapisan tersebut terletak horizontal pada keempat dinding sumur
yaitu A-B, B-C, C-D, dan D-A
Batu lempung agak getas, lunak menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini pada interval 2,00 3,50 m, pada rusuk B batuan ini
terdapat pada interval 2,00 3,00 m, pada rusuk C 2,00 4,00 m
Batu pasir halus berwarna kekuningan, getas, agak lunak, menunjukan
adanya perlapisan, pada rusuk A batuan ini pada interval 3,50 4,00 m,
pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 3,00 3,50 m, pada rusuk C
4,00 4,50 m
Lapisan batubara (seam I), agak rapuh, lunak, pada rusuk A batuan ini
pada interval 4,00 4,25 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval
3,50 3,75 m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 4,50 4,75m.
Batulempung agak getas, lunak, menunjukan adanya perlapisan, pada
interval 4,25 5,00 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 3,75
4,50 m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 4,75 5,50 m
Lapisan batubara (seam II), agak keras, pada rusuk A batuan ini pada
interval 5,00 5,54 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 4,50
4,90 m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 5,50 5,59 m.
Lapisan batupasir lempungan, pada rusuk A batuan ini pada interval 5,40
6,5 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 4,90 6,00 m, pada
rusuk C batuan ini terdapat pada interval 5,90 7,00 m
Lapisan batubara (seam III), pada rusuk A batuan ini terdapat pada interval
6,50 7,50 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 6,00 7,00
m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 7,00 8,00 m
Batulempung agak getas, lunak, menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini pada interval 7,50 8,40 m, pada rusuk B batuan ini
terdapat pada interval 7,00 8,40 m, pada rusuk C batuan ini terdapat
pada interval 8,00 8,40 m.
Tugas:
Gambarlah rebahan sumur uji dan data batuan/batubara pada setiap
dindingnya, bila A-B, B-C, C-D dan D-A adalah dinding sumur uji.
Tentukan arah jurus (Strike) dan sudut kemiringan (dip) lapisan batubara,
bila dinding A-B merupakan dinding berarah 30 .
Hitunglah ketebalan sesungguhnya setiap seam atau lapisan batubara
Berapa ketinggian (elevasi) seam batubara terbawah?
Skala 1:50 dan IK : 0,25 m.
b) Sumur Uji 4
Elevasi : 150 m
Koordinat : B 300/ U 200
Dalam suatu sumur uji tercatat data sebagai berikut:
Humus berwarna hitam dengan sisa tumbuhan setebal 0,5 m
Lempung berwarna coklat kehitaman, setebal 0,25 m
Pasir lempungan berwarna kekuning kuningan setebal 50 cm
Pasir kasar dan halus dengan kerikil kerakal, setebal 75 cm
Ke empat lapisan tersebut terletak horizontal pada keempat dinding sumur
yaitu A-B, B-C, C-D, dan D-A
Batu lempung agak getas, lunak menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini pada interval 2,00 4,00 m, pada rusuk B batuan ini
terdapat pada interval 2,00 3,50 m, pada rusuk C 2,00 3,75 m
Batu pasir halus berwarna kekuningan, getas, agak lunak, menunjukan
adanya perlapisan, pada rusuk A batuan ini pada interval 4,00 4,75 m,
pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 3,50 4,25 m, pada rusuk C
3,75 4,50 m
Lapisan batubara (seam I), agak rapuh, lunak, pada rusuk A batuan ini
pada interval 4,75 4,90 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval
4,25 4,40 m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 4,50 4,65m.
Batulempung agak getas, lunak, menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini terdapat pada interval 4,90 5,40 m, pada rusuk B
batuan ini terdapat pada interval 4,40 4,90 m, pada rusuk C batuan ini
terdapat pada interval 4,65 5,15 m
Lapisan batubara (seam II), agak keras, pada rusuk A batuan ini pada
interval 5,40 6,40 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 4,90
5,90 m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 5,15 6,15 m.
Lapisan batupasir lempungan, pada rusuk A batuan ini pada interval 6,40
6,90 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 5,90 6,40 m, pada
rusuk C batuan ini terdapat pada interval 6,15 6,65 m
Lapisan batubara (seam III), pada rusuk A batuan ini terdapat pada interval
6,90 7,40 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 6,40 6,90
m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 6,65 7,15 m
Batulempung agak getas, lunak, menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini pada interval 7,40 8,40 m, pada rusuk B batuan ini
terdapat pada interval 6,90 8,40 m, pada rusuk C batuan ini terdapat
pada interval 7,15 8,40 m.
Tugas:
Gambarlah rebahan sumur uji dan data batuan/batubara pada setiap
dindingnya, bila A-B, B-C, C-D dan D-A adalah dinding sumur uji.
Tentukan arah jurus (Strike) dan sudut kemiringan (dip) lapisan batubara,
bila dinding A-B merupakan dinding berarah 50 .
Hitunglah ketebalan sesungguhnya setiap seam atau lapisan batubara
Berapa ketinggian (elevasi) seam batubara terbawah?
Skala 1:50 dan IK : 0,25 m
c) Sumur Uji 5
Elevasi : 175 m
Koordinat : T500/ S 300

Dalam suatu sumur uji tercatat data sebagai berikut:


Humus berwarna hitam dengan sisa tumbuhan setebal 0,5 m
Lempung berwarna coklat kehitaman, setebal 0,25 m
Pasir lempungan berwarna kekuning kuningan setebal 50 cm
Pasir kasar dan halus dengan kerikil kerakal, setebal 75 cm
Ke empat lapisan tersebut terletak horizontal pada keempat dinding sumur
yaitu A-B, B-C, C-D, dan D-A
Batu lempung agak getas, lunak menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini pada interval 2,00 3,50 m, pada rusuk B batuan ini
terdapat pada interval 2,00 3,00 m, pada rusuk C 2,00 3,00 m
Batupasir halus berwarna kekuningan, getas, agak lunak, menunjukan
adanya perlapisan, pada rusuk A batuan ini pada interval 3,50 4,75 m,
pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 3,00 4,25 m, pada rusuk C
3,00 4,25 m
Lapisan batubara (seam I), agak rapuh, lunak, pada rusuk A batuan ini
pada interval 4,75 4,90 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval
4,25 4,40 m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 4,25 4,40m.
Batulempung agak getas, lunak, menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini terdapat pada interval 4,90 5,40 m, pada rusuk B
batuan ini terdapat pada interval 4,40 4,90 m, pada rusuk C batuan ini
terdapat pada interval 4,40 4,90 m
Lapisan batubara (seam II), agak keras, pada rusuk A batuan ini pada
interval 5,40 6,40 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 4,90
5,90 m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 4,90 5,90 m.
Lapisan batupasir lempungan, pada rusuk A batuan ini pada interval 6,40
6,90 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 5,90 6,40 m, pada
rusuk C batuan ini terdapat pada interval 5,90 6,40 m
Lapisan batubara (seam III), pada rusuk A batuan ini terdapat pada interval
6,90 7,40 m, pada rusuk B batuan ini terdapat pada interval 6,40 6,90
m, pada rusuk C batuan ini terdapat pada interval 6,40 6,90 m
Batulempung agak getas, lunak, menunjukan adanya perlapisan, pada
rusuk A batuan ini pada interval 7,40 8,40 m, pada rusuk B batuan ini
terdapat pada interval 6,90 8,40 m, pada rusuk C batuan ini terdapat
pada interval 6,90 8,40 m.
Tugas:
Gambarlah rebahan sumur uji dan data batuan/batubara pada setiap
dindingnya, bila A-B, B-C, C-D dan D-A adalah dinding sumur uji.
Tentukan arah jurus (Strike) dan sudut kemiringan (dip) lapisan batubara,
bila dinding A-B merupakan dinding berarah 40 .
Hitunglah ketebalan sesungguhnya setiap seam atau lapisan batubara
Berapa ketinggian (elevasi) seam batubara terbawah?
Skala 1:50 dan IK : 0,25 m
d) No : PU 01
Elevasi : 200 m
Koordinat : B400 / S200
Data Umum
Panjang parit uji : 7,00 m, lebar permukaan 1,50 m, lebar alas 1,00 m
Kedalaman parit muka 1,50 m dan kedalaman parit ujung 5 m.
Pemerian
Dinding Kanan
Rusuk Muka
0,00 0,45 m : Humus berwarna coklat dengan sisa tumbuh tumbuhan
0,45 1,5 m : Batu gamping agak lunak menunjukan perlapisan miring
dari rusuk dengan sudut 30 .
Rusuk Ujung
0,00 1,00 m : Humus berwarna coklat sisa tumbuh - tumbuhan
1,00 3,00 m : Selang seling antara batu lempung dengan batu pasir
halus berwarna kecoklatan, perlapisan menunjukan sudut 30 .
3,00 5,00 : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan, menunjukan perlapisan miring dari rusuk dengan sudut 30 .
Ujung 1,50 m batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih keabuan
1,50 3,50 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung, sudut kemiringan zona
pemineralan 45 dari dasar kearah rusuk muka.
3,50 7,00 m : Batu pasir gamping agak lunak, berwarna putih keabuan.
Dasar parit uji
Rusuk dasar (tepi) kanan
Ujung 1,50 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan
1,50 3,50 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung.
3,50 7,00 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan.
Rusuk dasar (tepi) kiri
Ujung 1,50 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan
1,50 3,50 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung.
3,50 7,00 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan.
Tugas
Gambarkan rebahan parit uji yang menggambarkan dinding kanan, kiri dan
dasar parit uji
Tentukan arah jurus (strike) dan sudut kemiringan (dip) zona pemineralan,
bila arah parit uji sekitar 300 dari muka
Hitung ketebalan sesungguhnya zona pemineralan
Skala gambar 1: 50
e) No : PU 02
Elevasi : 175 m
Koordinat : B300 / S200
Data Umum
Panjang parit uji : 7,00 m, lebar permukaan 1,50 m, lebar alas 1,00 m
Kedalaman parit muka 1,50 m dan kedalaman parit ujung 5 m.
Pemerian
Dinding Kanan
Rusuk Muka
0,00 0,45 m : Humus berwarna coklat dengan sisa tumbuh tumbuhan
0,45 1,5 m : Batu gamping agak lunak menunjukan perlapisan miring
dari rusuk dengan sudut 25 .
Rusuk Ujung
0,00 1,00 m : Humus berwarna coklat sisa tumbuh - tumbuhan
1,00 3,00 m : Selang seling antara batu lempung dengan batu pasir
halus berwarna kecoklatan, perlapisan menunjukan sudut 25 .
3,00 5,00 : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan, menunjukan perlapisan miring dari rusuk dengan sudut 25 .
Ujung 1,50 m batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih keabuan
1,50 3,50 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung, sudut kemiringan zona
pemineralan 40 dari dasar kearah rusuk muka.
3,50 7,00 m : Batu pasir gamping agak lunak, berwarna putih keabuan.
Dasar parit uji
Rusuk dasar (tepi) kanan
Ujung 1,50 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan
1,50 3,50 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung.
3,50 7,00 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan.
Rusuk dasar (tepi) kiri
Ujung 1,75 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan
1,75 3,75 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung.
3,75 7,00 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan.
Tugas
Gambarkan rebahan parit uji yang menggambarkan dinding kanan, kiri dan
dasar parit uji
Tentukan arah jurus (strike) dan sudut kemiringan (dip) zona pemineralan,
bila arah parit uji sekitar 330 dari muka
Hitung ketebalan sesungguhnya zona pemineralan
Skala gambar 1: 50
f) No : PU 04
Elevasi : 200 m
Koordinat : B400 / S200
Data Umum
Panjang parit uji : 7,00 m, lebar permukaan 1,50 m, lebar alas 1,00 m
Kedalaman parit muka 1,50 m dan kedalaman parit ujung 5 m.
Pemerian
Dinding Kanan
Rusuk Muka
0,00 0,45 m : Humus berwarna coklat dengan sisa tumbuh tumbuhan
0,45 1,5 m : Batu gamping agak lunak menunjukan perlapisan miring
dari rusuk dengan sudut 30 .
Rusuk Ujung
0,00 1,00 m : Humus berwarna coklat sisa tumbuh - tumbuhan
1,00 3,00 m : Selang seling antara batu lempung dengan batu pasir
halus berwarna kecoklatan, perlapisan menunjukan sudut 30 .
3,00 5,00 : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan, menunjukan perlapisan miring dari rusuk dengan sudut 30 .
Ujung 1,50 m batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih keabuan
1,50 3,50 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung, sudut kemiringan zona
pemineralan 50 dari dasar kearah rusuk muka.
3,50 7,00 m : Batu pasir gamping agak lunak, berwarna putih keabuan.
Dasar parit uji
Rusuk dasar (tepi) kanan
Ujung 1,50 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan
1,50 3,50 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung.
3,50 7,00 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan.
Rusuk dasar (tepi) kiri
Ujung 1,75 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan
1,75 3,75 m : Zona pemineralan yang terdiri dari skarn dan didominasi
oleh mineral sphalerit galena berbentuk kantung.
3,75 7,00 m : Batu pasir gampingan agak lunak, berwarna putih
keabuan.
Tugas
Gambarkan rebahan parit uji yang menggambarkan dinding kanan, kiri dan
dasar parit uji
Tentukan arah jurus (strike) dan sudut kemiringan (dip) zona pemineralan,
bila arah parit uji sekitar 30 dari muka
Hitung ketebalan sesungguhnya zona pemineralan
Skala gambar 1: 50
3.2 Pembahasan
a). Sumur Uji 6
Rebahan dan konstruksi 3 D Sumur Uji (Terlampir)
Strike dan Dip
1
3,5 3 0,5

SP : tan sp = 0,5 / 1 = 0,5


Sp = 26,56
4,5 4 Strike nya 26,56 + 30 = N 56,56 E
2 App dip: tan = 0,5/2 = 0,25
0,5 = 14,03
Dip : tan dip = tan app dip / sin sp
= tan 14,03 / sin 26,56
dip = 29,19
Maka Strike dan Dip adalah N 56,56 E / 29,19
Tebal masing masing Seam Batubara
Seam 1
0,25 x cos 29,19 = x / 0,25
x = cos 29,19 x 0,25
29,19 = 0,22 m

Seam 2
0,4 x cos 29,19 = x / 0,4
x = cos 29,19 x 0,4
29,19 = 0,345 m

Seam 3
1 x cos 29,19 = x / 1
x = cos 29,19 x 1
29,19 = 0,87 m

Ketinggian atau elevasi Seam Batubara paling bawah yaitu 200 8,25 =
191,75 m
b). Sumur Uji 4
Rebahan Sumur Uji dan konstruksi 3 D Sumur Uji (Terlampir)
Strike dan Dip
1
4 3,5 2
SP : tan sp = 2 / 1 = 2
4,25 3,75 Sp = 63.4
Strike nya 63,4 + 50 = N 113,40 E
2 App dip: tan = 0,5/2 = 0,25
0,5 = 14,03
Dip : tan dip = tan app dip / sin sp
= tan 14,03 / 63,4
dip = 15,61
Maka Strike dan Dip adalah N 113,40 E / 15,61
Tebal masing masing Seam Batubara
Seam 1
0,15 x cos 15,61 = x / 0,15
x = cos 15,61 x 0,15
15,61 = 0,14 m
Seam 2
1 x cos 15,61 = x / 1
x = cos 15,61 x 1
15,61 = 0,96 m

Seam 3
0,5 x cos 15,61 = x / 0,5
x = cos 15,61 x 0,5
15,61 = 0,48 m
Ketinggian atau elevasi Seam Batubara paling bawah yaitu 100 7,65 =
92,35 m
c). Sumur Uji 5
Rebahan Sumur Uji dan konstruksi 3 D Sumur Uji (Terlampir)
Strike dan Dip
1
3,5 3 2

SP : tan sp = 2 / 1 = 2
3,5 3 Sp = 63.4
Strike nya 63,4 + 40 = N 103,40 E
2 App dip: tan = 0,5/2 = 0,25
0,5 = 14,03
Dip : tan dip = tan app dip / sin sp
= tan 14,03 / 63,4
dip = 15,61
Maka Strike dan Dip adalah N 103,40 E / 15,61
Tebal masing masing Seam Batubara
Seam 1
0,15 x cos 15,61 = x / 0,15
x = cos 15,61 x 0,15
15,61 = 0,14 m

Seam 2
1 x cos 15,61 = x / 1
x = cos 15,61 x 1
15,61 = 0,96 m

Seam 3
0,5 x cos 15,61 = x / 0,5
x = cos 15,61 x 0,5
15,61 = 0,48 m
Ketinggian atau elevasi Seam Batubara paling bawah yaitu 175 7,40 =
167,6 m
d). No: PU - 01
Rebahan dan konstruksi 3 D Parit Uji (Terlampir)
Strike dan dip
1 tan = 0,25 /1 = 0,25
= 14,03
0,25 Strike = 300 90 14,03
= N 75,97 E
Sp = 90 14,03 = 75,97
Dip : tan dip = tan app dip / sin sp
Dip = tan 45 / sin 75,97
= 45,86
Maka Strike dan Dip adalah N 195,97 E / 45,86
Kedalaman zona pemineralan

2 x cos 45,86 = x / 1
x = cos 46,86 x 2
45,86 = 1,43 m

e). No: PU - 02
Rebahan dan konstruksi 3 D Parit Uji (Terlampir)

Strike dan dip


1 tan = 0,25 /1 = 0,25
= 14,03
0,25 Strike = 330 90 14,03
= N 225,97 E
Sp = 90 14,03 = 75,97
Dip : tan dip = tan app dip / sin sp
Dip = tan 40 / sin 75,97
= 40,85
Maka Strike dan Dip adalah N 225,97 E / 40,85
Kedalaman zona pemineralan

2 x cos 40,85 = x / 1
x = cos 40,85 x 2
40,85 = 1,52 m

f). No: PU - 04
Rebahan dan konstruksi 3 D Parit Uji (Terlampir)
Strike dan dip
1 tan = 0,25 /1 = 0,25
= 14,03
0,25 Strike = 30 90 14,03 +3 60
= N 271,94 E
Sp = 90 14,03 = 75,97
Dip : tan dip = tan app dip / sin sp
Dip = tan 50 / sin 75,97
= 50,85
Maka Strike dan Dip adalah N 271,94 E / 50,85
Kedalaman zona pemineralan

2 x cos 50,85 = x / 1
x = cos 50,85 x 2
50,85 = 1,55 m

Sumber: Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi 2015


Gambar 3.1
Sketsa rebahan dan konstruksi 3 D Sumur uji

Sumber: Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi 2015


Gambar 3.2
Sketsa rebahan Parit uji

Sumber: Hasil Praktikum Teknik Eksplorasi 2015


Gambar 3.3
konstruksi 3 D Parit uji
BAB IV

ANALISA

Setelah melakukan penggambaran rebahan dan konstruksi sumur uji dan


parit uji, pada dasarnya memerlukan tingkat ketelitian yang cukup besar dan
prosesnya memakan waktu yang realtif lama. Sumur uji dan parit uji termasuk
kedalam tahapan eksplorasi baik itu survey tinjau, prospeksi, eksplorasi umum
maupun detail. Pembuatan sumur dan parit uji ini pada dasarnya tergantung dari
kedalaman, alat, muka air tanah (MAT), dimensi, biaya, dan arah dari endapan
bahan galiannya sendiri. Akan tetapi dari semuanya yang terpenting adalah jenis
batuannya. Penggunaan sumur uji dan parit uji sebaiknya digunakan untuk
batuan atau bahan galian yang relatif lunak seperti endapan lateritik dan placer,
hal ini dikarenakan jika dilakukan pada batuan atau endapan yang keras akan
berdampak pada ketidak ekonomisan, tenaga yang dibutuhkan pasti besar
mengingat kerasnya batuan yang akan di gali oleh para operator. Sebaiknya jika
endapannya keras disarankan penyelidikannya dilakukan dengan menggunakan
geolistrik, geomagnet atau geokimia, karena akan akan lebih efektif dan
ekonomis.

BAB III

KESIMPULAN

Sumur uji merupakan lubang-lubang hasil penggalian baik dengan tangan


atau menggunaka mesin, diameter lubangnya sekitar 1 m hingga 1,5 m. Tujuan
pembuatan sumur uji digunakan untuk mengetahui kondisi geologi bawah
permukaan relatif dangkal seperti jenis tanah, ukuran butir tanah, tebal lapisan
tanah penutup, adanya bidang diskontinuitas bawah permukaan, dll. Pembuatan
sumur uji ini juga disertai dengan pengambilan sampel terganggu maupun tidak
terganggu. Parit uji merupakan lubang galian yang dibuat seperti parit dengan
tujuan untuk mengetahui lebih jelas geologi di permukaan, misalnya batas atau
bidang kontak lapisan-lapisan batuan, rekahan, patahan, tingkat pelapukan dan
tebal lapisan penutup.
Pada dasarnya tujuan pembuatan atau penyelidikan parit uji sama dengan
penyelidikan yang mempergunakan sumur uji yaitu untuk mendapatkan sampel
ketika pada permukaan tidak ditemukan adanya singkapan. Demikian pula cara
penggaliannya. Perbedaan antara parit uji dengan sumur uji adalah terletak pada
ukurannya, biasanya lebar parit uji adalah berkisar antara 0,5 - 5m. Selain itu
juga yang membedakan adalah bentuknya, parit uji digali memanjang di
permukaan bumi dengan bentuk penampang trapezium dengan kedalamannya
2-3 m, sedang panjangnya tergantung dari lebar atau tebal singkapan dari
endapan bahan galian yang sedang dicari atau dari jumlah (volume) contoh
batuan yang ingin diperoleh. Sedangkan dengan sumur uji, bila jumlah parit uji
yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis,
maka penggalian parit uji dapat dilakukan dengan dragline

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012 Teknik Eksplorasi. http://sipush.blogspot.com/2012/05/teknik-


eksplorasi.html. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 (Blog, Online)
Anonim, 2012. Pengertian Sumur uji. https://fileq.wordpress.com/tag/sumur-
uji/l. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 (Blog, Online).
Anonim. 2015 Penyelidikan sumur uji dan Parit uji.
http://belajarsejarahfun.blogspot.com/2015/01/sumur-uji-parit-uji-dan-
terowongan-uji.html. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 (Blog, Online)
Anonim. 2012 Teknik Eksplorasi. http://sipush.blogspot.com/2012/05/teknik-
eksplorasi.html. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 (Blog, Online
Fhendy, 2011. Prospeksi dan eksplorasi.
http://fhendymining.blogspot.com/2011/11/prospeksi-dan-eksplorasi.html.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2015 (Blog, Online)

Anda mungkin juga menyukai