Parit Uji
FAKULTAS TEKNIK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mendapatkan suatu bahan galian yang diinginkan tidaklah mudah perlu
adanya pengkajian untuk mengetahui keberadaan bahan galian tersebut. Eksplorasi
merupakan tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara
terinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur
dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan social dan lingkungan hidup.
Tahapan eksplorasi dilakukan guna menghindari gagalnya sebuah kegiatan eksploitasi,
sehingga biaya penyelidikan dapat dikendalikan secara proporsional.
a. Efektifitas, yaitu mengenai sasaran dengan metode dan strategi yang tepat.
b. Efesiensi, dengan usaha (biaya dan waktu) dilakukan seefesien mungkin untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
c. Unsur ekonomi, biaya eksplorasi harus sesuai dengan hasil yang diharapkan
dengan memperhitungkan resiko. Hal ini disebabkan karena lebih tinggi resiko
maka keuntungan yang dicapai makin berlipat ganda.
Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan dengan metode langsung dan metode tidak
langsung, salah satu dari metode langsung yaitu pembuatan parit uji. Parit uji merupakan
salah satu cara dalam pencarian endapan bahan galian atau pemastian kemenerusan lapisan
dalam arah horizontal.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Parit Uji (Trenching)
Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi
singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Parit uji dan sumur uji
pada dasarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama, begitu pula cara penggaliannya
namun yang membedakan adalah bentuknya. Parit uji digali dengan cara dibuat
memanjang di permukaan bumi dengan bentuk penampang trapesium dengan
kedalaman berkisar antara 2-3 m, sedang untuk panjangnya tergantung dari tebal atau
lebar singkapan endapan bahan galian yang sedang dicari dan jumlah volume contoh
batuan (samples) yang ditargetkan atau yang ingin diperoleh.
Parit uji yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan
mekanis, maka untuk penggalian parit uji dapat dilakukan dengan menggunakan alat
berat seperti dragline atau hydraulic. Untuk dapat menemukan urat bijih yang
tersembunyi di bawah material penutup sebaiknya dilakukan penggalian dua atau lebih
parit uji yang saling tegak lurus arahnya supaya tingkat keyakinan untuk menemukan
urat bijih itu lebih besar. Jika kedua parit uji itu dapat menemukan singkapan urat
bijihnya, maka jurus atau strike dapat segera ditentukan.
Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara
menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama
pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan,
kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada splitatau sisipan),
serta dapat sebagai lokasi sampling.
Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa series
dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih, sehingga batas
zona bijih tersebut dapat diketahui (lihat Gambar 6.4). Informasi yang dapat diperoleh
antara lain ; adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatif (umum) jurus dan
kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan series
paritan uji tersebut diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui.
3. Metode Chipping
Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh pada endapan bijih yang
keras dan seragam, dimana pembuatan paritan sangat sukar karena kerasnya
batuan. Contoh diambil dengan cara dipecah dengan plu geologi dalam ukuran-
ukuran yang seragam dan tempat pengambilan tersebut dibuat secara teratur di
permukaan batuan. Jarak dari setiap titik pengambilan baik secara horisontal dan
vertikal dibuat sama (seragam) dan besarnya tergantung dari endapannya sendiri.