Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EKSPLORASI TAMBANG

Parit Uji

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Azizka Fauzi 15080014


2. M. Billy Darma 15080038
3. Nikita Amelia Pratiwi 15080050
4. Rudo Novrian 15080065
5. Yuni kurniawati 17080078
6. Nudi Hairullah 17080071
7. Leo Alhamda M 16080041

Dosen Pembimbing : Adree Octova, S.Si., MT

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mendapatkan suatu bahan galian yang diinginkan tidaklah mudah perlu
adanya pengkajian untuk mengetahui keberadaan bahan galian tersebut. Eksplorasi
merupakan tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara
terinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur
dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan social dan lingkungan hidup.
Tahapan eksplorasi dilakukan guna menghindari gagalnya sebuah kegiatan eksploitasi,
sehingga biaya penyelidikan dapat dikendalikan secara proporsional.

Aspek dalam perancangan suatu kegiatan eksplorasi yaitu meliputi:

a. Efektifitas, yaitu mengenai sasaran dengan metode dan strategi yang tepat.
b. Efesiensi, dengan usaha (biaya dan waktu) dilakukan seefesien mungkin untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
c. Unsur ekonomi, biaya eksplorasi harus sesuai dengan hasil yang diharapkan
dengan memperhitungkan resiko. Hal ini disebabkan karena lebih tinggi resiko
maka keuntungan yang dicapai makin berlipat ganda.

Dalam pemilihan metode eksplorasi yang tepat dilakukan dipakai untuk


mendaatkan kepastian yang tinggi sehingga dapat dilakukan pada daerah yang terbatas
dengan tingkat kegagalan yang rendah.

Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan dengan metode langsung dan metode tidak
langsung, salah satu dari metode langsung yaitu pembuatan parit uji. Parit uji merupakan
salah satu cara dalam pencarian endapan bahan galian atau pemastian kemenerusan lapisan
dalam arah horizontal.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Parit Uji (Trenching)
Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi
singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Parit uji dan sumur uji
pada dasarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama, begitu pula cara penggaliannya
namun yang membedakan adalah bentuknya. Parit uji digali dengan cara dibuat
memanjang di permukaan bumi dengan bentuk penampang trapesium dengan
kedalaman berkisar antara 2-3 m, sedang untuk panjangnya tergantung dari tebal atau
lebar singkapan endapan bahan galian yang sedang dicari dan jumlah volume contoh
batuan (samples) yang ditargetkan atau yang ingin diperoleh.

Parit uji yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan
mekanis, maka untuk penggalian parit uji dapat dilakukan dengan menggunakan alat
berat seperti dragline atau hydraulic. Untuk dapat menemukan urat bijih yang
tersembunyi di bawah material penutup sebaiknya dilakukan penggalian dua atau lebih
parit uji yang saling tegak lurus arahnya supaya tingkat keyakinan untuk menemukan
urat bijih itu lebih besar. Jika kedua parit uji itu dapat menemukan singkapan urat
bijihnya, maka jurus atau strike dapat segera ditentukan.
Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara
menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama
pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan,
kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada splitatau sisipan),
serta dapat sebagai lokasi sampling.
Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa series
dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih, sehingga batas
zona bijih tersebut dapat diketahui (lihat Gambar 6.4). Informasi yang dapat diperoleh
antara lain ; adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatif (umum) jurus dan
kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan series
paritan uji tersebut diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui.

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Parit Uji


Dalam menggunakan metode selalu ada kelebihan dan kekurangan dari metode
tersebut.
a. Kelebihan
Objek penyelidikan dapat diamati langsung.
Percontoh dapat menggambarkan dari lokasi yang tepat.
Percontoh dapat diambil dalam jumlah yang besar (terserak tidak merata).
b. Kekurangan
Tidak dapat mencapai kedalaman yang besar.
Bahaya karena material tidak stabil (endapan plancer).
Biaya yang digunakan mahal.

C. Pembuatan trenching (paritan)


Pembuatan trenching (paritan) ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut :
1. Terbatas pada overburden yang tipis
2. Kedalaman penggalian umumnya 22,5 m. Dengan panjang lebar disesuaikan
dengan lebar singkapan. Kegiatan ini dapat dengan tenaga manusia atau dengan
menggunakan eksavator.
3. Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah,
sehingga dapat terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung).
Gambar 2.1. Gambar Penampang Parit Uji

D. Metode Pengambilan Sample Bahan Galian

Hal-hal berikut ini patut diperhatikan dalam pengambilan contoh (sample) :


a. Lokasi pengambilan contoh harus dicatat ataupun dimasukkan ke dalam
peta secara tepat.
b. Kalau memakai metode paritan (channel sampling), maka lebar dan
kedalaman parit tersebut diusahakan uniform.
c. Lebar dari setiap contoh (sample width) harus selalu dicatat.
d. Permukaan batuan yang akan diambil contohnya harus bersih dan segar
Ada beberapa metode pengambilan contoh yang saat ini dikenal, teknik mana
yang akan dipakai itu tergantung dari beberapa faktor seperti kondisi geologi yang
membentuk tubuh deposit, kedalaman, ketebalan lapisan penutup, dan keadaan alami
dari deposit itu sendiri seperti berlapis banded, dan sebagainya. Metode pengambilan
contoh tersebut adalah :
1. Metode Paritan (Channel Sampling)
Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai, terutama sangat
cocok untuk deposit mineral yang berlapis, banded, dan deposit jenis urat (vein),
dimana terdapat variasi yang jelas dalam ukuran butir dan warna, yang
kemungkinan juga berbeda dalam komposisi dan kadar dari bahan-bahan berharga
yang dikandungnya. Metode ini dapat dilakukan pada deposit mineral baik yang
tersingkap di permukaan maupun yang berada di bawah permukaan tanah pada
dinding cross-cut, raise, shaft, sisi-sisi stope, ataupun dinding samurai uji (testpit).
Sebaiknya untuk tidak melakukan metode channel ini pada lantai terowongan,
karena bagian tersebut biasanya kotor oleh bahan jatuhan yang sering dapat
mengisi rekahan-rekahan yang ada. Kalau terpaksa membuat channel pada lantai,
maka lantai harus dibersihkan dulu dari kotoran pada rekahan yang ada, kemudian
permukaannya dibuat benar-benar bersih, setelah itu metode ini dapat dilakukan.

Gambar 1. Metode Paritan (Channel Sampling)


Contoh paritan diambil dengan lebar sekitar 4 sampai 6 cm dan dalamnya
sekitar 3 sampai 4 cm, dengan arah biasanya tegak lurus jurus lapisan. Jarak antara
satu parit dengan parit lainnya tergantung dari keseragaman dari bahan galiannya.
Untuk kebanyakan deposit, jarak antar parit kira-kira satu setengah meter, akan
tetapi untuk deposit bijih yang kaya dan tersebar setempat-setempat jarak tersebut
hanya dapat sekitar sepertiga meter saja. Umumnya satu contoh sudah cukup untuk
mewakili sepanjang 2 meter dari parit yang dibuat.
2. Metode Selokan Uji (Trenching)
Metode ini berguna untuk menemukan bahan galian dan untuk
memperoleh data-data mengenai keadaan tubuh batuan (orebody) yang
bersangkutan, seperti ketebalan, sifat-sifat fisik, keadaan batuan di sekitarnya, dan
kedudukannya.Cara pengambilan contoh dengan metode ini paling cocok
dilakukan pada tubuh bahan galian yang terletak dangkal di bawah permukaan
tanah, yaitu dimana lapisan penutup (over burden) kurang dari setengah meter.
Trench yang dibuat sebaiknya diusahakan dengan cara-cara berikut :
a. Dasar selokan dibuat miring, sehingga jika ada air dapat mengalir dan
mengeringkan sendiri (shelf drained) dengan demikian tidak diperlukan adanya
pompa.
b. Kedalaman selokan (trench) diusahakan sedemikian rupa sehingga para pekerja
masih sanggup mengeluarkan bahan galian cukup dengan lemparan.
c. Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material penutup
sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar
kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan kedua
parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya (strike)
dapat segera ditentukan. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat
bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus
terhadap jurus urat bijihnya
Gambar 2. Bentuk Penampang Trenching

Gambar 3. Arah Penggalian Trenching (Selokan Uji)

3. Metode Chipping
Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh pada endapan bijih yang
keras dan seragam, dimana pembuatan paritan sangat sukar karena kerasnya
batuan. Contoh diambil dengan cara dipecah dengan plu geologi dalam ukuran-
ukuran yang seragam dan tempat pengambilan tersebut dibuat secara teratur di
permukaan batuan. Jarak dari setiap titik pengambilan baik secara horisontal dan
vertikal dibuat sama (seragam) dan besarnya tergantung dari endapannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai