Judul
ESTIMASI
CADANGAN
EMAS
MENGGUNAKAN
METODE
D. Perumusan Masalah
Penelitian yang dilakukan dengan mencari data analisa pemboran melalui
pengamatan langsung daerah penambangan yang pada saat ini semakin
berkurang, sehingga perlu diadakan pencarian kembali dan perhitungan
cadangan emas sesuai COG dengan menggunakan metode yang tepat.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penilitian ini adalah :
1) Mengetahui pola sebaran endapan emas
2) Sebagai masukan metode mana yang sesuai dengan perhitungan cadangan
emas.
F. Dasar Teori
1. Kegiatan Eksplorasi
Penentuan layak atau tidaknya suatu kegiatan penambangan ditentukan oleh
kualitas dan jumlah cadangan endapan bahan galian tersebut. Salah satu sifat dari
bahan galian adalah terdapat dipermukaan bumi maupun dibawah permukaan
bumi secara tidak merata. Bahan galian yang terdapat disuatu tempat bukan
merupakan kumpulan dari bahan galian yang murni, kebanyakan keadaan masih
bercampur dengan bahan galian/material lainnya. Tujuan kegiatan eksplorasi
Page | 2
adalah untuk mengetahui penyebaran jumlah cadangan dan kadar dari suatu
endapan bahan galian serta juga untuk mengetahui keadaan, posisi atau letak bijih
dan lapisan batuan sekelilingnya (Country Rock). Hasil dari kegiatan eksplorasi
ini kemudian dapat digunakan untuk menentukan nilai ekonomis dari suatu
endapan bijih, menentukan metode dan sistem penambangan serta umur tambang
dari suatu kegiatan penambangan endapan bahan galian. Untuk mengetahui kadar
pada suatu endapan bahan galian maka diadakan kegiatan eksplorasi, yaitu segala
cara penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti adanya
bahan galian dan sifat serta letak bahan galian dibawah permukaan bumi dengan
cara dilakukannya pengeboran.
a) Eksplorasi Pendahuluan
Dalam eksplorasi pendahuluan ini, tingkat ketelitian yang diperlukan masih
kecil sehingga peta peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga
mempunyai skala yang relatif kecil. Sebelum memilih lokasi lokasi eksplorasi
dilakukan studi terhadap data dan peta peta yang sudah ada ( dari survei survei
terdahulu), catatan catatan lama, laporan temuan dan lain lain, lalu dipilih
daerah yang akan disurvey. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah
berikutnya, studi faktor faktor geologi regional dan propinsi metalografi dari
peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena
pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses
proses geologi yang pernah terjadi, singkapan singkapan batuan pembawa bahan
galian dan yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan /batas batuan, orientasi
Page | 3
lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringannya), orientasi sesar dan tanda
tanda lainnya.
b) Eksplorasi Detail
Setelah tahap eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan eksplorasi tahap detail.
Kegiatan utama dalam tahap ini ialah sampling dengan jarak yang lebih dekat
(rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk
memdapatkan data data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun
tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (< 20%), sehingga dengan
demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat
dihindarkan.
c) Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan, dan rencana investasi penambangan.
Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi
penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian
yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.
d) Pelaksanaan Kegiatan Pemboran
Page | 4
Page | 5
Page | 6
batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan conto
tersebut disebut sampling (pemercontoan).
Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil tergantung
pada beberapa faktor, antara lain :
1. Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.
2. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
3. Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),
4. Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan
kondisi batuan induk.
5. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain :
1. Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat
masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.
2. Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam
conto.
3. Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan
posisi (lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.
4. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang
representatif.
Untuk meminimalisir kesalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu
analisis tentang keterdapatan salting dan dilution serta pengaruhnya terhadap
keakuratan sampel. Berikut merupakan gambar tipe dilution
Page | 7
Page | 8
analisa kadar tersebut dirata ratakan mulai dari kadar dibawah sampai diatas cut
of grade.
2. Kegiatan Penambangan
a. Pionering And Clearing
Kegiatan ini merupakan langkah awal yakni persiapan peralatan tambang yang
akan digunakan, pembuatan jalan jalan tambang dan menyingkirkan material
material dan pepohonan (Land Clearing) yang menutupi endapan bijih nikel
dengan menggunakan alat alat mekanis Buldozer tipe D7G.
b. Pengupasan tanah penutup (over burden)
Sebelum penambangan dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dari
pohon-pohon dan semak-semak. Setelah dilakukan stripping (pengupasan) lapisan
tanah penutup sampai pada kedalaman tertentu menggunakan alat dorong
(bulldozer).
c. Penambangan
Penambangan termasuk klasifikasi tambang terbuka (sistem berjenjang)
dengan menggunakan alat-alat produksi sebagai berikut: bulldozer sebagai alat
dorong, Dozzer Shovel sebagai alat gali dan muat, dan Dump Truck sebagai alat
angkut.
d. Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan adalah dump truck yang berkapasitas antara 15-30
ton.
e. Penumpukan/penyimpanan bijih
Bijih nikel baik untuk umpan pabrik maupun untuk ekspor ditumpuk di
stockyard, setelah batuan besar/boulder (>20cm), dipisahkan. Boulder dipecahkan
dengan mesin pemecah batu (crushing plant) sampai ukuran <20 cm dan dikirim
ke pabrik sebagai bijih umpan pabrik.
Page | 9
Proses pengolahan nikel di Pomalaa melalui proses Elkem. Secara garis besar
proses pengolahan bijih nikel ini dibagi dalam 3 tahap yaitu:
a. Tahap Praolahan
Bijih basah ada dicampur (blending) untuk mendapatkan komposisi yang
sesuai. Campuran bijih (blended ore) ini dikeringkan di dalam suatu Rotary
Dryer. Selanjutnya bijih kering mengalami proses kalsinasi di dalam Rotary Kiln
untuk menghilangkan kandungan Loss on Ignition (LOI).
Debu yang berasal dari tahap praolahan ini ditangkap pada unit penangkap
debu, lalu diproses dalam pellettizer untuk membuat pellet yang akan diumpankan
kembali ke dalam Rotary Kiln.
b. Tahap Peleburan
Pada tahap ini alcined ore dilebur dan direduksi di dalam dapur listrik dengan
menggunakan tenaga listrik berkapasitas 20 MVA untuk satu unit dapur. Sebagai
bahan pereduksi digunakan anthracite.
Proses reduksi ini menghasilkan crude metal yang akan dimurnikan pada tahap
pemurnian, sedangkan bahan yang tidak tereduksi berupa slag dikeluarkan dari
dapur listrik pada waktu-waktu tertentu dibuang. Untuk pengaturan kebasaan slag
ditambahkan batu kapur.
c. Tahap Pemurnian
Crude metal yang berasal dari tahap peleburan, dikurangi kandungan
belerangnya di dalam Rheinsthal/converter (desulphurization). Sedangkan untuk
mengurangi kandungan Si, C dan P dilakukan Oxygen blowing dan penambahan
flux terhadap crude metal di dalam unit Shaking Converter. Oxygen yang
dipergunakan berasal dari Oxygen Plant. Untuk membuat produk feronikel
berbentuk batangan (ingot), metal cair yang telah dimurnikan dengan spesifikasi
dan komposisi tertentu dicetak pada unit Continous Casting Machine. Untuk
membuat produk feronikel berbentuk butiran (shot), metal cair ini dicetak pada
Page | 10
unit Shot Making. Bentuk batangan (ingot) diproduksi dalam dua jenis, yaitu High
carbon dan Low Carbon, sedangkan bentuk butiran (shot) diproduksi hanya jenis
Low Carbon.
4. Proses Produksi Feronikel
Pabrik feronikel Perseroan di Pomalaa dioperasikan selama 24 jam sehari yang
dibagi di dalam 3 shift. Pabrik feronikel Perseroan, baik FeNi I, FeNi II dan FeNi
III memiliki proses produksi yang sama, dan bagian alir feronikel adalah sebagai
berikut:
Page | 11
Bijih nikel kadar tinggi yang memiliki rata-rata kadar nikel 1,8% diumpankan
melalui mesin pengumpan getar ke dalam tanur putar pengering untuk diturunkan
kandungan air bebasnya dari 30 - 33% menjadi 20 - 22% dengan menggunakan
gas panas bersuhu 800 derajat celcius. Dari tanur putar pengering, bijih nikel
disaring pada pengayak getar berukuran 5 cm. Ukuran kasar dihancurkan terlebih
dahulu untuk kemudian bersama-sama dengan ukuran halus disimpan pada
penampung bijih nikel. Sedangkan bahan pembantu (batubara, antrasit dan batu
kapur) diumpan melalui tempat pengumpan khusus untuk selanjutnya disimpan
pada tempat penampungan masing-masing.
Dari tempat penampungan masing-masing, bijih nikel dan bahan pembantu
diumpankan ke dalam tanur putar kalsinasi dengan perbandingan tertentu setelah
dilakukan penimbangan yang teliti. beserta sebagian zat terbang yang terkandung
dalam batu kapur dan batubara. Semua debu yang terikut dalam gas buang tanur
putar kalsinasi ditangkap dan dijadikan pellet untuk diumpankan kembali ke
dalam tanur putar kalsinasi. Di dalam tanur listrik yang bersuhu operasi sekitar
1.600 derajat celsius terjadi proses peleburan, reduksi dan pemisahan antara fasa
metal (feronikel) dengan terak (slag). Terak dikeluarkan melalui lubang
pengeluaran terak yang terletak pada sisi yang berlawanan dengan lubang
pengeluaran metal. Terak yang keluar disemprot dengan air untuk memudahkan
pembongkaran dengan buldozer dan selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan
terak atau dimanfaatkan untuk pengerasan jalan dan penimbunan pantai. Logam
feronikel yang telah dikeluarkan ditampung pada penampung logam (ladle) dan
selanjutnya dilakukan pengeluaran belerang dengan penambahan CaC2 dan
Na2CO3. sehingga menghasilkan feronikel kadar arang tinggi. Feronikel kadar
arang tinggi (high carbon) dioksidasi pada converter goyang dengan
menghembuskan oksigen murni melalui pipa besi (lance) untuk mengeluarkan
unsur pengotor seperti arang, silikon dan fosfor sehingga diperoleh feronikel
dengan kadar arang rendah. Feronikel kadar arang rendah (low carbon) maupun
tinggi (high carbon) dapat dijadikan shot maupun ingot sesuai dengan permintaan
pasar.
Page | 12
G. Metode Penelitian
1. Tahapan Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dalam tahapan tahapan sebagai berikut :
a. Studi literatur
Studi literatur dijadikan sebagai pedoman dasar pada kegiatan penelitian dan
penentuan langkah langkah yang bersumber pada referensi referensi dan juga
sejumlah informasi yang terdapat dilokasi penelitian yang sesuai dengan pokok
permasalahan.
b. Pengamatan lapangan
Pada tahap ini dilakukan untuk mengamati secara langsung lokasi kegiatan
Pemboran untuk dapat mengestimasi cadangan emas.
c. Metode Pengumpulan Data
2. Variabel Penelitian
Page | 13
Page | 14
c. Kesimpulan
Sebagai
rekomendasi
kepada
perusahaan
untuk
menyelesaikan
Page | 15
H. Rencana Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini di rencanakan dilakukan selama kurang lebih 2 (dua)
bulan tidak terhitung dari tahap persiapan, yaitu sekitar bulan Pertama sampai
Bulan kedua atau disesuaikan dengan kebijakan perusahan, dengan pentahapan
kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Kajian pustaka
3. Kegiatan lapangan, pengolahan dan analisis data
4. Penyusunan laporan dan seminar
Bulan
November Desember
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Kajian Pustaka
Kegiatan
lapangan,
pengolahan dan
analisis data
Penyusunan
Laporan
dan
Seminar
Page | 16
Catatan :
7. Penutup
Demikian proposal permohonan Tugas Akhir ini sebagai salah satu pertimbangan
bagi pihak Human Resources Department (HRD) PT. Antam (Persero) Tbk UBP
Nikel Sultra. Besar harapan kami agar kiranya proposal ini disambut dengan
senang hati, kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Barry W. Smee. 2004. Exploration Sampling and Assaying.
Ebrahimi Anoush. 2013. The Importance Of Dilution Factor For Open Pit Mining
Projects. Canada.
Puslitbang Teknologi Mineral, Edisi 3, 2000, Ensiklopedi Pertambangan,
Bandung.
Sudarsono, Arief. Unknown. Penolahan Bahan Galian. Bandung: ITB
Page | 17
Page | 18