Anda di halaman 1dari 18

A.

Judul
ESTIMASI

CADANGAN

EMAS

MENGGUNAKAN

METODE

PENAMPANG TEGAK DAN METODE DAERAH PENGARUH


B. Latar Belakang
Penambangan bahan galian merupakan kegiatan dalam rangka penyediaan
bahan baku untuk keperluan pembangunan disegala bidang. Maka dari itu usaha
pertambangan tidak lepas dari pekerjaan-pekerjaan dalam mencari bahan
tambang. Estimasi cadangan merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam
mengevaluasi suatu proyek pertambangan, dimana diperlukan suatu perkiraan
mengenai keberadaan bahan galian agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Bila dilihat secara keseluruhan, betapa pentingnya mineral bagi kehidupan
manusia, sehingga makin maju dan modern kehidupan manusia, akan banyak lagi
mineral-mineral yang akan dibutuhkan dimasa yang akan datang. Bahkan para
ahli berpendapat kemajuan peradaban manusia dapat diukur dengan pemakaian
mineral. Kalau ditinjau dari sejarah, dimana penamaan suatu periode atau jaman
disebut berdasarkan pemakaian mineral saat itu. Mulai dari jaman batu sampai
jaman besi (logam).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah cadangan bijih
emas yang sesuai dengan Cut Off Grade (COG), dan memperoleh gambaran
suatu metode estimasi cadangan yang sesuai untuk digunakan dalam
mengestimasi cadangan bijih emasini dengan tinjauan geologi, genesa, dan
mineralisasinya dengan mengunakan metode penampang tegak dan metode

daerah pengruh dengan cara membandingkan kedua metode tersebut, mana


yang lebih sesuai.

D. Perumusan Masalah
Penelitian yang dilakukan dengan mencari data analisa pemboran melalui
pengamatan langsung daerah penambangan yang pada saat ini semakin
berkurang, sehingga perlu diadakan pencarian kembali dan perhitungan
cadangan emas sesuai COG dengan menggunakan metode yang tepat.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penilitian ini adalah :
1) Mengetahui pola sebaran endapan emas
2) Sebagai masukan metode mana yang sesuai dengan perhitungan cadangan
emas.
F. Dasar Teori
1. Kegiatan Eksplorasi
Penentuan layak atau tidaknya suatu kegiatan penambangan ditentukan oleh
kualitas dan jumlah cadangan endapan bahan galian tersebut. Salah satu sifat dari
bahan galian adalah terdapat dipermukaan bumi maupun dibawah permukaan
bumi secara tidak merata. Bahan galian yang terdapat disuatu tempat bukan
merupakan kumpulan dari bahan galian yang murni, kebanyakan keadaan masih
bercampur dengan bahan galian/material lainnya. Tujuan kegiatan eksplorasi

Page | 2

adalah untuk mengetahui penyebaran jumlah cadangan dan kadar dari suatu
endapan bahan galian serta juga untuk mengetahui keadaan, posisi atau letak bijih
dan lapisan batuan sekelilingnya (Country Rock). Hasil dari kegiatan eksplorasi
ini kemudian dapat digunakan untuk menentukan nilai ekonomis dari suatu
endapan bijih, menentukan metode dan sistem penambangan serta umur tambang
dari suatu kegiatan penambangan endapan bahan galian. Untuk mengetahui kadar
pada suatu endapan bahan galian maka diadakan kegiatan eksplorasi, yaitu segala
cara penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti adanya
bahan galian dan sifat serta letak bahan galian dibawah permukaan bumi dengan
cara dilakukannya pengeboran.
a) Eksplorasi Pendahuluan
Dalam eksplorasi pendahuluan ini, tingkat ketelitian yang diperlukan masih
kecil sehingga peta peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga
mempunyai skala yang relatif kecil. Sebelum memilih lokasi lokasi eksplorasi
dilakukan studi terhadap data dan peta peta yang sudah ada ( dari survei survei
terdahulu), catatan catatan lama, laporan temuan dan lain lain, lalu dipilih
daerah yang akan disurvey. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah
berikutnya, studi faktor faktor geologi regional dan propinsi metalografi dari
peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena
pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses
proses geologi yang pernah terjadi, singkapan singkapan batuan pembawa bahan
galian dan yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan /batas batuan, orientasi

Page | 3

lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringannya), orientasi sesar dan tanda
tanda lainnya.
b) Eksplorasi Detail
Setelah tahap eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan eksplorasi tahap detail.
Kegiatan utama dalam tahap ini ialah sampling dengan jarak yang lebih dekat
(rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk
memdapatkan data data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun
tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (< 20%), sehingga dengan
demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat
dihindarkan.
c) Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan, dan rencana investasi penambangan.
Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi
penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian
yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.
d) Pelaksanaan Kegiatan Pemboran

Page | 4

Pelaksanaan kegiatan pengeboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan


adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin,
namun kemudian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui
gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara
menyeluruh.
Kegiatan pemboran juga dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline)
dari beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang
berfungsi untuk perhitungan cadangan. Metode pemboran yang digunakan
bergantung pada akses permukaan. Pada daerah yang tidak mengalami kendala
akses pola pemboran yang digunakan adalah persegi panjang dengan bentuk
teratur. Sedangkan spasi pada lubang borbergantung pada tipe mineralisasi dan
kemenerusannya. Contoh kasus seperti endapan urat, lubang bor pertama
digunakan untuk mengidentifikasi struktur, dan tidak banyak digunakan untuk
penentuan kadar karena hal tersebut biasanya ditaksir secara akurat dengan
sampel bawah permukaan. Tipe spasi untuk endapan urat adalah 25-50 meter
sedangkan untuk endapan stratiform spasinya antara 100 meter sampai beberapa
ratus meter (Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo dkk. 2000)
Pola pemboran dalam kegiatan eksplorasi bergantung dari data yang diperoleh.
Pada tahap pengenalan dimana seorang geologist belum mengetahui secara jelas
lokasi tersebut maka lubang bor pertama dapat digunakan untuk orientasi.
Penentuan pola pemboran secara normal dilakukan dengan grid yang teratur pada
suatu zona mineralisasi.

Page | 5

e) Proses Pengambilan Conto Pada Kegiatan Eksplorasi


Ditinjau secara umum proses pengambilan conto dimaksudkan untuk
mengambil sebagian kecil dari suatu massa yang besar, dimana diharapkan
sebagian kecil massa tersebut cukup representatif untuk mewakili keseluruhan
massa yang diwakilinya. Pengambilan conto dilakukan dengan cara pemboran,
dari cara pemboran ini diharapkan dapat diidentifikasi lebih teliti penyebaran bijih
nikel secara vertikal sedangkan penyebaran secara horizontal dapat diperoleh
dengan menggabungkan beberapa titik.
Conto dari hasil kegiatan eksplorasi atau kegiatan pemboran disusun dalam
core box menurut kedalaman satu meter. Setelah selesai pemboran conto dibawah
ke Sampel House (Rumah Conto) dan kemudian dimasukan kedalam kantong
conto dan diberikan kode seperti lokasi tempat pengeboran, kedalaman titik bor,
nomor conto, dan nomor titik bor. Selanjutnya dikirim kebagian persiapan conto
untuk kemudian dipreparasi guna keperluan analisa kimia.
Sampel (conto) merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari
keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan
inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari
populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan
informasi keseluruhan.
Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat
mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif
dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari

Page | 6

batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan conto
tersebut disebut sampling (pemercontoan).
Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil tergantung
pada beberapa faktor, antara lain :
1. Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.
2. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
3. Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),
4. Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan
kondisi batuan induk.
5. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain :
1. Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat
masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.
2. Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam
conto.
3. Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan
posisi (lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.
4. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang
representatif.
Untuk meminimalisir kesalahan tersebut, maka perlu dilakukan suatu
analisis tentang keterdapatan salting dan dilution serta pengaruhnya terhadap
keakuratan sampel. Berikut merupakan gambar tipe dilution

Page | 7

Gambar 1 Tipe dilution

f) Penentuan Kadar Eksplorasi Bijih Nikel


Pada kegiatan eksplorasi, penentuan kadar nikel laterit merupakan bagian yang
terpenting untuk menentukan jumlah cadangan yang telah ada. Penentuan kadar
bijih nikel yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah Cut Of Grade (COG) yang
telah ditetapkan sehingga dari data kadar rata rata tiap meter kedalaman lubang
bor dapat ditentukan kadar dari titik bor tersebut.
Cut of grade (COG) menurut defenisi memiliki dua pengertian, yaitu sebagai
berikut :
1) Kadar terendah dari suatu endapan bijih nikel yang masih dapat
memberikan keuntungan apabila ditambang.
2) Kadar rata rata terendah dari endapan bijih nikel yang masih
menguntungkan apabila ditambang sesuai dengan teknologi dan nilai
ekonomis saat ini.
Penentuan kadar cadangan eksplorasi suatu daerah yaitu dari hasil pemboran
pada kegiatan eksplorasi yang dianalisa di laboratorium kimia. Kemudian hasil

Page | 8

analisa kadar tersebut dirata ratakan mulai dari kadar dibawah sampai diatas cut
of grade.
2. Kegiatan Penambangan
a. Pionering And Clearing
Kegiatan ini merupakan langkah awal yakni persiapan peralatan tambang yang
akan digunakan, pembuatan jalan jalan tambang dan menyingkirkan material
material dan pepohonan (Land Clearing) yang menutupi endapan bijih nikel
dengan menggunakan alat alat mekanis Buldozer tipe D7G.
b. Pengupasan tanah penutup (over burden)
Sebelum penambangan dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dari
pohon-pohon dan semak-semak. Setelah dilakukan stripping (pengupasan) lapisan
tanah penutup sampai pada kedalaman tertentu menggunakan alat dorong
(bulldozer).
c. Penambangan
Penambangan termasuk klasifikasi tambang terbuka (sistem berjenjang)
dengan menggunakan alat-alat produksi sebagai berikut: bulldozer sebagai alat
dorong, Dozzer Shovel sebagai alat gali dan muat, dan Dump Truck sebagai alat
angkut.
d. Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan adalah dump truck yang berkapasitas antara 15-30
ton.
e. Penumpukan/penyimpanan bijih
Bijih nikel baik untuk umpan pabrik maupun untuk ekspor ditumpuk di
stockyard, setelah batuan besar/boulder (>20cm), dipisahkan. Boulder dipecahkan
dengan mesin pemecah batu (crushing plant) sampai ukuran <20 cm dan dikirim
ke pabrik sebagai bijih umpan pabrik.

3. Proses Pengolahan Nikel

Page | 9

Proses pengolahan nikel di Pomalaa melalui proses Elkem. Secara garis besar
proses pengolahan bijih nikel ini dibagi dalam 3 tahap yaitu:
a. Tahap Praolahan
Bijih basah ada dicampur (blending) untuk mendapatkan komposisi yang
sesuai. Campuran bijih (blended ore) ini dikeringkan di dalam suatu Rotary
Dryer. Selanjutnya bijih kering mengalami proses kalsinasi di dalam Rotary Kiln
untuk menghilangkan kandungan Loss on Ignition (LOI).
Debu yang berasal dari tahap praolahan ini ditangkap pada unit penangkap
debu, lalu diproses dalam pellettizer untuk membuat pellet yang akan diumpankan
kembali ke dalam Rotary Kiln.
b. Tahap Peleburan
Pada tahap ini alcined ore dilebur dan direduksi di dalam dapur listrik dengan
menggunakan tenaga listrik berkapasitas 20 MVA untuk satu unit dapur. Sebagai
bahan pereduksi digunakan anthracite.
Proses reduksi ini menghasilkan crude metal yang akan dimurnikan pada tahap
pemurnian, sedangkan bahan yang tidak tereduksi berupa slag dikeluarkan dari
dapur listrik pada waktu-waktu tertentu dibuang. Untuk pengaturan kebasaan slag
ditambahkan batu kapur.
c. Tahap Pemurnian
Crude metal yang berasal dari tahap peleburan, dikurangi kandungan
belerangnya di dalam Rheinsthal/converter (desulphurization). Sedangkan untuk
mengurangi kandungan Si, C dan P dilakukan Oxygen blowing dan penambahan
flux terhadap crude metal di dalam unit Shaking Converter. Oxygen yang
dipergunakan berasal dari Oxygen Plant. Untuk membuat produk feronikel
berbentuk batangan (ingot), metal cair yang telah dimurnikan dengan spesifikasi
dan komposisi tertentu dicetak pada unit Continous Casting Machine. Untuk
membuat produk feronikel berbentuk butiran (shot), metal cair ini dicetak pada

Page | 10

unit Shot Making. Bentuk batangan (ingot) diproduksi dalam dua jenis, yaitu High
carbon dan Low Carbon, sedangkan bentuk butiran (shot) diproduksi hanya jenis
Low Carbon.
4. Proses Produksi Feronikel
Pabrik feronikel Perseroan di Pomalaa dioperasikan selama 24 jam sehari yang
dibagi di dalam 3 shift. Pabrik feronikel Perseroan, baik FeNi I, FeNi II dan FeNi
III memiliki proses produksi yang sama, dan bagian alir feronikel adalah sebagai
berikut:

Gambar 2 proses pengolahan ferronikel

Page | 11

Bijih nikel kadar tinggi yang memiliki rata-rata kadar nikel 1,8% diumpankan
melalui mesin pengumpan getar ke dalam tanur putar pengering untuk diturunkan
kandungan air bebasnya dari 30 - 33% menjadi 20 - 22% dengan menggunakan
gas panas bersuhu 800 derajat celcius. Dari tanur putar pengering, bijih nikel
disaring pada pengayak getar berukuran 5 cm. Ukuran kasar dihancurkan terlebih
dahulu untuk kemudian bersama-sama dengan ukuran halus disimpan pada
penampung bijih nikel. Sedangkan bahan pembantu (batubara, antrasit dan batu
kapur) diumpan melalui tempat pengumpan khusus untuk selanjutnya disimpan
pada tempat penampungan masing-masing.
Dari tempat penampungan masing-masing, bijih nikel dan bahan pembantu
diumpankan ke dalam tanur putar kalsinasi dengan perbandingan tertentu setelah
dilakukan penimbangan yang teliti. beserta sebagian zat terbang yang terkandung
dalam batu kapur dan batubara. Semua debu yang terikut dalam gas buang tanur
putar kalsinasi ditangkap dan dijadikan pellet untuk diumpankan kembali ke
dalam tanur putar kalsinasi. Di dalam tanur listrik yang bersuhu operasi sekitar
1.600 derajat celsius terjadi proses peleburan, reduksi dan pemisahan antara fasa
metal (feronikel) dengan terak (slag). Terak dikeluarkan melalui lubang
pengeluaran terak yang terletak pada sisi yang berlawanan dengan lubang
pengeluaran metal. Terak yang keluar disemprot dengan air untuk memudahkan
pembongkaran dengan buldozer dan selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan
terak atau dimanfaatkan untuk pengerasan jalan dan penimbunan pantai. Logam
feronikel yang telah dikeluarkan ditampung pada penampung logam (ladle) dan
selanjutnya dilakukan pengeluaran belerang dengan penambahan CaC2 dan
Na2CO3. sehingga menghasilkan feronikel kadar arang tinggi. Feronikel kadar
arang tinggi (high carbon) dioksidasi pada converter goyang dengan
menghembuskan oksigen murni melalui pipa besi (lance) untuk mengeluarkan
unsur pengotor seperti arang, silikon dan fosfor sehingga diperoleh feronikel
dengan kadar arang rendah. Feronikel kadar arang rendah (low carbon) maupun
tinggi (high carbon) dapat dijadikan shot maupun ingot sesuai dengan permintaan
pasar.

Page | 12

5. Cara Pemuatan Ferronikel


PT Antam,Tbk UBPN Pomalaa memiliki pelabuhan yang dijadikan sebagai
tempat bongkar muat feronikel yang nantinya akan di ekspor ke negara tujuan dan
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Pemuatan tidak langsung dengan menggunakan tongkang yang ditarik oleh
kapal tunda (tug boat) ke kapal (ore ship) untuk bijih nikel dan feronikel.
b. Pemuatan yang masih merupakan bahan baku di ekspor ke Jepang sebagai
konsumen utama, sedangkan feronikel di ekspor ke berbagai negara.

G. Metode Penelitian
1. Tahapan Penelitian
Metode penelitian ini dilakukan dalam tahapan tahapan sebagai berikut :
a. Studi literatur
Studi literatur dijadikan sebagai pedoman dasar pada kegiatan penelitian dan
penentuan langkah langkah yang bersumber pada referensi referensi dan juga
sejumlah informasi yang terdapat dilokasi penelitian yang sesuai dengan pokok
permasalahan.
b. Pengamatan lapangan
Pada tahap ini dilakukan untuk mengamati secara langsung lokasi kegiatan
Pemboran untuk dapat mengestimasi cadangan emas.
c. Metode Pengumpulan Data
2. Variabel Penelitian

Page | 13

Metode penilitian yang dilakukan merupakan metode kuantitatif. Tahapan


metode ini terdiri dari
a. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan dua cara yakni :
1) Data Primer
Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, yang
terdiri dari:
a) Jumlah titik bor
b) Cara penambangan
c) Pengambilan conto.
2) Data Sekunder
Data sekunder didapat dari mengumpulkan data dari instansi
terkait, berupa data analisis kadar, peta topografi, peta geologi, dan peta
sebaran endapan emas.
b. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data yang ada untuk mendapatkan alternatif
pemecahan permasalahan yang dibahas, kemudian melakukan perhitungan
- perhitungan terhadap alternatif

pemecah masalah, sehingga dapat

menyelesaikan permasalahan yang dibahas

Page | 14

c. Kesimpulan
Sebagai

rekomendasi

kepada

perusahaan

untuk

menyelesaikan

permasalahan di lapangan berdasarkan hasil penelitian ini


3. Bahan Atau Materi Penelitian
Bahan dan materi penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni
disiapkan oleh peneliti dan pertanggung jawaban atas apa yang telah diteliti
selama berada dilokasi perusahaan yakni berupa : kertas HVS dan Kwarto, buku
catatan serta referensi referensi yang menjadi patokan dalam penelirian yang
relevan dengan pokok permasalahan serta interview antara peneliti dan
pembimbing lapangan.
4. Alat Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan membutuhkan berbagai alat yang menjadi
faktor pendukung dalam menunjang penelitian ini. Sehingga peralatan yang
digunakan dalam penelitian ini seperti, alat tulis menulis, kalkulator, kamera
digital, komputer, safety dan fasilitas lain.
5. Analisis Data
Adapun datadata yang dikumpulkan akan dilakukan analisis. Analisis data
dilakukan dengan cara membandingkan kapasitas nyata dari hasil kegiatan
eksplorasi sampai kegiatan pengapalan. Dengan memperhitungkan persentase
perubahan kadar dan faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan
kadar tersebut.

Page | 15

H. Rencana Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini di rencanakan dilakukan selama kurang lebih 2 (dua)
bulan tidak terhitung dari tahap persiapan, yaitu sekitar bulan Pertama sampai
Bulan kedua atau disesuaikan dengan kebijakan perusahan, dengan pentahapan
kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Kajian pustaka
3. Kegiatan lapangan, pengolahan dan analisis data
4. Penyusunan laporan dan seminar

RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN


Kegiatan

Bulan
November Desember
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan
Kajian Pustaka
Kegiatan
lapangan,
pengolahan dan
analisis data
Penyusunan
Laporan
dan
Seminar

Page | 16

Catatan :

Jadwal dapat disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan pihak


perusahaan PT. Antam (Persero) Tbk UBP Nikel Sultra

7. Penutup
Demikian proposal permohonan Tugas Akhir ini sebagai salah satu pertimbangan
bagi pihak Human Resources Department (HRD) PT. Antam (Persero) Tbk UBP
Nikel Sultra. Besar harapan kami agar kiranya proposal ini disambut dengan
senang hati, kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan
dimanfaatkan semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA
Barry W. Smee. 2004. Exploration Sampling and Assaying.
Ebrahimi Anoush. 2013. The Importance Of Dilution Factor For Open Pit Mining
Projects. Canada.
Puslitbang Teknologi Mineral, Edisi 3, 2000, Ensiklopedi Pertambangan,
Bandung.
Sudarsono, Arief. Unknown. Penolahan Bahan Galian. Bandung: ITB

Page | 17

Page | 18

Anda mungkin juga menyukai