Eksplorasi
Metode Eksplorasi
Tahapan Eksplorasi
Penetapan Cadangan
Klasifikasi Cadangan Mineral
Klasifikasi cadangan mineral dibedakan sebagai
berikut :
Cadangan Terkira
Merupakan sumber daya terunjuk dan
sebagian sumber daya mineral terukur yang
tingkat keyakinan geologinya masih lebih
rendah, yang berdasarkan studi kelayakan
tambang semua faktor yang terkait telah
terpenuhi, sehingga penambangan dapat
dilakukan secara ekonomi. Cadangan terkira
ini dibuat untuk keperluan prastudi
kelayakan.
Perhitungan cadangan terkira berdasarkan
pada :
Jarak antar bor cukup jauh ( >250 m
batubara; sekitar 100 m untuk mineral)
Jumlah dan jarak sumur uji/ parit uji
baru pada daerah singkapan
Pengambilan contoh belum cukup
Hasil analisis laboratorium belum
mewakili tiap contoh
Pemetaan geologi masih dalam skala 1 :
50.000
Cadangan Terbukti
Merupakan sumber daya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang
semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan
secara ekonomis.
Cadangan terbukti ini digunakan untuk studi
kelayakan.
Perhitungan cadangan terbukti berdasarkan
pada :
Jarak/ kerapatan bor (<250 m batubara;
s/d 25 m untuk mineral)
Jumlah sumur uji/ parit uji cukup
banyak
Pengambilan contoh dilakukan pada
tiap kedalaman tertentu lapisan/ inti bor
misal tiap dua meter.
Hasil analisis pada tiap contoh yang
diambil.
Studi Geoteknik
Dalam rangka perencanaan sistem dan metode
penambangan serta pemilihan alat yang tepat, maka
diperlukan studi geoteknik antara lain untuk
menentukan :
Stabilitas dan design lereng
Design ramp
Excavability / kemampuan
Mengetahui gangguan kestabilan lereng
Design blasting
Sifat fragmentasi overburden dan bahan
galiannya
Penentuan tahapan penggalian
Besaran tiap penggalian
Design dan dimensi penggalian
Dimensi dan kestabilan pillar serta strategi
penyanggaan
Kekuatan bijih, bahan galian
Design lobang masuk
Penentuan lokasi dan design lobang akses
Design penggalian
Design tumpukan waste
Mengkaji kegagalan/ gangguan lereng
Design ambrukan
Studi Hidrogeologi
Tergantung metode penambangan yang akan sedang/
sedang diterapkan, studi hidrogeologi wajib dilakukan
dalam rangka untuk mengetahui dan untuk keperluan
antara lain :
Hidrologi air permukaan dan air bawah tanah
Pengeringan tambang
Studi kegiatan tambang terhadap air permukaan
dan air bawah tanah
Sistem drainase
Dampak perubahan/ naiknya kembali air bawah
tanah terhadap kestabilan dan efek kimia di
tambang bawah tanah
Pengaruh kegiatan tambang terhadap
pemanfaatan air permukaan dan bawah tanah
Kualitas air
Porositas, permeabilitas, patahan, retakan
Zone aquifer dan sifat hidroliknya
Daerah tangkapan air
Manajemen air tambang (pengeringan tambang,
water treatment, pengalihan sungai, kontrol air
asam tambang dan sebagainya)
Studi Kelayakan
Ruang Lingkup Studi Kelayakan
Ruang lingkup dalam penyusunan studi
kelayakan meliputi beberapa aspek yaitu aspek
teknis, aspek K3, aspek lingkungan, aspek
ekonomi, aspek sosial / hukum, aspek pasca
tambang, dan aspek lainnya.
Perencanaan Tambang
Pengolahan/ Pemurnian
Pengolahan dan atau pemurnian merupakan aspek
penting selanjutnya setelah penambangan. Aspek ini
juga penting untuk direncanakan dan dilaksanakan
secara benar karena seberapa besar pun optimalnya
pelaksanaan penambangan, kalau proses pengolahan/
pemurnian yang membuat bahan galian hasil tambang
itu laku dijual, tidak sesuai atau kurang efektif dan
optimal, maka pendapatan dari hasil kegiatan tambang
secara keseluruhan juga kurang optimal. Untuk itu
mengusahakan proses pengolahan mendapatkan
recovery yang maksimal dan terciptanya peningkatan
nilai tambah yang maksimal adalah tujuan dari
perusahaan maupun pemerintah.
Studi Metalurgi
Uji coba metalurgi perlu dilakukan untuk mengetahui
bagaimana mengekstraksi logam dari bijih yang telah
diolah, termasuk peralatan dan reagen kimia apa yang
paling tepat. Untuk hal tersebut maka faktor yang
diperlukan adalah mengetahui sifat dari bijih tersebut
meliputi berat jenis, kekerasan, ukuran butir dan lain-
lain.
Bulk Sampling
Yang perlu dipertimbangkan dalam bulk sampling
antara lain maksud dan tujuan dari bulk sampling
apakah untuk mengetahui kualitas yang pasti, atau
untuk menentukan rencana peralatan yang dipakai :
Penentuan lokasi bulk sampling
Hasil eksplorasi yang pernah dilakukan
sebelumnya pada daerah bulk sampling (keadaan
bahan galian dan kualitas)
Apabila terjadi perbedaan antara hasil uji analisa
kualitas dari bulk sampling dengan hasil
eksplorasi sebelumnya maka perlu dilakukan
eksplorasi ulang yang lebih rinci.
Konstruksi
Ruang lingkup kegiatan konstruksi meliputi antara
lain : penyiapan sarana dan prasarana (infrastruktur),
pengupasan/ pembersihan lahan, penyiapan pondasi
peralatan, penyiapan alat berat dan lain-lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
konstruksi :
Penyiapan prasarana dan sarana harus sesuai
dengan RKAB
Pembangunannya perlu dikoordinasikan dengan
Pemda/ Dinas Pertambangan setempat sesuai
dengan peruntukan lahan.
Penambangan
Untuk menghasilkan produksi yang maksimal dan
sebagian besar cadangan dapat terambil (recoverable)
serta aman dalam pelaksanaannya, maka beberapa hal
yang perlu diperhatikan antara lain :
Pemilihan metode penambangan yang paling
tepat
Tahapan penambangan dan penentuan urutan
blok penambangan
Penanganan overburden
Penanganan bahan galian berkadar marjinal
Peta dan profil perencanaan tambang seperti
rencana kemajuan tambang, peta rona awal
tambang, rencana rona akhir tambang, layout
tambang dan sebagainya.
Perencanaan tahapan penambangan dan
penentuan urutan blok penambangan perlu
mempertimbangkan apakah sudah benar/ sesuai
sehingga siklus proses penambangan dapat
berjalan dengan lancar menghasilkan jumlah dan
kualitas/ kadar produksi sesuai yang
direncanakan. Dalam perencanaan tahapan
penambangan ini perlu diperhatikan upaya
pengamanan tanah pucuk, sinkronisasi rencana
back-filling, jadwal pelaksanaan reklamasi pada
daerah yang telah selesai ditambang.
Penanganan overburden juga tidak kalah
pentingnya untuk diperhatikan dalam usaha
tambang, karena penanganan yang tidak tepat
dapat mengganggu pelaksanaan penambangan,
menimbulkan bahaya dan bahkan membahayakan
lingkungan hidup. Beberapa hal yang pelu
diperhatikan adalah
Jumlah overburden yang akan diproduksi
per tahunnya,
Lokasi penimbunan yang aman, tidak
mengganggu operasi penambangan
Cukup daya tampungnya
Pengamanan untuk tidak terjadi longsor
Terbentuknya air asam tambang
Kekeruhan air permukaan
Ketinggian dan lereng tumpukan
Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam
mengamankan dan melaksanakan reklamasi pada
daerah penimbunan perlu dilakukan
Penanganan hasil tambang yang berkadar
marjinal sering kurang mendapat perhatian, yang
sebetulnya suatu saat dapat mempunyai nilai
yang berarti dan menambah pendapatan bagi
perusahaan dan pemerintah. Upaya dalam
penanganan bahan galian berkadar marjinal perlu
dilakukan, termasuk dokumentasinya antara lain
lokasi, jumlah, sebaran, tebal dan kualitasnya.
Peta dan profil perencanaan tambang sebagai
bukti visualisasi secara konkrit dari perencanaan
tambang perlu dibuat sesuai standar peta
perencanaan tambang yang lazim/ benar, jelas
dapat diikuti/ dibayangkan , lengkap, berurutan
dan saling terkait.
Skala peta harus memadai, peta dasar topografi
dan sebaran bahan galiannya juga harus benar
dan memadai.
Beberapa peta profil yang lazim dibuat antara
lain : peta rencana kemajuan tambang, peta rona
awal tambang, rencana rona akhir tambang,
layout tambang dan sebagainya.
Disamping peta dan profil rencana tambang, juga
perlu dibuat gambar design tambang dan design
konstruksi bukaan dan detail teknis lainnya.
Metode Penambangan
Metode penambangan yang dipilih sesuai dengan
bentuk, sebaran, posisi bahan galian dan sudah
mempertimbangkan kondisi tanah penutup atau
batuan induk/ batuan sampingnya, serta kondisi
struktur geologi yang ada.
1. Open Pit
Untuk pemilihan metode ini harus diperhatikan :
Kondisi batuan dan bahan galian
Bentuk bahan galian, lebih cocok untuk bentuk
lenticular atau tabular
Ukuran dan ketebalan bahan galian
Kedalaman bahan galian (tergantung peralatan,
batas nilai ekonomis dan stripping ratio)
2. Quarry
Untuk pemilihan metode ini harus diperhatikan :
Jenis bahan galian untuk industri
Kondisi batuan dan bahan galian
Bentuk bahan galian tebal berlapis atau massive
Kemiringan bahan galian kecil
Ukuran bahan galian besar dan tebal
Bahan galian uniform
Kedalaman rendah sampai menengah
3. StripMine
Untuk pemilihan metode ini perlu diperhatikan :
Bahan galian relatif mendatar
Bahan galian cukup kompak
Bentuk bahan galian tabular, berlapis
Kemiringan relatif, lebih cocok untuk horizontal
atau sedikit miring
Kedalaman kecil (nilaiekonomi tergantung
stripping ratio, teknologi peralatan)
4. Alluvial Mining
Untuk pemilihan metode ini perlu diperhatikan :
Bahan galian permukaan yang dangkal
Sedikit kompak atau mendekati pasir
Harus cukup banyak air (untuk proses basah)
Geomtri bahan galian tidak teratur
Bahan galian tebal/ tipis.
4. Sublevel stoping
Pemilihan metode ini perlu diperhatikan :
Paling ideal untuk cebakan dengan
kemiringan 50-900 (steeply) yaitu
kemiringan footwall lebih besar dari pada
sudut gelincir broken ore
Hanging wall dan foot wall harus kompeten
Bijih harus kompeten
Bijih dengan batas dan penyebaran kadar
merata
Untuk bijih sulfida yang memerlukan
pengolahan dengan flotasi.
6. Square-set stoping
Pemilihan metode ini perlu diperhatikan :
Metode ini dahulu banyak diaplikasikan,
saat ini sudah digantikan dengan metode
caving dan cut and fill
Cebakan dengan ketebalan lebih besar dari
tiga meter
Pada cebakan yang tidak kompeten, stope
memerlukan penyanggaan yang sistimatis
dengan pengkayuan.
Cebakan dengan kondisi struktural yang
berubah-ubah, yang mempunyai off-shoots
dan kantong-kantong dengan batas yang
tidak teratur
Cebakan belum diketahui atau sangat sedikit
diketahui tentang karakter batuannya.
Cebakan bijih sulfida yang dapat terkena
oksidasi
Untuk mengambil pillar yang terletak
diantara dua stope
7. Stull Stoping
Pemilihan metode ini perlu diperhatikan :
Badan bijih dengan ketebalan kurang dari 5-
7m
Badan bijih dengan kemiringan 50-900 yang
memungkinkan pemanfaatan gravitasi
Badan bijih dengan kemiringan kurang dari
450 memerlukan slushes untuk mengambil
broken ore
Badan bijih kadar tinggi yang lebih
memerlukan recovery tinggi dibandingkan
biaya penambangannya.
Sebagai alternatif metode cut and fill bila
material filling tidak tersedia atau bila
tersedia pasokan kayu yang murah
Batuan dinding cukup kompeten, sehingga
rongga bekas penambangan tidak perlu di
filling.
8. Longwall Mining
Pemilihan metode ini harus diperhatikan :
Hanya untuk cebakan tipis (± dua meter)
dengan ketebalan merata, umumnya lapisan
dengan penyebaran mendatar
Untuk kondisi batuan kompeten atau
inkompeten (misal untuk tambang batubara)
karena daerah kerja akan disangga
Kemiringan badan bijih kurang dari 300.
9. Metode Caving
a) Sublevel caving
Pemilihan metode ini harus diperhatikan :
Ideal untuk badan bijih besar yang
cukup kompeten, yang tidak cocok
untuk sub-level stoping ataupun tidak
cocok untuk block caving (karena tidak
cukup baik untuk menghasilkan caving)
Juga untuk badan bijih sempit dengan
kemiringan 50-900 (steeply) dan
mempunyai dimensi vertikal yang besar.
Pemahaman terhadap sublevel caving
yang semakin baik, memungkinkan
metode ini bisa menggantikan metode
cut and fill.
Cocok untuk badan bijih segala
kedalaman di mana tidak tergantung
pada dinding batuan kompeten
Terjadi runtuhan yang menerus pada
hangingwall selama proses
pengambilan bijih untuk kondisi yang
mengizinkan terjadinya dilusi dengan
waste dan losses.
Cocok untuk bijih dimana mineral
berharga dan waste rock bisa secara
mudah dipisahkan (misal dengan proses
pemisahan magnetik yang sederhana)
Metode ini masih baru dan belum
secara menyeluruh dimengerti
b).Block caving
Pemilihan metode ini harus diperhatikan :
Untuk urat yang lebar dan lapisan tebal,
cebakan massive yang homogen
Batuan penutup mempunyai sifat
runtuh (caving)
Bijih bersifat cukup kuat (tidak runtuh)
saat berlangsung development
(pembuatan undercut) dan segera
runtuh bila undercut diledakkan.
Daerah penambangan relatif kering
Diperlukan kadar yang terdistribusi
cukup seragam
Kondisi ideal aplikasi block caving
adalah cebakan porphyry copper yang
mempunyai bijih dan capping yang
lemah.
Pelaksanaan Penambangan
Dalam pelaksanaan penambangan harus disesuaikan
dengan studi kelayakan yang telah disetujui instansi
pemerintah yang berwenang
Pelaksanaan penambangan dimulai dari awal blok
penambangan yang telah ditentukan sesuai dengan
tahapan yang telah direncanakan dalam studi
kelayakannya.
Kemajuan tambang (dilengkapi dengan peta) harus
dilaporkan secara berkala setiap tiga bulan sekali
(laporan triwulan) dan setiap tahun (laporan tahunan)
kepada pemerintah sesuai dengan format yang berlaku.
Bila terjadi perubahan penambangan/ tidak sesuai
dengan perencanaan dalam studi kelayakannya, maka
harus dilaporkan kepada instansi pemerintah yang
berwenang.
Produksi
Pengangkutan
Dalam aspek pengangkutan, yang harus diperhatikan
antara lain sinkronisasi antara kapasitas alat angkut
dengan jumlah material yang akan diangkut
berdasarkan kondisi prasarana dan jaraknya. Untuk
perencanaan teknis prasarana transportasi harus
memperhatikan data studi geoteknik
Penjualan
Penjualan harus dikontrol secara ketat karena
berhubungan dengan kepentingan yang menyangkut
pihak konsumen baik kualitas maupun kuantitasnya.
Apakah dalam kontrak penjualan, mineral ikutan yang
ada telah dihargai dan harganya sudah wajar.
Peralatan
Sinkronisasi peralatan disesuaikan terhadap kondisi
bahan galian dan medan kerja sehingga didapatkan
efektifitas alat yang maksimum. Perhitungan terhadap
umur pakai dan nilai akhir peralatan harus
diperhatikan untuk memprediksi reinvestasi alat baru.
Kesimpulan