Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK EKSPLORASI

Disusun Oleh:

ABDUL SALAM
R1D119066

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
Tahapan eksplorasi adalah tahapan kedua dalam kegiatan penambangan yang dilakukan
setelah kegiatan prospeksi dilakukan. Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan
memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan terutama sumbersumber alam yang
terdapat di tempat itu penyelidikan penjajakan. Sedangkan menurut SN: Eksplorasi adalah kegiatan
penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi menentukan lokasi ukuran bentuk letak
sebaran kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat
dilakukananalisis8kajian kemungkinan dilakukannya penambangan. Tujuan dari kegiatan eksplorasi
ini adalah untuk mengetahui sumberdaya mineral 8 batubara secara terperinci. Yang dimaksud
dengan mengetahui sumberdaya ini mencangkup menemukan mengidentifikasi dan menentukan
gambaran geologi dan mineral berdasarkan ukuran bentuk kuantitas dan kualitas dari suatu
sumberdaya mineral8 batubara untuk dijadikan pengembangan secara ekonomis.

Konteks eksplorasi, target testing berfokus pada pengujian sistem atau aplikasi untuk
mengeksplorasi dan menemukan fitur, fungsionalitas, atau masalah yang belum terdokumentasikan
sebelumnya. Tujuan dari target testing eksplorasi adalah untuk mengidentifikasi potensi masalah
atau kekurangan yang belum terdeteksi sebelumnya dan untuk meningkatkan pemahaman tentang
sistem atau aplikasi yang sedang diuji. Dalam konteks target testing dalam bidang geologi, survei, dan
eksplorasi sumber daya alam adalah sebagai berikut:

1. Pemetaan geologi: Pemetaan geologi adalah proses pengumpulan data tentang sifat fisik dan
kimia bahan-bahan geologis di suatu wilayah tertentu. Pemetaan ini dilakukan dengan
mengamati formasi batuan, struktur geologi, dan fenomena lainnya di permukaan bumi.
Pemetaan geologi dapat membantu mengidentifikasi potensi sumber daya alam, memahami
sejarah geologi, dan mengidentifikasi potensi bahaya geologi.
2. Survei geokimia: Survei geokimia adalah proses pengumpulan dan analisis sampel batuan,
tanah, air, atau vegetasi untuk mengidentifikasi komposisi kimia dan karakteristik geokimia
suatu daerah. Survei ini dapat membantu dalam menemukan anomali mineral, mengevaluasi
potensi sumber daya mineral, atau mengidentifikasi potensi polusi lingkungan.
3. Survei geofisika terperinci: Survei geofisika terperinci melibatkan penggunaan metode
geofisika, seperti metode seismik, elektromagnetik, atau gravitasi, untuk memetakan sifat fisik
dan struktur bawah permukaan bumi. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi
sumber daya mineral, struktur geologi, atau untuk tujuan penelitian geosains lainnya.
4. Pembuatan trenching: Trenching adalah proses penggalian saluran atau parit di permukaan
bumi untuk mengungkapkan dan mempelajari lapisan batuan, mineralisasi, atau struktur
geologi yang tersembunyi. Trenching dapat dilakukan sebagai bagian dari eksplorasi sumber
daya mineral untuk mengidentifikasi potensi deposit mineral yang terletak di bawah
permukaan.
5. Pengeboran: Pengeboran melibatkan pembuatan lubang bor di bawah permukaan bumi untuk
mengumpulkan sampel batuan atau untuk memperoleh data geofisika yang lebih mendalam.
Pengeboran ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
bor yang dirancang khusus. Pengeboran digunakan dalam eksplorasi sumber daya mineral,
penelitian geologi, atau dalam proyek-proyek rekayasa geoteknik.

Dalam semua kegiatan ini, tujuan target testing adalah untuk memperoleh data yang akurat
dan relevan tentang geologi, sumber daya alam, atau struktur bawah permukaan bumi. Pengujian
dan pengukuran yang cermat dilakukan untuk mengidentifikasi potensi sumber daya alam,
memahami lingkungan geologi, atau untuk keperluan penelitian geosains.
Tahap pra-faisibilitas (pre-feasibility), pengambilan sampel utama, pengujian program kerja,
pemeriksaan mineral bijih, pilot plan memainkan peran penting dalam mengevaluasi kelayakan
pengolahan bijih. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap kegiatan tersebut:

1. Pengambilan sampel utama: Pengambilan sampel utama merupakan proses penting dalam
evaluasi pra-faisibilitas. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan sampel yang mewakili
bijih atau batuan yang akan diolah. Sampel-sampel ini diambil dari berbagai bagian deposit
bijih atau area penambangan yang mencakup variasi mineralisasi, litologi, dan karakteristik
lainnya. Pengambilan sampel yang representatif sangat penting untuk memahami komposisi
mineral, grade (kadar) bijih, serta distribusi elemen yang berharga dalam bijih tersebut.
2. Pengujian program kerja: Pengujian program kerja dilakukan untuk menguji rencana
operasional pengolahan bijih yang diusulkan. Biasanya, dilakukan pengoperasian unit
pengolahan bijih dalam skala kecil untuk mengamati respons bijih terhadap proses pengolahan
tertentu. Pengujian ini membantu dalam memahami efisiensi proses, tingkat pemulihan bijih,
kualitas produk akhir, serta estimasi biaya operasional. Data yang diperoleh dari pengujian ini
membantu dalam mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan pada rencana
operasional sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
3. Pemeriksaan mineralogi bijih: Pemeriksaan mineralogi bijih melibatkan analisis dan
karakterisasi mineral yang terkandung dalam bijih. Ini meliputi identifikasi mineral, distribusi
mineral, hubungan mineral, serta properti fisik dan kimia masing-masing mineral. Analisis
mineralogi bijih membantu dalam memahami respons bijih terhadap proses pengolahan dan
memilih metode pengolahan yang paling efektif. Misalnya, jika bijih mengandung mineral yang
terikat dengan kuat, mungkin diperlukan teknik pengolahan khusus untuk membebaskan
mineral tersebut.
4. Pilot plan: Pilot plan adalah langkah lebih maju dalam evaluasi pra-faisibilitas. Ini melibatkan
pengoperasian unit pengolahan bijih dalam skala yang lebih besar dan dalam kondisi
operasional yang lebih realistis. Tujuan pilot plan adalah untuk memverifikasi kelayakan teknis
dan ekonomi dari operasi pengolahan bijih yang diusulkan. Pengujian dilakukan untuk
mengoptimalkan parameter operasional, seperti ukuran pakan, pengaturan waktu, suhu, dan
reagen yang digunakan. Data yang diperoleh dari pilot plan digunakan untuk memperkirakan
biaya produksi, melakukan analisis sensitivitas, dan mengambil keputusan tentang lanjutan
proyek.
Studi kelayakan (feasibility study) adalah tahap lanjutan dalam evaluasi proyek yang
bertujuan untuk mengevaluasi secara menyeluruh aspek teknis, ekonomi, dan keuangan suatu
proyek. Dalam tahap ini, beberapa kegiatan penting yang dilakukan meliputi:

1. Pengeboran: Pengeboran dilakukan untuk mengambil contoh inti (core sample) dari bawah
permukaan bumi. Pengeboran ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih rinci tentang
karakteristik geologi dan mineralisasi di dalam deposit bijih. Core sample yang diambil
kemudian dianalisis untuk menentukan grade (kadar) bijih, distribusi mineral, struktur batuan,
dan karakteristik lainnya. Data dari pengeboran memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang potensi dan kualitas bijih yang ada.
2. Pengujian laboratorium: Pengujian laboratorium dilakukan untuk menganalisis contoh-contoh
bijih yang diambil dari pengeboran. Pengujian ini meliputi analisis fisik, kimia, dan mineralogi
bijih. Analisis fisik dapat meliputi ukuran butiran, kepadatan, dan kekerasan bijih. Analisis kimia
bertujuan untuk menentukan kandungan logam berharga serta elemen lainnya dalam bijih.
Sedangkan analisis mineralogi membantu dalam memahami hubungan mineral dan
karakteristik mineral yang dapat mempengaruhi proses pengolahan.
3. Pilot plant test: Pilot plant test dalam tahap studi kelayakan dilakukan untuk menguji operasi
pengolahan bijih dalam skala yang lebih besar dan lebih representatif. Pilot plant ini melakukan
simulasi kondisi operasional yang akan terjadi di pabrik pengolahan yang sebenarnya. Melalui
pilot plant test, parameter operasional dapat dioptimalkan, seperti waktu residu, ukuran
partikel, penggunaan reagen, dan lainnya. Pengujian ini memberikan informasi lebih lanjut
tentang kinerja proses pengolahan bijih, recovery (pemulihan) logam berharga, dan kualitas
produk yang dihasilkan.
4. Analisis mineralogi: Analisis mineralogi melibatkan identifikasi dan karakterisasi mineral yang
terkandung dalam bijih. Dalam tahap studi kelayakan, analisis mineralogi sangat penting untuk
memahami respons bijih terhadap proses pengolahan yang diusulkan. Informasi ini membantu
dalam menentukan metode pengolahan yang paling efektif, memperkirakan pemulihan logam
berharga, dan mengoptimalkan kualitas produk.
Dengan melibatkan kegiatan pengeboran, pengujian laboratorium, pilot plant test, dan
analisis mineralogi, tahap studi kelayakan menyediakan data yang lebih rinci dan akurat tentang
potensi sumber daya bijih, efektivitas pengolahan, serta estimasi biaya dan pendapatan proyek. Hasil
dari tahap ini digunakan untuk mengambil keputusan apakah proyek layak untuk dilanjutkan ke tahap
konstruksi dan operasi.

Anda mungkin juga menyukai