Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK EKSPLORASI

Disusun Oleh:
LA ODE ZULFIKAR ANDI
R1D121053

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
Tahapan eksplorasi adalah tahapan kedua dalam kegiatan penambangan yang
dilakukan setelah kegiatan prospeksi dilakukan. Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan
dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan terutama
sumbersumber alam yang terdapat di tempat itu penyelidikan penjajakan. Sedangkan
menurut SN: Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi menentukan lokasi ukuran bentuk letak sebaran kuantitas dan kualitas
suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukananalisis8kajian kemungkinan
dilakukannya penambangan. Tujuan dari kegiatan eksplorasi ini adalah untuk mengetahui
sumberdaya mineral 8 batubara secara terperinci. Yang dimaksud dengan mengetahui
sumberdaya ini mencangkup menemukan mengidentifikasi dan menentukan gambaran
geologi dan mineral berdasarkan ukuran bentuk kuantitas dan kualitas dari suatu
sumberdaya mineral8 batubara untuk dijadikan pengembangan secara ekonomis.
Konteks eksplorasi, target testing berfokus pada pengujian sistem atau aplikasi
untuk mengeksplorasi dan menemukan fitur, fungsionalitas, atau masalah yang belum
terdokumentasikan sebelumnya. Tujuan dari target testing eksplorasi adalah untuk
mengidentifikasi potensi masalah atau kekurangan yang belum terdeteksi sebelumnya dan
untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem atau aplikasi yang sedang diuji. Dalam
konteks target testing dalam bidang geologi, survei, dan eksplorasi sumber daya alam
adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan geologi: Pemetaan geologi adalah proses pengumpulan data tentang sifat
fisik dan kimia bahan-bahan geologis di suatu wilayah tertentu. Pemetaan ini
dilakukan dengan mengamati formasi batuan, struktur geologi, dan fenomena
lainnya di permukaan bumi. Pemetaan geologi dapat membantu mengidentifikasi
potensi sumber daya alam, memahami sejarah geologi, dan mengidentifikasi
potensi bahaya geologi.
2. Survei geokimia: Survei geokimia adalah proses pengumpulan dan analisis sampel
batuan, tanah, air, atau vegetasi untuk mengidentifikasi komposisi kimia dan
karakteristik geokimia suatu daerah. Survei ini dapat membantu dalam menemukan
anomali mineral, mengevaluasi potensi sumber daya mineral, atau mengidentifikasi
potensi polusi lingkungan.
3. Survei geofisika terperinci: Survei geofisika terperinci melibatkan penggunaan
metode geofisika, seperti metode seismik, elektromagnetik, atau gravitasi, untuk
memetakan sifat fisik dan struktur bawah permukaan bumi. Metode ini digunakan
untuk mengidentifikasi potensi sumber daya mineral, struktur geologi, atau untuk
tujuan penelitian geosains lainnya.
4. Pembuatan trenching: Trenching adalah proses penggalian saluran atau parit di
permukaan bumi untuk mengungkapkan dan mempelajari lapisan batuan,
mineralisasi, atau struktur geologi yang tersembunyi. Trenching dapat dilakukan
sebagai bagian dari eksplorasi sumber daya mineral untuk mengidentifikasi potensi
deposit mineral yang terletak di bawah permukaan.
5. Pengeboran: Pengeboran melibatkan pembuatan lubang bor di bawah permukaan
bumi untuk mengumpulkan sampel batuan atau untuk memperoleh data geofisika
yang lebih mendalam. Pengeboran ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
bor yang dirancang khusus. Pengeboran digunakan dalam eksplorasi sumber daya
mineral, penelitian geologi, atau dalam proyek-proyek rekayasa geoteknik.
Dalam semua kegiatan ini, tujuan target testing adalah untuk memperoleh data
yang akurat dan relevan tentang geologi, sumber daya alam, atau struktur bawah permukaan
bumi. Pengujian dan pengukuran yang cermat dilakukan untuk mengidentifikasi potensi
sumber daya alam, memahami lingkungan geologi, atau untuk keperluan penelitian
geosains.
Tahap pra-faisibilitas (pre-feasibility), pengambilan sampel utama, pengujian
program kerja, pemeriksaan mineral bijih, pilot plan memainkan peran penting dalam
mengevaluasi kelayakan pengolahan bijih. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap
kegiatan tersebut:
1. Pengambilan sampel utama: Pengambilan sampel utama merupakan proses penting
dalam evaluasi pra-faisibilitas. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan
sampel yang mewakili bijih atau batuan yang akan diolah. Sampel-sampel ini
diambil dari berbagai bagian deposit bijih atau area penambangan yang mencakup
variasi mineralisasi, litologi, dan karakteristik lainnya. Pengambilan sampel yang
representatif sangat penting untuk memahami komposisi mineral, grade (kadar)
bijih, serta distribusi elemen yang berharga dalam bijih tersebut.
2. Pengujian program kerja: Pengujian program kerja dilakukan untuk menguji
rencana operasional pengolahan bijih yang diusulkan. Biasanya, dilakukan
pengoperasian unit pengolahan bijih dalam skala kecil untuk mengamati respons
bijih terhadap proses pengolahan tertentu. Pengujian ini membantu dalam
memahami efisiensi proses, tingkat pemulihan bijih, kualitas produk akhir, serta
estimasi biaya operasional. Data yang diperoleh dari pengujian ini membantu
dalam mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan pada rencana
operasional sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
3. Pemeriksaan mineralogi bijih: Pemeriksaan mineralogi bijih melibatkan analisis
dan karakterisasi mineral yang terkandung dalam bijih. Ini meliputi identifikasi
mineral, distribusi mineral, hubungan mineral, serta properti fisik dan kimia
masing-masing mineral. Analisis mineralogi bijih membantu dalam memahami
respons bijih terhadap proses pengolahan dan memilih metode pengolahan yang
paling efektif. Misalnya, jika bijih mengandung mineral yang terikat dengan kuat,
mungkin diperlukan teknik pengolahan khusus untuk membebaskan mineral
tersebut.
4. Pilot plan: Pilot plan adalah langkah lebih maju dalam evaluasi pra-faisibilitas. Ini
melibatkan pengoperasian unit pengolahan bijih dalam skala yang lebih besar dan
dalam kondisi operasional yang lebih realistis. Tujuan pilot plan adalah untuk
memverifikasi kelayakan teknis dan ekonomi dari operasi pengolahan bijih yang
diusulkan. Pengujian dilakukan untuk mengoptimalkan parameter operasional,
seperti ukuran pakan, pengaturan waktu, suhu, dan reagen yang digunakan. Data
yang diperoleh dari pilot plan digunakan untuk memperkirakan biaya produksi,
melakukan analisis sensitivitas, dan mengambil keputusan tentang lanjutan proyek.
Studi kelayakan (feasibility study) adalah tahap lanjutan dalam evaluasi proyek
yang bertujuan untuk mengevaluasi secara menyeluruh aspek teknis, ekonomi, dan
keuangan suatu proyek. Dalam tahap ini, beberapa kegiatan penting yang dilakukan
meliputi:
1. Pengeboran: Pengeboran dilakukan untuk mengambil contoh inti (core sample)
dari bawah permukaan bumi. Pengeboran ini bertujuan untuk memperoleh
informasi lebih rinci tentang karakteristik geologi dan mineralisasi di dalam deposit
bijih. Core sample yang diambil kemudian dianalisis untuk menentukan grade
(kadar) bijih, distribusi mineral, struktur batuan, dan karakteristik lainnya. Data
dari pengeboran memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang potensi dan
kualitas bijih yang ada.
2. Pengujian laboratorium: Pengujian laboratorium dilakukan untuk menganalisis
contoh-contoh bijih yang diambil dari pengeboran. Pengujian ini meliputi analisis
fisik, kimia, dan mineralogi bijih. Analisis fisik dapat meliputi ukuran butiran,
kepadatan, dan kekerasan bijih. Analisis kimia bertujuan untuk menentukan
kandungan logam berharga serta elemen lainnya dalam bijih. Sedangkan analisis
mineralogi membantu dalam memahami hubungan mineral dan karakteristik
mineral yang dapat mempengaruhi proses pengolahan.
3. Pilot plant test: Pilot plant test dalam tahap studi kelayakan dilakukan untuk
menguji operasi pengolahan bijih dalam skala yang lebih besar dan lebih
representatif. Pilot plant ini melakukan simulasi kondisi operasional yang akan
terjadi di pabrik pengolahan yang sebenarnya. Melalui pilot plant test, parameter
operasional dapat dioptimalkan, seperti waktu residu, ukuran partikel, penggunaan
reagen, dan lainnya. Pengujian ini memberikan informasi lebih lanjut tentang
kinerja proses pengolahan bijih, recovery (pemulihan) logam berharga, dan kualitas
produk yang dihasilkan.
4. Analisis mineralogi: Analisis mineralogi melibatkan identifikasi dan karakterisasi
mineral yang terkandung dalam bijih. Dalam tahap studi kelayakan, analisis
mineralogi sangat penting untuk memahami respons bijih terhadap proses
pengolahan yang diusulkan. Informasi ini membantu dalam menentukan metode
pengolahan yang paling efektif, memperkirakan pemulihan logam berharga, dan
mengoptimalkan kualitas produk.
Dengan melibatkan kegiatan pengeboran, pengujian laboratorium, pilot plant test,
dan analisis mineralogi, tahap studi kelayakan menyediakan data yang lebih rinci dan
akurat tentang potensi sumber daya bijih, efektivitas pengolahan, serta estimasi biaya dan
pendapatan proyek. Hasil dari tahap ini digunakan untuk mengambil keputusan apakah
proyek layak untuk dilanjutkan ke tahap konstruksi dan operasi.
Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk
mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap data
yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah
ataupun fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979). Alat yang dimaksud dalam
adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dibawa oleh wahana baik berupa
pesawat, balon udara, satelit maupun jenis wahana yang lainnya ( Sutanto,1987). Hasil
perekaman oleh alat yang dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data
penginderaan jauh. Lindgren (1985 dalam Sutanto, 1987) mengungkapkan bahwa
penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis
informasi tentang bumi, infomasi ini khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang
dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.
Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh terdiri
atas 3 komponen utama yaitu obyek yang di indera, sensor untuk merekam obyek dan
gelombang elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi. Interaksi
dari ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang selanjutnya melalui
proses interpretasi dapat diketahui jenis obyek area ataupun fenomena yang ada.
Secara umum dapat dikatakan bahwa penginderaan jauh dapat berperan dalam
mengurangi secara signifikan kegiatan survei terestrial dalam inventarisasi dan monitoring
sumberdaya alam. Kegiatan survei terestris dengan adanya teknologi ini hanya dilakukan
untuk membuktikan suatu jenis obyek atau fenomena yang ada di lapangan untuk
disesuaikan dengan hasil analisa data.
Data Citra satelit sebagai hasil dari perekaman satelit memiliki beberapa karakter
yaitu:
1. Karakter spasial atau yang lebih dikenal sebagai resolusi spasial, bahwa data citra
penginderaan jauh memiliki luasan terkecil yang dapat direkam oleh sensor.
Sebagai contoh untuk Landsat TM memiliki luasan terkecil yang mampu direkam
adalah 30 x 30 m dan mampu merekam daerah selebar 185 Km. 1 Scene citra
landsat memiliki luas 185 Km x 185 Km.
2. Karakteristik spektral atau lebih sering disebut sebagai resolusi spektral, Data
penginderaan jauh direkam pada julat panjang gelombang tertentu. Masing-masing
satelit biasanya membawa lebih dari satu jenis sensor dimana tiap sensor akan
memiliki kemampuan untuk merekam julat panjang gelombang tertentu.
3. Karakteristik Temporal, Bahwa citra satelit dapat merekam suatu wilayah secara
berulang dalam waktu tertentu, sebagai contoh satelit Landsat 3 dapat melakukan
perekaman ulang terhadap satu wilayah setelah selang 18 hari.
Sedangkan data penginderaan jauh berdasarkan jenis produk datanya dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Citra foto. Citra foto dihasilkan oleh alat perekam kamera dengan detektor berupa
film, dengan mekanisme perekaman serentak, biasanya direkam dalam spektrum
tampak atau perluasannya, dewasa ini berkembang teknologi digital yang dapat
menggantikan peran film sebagai media penyimpanan obyek.
2. Citra non foto. Citra non foto dihasilkan oleh sensor non kamera mendasarkan pada
penyiaran atau kamera yang detektornya bukan film, proses perekamannya parsial
dan direkam secara elektronik.

Anda mungkin juga menyukai