Anda di halaman 1dari 19

TUGAS EVALUASI TAMBANG

RANGKUMAN MATERI

ODE RAFSAN RASBIN


093 2013 0095
C1

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
Materi 1 :

KLASIFIKASI SUMBERDAYA MINERAL DAN CADANGAN


1. Definisi
Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan adalah suatu proses
pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan
itu berdasarkan kriteria : keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Kriteria
keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survai tinjau,
prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci.
Kriteria kelayakan tambang didasarkan pada faktor-faktor ekonomi,
teknologi, peraturan/perundang-undangan, lingkungan

dan

sosial (economic,

technological, legal, environment and social factor ).


Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral
yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan
keyakinan

geologi

dilakukan

pengkajian

tertentu

dapat

kelayakan

berubah

tambang

menjadi

cadangan

dan memenuhi

kriteria

setelah
layak

tambang
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis,
hukum,

lingkungan

dan

sosial

dapat

ditambang

pada

saat perhitungan

dilakukan.
2. Istilah dan Pengertian
2.1 Umum
Keterdapatan Mineral (Mineral Occurrence), adalah suatu indikasi
pemineralan (Mineralization) yang dinilai untuk dieksplorasi lebih jauh. Istilah
keterdapatan mineral tidak ada hubungannya dengan ukuran volume/tonase atau
kadar / kualitas, dengan demikian bukan bagian dari suatu Sumber Daya Mineral.
Endapan Mineral (Mineral Deposit) adalah longgokan (akumulasi)
bahan tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang
terbentuk oleh proses geologi tertentu, dan dapat bernilai ekonomi.
Keyakinan Geologi (Geological Assurance)

adalah tingkat keyakinan

mengenai endapan mineral yang meliputi ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitasnya sesuai dengan tahap eksplorasinya.

Tingkat Kesalahan (Error Tolerance) adalah penyimpangan kesalahan baik


kuantitas maupun kualitas sumber daya mineral dan cadangan yang masih bisa
diterima sesuai dengan tahap eksplorasi.
Kelayakan

Tambang (Mine

Feasibility)

adalah

tingkat

kelayakan

tambang dari suatu endapan mineral apakah layak tambang atau tidak berdasarkan
kondisi ekonomi, teknologi, lingkungan, sosial serta peraturan/perundang- undangan
atau kondisi lain yang berhubungan pada saat itu.
2.2 Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi (Exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi
yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : Survai tinjau,
Prospeksi, Eksplorasi Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan penyelidikan geologi
ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan (mineralization), menentukan ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk
kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.
Survai

Tinjau

(Reconnaissance)

adalah

tahap

eksplorasi

untuk

mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada


skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya
pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan
inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan
ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau
mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut.
Prospeksi (Prospecting)

adalah

tahap

eksplorasi

dengan

jalan

mempersempit daerah yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda


yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dan
metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika. Paritan yang
terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi
selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi,
geokimia dan geofisika.
Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang
merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang
digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar,

membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas
dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda
penyeledikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi
suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya
dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi
rinci diperlukan.
Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk
mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah
diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan.
Jarak pencontohan sedemikian rapat

sehingga ukuran, bentuk, sebaran , kuantitas

dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah
(bulk sampling) mungkin di perlukan.
Laporan Eksplorasi (Exploration Report) adalah dokumentasi mutakhir
dari setiap tahap eksplorasi yang menggambarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas
dan kualitas endapan mineral. Laporan tersebut memberikan status mutakhir
mengenai sumber daya mineral yang dapat digunakan untuk menentukan tahap
eksplorasi berikutnya atau studi kelayakan tambang.
2.3 Pengkajian Kelayakan Tambang (Mine Feasibility Assessment)
Laporan Penambangan (Mining Report) adalah dokumentasi

mutakhir

mengenai pengembangan dan penambangan suatu endapan mineral termasuk


rencana-rencana penambangan mutakhir. Dalam laporan telah di perhitungkan
kuantitas dan kualitas mineral yang diekstrasi, adanya perubahan harga dan biaya,
perkembangan teknologi terkait, peraturan untuk masalah lingkungan dan peraturan
lainnya serta data eksplorasi yang dilaksanakan bersamaan dengan penambangan.
Laporan

tersebut

memberikan

status

mutakhir

mengenai

sumber

daya

mineral dan cadangan secara rincian dan tepat.


Studi Kelayakan Tambang (Mine Feasibility Study) adalah pengkajian
mengenai aspek teknik dan prospek ekonomik dari suatu proyek penambangan,
dan merupakan dasar untuk penentuan keputusan investasi. Kajian ini merupakan
dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa

bank (bankable document) dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau


pembiayaan proyek. Studi ini meliputi pemeriksaan seluruh informasi geologi
berdasarkan

laporan

eksplorasi

dan

faktor-faktor

ekonomi,

penambangan,

pengolahan, pemasaran, hukum/perundang-undangan, lingkungan, sosial serta faktor


lain yang terkait.
Layak Tambang adalah keadaan yang menunjukkan bahwa berdasarkan
faktor-faktor dalam studi kelayakan tambang telah memungkinkan endapan mineral
dapat ditambang secara ekonomik.
Belum Layak Tambang adalah keadaan yang menunjukan bahwa salah
satu atau beberapa faktor dalam studi kelayakan tambang belum mendukung
dilakukannya penambangan. Bila faktor tersebut telah mendukungnya, maka
sumberdaya mineral dapat berubah menjadi cadangan.
2.3 Sumber Daya Mineral dan Cadangan (Mineral Resources and Reserves)
Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan
pada tahap Survai Tinjau.
Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
Prospeksi.
Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap Eksplorasi Umum.
Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap Eksplorasi Rinci.
Cadangan Terkira (Probable Reserve)

adalah

sumber

daya

mineral

terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan


geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua
faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara
ekonomik
Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral terukur
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,

sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.


3. Klafikasi
3.1 Dasar klafikasi
klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan berdasarkan 2 kriteria,
yaitu : tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang.
3.1.1

Tingkat Keyakinan Geologi


Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh 4 tahap eksplorasi, yaitu :
a) Survai tinjau
b) Prospeksi
c) Eksplorasi umum
d) Eksplorasi rinci

Kegiatan dari a) ke d) menunjukkan makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat


keyakinan geologinya makin tinggi dan tingkat kesalahannya makin rendah.
3.1.2

Pengkajian Layak Tambang


a) Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan,
pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/ perundang-undangan. Untuk
endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor pengkajian layak
tambang.
b) Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumber daya
mineral akan berubah menjadi cadangan atau tidak
c) Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumber daya mineral yang layak
tambang berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak
tambang tetap menjadi sumber daya mineral.

3.2 Klas Sumber Daya Mineral dan Cadangan


Tingkat klas sumber daya mineral dan cadangan dikelompokkan berdasarkan
kedua

kriteria

yang

menjadi

dasar

klasifikasi.

Berdasarkan

jenis/klas sumber daya mineral dan cadangan tertera dalam Lampiran 1.


3.2.1

Sumber Daya Mineral


Sumber daya mineral terdiri dari :
a) Sumber Daya Mineral Hipotetik
b) Sumber Daya Mineral Tereka
c) Sumber Daya Mineral Terunjuk

kriteria

itu,

d) Sumber Daya Mineral Terukur


3.2.2

Cadangan

Cadangan di bagi menjadi dua, yaitu :


a) Cadangan Terkira
b) Cadangan Terbukti
4. Persyaratan
a) Penggolongan ke dalam klas sumber daya mineral dan cadangan harus
memenuhi syarat kriteria yang telah ditentukan.
b) Setiap klas sumber daya mineral dan cadangan mempunyai tingkat
kesalahan maksimal
bervariasi berdasarkan

yang

diperbolehkan. Tingkat

kesalahan dapat

komoditas, tipe endapan dan metoda penghitungan

yang digunakan.
c) Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan serta tingkat kesalahan
yang dihasilkan dicantumkan dalam laporan dan harus dapat dijelaskan
dalam batasan-batasan yang dapat diterima oleh Panitia/Lembaga Penguji.
5. Pengujian
a) Pengujian klas sumberdaya mineral dan cadangan dilakukan
terhadap terpenuhinya persyaratan yang telah ditentukan.
b) Panitia/Lembaga penguji merupakan tim yang dibentuk oleh
Departemen Pertambangan dan Energi atau instansi yang
berwewenang untuk itu dan anggota Panitia/Lembaga yang
ditunjuk

terdiri

dari

para

berpengalaman dibidangnya.

ahli

yang berkompeten dan

Materi 2 :
Metode Penambangan dan Pengolahan Sumberdaya Mineral
Secara garis beras metode penambangan dikelompokan menjadi 3, yaitu :
1. Tambang Terbuka
2. Tambang Dalam
3. Tambang Bawah Air
1. Tamabang Terbuka (Surface mining) : adalah metode penambangan dimana segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat
dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan
udara luar.
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (Underground Mining) : adalah metode
penambang dimana segala kegiatan dilakukan dibawah permukaan bumi, dan
tempat kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar.
3. Tamabng Bawah Air (Underwater Mining) : adalah metode penambangan yang
kegiatan penggaliannya dilakukan dibawah permukaan air atau endapan mineral
berharganya terletak dibawah permukaan air.
Jenis-jenis Tambang.
a. Open Pit : Penambanga denga cara ini biasanya dilakukan untuk endapan mineral
yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah.
b. Open Cast/Open Mine/Open Cut : Penambangan dengan cara ini hampir sama
dengan penambanga open pit. Namun, teknik penambangan ini dilakukan untuk
daerah lereng bukit.
c. Quarry : Penambangan dengan cara Quarry adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali bahan galian seperti baru marmer, batu granit, batu
andesit, batu gamping, dll.
-

Side Hill Type : merupakan bentuk penambangan untuk bahan galian industri
yang terletak dilereng-lereng bukit.

Pit Type : sama seperti side hill type, namun bahan galiannya terletak pada
daerah yang mendatar.

d. Strip Mine : penambanga terbuka yang dilakukan untuk endapan-endapan yang


letaknya mendatar atau sedikit miring.

e. Alluvial Mine : Tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapanendapan alluvial, misalnya bijih tmah, pasir besi, emas, dll. Berdasrkan cara
penggaliannya, maka Alluvial Mine dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Tambang Semprot (Hydraulicking).
Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakuan dengan
mengunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprot
yang disebut monitor atau water jet atau giant. Tekanan aliran air yang dihasilkan
oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau
disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10 atm.
2. Penambang dengan Kapal Keruk (Dredging).
Penambang denga kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini
digunakan bila endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air,
misalnya di lepas pantai, sungai danau atau di suatu lembah dimana tersedia
banyak air.
3. Manual Mining Method
Manual Method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan
yang menggunakan tenaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga mesin
atau alat mekanis. Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau
kontraktor kecil untuk menambang endapan yang ukuran atau jumlah
cadangannya tidak besar, letaknya tersebar dan terpencil, Tetapi endapannya
cukup kaya.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penambangan.
a. Karakteristik dari endapan
Faktor ini merupakan faktor terpenting dalam pemilihan metode penambangan,
apakah akan di tambang dengan tambang terbuka atau tambah bawah tanah. Faktorfaktor ini meliputi:
1. Ukuran (Dimensi : Tebal dan penyebaran)
2. Bentuk (Tabular, Masiv, dll)
3. Attitude (Inklasi dan Dip)
4. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan-SR)

b. Kondisi Geologi dan Hidrologi


Karakteristis geologi dari mineral dan batuan induknya sangat mempengaruhi
pemilihan metode penambangan, khususnya dalam pemilihan antara metode selektif
atua tidak. Hidrologi mempengruhi sistem drainase dan pompa yang diperlukan.
Mineralogi mempengaruhi cara pengolahan mineral. Faktor-faktor ini meliputi :
1. Mineralogi dan Petrografi
2. Komposisi kimia atau kualitas (bahan tambang primer atau produk sampingan :
untuk batubara; CV, TM, Ash, S)
3. Struktur geologi (lipatan, patahan, diskontiniu, intrusi)
4. Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage, dalam endapan bijih/cleats dalam
batubara)
5. Keseragaman, alterasi, oksigen, erosi (zona dan batas)
6. Air tanah dan hidrologi
c. Sifat Geoteknik (Mekanika Tanah dan Batuan)
Sifat mekanis dari endapan dan batuan sekitarnya merupakan faktor kunci
dalam pemilihan peralatan dalam tambang terbuka dan pada tambang bawah tanah.
Faktor-faktornya meliputi :
1. Sifat elstik (kekuatan, modulud elastis, dll)
2. Perilaku elastik atau viskoelastik (flow, creep)
3. Keadaan tagangan (tegangan awal, induksi)
4. Konsolidasi, kompkasi, dan kompetensi
5. Sifat fisik lainnya ( bobot isi, porositas, premeabilitas, moisture content)
d. Konsidersi Ekonomi
Faktor ini mempengruhi hasil, investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan, Meliputi :

1. Cadangan (tonase dan kadar/kualitas)


2. Laju produksi (produksi per satuan waktu)
3. Umur tambang
4. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu misalnya ton/kariawanshift)
5. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok.

e. Faktor Teknologi
Faktor ini meliputi :
1. Perolehan tamabang (mine recovery)
2. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih/batubara)
3. Ke-fleksibelitas-an metode dengan perubahan kondisi
4. Selektifitas metode untuk batubaradan waste
5. Konsentri atau dispersi dari pekerjaan
6. Modal pekerja dan intensitas mekanisasi
f. Faktor Lingkungan
Faktor ini meliputi :
1. Kontrol bawah tanah
2. Penurunan permukaan tanah (Subsidence)
3. Kontrol atmosfire (kontrol kualitas, kontrol panas dan kelembaban, serta untuk
tambang bawah tanah ventilasi)
4. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan dan keselamatan kerja,
kehidupan dan pemukiman)

Materi 3 :
KADAR BATAS, NISBAH PENGUPASAN, KADAR EKIVALEN
1.1 PERHITUNGAN KADAR BATAS (CUT-OFF GRADE)
A. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-off Grade = BECOG)
a. Dalam teori ekonomi, analisis pulang pokok terdiri dari penentuan
nilaiparameter yang diinginkan (misalnya: berapa jumlah produk yangharus
dijual) sedemikian rupa sehingga pendapatan tepat samadengan ongkos atau
biaya yang dikeluarkan (keuntungan = nol).
b. Dalam pertambangan, yang ingin kita ketahui adalah berapa kadarbijih yang
menghasilkan angka yang sama antara pendapatan yangdiperoleh dari
penjualan bijih tadi dengan biaya yang dikeluarkanuntuk menambang serta
memrosesnya. Kadar ini dikenal dengannama kadar batas pulang pokok
atau break even cut-off grade.
c. BECOG =

Ongkos( Mine+ Mill+G A)


( Harga JualSRF) x Mill Rec x Smelter Rec x Faktor

d. d. Biasanya hanya biaya atau ongkos operasi langsung yangdiperhitungkan


dalam penentuan cut-off grade.

Ongkos-ongkoskapital dan biaya tak

langsung seperti penyusutan (depresiasi) padaumumnya tidak dimasukkan.


B. Kadar Batas Internal (Internal Cut-off Grade = ICOG)

a. Jika diasumsikan bahwa satu ton material pasti akan ditambang,berapa kadar
minimum yang akan menghasilkan kerugian lebih kecildari dua alternatif
berikut : mengirimkan material hasil penambanganke pabrik pemrosesan,
atau mengirimkan material ini ke tempatpembuangan?
b. Gunakan persamaan yang sama (seperti untuk BECOG), hanyadalam hal ini
ongkos penambangan tidak dimasukkan.

Jadi untukmenghitung ICOG,

ongkos penambangan = nol.


C. Kadar Batas Proses
a. Bilakah kita dapat memperhitungkancut-off grade tanpa memasukkan
ongkos-ongkos G&A?
i.

Bila

tingkat

produksi

ditentukan,misalnya

untuk

dari

pabrik

pabrik

pemrosesan

flotasi

bijih

bijih

telah

sulfida,

maka

perhitungancut-offgrade harus memasukkan ongkos G&A.


ii.

Sebaliknya, bila tingkat produksinya tidak tertentu seperti padakasus


pelindian bijih oksida dileach pad, argumen bahwa kadarbatas dapat
dihitung tanpa memasukkan ongkos-ongkos G&Aadalah argumen yang
dapat diterima.

iii.

Kadar batas ini kadang-kadang disebut kadar batas pengolahan(process


cut-off), yakni kadar terendah yang

dapat menutupibiaya pengolahan

langsung. Dalam operasi penambangan, jikaanda mempunyai pabrik


pengolahan (mill) dan tambangmengalami kekurangan bijih yang akut,
makaprocess cut-off inibiasanya merupakan kadar terendah yang masih
dapatdipertimbangkan untuk dikirimkan ke pabrik.
1.2 NISBAH PENGUPASAN PULANG POKOK (BREAK EVEN STRIPPING
RATIO = BESR)
A. Nisbah pengupasan didefinisikan sebagai nisbah dari jumlah materialpenutup
(waste) terhadap jumlah material bijih (ore). Pada tambang bijih,nisbah ini
biasanya dinyatakan dalam ton waste / ton ore. Di tambangbatubara sering dipakai
m3 waste / ton batubara.
SR =

Ton Waste
Ton ore

atau SR =

Ton total
Ton ore 1

Untuk geometri penambangan yang ditetapkan, nisbah pengupasanmerupakan


fungsi dari kadar batas.
B. Jika kadar bijih diketahui dan jika semua keuntungan bersih darimenambang bijih
tersebut dipakai untuk mengupas tanah penutup (wastestripping), berapa jumlah
tanah penutup yang dapat dikupas? Inilahkonsep BESR.
BESR =

(PendapatanOngkos PenambanganPengolahan) /ton bijih


Ongkos Pengupasan/tonwaste

C. Catatan :

Nilai BESR adalah 0 pada titik BECOG (tidak dapat mendukungstripping).

Untuk harga komoditas, perolehan, ukuran pabrik, tingkat produksidan ongkos


tertentu, BESR merupakan fungsi linier dari kadar bijih.

BESR merupakan masukan dalam metoda perancangan tambangsecara manual.

1.3 PERHITUNGAN KADAR EKIVALEN


A. Bilamana dalam cebakan bijih kita dapati lebih dari satu mineral (utama dan
ikutan), biasanya perlu dipakai konsep kadar ekivalen untuk mengevaluasinya.
B. Pertama kali, kita definisikan dahulu NSR (Net Smelter Return) sebagai nilai
kotor dari satu ton bijih setelah dikurangi dengan ongkos-ongkos smelting,
refining dan freight (SRF).
C. Tahap-tahap perhitungan kadar ekivalen (misalnya Cu Ekivalen) adalah sbb :
a. Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) tembaga yang berkadar bijih 1%.
b. Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) mineral ikutan, misalnya moly dengan
kadar 1% (atau emas dengan kadar 1 oz/ton atau 1 g/tonne, dst).
c. Hitung faktor ekivalensi sebagai nisbah (ratio) antara NSR untuk mineral
ikutan terhadap NSR untuk mineral utama.
d. Jadi kadar Cu Ekivalen = Total Cu + Faktor x Moly
e. Jika kadar Total Cu dan kadar moly (emas, perak, dst.) dalam blok
diketahui, maka kadar Cu Ekivalen dari blok tersebut dapat dihitung.
D. Kadar Ekivalen dapat pula dipahami atau didefinisikan sebagai kadar yang
menghasilkan gabungan nilai NSR dari semua mineral yang ada.
E. Kadang-kadang lebih mudah bagi kita untuk menggunakan nilai NSR dan bukan
kadar ekivalen.
a. Hitung nilai NSR untuk suatu blok dan gunakan angka ini sebagai sebuah
variabel ekonomik untuk perencanaan tambang.
b. Kadar batas pulang pokok (BECOG) hanyalah mengandung ongkos-ongkos
penambangan, pengolahan dan G&A. Perolehan mill dan smelter, ongkos-

ongkos SRF dan harga komoditas sudah diperhitungkan dalam NSR.


PERHITUNGAN KADAR BATAS
Contoh untuk Cu :
Ongkos Penambangan (Mining Cost)
Ongkos Pengolahan (Milling Cost)
Ongkos G & A
Perolehan Pabrik (Mill Recovery)
smelting, refining, freight
Perolehan Smelter (Smelter Recovery)
Harga Tembaga

per ton material


per ton bijih
per ton bijih
per pound product
per pound

$ 0.75
$ 3.25
$ 0.25
94%
$ 0.275
96.15%
$0.95

Penghasilan = Biaya (titik pulang pokok ; untuk satu ton bijih)


Harga x Kadar x Mill Rec x Smlt Rec x 20 = Ongkos (Mine + Mill + G&A) + SRF
x Kadar x Mill Rec x Smlt Rec x20
Harga x Kadar x Mill Rec x Smlt Rec x 20
- SRF x Kadar x Mill Rec x Smlt Rec x 20 = Ongkos (Mine + Mill + G&A)
(Harga - SRF) x Kadar x Mill Rec x Smlt Rec x 20 = Ongkos (Mine + Mill + G&A)
Kadar Batas Pulang Pokok =
=

Ongkos(Mine+ Mill+G A)
( HargaSRF) x Mill Rec x Smlt Rec x 20
$ 0.75+$ 3.25+ $ 0.25
($ 0.95$ 0.275)x 0.94 x 0.9615 x 20

BECOG = 0.35% Cu
Catatan :
Angka 20 adalah faktor konversi dari % ke pound (dengan satuan pound per persen).
Untuk proyek dengan satuan metrik faktor konversinya adalah 22.046.
PERHITUNGAN BESR

Anda mungkin juga menyukai