RANGKUMAN MATERI
dan
sosial (economic,
geologi
dilakukan
pengkajian
tertentu
dapat
kelayakan
berubah
tambang
menjadi
cadangan
dan memenuhi
kriteria
setelah
layak
tambang
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis,
hukum,
lingkungan
dan
sosial
dapat
ditambang
pada
saat perhitungan
dilakukan.
2. Istilah dan Pengertian
2.1 Umum
Keterdapatan Mineral (Mineral Occurrence), adalah suatu indikasi
pemineralan (Mineralization) yang dinilai untuk dieksplorasi lebih jauh. Istilah
keterdapatan mineral tidak ada hubungannya dengan ukuran volume/tonase atau
kadar / kualitas, dengan demikian bukan bagian dari suatu Sumber Daya Mineral.
Endapan Mineral (Mineral Deposit) adalah longgokan (akumulasi)
bahan tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang
terbentuk oleh proses geologi tertentu, dan dapat bernilai ekonomi.
Keyakinan Geologi (Geological Assurance)
mengenai endapan mineral yang meliputi ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitasnya sesuai dengan tahap eksplorasinya.
Tambang (Mine
Feasibility)
adalah
tingkat
kelayakan
tambang dari suatu endapan mineral apakah layak tambang atau tidak berdasarkan
kondisi ekonomi, teknologi, lingkungan, sosial serta peraturan/perundang- undangan
atau kondisi lain yang berhubungan pada saat itu.
2.2 Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi (Exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi
yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : Survai tinjau,
Prospeksi, Eksplorasi Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan penyelidikan geologi
ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan (mineralization), menentukan ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk
kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.
Survai
Tinjau
(Reconnaissance)
adalah
tahap
eksplorasi
untuk
adalah
tahap
eksplorasi
dengan
jalan
membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas
dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda
penyeledikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi
suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya
dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi
rinci diperlukan.
Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk
mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah
diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan.
Jarak pencontohan sedemikian rapat
dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah
(bulk sampling) mungkin di perlukan.
Laporan Eksplorasi (Exploration Report) adalah dokumentasi mutakhir
dari setiap tahap eksplorasi yang menggambarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas
dan kualitas endapan mineral. Laporan tersebut memberikan status mutakhir
mengenai sumber daya mineral yang dapat digunakan untuk menentukan tahap
eksplorasi berikutnya atau studi kelayakan tambang.
2.3 Pengkajian Kelayakan Tambang (Mine Feasibility Assessment)
Laporan Penambangan (Mining Report) adalah dokumentasi
mutakhir
tersebut
memberikan
status
mutakhir
mengenai
sumber
daya
laporan
eksplorasi
dan
faktor-faktor
ekonomi,
penambangan,
adalah
sumber
daya
mineral
kriteria
yang
menjadi
dasar
klasifikasi.
Berdasarkan
kriteria
itu,
Cadangan
yang
diperbolehkan. Tingkat
kesalahan dapat
yang digunakan.
c) Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan serta tingkat kesalahan
yang dihasilkan dicantumkan dalam laporan dan harus dapat dijelaskan
dalam batasan-batasan yang dapat diterima oleh Panitia/Lembaga Penguji.
5. Pengujian
a) Pengujian klas sumberdaya mineral dan cadangan dilakukan
terhadap terpenuhinya persyaratan yang telah ditentukan.
b) Panitia/Lembaga penguji merupakan tim yang dibentuk oleh
Departemen Pertambangan dan Energi atau instansi yang
berwewenang untuk itu dan anggota Panitia/Lembaga yang
ditunjuk
terdiri
dari
para
berpengalaman dibidangnya.
ahli
Materi 2 :
Metode Penambangan dan Pengolahan Sumberdaya Mineral
Secara garis beras metode penambangan dikelompokan menjadi 3, yaitu :
1. Tambang Terbuka
2. Tambang Dalam
3. Tambang Bawah Air
1. Tamabang Terbuka (Surface mining) : adalah metode penambangan dimana segala
kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat
dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan
udara luar.
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (Underground Mining) : adalah metode
penambang dimana segala kegiatan dilakukan dibawah permukaan bumi, dan
tempat kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar.
3. Tamabng Bawah Air (Underwater Mining) : adalah metode penambangan yang
kegiatan penggaliannya dilakukan dibawah permukaan air atau endapan mineral
berharganya terletak dibawah permukaan air.
Jenis-jenis Tambang.
a. Open Pit : Penambanga denga cara ini biasanya dilakukan untuk endapan mineral
yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah.
b. Open Cast/Open Mine/Open Cut : Penambangan dengan cara ini hampir sama
dengan penambanga open pit. Namun, teknik penambangan ini dilakukan untuk
daerah lereng bukit.
c. Quarry : Penambangan dengan cara Quarry adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali bahan galian seperti baru marmer, batu granit, batu
andesit, batu gamping, dll.
-
Side Hill Type : merupakan bentuk penambangan untuk bahan galian industri
yang terletak dilereng-lereng bukit.
Pit Type : sama seperti side hill type, namun bahan galiannya terletak pada
daerah yang mendatar.
e. Alluvial Mine : Tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapanendapan alluvial, misalnya bijih tmah, pasir besi, emas, dll. Berdasrkan cara
penggaliannya, maka Alluvial Mine dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Tambang Semprot (Hydraulicking).
Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakuan dengan
mengunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprot
yang disebut monitor atau water jet atau giant. Tekanan aliran air yang dihasilkan
oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau
disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10 atm.
2. Penambang dengan Kapal Keruk (Dredging).
Penambang denga kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini
digunakan bila endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air,
misalnya di lepas pantai, sungai danau atau di suatu lembah dimana tersedia
banyak air.
3. Manual Mining Method
Manual Method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan
yang menggunakan tenaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga mesin
atau alat mekanis. Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau
kontraktor kecil untuk menambang endapan yang ukuran atau jumlah
cadangannya tidak besar, letaknya tersebar dan terpencil, Tetapi endapannya
cukup kaya.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penambangan.
a. Karakteristik dari endapan
Faktor ini merupakan faktor terpenting dalam pemilihan metode penambangan,
apakah akan di tambang dengan tambang terbuka atau tambah bawah tanah. Faktorfaktor ini meliputi:
1. Ukuran (Dimensi : Tebal dan penyebaran)
2. Bentuk (Tabular, Masiv, dll)
3. Attitude (Inklasi dan Dip)
4. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan-SR)
e. Faktor Teknologi
Faktor ini meliputi :
1. Perolehan tamabang (mine recovery)
2. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih/batubara)
3. Ke-fleksibelitas-an metode dengan perubahan kondisi
4. Selektifitas metode untuk batubaradan waste
5. Konsentri atau dispersi dari pekerjaan
6. Modal pekerja dan intensitas mekanisasi
f. Faktor Lingkungan
Faktor ini meliputi :
1. Kontrol bawah tanah
2. Penurunan permukaan tanah (Subsidence)
3. Kontrol atmosfire (kontrol kualitas, kontrol panas dan kelembaban, serta untuk
tambang bawah tanah ventilasi)
4. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kondisi kesehatan dan keselamatan kerja,
kehidupan dan pemukiman)
Materi 3 :
KADAR BATAS, NISBAH PENGUPASAN, KADAR EKIVALEN
1.1 PERHITUNGAN KADAR BATAS (CUT-OFF GRADE)
A. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-off Grade = BECOG)
a. Dalam teori ekonomi, analisis pulang pokok terdiri dari penentuan
nilaiparameter yang diinginkan (misalnya: berapa jumlah produk yangharus
dijual) sedemikian rupa sehingga pendapatan tepat samadengan ongkos atau
biaya yang dikeluarkan (keuntungan = nol).
b. Dalam pertambangan, yang ingin kita ketahui adalah berapa kadarbijih yang
menghasilkan angka yang sama antara pendapatan yangdiperoleh dari
penjualan bijih tadi dengan biaya yang dikeluarkanuntuk menambang serta
memrosesnya. Kadar ini dikenal dengannama kadar batas pulang pokok
atau break even cut-off grade.
c. BECOG =
a. Jika diasumsikan bahwa satu ton material pasti akan ditambang,berapa kadar
minimum yang akan menghasilkan kerugian lebih kecildari dua alternatif
berikut : mengirimkan material hasil penambanganke pabrik pemrosesan,
atau mengirimkan material ini ke tempatpembuangan?
b. Gunakan persamaan yang sama (seperti untuk BECOG), hanyadalam hal ini
ongkos penambangan tidak dimasukkan.
Bila
tingkat
produksi
ditentukan,misalnya
untuk
dari
pabrik
pabrik
pemrosesan
flotasi
bijih
bijih
telah
sulfida,
maka
iii.
Ton Waste
Ton ore
atau SR =
Ton total
Ton ore 1
C. Catatan :
$ 0.75
$ 3.25
$ 0.25
94%
$ 0.275
96.15%
$0.95
Ongkos(Mine+ Mill+G A)
( HargaSRF) x Mill Rec x Smlt Rec x 20
$ 0.75+$ 3.25+ $ 0.25
($ 0.95$ 0.275)x 0.94 x 0.9615 x 20
BECOG = 0.35% Cu
Catatan :
Angka 20 adalah faktor konversi dari % ke pound (dengan satuan pound per persen).
Untuk proyek dengan satuan metrik faktor konversinya adalah 22.046.
PERHITUNGAN BESR