Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH SINGKAT KELURAHAN LESANE

Assalamualaikum Wr. Wb.

Rencana awal membangun Desa di lokasi sekarang, bermula dari ide catur
tunggal para Muspida atau Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Maluku Tengah
yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Oemar Kasturian dalam rangka
pengembangan Kota Masohi.
Proses untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidak mengalami hambatan
karena didukung semua pihak sehingga bulan Maret 1962 atas prakarsa Departemen
Sosial yang dijabat oleh Bapak Mustafa Ishak terbentuklah Mini Organisasi yang
disebut Lembaga Sosial Kota dengan personalia :
1. Bapak Abdul Latif Muhammad Chatib (Alm) mewakili Masyarakat
SulawesiTenggara.
2. Bapak A.R. Daeng Rani (Alm) Mewakili Masyarakat Sulawesi Selatan.
3. Bapak K. Waderubun mewakili Masyarakat Maluku Tenggara.
4. Beberapa Tokoh Masyarakat lainnya mewakili warga Kota Masohi.

Tugas utama Lembaga Sosial Kota tersebut adalah bekerja sama dengan
Departemen Sosial Kabupaten Maluku Tengah mengkoordinir masyarakat yang
mendiami Kampung Kodok (sekarang Kelurahan Ampera) untuk dimukimkan pada
suatu perkampungan tetap sesuai Master Plan Kota Masohi pada waktu itu.
Tanggal 30 April 1962 Lembaga Sosial Kota bersama-sama Kepala Bagian
Pemerintahan Umum, ketika itu dijabat oleh Bapak Sahulata dan Kepala Bagian
Teknis yaitu Bapak Sudarmo didampingi Kepala Kantor Departemen Sosial menunjuk
Lokasi pemukiman yang ditempati sekarang.
Bertepatan dengan Hari Sosial, tanggal 20 Desember 1962 dalam suatu
Upacara sederhana yang dihadiri sejumlah Pejabat Sipil maupun TNI, para Tuan
Tanah Negeri Amahai, Soahuku dan Haruru diselenggarakan di Sini. Inti Upacara itu
adalah Ayunan Kapak Pertama yang dilakukan oleh Ibu Kasturian sekaligus pada
kesempatan itu diberi nama LESANE yang artinya Tempat Makan bersama.
Ayunan Kapak pertama diatas menandai permulaan pembersihan areal ini
secara swadaya dan dilaksanakan secara bergotong royong, kurang lebih 8 bulan
lamanya 21 Kepala Keluarga yang terdaftar ketika itu bersama-sama bahu-membahu
ikut berperan aktif melaksanakan pembersihan areal dimana Kondisi hutan boleh
dibilang masih perawan.
Keterbatasan sarana pada waktu itu yang hanya didukung beberapa buah
mata gergaji maupun peralatan-peralatan seadanya sama sekali tidak mengendorkan
semangat kerja sepanjang hari. Ke-17 Kepala Keluarga terus bergotong royong
sampai akhirnya 4 Kepala Keluarga mengundurkan diri karena alasan
psikhis/kesehatan.
Pada bulan Juli 1963 dilakukan peletakan batu pertama oleh Bapak Bupati
Kepala Daerah Tingkat II Maluku Tengah, Bapak Oemar Kasturian yang sampai bulan
Agustus 1963 Penghuni Kampung Lesane berjumlah 17 Kepala Keluarga terdiri dari
45 Jiwa.
Penghuni Kampung Lesane yang semula berasal dari Buton Tomia Sulawesi
Tenggara sebagai transmigrasi lokal dan selanjutnya datang secara berangsur-
angsur sebagai transmigrasi spontan atas prakarsa dan dorongan moril salah
seorang tokoh yang merintis Pembangunan Kampung Lesane yaitu Bapak Abdul Latif
Muhammad Chatib
Sejak itu Kampung Lesane di koordinir langsung Departemen Sosial Kabupaten
Maluku Tengah sehingga struktur Pemerintahannya dikenal dengan Ketua Lembaga
Sosial Desa dan orang pertama yang dipercaya memimpin Lembaga ini adalah Bapak
Abdul Latif Muhammad Chatib (Alm) yang dibantu oleh Bapak La Abdul Pika
( Alm ) Sebagai Ketua Kelompok (Kepala Kampung) Warga Transmigrasi Spontan
kelurahan Lesane (Tahun 1962-1964)
Dan Yang menjabat menjadi Pemerintah Kampung Lesane. adalah Bapak La
Muru (Alm) (Tahun 1964-1966 diganti oleh Bapak La Hamidi (Tahun 1966-
1967)selanjutnya digantikan oleh Bapak Hasan Maligana (Tahun 1967-
1968) dan dilanjutkan oleh Bapak La Ode Angi (Tahun 1968-1973). Kemudian
pada Tahun 1973-1979 Kampung Lesane dipimpin oleh Bapak Muhammad Taher
(Alm).
La Madi Djailani (Alm) memimpin Kampung Lesane (Tahun 1979-1985),
setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa,
maka status kampung mengalami peningkatan menjadi Desa Lesane, Tahun 1981
status Desa ditingkatkan lagi menjadi Kelurahan berdasarkan Kep.Mendagri Nomor
140-135/5 tanggal 14 Pebruari 1981 dan Bapak La Madi Djaelani dipercayakan
untuk melanjutkan kepemimpinannya. Sebagai Kepala Kelurahan Lesane.
Selanjutnya, Kelurahan Lesane dipimpin oleh Bapak Ali Leurima, BA (Tahun
1985-1991).
Kemudian dibawah kepemimpinan Bapak Djawaruddin. (1991-2002).
Kelurahan Lesane, mengalami perubahan struktur seiring dengan perkembangan
Penduduk yaitu peningkatan wilayah yang awalnya berjumlah 7 RT berkembang
menjadi 11 RT dan 4 RW di Tahun 1997 sampai sekarang .

Dalam status Pemerintahan Kelurahan Lesane yang awalnya masuk dalam


wilayah Kecamatan Amahai, setelah didefinitifkannya Kecamatan Kota Masohi
kabupaten Maluku Tengah, maka status Pemerintahan Kelurahan Lesane masuk
dalam Kecamatan Kota Masohi Tahun 2002. Selanjutnya Kepemimpinan
Pemerintahan Kelurahan dijabat oleh Ny. Wahda, S.STP (Tahun 2002 – 2008).
Dan pada tanggal 24 Agustus 2002 Bupati Maluku Tengah yang dijabat oleh Bapak
Hi.Ir.Abdullah Tuasikal, M.Si merubah wajah Kelurahan Lesane dengan menambah 1
buah rumah Ibadah di tandai dengan peletakan batu pertama oleh beliau yang
rencana awal adalah mushollah tetapi ditingkatkan statusnya menjadi Masjid Bani
Abdullah, di dukung oleh semangat gotong royong masyarakat untuk menyelesaikan
pembangunan Masjid tersebut. Dan ditahun 2003 Dilanjutkan dengan
pengembangan Pembangunan Masjid Al-Muhajirin sebagai induk Masjid di Kelurahan
Lesane pun dilakukan sampai sekarang. Kemudian Tahun 2008, Kepala Kelurahan
Lesane dijabat Oleh Bapak LA ODE TARWAN, S.IP. dan pada tanggal 28 April 2012
Mesjid Bani Abdullah telah diresmikan oleh Bupati Maluku Tengah, Bapak Hi. Ir.
Abdullah Tuasikal, M.Si. Kemudian di masa pemerintahan Bapak Bupati Hi. Tuasikal
Abua, SH pada Tanggal 15 Februari 2016 dilantiklah Bapak DJULFAH, SE Sebagai
Kepala Kelurahan Lesane yang baru Hingga Sekarang.

Anda mungkin juga menyukai