Anda di halaman 1dari 9

Pancasila Di antara Ideologi Besar Dunia

Wahjudi Djaja

Diresensi Oleh :

Nurul Afifah
IDENTITAS BUKU

Judul buku : Pancasila Di antara Ideologi Besar Dunia


Penulis : Wahjudi Djaja
Penerbit : Cempaka Putih
Cetakan : Pertama
Tebal buku : 74 hlm
ISBN : 978-979-662-927-5
Tahun terbit : 2018

Ringkasan atau Sinopsis Buku

Bagi Bangsa Indonesia, keberadaan ideologi merupakan sebuah proses


sejarah. Sejak bangsa kita memperjuangkan kemerdekaan, para pemimpin kita telah
mengawalinya dengan meletakkan dasar-dasar ideologi. Beragam organisasi
pergerakan kebangsaan yang di bentuk oleh para tkoh pergerakan memiliki ideologi
sendiri-sendiri. Sebagian merupakan hasil interaksinya dengan bangsa-bangsa
Eropa tempat belajar mereka. Sebagian lagi merupakan hasil perpaduan dengan
kebudayaan Indonesia. Proses penciptaan ideologi Pancasila mengikuti alur
perjuangan bangsa. Setiap organisasi pergerakan memperjuangkan kemerdekaan
bangsa dengan dasar ideologinya sendiri. Corak pergerakannya pun menjadi
berlainan. Hingga akhirnya tercapai konsensus atau kesepakatan nasional tentang
Pancasila sebagai ideologi negara. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila tidak lepas
dari pengaruh ideologi besar dunia lainnya. Para tokoh pergerakan mengakui telah
meramu beragam ideologi dunia itu menjadi sebuah ideologi bernama Pancasila.
Oleh karena itu, sangat menarik untuk membandingkan Pancasila dengan ideologi-
ideologi besar dunia lainnya. Buku ini disusun untuk memotret lahir dan
berkembangnya ideologi besar dunia termasuk ideologi Pancasila.
BAB I

PENDAHULUAN

Pada masa abad 19 hingga 20 dikenal dengan abad ideologi. Dimana banyak
ideologi-ideologi besar yang sangat berperan mengubah tatanan dunia. Di antaranya
nasionalisme, komunisme, sosialisme, dan kapitalisme. Ideologi ini tumbuh seiring
dengan munculnya keinginan untuk membentuk negara baru pasca-Perang Dunia I
dan II. Saat itu nasionalisme menjadi ideologi pemersatu yang ampuh dalam
mempersatukan bangsa-bangsa terjajah untuk memerdekakan diri. Sedangkan
imperialisme kuno berorientasi pada penyebaran agama (gospel), kekayaan (gold),
dan kejayaan (glory). Imperialisme modern diterapkan pada masa revolusi industri
yang berkembang pesat di Eropa. Persaingan antarnegara industri pun tidak
terelakkan. Mereka membawa armada perang untuk mendapatkan atau merebut
daerah-daerah yang kaya bahan mentah.Contoh bangsa yang menjadi sasaran
mereka antara lain Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Praktik imperialisme dan kolonialisme itu berlangsung selama ratusan tahun.


Perubahan mulai terjadi pada abad 19 hingga 20. Munculnya golongan terpelajar
dari berbagai kawasan memelopori pergerakan nasional. Ideologi yang berperan
dalam mempersatukan pergerakan rakyat di tanah jajahan itu adalah nasionalisme.
Nasionalisme kemudian mendasari berdirinya negara-negara baru. Lahir pula para
pemikir dunia yang mengembangkan ajaran-ajaran nasionalisme. Mereka
mengembangkan sesuai dengan kondisi dan kepentingan perjuangan negaranya.

Seiring dengan meluasnya nasionalisme, berkembang pula beragam paham


dan ideologi. Muncullah ideologi komunisme di negara-negara Eropa Timur. Di
Eropa Barat berkembang ideologi kapitalisme dan sosialisme berkembang di Eropa
Timur. Munculnya ideologi baru ini sangat memengaruhi perjuangan bangsa
Indonesia. Tidak aneh jika pemikiran-pemikiran dunia memengaruhi proses
penciptaan ideologi negara Indonesia.

BAB II
IDEOLOGI DAN KEKUASAAN NEGARA

Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat


yang memberikan dua arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Menurut
Taqiyuddin An-Nabhani, ideologi adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan
peraturan atau suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia,
dan hidup. Ideologi bisa dipahami sebagai suatu ide, konsep, atau hasil pemikiran
manusia yang bisa dijadikan cara atau alat untuk mengetahui dan memperjuangkan
tujuan hidup. Setiap ideologi senantiasa membimbing langkah manusia dalam
menapaki dan memperjuangkan hidupnya.

Fungsi sebuah ideologi bisa dilihat dari peran dan kedudukannya dalam suatu
masyarakat atau sebuah negara. Sebuah negara sangat memerlukan aturan dasar,
sistem nilai, dan kesepakatan bersama yang diakui serta dipatuhi oleh seluruh
warganya. Inilah yang dikenal dengan ideologi politik. Ideologi politik adalah
sistem kepercayaan yang menerangkan dan membenarkan suatu tatanan politik yang
ada atau yang dicita-citakan dan memberikan strategi berupa prosedur. Sebuah
negara dibentuk bukan tanpa tujuan dan tatanan. Tujuan sebuah negara hanya bisa
tercapai apabila para pengelola dan warganya memiliki kesamaan pandang. Cita-
cita tidak akan tercapai apabila negara tidak mempunyai strategi dan prosedur.

Pelaksanaan pemerintahan harus berdasarkan nilai dan norma yang telah


disepakati bersama. Dalam pelaksanaannya sering muncul permasalahan. Untuk
menghadapi permasalahan tersebut jelas membutuhkan ketahanan ideologi.
Keberadaan sebuah ideologi dalam suatu negara jelas akan mendasari sikap dan
tingkah laku politik para elite dan warganya. Ideologi yang tertanam dalam diri para
penyelenggara negara dan warga negaranya akan membentuk sikap dan perilaku
politik. Warga negara di sebuah negara Pancasila menjadi seorang pancasilais. Itu
artinya ideologi telah menjelma menjadi sikap dan perilaku dalam diri warga
negaranya.
Ideologi tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan. Untuk menjaga kelangsungan
kekuasaannya, sebuah negara biasanya menggunka saluran militer untuk
melanggengkan kekuasaannya dan menciptakan rasa takut di kalangan masyarakat.
Begitupun dengan saluran ekonomi, negara mengguanakan saluran perekonomian
tersebut untuk menguasai kehidupan masyarakat dengan menguasai modal, buruh
dan tata niaga. Adapula saluran politik yang sangat efektif digunakan oleh negara
untuk melanggengkan kekuasaannya dengan cara membuat peraturan yang harus
ditaati oleh rakyat. Kekuasaan juga bisa dijalankan secara efektif dengan
menggunakan saluran tradisional. Melalui lembaga memanfaatkan tradisi yang
berkembang di masyarakat untuk kepentingan kekuasaannya.

Ideologi bisa digunakan untuk maksud-maksud tertentu dari penguasa salah


satunya utnuk memperjuangkan dan merealisasikan kepentingan pribadinya.
Iddeologi bisa dijadikan dasar legitimasi bagi pemerintah untuk menjalankan
fungsinya. Ideologi sering digunakan oleh pemerintah untuk membenarkan
tindakan-tindakannya guna mempertahankan kekuasaannya. Inilah yang dikenal
dengan status quo atau keadaan tetap pada suatu saat tertentu. Setiap penguasa
selalu ingin mempertahankan rezimnya.

BAB III

IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DUNIA

Nasionalisme yang sering disebut ideologi pendobrak. Praktik imperialisme


dan kolonialisme yang telah berkembang sejak abad XVII runtuh pada awal abad
XX berkat munculnya nasionalisme. Dalam perkembangannya nasionalisme bisa
berubah menjadi ideologi yang membahayakan. Nasionalisme sendiri berarti
kehendak untuk bersatu dan bernegara. Di negara-negara Barat, nasionalisme
pernah berubah menjadi chauvinisme, yaitu perasaan cinta yang berlebih-lebihan
pada tanah air. Nasionalisme sebetulnya merupakan bentuk kesadaran nasional dari
seluruh rakyat dan juga cita-cita sekaligus pendorong bagi suatu bangsa.
Nasionalisme di Perancis dimulai sejak abad XVIII. Banyak tokoh pemikir
seperti J.J. Rousseau yang berpendapat, ada beberapa syarat demi tercapainya
masyarakat politik yang sejati. Dampak Revolusi Prancis dan pemerintahan
Napoleon Bonaparte sangat besar bagi perkembangan masyarakat dunia. Nilai-nilai
dan hasil pemikiran tokoh Prancis inilah yang menyebabkan lahirnya nasionalisme
Amerika pada tahun 1775. Nasionalisme di Cina dilatarbelakangi oleh kekecewaan
rakyat terhadap penguasa Manchu yang dianggap bukan dinasti keturunan Cina.
Nasionalisme di India dipengaruhi oleh faktor dari luar yaitu kemenangan Jepang
dalam perang melawan Rusia tahun 1905. Terdapat beragam organisasi yang
berkembang di India yaitu Brahma Samadzj, Rama Krisna, All Indian National
Congress, dan Mahatma Gandhi.

Nasionalisme di Turki muncul ketika Turki mengalami kemerosotan pada


abad XIX di masa pemerintahan sultan Murad III. Gerakan Turki Muda yang
dipimpin oleh Anwar Bey yang bertujuan untuk menyelamatkan Turki dari
keruntuhan, mengadakan reorganisasi negara secara modern, mengembangkan
nasionalisme, dan memperkuat persatuan kebangsaan Turki. Selanjutnya
nasionalisme di Mesir yang dipengaruhi juga oleh gerakan Turki Muda.
Nasionalisme Mesir meletup setelah Arabi Pasha mengadakan pemberontakan tahun
1881-1882. Nasionalisme di Indonesia muncul sebagai reaksi terhadap kolonialisme
Barat. Secara internal nasionalisme bermula dari adanya perasaan senasub
sependeritaan di antara bangsa Indonesia.

Marxisme pertama kali dikembangkan oleh Karl Marx dan sahabatnya


Frederick Engels. Tiga kerangka dasar ideologi marxisme yaitu filsafat
materialisme, teori nilai laba, dan konsep ketatanegaraan. Materi lebih dahulu ada
dari pada roh spiritual atau logika. Materilah yang menciptakan pikiran dan segala
hal yang dikatakan berasal dari pikiran. Materi adalah tuhan itu sendiri, bukan yang
mempunyai kekuatan dalam penciptaan kecuali materi. Ideologi ini terbukti gagal
dalam membawa perubahan masyarakat ke arah yang lebih beradab. Ideologi
Marxisme sangat jelas mengingkari adanya Tuhan.
Sosialisme adalah paham yang menghendaki suatu masyarakat yang disusun
secara kolektif. Sosialisme berorientasi pada prinsip pengendalian modal, produksi,
dan kekayaan oleh kelompok. Ideologi ini dianggap sebagai lawan dari liberalisme.
Munculnya ideologi tersebut seiring dengan terjadinya Revolusi Prancis pada abad
XIX. Tokoh yang mengemukakan teori sosialisme klasik adalah Francois Emile
Babeuf. Pada pertengahan abad XX, sosialisme telah bermetamorfosis menjadi
beberapa macam yaitu sosialisme demokrasi, marxisme leninisme, anarkisme dan
gerakan kiri baru. Sosialisme tidak mengakui keberadaan agama. Bahkan Tuhan
dianggap tidak ada atau telah mati.

Komunisme merupakan pengembangan dari marxisme. Munculnya ideologi


ini tidak terlepas dari berkembangnya sosialisme di Rusia. Rusia mengalami
revolusi besar-besaran pada tahun 1917. Hingga akhirnya Mikhail Gorbachev,
sekjen Partai Komunis Uni Soviet, melalui ide glasnost dan perestorika yang
mampu menggerakkan sekitar 400 juta rakyat di kawasan Eropa Timur.
Keterbelenggunya rakyat akibat sistem komunisme sedikit demi sedikit hilang dan
kebebasan mulai dirasakan. Komunisme pun runtuh seiring dengan masuknya
paham liberalisme.

Komunisme di Cina sering disebut dengan Maoisme. Ada perbedaan yang


mendasar antara komunisme Cina dengan komunisme yang ada di Uni soviet.
Komunisme Cina lebih mementingkan peran petani daripada burh. Latar
belakangnya adalah buruh Cina dianggap sebagai bagian tidak terpisahkan dari
kapitalisme. Komunisme di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh penjajahan
Belanda. Tokoh utamanya adalah Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet.
Ia mendirikan sebuah organisasi politik yang bertujuan untuk memperbesar dan
memperkuat gerakan komunis di Indonesia.

Ideologi Liberalisme muncul di Eropa abad XVII, memuncak abad XIX, dan
tenggelam pada abad XX yang pada saat itu masyarakat terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu kaum aristokrat, kaum agama, dan para petani.
Liberalisme dalam bidang agama muncul sejak zaman renaissance di Italia
yang ditandai dengan besarnya pengaruh kaum agama yang mendominasi
kehidupan masyarakat. Liberalisme muncul ketika terjadi konflik antara
pendukung-pendukung negara kota yang bebas melawan pendukung Paus.
Liberalisme dalam bidang agama sebetulnya hendak memperjuangkan kemerdekaan
jiwa setiap individu. Mereka ingin merdeka dalam memilih di antara hal-hal yang
baik dan hal-hal yang buruk. Liberalisme mempunyai dampak yang besar bagi
masyarakat Barat. Masyarakat perlahan-lahan mulai mengesampingkan hak Tuhan
dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan. Selain itu, urusan agama pun
dipindahkan dari urusan publik menjadi sekadar urusan individu.

Ideologi Pancasila lahir dan berkembang seiring dengan terbentuknya negara


Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi negara Indonesia.
Sebagai sebuah ideologi, Pancasila bersifat terbuka yang dapat berinteraksi dengan
perkembangan zaman. Nilai-nilai dan cita-cita yang terkandung tidak dipaksakan
dari luar, tetapi diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya
sendiri. Pancasila merupakan seperangkat nilai, gagasan, ide, atau pemikiran dasar
yang dianggap baik oleh bangsa Indonesia.

BAB IV

PENUTUP

Ideologi termasuk bagian dari sejarah pemikiran yang artinya bukan hanya
konsep atau teori saja. Kita harus mempertahankan ideologi negara meskipun hal itu
tidak mudah. Caranya dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Jika semua rakyat Indonesia telah mengamalkan nilai-nilai Pancasila,
niscaya negara Indonesia yang aman, tenteram, makmur, adil, dan bermartabat akan
terwujud.
KELEBIHAN

Cover dari buku ini lumayan menarik dengan tatanan gambar dan tulisan yang
sesuai. Judul bukunya ketika dibaca mengundang rasa ingin tahu siapapun untuk
segera membacanya karena judul buku yang bersifat membandingkan dengan hal
yang sejenisnya. Bahasanya tidak terlalu sulit dipahami. Di dalam bukunya terdapat
gambar tokoh-tokoh yang berpengaruh pada masanya sehingga pembaca ikut
mengetahuinya. Informasi yang disampaikan pun cukup detail.

KEKURANGAN

Terdapat beberapa kata baku yang kurang dipahami.

Anda mungkin juga menyukai