Oleh:
Dewi Khalimatus Sadiyah
Handika Ryan V.
Akhir hayat,
serangan jantung
Teori Populasi
- Pokok tesis Malthus adalah pemikiran bahwa pertumbuhan
penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan
makanan. Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk
yang cukup kaku. Dia mengatakan, penduduk cenderung
tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2,
4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan
cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya,
dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam
terbitan-terbitan belakangan, Malthus menekankan lagi
tesisnya, tetapi tidak sekaku semula, dengan hanya berkata
bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas
hingga mencapai batas persediaan makanan.
- Akibatnya akan terjadi krisis penderitaan, kejahatan
kemiskinan, dan Malthus menganggap tidak akan terjadi
perkembangan teknologi.
Lanjutan . . .
Pada saat yang sama karena adanya ketentuan
pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing
of return) dari suatu faktor produksi yang jumlahnya
tetap (tanah dan sumber daya alam) maka persediaan
pangan hanya akan meningkat menurut deret hitung.
Dalam kenyataannya, karena setiap anggota masyarakat
hanya memiliki tanah yang sedikit, maka kontribusi
marginal atau produksi pangan akan semakin menurun.
Oleh karena pertumbuhan pangan tidak dapat berpacu
dengan pesatnya pertambahan penduduk, maka
pendapatan perkapita (dalam masyarakat agraris,
pendapatan perkapita diartikan sebagai produksi pangan
perkapita) akan mempunyai tendensi turun sedemikian
rendahnya sehingga mencapai sedikit di atas tingkat
subsisten (kemiskinan absolut).
A. Pertambahan Populasi
a. Peningkatan Populasi dan Penurunan
Angka Kelahiran
Lanjutan . . .
Penurunan Angka Kematian di
Beberapa Negara, 1860-1960
Lanjutan . . .
Pada abad 19-an keadaan yang
terjadi malah sebaliknya dimana
teori yang dikemukakan Adam Smith
dapat kembali mencuat bahwa
standar hidup yang lebih tinggi
adalah jauh lebih baik daripada
campur tangan pemerintah terhadap
kehidupan pribadi keluarga. Namun
disisi lain, tidak bisa dipungkuri lagi
bahwa budaya juga merupakan salah
satu pengaruh besar yang dapat
Lanjutan . . .
6. Para ahli ekonomi yang terpengaruh Malthus berkesimpulan bahwa,
dalam keadaan normal, kebanyakan penduduk dapat mencegah
kenaikan upah melampaui batas yang layak. Ekonom Inggris yang
masyhur, David Ricardo, seorang sahabat akrab Malthus berkata;
"Upah yang layak bagi buruh adalah upah yang diperlukan untuk
memungkinkan para buruh dapat hidup dan bertahan dari
pergulatan, tanpa bertambah atau berkurang." Teori ini lazim disebut
"hukum basi upah," disetujui oleh Karl Marx, dan menjadi unsur
penting dalam teorinya tentang "nilai lebih.
7. Pada pakar bidang Biologi. Teori Malthus memengaruhi pemikiran
Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace. Charles Darwin adalah
pendiri teori evolusi modern dimana teorinya mengenai seleksi
alam dan survival of the fittest dipengaruhi oleh teori hukum
populasi Malthus. Kemudian, Alfred Russel Wallace seorang pendiri
teori evolusi organik, dalam pemikiranya tersebut terinspirasi oleh
hukum teori populasi Malthus pada bahasan biologi filosofis.
Aliran Neo-Malthusian
Aliran Neo-Malthusian merupakan pendukung Malthus yang lebih
radikal terhadap teori Malthus sebelumnya pada abad 18-an yang
kemudian pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20. Pada
abad tersebut, teori Malthus mulai dipersoalkan kembali oleh para
pakar karena menyangkut persoalan baru yang perlu untuk
dipecahkan.
Kelompok ini tidak sependapat dengan Malthus bahwa mengurangi
jumlah penduduk cukup dengan moral restraint atau
pengekangan moral saja. Untuk keluar dari jebakan Malthus,
mereka menganjurkan menggunakan semua cara-cara preventive
checks misalnya dengan menggunakan alat-alat kotrasepsi untuk
mengurangi jumlah kelahiran, pengguguran kandungan.
Kelompok Neo-Malthusian sejak awal menentang Marxist. Pada
prinsipnya mereka mengikuti teori Malthus, dengan ide bahwa
pertumbuhan penduduk apabila tidak dikontrol akan
menghilangkan hasil-hasil yang diperoleh dari pembangunan
ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan penduduk yang tinggi
akan mengakibatkan gagalnya pembangunan.
Lanjutan . . .
Hubungan Aktivitas Keilmuan
dengan
Jumlah Populasi, Setelah
Pendapatan per Kapita Dihitung,
1970-an
B. Garett Hardin
Garett Hardin adalah seorang professor ekologi manusia
di Universitas California Santa Barbara. Ia menulis sebuah
esay yang berjudul The Tragedy of the Commons yang
dimuat pada artikel Science pada tahun 1968. Ia lebih
memandang bahwa pertambahan populasi akan
menyebabkan kerusakan lingkungan. Ada kecenderungan
bahwa pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan
oleh publik.
Hardin menungkapkan, Kebebasan dalam kebersamaan
akan menghancurkan semuanya. Dia mencontohkan
pemanfaatan berlebihan pada tanah penggembalaan
publik. kebebasan dalam pemanfaatan sumber daya alam
akan menyebabkan pemakaian yang tidak terkontrol.
Penyebab dari permasalahan atau tragedi kebersamaan
ini menurut Hardin adalah karena kurangnya hak properti
dan harga pasar. Tidak adanya peraturan mengenai kedua
hal tersebut membuat kerusakan lingkungan.
. . . TERIMA KASIH . . .