Subsistem : 1 2 3 4 5 6 7 8 dst
(pangan)
Jika kondisi ini dibiarkan maka manusia akan mengalami kekurangan pangan
dan kemiskinan. Untuk keluar dari permasalah ini menurut Malthus harus
ada pengekangan perkembangan penduduk. Pengekangan tersebut dapat
berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud dengan
pengekangan hakiki adalah pangan. Sedangkan bentuk pengekangan segera
adalah bentuk preventive check dan positive check:
1. Preventive check
Preventive check adalah pengurangan penduduk melalui penekanan
kelahiran. Preventive check timbul karena kemampuan penalaran manusia
sehingga dapat meramalkan akibat-akibat yang akan terjadi di kemudian hari.
Preventive check dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Moral restraint (Pengekangan diri): yaitu segala usaha mengekang nafsu
seksual.
b. Vice: yaitu pengurangan kelahiran seperti, abortus, penggunaan alat
kontrasepsi, homoseksual, pelacuran.
2. Positive check
Positive check adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian.
Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk lebih besar daripada jumlah
persediaan pangan maka dapat dipastikan akan terjadi kelaparan, wabah
penyakit, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dipastikan tingkat kematin
akan semakin meningkat.
Malthus menikah pada 1804; ia dan istrinya mempunyai tiga orang anak.
Pada 1805 ia menjadi profesor Britania pertama dalam bidang ekonomi politik
di East India Company College di Haileybury di Hertfordshire. Siswa-siswanya
menyapanya dengan sebutan kesayangan "Pop" (yang dapat berarti "papa")
"Populasi" Malthus. Pada 1818, ia terpilih menjadi Fellow dari Perhimpunan
Kerajaan.
Esai tentang populasi yang dibuat Malthus ini tak lama kemudian menjadi
terkenal, dan pada tahun 1805 ia mendapatkan pekerjaan sebagai Profesor
Sejarah, Politik, Perdagangan dan Keuangan di New East India College dekat
kota London. Perguruan tinggi ini terutama melatih para pengusaha dari
Perusahaan Hindia Timur yang akan menduduki jabatan administratif di
India. Posisi Malthus membuat dirinya sebagai salah seorang ahli ekonomi
akademik yang pertama.
Sesudah Adam Smith, Thomas Malthus dianggap sebagai pemikir klasik yang
sangat berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Malthus
menimba pendidikan di St. John’s College, Cambridge, Inggris dan kemudian
melanjutkan ke East India College. Sewaktu ia diangkat sebagai dosen pada
EastIndiaCollege, untuk pertama kalinya ekonomi politik (political
economy) diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Pemikiran-pemikiriannya
tentang ekonomi politik dapat diikuti dari: Principles of Political
Economy (1820) dan Definitions of Political Economy (1827). Selain itu,
buku-buku lain yang ditulis Malthus cukup banyak, antara lain: Essay on the
Principle of Population as it Affects the Future Improvement of
Society (1798); dan An Inquiry into the Nature and Progress of Rent (1815).
1. Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya
dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
a. Penundaan masa perkawinan
b. Mengendalikan hawa nafsu
c. Pantangan kawin
2. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di
dalamnya antara lain:
a. Bencana Alam
b. Wabah penyakit
c. Kejahatan
d. Peperangan
Teori kependudukan Malthus ini banyak diadopsi oleh negara negara yang
tergolong maju misalnya : Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australis,
Inggris, Perancis, Jerman, Swiss, Belanda dan negara negara Eropa Barat
lainnya. Pemerintah Negara Negara tersebut dalam kependudukan menganut
Kebijakan Anti Natalitas artinya pemerintah berusaha untuk menekan tingkat
kelahiran secara ketat, oleh karena ini jumlah penduduk di negara-negara
tersebut konstan bahkan jumlah penduduk cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun.
Teori Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih
berlaku bagi negara-negara Asia. Teori Malthus memang benar dan berlaku
sepanjang masa. Penganut golongan ini setuju dengan Teori Malthus,
meskipun ada beberapa tambahan /revisi. Pengikut Malthus ini disebut Neo
Malthusionism. Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan hanya
dengan moral restraint (berpuasa, menunda – perkawinan) adalah tidak
mungkin. Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah laju cepatnya
peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth
control dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Indonesia tercatat baru pada tahun 1968-1969 sebagai peserta revolusi hijau
dengan luas areal 198.000 hektar yang pada tahun 1972-1973 menjadi
1.521.000 hektar, meskipun sesungguhnya Indonesia telah memulainya
sekitar tahun 1964-1965. Pada tahun 1973 produksi padi dengan Bimas telah
mencapai 52 kuital per hektar dan dengan Inmas 40 kuintal per hektar.