Anda di halaman 1dari 11

TEORI KEPENDUDUKAN ALIRAN MALTHUSIAN

Aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seorang pendeta


yang hidup pada tahun 1798 hingga tahun 1834. Tulisan monumentalnya An
Essay on The Principle of Population as it Affect Future Improvemenet of
Society, with remarkson the speculations of Mr. Godwin, Mr. Condorcet and
other Writer atau lebih populer dengan sebutan Prinsip Kependudukan (The
Principle of Population)diterbitkan pertama kali pada tahun 1798.

Ia menyatakan bahwa penduduk itu (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan


binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat
dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini.
Tinggi pertumbuhan ini disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki
dan perempuan tidak bisa dihentikan.

Manusia memerlukan makanan, sedangkan laju pertumbuhan penduduk lebih


cepat dari pada laju pertumbuhan makanan. Perkembangan penduduk akan
mengikuti deret urut sedangkan perkembangan subsistem (pangan) mengikuti
deret hitung dengan interval waktu 25 tahun seperti berikut:

Penduduk : 1 2 4 8 16 32 64 128 dst

Subsistem : 1 2 3 4 5 6 7 8 dst
(pangan)

Jika kondisi ini dibiarkan maka manusia akan mengalami kekurangan pangan
dan kemiskinan. Untuk keluar dari permasalah ini menurut Malthus harus
ada pengekangan perkembangan penduduk. Pengekangan tersebut dapat
berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud dengan
pengekangan hakiki adalah pangan. Sedangkan bentuk pengekangan segera
adalah bentuk preventive check dan positive check:

1. Preventive check
Preventive check adalah pengurangan penduduk melalui penekanan
kelahiran. Preventive check timbul karena kemampuan penalaran manusia
sehingga dapat meramalkan akibat-akibat yang akan terjadi di kemudian hari.
Preventive check dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Moral restraint (Pengekangan diri): yaitu segala usaha mengekang nafsu
seksual.
b. Vice: yaitu pengurangan kelahiran seperti, abortus, penggunaan alat
kontrasepsi, homoseksual, pelacuran.

2. Positive check
Positive check adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian.
Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk lebih besar daripada jumlah
persediaan pangan maka dapat dipastikan akan terjadi kelaparan, wabah
penyakit, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dipastikan tingkat kematin
akan semakin meningkat.

Positive check dibagi menjadi 2 yaitu:


a. Vice (kejahatan): yaitu segala jenis pencabutan nywa sesama manusia
seperti manusia seperti pembunuhan anak-anak (infanticide), pembunuhan
orang-orang cacat, dan orang tua.
b. Misery (kemelaratan): yaitu segala keadaan yang menyebabkan kematian
seperti berbagai jenis penyakit dan epidemi, bencana alam, kelaparan,
kekurangan pangan dan peperangan.

Bagi Malthus moral restraint merupakan pembatasan kelahiran yang paling


penting, sedangkan penggunaan alat kontrasepsi belum dapat diterimanya.
Pendapat banyak mendapat kritikan dari para ahli yang menimbulkan diskusi
secara terus menerus. Karena gagasan yang dicetuskan Malthus pada abad 18
dianggap aneh pada saat itu . Malthus mengatakan bahwa dunia akan
kehabisan sumber daya alam karena jumlah penduduk yang terus meningkat,
hal ini bagi mereka tidak dapat diterima oleh akal sehat. Pada dunia baru
seperti Amerika, Afrika, Autralia dan Asia dengan sumber daya alam yang
melimpah mereka berpendapat bahwa persediaan makanan tidak akan habis.
Sehingga preposisi yang diajukan oleh Malthus tersebut akhirnya
memunculkan beberapa kritik sebagai berikut:
a. Mathus terlalu menekankan terbatasnya persediaan tanah, tetapi ia tidak
menyangka akan ada keuntungan besar dari kemajuan transpor yang
dikombinasikan dengan pembukaan tanah pertanian baru di Amerika Serikat,
Australia dan tempat-tempat lainnya. Karena dengan kemajuan-kemajuan
transportasi yang menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya
sehingga pendistribusian bahan makanan ke daerah-daerah yang kekurangan
makanan mudah dilaksanakan.

b. Dalam kondisi yang menguntungkan, hewan dan tanaman dapat meningkat


menurut deret ukur. Malthus tidak memperhitungkn bahwa teknologi juga
dapat maju dengan pesat. Dengan adanya peningkatan metode-metode
pertanian seperti penggunaan pupuk dan bibit unggul lebih banyak maka
dapat menaikkan produktivtas.

c. Malthus tidak memepertimbangkan kontrol fertilitas bagi pasangan-


pasangan yang sudah menikah. Pada tahun 1822, Francis Place menganjurkan
pembatasan kelahiran setelah perkawinan.

d. Malthus tidak memperhitungkan bahwa fertilitas dapat menurun apabila


terjadi perkembangan ekonomi dan naiknya standar hidup penduduk
dinaikkan.

A. SEJARAH SINGKAT DARI THOMAS ROBERT MALTHUS


Pdt. Thomas Robert Malthus, FRS (lahir di Surrey, Inggris, 13 Februari 1766 –
meninggal di Haileybury, Hertford, Inggris, 23 Desember 1834 pada umur 68
tahun), yang biasanya dikenal sebagai Thomas Malthus, meskipun ia lebih
suka dipanggil "Robert Malthus", adalah seorang pakar demografi Inggris dan
ekonom politk yang paling terkenal karena pandangannya yang pesimistik
namun sangat berpengaruh tentang pertambahan penduduk. Malthus
dilahirkan dalam sebuah keluarga yang kaya. Ayahnya, Daniel, adalah sahabat
pribadi filsuf dan skeptik David Hume dan kenalan dari Jean-Jacques
Rousseau. Malthus muda dididik di rumah hingga ia diterima di Jesus College,
Cambridge pada 1784.

Di sana ia belajar banyak pokok pelajaran dan memperoleh penghargaan


dalam deklamasi Inggris, bahasa Latin dan Yunani. Mata pelajaran utamanya
adalah matematika. Ia memperoleh gelar magister pada 1791 dan terpilih
menjadi fellow dari Jesus College dua tahun kemudian Pada tahun 1793 ia
menjadi pengikut Jesus College dan asisten pendeta gereja Okewood sebuah
biara atau kapel di Wotton. Saat ia bekerja di Wotton Malthus terlibat
perdebatan sengit dengan ayahnya tentang kemampuan meningkatkan
kekayaan ekonomi oleh orang-orang sudah lanjut. Ayahnya berpendapat
bahwa hal itu mungkin namun Malthus tetap skeptis. Perselisihan ini
mendorong Malthus untuk membaca dan kemudian membuat beberapa
tulisan tentang topik tersebut. Hasilnya adalah Essay on Population yang
pertama kali diterbitkan tahun 1798.

Malthus menikah pada 1804; ia dan istrinya mempunyai tiga orang anak.
Pada 1805 ia menjadi profesor Britania pertama dalam bidang ekonomi politik
di East India Company College di Haileybury di Hertfordshire. Siswa-siswanya
menyapanya dengan sebutan kesayangan "Pop" (yang dapat berarti "papa")
"Populasi" Malthus. Pada 1818, ia terpilih menjadi Fellow dari Perhimpunan
Kerajaan.

Esai tentang populasi yang dibuat Malthus ini tak lama kemudian menjadi
terkenal, dan pada tahun 1805 ia mendapatkan pekerjaan sebagai Profesor
Sejarah, Politik, Perdagangan dan Keuangan di New East India College dekat
kota London. Perguruan tinggi ini terutama melatih para pengusaha dari
Perusahaan Hindia Timur yang akan menduduki jabatan administratif di
India. Posisi Malthus membuat dirinya sebagai salah seorang ahli ekonomi
akademik yang pertama.

Sesudah Adam Smith, Thomas Malthus dianggap sebagai pemikir klasik yang
sangat berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Malthus
menimba pendidikan di St. John’s College, Cambridge, Inggris dan kemudian
melanjutkan ke East India College. Sewaktu ia diangkat sebagai dosen pada
EastIndiaCollege, untuk pertama kalinya ekonomi politik (political
economy) diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Pemikiran-pemikiriannya
tentang ekonomi politik dapat diikuti dari: Principles of Political
Economy (1820) dan Definitions of Political Economy (1827). Selain itu,
buku-buku lain yang ditulis Malthus cukup banyak, antara lain: Essay on the
Principle of Population as it Affects the Future Improvement of
Society (1798); dan An Inquiry into the Nature and Progress of Rent (1815).

B. DASAR PEMIKIRAN LAHIRNYA TEORI KEPENDUDUKAN


MALTHUS
Pandangan-pandangan Malthus umumnya dikembangkan sebagai reaksi
terhadap pandangan-pandangan yang optimistik dari ayahnya dan rekan-
rekannya, terutama Rousseau. Esai Malthus juga dibuat sebagai tanggapan
terhadap pandangan-pandangan Marquis de Condorcet. Dalam An Essay on
the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip mengenai
Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat
ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan
makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. (Case
& Fair, 1999: 790). Ia bahkan meramalkan secara spesifik bahwa hal ini pasti
akan terjadi pada pertengahan abad ke-19, sebuah ramalan yang gagal karena
beberapa alasan, termasuk penggunaan analisis statisnya, yang
memperhitungkan kecenderungan-kecenderungan mutakhir dan
memproyeksikannya secara tidak terbatas ke masa depan, yang hampir selalu
gagal untuk sistem yang kompleks.

Dalam esseai-nya tersebut Thomas Robert Malthus menyatakan:


’..........apa bila tidak ada pembatasan jumlah penduduk maka penduduk akan
berkembang biak dengan cepat sebagai deret bilangan 1, 2, 4, 8, 16, 32 ......,
dan dissii lain jumlah pangan hanyak mengalami pertambahan sebagai deret
bilangan 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12 ...... akibatnya penduduk dunia akan mengalami
kelaparan hebat. Untuk menghindari kekuranga bahan pangan maka jumlah
penduduk harus dibatasi. Untuk itu perlu dilakukan moral restrain
(pengekangan diri: pengekanagn nafsu seksual, penundaan
perkawinan)”

Essei Malthus sangat efektif membangun kesadaran para ilmuwan tentang


pentingnya masalah jumlah penduduk yang besar, meskipun pemikiran
Malthus sangat sederhana. Kesederhanaan essei tersebut terletak pada
pemikirannya dengan menggunakan dua variabel saja yaitu jumlah penduduk
dan jumlah pangan, padahal besarnya jumlah penduduk tidak ditentukan oleh
jumlah pangan saja.

C. HAKIKAT DARI TEORI KEPENDUDUKAN MALTHUS


Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah
Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian
timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam
edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan
dua pokok pendapatnya yaitu :
a. Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
b. Nafsu manusia tak dapat ditahan.

Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat


dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang
besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung
untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup
riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat
Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan
kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu
dengan jalan:

1. Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya
dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
a. Penundaan masa perkawinan
b. Mengendalikan hawa nafsu
c. Pantangan kawin

2. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di
dalamnya antara lain:
a. Bencana Alam
b. Wabah penyakit
c. Kejahatan
d. Peperangan

Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara


yang belum maju.
Pembatasan jumlah penduduk saat ini telah berkembang jauh lebih ekstrim
disbanding jaman Malthus yang terbatas pada moral restraints (pengekangan
diri) yang meliputi : pengekangan nafsu seksual dan penundaan perkawinan.
Pada saat ini usaha usaha pembatasan jumlah penduduk telah merambah
pada usaha mengurangi kelahiran maupun usaha penyabutan nyawa. Secara
garis besar saat ini usaha pembatasan jumlah penduduk dilakukan dengan
dua kelompok besar yaitu preventive checks dan positive checks.

Preventive cheks merupakan usaha usaha pembatasan jumlah penduduk


melalui penekanan kelahiran yaitu moral renstraints dan vice. Usaha usaha
moral restraints (pengekangan diri) meliputi:
a. pengekangan nafsu seksual misalnya tidak kawin;
b. penundaan perkawinan, bentuknya berupa: meningkatkan partisipasi
wanita wanita muda dalam pendidikan yang lebih tinggi (SMA atau Perguruan
tinggi) atau partisipasi dalam pekerjaan luar rumah (public).

Sedangkan vice (usaha pengurangan kelahiran) meliputi:


a. aborsi (pengguguran kandungan),
b. hubungan sesama jenis misalnya homoseksual (hubungan sesame jenis
laki-laki) atau lesbian-seksual (hubungan sesama jenis perempuan),
c. penggunaan alat kontrasepsi (kondom, pil KB, IUD/inplant, suntik KB,
tubektomi dan vasektomi dan lain lainnya ),
d. promiscuity (kawin kontrak, kumpul kebo), adultery atau perzinahan

Usaha Positive checks merupakan gejala/usaha- usaha pembatasan


pertumbuhan penduduk melalui proses kematian yang meliputi:
a. Vice (kejahatan) atau segala upaya/jenis pencabutan nyawa, yang banyak
dilakukan dengan membunuh anak-anak (infanticide), orang orang tua atau
orang orang cacat, usaha usaha ini biasanya dilakukan terhadap penduduk
yang dianggap tidak produktif;
b. Misery (kemelaratan) yaitu keadaan yang menyebabkan kematian
penduduk misalnya: epidemic, bencana alam, kelaparan, kekurangan bahan
pangan, peperangan dan geinocide (pembunuhan terhadap etnik tertentu
yang dilakukan secara sengaja).

Teori kependudukan Malthus ini banyak diadopsi oleh negara negara yang
tergolong maju misalnya : Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australis,
Inggris, Perancis, Jerman, Swiss, Belanda dan negara negara Eropa Barat
lainnya. Pemerintah Negara Negara tersebut dalam kependudukan menganut
Kebijakan Anti Natalitas artinya pemerintah berusaha untuk menekan tingkat
kelahiran secara ketat, oleh karena ini jumlah penduduk di negara-negara
tersebut konstan bahkan jumlah penduduk cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun.

Upaya-upaya pemerintah -negara negara tersebut antara lain:


a. Meningkatkan partisipasi pendidikan penduduk terutama wanita,
peningkatan pendidikan akan membangun kesadaran keluarga kecil yang
berkualitas; disamping itu bagi wanita meningkatannya pendidikan berarti
penundaan perkawinan.
b. Meningkatkan partisipasi angkatan kerja bagi wanita, keterlibatan wanita
ke lapangan kerja atau publik menyebabkan wanita mempertimbangkan
untuk mengasuh anak atau enggan untuk memiliki anak dan mangasuhnya.
c. Meningkatkan kesejahteraan penduduk, biasanya fertilitas penduduk
berubah menurut variabel ekonomi yaitu fertilitas (tingkat kelahiran)
penduduk akan menurun seiring dengan tingkat kesejahteraan yang
meningkat.
d. Mempermudah penduduk untuk mengakses alat kontrasepsi

Teori Kependudukan Malthus (pertumbuhan penduduk) yang menyatakan


bahwa:
“Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi
menurut deret hitung”. Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan
berkembang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi sehingga
mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi sangat murah dan hanya cukup
untuk biaya hidup sehari-hari (subsistensi).

D. KRITIK DAN KELEMAHAN TEORI MALTHUS


John Stuart Mill mengkritik esseinya Malthus dengan mengatakan bahwa
manusia dapat mengontrol perilaku demografisnya antara lain :
mengendalikan fertilitas. Selain itu Marx mengritik pendapat Malthus dengan
mengatakan bahwa jumlah penduduk yang banyak tidak harus menimbulkan
kematian antara lain dengan mengimport bahan makanan, memindahkan
penduduk ke tempat lain dan peningkatan pendidikan penduduk.

Ilmuwan melakukan beberapa kritik tentang kelemahan ide dalam essai-nya,


secara garis besar kritik terhadap ide Malthus tersebut adalah Malthus dalam
esseinya belum memikirkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Revolusi pertanian ( green revolution) seperti: bibit unggul, varitas baru,
insektisida/obat hama, pupuk dan perangsang tumbuh, managemen usaha,
telah meningkatkan produksi pertanian/perikanan/peternakan secara
berlipat ganda dalam waktu yang singkat,

b. Ditemukan tanah tanah baru (benua baru: Amerika dan Australia)


dikemudian hari memberikan peluang bagi usaha petanian melakukan
ekstensifikasi sekaligus intensifikasi di lahan lahan pertanian yang baru
sehingga produksi total pangan dunia meningkat dengan cepat,

c. Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi memungkinkan


pengiriman bahan pangan di wilayah wilayah yang menghadapi kelaparan
dapat dengan cepat dilakukan sehingga kelaparan penduduk di suatu wilayah
dapat dihindari secara cepat dan tepat.

d. Thomas Robert Malthus tidak mempertimbangkan keinginan pasangan


pasangan suami istri (pasutri) dan pasanngan usia subur lain melakukan
usaha pembatasan kelahiram dengan menggunakan kontrasepsi
e. Teori yang diungkapkan tidak mempertimbangkan perilaku fertilitas
penduduk yaitu fertilitas (tingkat kelahiran) penduduk akan menurun seiring
dengan tingkat kesejahteraan yang meningkat.

Dari postulat Malthus, terdapat pengekangan perkembangan penduduk dapat


berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki/mutlak. Yang dimaksud
dengan factor pengekangan adalah pangan, sedangkan pengekangan segera
dapat berbentuk pengekangan prefentif dan pengekangan positif.
Pengekangan prefentif adalah factor-faktor yang bekerja mengurangi angka
kelahiran. Pengekangan prefentif yang dianjurkan Malthus adalah
pengendalian diri dalam hal nafsu seksual antar jenis seperti penundaan
perkawinan. Pengekangan positif merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi angka kematian ; dapat berupa epidemi, penyakit-penyakit
dan kemiskinan.

Teori yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :


a. Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.
b. Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan
makanan dengan cepat.
c. Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang
kaya
d. Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi
kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari Negara.
e. Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia
adalah salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah secara
lebih efisien. Kenyataan dalam setelah Malthus menunjukkan bahwa
perbaikan teknologi pertanian seperti penggunaan pupuk buatan, pemakaian
pestisida, dan irigasi yang efisien menghasilakan peningkatan produktivitas.
f. Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi
unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada
peningkatan tingkat hidup.

Teori Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih
berlaku bagi negara-negara Asia. Teori Malthus memang benar dan berlaku
sepanjang masa. Penganut golongan ini setuju dengan Teori Malthus,
meskipun ada beberapa tambahan /revisi. Pengikut Malthus ini disebut Neo
Malthusionism. Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan hanya
dengan moral restraint (berpuasa, menunda – perkawinan) adalah tidak
mungkin. Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah laju cepatnya
peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth
control dengan menggunakan alat kontrasepsi.

E. PENGIKUT-PENGIKUT TEORI MALTHUS


1. Francis Flace (1771 – 1854)
Pada tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration and Proofs of the
populationatau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk. Ia
berpendapat bahwa pemakaian alat kontrasepsi tidak menurunkan martabat
keluarga, tetapi manjur untuk kesehatan. Kemiskinan dan penyakit dapat
dicegah.

2. Richard Callihie (1790 – 1843)


Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”, apakah cinta itu menurut dia –
Mereka yang berkeluarga tidak perlu mempunyai jumlah anak yang lebih
banyak dari pada yang dapat dipelihara dengan baik.
a. Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi bahaya maut karena
kehamila
b. Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan

3. Any C. Besant (1847-1933)


Ia menulis buku yang berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya
terhadap tingkah laku dan moral manusia”

4. dr. George Drysdale (1825 – 1904)


Ia berpendapat bahwa keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan
kesehatan dan moral. Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk
menegakkan moral masyarakat.

F. KETERKAITAN TEORI MALTHUS DENGAN UPAYA


PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
Usaha dari banyak Indonesia untuk menyediakan pangan bagi penduduk
adalah dengan giat melakukan pembangunan atau modernisasi pertanian.
Usaha ini dilakukan baik melalui perluasan tanah pertanian yang
ada (ekstensifikasi) maupun meningkatkan produksi per
hektarnya (intensifikasi).

Indonesia tercatat baru pada tahun 1968-1969 sebagai peserta revolusi hijau
dengan luas areal 198.000 hektar yang pada tahun 1972-1973 menjadi
1.521.000 hektar, meskipun sesungguhnya Indonesia telah memulainya
sekitar tahun 1964-1965. Pada tahun 1973 produksi padi dengan Bimas telah
mencapai 52 kuital per hektar dan dengan Inmas 40 kuintal per hektar.

Adapun program transmigrasi setelah Indonesia merdeka dalam Pola Umum


Pelita Ktiga (Lihat GBHN, TAP MPR No. II/MPR/1978) disebutkan antara
lain: “Program transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan penyebaran
penduduk dan tenaga kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah
produksi dan pertanian baru dalam rangka pembangunan daerah khususnya
di luar Jawa, yang dapat menjamin taraf hidup para transmigran, dan taraf
hidup masyarakat sekitar”.
Program Keluarga Berencana merupakan upaya pemerintah dalam mencegah
dan mengatur kelahiran. Pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasionak (BKKBN) bergerak dalam penyebaran alat-alat dan
pengetahuan kontrasepsi. Setiap desa dan kota Petugas Lapang KB siap
membantu keluarga-keluarga yang ingin memasuki program KB.

Anda mungkin juga menyukai