0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
119 tayangan8 halaman
Malthus melihat pertumbuhan penduduk manusia berkembang lebih cepat dari produksi pangan secara geometris, sedangkan produksi pangan hanya bertambah secara aritmatis. Ini berarti suatu saat akan terjadi kelebihan penduduk atas ketersediaan pangan. Malthus menyarankan kontrol pertumbuhan penduduk melalui perkawinan tertunda dan keluarga kecil sebagai solusi.
Malthus melihat pertumbuhan penduduk manusia berkembang lebih cepat dari produksi pangan secara geometris, sedangkan produksi pangan hanya bertambah secara aritmatis. Ini berarti suatu saat akan terjadi kelebihan penduduk atas ketersediaan pangan. Malthus menyarankan kontrol pertumbuhan penduduk melalui perkawinan tertunda dan keluarga kecil sebagai solusi.
Malthus melihat pertumbuhan penduduk manusia berkembang lebih cepat dari produksi pangan secara geometris, sedangkan produksi pangan hanya bertambah secara aritmatis. Ini berarti suatu saat akan terjadi kelebihan penduduk atas ketersediaan pangan. Malthus menyarankan kontrol pertumbuhan penduduk melalui perkawinan tertunda dan keluarga kecil sebagai solusi.
menerbitkan buku, dan buku Thomas Malthus dianggap tersebut menimbulkan perdebatan sebagai pemikir klasik yang dengan orang tuanya sendiri sangat berjasa dalam tentang pendapat yang pengembangan pemikiran – menyatakan bahwa sifat – sifat pemikiran ekonomi. Malthus manusia bukanlah karena menimba pendidikan di St. diwariskan, tetapi ditentukan oleh John’s College, Cambridge, lingkngan dimana mereka hidup. Inggris, dan kemudian Kenyataan ini didasarkan pada melanjutkan ke East India berbagai kesengsaraan, kemiskinan, dan ketidakbahagiaan College. Sewaktu ia diangkat manusia yang di temuinya di sebagai dosen pada East India lingkungan kehidupannya. Yang College, untuk pertama bertanggung jawab atas keadaan kalinya ekonomi politik ini semua adalah pemerintah, (political economy) diakui untuk mengubah keadaan ini sebagai disiplin ilmu diperlukan pembaharuan tersendiri. kelembagaan. Tetapi malthus muda membantah pendapat itu . dengan menggabungkan pemikiran – pemikiran teori penduduk pada beberapa tulisaan sebelumnya, termsuk hokum hasil lebih yang semakin berkurang yang pernah ditemukan oleh Turgot, Malthus mengembangkan teori kependudukan, dengan mengasumsikan bahwa nafsu sex manusia dan kebutuhan makanan mempunyai hubungan. Jumlah penduduk meningkat tidak seimbang dengan kenaikan persediaan kebutuhan pokok hidup. Bilamana kemampuan lahan untuk menghasilakn kebutuhan manusia menurun, maka peningkatan bahan pangan tidak dapat mengimbangi jumlah pertambahan penduduk. Pemikiran malthus yang kontroversi waktu itu dapat digambarkan lebih lanjut sebagai berikut: • kita perlu melihat latar belakang tenta Alasan malthus berpendapat demikian, malthus melihat pada waktu itu : menjelang tahun 1790, Inggris dalam keadaan swasembada pangan tetapi pada tahun itu Inggris harus mengimport bahan pangan terjadi proses pemiskinan penduduk yang berpendapatan rendah.
Dalam bukunya yang terbit edisi pertama malthus
mengemukakan dua dasar pertam sebagai asumsi :
untuk kehadiran manusia diperlukan bahan pangan
nafsu sex antar kelamin merupakan kebutuhan yang tidak akan berubah. • Dengan asumsi ini dapat disimpulkan peningkatan penduduk lebih cepat daripada perumbuhan bahan pangan. Karena itu Malthus mengeemukakan cara mengatasinya dengan melakukan pembatasan. Terdapat dua pembatasan, yakni pengendalian posotif dan negatif. Pengendalian positif adalah perang, penyakit, dan kelaparan. Pengendalian negatif dengan menunda perkawinan. Tetapi hal tersebut dapat menimbulkan kejahatan seksual. Untuk mengatasi ini tidak mungkin dengan meniadakan struktur kelembagaan yang ada. pendapat Malthus yang menjadi kontroversi dan mendapat kritik keras dari penentangnya, kemudian bukunya terbit untuk yang kedua kalinya pada tahun 1803. metodologi yang digunakan malthus semata-mata deduktif telah dilengkapi dengan metode induktif pada edisi kedua dan dua cara pembatasan pertumbuhan penduduk relah menjadi tiga cara yaitu ditambah dengan melakukan kendali moral ( moral-restraint ). Maksud kendali moral adalh menunda perkawinan tanpa melakukan hubungan sex sebelumnya.
ada beberapa kritik yang dikemukakan terhadap
pemikiran malthus adalah kelemahan yang dikemukakan dalam tulisan-tulisannya antara lain malthus tidak membedakan naluri kebutuhan sex dengan keinginan manusia mempunyai keturunan,dan cara pembatasan yang dikenal sekarang yaitu melalui kontrasepsi. Malthus mengamati Malthus manusia berkembang mengamati jauh manusia berkembang lebih cepat dibandingkan jauh lebih produksi dengan cepat dibandingkan hasil-hasil dengan produksi pertanian hasil-hasil untuk memenuhi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembangmanusia. kebutuhan sesuai Manusia dengan berkembang deret sesuai ukur dengan (geometric deret progression, ukur Dalam Essays on the Principles (geometric dari 2 ke 4, 8, 16, progression, 32, dst). of Population (1796) Malthus dari 2 Sementara ke 4, 8, 16, 32, dst). pertumbuhan menguraikan bahwa satu- Sementara pertumbuhan produksi makanan hanya satunya cara untuk menghindari produksi makanan meningkat sesuai dengan hanya meningkat malapetaka tersebut adalah deret hitungsesuai dengan (arithmetic dengan melakukan kontrol atau deret hitung progression, dari 2 (arithmetic ke 4, 6, progression, dari 2 ke 4, 6, pengawasan atas pertumbuhan 8, dst). Karena 8, dst). Karena penduduk atau Keluarga perkembangan jumlah perkembangan manusia jauh lebih jumlahcepat Berencana (KB) menurut istilah manusia dibandingkan jauh lebih cepat dengan sekarang dibandingkan pertumbuhan dengan produksi pertumbuhan pertanian, hasil-hasil produksi hasil-hasil Malthus meramal pertanian, bahwa Malthus meramal suatu ketika akan terjadi bahwa suatu ketika yang malapetaka akan terjadi akan malapetaka menimpa yang . akan umat manusia Beberapa jalan keluar yang ia tawarkan adalah menunda usia perkawinan dan mengurangi jumlah anak. Pembatasan seperti ini disebut Malthus sebagai pembatasan moral. Kalau hal ini tidak dilakukan, persoalan ii akan diselesaikan secara alamiah, antara lain akan timbul perang (karena terlalu banyak manusia), epidemi, kekurangan pangan, dan sebagainya. Jika berbicara tentang Malthus maka ingatan orang akan tertuju pada teori populasi yang telah dijelaskan di atas. Selain teori tersebut, Maltus bersama-sama dengan Ricardo pernah membantah teori Say yang menyatakan bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaannya sendiri, dan karenanya perekonomian tidak akan pernah kelebihan produksi. Tapi pandangan Malthus dan Ricardo tidak mendapat tanggapan yang wajar di jamannya, dan baru diterima setelah dikembangkan lebih lanjut oleh J.M. Keynes kira-kira satu abad kemudian. Teori kependudukan yang dikemukakan Malthus sangat besar sumbangannya dalam pembahasan pembangunan ekonomi. Teori ini digabung dengan teori dana-upah dari Smith, dan teeori hasil lebih yang berkurang (vent for surplus), merupakan model pembangunan ekonomi klasik. Model ini banyak pula mendapat kritik yang selanjutnya akan dibicarakan lagi dalam membahas pemikiran Ricardo. Begitu juga sumbangan Malthus dalam perbedaan rantai lahan lebih tajam dikembangkan oleh Ricardo. Sebenarnya sumbangan yang besar dari Malthus terhadap teori ekonomi adalah terjadinya keseimbangan penawaran dengan permintaan yang dikenal dengan Theory of Gluts yaitu penawaran yang tergantung pada permintaan. Dan hal ini ditentang oleh Ricardo. KESIMPULAN
Malthus mengamati manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan
dengan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang sesuai dengan deret ukur (geometric progression, dari 2 ke 4, 8, 16, 32, dst). Sementara pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung (arithmetic progression, dari 2 ke 4, 6, 8, dst). Karena perkembangan jumlah manusia jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi hasil-hasil pertanian, Malthus meramal bahwa suatu ketika akan terjadi malapetaka yang akan menimpa umat manusia. Dalam Essays on the Principles of Population (1796) Malthus menguraikan bahwa satu-satunya cara untuk menghindari malapetaka tersebut adalah dengan melakukan kontrol atau pengawasan atas pertumbuhan penduduk atau Keluarga Berencana (KB) menurut istilah sekarang. Beberapa jalan keluar yang ia tawarkan adalah menunda usia perkawinan dan mengurangi jumlah anak. Pembatasan seperti ini disebut Malthus sebagai pembatasan moral. Kalau hal ini tidak dilakukan, persoalan ii akan diselesaikan secara alamiah, antara lain akan timbul perang (karena terlalu banyak manusia), epidemi, kekurangan pangan, dan sebagainya.