Materi kelompok 2
PENAWARAN TENAGA KERJA
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang disediakan oleh pemilik tenaga
kerja dalam hal ini perusahaan dalam suatu waktu tertentu. Penawaran tenaga kerja dipengaruhi
oleh suatu keputusan yang dilakukan seseorang apakah dia mau bekerja atau tidak. Keputusan
tersebut tergantung pula pada tingkah laku seseorang untuk menggunakan waktunya, apakah
waktu tersebut digunakan untuk bekerja atau digunakan untuk melakukan kegiatan lain yang
sifatnya santai (bersenang-senang), atau merupakan kombinasi dari keduanya. Apabila dikaitkan
dengan tingkat upah, maka keputusan yang diambil seseorang untuk bekerja akan dipengaruhi
pula dengan tinggi rendahnya penghasilan seseorang. Maksudnya, apabila penghasilan tenaga
kerja yang relatif sudah cukup tinggi, maka tenaga kerja tersebut akan cenderung mengurangi
waktu yang dialokasikan untuk bekerja.
Menurut Ananta (1990) penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah
dengan jumlah satuan pekerja yang disetujui oleh pensuplai untuk ditawarkan. Jumlah satuan
pekerja yang ditawarkan tergantung pada beberapa faktor yang antara lain :
1. Banyaknya jumlah penduduk,
2. Presentase penduduk yang berada dalam angkatan kerja, dan;
3. Jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja.
Simanjuntak (1985) mendefinisikan penawaran tenaga kerja merupakan jumlah usaha
atau jasa kerja yang tersedia dalam masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa.
Arfida (2003) menambahkan mengenai apa yang dimaksud dengan penawaran tenaga
kerja. Menurut Arfida (2003) penawaran tenaga kerja adalah fungsi yang menggambarkan
hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Penawaran tenaga
kerja dalam jangka pendek merupakan suatu penawaran tenaga kerja bagi pasar dimana
jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan bagi suatu perekonomian dapat dilihat
sebagai hasil pilihan jam kerja dan pilihan partisipasi oleh individu. Sedangkan penawaran
tenaga kerja dalam jangka panjang merupakan konsep penyesuaian yang lebih lengkap
terhadap perubahan-perubahan kendala. Penyesuaian-penyesuaian tersebut dapat berupa
perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja maupun jumlah penduduk.
Menurut G.S Becker (1976), Kepuasan individu bisa diperoleh melalui konsumsi atau
menikmati waktu luang (leisure). Sedang kendala yang dihadapi individu adalah tingkat
pendapatan dan waktu. Bekerja sebagai kontrofersi dari leisure menimbulkan penderitaan,
sehingga orang hanya mau melakukan jika memperoleh kompensasi dalam bentuk pendapatan,
sehingga solusi dari permasalahan individu ini adalah jumlah jam kerja yang ingin ditawarkan
pada tingkat upah dan harga yang diinginkan.
Tradeoff
Keputusan untuk bekerja yang diambil seorang tenaga kerja berhubungan juga dengan
tradeoff yang harus diambil seseorang. Tradeoff adalah situasi dimana seseorang harus membuat
keputusan terhadap dua hal atau mungkin lebih, mengorbankan salah satu aspek dengan alasan
tertentu untuk memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda.
Penawaran tenaga kerja muncul dari tradeoff antara waktu kerja dan waktu luang yang
dimiliki seseorang. Dalam kurva penawaran tenaga kerja mencerminkan bagaimana keputusan
para pekerja mengenai tradeoff antara tenaga kerja dan waktu luang merespons perubahan biaya
kesempatannya. Kurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya positif menandakan bahwa
masyarakat merespons peningkatan upah dengan cara menikmati waktu luang yang lebih sedikit
dan jam kerja yang lebih banyak.Dalam hal ini seseorang mengambil keputusan untuk bekerja
dilihat dari bagaimana seorang pekerja tetap meluangkan waktunya diantara jam kerja yang
diambilnya.
Pada awalnya, tingkat upah tertentu (W1) akan menyebabkan jam kerja seseorang menjadi
Q1. Apabila terjadi peningkatan upah dari W1àW2 maka akan menambah alokasi waktu untuk
bekerja (Q1àQ2) karena biaya kesempatan dari tidak bekerja makin mahal. Penawaran tenaga
kerja pun meningkat.
Tetapi sampai tingkat upah tertentu (W3), seseorang merasakan waktu nilai hidupnya (utilitas
hidupnya) telah menurun karena hampir seluruh waktu nilai untuk bekerja. Akhirnya dia merasa
biaya kesempatan dari bekerja amat mahal. Dan jam kerjapun berkurang (Q2àQ3) yang
mengakibatkan slope kurva penawaran tenaga kerja menjadi negatif. Lalu diagram tentang kurva
penawaran tenaga kerja yang melengkung membalik (backward bending labour supply curve).
Pengaruh tingkat perubahan upah terhadap jam kerja dibedakan menjadi dua yaitu efek
pendapatan dan efek substitusi. Peningkatan tingkat upah yang menyebabkan peningkat dalam
pendapatan disebut efek pendapatan (income effect). Dengan anggapan bahwa upah konstan,
maka besarnya efek pendapatan ini adalah sebesar perbandingan antara perubahan waktu kerja
yang terjadi dengan perubahan pendapatan. Besarnya efek pendapatan adalah negatif.
Sedangkan, Nilai waktu kerja yang lebih tinggi sebagai akibat meningkatnya tingkat upah
mendorong individu mensubstitusikan waktu senggangnya untuk lebih banyak bekerja.
Penambahan waktu bekerja sebagai akibat kenaikan tingkat upah disebut dengan efek substitusi
(substitution effect), dengan anggapan pendapatan dan faktor lain konstan, besarnya efek
substitusi ini adalah positif. Hal ini dapat diilustrasikan dengan kombinasi waktu non pasar dan
barang-barang pasar terbaik adalah kombinasi yang terletak pada kurva indefferensi tertinggi
yang dapat dicapai dengan kendala tertentu.
Sebagaimana gambar 3, kurva penawaran tenaga kerja mempunyai bagian yang melengkung
ke belakang. Pada tingkat upah tertentu peryediaan waktu kerja individu akan bertambah apabila
upah bertambah (dari W ke W1). Setelah mencapai upah tertentu (W’), pertambahan upah justru
mengurangi waktu yang disediakan oleh individu untuk keperluan bekerja dari W1 ke WN atau
lebih singkatnya, peningkatan tingkat upah akan mengakibatkan peningkatan jam kerja, apabila
efek substitusi lebih dominan dibandingkan dengan efek pendapatan. Sebaliknya, apabila efek
pendapatan lebih dominan dibandingkan dengan efek substitusi, maka individu akan berupaya
untuk mengurangi waktu kerja dan menikmati lebih banyak waktu luang. Dengan demikian
apabila efek pendapatan lebih besar dibandingkan efek substitusi maka Backward Sending
Supply Curve (kurva penawaran tenaga kerja yang melengkung membalik) dapat terwujud.
Di Indonesia sendiri dengan predikat negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di
Asia Tenggara, jumlah penduduk di indonesia berkemungkinan akan mengalami peningkatan
pada setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk pada setiap tahunnya akan berpotensi
meningkatkan jumlah angkatan kerja, hal ini bisa menimbulakan permasalahan
ketidakseimbangan antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja, jika
penawaran tenaga kerja lebih besar dari permintaan tenaga kerja maka ada angkatan kerja yang
tidak terserap dan hal ini akan meninbulkan permasalahan berupa pengangguran.
Keadaan ketidak seimbangan antara penawaran tenaga kerja dengan tersebut bisa diilustrasikan
dengan menggunakan kurva permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Kondisi tenaga kerja yang ideal seharusnya sesuai dengan kurva diatas dimana Jumlah orang
yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang
diminta, yaitu masing-masing sebesar Le pada tingkat upah keseimbangan We. Dengan
demikian, Titik keseimbangan adalah titik E. Pada tingkat upah keseimbangan We, semua orang
yang ingin bekerja telah dapat bekerja. Berarti tidak orang yang menganggur. Secara ideal
keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah We.
Pada gambar kedua, terlihat dalam kurva excess supply of labor (permintaan tenaga kerja yang
lebih). Pada tingkat upah W1, penawaran tenaga kerja (SL) lebih besar daripada permintaan
tenaga kerja (DL). Jumlah orang yang menawarkan dirinya untuk bekerja adalah sebanyak N2,
sedangkan yang diminta hanya N1. Dengan demikian, ada orang yang menganggur pada tingkat
upah W1 sebanyak N1-N2.
Keterangan :
SL : Penawaran Tenaga Kerja (Supply of Labour)
DL : Permintaan tenaga kerja (demand of labour)
W : Upah (wage)
L : Jumlah tenaga kerja (Labour)
Pada gambar ketiga, terlihat adanya excess demand for labor (permintaan tenaga kerja yang
lebih). Pada tingkat upah W1,permintaan akan tenaga kerja (DL) lebih besar daripada penawaran
tenaga kerja (SL).Jumlah orang yang menawarkan dirinya untuk bekerja pada tingkat upah W1
adalah sebanyak N1, sedangkan yang diminta adalah sebanyak N2. Namun, ketidak seimbangan
antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja dengan kelebihan penawaran
tenaga kerja tidak selamanya dianggap sebagai masalah menurut Lewis A dalam todaro (1985 :
66) mengemukakan teorinya mengenai keternagakerjaan, yaitu kelebihan pekerja merupakan
kesempatan dan bukan masalah. Kelebihan pekerja pada 1 sektor dianggap sebagai kesempatan
untuk menumbukan pekerjaan pada sektor yang lain dengan adanya pekerjaan yang muncul
maka kelebihan penawaran tenaga keja akan terserap.
Kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran setiap kali masyarakat mengubah
jumlah jam kerja sesuai keinginan mereka pada tingkat upah tertentu. Adapun beberapa hal yang
menyebabkan kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Selera
Pada tahun 1950, hanya 34% wanita yang mencari pekerjaan, angka ini meningkat
menjadi 60% pada tahun 2000. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perubahan
selera, atau sikap terhadap pekerjaan.
Pada tahun 1950 merupakan hal yang wajar apabila seorang wanita hanya tinggal di
rumah sambil mengasuh anak, tetapi saat ini lebih banyak ibu rumah tangga yang memilih
untuk bekerja, dan akibatnya terjadilah peningkatan penawaran tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian tergantung pada
jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan
jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga
komponen dari jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar.
Jangka pendek dalam penawaran tenaga kerja yaitu jangka waktu dimana individu dalam
penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal manusia. Sehingga
asumsi yang digunakan ketrampilan dari individu telah tertentu. Selanjutnya, menutup
kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang memungkinkan
individu dapat melakukan perubahan upah.
Sedangkan jangka panjang dalam penawaran tenaga kerja yaitu penyesuaian yang dilakukan
individu untuk memaksimalkan utilitas dalam jumlah tenaga kerja yang mereka sediakan apabila
kendala upah pasar dan pendapatan mengalami perubahan. Suatu penyesuaian akan bersifat
jangka panjang dalam perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja. Terutama terdapat
penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita yang telah
menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja yang berusia lanjut, berusia
anak-anak, dan berusia lebih muda. Penyesuaian lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk.
Suatu analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan antara
kesuburan (fertilitas) dan perubahan jangka panjang dalam upah pasar pendapatan.
2. Struktur Umur
Penduduk Indonesia termasuk dalam struktur umur muda, ini dapat dilihat dan bentuk
piramida penduduk Indonesia. Meskipun pertambahan penduduk dapat ditekan tetapi
penawaran tenaga kerja semakin tinggi karena semakin banyaknya penduduk yang termasuk
usia kerja. Dengan demikian penawaran tenaga kerja juga akan bertambah.
3. Produktivitas
Produktivitas merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya keterkaitan antara
output dan jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seseorang tenaga
kerja yang tersedia. Secara umum produktivitas tenaga kerja merupakan fungsi dari
pendidikan, teknologi, dan ketrampilan. Semakin tinggi pendidikan atau ketrampilan tenaga
kerja maka semakin meningkat produktivitas tenaga kerja.
4. Tingkat Upah
Secara teoritis, tingkat upah akan mempengaruhi jumlah penawaran tenaga kerja. Apabila
tingkat upah naik, maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat begitu juga
sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan pada kurva penawaran tenaga kerja yang berslope
positif.
5. Tingkat Pendapatan
Secara teoritis, apabila upah meningkat dengan asumsi jam kerja yang sama, maka
pendapatan akan bertambah. Sehingga kita akan menjumpai ibu rumah tangga yang bekerja
merasa tidak perlu lagi membantu suami untuk mencari nafkah, akibatnya tingkat partisipasi
angkatan kerja akan berkurang. Dengan demikian penawaran tenaga kerja yang efektif akan
berkurang.
6. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menelaah penawaran tenaga kerja maka memasukkan kebijaksanaan pemerintah
kedalamnya adalah sangat relevan. Kita misalkan kebijaksanaan pemerintah dalam hal wajib
belajar 9 tahun akan mengurangi jumlah tenaga kerja, dan akan ada batas umur kerja menjadi
lebih tinggi. Dengan demikian terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja.
9. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian dapat mendesak seseorang untuk bekerja memenuhi
kebutuhannya, misalnya dalam satu keluarga harus bekerja semua apabila pendapatan suami
tidak mencukupi kebutuhan keluarga, atau seorang mahasiswa yang tamat tidak mau bekerja
karena perekonomian orang tua sangat memadai, atau seorang istri tidak perlu bekerja karena
perekonomian suami sudah mencukupi.
Materi kelomopok 3 : Konsep penawaran tenaga kerja
Penduduk memiliki fungsi ganda dalam suatu perekonomian. Dalam konteks pasar
mereka berada baik pada sisi permintaan maupun sisi penawaran. Disisi permintaan,
penduduk merupakan konsumen, sumber dari permintaan barang dan jasa.
Sedangkan pada sisi penawaran, penduuduk merupakan produsen, jika ia pengusaha atau
pedagang atau tenaga kerja, jika ia merupakan pekerja. Kegiatan produksi berlangsung berkat
adanya orang yang membeli dan mengkonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Konsumen
dari penduduk inilah yang menimbulkan permintaan agregat dan memungkinkan usaha-usaha
produktif berkembang, begitu juga perekonomian secara keseluruhan (Dumairy, 2007).
Angkatan kerja dibedakan menjadi dua golongan, yaitu golongan yang bekerja dan
golongan yang menganggur (Payaman J.S, 1998).
a. Leisure Choice
Yang pertama tingkat upah naik jika seseorang bekerja dengan jam kerja yang sama
sebelumnya tetapi pendapatannya lebih tinggi. Kenaikan upah akan mendorong orang untuk
meningkatkan permintaan leisure dan mengurangi bekerja dan inilah yang disebut dengan
efek pendapatan (income effect).
Kedua, kenaikan tingkat upah akan membuat waktu luang menjadi lebih mahal, waktu
yang lebih tinggi cenderung membuat orang mensubtitusikan waktu leisurenya dengan lebih
banyak bekerja inilah yang disebut dengan efek subtitusi (subtitution effect) dari kenaikan
tingkat upah. Perilaku penawaran dalam suatu agregat (Sudarwan Danim, 2003).
Waktu yang digunakan untukleisure akan mengurangi waktu yang digunakan untuk
bekerja. Jadi opportunity cost darileisure adalah sama dengan tingkat upah per jambekerja.
Semakin tinggi tingkat upahsemakin besar harga leisure.
Hubungan antara tingkat upah, jam kerja dan total incomedisebut dengan budget
constrain, yang menunjukan berbagai kombinasi dari income dan jamkerja yang dapat
dicapai individu pada tingkat upah tertentu.
Sumber utama penawaran tenaga kerja adalah penduduk. Tidak semua penduduk
menawarkan tenaga kerjanya di pasar tenaga kerja. Pertimbangan utamanya adalah
kelayakan dari segi umur. Penduduk yang layak bekerja ditinjau dari umur disebut penduduk
usia kerja.
2. Angkatan Kerja
Menurut Payaman J.S (1998) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
partisipasi angkatan kerja, antara lain:
1. Jumlah penduduk.
4. Struktur umur.
6. Tingkat upah.
7. Tingkat pendidikan.
8. Kegiatan ekonomi pada umumnya.