Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan equilibrium pasar tenaga kerja ?

1.2.2 Bagaimana pergeseran pada kurva pasar tenaga kerja ?

1.2.3 Apa saja jenis-jenis pasar terhadap pasar tenaga kerja ?

1.2.4 apa yang dimaksud dengan keseimbangan menurut para ekonomi serta ada berapa
keseimbangan dalam pasar tenaga kerja?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian equilibrium pasar tenaga kerja

1.3.2 Untuk mengetahui pergeseran pada kurva pasar tenaga kerja

1.3.3 Untuk mengetahui jenis-jenis pasar terhadap pasar tenaga kerja

1.3.3. Agar dapat mengetahui serta memahani pengertian dari keseimbangan menurut
para ahli ekonomi, dan dapat pula mengetahui ada berapa keseimbangan dalam pasar tenaga
kerja.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Equilibrium Pasar Tenaga Kerja

Ekuilibrium adalah keadaan yang menunjukkan baik Konsumen maupun Produsen telah
menyetujui harga suatu barang, yaitu harga yang Konsumen bersedia membeli untuk sejumlah
barang sama dengan harga yang Produsen bersedia menjual untuk sejumlah barang
tersebut.Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Penjual dan
pembeli biasanya akan selalu mengambil tindakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan antara pemintaan dan penawaran. Situasi dimana jumlah penawaran lebih besar
dari permintaan disebut dengan surplus. Sebaliknya, situasi dimana jumlah permintaan lebih
besar dari pernawaran disebut dengan kekurangan (shortage). Setelah pasar sampai ke titik
ekuilibrium, penjual dan pembeli sama – sama puas dan harga pun tidak akan berubah lagi.
Biasanya situasi surplus maupun kekurangan sifatnya sementara, karena pasar akan selalu
bergerak kearah titik keseimbangan. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan hukum
penawaran dn permintaan (the law of supply and demand).

Kita tahu bahwa permintaan dan penawaran tidak selalu tetap, namun selalu berubah –
ubah sesuai dengan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Apabila terjadi
perubahan pada faktor – faktor tersebut, maka permintaan dan penawaran juga ikut berubah dan
otomatis akan merubah posisi titik ekuilibrium. Jika terjadi peningkatan jumlah permintaan
namun jumlah penawaran tetap, maka harga akan naik, sehingga titik ekuilibrium juga bergeser
naik. Sementara jika penawaran naik namun permintaan tetap, maka harga akan turun dan
mengakibatkan titik ekuilibrium juga turun.Asumsi dasar yang harus dipegang untuk
mempermudah analisis adalah bekerjanya pasar secara sempurna, yaitu adanya mobilitas input,
adanya kesempurnaan informasi, dan berlakunya persaingan, yaitu banyaknya penjual dan
pembeli yang memiliki kekuatan tawar menawar yang seimbang. Perhatian utama dalam
analisis keseimbangan umum adalah untuk menunjukkan adanya keterkaitan antar pasar yang
lain.

Equilibrium pasar tenaga kerja terjadi akibat pekerja atau tenaga kerja yang lebih
menyukai pekerjaan dengan upah tinggi tetapi perusahaan cenderung memberikan upah yang
rendah selain itu juga terdapat factor yang mempengaruhinya yaitu bertemunya demand dan
supply.Kita akan melihat tercapainya equilibrium upah (sumbu W) dan equilibrium kuantitas

2
tenaga kerja (sumbu L) yang terbentuk dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran
tenaga kerja melalui Gambar.1 dibawah ini :

Keterangan :

 Equilibrium upah (sumbu W) ditentukan oleh tercapainya keseimbangan antara


permintaan dan penawaran tenaga kerja (titik E),dimana equilibrium kuantitas tenaga
kerja adalah (sumbu L)

2.2 Pergeseran Pada Kurva Pasar Tenaga Kerja

Pergeseran yang terjadi di kurva tenaga kerja meliputi pergeseran pada kurva permintaan
dan kurva penawaran.Adanya pergeseran tersebut akan mengubah equilibrium awal.

2.2.1 Pergeseran Pada Kurva Penawaran Tenaga Kerja

Untuk kasus ini,kita misalkan terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja potensial
dengan keterampilan menjahit;hal ini didorong oleh bertambahnya lulusan sekolah
kejuruan yang mencari pekrjaan sebagai penjahit pakaian. Peningkatan supply tenaga
kerja ini gilirannya akan menggeser kurva penawaran tenaga kerja.Pada Gambar.2
dibawah ini menerangkan pergeseran pada kurva tersebut :

3
Keterangan :

 Pada posisi awal,keseimbangan tercapai pada titik E,dimana equilibrium upah sebesar
sumbu W* dan equilibrium kuantitas sebanyak sumbu L
 Saat terjadi peningkatan supply tenaga kerja,kurva penawaran bergeser ke kanan dari
sumbu S ke S’ dan menggeser keseimbangan kurva permintaan-penawaran dari sumbu E
ke F.
 Dengan demikian harga (upah) tenaga kerja menjadi lebih murah yang ditandai dengan
bergesernya equilibrium upah dari sumbu W* ke W**

2.2.2 Pergeseran Pada Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Untuk kasus ini,misalnya permintaan produk pakaian mengalami peningkatan


seiring datangnya musim liburan akhir tahun.Dalam hal ini,pabrik garmen akan
berupaya mencari tambahan tenaga kerja untuk memproduksi lebih banyak
pakaian,sehingga dapat meningkatkan perolehan laba. Pada Gambar.3 menunjukkan
bagaimana pergeseran pada kurva permintaan mengubah equilibrium di pasar tenaga
kerja.

4
Keterangan :

 Datangnya musim liburan akhir tahun berdampak pada peningkatan permintaan pakaian.
 Kesempatan ini digunakan pabrik garmen untuk menambah jumlah tenaga kerja,sebab
penambahan tersebut berpotensi meningkatkan laba.
 Hal ini akan menggeser kurva permintaan tenaga kerja ke kanan (dari D ke D’)
 Pergeseran pada kurva permintaan tenaga kerja akan mengubah equilibrium pasar dari E
ke G,dimana equilibrium upah bergeser dari W* ke W*** dan equilibrium jumlah
tenaga kerja dari L* ke L***.

2.3 Jenis – Jenis Pasar terhadap Pasar Tenaga Kerja

2.3.1 PASAR TENAGA KERJA BERSTRUKUR PERSAINGAN SEMPURNA


Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pembeli (perusahaan) maupun
penjual (pemilik faktor produksi atau tenaga kerja) tidak dapat memenuhi harga
pasar.
a. Permintaan tenaga kerja dalam model satu faktor Produksi Variabel (One
Variable Input Model)

Model permintaan tenaga kerja dalam satu faktor produksi variabel


mengasumsikan bahwa hanya tenaga kerja yang dapat diubah-ubah jumlah
penggunaannya. Keputusan penggunaan tenaga kerja oleh perusahaan ditentukan
dengan membandingkan biaya marjinal dan penerimaan marjinal dari penambahan
satu tenaga kerja adalah upah tenaga kerja (W) karena posisi perusahaan adalah
penerima harga. Penerimaan marjinal tenaga kerja (marginal revenue product of
labour atau MRPL) adalah produksi marjinal dikalikan harga jual output (MP x P).
Diagram dibawah ini menunjukkan bahwa kurva MRPL adalah kurva MP dikali
harga jual (P).
MP (Unit Output) MRPL (Rupiah)

MP MRPL (=MPxP)
0 Tenaga Kerja 0 Tenaga Kerja
(a) (b)
5
Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna, kurva MRPL
merupakan kurva permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja (firm’s labour
demmand curve). Perusahaan akan mencapai keseimbangan bila MRPL sama
dengan upah tenaga kerja. Jika harga tenaga kerja (W) naik, perusahaan lebih
selektif dalam menggunakan tenaga kerja. Hanya yang produktivitasnya lebih
tinggi dari kondisi awal yang dipekerjakan.
Akibatnya kesempatan kerja berkurang dari I* ke I1. Jika upah turun dibawah
W*, perusahaan mau menggunakan pekerja yang produktivitasnya lebih rendah,
sehingga kesempatan kerja meningkat dari I* ke I2. Jika yang berubah hanyalah
harga, permintaan bergerak di sepanjang kurva (ingat kembali movement along
demand curve). Jika yang berubah adalah faktor bukan harga (permintaan
terhadap output berubah), kurva akan bergeser (shifting) ke kanan atau ke kiri
bila permintaan terhadap output bertambah atau berkurang.

Permintaan Terhadap Tenaga Kerja Sebagai


Faktor Produksi Variabel

b. Permintaan Tenaga kerja perusahaan


Pergeseran
Upah kurva Pergerakan
1
sepanjang
W
* SL

W MRPL2
MRPL1
0 I1 I* I2 Tenaga Kerja

c. Permintaan Tenaga Kerja Industri

6
d. Permintaan Tenaga Kerja Dalam Model Beberapa Faktor Produksi
Variabel (Multi Variables Input Model)
Model ini melonggarkan asumsi model di atas. Dengan demikian penambahan
penggunaan tenaga kerja dapat diimbangi dengan perambah faktor produksi
lainnya (mesin). Andaikan kondisi awal keseimbangan pasar tenaga kerja total
kesempatan kerja adalah L1 pada tingkat upah keseimbangan W1. Kondisi
keseimbangan perusahaan (titik A) di mana jumlah tenaga kerja yang
digunakan I1. MRPL1 adalah MRP dengan jumlah barang modal (mesin) K1.

Akibat mengalirya tenaga kerja asing ke indonesia, penawaran kerja


bergeser ke SL2. Harga keseimbangan industri menurun menjadi W2
dan knempatan kerja yang tersedia di industri adalah L2. Jika jumlah
mesin tidak dapat di ubah, keseimbangan perusahaan bergser ke titik B
dimana kesempatan kerja bertambah menjadl l2.

Tetapi karena jumlah mesin dapat diubah, dan produktivitas meningkat,


permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja bergeser ke MRPL2.
Keseimbangan baru di titik C dengan jumlah kesempatan kerja 13. Kurva
permintaan tenaga kerja yang relevan adalah kurva DL, garis lurus yang
melintasi titik A dan C.

Permintaan Terhadap Tenaga Kerja Jika

7
Tenaga Kerja dan Barang Modal Variabel

2.3.2 PASAR TENAGA KERJA BERSTRUKTUR MONOPOLI

Tenaga kerja dapat memiliki daya monopoli faktor produksi, misalnya dengan
membentuk serikat pekerja (labor union). Dengan daya monopoli, serikat pekerja dapat
menentukan beberapa tingkat upah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Diagram diatas menunjukkan kurva SL adalah penawaran tenaga kerja, serikat pekerja.
Sedangkan DL adalah kurva permintaan tenaga kerja, perusahaan. Jika tujuan serikat pekerja
adalah memaksimumkan kesempatan kerja, tingkat upah ditetapkan sebesar Wp, dengan
kesempatan kerja Lp. Dengan tingkat upah Wp, serikat pekerja bersikap seolah-olah beroperasi
pada pasar persaingan sempurna. Serikat pekerja juga dapat memaksimumkan tingkat upah
dengan menyamakan MR dan SL.

Tingkat upah tertinggi yang dapat dipaksakan adalah Wm, dengan konsekuensi
kesempatan kerja hanya Lm (jumlah minimum diantara beberapa kemungkinan). Tetapi jika
tujuan serikat pekerja adalah memaksimumkan penerimaan, tingkat upah ditetapkan setingkat
Wk, dengan kesempatan kerja Lk, pada saat MR=0

2.3.3 PASAR TENAGA KERJA MONOPSONI


Monopsoni (monopsony) adalah suatu keadaan di mana dalam pasar faktor
produksi (tenaga kerja) hanya ada satu pembeli (single buyer). Karena posisinya
sebagai pembeli tunggal, monipsonis (pemilik daya monopsoni) mempunyai
kemampuan menentukan upah.

Bila perusahaan bergerak dalam pasar faktor produksi persaingan sempurna,


keseimbangan perusahaan tercapai pada saat MRPL = DL = W. Setiap penambahan
penggunaan satu tenaga kerja akan menambah biaya sebesar upah (W) yang kita sebut

8
pengeluaran marjinal. Karena posisi perusahaan adalah penerima harga, pengeluaran
marjinal adalah sama dengan pengeluaran rata-rata. Singkatnya, keseimbangan

perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan sempurna tercapai bila MRPL = W =
ME = AE. Tetapi jika perusahaan mempunyai daya monopsoni, untuk mencapai
kondisi keseimbangan, upah yang ditetapkan lebih kecil dari ME.

Dari diagram diatas juga terlihat keseimbangan monopsonis tercapai bila


ME=MRPL. Ternyata jumlah tenaga kerja yang digunakan (Lm) lebih sedikit
dibanding dengan jika perusahaan beroperasi dalam pasar tenaga kerja persaingan
sempurna (Lp). Demikian juga tingkat upah yang ditetapkan (Wm), lebih rendah dari
tingkat upah pada pasar tenaga kerja persaingan semprna (Wp).

Monopsonis tidak menetapkan upah setingkat Wh (pada saat MRPL = ME),


karena monopsonis melihat bahwa dia dapat membayar upah minimum sesuai dengan
kesediaan tenaga kerja yang digambarkan oleh kurva penawaran tenaga kerja
(Wp=AE). Selisih antara ME dan Wp pada tingkat keseimbangan merupakan
eksploitasi monopsoni dalam upaya mencapai laba maksimum. Makin inelastis kurva
penawaran makin besar kemampuan monopsoni melakukan eksploitasi (jarak ME – Wp
makin besar). Eksploitasi monopsoni merupakan biaya sosial yang harus ditanggung
masyarakat bila pasar tenaga kerja berstruktur monopsoni.

2.3.4 PASAR TENAGA KERJA BILATERAL


Kondisi monopoli bilateral terjadi bila pekerja memiliki daya monopoli,

9
misalnya melalui serikat pekerja, sementara perusahaan memiliki daya
monopsoni.
Dalam keadaan demikian tingkat upah ditentukan melalui perundingan
antara serikat pekerja dan perusahaan. Diagram berikut menunjukkan bahwa
interval tingkat harga adalah antara Ws (tingkat harga yang diinginkan
monopsonis) dengan Wm (tingkat harga yang diinginkan monopsonis). Tingkat
harga yang ditetapkan sangat tergantung posisi tawar menawar kedua pihak.
Bila pihak monopsonis memiliki posisi yang lebih kuat, tingkat upah akan
mendekati atau sama dengan Ws. Begitu juga sebaliknya, jika posisi pekerja
lebih kuat, tingkat upah akan mendekati atau sama dengan Wm. Namun bukan
mustahil bila tingkat upah kesepakatan adalah Wp yang sama dengan tingkat
upah pada pasar persaingan sempurna.

2.4 Keseimbangan Menurut Ekonomi dan Beberapa Keseimbangan dalam Pasar


Tenaga Kerja

2.4.1 Keseimbangan Menurut Ekonomi


Menurut Adam Smith (1723-1790), keseimbangan terjadi apabila tenaga kerja
secara terus – menerus berusaha mencari exchangeable value ( Nilai tukar ) dalam
dirinya dalam interaksinya dengan industry, dan pada saat yang sama industry/ capital
juga beroperasi berdasarkan advantages employment ( keuntungan kerja ). Thomas
Robert Malthus (1766-1834) juga mengenal sesuatu yang dalam Bahasa kekinian
dinamakan keseimbangan, yang ditimbulkan oleh pergulatan dua countervailing. David
Ricardo (1722-1823) juga bercerita sesuatu seperti equilibrium point, yaitu ketika
tambahan tenaga kerja dalam pengelolaan tanah, sama dengan tambahan rent yang
dihasilkan dari pengelolaan tanah tersebut.
Ada juga syarat- syarat titik keseimbangan pasar bagi barang dan jasa tertentu
yang harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Hanya berlaku untuk nilai – nilai ( p dan q ) yang positif
2. Hanya berlaku untuk titik yang memnuhi syarat bagi kurva permintaan
maupun kurva penawaran
Jadi apabila disimpulkan maka keseimbangan pasar hanya ada satu. Meskipun ada
2 titik potong antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran ( secara sistematis ) tetapi
hanya ada satu titik potong antara kurva permintaan dan kurva penawaran, dengan kata
lain hanya ada satu yang berlaku sebagai titik keseimbangan.
10
2.4.2 Beberapa Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja
1. Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja single competitive
Kurva penawaran tenaga kerja menujukkan jumlah jam kerja dari
pekerja pada berbagai tingkat upah. Sedangkan kurva permintaan tenaga
kerja menujukkan jumlah jam kerja yang digunakan oleh perusahaan
pada berbagai tingkat upa. Keseimbangan terjadi apabila pada saat
penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja yaitu di
titik upah keseimbangan w* dan jumlah jam kerja sebanyak E*. setelah
tingkat upah keseimbangan tecapai, setiap perusahaan di dalam industry
berusaha memperkerjakan orang sampai pada titik dimana nilai marjinal
produk tenaga kerja ( value of marginal produst of labor ) sama dengan
upah di pasar kerja yang kompettif yaitu di titik E.
2. Keseimbangan pasar dalam kerja yang kompetitif
Di dalam perekonomian yang modern upah dapat naik turun karena
adanya kendala yang dihadapi berupa gangguan yang terjadi baik dari
sisi permintaan maupun penawaran. Upah dan kesempatan kerja yang
selalu berubah merupakan respon dari perubahan yang terjadi dari sisi
ekonomi, politik dan sosial.ketika pasar kerja bereaksi terhadap
gangguan kerja akan selalu bergerak menuju titik keseimbagan yang
baru.
3. Keseimbangan kompetitif antar pasar tenaga kerja
Keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi apabila di daerah utara
mempunyai upah yang lebih tinggi dari daerah selatan yang diasumsikan
dua pasar ini mempekerjakan pekerja yang mempunyai keterampilan
sama sehingga orang yang bekerja di daerah utara memiliki substitusi
yang sempurna dengan daerah di selatan.
Upah keseimbangan di daerah utara (Wn) melebihi upah
keseimbangan di daerah selatan (Ws). Kurva permintaan dan penawaran
di masing – masing pasar yaitu Sn dan Dn daerah utara sedangkan Ss
dan Ds untuk daerah selatan. Pekerja di daerah selatan melihat upah di
daerah utara lebi besar, akan berpindah untuk bekerja di utara.
Penghasilan yang besar menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih besar.
Sebaliknya perusahaan melihat adanya perbedaan upah di kedua daerah,
akan berpindah ke daerah selatan yang memiliki karakteristik tingkat
upah yang lebi rendah dibandingkan di utara, sehingga perusahaan
11
memperoleh keuntungan lebih besar dengan mempekerjakan pekerja
yang lebih murah. Jika pekerja berpindah antar daerah dengan bebas,
perpindahan pekerja (migrasi) akan mengubah kurva penawaran baik di
daerah utara maupun selatan. Di daerah selatan, kurva penawaran tenaga
kerja akan bergeser ke kiri ( ke Ss’) sampai pekerja di daerah selatan
meninggalkan daerahnya menuju daerah utara. Akibatnya karena pekerja
sangat langka di daerah selatan, upah pekerja mengalami kenaikan.
Sebaliknya di daerah utara, kurva penawaran tenaga kerja akan bergeser
ke kanan ( Sn ), sebagai akibat pekerja di daerah seltan terus
berdatangan. Dampaknya upah di daerah utara mengalami penurunan.
Jika ada kebebasan bagi pekerja untuk berpindah dan kebebasan untuk
keluar atau masuk ke pasar, maka dampaknya perekonomian nasional
akan menghasilkan tingkat upah tunggal yaitu sebesar w*.

2.5 Konsep Permintaan

Permintaan adalah suatu hubungan antara harga dan kuantitas. Apabila kita mebicarakan
permintaan akan suaru komoditi, maka ini menyangkut hubungan antara harga dan kuantitas
komoditi yang para pembeli bersedia untuk membelinya. Sehubungan dengan tenaga kerja,
permintaan adalah hubungan antara tingkat upah (yang dilihat dari perspektif seoerang majikan
adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk
diperjakan (dalam hal ini dapat dikatakan, dibeli).

Secara khusus, suatu kurva permintaan menggambarkan jumlah maksimum yang


dikehendaki seorang pembeli untuk membelinya pada setiap kemungkinan harga dalam jangka
waktu tertentu. Dalam hal tenaga kerja, kurva permintaan menggambarkan jumlah
maksimumtenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia untuk memperkerjakannya pada setiap
kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu.secara arternatif, kurva permintaan
tenaga kerja dapat dilihat sebagai gambaran bagi setiap kemungkinan jumlah tenaga kerja
dengan tingkat upah maksimum di mana pihan pengusaha bersedia untuk mempekerjakan.
Dengan salah satu pandangan, permintaan tenaga kerja haruslah dilihat sebagai suatu kerangka
alternative yang dapat di peroleh pada satu titik tertentu yang diterapkan pada suatu waktu.

12
2.5.1 Identifikasi Determinan Permintaan Tenaga Kerja
(a) Tingkat upah

Tingkat upah merupakan biaya kurva diperhitungkan untuk mencari titik


optimal kuantitas TK yang akan dipergunakan. Makin tinggi tingkat
upah,makin sedikit tenahga kerja yang dimint. Begitu pula sebaliknya.

(b) Teknologi

Kemampuan menghasilkan tergantung teknologi yang dipakai. Makin


efektif teknologi, makin besar artinya bagi etenaga kerja dalam
mengaktualisasikan ketrampilan dan kemampuannya.

(c) Produktivitas

Bentuk kurva NPM di pengaruhi oleh produktifitasnya. Produktifitasnya


tergantung modal yang dipakai. Keleluasaan modal akan menaikkan
produktifitas tenaga kerja.

(d) Kualitas tenaga kerja

Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang merupakan indeks


kualitas tenaga kerja yang mempengaruhi letak atau bentuk NPM. Begitu
pula keadaan gizi mereka.

(e) Fasilitas modal

Dalam realisasinya, produk dihasilkan sumbangan modal dan tenaga kerja


yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal in I dikarenakan peranan
input yang lain, yaitu M, dapat merupakan factor penentu yang lain.

2.5.2 Permintaan Tenaga Kerja Dalam Jangka Pendek

Hubungan yang terdapat antara input factor produksi dengan output perusahaan adalah
hubungan produksi. Dengan teknologi ini yang tetap yang digunkan oleh perusahaan
(dimana teknologi merupakan teknik yang mengalihkan bentuk input kedalam bentuk
output) jumlah input tenaga kerja dan modal yang lebih besar yang digunakan oleh
perusahan, makin besar pula output yang dihasilkannya.

13
2.5.3 Permintaan Tenaga Kerja Dalam Jangka Panjang

Jangka panjang dalam teori perusahaan adalah konsep perusahaan dalam melakukan
penyesuaan penuh terhadap keadaan ekonomi yang berubah. Perbedaan antara
permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang adalah perbedaan
antara :

a) Penyesuaian dalam penggunaan tenaga kerja yang dalam dilakukan oleh


perusahaan , apabila perusahaan tidak sanggup mengadakan perubahan terhadap
lingkupnya yang lain.
b) Penyesuaian dalam penggunaan tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, apabila perusahaan itu sanggup mengadakan perubahan terhadap
lingkupnya yang lain. Pembahasan berikut ini menguraikan permintaan
perusahaan akan tenaga kerja dalam jangka panjang.

2.6 Konsep Penawaran

Penawaran adalah suatu hubungan antara harga dan kualitas. Secara khusus, suatu kurva
penawaran melukiskan jumlah maksimum yang siap diesdiakan pada setiap kemungkinan
tingkat upah untuk periode waktu. Sebagai alternative , kurva penawaran tenaga kerja dapat
dipandang, bagi setiap kepemimpinan jumlah tenaga kerja ,sebagai tingkat upah minimum yang
dengan tingkat itu para tenaga kerja siap untuk menyediakan jumlah yang khusus itu. Salah satu
dari kedua pandangan itu , penawaran tenaga kerja harus di tinjau sebagai suatu skejul
alternative yang di peroleh pada suatu titik waktu tertentu yang di tetapkan.

2.6.1 Penawaran tenaga kerja dalam jangka pendek

Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian


tergantung pada :

a) Jumlah penduduk
b) Presentase jumlah penduduk yang memilih masuk dalan angkatan kerja
c) Jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja

Jangka pendek dimaksud sebagai periode waktu dimana tidak mungkin dilakukan
sejumlah penyesuaian dan sejumlah keadaan yang tidak dapat di ubah. Kita
mengasumsikan suatu jangka waktu dimana individu dalam penduduk yang telah
tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal manusia. Jadi , kita

14
berasumsi yang paling penting bahwa keterampilan anggota anggota rumah
tangga itu telah tentu.

2.6.3 Penawaran tenaga kerja dalan jangka panjang

Jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada


individu waktu yang di perlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap
terhadap perbahan dalam lingkungan hidup. Suatu penyesuaian akan bersifat sekuler
(atau berjangka panjang ) dalam perubahan perubahan partisipasi tenaga kerja. Meskipun
tingkat partisipasi angkatan kerja pada keseluruhannya yang menunjukkan kecendrungan
yang relatif konstan dalam dalam abad ini , namun terdapat pergeseran yang dramatic
dalam soal umur dan komposisi jenis kelamin dalam angkatan kerja.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasar Tenaga Kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku untukmempertemukan


pencari kerja dengan lowongan kerja, atau proses terjadinya penempatan dan atau hubungan
kerja melalui penyediaan dan penempatan tenaga kerja. Pelaku-pelaku yang dimaksud disini
adalah pengusaha, pencari kerja dan pihak ketiga yang membantu pengusaha dan pencari
kerja untuk dapat saling berhubungan.Di Indonesia, penyelenggaraan bursa tenaga kerja
ditangani oleh DepartemenTenaga Kerja (Depnaker). Pekerja yang diupah rendah dalam pasar
tenaga kerja fleksibel akan memperoleh jaminan sosial untuk hidup secara layak. Jaminan sosial
juga melindungi pekerja dari kemungkinan hubungan ketenaga kerjaan yang merugikan, seperti
PHK. Karena dapat mempertemukan kebutuhan terhadap pasar tenaga kerja fleksibel dengan
hak hidup layak warga negara, jaminansosial ini merupakan kebijakan yang ideal dan harus
menjadi pilihan kebijakan dalam jangka panjang. Sedangkan penentuan upah ditentukan oleh
beberapa halseperti tingkat pendidikan, jabatan, dll. Adanya pasar tenaga kerja ini sangat
bermanfaatdalam membantu para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bnagi


mahasiswa maupun dari pihak lainnya dalam memahami dan manfaat tentang equilibrium pasar
tenaga kerja, dan dapat menjadikan penga;aman yang lebih serta menambah wawasan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai