adalah dengan menghitung jumlah produksi masing masing sektor ekonomi kemudian
dijumlahkan. Ketika menghitung pendapatan nasional harus dihindarin terjadinya perhitungan
ganda. Oleh karena itu, pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah/value
added (bukan nilai jual) seluruh barang dan jasa yang dihasilkan. Apabila di suatu Negara terdapat
beberapa sector, yaitu sector ekstraktif (E), agraris (A), industry (I), niaga/perdagangan (N), dan
jasa (J), maka nilai yang diperoleh disebut national income yang dirumuskan sebagai berikut :
NI = E +A + I + N + J
Contoh : Nilai penjualan seluruh perusahaan yang tergolong kain batik Rp. 2.000 juta, bahan
mentah yang dibutuhkan bernilai Rp. 500 juta. Maka sumbangan industri batik pada pendapatan
nasional adalah : Rp. 2000 juta Rp. 500 juta = Rp. 1.500 juta
Pendekatan Pendapatan
Adalah pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang
diterima pemilik faktor produksi yang disumbangkan ke sektor produsen. Pendapatan yang berasal
dari penggunaan faktor-faktor produksi, yaitu :
a.
b.
c.
d.
=w+r+i+p
Pendekatan Pengeluaran
Berdasarkan metode ini, pendapatan nasional dapat dihitung dari seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh seluruh masyarakat, pengeluaran masyarakat dapat dibedakan sebagai berikut :
Pembentukan modal tetap bruto seperti persediaan barang barang dan alat
alat produksi tahan lama. ( I )
NI = C + G + I + (X M)
Keuntungan Rp 12.000.000,-
Investasi Rp 4.500.000,-
Konsumsi Rp 18.000.000,-
Ekspor Rp 12.500.000,-
Impor Rp 7.250.000,-