Anda di halaman 1dari 54

PROBABILITAS

Probabilitas merupakan suatu ukuran yang


menunjukkan tingkat keyakinan atas terjadinya
suatu persoalan.
Probabilias dinyatakan dalam :
1. Pecahan
2. Persen
3. Besarnya antara 0 dan 1
Pendekatan Probabilitas :
1. Pendekatan Klasik (apriori)
yaitu jika probabilitas suatu peristiwa akan
terjadi sudah dapat diketahui sebelum
dilakukan percobaan.
2. Pendekatan Frekuensi Relatif (empiris)
a. Probabilitas waktu terjadinya sebuah
peristiwa dalam jangka panjang jika kondisi
stabil
b. Frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam
sejumlah besar percobaan.
3. Pendekatan Subyektif
Adalah probabilitas suatu peristiwa yang
ditentukan dengan perasaan atau
kepercayaan seseorang yang di dasarkan pada
fakta yang ada.
Dengan demikian Probabilitas dapat
didefinisikan sebagai suatu nilai yang
digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya
suatu kejadian yang acak.
Pendekatan Klasik
Perhitungan probabilitas secara klasik
didasarkan pada asumsi bahwa seluruh hasil
dari suatu eksperimen mempunyai
kemungkinan (peluang) yang sama.
Ex (klasik)
Dik : Produksi barang = 100 unit
Rusak = 25 unit
Dit : jika barang terbungkus rapi, berapakah
probabilitas barang rusak yang mungkin terambil
(acak) oleh konsumen.
Jawab :
Jumlah barang (n) = 100
Barang rusak (x) = 25
Kejadian atau event (A) barang rusak = ...
•P (A)
  =
= = 0,25 (25%)
Jadi besarnya probalita unt memperoleh barang
rusak = 25 %

Ex. Frekuensi relatif


fr = frekuensi relatif
xi = kejadian i

  ( 𝒇𝒊
𝑷 𝑿𝒊 = 𝐥𝐢𝐦
)
𝒏→∞ 𝒏
•Dik  : 65 orang karyawan perusahaan (f) dengan
gaji (x) dalam ribuan rupiah sbb :
x 55 65 75 85 95 105 115
f 8 10 16 14 10 5 2

Dit : berapa probabilitas salah seorang karyawan


menerima gaji Rp.65.000,- dan Rp105.000,-
Jawab :
P(X=65) = = = 0,15 (15%)
P (X=105) = = = 0,076 (8%)
•KEJADIAN
  PERISTIWA DAN NOTASI HIMPUNAN

Jika dalam percobaan dilempar mata uang


logam sebanyak 2 kali, maka probabilitas
hasilnya adalah :
1. Lemparan I : kedua-duanya gambar (GG)
2. Lemparan II: gambar dan bukan gambar (G)
3. Lempar III: bukan gambar dan gambar (G)
4. Lempar IV: keduanya bukan gambar ()
Dari peristiwa tersebut :
1. Titik sampel yaitu hasil yang berbeda-beda
dari suatu eksperimen
2. Ruang sampel yaitu himpunan dari hasil
seluruh kemungkinan

Jika dua buah dadu dilemparkan, maka akan


diperoleh ruang sampel seperti :
I II 1 2 3 4 5 6

1 11 12 13 14 15 16
2 21 22 23 24 25 26
3 31 32 33 34 35 36
4 41 42 43 44 45 46
5 51 52 53 54 55 56
6 61 62 63 64 65 66
Keterangan :
I = dadu pertama
II = dadu ke dua
23 = dadu pertama keluar mata 2, dadu
kedua keluar mata 3
51 = dadu pertama keluar mata 5 dan
dadu kedua keluar mata 1
Syarat dari ruang sampel suatu eksperimen :
1. Dua hasil atau lebih tidak dapat terjadi secara
bersamaan
2. Harus terbagi habis
•Ex. 
Dilempar mata uang logam ke atas 3 kali maka
akan diperoleh ruang sampel :
S = (GGG, GG, ...)
Jika X = jumlah gambar (=G), maka dalam 3 kali
lemparan :
GGG...X = 3 GG...X =2 GG...X = 2 dst
Jadi :
X = {0,1,2,3}; hasil eksperimen dapat
menghasilkan nilai X = 0; X = 3 dst
Jika disajikan dalam bentuk tabel frekuensi :

x f Fr = P(X)

0 1 1/8 = 0,125

1 3 3/8 = 0,375

2 3 3/8 = 0,375

3 1 1/8 = 0,125
Jika : dua dadu dilempar sebanyak 2 kali dan X
adalah jumlah mata dadu tersebut, maka :
X f Fr {=P(X)}
2 1 1/36 = 0,028
3 2 2/36 = 0,056
4 3 3/36 = 0,083
5 4 4/36 = 0,111
6 5 5/36 = 0,139
7 6 6/36 = 0,167
8 5 5/36 = 0,139
9 4 4/36 = 0,111
10 3 3/36 = 0,083
11 2 2/36 = 0,056
12 1 1/36 = 0,028
36 1
•   HIMPUNAN
Adalah sekumpulan objek yang didefinisikan
dengan jelas dan dapat dibeda-bedakan.
Himpunan biasanya :
1. dilambangkan dengan pasangan kurung
kurawal { } dan biasanya
2. dinyatakan dengan huruf kapital, seperti A, B,
C...
3. ditulis dengan lambang , dan bukan anggota
himpunan dengan lambang
•Jika
  :
S = himpunan, maka obyek yang terkandung di
dalamnya dinamakan anggota atau elemen.
S = {X1, X2,X3,...}
X1, X2, X3, ... Masing-masing merupakan
anggota atau elemen dari S
Ex.
Suatu mata uang logam dilempar ke atas
sebanyak satu kali, maka :
S = {G, } ; G, adalah anggota atau elemen S
Anggota S, dapat berupa variabel :
1. Diskrit; tidak mengambil seluruh nilai dalam
suatu interval.
S = {x :x = 0, 1, 2, 3}
(nilai berupa kumpulan beberapa titik)
2. Kontinu ; mengambil seluruh nilai dalam suatu
interval.
S = {x : 0 ≤ x ≤ 1}
(nilai berupa garis seluruh titik)
(:) dibaca sedemikian rupa sehingga (srs)
Sehingga :
S = { x : 0 ≤ x ≤ 1}
Merupakan himpunan yang diwakili oleh
variabel x dapat mengambil nilai mulai dari 0
sampai dengan 1
Biasanya :
X = { x : x ∈ A dan x ∈ B }
Sebagai anggota X, x juga anggota (A) dan
anggota (B)
Ex.
X = himpunan mahasiswa UNWIRA yang ikut
MABIM
A = mahasiswa FE-UNWIRA
B = mahasiswa FE-UNWIRA yang pernah ikut
MABIM
X = { x : x ∈ A dan x ∈ B }
Jika himpunan tidak mempunyai anggota atau
elemen disebut himpunan kosong (∅ )
•   KOMPLEMEN SUATU KEJADIAN

S = ruang sampel (himpunan dr hsl eksperimen)


A = himpunan bagian dari S
= komplemen dari A =S–A
= semua anggota S yang bukan anggota A

´𝐴
 

S
A
•Ex.  Tersedia 100 barang yg ternyata 10 rusak
S = seluruh barang (100)
A = barang rusak (10)
= barang tidak rusak (100-10 =90)
P() = 1 – P(A)

R = { x : x ∈ A, atau x ∈ }
INTERSEKSI DUA KEJADIAN
Jika :
S = suatu ruang sampel (himpunan)
A = himpunan bagian S
B = himpunan bagian S
Maka :
Interaksi dua kejadian A dan B dapat ditulis
A ∩ B atau AB, artinya S selain mempunyai
sifat atau ciri-ciri A juga B, artinya selain
anggota A juga anggota B.
A ∩ B = { x : x ϵ A dan x ϵ B }

Hijau = himpunan
Bagian A A
Orange = himpunan A

B
B

Bagian B
Merah = interseksi
A dan B
Ex.
A = Jumlah uang yang dapat digunakan unt
berbelanja selama bulan September 2016 oleh
seorang mahasiswa
A = {x : 0 ≤ x ≤ Rp 100.000 }
B = besarnya pengeluaran mahasiswa tersebut
pada bulan September
B = {x : x ≥ Rp 100.00 }
A ∩ B = { x : x = Rp 100.000 }
Jika kiriman dari orang tuanya meningkat
Rp175.000 , sehingga :
A = { x : 0 ≤ x ≤ Rp275.000 }
Maka :
A ∩ B = { x : Rp100.000 ≤ x ≤ Rp275.000 }
UNION DUA KEJADIAN

Union dua kejadian A dan B ditulis A ᴜ B atau


A+B merupakan himpunan bagian S,
terdiri dari elemen-elemen anggota S yang
menjadi anggota A saja, B saja atau
menjadi anggota A dan B sekaligus.

A U B = { x : x ϵ A, x ϵ B atau x ϵ AB }
Merah = himpunan
Bagian A
Orange = himpunan A B

Bagian B

Merah, hijau dan Orange adalah A union B Atau


AUB
Ex.
S = ruang sampel
A={x:2≤x≤5}
B = { x : 6 ≤ x ≤ 12 }
A U B = { x : 2 ≤ x ≤ 12 }
PROBABILITAS BERSYARAT
Adalah probabilitas terjadinya kejadian A dengan
syarat bahwa B sudah terjadi atau akan
terjadi.
Ex.
A = saya akan pesta, kalau B = lulus ujian
A = hasil penjualan meningkat, jika B = biaya
promosi ditingkatkan
A = hasil prestasi karyawan meningkat, jika B =
gaji karyawan dinaikkan
P(A/B) = Probabilitas terjadinya A dengan syarat
bahwa B sudah terjadi atau akan
terjadi atau probabilitas terjadinya A
jika B terjadi.
Kejadian (A/B) = {x : x ϵ A diketahui bahwa x ϵ B}
Ex.
S = seluruh mahasiswa UNWIRA
= 10.000 orang (=N)
A = mahasiswa lama 2.000 orang (=a)
B = mahasiswa putri 3.500 orang (=b)
Dari 3.500 mahasiswa putri, adalah merupakan
mahasiswa lama (= c)
A dan B masing- masing merupakan himpunan
bagian dari S. Jika dipilih satu orang mahasiswa
secara acak, maka kejadian bersyarat (A/B)
berarti kejadian yang mewakili mahasiswa
lama dengan syarat putri.
P(A/B) = probabilitas bersyarat untuk
menjawab pertanyaan diketahui
mahasiswa yang terpilih putri
berapa probabilitasnya mahasiswa tersebut
mahasiswa lama.
(merupakan proporsi maha-
siswa putri lama dengan
seluruh mahasiswa putri)
Untuk memperoleh persentase, nilai proporsi :

Rumus probabilita bersyarat :

Sehingga : P(AB) = P(A) P(B/A) = P(B) P(A/B)


Ex.
Sebuah dadu dilemparkan ke atas sebanyak 2
kali, dimana X = jumlah mata dadu dari hasil
lemparan tersebut.
Jika lemparan yang pertama keluar mata 2, dan
lemparan kedua keluar mata 4, maka X = 2 + 4
= 6.
Juga, jika pada lemparan pertama keluar mata 3
dan yang kedua mata 5, X = 8 dan seterusnya.
Ex.
Jika dua dadu dilempar ke atas dan dari ruang
sampelnya diperoleh :
A = {x : x < 5} dan B = {x : x suatu bilangan ganjil}
Cari : P(A/B) dan P(B/A)
Jawab
S = 36 titik sampel (N = 36)
A = (11 =2 , 12=3, 13=4,... a = 6)
B = (21, 41, 61, 12, 32,... b = 18)
Maka
A ∩ B = 2 (12, 21) atau (c=2)
Hitunglah
Jumlah pelamar unt menjadi dosen pada fak.
Ekonomi UNWIRA = 100 orang. Masing-
masingpelamar mempunyai kesempatan yang
sama untuk diterima yaitu 1/100 = 0,01. Para
pelamar ada yg mempunyai gelar Doktor dan
ada yang tidak, ada yang sudah menikah dan
ada yang belum, ada yang pria dan juga
wanita, datanya seperti tersaji pada tabel
berikut :
doktor menikah Belum menikah

Pria 40 10

Wanita 10 10

Bukan doktor menikah Belum menikah

pria 3 12

wanita 10 5
Dari soal dan data tadi, jika :
W = wanita; M = menikah; D = Doktor
Ketiganya mewakili kejadian bahwa pelamar
yang terpilih wanita, sudah menikah dan
bergelar Doktor, maka carilah
a. P(W), P(M), P(D)

b.
Peristiwa Yang Saling Meniadakan
jika dua peristiwa atau lebih dapat terjadi
pada saat yang bersamaan, sehingga
peristiwa ini disebut juga peristiwa
persamaan.
Jika dua peristiwa A dan B tidak saling lepas,
maka probabilitas terjadinya peristiwa ini :

 𝑷 ( 𝑨 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑩 ) =𝑷 ( 𝑨 ) + 𝑷 ( 𝑩 ) − 𝑷 ( 𝑨 𝒅𝒂𝒏 𝑩 )
 𝑷 ( 𝑨 ∪ 𝑩 )=𝑷 ( 𝑨 )+ 𝑷 ( 𝑩 ) − 𝑷 ( 𝑨 ∩ 𝑩 )
Soal.
Berapa probabilitas sebuah kartu raja (king)
atau bergambar hati (heart) yang dipilih
secara acak dari satu set kartu yang berisi 52
kartu.
Jawab.
Dalam satu set kartu terdapat 4 buah yang
bergambar King dan 13 kartu bergambar
Heart, maka probabilitas dipilihnya kartu
tersebut :
•Raja
  (King); P(A) = di mana terdapat 4 kartu King
dalam 1 set
Hati (Heart); P(B) = ; di mana terdapat 13 kartu
Heart dalam 1 set
Raja bergambar Hati; P(A dan B) = ; di mana
terdapat 1 kartu raja
bergambar Heart dalam 1
set kartu
•Dengan
  mengguakan rumus Peristiwa Tidak
Saling Lepas (non exclusive), maka
probabilitas sebuah kartu bergambar King
atau Heart :
P(A atau B) = P(A∪B) = P(A)+P(B) - P( A
dan B)
P(A∪B) = P(A) + P(B) - P(A∩B)
= + -=
= 0,3077
A dd A∩B B
Soal.
Perusahaan elektronik mengambil sampel 100
rumah tangga dan kepada responden ditanyakan
apakah berencana membeli TV ukuran besar
atau tidak.
Jawaban responden dilihat pada tabel:
Merencanakan untuk Benar-benar telah membeli total

membeli ya tidak

Ya 200 50 250

Tidak 100 650 750

Total 300 700 1000


•Ditanya
  : hitung probabilitas seorang responden
yang telah merencanakan untuk
membeli atau benar-benar telah
membeli.
Jawab.
A = telah merencanakan untuk membeli = 250
B = benar-benar telah membeli = 300
Maka ; P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
= + + = 0,35
Soal.
Di UNWIRA terdapat 500 orang mahasiswa
tingkat persiapan yang mengambil mata kuliah :
Aljabar (A) = 329 orang
Kalkulus (K) = 186 orang
Statistik (S) = 295 orang
Aljabar dan Kalkulus = 83 orang
Aljabar dan Statistik = 217 orang
Kalkulus dan Statistik = 63 orang
Kalkulus, Statistik dan Aljabar = 53 orang
Ditanya
Berapakah probabilitas jika mahasiswa UNWIRA
a. Mengambil ketiga mata kuliah tersebut
b. Mengambil Aljabar tetapi bukan Statistik
c. Mengambil Kalkulus tetapi bukan Aljabar
d. Mengambil Statistik tetapi bukan Kalkulus
e. Mengambil Aljabar atau Statistik tetapi bukan
Kalkulus
f. Mengambil Aljabar tetapi bukan Kalkulus
atau bukan Statistik
Buat dahulu diagram Venn-nya

30
A = 82 K = 93
53
164 10

68
Jawab.
1. Aljabar saja 82 orang
2. Aljabar dan Kalkulus bukan Statistik = 30 org
3. Kalkulus saja = 93 orang
4. Aljabar, Kalkulus dan Statistik= 53 orang
5. Kalkulus dan Statistik bukan Aljabar = 10 org
6. Aljabar dan Statistik bukan Kalkulus = 164 org
7. Statistik saja = 68 orang
•a.   Probabilitas mahasiswa mengambil ketiga
mata kuliah adalah : P(AKS) =

b. Probabilitas mengambil Aljabar bukan


Statistik
P(A∪ AK) = P(A) + P(AK)
= + =
•c.   Probabilitas mahasiswa mengambil Kalkulus
tetapi bukan Aljabar :
P(K∪ KS) = P(K) + (KS)
= + =
d. Probabilitas mahasiswa mengambil Statistik
tetapi bukan Kalkulus :
P(S) = P(AS ∪ S)
= P(AS) + P(S)
= + =
•e.   Probabilitas mahasiswa mengambil Aljabar
atau Statistik tetapi bukan Kalkulus :
P(A∪ AS ∪S) = P(A) + P(AS ) + (S)
= =
f. Probabilitas mahasiswa yang hanya mengambil
Aljabar saja :
P(A) =
Latihan
Data seorang dosen wali (PA), pengambilan mata
kuliah semester gasal dari 200 mahasiswa
bimbingan akademiknya adalah sebagai
berikut :
1. Sebanyak 84 orang mengambil statistik I
2. Sebanyak 105 orang mengambil Matematika
3. Sebanyak 88 orang mengambil akuntansi I
4. Sebanyak 30 orang mengambil statistik I dan
matematika.
5. Sebanyak 27 orang mengambil statistik I dan
akuntansi I
6. Sebanyak 43 orang mengambil matematika
dan akuntansi I
7. Sebanyak 7 orang mengambil ketiga mata
kuliah tersebut.
Berapa banyak mahasiswa yang mengambil :
a. Statistik I, atau Matematika atau Akuntansi I
b. Tidak mengambil ketiga mata kuliah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai