Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Rianti Guswanti

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042202941

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4227 / EKONOMI MONETER

Kode/Nama UPBJJ : 24 / BANDUNG

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
ESPA4227-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi


Kode/Nama MK : ESPA4227/Ekonomi Moneter
Tugas :2

No. Soal
1. Jelaskan apa implikasi dari kebijakan pemerintah untuk menambah jumlah uang beredar menurut teori
Irving fisher?

2. Bagaimana cara pemerintah mengatasi inflasi di Indonesia?

3. Jelaskan sisi pasiva neraca otoritas moneter yang memuat komponen-komponen uang primer!

4. Jelaskan mengapa Inflationary gap akan menyebabkan inflasi!

5. Jelaskan teori kuantitas tersebut dikemukakan oleh Irving Fisher!

1 dari 1
Nama : Rianti Guswanti
NIM : 042202941
Upbjj : 24/ Bandung
Prodi : S1 Manajemen

JAWABAN TMK 2
ESPA4427 / EKONOMI MONETER
1. Dalam keadaan full employment, apabila jumlah uang beredar dalam perekonomian
bertambah maka perubahan ini hanya akan meningkatkan harga. Pandangan ini oleh
para ahli ekonomi klasik dinamakan teori kuantitas uang Secara formula teori kuantitas
uang Irving Fisher dapat dirumuskan sebagai berikut (Nopirin, 1998:73):
MV = PT
di mana:
M : jumlah uang beredar atau penawaran uang dalam perekonomian
V : tingkat perputaran uang (velocity of money)
P : tingkat harga
T : total jumlah transaksi selama penode tertetu.
Persamaan diatas dikenal dengan "Transactions Variant" karena ini mengukur
seluruh pengeluaran untuk transaksi, di mana ini sesuai dengan anggapan klasik bahwa
uang hanya digunakan untuk tujuan traksaksi dan berjaga - jaga serta uang tidak secara
langsung dapat memenuhi kepuasan (lswardono, 1996: 88-89).
2. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi dapat dilakukan melalui kebijakan
moneter dan kebjakan fiskal. Di dalam kebijakan moneter, langkah-langkah yang
diambil antara lain dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), menaikkan suku
bunga SBI (Sertifikat bank Indonesia) dan memperbaiki nilai tukar.
a. Kebijakan uang ketat. Kebijakan ini merupakan kebijakan untuk mengurangi
Jumlah uang beredar. Pengurangan jumlah uang beredar diharapkan akan
mengurangi tingkat inflasi.
b. Menaikkan suku bunga SBI. Meningkatnya suku bunga SBI menyebabkan
banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya. Akhirnya bank umum itu
akan menaikkan suku bunga deposito. Uang yang berhasil mereka kumpulkan
mereka gunakan untuk pembelian sertifikat Bank Indonesia. Akhirnya bank
tersebut harus mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya agar dapat membeli
SBI tersebut. Dana tadi diperoleh dari tabungan, sehingga untuk menarik
tabungan maka harga suku bunga harus tinggi.
c. Memperbaiki nilai tukar mata uang. Dengan melakukan intervensi terhadap
mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur, sehingga pada akhirnya
akan mempermudah dan mempermudan biaya impor barang-barang material
(input).
Kebijakan menanggulangi inflasi juga bisa dilakukan melalui kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal merupakan segala kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi riil
yang menyangkut keuangan pemerintah seperti pemungutan pajak, pengeluaran
pemerintah, atau pemberian Suosia, rnerapan KebIjakan fiskal untuk menanggulangi
inflasi dapat dilakukan antara lain dengan menaikkan pajak, menekan pengeluaran
pemerintah dan mengurangi Ekonomi biaya tinggi
3. Sisi pasiva (kewajiban) neraca otoritas moneter memuat komponen-komponen uang
primer yang terdiri atas (i) uang kartal baik itu yang beredar di masyarakat ataupun
yang ada di kas bank umum, (ii) saldo rekening giro atau cadangan yang dimiliki bank
umum dan masyarakat di Bank Indonesia. Akan tetapi di sisi lain, sisi aktiva (kekayaan)
neraca otoritas moneter memuat sumber atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan dari uang primer diantaranya:
a. Aktiva luar negeri bersih (net foreign assets)
Faktor/ sumber ini muncul diakibatkan terjadinya transaksi luar negeri yang
dilaksanakan oleh pemerintah, contohnya penarikan dan pelunasan pinjaman
luar negeri.
b. Aktiva dalam negeri bersih (net domestic assets)
Faktor ini berasal dari transaksi berupa mata uang domestik yang dilakukan oleh
pemerintah, sektor swasta domestik, serta bank umum. Transaksi yang
dilakukan oleh pemerintah terkait dengan penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang dapat dilihat dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negar
(APBN). Selain itu, tagihan terhadap sektor swasta domestik dan bank umum
di antaranya terkait dengan pemberian bantuan likuiditas dalam menjalankan
fungsi lender of last resort.
c. Aktiva lainnya bersih (net other item)
Faktor ini adalah pos yang tersedia untuk menampung berbagai pos yang tidak
dimasukkan dalam kelompok-kelompok yang sudah disebutkan tadi.
Contohnya adalah Pos Modal dan Cadangan.

4. Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregat demand) sedangkan
produksi.telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hamper mendekati
kesempatan keria penuh. Apabila kesempatan kerja penuh (full employment) telah
tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja
(sering disebut dengan inflasi murni). Kenaikan permintaan ini menyebabkan
keseimbangan GNP berada di atas atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh
sehingga terjadi inflationary gap. Inflationary gap inilah yang akan
menyebabkaninflasi. Dapat kita Lihat pada gambar di bawah
Inflationary gap

C+1
A
B
C+1

Y
YFE Y1

Kenaikan pengeluaran total dari C + I menjadi C' +I akan menyebabkan


keseimbangan pada titik B berada di atas GNP full employment (YFE). Jarak A-B atau
YpE-Y, menunjukkan besarnya inflationary gap.
5. Teori kuantitas menurut Irving Fisher :
Secara scderhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas scbagai berikut :
MV= PT
Dimana:
M: uang dalam perekonomian
V: kecepatan transaksi dari uang yang merupakan rata-rata waktu satu unit uang
berpindah tangan untuk satu periode waktu tertentu
T: volume transaksi
P: tingkat harga
Fisher menyatakan bahwa nilai V ditentukan oleh kebiasaaan pembayaran gaji dan
efisiensi lembaga keuangan. Oleh karena itu faktor-faktor ini tidak selalu berubah maka
nilai V relative tetap. Pada suatu periode tertentu, kuantitas barang yang
diperdagangkan T jumlahnya tertentu. Dalam keseimbangan (full employement) nilai
T adalah tetap dan telah mencapai tingkat yang maksimum. Berdasarkan keyakinan
bahwa nilai V dan T adalah tetap, maka para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa
perubahan dalam penawaran uang hanya akan mempengaruhi tingkat harga.

Sumber Referensi :
- Lestari, Puji Etty. 2022. Edisi Ketiga. Buku Materi Pokok ESPA4227/3SKS/MODUL
1-9 Ekonomi Moneter. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai