Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apa yang lazim disebut sebagai ilmu ekonomi tradisional (traditional economics) memusatkan
perhatiannya pada alokasi paling efisien atas segenap sumber daya yang langka, serta upaya
memanfaatkan sumber daya secara optimal agar dapat menghasilkan sebanyak mungkin barang dan jasa.
Ilmu ekonomi neoklasik tradisional menitikberatkan pembahasannya pada aspek-aspek ekonomi dunia
kapitalis, yakni mulai dari pasar sempurna, kedaulatan konsumen, penyesuaian harga secara otomatis,
perumusan keputusan yang didasarkan pada kalkulasi marjinal, laba, dan kepuasan, serta pentingnya
keseimbangan atau ekuilibrium atas segenap pasar output (penawaran dan permintaan barang dan jasa)
dan pasar input (penawaran dan permintaan sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi, yakni
tenaga kerja, modal, dan teknologi). Aliran ini mengasumsikan adanya rasionalitas ekonomi di kalangan
pelaku ekonomi. Artinya, mereka akan senantiasa mendasarkan tindakan dan pilihannya pada perhitungan
untungrugi. Mereka juga diasumsikan memiliki atau menganut orientasi materialistis dan mengutamakan
kebutuhan atau kepentingannya sendiri dalam setiap proses pembuatan keputusan ekonomi.

Ilmu ekonomi pembangunan (development economics) mempunyai ruang lingkup yang lebih luas
dari ilmu ekonomi tradisional. Selain mengupas cara-cara alokasi sumber daya seefisien mungkin serta
kesinambungan pertumbuhannya dari waktu ke waktu, ilmu ekonomi pembangunan juga memberi
perhatian pada mekanisme-mekanisme ekonomi, sosial, politik, dan kelembagaan, baik yang terkandung
dalam sektor swasta maupun pemerintah. Jangkauan atau cakupan ilmu ekonomi pembangunan itu lebih
luas dari ilmu ekonomi neoklasik tradisional atau bahkan ilmu ekonomi politik. Logika yang utama
adalah, karena ilmu ekonomi pembangunan tersebut langsung berkaitan dengan keseluruhan proses
politik dan ekonomi yang diperlukan untuk mempengaruhi transformasi struktural dan kelembagaan dari
seluruh masyarakat demi menghasilkan kemajuan ekonomi yang benarbenar bermanfaat dan melalui
proses yang efisien. Bertolak dari kenyataan tersebut, maka tidak seperti ilmu ekonomi pada umumnya,
ilmu ekonomi pembangunan menganggap penting serta mengakui manfaat peranan pemerintah yang lebih
besar dalam berbagai tingkatan perumusan dan perencanaan ekonomi serta pelaksanaannya secara
terkoordinasi demi mengarah pada transformasi ekonomi yang diinginkan. Keberhasilan transformasi itu
sendiri diakui sebagai elemen penting dalam keseluruhan proses dan studi pembangunan ekonomi. Siapa
saja yang berkeinginan mempelajari atau mempraktekkan ilmu ekonomi pembangunan perlu menyadari
keunikan dan keragaman masyarakat di NSB (Negara Sedang Berkembang).

Kita juga harus memaklumi betapa sedikitnya prinsip-prinsip “universal” atau hukum ekonomi
murni, itu pun seandainya apa yang disebut hukum ekonomi itu memang ada, yang benar-benar berlaku
dimana saja dan kapan saja. Dalam konteks ekonomi pembangunan yang ada hanyalah “kecenderungan”.
Contohnya, meningkatnya permintaan konsumen cenderung memperbesar tingkat penawaran. Dikatakan
demikian karena, sebagaimana akan kita saksikan bersama, ada kondisi-kondisi tertentu di banyak NSB
yang membuat hubungan positif antara permintaan dan penawaran (misalnya kenaikan permintaan pasti
diikuti dengan kenaikan penawaran) tidak terjadi. Bertolak dari heterogenitas NSB yang begitu besar,
maka kemungkinan besar kita akan memerlukan lebih dari satu “ilmu ekonomi pembangunan”, karena
tidak ada satupun “ilmu ekonomi pembangunan” yang dapat berlaku universal untuk semua NSB. Oleh
karena itu, ilmu ekonomi pembangunan harus bersifat eklektis, yakni mengkombinasikan berbagai konsep

1
dan teori dari analisis ilmu eokonomi tradisional dengan model-model baru dan pendekatan yang lebih
multidisipliner dan tajam dari kajian-kajian sejarah dan pengalaman pembangunan kontemporer di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kehidupan setelah penduduk bumi

2. Ilmu ekonomi dan studi- studi pembangunan

3. Hakikat ilmu ekonomi pembangunan

4. Mengapa ilmu ekonomi pembangunan perlu dipelajari

5. Arti penting ilmu nilai- nilai ekonomi pembangunan

6. Perekonomian sebagai system sosial

7. Tuntutan untuk melangkah lebih jauh dari ilmu ekonomi sederhana

8. Apa yang dimaksud pembangunan

9. Ukuran- ukuran pembangunan

10. Pandangan ekonomi baru tentang pembangunan

11. Pendekatan- pendekatan kapabilitas dari Amartya Sen

12. Tiga nilai inti dari pembangunan

13. Tiga tujuan inti pembangunan

14. Millennium development goals

15. Kesimpulan,studi kasus, kemajuan dalam perjuangan menuju pembangunan yang lebih
bermakna.

2
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Bagaimana kehidupan setelah penduduk bumi

2. Memahami Ilmu ekonomi dan studi- studi pembangunan

3. Mengetahui Hakikat ilmu ekonomi pembangunan

4. Mengetahui Mengapa ilmu ekonomi pembangunan perlu dipelajari

5. Mengetahui Arti penting ilmu nilai- nilai ekonomi pembangunan

6. Mengetahui Perekonomian sebagai system sosial

7. Mengetahui Tuntutan untuk melangkah lebih jauh dari ilmu ekonomi sederhana

8. Mengetahui Apa yang dimaksud pembangunan

9. Mengetahui Ukuran- ukuran pembangunan

10. Mengetahui Pandangan ekonomi baru tentang pembangunan

11. Mengetahui Pendekatan- pendekatan kapabilitas dari Amartya Sen

12. Mengetahui Tiga nilai inti dari pembangunan

13. Mengetahui Tiga tujuan inti pembangunan

14. Mengetahui Millennium development goals

15. Mengetahui Kesimpulan,studi kasus, kemajuan dalam perjuangan menuju


pembangunan yang lebih bermakna.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. KEHIDUPAN SETENGAH PENDUDUK BUMI

Pada saat orang-orang bangun setiap pagi untuk menyongsong hari baru, mereka mengawali
harinya dalam kondisi yang sangat berlainan. Sebagian penduduk dunia hidup dalam kondisi serba
berkecukupan, namun mayoritas penduduk dunia jumlahnya yang mendekati 7 miliar orang, hidup
dalam keadaan kurang beruntung, khususnya jika mereka termasuk dalam sepertiga bagian termiskin
dari penduduk dunia yang kondisi kesehatan mereka seringkali buruk, tidak bisa membaca dan
menulis, mengganggur sehingga masa depannya menjadi suram. Lebih dari 40% penduduk dunia
pendapatannya kurang dari $2 per hari kondisi ini disebut sebagai kemisikinan absolut (absolute
poverty) yaitu situasi ketidakmampuan untuk mendapatkan penghasilan, makanan, sandang,
perawatan kesehatan, tempat tinggal dan kebutuhan pokok lainnya pada tingkat minimum.Terdapat
juga dalam satu rumah yang didalamnya terdapat sekumpulan keluarga besar, dimana semua anggota
keluarga berpartisipasi dan berbagi pekerjaan, penghasilan pada kelompok tersebut sangat sedikit
karena hampir semua makanan, pakaian, tempat tinggal dan barang –barang duniawi di buat dan
dikonsumsi oleh penghuninya atau yang disebut dengan perkonomian subsisten (subsistence
economy) yaitu perekonomian yang menjalankan produksi untuk konsumsi pribadi dan standar
hidupnya mencakup tidak lebih dari kebutuhan-kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal dan
pakaian. Separuh penduduk dunia tinggal dinegara-negara berkembang yaitu Negara-negara di Asia,
Afrika, Timur- Tengah, Amerika Latin, Eropa Timur dan negara-negara pecahan Uni Soviet yang
dicirikan dengan rendahnya standar hidup dan defisit pembangunan lainnya istilah ini digunakan
dalam literatur studi pembangunan sebagai sinonim bagi less developed country. Untuk mengejar
ketertinggalan negara –negara berkembang dengan negara maju dapat dilakukan melalui
pembangunan.

2. STUDI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

Ekonomi pembangunan (development economics) sebagai bidang studi yang mengkaji


pembangunan ekonomi menjadi salah satu bidang yang paling baru, paling menarik, dan paling
menantang dari disiplin ilmu yang lebih luas yaitu ilmu ekonomi (economics) dan ekonomi politik
(political economy). Meskipun ekonom secara umum telah menobatkan Adam Smith sebagai “ Ahli
ilmu ekonomi pembangunan” yang pertama, yakni dengan kemunculan bukunya Wealth of Nations
terbitan tahun 1776 sebagai karya pelopor mengenai pembangunan, akan tetapi pembahasan yang
sistematis tentang masalah dan proses pembangunan ekonomi di Afrika, Asia, dan Amerika Latin
muncul sekitar empat dasawarsa yang lalu.

4
2.1 HAKIKAT ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

Ilmu ekonomi tradisional (traditional economics) merupakan pendekatan ekonomi


yang menekankan utilitas, maksimalisasi laba.efisiensi pasar dan determinasi ekuilibrium.
Ilmu ekonomi politik (political economy) adalah upaya menggabungkan ananlisis ekonomi
dengan politik praktis untuk menelaah aktivitas ekonomi dalam konteks politik. Sedangkan
ilmu ekonomi pembangunan (development economics) studi tentang upaya mentransformasi
perekonomian dari keadaan stagnan ke pertumbuhan dan dari status penghasilan rendah ke
penghasilan tinggiserta upaya menanggulangi masalah kemiskinan absolut.

2.2 PENTINGNYA ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN DIPELAJARI

Secara umum, ekonomi pembangunan adalah sebuah cabang ilmu ekonomi yang
menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang dan
mencari solusi atau cara-cara untuk mengatasi permasalahan tersebut agar pembangunan
ekonomi dapat berkembang dengan lebih cepat.

Ilmu ekonomi pembangunan memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan


mengenai berbagai macam isu yang terjadi dalam pembangunan ekonomi saat ini, yang
dihadapi dan ditemukan di negara-negara sedang berkembang. Permasalahan yang dibahas
adalah mengenai kebijakan-kebijakan pembangunan baik secara teoritis maupun fakta aktual
yang terjadi di negara-negara berkembang dan transisi di seluruh dunia. Khususnya, negara di
Asia, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, dan negara-negara transisi di Eropa.

Secara umum, ekonomi pembangunan memiliki fungsi dalam menciptakan upaya-


upaya dalam memperbaiki taraf hidup masyarakat di negara sedang berkembang.Sedangkan
bagi civitas atau pelajar, ekonomi pembangunan berfungsi sebagai ilmu dalam memahami
permasalahan perekonomian negara-negara berkembang di dunia.Jika dianalisis satu per satu,
beberapa fungsi ekonomi pembangunan adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan GDP

Dengan memahami dan mengaplikasikan dengan baik ilmu dari ekonomi


pembangunan, maka pertumbuhan ekonomi negara dapat meningkat. Oleh
karena itu, penciptaan lapangan kerja juga akan meningkat yang akan
memengaruhi tingkat pendapatan nasionaL.

 Menurunkan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan

Melanjutkan dari poin 1, karena adanya penciptaan lapangan pekerjaan dalam


jumlah besar, maka pendapatan per kapita masyarakat juga akan meningkat.
Akibatnya, pengangguran dan tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan.

 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Dengan mengaplikasikan ekonomi pembangunan, pendidikan masyarakat juga


dapat meningkat. Peningkatan pendidikan tersebut akan meningkatkan kualitas

5
sumber daya manusia, karena pendidikan dan kemampuan ekonomi merupakan
faktor dari peningkatan kualitas sumber daya manusia.

 Terbentuknya Faktor Modal

Memahami dan mengaplikasikan ekonomi pembangunan dengan baik tentunya


pembangunan ekonomi negara pasti berkembang. Pembangunan ekonomi yang
berjalan lancar dan terus berkembang akan membuat masyarakat memikirkan
hal selain kebutuhan pokok dan mulai menginvestasikan modalnya pada sektor
ekonomi.

 Mendatangkan Bantuan dari Dalam dan Luar Negeri

Sebuah negara bisa mendapatkan bantuan dana jika memiliki kemampuan


ekonomi yang bagus atau dengan kata lain memiliki pembangunan ekonomi
yang lancar dan terus berkembang. Pembangunan ekonomi yang pesat bisa
mengundang investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi.

2.3 PEREKONOMIAN SEBAGAI SISTEM SOSIAL TUNTUTAN UNTUK MELANGKAH


LEBIH JAUH DARI ILMU EKONOMI SEDERHANA

Karena ilmu ini menelaah persoalan sosial maka penting untuk mempertimbangkan :

1. System sosial : struktur organisasi dan lembaga dalam suatu masyarakat, mencakup
nilai- nilai sikap, struktur kekuasaan dan tradisinya.

2. Nilai- nilai : prinsip standar atau kualitas yang dipandang penting atau diinginkan
oleh suatu masyarakat atau kelompok dalamnya.

3. Sikap : keadaan pikiran atau perasaan individu, kkelompok atau masyarakat


yang berkenan dengan berbagai isu seperti keuntungan materi, kerja keras, menabung
demi masa depan dan berbagi kekayaan.

4. Lembaga : norma, kode perilaku dan cara- cara yang umumnya dibolehkan dalam
melakukan segala sesuatu. Lembaga ekonomi adalah aturan yang dibuat manusia yang
mempengaruhi interaksi manusia dalam melaksanakan kegiatan perekonomian mencakup
aturan min informal dan formal berdasarkan kerangka teoritis douglass north.

3. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PEMBANGUNAN

Pembangunan yaitu proses yang meningkatkan kualitas kehidupan dan kemampuan umat
manusia dengan cara menaikkan standar kehidupan, harga diri, dan kebebasan individu. Dalam
pengertian ekonomi tradisional, pembangunan diartikan sebagai tercapainya pertumbuhan
pendapatan per kapita yang tinggi agar negara dapat mengembangkan output lebih cepat daripada
pertumbuhan jumlah penduduk. Kemudian digunakan ukuran Gross National Income (GNI)
untuk mengukur berapa banyak jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk konsumsi dan

6
investasi masyarakat. Pada zaman dahulu, sektor pertanian sering digunakan sebagai indikator
keberhasilan pembangunan, disamping sektor penbangunan dan perindustrian. Dalam
perkembangannya, Gross Domestic Product (GDP) mulai digunakan sebagai pengukur
keberhasilan pembangunan dalam beberapa tahun belakangan ini.

3.1. Ukuran-ukuran Ekonomi Pembangunan

Pendapatan per kapita : Total pendapatan nasional kotor suatu Negara dibagi dengan
jumlah penduduk

Pendapatan Nasional bruto (GNI) : Total output domestic dan luar negeri yang
dihasilkan penduduk suatu negara, Pendapatan Nasional Bruto mecakup produk domestik
bruto

Produk domestik bruto (GDP) : Total output akhir barang dan jasa yang dihasilkan
perekonomian suatu Negara didalam wilayah Negara itu oleh penduduk dan bukan
penduduk tanpa melihat alokasinya baik klaim domestic maupun klaim luar negeri.

3.2 Pandangan Baru Ekonomi Pembangunan

Terdapat pandangan baru bahwa tujuan utama dari pembangunan ekonomi tidak
sekedar menciptakan tingkat pertumbuhan GNP setinggi-tingginya sebagai acuan
keberhasilan pembangunan, Pada tahun 1960-an, banyak negara berkembang telah
mencapai target pertumbuhan ekonomi, namun gagal mengurangi angka kemiskinan yang
semakin merajalela. Pada tahun 1970-an, ahli ekonomi mulai berkonsentrasi pada upaya
pembangunan manusia dengan cara memberantas kemiskinan, pengangguran, dan
kesenjangan yang semakin banyak jumlahnya. “Redistribusi untuk Pertumbuhan” telah
menjadi slogan umum saat itu Namun fenomena pembangunan atau adanya situasi
keterbelakangan yang kronis sesungguhnya tidak semata-mata merupakan persoalan
ekonomis atau sekedar soal pengukuran tingkat pendapatan, dan juga tidak terbatas
berupa masalah perhitungan, masalah ketenagakerjaan, atau penaksiran tingkat
ketimpangan penghasilan secara kuantitatif. Pada tahun 1980-1990, situasi justru makin
memburuk akibat dari menurunnya nilai GNI ke arah negatif di negara berkembang,
sedangkan pemerintah menghadapi utang luar negeri yang semakin menumpuk,
mengakibatkan berkurangnya anggaran untuk kegiatan ekonomi dan sosial. Pada tahun
2000-an, pertumbuhan meningkat pesat tetapi kemiskinan masih menjadi kendala utama
dalam pembangunan. Dari hal ini, dapat dipahami bahwa pembangunan adalah masalah
multidimensional dengan menyertakan perubahan pada struktur sosial, perilaku sosial,
dan lembaga nasional, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi, juga berkurangnya
tingkat kemiskinan dan kesenjangan.

3.3 Pendekatan “ Kapabilitas “ Amartya Sen

Amarty sen, pemenang Nobel bidang ekonomi pada tahun 1998, menyatakan
bahwa “kapabilitas untuk berfungsi (capability to function)” merupakan hal yang paling
berperan untuk menentukan status miksin tidaknya seseorang. Seperti yang dikemukakan
sen : “pertumbuhan ekonomi tidak boleh dipandang sebagai tujuan. Pembangunan

7
haruslah lebih memperhatikan upaya peningkatan kualitas kehidupan yang kita jalani dan
kebebasan yang kita nikmati.” Selanjutnya sen mengemukakan bahwa kemiskinan tidak
dapat diukur dengan baik hanya berdasarkan pendapatan atau bahkan dengan utilitas (
kegunaan) sebagaimana yang dipahami selama ini; yang paling penting bukanlah apa
yang dimiliki seseorang atau perasaan yang timbul dari kepemilikan itu, tetapi pada
manfaat yang dapat diperoleh diikonsumsidari komoditas itu. Misalnya, sebuah buku
tidak banyak gunanya bagi orang yang buta aksara (kecuali sebagai bahan bakar memasak
atau simbol status). Atau seperti yang dikemukakan sen, seorang pengidap penyakit
parasitik akan kurang mampu menyerap nutrisi dari makanan jika dibandingkan dengan
orang yang tidak menderita penyakit. Untuk memahai konsep kesejahteraan manusia pada
umumnya dan kemiskinan pada khususnya, kita perlu berfikir lebih sekedar ketersediaan
komoditas dan mulai mempertimbangkan penggunaanya: untuk memperjelas apa yang
disebut sen sebagai keberfungsian (functioning), yaitu apa yang dilakukan atau dapat
dilakukan seseorang terhadap komoditas dengan karakteristik tertentu yang dimiliki atau
dikendalikannya. Kebebasannya memilih atau kendali atas kehidupan pribadi, merupakan
aspek penting dari hampir semua pemahaman tentang kesejahteraan. Sen
mengidentifikasi lima sumber perbedaan antara pendaparan riil (yang terukur) dan
keunggulan aktual yaitu: pertama heterogenetas pribadi, seperti yang berkaitan dengan
kekurangan fisik, penyakit, usia, atau jenis kelamin/gender; kedua perbedaan lingkungan,
seperti pemanas dan pakaian yang dibutuhkan di iklim dingin, penyakit menular di daerah
tropis, atau dampak populasi; ketiga perbedaan iklim sosial, seperti tingkat kejahatan dan
kekerasan serta modal sosial; keempat distribusi dalam keluarga statistik ekonomi
mengukur pendapatan yang diperoleh dalam keluarga karena inilah unit dasar konsumsi
yang dibagi tetapi sumber daya keluarga boleh jadi tidak terdistribusi secara merata,
seperti dalam kasus anak perempuan yang kurang mendapat perawatan medis atauu akses
pendidikan dibandingkan dengan yang diperoleh anak laki-laki; kelima perbedaan
perspektif hubungan.

3.4 Tiga nilai inti dari pembangunan

Kecukupan : Barang dan layanan dasar untuk mendukung kehidupan manusia pada
tingkat paling minimum

Harga diri : Perasaan berharga yang dinikmati suatu masyarakat jika sistem dan
lembaga sosial, politik, ekonomi menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

Kebebasan : masyarakat memiliki berbagai alternatif untuk memuaskan keinginan dan


mengambil pilihan riil sesuai keinginan individu

3.5 Tiga tujuan inti pembangunan

Dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik


sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian
kombinasi proses sosial ekonomi dan lembaga memiliki cara untuk mewujudkan
kehidupan yang lebih baik. Apapun komponen spesifik atas kehidupan yang lebih baik
itu, paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti yaitu :

8
Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi beragai macam barang
kebutuhan hidup yang pokok sperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan
keamanan.

Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan,


tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas
pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang
kesemuannya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materill, melainkan juga
menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.

Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa
secara keseluruhan, yakni dengan mebebaskan mereka dari sikap menghamba dan
ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara bangsa lain, namun juga
terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai.

4. Millennium Develepment Goals

Milennium Development Goals (MDG) merupakan seperangkat delapan tujuan yang


disepakati oleh para anggota PBB di tahun 2000 untuk mengentaskan kemiskinan dan kelaparan
ekstream, Mewujudkan pendidikan dasar universal; meningkatkan kesetaraan gender dan
memberdayakan perempuan; mengurangi tingkat mortalitas anak; meningkatkan kesehatan ibu;
mengurangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; menjaga kelestarian lingkungan hidup; dan
membina kerjasama global bagi pembangunan. Tujuan-tujuan ini dicanangkan secara khusus
untuk dicapai pada tahun 2015. Tujuan dan sasaran MDG 2015 dapat dilihat sebagai berikut :

1. Menanggulangi jumlah kemiskinan dan kelaparan;

 Menurunkan jumlah kemiskinan

 Meningkatkan pendapatan populasi dunia sebanyak $10000 dalam sehari

2. Pencapaian pendidikan dasar bagi semua, Setiap penduduk di dunia berhak


mendapatkan pendidikan dasar

3. Mendukung kesetaraan gender serta pemberdayaan kaum perempuan, Target pada


2005 dan 2015 adalah mengurangi angka perbedaan serta diskriminasi jenis kelamin
(gender) di tingkat pendidikan dasar juga menengah untuk tahun 2005 sedangkan di
tahun 2015 adalah untuk semua tingkatan

4. Menurunkan jumlah kematian anak, Target di 2015 ialah untuk mengurangi 2/3
angka kematian pada anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun.

5. Meningkatkan kesehatan para ibu, Target di 2015 ialah mengurangi 2/3 rasio
kematian ibu ketika proses melahirkan

6. Menanggulangi HIV/AIDS dan, malaria termasuk penyakit menular lainnya

7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup,

9
 Mengintegrasikan semua prinsip pembangunan yang bersifat terus menerus
dalam setiap kebijakan dan program negara serta mengurangi jumlah hilang
atau menurunnya sumber daya lingkungan.

 Tahun 2015 diharapkan akan mengurangi setengah dari seluruh jumlah


penduduk yang tidak memiliki air minum sehat.

 Tahun 2020 diharapkan akan mencapai pengembangan signifikan untuk


kehidupan paling tidak 100 juta orang yang masih tinggal di lingkungan
kumuh.

8. Mengembangkan langkah kemitraan global dalam rangka pembangunan

 Mengembangkan perdagangan terbuka lebih jauh lagi serta sistem keuangan


dengan dasar aturan, bisa diterka juga tiada diskriminasi. Meningkatkan
komitmen pemerintahan, pembangungan serta pengurangan jumlah
kemiskinan baik nasional maupun internasional.

 Membantu berbagai kebutuhan khusus negara yang kurang berkembang


termasuk kebutuhan khusus berbagai negara terpencil serta berbagai
kepulauan kecil.

 Dengan cara komprehensif mengupayakan persetujuan terkait masalah utang


negara berkembang.

 Menghadapi dengan cara komprehensif bersama negara berkembang untuk


masalah hutang dengan pertimbangan nasional serta internasional sehingga
hutang dapat ditanggung dengan waktu lama.

 Mengembangkan berbagai jenis usaha produktif yang bisa dijalankan oleh


pemuda.

 Bekerjasama dengan pihak “pharmaceutical“, untuk menyediakan akses obat


yang penting dan terjangkau bagi negara berkembang

 Bekerjasama dengan pihak swasta untuk membangun upaya agar ada


penyerapan keuntungan dari berbagai teknologi baru, utamanya adalah
teknologi informasi dan juga komunikasi.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa MDGs adalah salah satu cara atau deklarasi yang berisi
tentang komitmen dunia bukan hanya tentang investasi mudah di masa sekarang tetapi juga untuk
investasi jangka panjang bagi seluruh kehidupan manusia.

10
5. Kesimpulan

Ekonomi Pembangunan mencakup ilmu ekonomi tradisional dan ilmu ekonomi politik.
Dari pernyataan ini, ekonomi pembangunan fokus pada mekanisme ekonomi, sosial, dan lembaga
nasional untuk membuat perubahan besar pada standar hidup dan derajat kaum masyarakat
miskin di negara berkembang. Sebagai ilmu sosial, ekonomika terkait dengan masyarakat dan
bagaimana memberi mereka sarana untuk pengembangan diri demi kebaikan. Tentunya hal ini
terkait dengan nilai yang telah dianut. Nilai dari pembangunan sendiri adalah nilai kebaikan
(negara berkembang) dan nilai buruk (negara belum berkembang). Masalah sentral ekonomi
modern mencakup masalah tradisional mengenai apa, mengapa, dan untuk siapa barang dan jasa
dibuat. Lalu, pada level nasional, masalah berkembang menjadi siapa yang membuat kebijakan
pembangunan dan siapa pula yang akan mendapat manfaat dari kebijakan tersebut. Pada
akhirnya, pada level internasional, masalah akan bekembang lagi pada negara apa dan kelompok
negara apa yang memiliki kekuatan besar dalam mengimplementasikan pembangunan? Program
Millenium Development Goals akan menjadi sebuah tonngak sejarah awal pada proses
pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi program ini masih perlu penyesuaian kembali
mengingat masih ada program yang belum berjalan sesuai target dan rencana yang telah dibuat
sebelumnya.

6. STUDI KASUS I KEMAJUAN DALAM PERJUANGAN MENUJU PEMBANGUNAN YANG


LEBIH BERMAKNA : BRAZIL

1. Terdapat dua wajah pembangunan di Brasil. Pertanian modern hadir bersamaan dengan
praktek pertanian tradisional dengan produktivitas yang rendah. Brasil pernah disebut sebagai
contoh negara yang mengalami “pertumbuhan tanpa pembangunan.” Ketimpangan yang luar
biasa, Brasil telah mengalami kemajuan ekonomi dan sosial yang tidak dapat disamakan
dengan negara Pakistan atau Saudi Arabia, yang pembangunan sosial yang lebih kecil.

2. Meski secara perlahan mengalami peningkatan, namun Brasil masih menjadi salah satu
negara dengan tingkat ketimpangan ekonomi dan sosial tertinggi di dunia. Pertanyaan: Jadi
bagaimana seharusnya kinerja pembangunan di Brasil dievaluasi dan bagaimana memilih
prioritas masa depan?

3. Pendapatan dan Pertumbuhan

 Pertumbuhan GDP menunjukan stabilitas. Periode 1965-1990, pertumbuhan GDP


perkapita Brasil adalah 1.4%, sementara pertumbuhan GDP perkapita periode 1990-
2000 adalah 1.5%.

 Pajak terus meningkat dari sekitar 25% dari pendapatan nasional bruto hingga hampir
40% dalam dasawarsa 1993 sampai 2004, hal tersebut telah menghambat
pertumbuhan lapangan kerja sektor formal.

 Transfer teknologi tumbuh lebih cepat. Brazil merupakan Negara yang berada garis
terdepan dalam penelitian dan perluasan hasil pertanian ekspor yang berhasil secara
komersial

11
4. Indikator Sosial :

 Statistik pembangunan manusia di Brazil menunjukan keadaan yang tidak


memggembirakan dibandingkan dengan banyak Negara berpendaatan menengah
lainnya. Brazil berada pada peringkat 75 dalam indeks pembangunan manusia (HDI-
2010) yang diterbitkan UNDP , merupakan empat posisi lebih rendah dari prediksi
berdasarkan tingkat pendapatannya

 Angka harapan hidup saat lahir pada tahun 2007 adalah 72 tahun, sedangkan di
negara Korea Selatan adalah 79 tahun.

 Tingkat moralitas anak dibawah usia 5 tahun lebih adalah 22 per 1000 dengan 11
orang di kostarika dengan tingkat pendapatan yang sama dan hanya 6 orang di Korea
Selatan. Dan sekitar 7 persen dari semua anak dibawah 5 tahun di Brazil masih
kekurangan nutrisi.

 Brazil memiliki tingkat pekerja anak yang tinggi dibandingkan dengan tingkat
pendapatan yang telah dicapai yaitu sebanyak 7 juta anak.

 Dalam bidang pendidikan secara resmi Brazil melaporkan bahwa tingkat melek
aksara orang dewasa telah mencapai 90 % namun sejumlah pengamat independen
menyimpulkan bahwa tingkat melek aksara efektif di Brazil masih kurang dari 50 %

5. Kemiskinan :

 Menurut studi Bank Dunia menemukan rata-rata pendapatan per kapita Brasil
tumbuh sebesar 220% dari tahun 1960-1980 dan jumlah penduduk miskin turun
sebesar 34%.

 Menurut perkiraan Bank Dunia Pada tahun 2005 sekitar 18,3 % penduduk Brazil
hidup dengan pendapatan kurang dari $ 2 perhari selain itu sebanyak 7,8 % penduduk
hidup dalam kemiskinan ekstrem dengan pendapatan kurang dari $ 1 perhari kondisi
ini lebih buruk dari Negara yang berpendapatan rendah seperti Srilanka

 Tingkat Kemiskinan masyarakat brazil sekarang menurun dengan adanya program


pemerintah yang disebut dengan Bolsa Familia ( bantuan keluarga) melalui “bantuan
tunai bersyarat” bagi keluarga miskin dengan syarat anak-anak mereka divaksinasi
dan bersekolah

6. Ketimpangan

 Tingkat ketimpangan pendapatan di Brasil telah menempati pada peringkat terburuk


didunia yang tercermin dalam rendahnya jumlah pendapatan dari 60% penduduk
kalangan bawah dan , dan tingginya jumlah pendapatan dari 10% penduduk kalangan
atas.

12
 Berdasarkan data distribusi pendapatan di Brazil menunjukan 10% penduduk terkaya
menerima pendapatan sebesar 43% pendapatan nasional, sementara 40% penduduk
miskin hanya menerima 10%.

 Peningkatan dan implementasi kebijakan yang terjadi akhir-akhir dalam hal upah
minimum telah memperkecil ketimpangan yang kemudian berdampak luas karena
banyaknya pegawai pemerintah menerima upah minimum.

7. Land Reform (Reformasi Bidang Pertanahan) Tanah adalah aset yang tidak merata
distribusinya di Brasil. Land refrom di Brasil berulang kali diblok oleh kekuatan politik dari
pemilik lahan pertanian yang besar (fazenderos). Sebagai reaksi terhadap keadaan itu, para
petani miskin melalui “gerakan petani tak berlahan” telah menguasai lahan kosong yang
subur didalam perkebunan besar.

8. Keberlanjutan Pembangunan Pertumbuhan yang merusak lingkungan alam berlawanan


dengan pembangunan yang berkelanjutan . Warga Brazil dari semua spectrum politik tidak
memandang kerusakan hutan sebagai masalah penting yang mendesak. Pengundulan hutan
amazon menunjukkan adanya konflik antara tujuan pembangunan jangka pendek dan jangka
panjang. Dorongan untuk membuka pemukiman di hutan hujan amazon tampak seperti
alternatif reformasi pertanahan yang secara politik tidak mahal. Seluruh dunia menikmati
manfaat hutan hujan tropis amazon karena dapat mencegah pemanasan global, pemurnian
ekologis dan keanekaragaman hayati yang tidak tergantikan sehongga Komunitas
internasional harus ikut berkontribusi bagi upaya pelestariannya.

9. Masalah inklusi Sosial Kemiskinan di Brasil menyita banyak perhatian pada masalah ras. Dan
kebanyakan penduduk miskin di Brasil adalah bangsa kulit hitam atau mullato. Rata-rata
pekerja kulit hitam hanya menerima 41% dari rata-rata gaji pekerja kulit putih. Kebanyakan
jutaan orang Brasil yang tinggal di daerah favela atau pemukiman kumuh yang sangat buruk
adalah warga kulit hitam.

10. Kesimpulan Di Brasil, mungkin lebih tepat bila kita mengatakan bahwa telah terjadi beberapa
pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti oleh pembangunan sosial, dan bukan menyebutnya
sebagai “pertumbuhan tanpa pembangunan”. Berarti bahwa Brasil harus menjadikan
pembangunan manusia dan sosial serta pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama apabila
ingin melanjutkan pertumbuhan ekonominya yang cepat dan mencapai pembangunan
multidimensional yang sebenarnya.

7. KONDISI PEREKOMIAN BRAZIL SAAT INI


Pada tahun 2015 sampai sekarang ekonomi Brazil sedang mengalami resesi.
Kondisi ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia itu kian
terpuruk,berdasarkan data dari www.tradingeconomics.com, pada kuartal keempat tahun
2015 pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Brazil minus 5,9 persen (yoy), ini
menjadi yang terburuk sejak tahun 1991 dimana investasi dan konsumsi turun sangat
tajam, selain itu angka pengangguran di Brazil meningkat dari dibawah 5.5% pada akhir
tahun 2014 menjadi 6,9 % pada akhir tahun 2015, dan meningkat tajam pada januari 2016
menjadi 7,6% Selanjutnya tingkat suku bunga yang tinggi yang saat ini mencapai

13
14,25%, serta tingginya inflasi sebesar 10,36% telah mempengaruhi daya beli konsumen.
Padahal belanja merupakan elemen terpenting dalam perekonomian Brasil. Langkah
penghematan yang dirancang untuk mengatasi tingginya tingkat utang pemerintah Brazil
gagal menahan keterpurukan perekonomian. Belum lagi pengeluaran pemerintah
termasuk tunjangan kepada kaum pengangguran terus menggerus keuangan negara meski
pajak dinaikkan. Pada kuartal kedua, tahun 2015, tercatat belanja rumah tangga turun
2,1% dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Sektor belanja konstruksi yang
menurun hingga 8,4%, menjadi salah satu penyumpang terjun bebasnya perekonomian
Brazil.
Indeks Gini rasio yang menggambarkan persebaran pendapatan menunjukkan
jurang yang semakin menganga antara mereka yang kaya dan miskin (angka 0 berarti tak
ada ketimpangan dan angka 1 berarti sangat timpang). Saat ini, ini indeks gini rasio
Brazil dalam kisaran 0,53 (bandingkan dengan Indonesia yang 0,41). Artinya,
ketimpangan ekonomi di Brazil lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia. Data-data
ekonomi riil Brazil lebih mengerikan, hasil studi dari Yayasan Gatulio Vargas
menunjukkan bahwa 1/3 penduduk Brazil sangat miskin. 58 juta penduduk usia produktif
berpenghasilan kurang dari satu dollar per hari atau di bawah 10 ribu rupiah per hari.
Orang-orang miskin itu, umumnya, tinggal di kawasan-kawasan kumuh yang di Brazil
disebut dengan Favela, yang tersebar merata di kota-kota besar, terutama Rio de Janiero.
Hadirnya Favela-Favela ini memicu masalah lain, yakni kriminalitas. Rio de Janiero
adalah salah-satu kota di dunia dengan tingkat kriminalitas tinggi.Perbedaan yang
menganga antara mereka yang kaya dan miskin serta populasi orang miskin yang lebih
banyak dari orang kaya menyebabkan segregasi sosial dan kecemburuan sosial meninggi
di Brazil. Kalangan kelas menengah ke bawah di Brazil menuntut agar jaminan sosial dan
kesejahteraan mereka diperhatikan. Ekonomi Brasil telah berada dalam kesulitan selama
empat tahun, sejak berakhirnya "booming" yang didorong oleh ekspor komoditas,
terutama ke China. Penurunan harga minyak dan komoditas lainnya telah menekan
lubang besar dalam anggarannya.
Kelesuan ekonomi kian bertambah dengan meningkatnya krisis politik di mana
Presiden Dilma Rousseff menghadapi desakan untuk pengunduran diri dan
ketidakpuasan, bahkan di antara banyak pendukungnya sendiri, atas langkah-langkah
penghematan. Pemulihan ekonomi tidak bisa berlangsung dengan cepat karena tingkat
pengangguran terus meningkat dan mata uang nasional, real, turun sekitar 25 persen
terhadap dolar AS. Moodys bahkan telah memangkas rating kredit Brasil menjadi
mendekati status "junk" (sampah), yang mencerminkan meningkatnya kesulitan dengan
utangnya. Revelansi keadaan perekonomian Brazil saat ini dengan Indonesia A.
Program Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peran
Negara dalam kesejahteraan masyarakat sangatlah penting melalui program- program
yang dicanangkan oleh pemerintah. Berbicara tentang kesejahteraan masyarakat, menarik
untuk menilik bagaimana negara lain telah berhasil menjalankan programnya. Salah satu
di antara negara- negara itu adalah Brazil. Brazil berhasil mengurangi angka kemiskinan
dan ketimpangannnya melalui tiga hal: menaikkan upah minimum, meningkatkan
pembukaan lapangan kerja dan program pengentasan kemiskinan bernama Bolsa Familia.
Dua solusi pertama terlihat sudah umum, lalu apa itu yang ketiga, Bolsa Familia?
Program ini diluncurkan pada 2003 ketika brazil dipimpin president Luiz Lula da Silva.
Program ini merupakan program yang mentransfer dana langsung kepada masyarakat

14
seperti bantuan langsung tunai (BLT) di Indonesia. Dalam buku Bridging the Gap,
managing director Paramadina Public Policy Institute,Wijayanto Samirin mengatakan
bahwa Bolsa Familia atau tunjangan keluarga memiliki prinsip memberikan cash pada
keluarga miskin di Brazil dengan beberapa catatan. Mereka yang menerima cash adalah
yang berkomitmen untuk menjamin anak-anak merka bersekolah di sekolah gratis milik
pemerintah. Selain itu, anak-anak mereka juga harus hadir dalam berbagai program
kesehatan rutin. Di sekolah pun, siswa juga mendapat asupan makanan yang sehat secara
rutin pula. Sejak dimulainya hingga kini, program ini telah membantu lebih dari 50 juta
orang, atau lebih dari seperempat populasi Brazil.
Beberapa capaian program ini antara lain adalah penurunan kematian bayi sebesar
19.4%, penurunan angka anak kurang gizi 52%, penurunan angka kematian karena
malanutrisi 58%, penurunan angka kematian karena diare 46%, kenaikan layanan pada
wanita hamil 50% dan kenaikan angka vaksinasi pada anak sebesar 99.1% (Corona-Parra,
2014). Berbeda dengan program BLT pada umumnya, BLT Brazil bernama Bolsa
Familia ini tidak mendegradasi harkat masyarakat miskin. Ini bukan uluran bantuan pada
pengemis yang tidak jelas arah penggunaan dana selanjutnya sehingga memukau para
pengkritik ‘nyinyir’ untuk melancarkan macam-macam kritiknya. Mereka masyarakt
miskin yang menerima harus memenuhi syarat dan punya komitmen untuk meningkatkan
harkat dan pendidikan di dalam keluarganya.
Dengan sistem transfer pula, penyimpangan penyaluran bantuan bisa ditekan. B.
Perdagangan Luar Negeri Indonesia masih mengantongi defisit perdagangan dengan
Brazil, yang berarti kinerja ekspor masih bergantung terhadap Indonesia. Beberapa
komoditas yang diekspor oleh Brazil antara lain adalah, kapas, minyak kedelai dan
turunannya, serta jagung.
Impor non-migas Indonesia dari Brazil pada 2014 mencapai 2,55 miliar dolar
Amerika Serikat, dimana nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,23 persen jika
dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 2,21 miliar dolar AS. Sementara untuk tren impor
dalam lima tahun terakhir, menunjukkan peningkatan sebesar 9,94 persen dimana tercatat
impor pada tahun 2010 sebesar 1,71 miliar dolar AS, dan pada 2014 menjadi 2,55 miliar
dolar AS. Untuk neraca perdagangan non-migas untuk kedua negara pada 2014,
Indonesia mengantongi defisit sebesar 1,05 miliar dolar AS.

15
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Ekonomi Pembangunan mencakup ilmu ekonomi tradisional dan ilmu ekonomi politik.
Dari pernyataan ini, ekonomi pembangunan fokus pada mekanisme ekonomi, sosial, dan lembaga
nasional untuk membuat perubahan besar pada standar hidup dan derajat kaum masyarakat
miskin di negara berkembang. Sebagai ilmu sosial, ekonomika terkait dengan masyarakat dan
bagaimana memberi mereka sarana untuk pengembangan diri demi kebaikan. Tentunya hal ini
terkait dengan nilai yang telah dianut. Nilai dari pembangunan sendiri adalah nilai kebaikan
(negara berkembang) dan nilai buruk (negara belum berkembang). Masalah sentral ekonomi
modern mencakup masalah tradisional mengenai apa, mengapa, dan untuk siapa barang dan jasa
dibuat. Lalu, pada level nasional, masalah berkembang menjadi siapa yang membuat kebijakan
pembangunan dan siapa pula yang akan mendapat manfaat dari kebijakan tersebut. Pada
akhirnya, pada level internasional, masalah akan bekembang lagi pada negara apa dan kelompok
negara apa yang memiliki kekuatan besar dalam mengimplementasikan pembangunan? Program
Millenium Development Goals akan menjadi sebuah tonngak sejarah awal pada proses
pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi program ini masih perlu penyesuaian kembali
mengingat masih ada program yang belum berjalan sesuai target dan rencana yang telah dibuat
sebelumnya.

2. SARAN

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Michael, P. Todaro. 1999. Buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga Edisi Kesebelas.
Jakarta: Erlangga

2. http://www.tradingeconomics.com/brazil/indicators

3. http://www.economy.okezone.com/read/2015/08/29/213/1204629/brasil-masuki-resesi-
ekonomi-di-kuartal-dua

4. http://www.neraca.co.id/article/51005/perdagangan-indonesia-brazil-dinilai-tak-
terpengaruh-hubungan-diplomatik-sempat-panas 5.

5. http://www.jazzmuhammad.blogspot.co.id/2014/11/belajar-dari-brazil-
mengentaskan.html#.VuuuZuJ97IV 6. http://www.sentananews.com/news/news/ekonomi-
ambruk-brazil-masuk-resesi-7494

17

Anda mungkin juga menyukai