Anda di halaman 1dari 10

TEORI

KEPENDUDUKAN
KELOMPOK IV

 YOSEPH RIKARDUS DIKNAS (KETUA)

 APRILIANA NESI

 CHAMELIA INDAH CAHYANI EMAONA

 MELINDA CHRISTINE PUSPITA DEWI

 RAHMATUN AMALIA

 SUSANTI AMELIA OETMUSU


1. TEORI MALTHUS
Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret
ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung.
Teori Malthus juga menekankan tentang pentingnya keseimbangan
pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan
bahan makanan menurut deret hitung.

Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang


kependudukan, yaitu:

a. Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada


pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.
b. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan
laju pertumbuhan penduduk (deret ukur).
Menurut aliran ini pembatasan pertumbuhan
penduduk dapat dilakukan dengan 2 cara

2. Positive Checks (lewat proses


1. Preventif Checks (pengekangan
kelahiran), yang terdiri dari,
diri), yang terdiri dari,
a. Vice atau kejadian (pencabutan
a. Moral restraint (pengekangan
nyawa)
diri)
1) Bunuh anak-anak
1) Mengekang nafsu seks
2) Bunuh orang cacat
2) Tunda kawin.
3) Bunuh orang tua
b. Vice atau Kejahatan
b. Misery (kemelaratan)
(pengurangan kelahiran)
1) Epidemi
1).Pengguguran kandungan
2) Bencana alam
2).Homoseksual
3) Peperangan
 
4) Kekurangan makanan28
Meskipun demikian teori mendapat berbagai kritik
karena Malthus tidak memperhitungkan hal-hal sebagai
berikut :

a. kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan satu


daerah dengan daerah lain sehingga distribusi makana dapat
berjalan
b. kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian
c. Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menika
d. fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan standar
hidup penduduk dinaikkan
 
2. Aliran Marxist

Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Menurut Marx tekanan
penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap
bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Dasar
Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang
sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Marxist juga
berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang
dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk.

Pendapat Aliran Marxist:


a. Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi
kesempatan kerja.
b. Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi
karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
c. Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya,
jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu
menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang
moral restraint untuk menekan angka kelahiran.
3. Aliran Neo Malthusians

Aliran ini dipimpin oleh Paul Ehrlich (ahli biologi di Universitas Stanford) dan
Garreth Hardin (ahli biologi di Universitas California). Pada abab ke-20, teori
Malthus mulai diperdebatkan kembali dan kelompok Neo Malthusians ini
mendukung teori Malthus, namun lebih radikal lagi. Mereka menggangap
bahwa bumi itu seperti sebuah kapal yang berlayar dengan persediaan
bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas, dan pada suatu ketika
kapal tersebut akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut,
sehingga akhirnya malapetaka akan menimpa kapal tersebut. Anggapan ini
ada pada tahun 1960-1970an berdasarkan pada foto-foto yang diambil dari
luar angkasa. Maka dari itu, aliran Neo Malthusians sangat menganjurkan
untuk mengurangi jumlah penduduk dengan mengurangi angka kelahiran
menggunakan cara preventif check, yaitu menggunakan alat kontrasepsi.
4. Teori Kependudukan
Kontemporer :
1. John Stuart Mill (ahli filsafat dan ekonomi dari Inggris)
Mill menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk
melampaui laju pertumbuhan bahan makanan. Menurut Mill, solusi untuk
masalah kemiskinan adalah dengan meningkatkan tingkat golongan yang tidak
mampu. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan penduduk maka secara
rasional mereka akan mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah
anak sesuai dengan karir dan usaha mereka. Pendapat lainnya adalah perlunya
distribusi kekayaan para konglomerat eropa.

2. Arsene Dumont (ahli demografi Prancis)


Ia menemukan suatu teori yang bernama teori kapilaritas sosial. Teori tersebut
berisi tentang keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di
masyarakat. Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat,
keluarga yang besar menjadi sebuah beban yang berat. Teori ini berhasil
diterapkan di negara demokrasi.
3. Emili Durkheim (ahli sosiologi Perancis)
Ia berpendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, khususnya pada keadaan akibat dari pertumbuhan penduduk yang
tinggi. Ia mengatakan bahwa, akibat dari pertumbuhan penduduk yang tinggi
adalah adanya persaingan antar masyarakat untuk mempertahankan
kehidupannya.

4. Michael Thomas Sadler dan Doubleday (penganut teori fisiologis)


Sadler mengemukakan pendapatnya bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh
jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah atau negara. Doubleday berpendapat
bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan
yang tersedia. Kekurangan bahan makanan akan menjadi faktor peransang daya
reproduksi manusia, sedangkan kelebihan bahan pangan akan menjadi faktor
pengekang pertumbuhan penduduk.

5. Herman Khan (ahli futurology)


Ia menentang pendapat dari Malthus dan kelompoknya. Mereka beranggapan
bahwa manusia dan teknologinya dapat melipatgandakan produksi pertanian.
Herman menyatakan bahwa negara-negara kaya akan membantu negara-negara
miskin.
5.Teori Transisi Penduduk

Teori transisi kependudukan merupakan sebuah teori yang didukung oleh


banyak ahli dalam ilmu sosial karena adanya korelasi historis yang kuat antara
penurunan tingkat kesuburan dengan kemajuan sosial dan ekonomi. Para ahli
masih memperdebatkan apakah industrialisasi dan pendapatan yang lebih
tinggi mengakibatkan penurunan jumlah penduduk, atau apakah jumlah
penduduk yang lebih rendah mengarah ke industrialisasi dan pendapatan yang
lebih tinggi. Para ahli juga memperdebatkan sejauh mana faktor-faktor yang
terkait mempengaruhi transisi demografi ini, seperti pendapatan per kapita
yang tinggi, tingkat pendapatan perempuan yang tinggi, tingkat kematian yang
rendah, jaminan usia tua, dan bertambahnya permintaan sumber daya
manusia.
Thank
YOU

Anda mungkin juga menyukai