Anda di halaman 1dari 15

JAKARTA – Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan pembangunan

Pelabuhan Bungkutoko di Sulawesi Tenggara (Sultra) hari ini diresmikan


Menhub Ignasius Jonan. Pelabuhan yang dibangun dengan dana APBN sebesar
Rp 204,217 miliar sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 ini berlokasi
terpisah dari Pelabuhan Kendari saat ini. Lokasinya persis di mulut Teluk Kendari
yang menjadi tempat pertemuan arus keluar masuk air laut dari Teluk Kendari
serta dari Laut Banda. Letak geografis ini membuat daerah tersebut kaya dengan
plankton yang disenangi berbagai jenis ikan laut dalam maupun ikan pesisir.
Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, dalam sambutannya menyatakan
bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara sangat menghargai penanganan
langsung oleh Menteri Perhubungan dalam pengembangan infrastruktur
perhubungan di Provinsi Sulawesi Tenggara, dan peresmian beberapa
pelabuhan yg terletak di 3 provinsi yg dilakukan di Bungkutoko, Sulawesi
Tenggara, merupakan wujud dari sinergi dalam pembangunan.
Selanjutnya, Beliau menyatakan bahwa ada 3 pertimbangan pembangunan
pelabuhan Bungkutoko yaitu:
a. Sesuai dengan perkembangan kota
b. Sesuai dengan rencana tata ruang kota; dan
c. Bertambahnya frekuensi datang/berangkat kapal, sehingga membutuhkan
pelabuhan beserta fasilitas yg memadai.
Pada lokasi ini juga akan dibangun dermaga kontainer oleh PT. Pelindo IV dalam
pengembangan arus lalu lintas barang baik lokal, nasional maupun internasional.
Selain dermaga kontainer, untuk memperlancar operasional kapal, akan
dibangun bunker BBM dan air.
Di akhir sambutan, Gubernur mengharapkan Kemenhub mengalokasikan
anggaran untuk pengerukan teluk Kendari, dan penambahan garbarata serta
perpanjangan landasan di Bandara Kendari.
Menhub Jonan, dalam sambutannya menginformasikan bahwa 21 dari 35
pelabuhan yang telah diresmikan berada di Pulau Sulawesi. Beliau juga
menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan sebesar apapun harus selesai
dalam 2 tahun yg dimulai saat perencanaan dan pengerjaannya.
Hal lain yg ditegaskan juga oleh Menhub Jonan bahwa KSOP Bungkutoko harus
bekerjasama dengan PT. Pelindo IV dalam pengembangan dermaga kontainer
yg akan dibangun oleh PT. Pelindo IV.
Terkait permintaan Gubernur Sulawesi Tenggara, Kemenhub akan
mengalokasikan anggaran untuk pengerukan Teluk Kendari.
Di akhir sambutannya, Menhub menegaskan bahwa penggunan uang rakyat
untuk pembangunan harus sesuai kebutuhan, sehingga masyarakat secara
langsung memanfaatkannya.
Pembangunan Pelabuhan Bungkutoko sendiri telah diputuskan oleh Presiden
Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 168 Tahun 1998 tentang
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, Buton, Kolaka dan Kendari.
Pembangunan Pelabuhan Bungkutoko juga merupakan pengembangan dari
Pelabuhan Kendari yang terkendala penegembangannya karena keterbatasan
lahan pengembangan, pendangkalan perairan kolam, alur pelayaran yang
sempit, dan rencana pemerintah daerah untuk membangun jembatan di atas alur
pelayaran dengan tinggi bebas yang terbatas.
Selain itu, tingkat pertumbuhan pelabuhan laut Kendari pada tahun 2008, cukup
tinggi ditandai data sebagai berikut: Berth Occupancy Ratio (BOR) 79%;
pertumbuhan kontainerisasi mencapai 7,79% per tahun; pertumbuhan arus
barang 10,2% pertahun; pertumbuhan arus peti kemas 7% per tahun. Selain itu,
dengan adanya pembangunan di kawasan Bungkutoko ini akan menjadi
lokomotif pembangunan Kota Kendari yang saat ini terus berbenah untuk
mensejajarkan diri dengan kota-kota lain di Indonesia.
Pelabuhan Bungkutoko merupakan pelabuhan pengumpul yang memiliki
kapasitas kapal kargo sebesar 6.000 DWT dan merupakan yang terbesar. Selain
itu, Pelabuhan Bungkutoko juga dapat menampung kapal penumpang dengan
ukuran 6.022 GT (Pelni) dengan kedalaman Faceline dermaga seluas 8 M LWS.
Fasilitas Pelabuhan Pelabuhan Bungkutoko terdiri dari dermaga seluas 188x20
M2, trestle seluas 206x8 M2, dan causeway seluas 150x8 M2. Sementara itu,
lahan sisi darat Pelabuhan Bungkutoko totalnya seluas 363x200 M2 yang terdiri
dari gudang seluas 15,5x25 M2, lapangan penumpukan barang seluas 25.000
M2, Kantor KSOP seluas 15,5x25 M2, pos jaga seluas 4x6 M2, jalan lingkungan
pelabuhan seluas 524x10 M2.
Plt. Dirjen Hubla Umar Aris dalam sambutannya menyatakan bahwa
pembangunan Pelabuhan Bungkutoko yang dimulai sejak tahun 2009
merupakan respon dari Pemerintah dalam meningkatkan dan meratakan
pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Selain itu, ditegaskan juga bahwa
pembangunan Pelabuhan Bungkutoko dan 8 pelabuhan lainnya merupakan
implementasi dari kebijakan Presiden RI, Joko Widodo, dengan program
Nawacita-nya yang fokus pada pembangunan berbasis maritim.
Pembangunan Pelabuhan Bungkutoko yang berada di Kota Kendari ini
merupakan wujud pembangunan yang tidak hanya Jawa sentris akan tetapi
pembangunan yang Indonesia sentris, sesuai dengan Nawa Cita pemerintahan
Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah–daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

1. Informasi Kepelabuhanan

Nama Pelabuhan : Pelabuhan Kendari/Bungkutoko

Kota/Kabupaten : Kota Kendari

KSOP/UPP : KSOP Kendari

Alamat
: Kecamatan Nambo, Kendari-Bungkutoko,
Pelabuhan

Identitas
: -
Perusahaan

Hierarki
: Pelabuhan Pengumpul (PP)
Pelabuhan

Jenis Pelabuhan : UMUM

Keterangan : -

Kegiatan B/M : GMDSS,SRS (AIS)

Peralatan B/M : Dalam pengadaannya sarana-sarana ini dapat dilakukan oleh

Pelabuhan atau oleh pihak swasta dengan operasi yang

dikerjasamakan dengan Pelabuhan.


1. Peralatan Bongkar Muat Kebutuhan peralatan bongkar

muat termasuk alat transport dari dan ke dermaga untuk

pelayanan peti kemas dan general cargo

2. Peralatan Pelayanan Kapal Untuk pelayanan kapal dalam

kaitannya dengan keselamatan pelayaran maka

diperlukan adanya kapal tunda yang ukuran dan

kapasitasnya mengacu kepada persyaratan dalam KM

24/2002 tentang Penyelenggaraan Pemanduan. Kapal

tunda tersebut  dilengkapi dengan water cannon untuk

keperluan pemadaman kebakaran.

Frekuensi Frekuensi-MF/HF: 2182 LEH2, 2187,5 KH2, 6215LEH2 (ALL


:
Kunjungan Kapal BAND)

Kelas kantor : -

Nama Lintasan : -

Jarak Lintasan : -

Kepanduan : Navigasi Kendari

Master Plan Pelabuhan


2. Letak Geografis

Posisi Koordinat : 4° 1' 14.98" LS, 122° 59' 18.92" BT

Posisi Wilayah
: -
Kerja

pos kerja terdiri dari Pos jaga terpadu dibuat di masing-masing

gerbang, dimana didalamnya diakomodasi kebutuhan dari


Pos Kerja :
masing-masing pihak yang berwenang seperti KP3, KPLP,

Satpam, dll.
3. Informasi Perizinan

No.

Rekomendasi : -

Bupati

No.

Rekomendasi : -

Gubernur

No.

Rekomendasi : -

Syahbandar

No. Izin

Penetapan
: -
Lokasi

Kemenhub

No. Izin

Pembangunan & : -

Pengoperasian

Keterangan : Pembangunan Pelabuhan Bungkutoko  telah diputuskan oleh

Presiden Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden No.

168 Tahun 1998 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu, Buton, Kolaka dan Kendari. Pembangunan Pelabuhan


Bungkutoko juga merupakan pengembangan dari Pelabuhan

Kendari yang terkendala penegembangannya karena

keterbatasan lahan pengembangan, pendangkalan perairan

kolam, alur pelayaran yang sempit, dan rencana pemerintah

daerah untuk membangun jembatan di atas alur pelayaran

dengan tinggi bebas yang terbatas.

4. Fasilitas & Peralatan Kepelabuhanan

Arus penumpang yang berangkat baik untuk Kapal Pelni

maupun Non Pelni harus melalui Terminal Penumpang untuk

pemeriksaan tiket, barang bawaan dsb. Sedangkan penumpang

kedatangan dalam negeri dapat langsung diarahkan keluar.


Terminal
: Pengantar dan penjemput hanya diijinkan sampai di terminal
Penumpang
penumpang dan tidak sampai masuk ke dermaga

                 

Kondisi Dermaga : 1. Dermaga adalah multi purpose dengan peruntukan utama

adalah sebagai dermaga Peti Kemas dan hanya

diutamakan digunakan oleh kapal-kapal peti kemas

namun sebagian kecil dapat digunakan untuk kapal

lainnya dalam jumlah terbatas. Disiapkan dermaga yang


memungkinkan untuk dipasang gantry crane di atas rel

pada dermaga.

2. Dermaga yang digunakan untuk kegiatan

embarkasi/debarkasi dikhususkan, setidak-tidaknya

selama kunjungan kapal penumpang PELNI. Sehingga

dermaga hanya diperuntukkan bagi penumpang, petugas

yang terkait dan portir (TKBM). Selama pengkhususan

tersebut dermaga harus diberi pembatas berupa pagar

portable yang dijaga oleh petugas

3. Trestle dan causeway menghubungkan antara dermaga

dan daratan berupa deck on pile.

Penetapan Alur : Alur pelayaran termasuk dalam Daerah Lingkungan Kerja

Pelayaran Pelabuhan (DLKR) Kendari yakni dari alur masuk teluk Kendari

hingga ke Pelabuhan Bungkutoko dan pelabuhan

KendariDengan memperhatikan keadaan eksisting dan desain

kedalaman perairan yang ada di sepanjang alur pelayaran,

maka direkomendasikan draft kedalaman kapal maksimum

adalah 7,4 m dimana kapasitas kapal mencapai 10000 DWT,

panjang kapal (LOA) 140 m dan lebar kapal (B) adalah 22 m

untuk kapal peti kemas dan 18 m untuk kapal barang umum.


Berdasarkan dimensi tersebut maka lebar alur yang dibutuhkan

adalah 160 m (=9B+30 m) untuk lokasi alur dengan dua jalur

berpapasan, namun pada lokasi tertentu hanya diperkenankan

satu jalur (tidak dapat berpapasan) lebar alur adalah 90 m (5B).

Alur Pelayaran tersebut diatur dalam KEPUTUSAN MENTERI

PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 473

TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN ALUR-PELAYARAN

MASUK PELABUHAN, SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU

LINTAS DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI DENGAN

KEPENTINGANNYA DI PELABUHAN KENDARI BATAS SISI

KANAN NO BATAS SISI KIRI dengan batas-batas sbb :

No.   Lintang                            Bujur                                   

Lintang Bujur

1.  03° 58 03.20  LS  122° 40 33.03 BT IB 03°  58 08.08   LS

122° 40 33.03 BT

2.  03° 58 22.43  LS 122° 37 51.21  BT 2B 03° 58 27.31   LS

122° 37 51.21 BT

3.  03° 58 16.41  LS 122° 36 59.88  BT 3B 03° 58 21.29   LS

122° 36 59.88 BT

4.  03° 58 17.81  LS 122° 36 15.51  BT 4B 03° 58 22.23   LS


122° 36 18.78 BT

5.  03° 58 46.00  LS 122° 35 58.04  BT 5B 03° 58 50.63   LS

122° 36 00.88 BT

6.  03° 58 39.04  LS 122° 35 33.10  BT 6B 03° 58 43.07   LS

122° 35 31.35 BT

7.  03° 58 31.11  LS 122° 35 19.65  BT 7B 03° 58 35.99   LS

122° 35 19.35 BT

8.  03° 58 30.85  LS 122° 35 12.83  BT 8B 03° 58 35.70   LS

122° 35 12.69 BT

Adapun Kondisi Kedalaman dan panjang Alur -Pelayaran adalah

Kedalaman minimal yang ditetapkan adalah -9 M LWS dan

panjang alur pelayaran adalah 5.9 Nautical Miles atau 10.9 km,

sehingga kapal dengan ukuran dan sarat (draft) yang dapat

melalui alur-pelayaran ini maksimum 8 meter pada kondisi air

surut terendah

Rambu Navigasi : Pinggiran/Talud

Lampu : Lampu Pelabuhan : September 2010

Pelabuhan Posisi : 03o58.24,43S - 122o36.23T

Jenis : Lampu Suar


Sumber Tenaga : Batteray

Kondisi : Menyala Baik

Gudang : -

Lapangan Parkir : -

Lapangan
: -
Penumpukkan

1. Kantor Pengelola Pelabuhan Kantor Pengelola Pelabuhan

Bungkutoko akan menampung kegiatan pengelolaan

operasi dan administrasi Pelabuhan.

2. Kantor Operasi Terminal Peti Kemas Kantor Operasi


Gedung Kantor :
Terminal Peti Kemas dibangun dengan luas 1000 m2

yang terdiri dari dua lantai. Kegiatan Bea dan Cukai

(Custom) akan berlokasi di sini.

Master Plan
:
Pelabuhan

DLKR/DLKP : Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) pelabuhan adalah

wilayah daratan dan perairan pada pelabuhan laut yang

dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan.

Sedangkan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP)

pelabuhan laut adalah wilayah perairan di sekeliling DLKR


perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin

keselamatan pelayaran.

Menurut Pedoman Teknis Rencana Induk Pelabuhan yang

diterbitkan oleh Ditpelpeng Hubla, Rencana Induk Pelabuhan

akan menjadi acuan dan pertimbangan dalam penetapan DLKR

dan DLKP pelabuhan. Akan tetapi perlu dipahami bahwa

perhitungan luasan DLKR dan DLKP pelabuhan yang menjadi

bagian dari Rencana Induk sifatnya hanya usulan atau rencana

berdasarkan pertimbangan teknis, operasional dan keselamatan

pelayaran, tentunya tidak serta merta menjadi suatu ketetapan.

Adapun Alokasi lahan darat Pelabuhan Bungkutoko telah

direncanakan untuk menampung beberapa kegiatan sesuai

dengan arahan dalam PP-61/2009, seperti:

a. Fasilitas pokok, antara lain:

1) dermaga; 2) gudang lini 1; 3) lapangan penumpukan lini 4)

terminal penumpang; 5) terminal peti kemas; 6) fasilitas

penampungan dan pengolahan limbah; 7) fasilitas pemadam

kebakaran; 8) fasilitas gudang untuk bahan/barang berbahaya

dan beracun (B3); 9) fasilitas pemeliharaan dan perbaikan

peralatan dan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP). b.

Fasilitas penunjang, antara lain: 1) kawasan


perkantoran/komersial; 2) instalasi air bersih, listrik dan

telekomunikasi; 3) jaringan jalan; 4) jaringan air limbah, drainase

dan sampah; 5) areal pengembangan pelabuhan; 6) tempat

tunggu kendaraan bermotor; 7) fasilitas umum lainnya

(peribadatan, olah raga, kantin dll).

Zonasi lahan darat ditata sedemikian sehingga lokasi kegiatan

operasional pelabuhan pelabuhan saling tidak tumpang tindih

dan lalu lintas dalam kawasan pelabuhan dapat dijaga

kelancarannya

1. Jalan menuju terminal petikemas dari jalan raya termasuk

jembatan yang menghubungkan pulau Bungkutoko

dengan daratan Sulawesi tenggara dibuatkan akses


Jalan
langsung yang akan disediakan oleh pihak pemerintah
Lingkungan :
daerah.
Pelabuhan
2. Jalan penghubung antar fasilitas (gudang, lapangan dll)

dibuat dengan lebar yang cukup untuk menjamin

kelancaran lalu lintas kendaraan pengangkut.

Listrik : Jaringan listrik luar ruang di pelabuhan akan meliputi sistem

perkabelan di seluruh area pelabuhan, penerangan jalan,

lapangan penumpukan dan peti kemas, dermaga dan trestle.


Untuk kebutuhan pasokan daya bagi reefer container disediakan

bangunan sub station dan jaringan outlet.

Jaringan air bersih di pelabuhan akan meliputi sistem perpipaan

Kapasitas Air : untuk pasokan ke bangunan-bangunan dan pasokan ke

kapalkapal di dermaga.

Sarana Penunjang Kebutuhan Peralatan Pelabuhan merupakan

suatu sarana pokok yang dibutuhkan dalam menunjang

operasional pelabuhan baik untuk pelayanan kapal maupun

Sarana barang demi tercapainya suatu kinerja yang efektif, efisien,

Penunjang : aman dan selamat. Peralatan pelabuhan akan meliputi :

Lainnya a. Peralatan Bongkar Muat

b. Peralatan Pelayanan Kapal

c. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

d. Sarana Pengamanan (security) dan Keselamatan (safety)

Lokasi Pelabuhan Bungkutoko sendiri berada persis di mulut Teluk


Kendari yang menjadi tempat pertemuan arus keluar masuk air laut
dari Teluk Kendari serta dari Laut Banda. Letak geografis ini
membuat daerah tersebut kaya dengan plankton yang disenangi
berbagai jenis ikan laut dalam maupun ikan pesisir.
Pelabuhan Laut Bungkutoko memiliki luas area daratan 353,5 x 200
meter per segi, lapangan penumpukan 18.236 per segi, gudang 60 x
20 meter per segi, dan kantor seluas 15,5 x 25 meter per segi.
Sedangkan sisi lautnya memiliki dermaga seluas 200 x 20 meter per
segi, kedalaman -8 Mlws, Trestle 206 x 8 meter per segi, dan
Causeway 150 x 8 meter per segi. Dengan fasilitas seperti itu,
Pelabuhan Bungkutoko bisa disandari oleh kapal-kapal berbobot
6.000 DWT. Pengembangan ke depan, Pelabuhan Bungkutoko yang
pengelolaannya akan diserahkan oleh Kementerian Perhubungan
kepada pemerintah Kota kendari itu tidak hanya sebagai pelabuhan
kontainer, melainkan dijadikan sebagai pelabuhan multipurpose.
(Humas Ditjen Hubla)

Anda mungkin juga menyukai