Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PSBB TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen

DISUSUN OLEH :

Ahoirilaila (Nomor induk Mahasiswa)

DOSEN PENGAMPU :

Nama Dosen

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI 2020

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER

Universitas

KOTA BEKASI 2020


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “Pengaruh PSBB Terhadap Ekonomi
Masyarakat”.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Bekasi, 20 Juni 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN iii
1.1 Latar Belakang Masalah iii
1.2 Rumusan Masalah iv
BAB II PEMBAHASAN 1
1. Pengertian Pandemi 1
2. Pengertian Covid-19 1
3. Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) 1
4. Dampak PSBB terhadap aktivitas Perusahaan 3
4.1 Proses Penagihan Berubah Menjadi Serba Digital Akibat Virus Corona 3
4.2 Pengurangan Jumlah Pengiriman Barang Akibat Zona Merah Corona 4
4.3 Ancaman PHK atau Pengurangan Karyawan 5
5. Dampak PSBB terhadap Ekonomi Masyarakat 5
BAB III PENUTUP v
DAFTAR PUSTAKA vi

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Isu tentang wabah pandemi Covid-19 akhir-akhir ini tengah menjadi isu utama yang
sedang ditangangi dunia. Kehidupan sehari-hari warga dunia saat ini dipenuhi dengan
isu Covid-19. Seluruh penjuru dunia seolah-olah menempatkan Covid-19 sebagai
masalah utama yang harus segera ditangani dan diselesaikan. Isu permasalahan
Covid-19 dalam kehidupan sosial kini dapat diangkat dari berbagai media dan
kesempatan, mulai dari perbincangan santai di ruang publik sampai dalam berbagai
diskusi yang serius.

Proses perkembangan virus Covid-19 dan penanganannya disamping menyebabkan


perubahan sosial dan perubahan di berbagai bidang kehidupan seringkali
menimbulkan kecemasan dan ketakutan di kalangan masyarakat karena begitu
cepatnya penyebaran. Kasus pandemi yang kian meluas, telah menyebabkan begitu
banyak dampak yang tidak diharapkan di berbagai bidang, Melalui berbagai diskusi,
tes uji coba dan kebijakan telah dilakukan untuk melakukan percepatan penanganan
pandemi Covid-19. Berbagai sektor, berbagai bidang menjadikan fokus pandemi ini
sebagai fokus utama. Pihak swasta, pemerintah, dan warga masyarakat, berbondong-
bondong menyerukan percepatan penganganan Covid-19.

Upaya yang dilakukan pemerintah terhadap percepatan penanganan Covid-19 seperti


Pembatasan Sosial Bersekala Besar dimana semua kegiatan di setiap daerah
dinonaktifkan secara semetara sampai wabah mereda. Pembatasan Sosial Bersekala
Besar sangat mempengaruhi berbagai sektor dan juga ekonomi masyarakat.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang sebelumnya sudah dijelaskan maka dapat


dirumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan PSBB?


2. Dampak Covid-19 dan Pembatasan terhadap perusahaan
3. Dampak PSBB terhadap masyarakat

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pandemi
Pandemi adalah tingkat penyebaran penyakit yang paling tinggi. Suatu
penyakit dikatakan pandemik apabila sudah menyebar secara cepat ke seluruh dunia
dengan tingkat infeksi yang tinggi.

2. Pengertian Covid-19
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit
flu. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2,
pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina pada Desember
2019.

Covid-19 telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Jumlah


kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia terus bertambah.

Covid-19 sebelumnya dikenal sebagai Novel 201 Novel Coronavirus (2019-nCoV)


penyakit pernapasan, sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan nama
resmi sebagai Covid-19 pada bulan Februari 2020.

3. Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB)


PSBB adalah singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar, peraturan
yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka Percepatan
Penanganan COVID-19 agar bisa segera dilaksanakan di berbagai daerah. Aturan
PSBB tercatat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. pembatasan
tersebut meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan
keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan

1
sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya
khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.

Oleh karena itu, melalui pembatasan dan penghentian aktivitas tertentu yang
mengurangi interaksi individu diharapkan mampu menekan perkembangan kasus
virus corona itu sendiri.

PSBB merupakan salah satu kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah
merupakan pilihan yang paling rasional yang diperoleh atas berbagai pertimbagan di
tengah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia. Pertimbangan utama
pemerintah terkait pelaksanaan PSBB tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam rangka percepatan penanganan
COVID-19 ini yaitu (1) untuk menyelamatkan warga negara dari wabah COVID-19,
(2) pemerintah mempertimbangkan karakteristik bangsa dengan pulau-pulau yang
tersebar di penjuru Indonesia, dan (3) pertimbangan jumlah penduduk atau kondisi
demografi (BNPB, 2020).

Di Jakarta sendiri, PSBB di Provinsi DKI Jakarta dalam rangka percepatan


penanganan COVID-19 telah diputuskan melalui Peraturan Gubernur No.33 Tahun
2020. PSBB dilaksanakan sebagai bentuk pembatasan aktivitas luar rumah yang 6
dilakukan oleh setiap orang yang berdomisili dan/atau berkegiatan di Provinsi DKI
Jakarta. Dalam Pergub ini di jelaskan pembatasan aktivitas luar rumah mencakup
pelaksanaan pembelajaran di institusi pendidikan, aktivitas bekerja di tempat kerja,
kegiatan keagamaan di rumah ibadah, kegiatan di tempat dan fasilitas umum,
kegiatan sosial dan budaya, serta pergerakan orang dan barang menggunakan moda
transportasi. Setiap orang wajib melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dan menggunakan masker di luar rumah.

2
Untuk pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum dilaksanakan dalam bentuk
pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak orang. Kegiatan tersebut terkecuali
bagi:

● supermarket, minimarket, pasar, toko atau tempat penjualan obat-obatan dan


peralatan medis kebutuhan pangan, barang kebutuhan pokok, barang penting,
bahan bakar minyak gas dan energi.
● fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas lain dalam rangka pemenuhan
pelayanan kesehatan.
● tempat atau fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar penduduk
lainnya termasuk kegiatan olahraga.

4. Dampak PSBB terhadap aktivitas Perusahaan


Pembatasan Sosial Bersekala besar juga mempengaruhi terhadap aktivitas
perusahaan. Adapun beberapa dampak yang dialami,

4.1 Proses Penagihan Berubah Menjadi Serba Digital Akibat Virus Corona

Setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan kepada para


konsumen tentu akan berlanjut dengan proses pengiriman tagihan yang berisi
sejumlah dokumen pendukung seperti invoice atau faktur dagang, faktur pajak, surat
jalan, kuitansi dan lain sebagainya.

Walaupun sebelum virus korona ini menyebar di Indonesia, sudah ada


beberapa customer yang hanya mau menerima tagihan dalam bentuk digital.
Maksudnya perusahaan atau penjual tidak mengharuskan untuk mengirimkan
dokumen fisik melainkan cukup tagihan dikirim melalui email.

Dalam operasional perusahaan tentu juga melibatkan transaksi dengan bank.


Hal ini juga tentu berkaitan dengan penerapan sistem social distancing yang juga

3
mereka lakukan untuk mengurangi dampak penyebaran virus Corona di perusahaan
atau kantor cabang bank tersebut.

4.2 Pengurangan Jumlah Pengiriman Barang Akibat Zona Merah Corona

Aktivitas perusahaan tentu juga termasuk proses pengiriman barang dagang


atau barang yang dijual. Biasanya perusahaan menerapkan sistem pengiriman barang
ke customer melalui ekspedisi atau customer langsung ambil dengan ekspedisi yang
ditunjuk langsung oleh oleh customer.

Proses pengiriman ini bisa jadi dalam satu kota bisa juga lintas kota bahkan
lintas pulau. Terkait dengan zona merah yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu
sedikit banyak akan berpengaruh terhadap proses pengiriman barang dan penjualan
ini.

Proses pengiriman ke luar kota dibatasi karena akses jalannya ditutup dan itu
adalah peraturan resmi dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Sehingga
kendaraan-kendaraan besar sudah tidak bisa keluar masuk kota lain.

Yang masih boleh beroperasi hanyalah kendaraan yang membawa logistik


kebutuhan bahan baku. Sama halnya jika saat ini beberapa daerah telah menerapkan
PSBB yang tidak memperbolehkan kendaraan lain kecuali kendaraan yang membawa
kebutuhan pokok untuk melintas kota tersebut. Ini berarti bahwa kendaraan yang
membawa barang dagang dari perusahaan yang memproduksi barang tidak bisa
tersebar dengan lancar.

4
4.3 Ancaman PHK atau Pengurangan Karyawan
Apabila virus Corona semakin memuncak dan semakin meluas di Indonesia,
perusahaan pasti akan mengurangi aktivitas bahkan mengurangi jumlah karyawan
guna menekan biaya yang muncul. pemberitaan sudah ada beberapa perushaan yang
terpaksa merumahkan karyawannya karena proses produksi tak bisa dilakukan.

5. Dampak PSBB terhadap Ekonomi Masyarakat


Indonesia tidak menggunakan istilah Lockdown, namun menggunakan PSBB
(Pembatasan Sosial Bersekala Besar) dalam upaya memutus mata rantai Covid-19.
Sudah ada beberapa daerah yang menerapkan PSBB seperti DKI Jakarta.

Berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang makin meluas di


tanah air menghentikan roda perekonomian.

Kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat ini memang tidak mudah


untuk dijalankan. Terlebih lagi kepada masyarakat yang mata pencahariannya di
sektor informal. Masyarakat yang mata pencahariannya disektor informal sangat
merasakan kebingungan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari.

Semenjak beberapa daerah memberlakukan pembatasan pergerakkan orang,


kerumunan sampai ada yang melakukan karantina parsial, banyak pedagang kaki lima
yang merugi karena pembeli sangat jarang bahkan tak ada sama sekali. Beberapa
pedagang masih mencari peruntungan berjualan meski dengan resiko ditertibkan. Hal
itu, karena untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sangat bergantung kepada
pendapatan harian.

Sehingga, ditengah merebaknya virus ini mereka harus tetap berjuang untuk
mencari nafkah agar anggota keluarganya tidak kelaparan. Umumnya pedagang
mengaku, dengan adanya wabah ini pendapatannya turun drastis dibandingkan

5
sebelum datangnya wabah ini ke Indonesia, dimana pendapatan mereka masih relatif
cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Dampak Covid-19 sudah mulai dirasakan para pedagang sejak adanya


himbauan social dan physical distancing.

Masyarakat kelas bawah juga khawatir pada naiknya harga sembako di


Indonesia gara-gara wabah ini. Oleh karena itu, pemerintah berencana mengeluarkan
paket stimulus tangkal Corona. Secara khusus paket ini diberikan pada sektor
informal termasuk pedagang kaki lima.

Bukan hanya para pedagang yang mengalami penurunan pendapatan, akan


tetapi di sektor perhubungan juga mengalami penurunan pendapatan, seperti para
sopir bus dan angkutan umum. Ditambah lagi para pengemudi (driver) ojek
tradisional maupun ojek online (ojol) yang sangat merasakan dampak dari
ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang mana Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) ini mengatur pembatasan penumpang angkutan umum,
berlaku juga bagi roda dua, seperti kendaraan bermotor yang hanya diperbolehkan
untuk 1 orang. Hal tersebut dapat menimbulkan pengangguran bagi para pengemudi
(driver) ojek tradisional maupun ojek online (ojol). Saat ini, Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) baru diberlakukan di beberapa daerah saja, seperti Jakarta.

Berkaitan dengan menurunnya pendapatan masyarakat, maka pengeluaran


masyarakat pun juga ikut berkurang. Masyarakat akan lebih cenderung
mementingkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan saja dibanding dengan
keinginannya.

6
JM. Keynes mengatakan bahwa besar kecilnya pengeluaran konsumsi
didasarkan atas besar kecilnya tingkat pendapatan masyarakat. Kedua hal tersebut
saling berkaitan satu sama lain yang mana apabila pendapatan masyarakat tinggi,
maka tingkat konsumsi masyarakat juga akan meningkat. Hal tersebut mempengaruhi
tingkat pendapatan suatu perusahaan meningkat. Akan tetapi, apabila pendapatan
masyarakat rendah, maka tingkat konsumsi masyarakat juga akan menurun, sehingga
menyebabkan pendapatan suatu perusahaan rendah.

Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat,


di antaranya:

● Faktor sosial ekonomi seseorang


● Selera masyarakat
● Harga barang
● Lingkungan sosial budaya
● Ketersediaan barang
● Mode
● Jumlah keluarga

Masalah ketimpangan ekonomi di tengah masyarakat Indonesia semakin


terpampang jelas di tengah wabah virus Corona atau Covid-19. Karena kebijakan
social dan physical distancing masyarakat kesulitan dalam bekerja dan memenuhi
kebutuhan hidupnya, khususnya masyarakat menengah ke bawah.

Masyarakat yang tergolong kelas menengah dan memiliki tabungan yang


cukup bisa saja tidak terganggu pengeluarannya akibat Covid-19. Kelompok ini bisa
saja tidak terganggu penerimaannya karena mayoritas sudah memiliki pekerjaan
formal yang bisa dikerjakan di rumah.

7
Kondisi yang berbeda muncul bagi mereka yang bekerja secara informal.
Tidak ada pilihan lain bagi kelompok masyarakat ini, selain harus turun ke lapangan
dan berisiko tertular Covid-19.

Untuk itu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa paket stimulus


ekonomi untuk membantu warga kelas menengah bawah yang dinilai paling
terdampak kelesuan ekonomi akibat pandemi Covid-19, diantaranya adalah
penambahan nilai manfaat kartu sembako dari Rp. 150.000 menjadi Rp. 200.000 per
bulan. Kebijakan ini akan berlangsung selama sembilan bulan dan rencananya
diberikan kepada 20 juta penerima.

Salah satu relaksasi lain yang diberikan pemerintah adalah pembebasan biaya
listrik untuk 24 juta pelanggan listrik 450VA dan diskon 50% untuk 7 juta pelanggan
listrik 900VA bersubsidi. Akan tetapi, pemerintah tidak memasukkan pelanggan
listrik 1300 VA lantaran dianggap bukan golongan miskin.

Akan tetapi, masih banyak masyarakat miskin yang kesulitan dalam mata
pencaharian mereka dan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah
lagi, ditengah pandemi Covid-19 ini, mereka sangat rentan tertular Covid-19.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019, tingkat
ketimpangan pengeluaran atau gini ratio pengeluaran mencapai 0,38, lebih baik
dibandingkan gini ratio pengeluaran per September tahun sebelumnya yang mencapai
0,384.

Tercatat ketimpangan di pedesaan cenderung membaik dimana per September


2019 berada di angka 0,315, lebih baik dibandingkan September tahun sebelumnya
yang mencapai 0,319.

Sayangnya, beberapa waktu terakhir belum ada perbaikan atas ketimpangan di


perkotaan. Per September 2019 tingkat ketimpangan berada di angka 0,319, tidak

8
berubah dibandingkan September tahun sebelumnya dan lebih buruk dibandingkan
tingkat ketimpangan di perdesaan.

Ketimpangan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan dan konsistensi


masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan Covid-19. Masyarakat dari kalangan
yang lemah secara sosial dan ekonomi memiliki kemampuan yang rendah untuk
melakukan pencegahan tersebut.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

PSBB atau Pembatasan Sosial Bersekala Besar merupakan upaya yang


dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, namun dibalik itu sangat
berdampak terhadap laju ekonomi di indonesia, Terutama pada pekerja informal.

Beberapa sektor yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan Pembatasan


Sosial Bersekala Besar antara lain,

● Perdagangan
● Pendidikan
● Bisnis
● Transportasi
● Keuangan
● Dsb

Selain itu dampak dari Pembatasan Sosial Bersekala Besar terlihat pada
bagaimana aktivitas perusahaan, dan juga memperbesar kemungkinan dilakukan PHK
karyawan akibat pembatasan dan produksi perusahaan tidak dapat berjalan lancar.

Adapun salah satu relaksasi yang dilakukan dari pemerintah untuk membantu
masyarakat seperti membebaskan biaya tagihan listrik, dan juga pembagian sembako
ke setiap daerah.

5
DAFTAR PUSTAKA

Dipna, videlia. 2020. Arti PSBB yang Dibuat untuk Cegah Penyebaran Corona di
Indonesia. https://tirto.id/arti-psbb-yang-dibuat-untuk-cegah-penyebaran-corona-di-
indonesia-eMXT. (13 April 2020).

Iskandar. 2017. Pengaruh Pendapatan Terhadap Pola Pengeluaran Rumah Tangga


Miskin di Kota Langsa. Jurnal Samudra Ekonomika. 1 (2): 127-134

Maulana, Farih. 2020. Jakarta Berlakukan PSBB, Kapolda: Motor Cuma buat 1
Orang, Berlaku bagi Ojol. https://news.detik.com/berita/d-4969901/jakarta-
berlakukan-psbb-kapolda-motor-cuma-buat-1-orang-berlaku-bagi-ojol. (08 April
2020).

Anda mungkin juga menyukai