Anda di halaman 1dari 3

ADPU4433

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Perencanaan Kota
ADPU4433
No. Soal Skor
1 Firman (2003) berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk perkotaan di Pulau 30
Jawa menunjukkan pola spasial yang melebar (extended metropolitan regions) telah dimulai
sejak tahun 1980an. Perkembangan ini yang ditandai oleh melambatnya pertumbuhan
penduduk perkotaan di daerah - daerah kota yang ada, serta meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk perkotaan di wilayah kabupaten - kabupaten sekitarnya (Firman,
2003, lihat juga Firman, dkk, 2007, dan Firman, 2016). Berdasarkan observasinya pada
beberapa kota Asia di India, Jepang, Cina dan Thailand, di tahun 1950an dan 1960-an,
Ginsburg (1991) menjelaskan bahwa perkembangan formasi kawasan perkotaan yang
meluas ini merupakan suatu karakteristik spasial dari proses urbanisasi pada kota -
kota utama di Asia, yang sangat berbeda dengan pola yang terjadi pada proses urbanisasi
yang terjadi sebelumnya di Eropa dan di Amerika. Ginsburg (1991) mengatakan proses ini
sebagai suatu proses urbanisasi pedesaan (urbanization of the countryside).

Sumber: Mardiansjah, F. H., & Rahayu, P. PERKEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN KECIL


DI PINGGIRAN KOTA PEKALONGAN. Jurnal Geografi Gea, 20(2), 151-168.

Pertanyaan:
a. Analisislah maksud dari pola spasial yang melebar (extended metropolitan regions) dan
berilah contoh yang relevan selain Kota Pekalongan!
b. Analisislah alasan mengapa pertumbuhan penduduk perkotaan di daerah - daerah kota
yang ada melambat pada wilayah dengan pola spasial yang melebar (extended
metropolitan regions)!
c. Analisislah alasan mengapa laju pertumbuhan penduduk perkotaan di wilayah kabupaten -
kabupaten sekitarnya kota setempat meningkat pada wilayah dengan pola spasial yang
melebar (extended metropolitan regions)!

2 Berbagai negara melakukan kebijakan lockdown (dalam Kamus Besar Bahasa 20


Indonesia diterjemahkan sebagai karantina wilayah) untuk membatasi penyebaran virus ini secara
total. Namun, mengubah perilaku social masyarakat bukanlah pekerjaan mudah. Berbagai
negara dengan segala keterbatasan mengalami kendala yang tidak sederhana, bahkan di
negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat sangat kewalahan. Kebijakan umum yang
mengharuskan masyarakat untuk melakukan social and physical distancing (menjaga jarak
aman antar individu dan menghindari kerumunan) ternyata bukan sesuatu yang mudah bagi
umat manusia di bumi yang sudah terbiasa dengan perilaku sosialnya.
Kebijakan lockdown kemudian dimodifikasi sedemikian rupa oleh berbagai negara. Ada
yang menerapkan secara penuh, sebagian, atau lokal dan seminimal mungkin. Indonesia sendiri
memodifikasinya dengan nama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan
per wilayah, baik provinsi atau kabupaten/kota berdasarkan tingkat keparahan wabah yang
penilaiannya ditentukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. Aturan
pelaksanaan PSBB tersebut diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020
tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar. Selain itu aturan mengenai PSBB juga diatur
dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat. PP dan Keppres tersebut ditandatangani Presiden Joko Widodo pada
31 Maret 2020.

1 dari 3
ADPU4433

Sumber: Muhyiddin, M. (2020). Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di


Indonesia. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development
Planning, 4(2), 240-252.

Pertanyaan:
a. Analisislah dampak dari PSBB terhadap pembangunan perkotaan!
b. Jelaskan dengan contoh apa strategi pemerintah daerah untuk menangani tertundanya
pembangunan karena APBD difokuskan untuk menangani pandemic Covid-19!

3 Dengan segala kemudahan yang di dapat konsep kota pintar dengan menggunakan 20
Internet of Things (IoT) yang telah mencakup berbagai kalangan, jika kecanggihan tekhnologi
saat
ini terlihat seperti berlomba-lomba dalam mewujudkan perkembangannya. Tak luput
dari segala keunggulan konsep kota pintar dengan segala kecanggihannya, dari sudut
pandang pribadi setiap perkembangan suatu sistem tak lepas dari apa yang harus diubah
dan diganti.
Dengan adanya segala kecanggihan peran manusia sebagai pekerja dapat tergantikan
dengan mesin yang telah diciptakan. Dan dampak terburuknya adalah kehilangan pekerjaan
serta mata pencaharian bagi sebagian kalangan, untuk itu kita perlu mempercerdas diri untuk
dapat mengikuti arus dan memanfaatkan segala kecanggihan yang ada untuk menjadikan
alternatif pilihan untuk bisnis dan menggembangkan kemampuan.
Perkembangan Internet of Things (IoT) di Jakarta juga memberikan solusi parkir
cerdas, kotak sampah pintar, pendeteksi polusi udara, dan sebagainya. Kegunaan IoT tentu
saja bukan hanya sekedar yang dijabarkan di atas saja, masih banyak kegunaan
lain dan akan terus berkembangan untuk membantu mempermudah manusia dalam
berbagai sektor. Internet of Things (IoT) juga dapat sangat membantu dalam pengambilan
keputusan dan tindakan yang diperlukan.

Sumber: Subani, M., Ramadhan, I., Sumarno, S., & Putra, A. S. (2021). Perkembangan Internet
of Think (IOT) dan Instalasi Komputer Terhadap Perkembangan Kota Pintar di Ibukota Dki
Jakarta. IKRA-ITH INFORMATIKA: Jurnal Komputer dan Informatika, 5(1), 88-93.

Pertanyaan:
a. Analisislah perkembangan Internet of Things (IoT) yang diterapkan di sector pembangunan
wilayah Indonesia!
b. Analisislah kelebihan dan kekurangan penerapan Internet of Things (IoT) yang diterapkan di
sector pembangunan wilayah Indonesia!

2 dari 3
ADPU4433

4 Tingginya laju migrasi di daerah perkotaan, terutama menuju Kota Denpasar sebagai 30
jantung ibukota provinsi menjadi bukti bahwa Kota Denpasar memang diminati oleh para kaum
migran. Kondisi ini dibuktikan dari jumlah penduduk Kota Denpasar sampai akhir tahun 2017
sebesar 833.900 jiwa, dan dari jumlah tersebut 415.417 jiwa adalah penduduk migran (BPS Kota
Denpasar, 2017). Data tersebut menjelaskan bahwa hampir 50% jumlah penduduk Kota
Denpasar dipenuhi kaum migran. Padatnya jumlah penduduk ini dikhawatirkan akan memberikan
beban yang sangat berat bagi Kota Denpasar lantaran dengan luas wilayah kota yang hanya
sebesar 127,88 km2, sejatinya daya tampung ideal Kota Denpasar hanya 200.000 sampai dengan
250.000 penduduk.
Pertambahan penduduk di wilayah perkotaan yang semakin meningkat mengakibatkan
peningkatan kebutuhan terhadap ruang bertambah sedangkan ruang tetap luasnya, maka terjadi
suatu perkembangan ke daerah kawasan pinggiran dari kota yang bertujuan memberikan
pemenuhan ruang bagi penduduk yang semakin meningkat jumlahnya. Implikasi dari kepadatan
jumlah penduduk di Kota Denpasar ini adalah mendorong adanya perembetan pembangunan
permukiman, infrastruktur dan utilitas kota ke arah wilayah pinggiran Kota Denpasar. Wilayah
pinggiran Kota Denpasar yang dimaksud adalah wilayah yang bersifat peri-urban yang masih
terdapat di dalam wilayah administrasi Kota Denpasar, maupun wilayah-wilayah yang berbatasan
langsung dengan Kota Denpasar.

Sumber: Christiawan, P. I. (2019). Tipe urban sprawl dan eksistensi pertanian di wilayah
pinggiran Kota Denpasar. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 7(2), 79-89.

Pertanyaan:
a. Analisislah apakah ada masalah yang terjadi dari urban sprawl yang terjadi di wilayah sekitar
Kota Denpasar!
b. Jelaskan solusi dari masalah yang terjadi dari urban sprawl yang terjadi di di wilayah sekitar
Kota Denpasar!
c. Analisislah apakah ada rencana pembangunan jangka panjang/menengah/pendek wilayah
Kota Denpasar dan sekitarnya yang membahas mengenai urban sprawl!

Skor Total 100

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai