Anda di halaman 1dari 4

THOMAS AQUINAS : KONSEP NEGARA HUKUM DI INDONESIA

Muhammad Rizky Nurhadi Setiawan, Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran

Email : rizky10482@gmail.com

Pendahuluan

Pandangan Thomas Aquinas tentang kesatuan antara hukum alam dan hukum manusia,
perlindungan hak dan keadilan, dan kepatuhan pada otoritas hukum, Thomas Aquinas
menekankan bagaimana hukum harus bertujuan untuk memastikan keadilan dan melindungi hak-
hak individu.

Jika kita melihat Indonesia, negara Indonesia telah membuktikan dirinya sebagai negara
hukum. Negara hukum merupakan suatu konsep negara yang meyakini bahwa kekuasaan negara
harus dijalankan di atas negara hukum yang adil dan baik, peraturan perundang-undangan
memegang peranan penting dalam hukum negara Indonesia. Hukum berperan sebagai
penyeimbang antara rakyat dan pemerintah. Yuhelson mengatakan dalam bukunya  Pengantar 
Hukum bahwa peraturan hukum  yang ada di masyarakat bersifat mengatur dan memaksa
(Yuhelson, 2017). Selain itu, Thomas Aquinas mendefinisikan hukum sebagai tatanan hubungan
yang bekerja untuk kebaikan bersama dan diumumkan secara resmi oleh orang-orang yang
peduli terhadap masyarakat. Tujuan dari esai Thomas Aquinas adalah sebagai alasan untuk
menetapkan sesuatu yang diinginkan orang sebagai tujuannya.

Menurut L.J  Van Apeldoorn dalam artikel yang ditulis oleh (Pradnya, 1983) 
memberikan definisi tentang apakah yang disebut hukum itu. Dia mendefinisikan tentang hukum
itu sulit untuk dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakan sesuai dengan kenyataan. Jika
kita berbicara mengenai hukum, hukum hanyalah salah satu yang mengatur kehidupan manusia
sejak kita terlahir bahkan sampai kita sampai keliang lahat.

Pandangan Thomas Aquinas harus  dilihat sebagai hukum alam, yang berarti bahwa
hukum bukanlah hasil konvensi artifisial masyarakat yang berbeda, tetapi bersifat universal,
seiring berjalannya waktu, itu adalah hukum  akal yang berasal dari pandangan Thomas Aquinas.
bahwa hukum itu abadi dan hukum manusia adalah hubungan yang saling eksklusif, yang
ditafsirkan hukum sebagai kekuatan pengikat pikiran Tuhan, karena Tuhan menciptakan dan
mati manusia. Jadi, pikiran manusia berasal dari rencana Tuhan.

Dalam penulisan ini saya lebih membahas bagaimana pemikiran Thomas Aquinas
mengenai kesatuan antara hukum alam dan hukum manusia dimana hukum alam merujuk pada
prinsip yang dianggap universal dan berlaku untuk semua manusia, independen dari hukum yang
dibuat oleh manusia. Hukum alam mengemukakan bahwa ada keadilan dan tata tertib yang lebih
tinggi yang harus dihormati oleh semua individu. Sementara itu, hukum manusia adalah hasil
dari pembentukan dan penetapan aturan-aturan  yang dibuat oleh manusia. Kesatuan dari hukum
alam dan hukum manusia penting   karena hukum manusia yang baik harus mencerminkan nilai-
nilai dan prinsip-prinsip yang diakui dalam hukum alam. Dengan menggabungkan kedua aspek
ini, sistem hukum dapat menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan menjamin perlindungan
hak-hak asasi manusia.

Selain itu topik yang dibahas penyalahgunaan hak dan keadilan. Menurut Thomas
Aquinas hukum manusia yang baik harus bertujuan untuk melindungi hak-hak individu dan
memastikan keadilan masyarakat. Hukum yang adil harus didasarkan prinsip-prinsip moral yang
ditentukan dalam hukum alam. Hukum harus menjamin kebebasan individu, melindungi hak-hak
dasar, dan menyeimbangkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu juga membahas kepatuhan pada otoritas hukum dimana kepatuhan kepada
hukum merupakan kewajiban bagi manusia. Thomas Aquinas berpandangan bahwa kepatuhan
kepatuhan pada otoritas hukum dibentuk secara sah sebagai kewajiban. Menurutnya, otoritas
hukum yang dibentuk secara sah oleh pemerintah adalah bagian tatanan sosial yang tuhan
tetapkan. Kepatuhan pada hukum yang sah merupakan bagian dari tatanan terhadap kehendak
tuhan dan keadilan sosial. 

Pembahasan

Jika kita kaitkan dengan hukum yang ada di Indonesia, Indonesia dalam hukum masih
terlihat sangat kejam “Tajam Kebawah, Tumpul Keatas” yang dimaksud kalangan orang bawah
atau orang-orang yang tidak mempunyai kekuatan merasakan bahwa hukum itu sangat tidak adil
dengan kalangan bawah yang berbuat kesalahan maka akan dapat hukuman yang sangat besar,
sedangkan kalangan atas atau kalangan yang mempunyai segalannya ketika melakukan
kesalahan bahkan itu kesalahan besar hukum itu tidak terasa di mereka. Padahal teori dari Santo
Thomas Aquinas bersifat untuk semua orang atau sama rata (universal).

Konsep hukum Thomas dari Aquinas mendefinisikan tentang. Hukum yang dimaksud
Thomas Aquinas ini tidak sesuai dengan hukum  Indonesia. Jika melihat kasus yang lansir dari
detikfood di mana nenek Minah  memanen  kedelai di lahannya, tanah nenek Minah  yang juga
diurus PT RSA untuk panen kakao, ketika nenek Minah mengolah tanahnya, nenek Minah 
melihat 3 buah kakao masak, nenek Minah. Setelah memetik buah kakao  dan meletakkannya di
atas material kayu, tak  lama kemudian pemilik PT RSA itu menghampiri nenek Minah. Mandor
menanyakan siapa yang memetik buah kakao tersebut, nenek Minah mengaku salah dan
kemudian mengembalikan 3 buah kakao yang dipetik nenek Minah untuk mengatasi masalah
tersebut. Celakanya, seminggu setelah kejadian itu, nenek Minah mendapat surat panggilan dari
polisi yang dituduh melakukan pencurian. Sehingga, nenek Minah divonis 1 bulan 15 hari
dengan masa percobaan 3 bulan. Bandingkan dengan kasus yang di lansir oleh okezone Heru
Wahyudi, mantan Ketua DPRD Bengkalis, yang menggelapkan tunjangan kesejahteraan hingga
31 miliar, dan divonis satu tahun enam bulan penjara oleh juri Pengadilan Negeri pada 2017.
Denda 50 juta , hukuman penjara 2 bulan untuk anak perusahaan dan 15 juta sebagai
kompensasi.

Dalam hal ini, pendapat Thomas Aquinas bahwa hukum bersumber dari pikiran yang
berusaha mencapai keberhasilan bagi masyarakat umum  tidak lagi dapat diterima sebagaimana
dimaksud Thomas Aquinas, karena hukum Indonesia dapat dikatakan “Tajam Kebawah, Tumpul
Keatas”. Hukum yang dimaksud  oleh Thomas Aquinas adalah hukum yang tidak pernah untuk
kepentingan pribadi atau penguasa atau sekelompok (beberapa orang), tetapi untuk kesejahteraan
umum. Dalam hal ini sangat bertentangan dengan pandangan atau teori yang dipikirkan oleh
Thomas Aquinas, karena dalam hal ini hukum hanya berlaku untuk golongan bawah, dan tidak
mungkin berhasil karena ada individu atau penguasa di Indonesia yang menguasai hukum.
Keadilan hukum di  Indonesia harus sama dengan aturan yang diberikan kepada rakyat, dan
aturan harus membuat rakyat menjadi baik, damai dan sejahtera.

Hukum yang disampaikan oleh Thomas Aquinas yaitu hukum yang bersifat natural
dengan menggunakan akal budi manusia karena hukum natural berlaku secara universal atau
merata tetapi di hukum Indonesia dari kasus yang sudah dijelaskan tidak bersifat universal tetapi
hanya bersifat individualis saja untuk orang kalangan rendah lebih banyak pula menerima
hukuman , sedangkan para koruptor menerima hukuman yang tidak sesuai dengan apa yang
mereka perbuat malahan mereka kasus koruptor semakin meningkat setiap tahunnya di
Indonesia. Tentang pemberian hukum pada kedua kasus ini apakah sejalan dengan pandangan
Thomas Aquinas bahwa hukum tersebut natural atau hukum kodrat tentunya tidak karena
keadilan, hukum di Indonesia menurut pandangan Thomas Aquinas tidak sejalan dengan yang
terjadi di masyarakat Indonesia saat ini.

Kita harus ingat bagaimana Tuhan menciptakan manusia, diciptakan dalam kasih Tuhan,
kita harus melihat bahwa hukum  berasal dari Tuhan dan yang memiliki hukum adalah Tuhan
sendiri. Pada hakikatnya negara Indonesia adalah negara Indonesia yang merupakan negara
hukum yang berwibawa tinggi dan mengikuti undang-undang yang disusun dan dikukuhkan
menjadi undang-undang rakyat Indonesia yang tertulis dalam Pasal 1 (3) UUD 1945, yang
mengatakan "Indonesia adalah negara hukum".

Namun melihat kasus ini, hukum  tidak  adil bagi mereka yang melakukan kejahatan
“ringan” dan  kejahatan “berat”. Keadilan dalam mempertahankan hukum itu idealnya  mengarah
pada pandangan Thomas Aquinas yang mengatakan bahwa hukum idealnya  mengarah pada
hukum kodrat atau hukum kodrat. Manusia adalah makhluk  yang sangat istimewa yang
diciptakan Tuhan, karena manusia diciptakan sangat berbeda dengan makhluk lainnya, manusia
diciptakan dengan kecerdasan. Demikian pemikiran Thomas Aquinas yang mengatakan bahwa
hukum sebagai produk akal manusia harus dapat melahirkan aturan-aturan yang dapat mengatur
kehidupan manusia. Misalnya jika melihat hukuman yang diberikan kepada mbah minah dan 
para pelanggar, maka hukuman yang diberikan menurut pendapat Thomas Aquinas. Dia
mengatakan bahwa hukum harus benar-benar sesuai dengan hukum alam dan hukum positif.

Kesimpulan

Thomas Aquinas membedakan antara hukum  sebagai hukum abadi, hukum kodrat,
hukum ilahi dan hukum manusia. Hukum abadi ini terdiri dari dua yaitu hukum ketuhanan dan
hukum alam, sedangkan hukum manusia dapat juga dikatakan sebagai hukum positif. Oleh
karena itu pada prinsipnya harus dilihat dulu pendapat Thomas Aquinas tentang hukum ini,
bahwa hukum  ada karena  pemilik hukum adalah Tuhan. Setelah itu, orang yang berakal dapat
menerapkan hukum tersebut sesuai dengan aturan dan norma masyarakat. Melihat hal ini sebagai
hal yang baik, keadilan hukum  berjalan dengan baik di Indonesia terlepas dari otoritas kelompok
atau individu. Harus juga dipahami  bahwa hukum harus diilhami oleh hukum kodrat dan hukum
positif, atau moralitas. Kehidupan manusia harus benar-benar bermoral agar hukum benar-benar
menaati moralitas.
Refrensi

Developer, Mediaindonesia. com. (2021, January 29). Aquinas Dan Eksistensi Hukum.
Berita Terkini Hari ini Indonesia dan Dunia - Media Indonesia.
https://mediaindonesia.com/opini/380815/aquinas-dan-eksistensi-hukum

Developer, Mediaindonesia. com. (2023, February 13). Pengertian Negara Hukum,


Konsep, Dan Ciri. Berita Terkini Hari ini Indonesia dan Dunia - Media Indonesia.
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/557910/pengertian-negara-hukum-konsep-
dan-ciri

Fitria, R. (2019). Miris, ini 5 Kisah Hukuman nenek Pencuri Makanan Yang Menyayat Hati.
detikfood. https://food.detik.com/info-kuliner/d-4777608/miris-ini-5-kisah-hukuman-nenek-
pencuri-makanan-yang-menyayat-hati/3

Martoredjo, N. T. (2020, December 17). Indonesia sebagai negara hukum. Character


Building. https://binus.ac.id/character-building/2020/12/indonesia-sebagai-negara-hukum/

Nurwardani, P. (2016). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Direktorat Jendral


Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Okezone. (2022, August 30). 5 Koruptor Yang Dihukum Ringan, idrus Marham Salah
Satunya : Okezone Nasional. https://nasional.okezone.com/.
https://nasional.okezone.com/read/2022/08/29/337/2656621/5-koruptor-yang-dihukum-
ringan-idrus-marham-salah-satunya

Prananingrum, D. H. (2014). TELAAH TERHADAP ESENSI SUBJEK HUKUM: MANUSIA


DAN BADAN HUKUM. View of Telaah Terhadap Esensi subjek hukum: Manusia Dan
Badan Hukum. https://ejournal.uksw.edu/refleksihukum/article/view/453/311

S.H, M.H, M.Kn, Dr. Y. (2017). Pengantar Ilmu Hukum. Ideas Publishing.

Sayap Bening Law Office. (2021). Gagasan Hukum Menurut Thomas Aquinas. Sayap
Bening Law Office. https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-gagasan-hukum-menurut-
thomas-aquinas

Sinamo, N. (2011). Pengantar Hukum Indonesia. Bumi Intitama Sejahtera.

Suardi. (2017). Masyarakat multikultural Bangsa Indonesia . ResearhGate.


https://www.researchgate.net/profile/Suardi-Suardi/publication/321728030_MASYARAKA
T_MULTIKULTURALISME_INDONESIA/links/5a2e9203a6fdcc196d13a3a8/
MASYARAKAT-MULTIKULTURALISME-INDONESIA.pdf

van Becelaere, F. L. (1903). A summary exposition of Saint Thomas Aquinas’s philosophy


of knowledge. The Philosophical Review, 12(6), 611. https://doi.org/10.2307/2176980 

Anda mungkin juga menyukai