Anda di halaman 1dari 4

Ujian Akhir Semester Filsafat Umum

Dosen Pengampu: Rufus Goang Swaradesy, M. Phil

Disusun Oleh:

Mega Charly Stephani Kaitu (17081697)

Fakultas Psikologi

Universitas Mercu Buana Yogyakarta


2017
1. Jelaskan secara singkat minimal 1 tokoh filsafat!

a. Siapa tokoh yang saudara tulis?


b. Apa aliran/ Mazhab yang dia anut?
c. Apa kata kunci tokoh tersebut?
d. Bagaimana inti pemikirannya secara singkat?

2. Menurut Saudara, Bagaimana keterkaitan Ilmu Filsafat dengan Ilmu Psikologi?

3. Menurut Saudara, Bagaimana Corak Filsafat Indonesia / Nusantara itu?

Jawaban :

1. a. Thomas Hobbes
b. Empirisme
c. Kehendak bebas, determinisme, kontraktarianisme, dan sensasionalisme
d. Menurut Thomas Hobbes semua pengalaman manusia adalah asal dari sebuah
pengetahuan, Hobbes tidak setuju jika dikatakan bahwa pengetahuan berasal sejak
manusia dilahirkan. Hobbes juga berpendapat bahwa yang benar-benar terjadi adalah
jika kita dapat mengamatinya dengan indera yang kita miliki. Dasar pemikirannya
juga tentang manusia dimana manusia itu di gerakkan oleh psikisnya (nafsu), dalam
hal ini nafsu tersebut adalah untuk mempertahankan diri dan merasa takut jika
kehilangan nyawanya. Karena itu menurutnya negara atau pemerintah harus menekan
rasa takut warga negaranya, karena dengan demikian saat manusia di takuti, manusia
itu akan lebih mudah mengendalikkan nafsunya dan dapat hidup lebih baik lagi.

a. George Berkeley
b. Empirisme
c. Sistem metafisik dan pengenalan
d. Menurut George Berkeley, pengenalan hanya mungkit pada benda atau sesuatu
yang kongkret, dalam hal ini dapat dinyatakan dengan indera yang saling bekerjasama
dan juga dengan pengalaman. Menurutnya juga pengalaman dan ide itu adalah sesuatu
yang sama. Selain itu George Berkeley juga berpendapat bahwa tidak ada suatu dunia
yang berada diluar kesadaran manusia, karena dunia adalah ide-ide manusia itu
sendiri.
2. Menurut saya keterkaitan antara ilmu filsafat dengan ilmu psikologi, dimana ilmu
filsafat sangat dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan juga dengan
jiwa sedangkan ilmu psikologi sendiri menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dimana ada pertanyaan disitu ada jawaban atau pemecahan masalah. Dengan adanya
ilmu psikologi juga dapat membantu para ahli filsafat untuk memecahkan pertanyaan-
pertanyaannya dan atau suatu penelitiannya, khususnya yang berkaitan dengan
manusia. Jadi mereka saling melengkapi atau berkaitan satu sama lain.

3. Menurut saya, corak Filsafat Indonesia / Nusantara itu adalah pemikiran filsafat
sebagai landasan atau pedoman hidup bangsa Indonesia sendiri. Yaitu Pancasila dan
kebudayaan Indonesia. Pancasila sebagai pemikiran filsafat di Indonesia telah menjadi
landasan yang kuat bagi bangsa ini, dimana yang kita ketahui bangsa Indonesia adalah
bangsa yang memiliki beragam suku, budaya atau adat istiadat, bahasa dan agama.
Pancasila sangat berperan sebagai landasan bangsa ini, dimana isi pancasila tersebut
dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang sangat beragam ini. Dengan Pancasila
sebagai pemikiran filsafat/ landasan hidup bangsa ini juga dapat mewujudkan
keadilan sosial, manusia yang beradab dan rasa toleransi, tidak hanya itu corak filsafat
di Indonesia ini juga dapat membantu rakyat Indonesia mencapai hidup yang damai,
sejahtera, bahagia, tentram, baik dan lain-lain yang serupa. Dan dapat mewujudkan
apa yang diinginkan bagi bangsa ini. Namun, pda sekarang ini, corak Filsafat
Indonesia yaitu Pancasila sedit demi sedikit telah luntur atau dapat dikatakan tidak
berjalan dengan semestinya, bukan karena kesalahan Pancasila itu sendiri, namun
yang membuat landasan ini pincang adalah masyarakat penganutnya. Sekarang ini,
nilai dari sila-sila yang terkandung dalam pancasila tersebut, tidak lagi benar-benar
terealisasikan dengan baik, buktinya sila pada sila ke - 5 “Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia” , sekarang ini yang banyak terjadi adalah diskriminasi
yang terjadi satu sama lain menunjukkan adanya ketidak adilan dalam bangsa ini.
Membeda-bedakan orang yang satu dengan yang lainnya, contohnya dalam kesehatan,
yang selalu diutamakan adalah orang-orang yang “berduit” atau memiliki jabatan
yang tinggi, sedangkan yang kurang mampu kadang diabaikan walaupun sudah dilihat
keadaannya yang sudah “kritis”. Pada sila ke - 4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan” , sekarang ini nilai
pada sila ke empat ini juga sdah mulai cacat, sekarang dalam bermusyawarah ada
yang dipaksakan kehendaknya dengan cara menyogok maupun mengancam, dan
biasanya yang menjadi korban adalah mereka yang “lemah”. Pada sila ke - 3
“Persatuan Indonesia” , nilai yang terkandung didalamnya juga mulai goyah,
contohnya dalam persatuan bangsa yang kita lihat sekarang ini, banyak yang saling
menjatuhkan satu sama lain hanya demi kepentingan pribadi atau golongan. Ini salah
satu masalah yang bisa menjatuhkan suatu negara, yaitu masalah yang ditimbulkan
oleh rakyatnya sendiri. Pada sila yang ke – 2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab” ,
nilai yang ada pada sila ini juga dipincangkan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Sekrang ini kita melihat banyak sikap semenah-menah terhadap orang lain atau yang
kita kenal sekarang buly. Pada sekarang ini khususnya di kalangan remaja sangat
banyak kejadian bully tersebut, yang menunjukkan adanya ketidak adilan dan tidak
beradabnya seseorang. Dan yang terakhir pada sila yang pertama, “Ketuhanan Yang
Maha Esa” pada sila ini juga, nilai yang terkandung didalamnya sedikit demi sedikit
terkikis, dimana sekarang bahkan ada orang yang bisa dibilang “numpang” agama,
tetapi sebenarnya dia tidak lagi percaya adanya Tuhan,memiliki agama hanya untuk
diakui sebagai warga negara Indonesia. Jadi kesimpulannya corak filsafat di Indonesia
yaitu Pancasila, sudah berada dalam ambang kehancuran. Jadi, saya harap semua
rakyat Indonesia dapat betul-betul memahami apa sebenarnya nilai dari Pancasila
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai