Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER

MANUSIA, PIKIRAN DAN MASALAHNYA

Eny Noviyanti / C / 200100207


2021
Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Akhir Semester
Ibu Annas Fitria Sa’adah, M.Phil pada mata kuliah filsafat keilmuan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang filsafat manusia bagi para pembaca dan
juga bagi penulis
Saya mengucapkan terima kasih Annas Fitria Sa’adah, M.Phil selaku dosen mata kuliah
Filsafat Keilmuan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 25 Januari 2021

Eny Noviyanti

.
A. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia menurut saya adalah Makhluk Tuhan yang memiliki akal dan pikiran.Manusia
memiliki minat yang sangat besar dengan apapun yang berhubungan dengannya sehingga
selalu berpikir dan bertanya-tanya tetang semua hal yang berhubungan dengan manusia dan
selalu mencari kebenarannya. Manusia dalam sudut pandang psikologi adalah individu sosial
yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Manusia tidak mungkin hidup tanpa kelompok,
justru kelompok sosial lah yang menjadikan manusia dapat tumbuh dan berkembang
sebagaimana wajarnya,peroses ini dimulai sejak ia dilahirkan sampai ia mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri.
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa Arabnya, yang berasal dari
kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata
insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya
manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara
keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan makhluk yang lain.
Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan di atas dua kaki, kemampuan berpikir dan
berpikir tersebut yang menentukan hakikat manusia. Manusia juga memiliki karya yang
dihasilkan sehingga berbeda dengan makhluk yang lain.
Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan
ilmu pengetahuan.Letak perbedaan yang mendasar antara keduanya ialah berkisar pada kata
“sistematik” dan “terkendali”. Ada lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal
sehat. Yang pertama, ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori, dan
diuji konsistensi internalnya. Dalam mengembangkan strukturnya, hal itu dilakukan dengan
tes ataupun pengujian secara empiris/faktual. Sedang penggunaan akal sehat biasanya tidak.
Yang kedua, dalam ilmu pengetahuan, teori dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual.
Halnya dengan orang yang bukan ilmuwan dengan cara “selektif”. Yang ketiga, adanya
pengertian kendali (kontrol) yang dalam penelitian ilmiah dapat mempunyai pengertian yang
bermacam-macam. Yang keempat, ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara
fenomena secara sadar dan sistematis.

B. FILSAFAT DAN MANFAAT FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientiarum) karenanya
filsafat yang melahirkan ilmu pengetahuan dan selama kurang lebih 25 abad telah
memengaruhi kehidupan manusia. Sehingga belajar filsafat tetap menjadi hal penting baik
dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun peradaban manusia.
Sudah kodrat manusia untuk selalu mempertanyakan segala peristiwa, keadaan dan sesuatu
dalam hidupnya. Hal ini adalah lumrah, karena segala pertanyaan tersebut adalah asal muasal
dari suatu ilmu yang mendasari segala ilmu yaitu filsafat. Pertanyaan-pertanyaan manusia
yang tidak terjawab oleh ilmupengetahuan lain mungkin juga tidak bisa dijawab dengan
filsafat, namun di sini filsafat menjadi wadah di mana pertanyaan-pertanyaan tersebut
dikumpulkan, diterangkan dan diteruskan.
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan).
Kata ini dapat diartikan sebagai “cinta akan kebijaksanaan”.
Ada 3 hal yang mendorong manusia untuk berilsafat, berikut di antaranya.
1. keheranan (thaumasia); “mata kita memberikan pengamatan bintang-bintang, matahari dan
langit.” - Plato.
2. kesangsian; Agustinus (354-430), Descartes (1596-1650) menunjukkan kesangsian sebagai
sumber utama pemikiran. Manusia heran, kemudian ia ragu-ragu apakah ia telah ditipu
dengan panca indranya?
3. kesadaran keterbatasan: ketika manusia menyadari betapa kecil dan lemahnya ia dibanding
alam semesta di sekelilingnya.
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari kita manfaatkan belajar filsafat salah satunya
menutut saya pencarian dan menyelesaikan masalah dan filsafat memberikan jawaban
terhadap permasalahan yang membuat kita sadar, dan tidak sombong atas keterbatasan
manusia sebagai manusia dengan belajar filsafat kita akan lebih manusiawi dan berfikir kritis
menemukan jawaban dari permasalahan dan menemukan kebenaran.
C. PEMIKIRAN TOKOH TENTANG FILSAFAT MANUSIA
Ada beberapa pandangan para filsuf mengenai manusia, manusia memiliki 2 elemen dalam
dirinya, yaitu jiwa dan tubuh, yang keduanya merupakan elemen yang berdiri sendiri, yang
satu lepas dari yang lain. Jiwa berada di dalam tubuh layaknya dalam sebuah penjara seperti
yang diungkapkan oleh plato (428-348 SM) bahwa tubuh adalah musuh jiwa karena tubuh
penuh dengan berbagai kejahatan dan jiwa berada dalam tubuh yang demikian itu, maka
tubuh merupakan penjara jiwa.

Menurut pemikiran plato jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu nous (akal), thumos
(semangat), ephitumia (nafsu), karena pengaruh nafsu, jiwa manusia terpenjara dalam tubuh.
Hanya kematian yang akan melepaskan jiwa dari belenggu tersebut. Lalu Demokritos (460-
370) mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Jiwapun adalah materi yang terdiri dari
atom-atom khusus yang bundar, halis dan licin, oleh sebab itu tidak saling mengait satu sama
lain. Demikian juga atom-atom yang berbentuk lain.
Kata Plato, kita adalah jiwa.12 Jiwa adalah manusia.13 Kebusukan, kejahatan dan
kecenderungan yang buruk berakar dalam tubuh, karena meditasi manusia adalah meditasi
atas kematian14 sebagai pembebasan dari tubuh.15Tanpa diragukan, pandangan antropologis
tentang manusia yang demikian jelaslah dualistis. Dari itu dapat dipelajari asal usul jiwa dan
hakikatnya. Secara asali jiwa intelektif bersifat abadi-bersama (co-eternal) dewa-i.16
Menurut
pandangan umum Plato17 sudah sejak kekal, ab aeterno, ditetapkan jumlah jiwa, sehingga
semua yang dinamai bukti immortalitas jiwa dalam realitas condong mendemonstrasika
keabadiannya. Tiga argumen dasar untuk itu berasal dari Phaedo: ex reminiscentia (berdasar
atas mite tentang jiwa yang jatuh ke dalam tubuh), ex contrariis (dibangun atas konsepsi
naturalistik universum, yang didominasi oleh hukum pertentangan), dan ex similitudine
animae cum ideis, sejauh jiwa-jiwa merupakan eidos dan ousia. Tambahan pula, menurut
Plato, jiwa tak dapat dihancurkan, bahkan si jahat tak dapat membunuhnya. Oleh karena
hakikat jiwa tidak hancur oleh apapun, yang sungguh-sungguh atau yang sama sekali asing,
maka jiwa selalu eksis. Jikalau jiwa senantiasa demikian, niscaya jiwa immortal.18 Jiwa
menggerakkan dirinya sendiri, dan apa yang menggerakkan dirinya, tidak pernah dapat
binasa.19 Jiwa adalah tahta kebenaran dan demikian immortal.20 Oleh karena itu, jiwa lebih
‘tua’ ketimbang tubuh.21
Filsafat Manusia secara umum bertujuan menyelidiki, menginterpretasi dan memahami
gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia sebagaimana pula halnya dengan ilmu-ilmu
tentang manusia (human studies). Adapun secara spesiik bermaksud memahami hakikat atau
esensi manusia. Jadi, mempelajari filsafat manusia sejatinya adalah upaya untuk mencari dan
menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu.Filsafat manusia suatu cara
atau metode pemikiran yang bertanya tentang sifat dasar dan hakikat dari berbagai kenyataan
yang tampil dimuka kita. Filsafat mencoba menerangi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
apa arti hidup dan kegiatan, kebebasan dan cita? Apakah yang dikatakan kalau bicara tentang
dunia, alam semesta, manusia dan Allah? Filsafat manusia adalah bagian ilsafat yang
mengupas apa arti manusia sendiri. Filsafat manusia disebut juga antropologi filosois yang
mempelajari manusia sepenuhnya, roh serta badannya, jiwa serta dagingnya. Apakah alasan
mempelajari ilsafat manusia?Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan dan
kewajiban untuk menyelidiki arti yang dalam dari ”yang ada”, ”kenalilah dirimu sendiri”.
D. KONFLIK YANG PERNAH SAYA ALAMI
Setiap manusia pasti pernah mengalami sebuah konflik begitu juga saya sebagai manusia.
Terutama saat usia remaja menginjak dewasa yaitu Quarter Life Crisis. quarter life crisis
adalah sebuah periode ketika seseorang cemas, ragu, gelisah, dan bingung terhadap tujuan
hidupnya. Tidak hanya tujuan, kondisi ini terjadi pula pada orang yang ragu pada masa depan
dan kualitas hidup, seperti pekerjaan, asmara, hubungan dengan orang lain, hingga keuangan.
Krisis ini sering dialami mulai memasuki umur 20-30 tahun.
Saya mengalami konflik quarter life crisis di sekitar usia 20 tahun ketika saya belum
memiliki tujan hidup dan bingung saya harus memulai hidup dari mana. Setelah saya lulus
SMK kehilangan saya terasa semakin berat karena saya harus berjuang dengan kemampuan
sendiri untuk mencari uang. Saya tidak memiliki tabungan uang dan memiliki masalah
ekonomi tidak mampu melanjutkan pendidikan. Selain itu saya yang hanya lulusan SMK
sudah cukup kesulitan mencari pekerjan.
E. KONFLIK SAYA DENGAN PEMIKIRAN PLATO
Menurut pemikiran plato jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu nous (akal), thumos
(semangat), ephitumia (nafsu), karena pengaruh nafsu, jiwa manusia terpenjara dalam tubuh.
Untuk memecahkan suatu konflik atau masalah tentu saya kita harus menggunakan akal
(nous) kita sebagai manusia. Berfikir untuk mendapatkan solusi dari masalah hidup kita.
Dalam masalah saya akhirnya saya berfikir untuk mendapatkan pekerjaan agar satu-persatu
masalah dapat terselesaikan. Tidak cukup hanya dengan akal kita juga harus memiliki
semangat untuk menjalankan apa yang telah kita pilih untuk terus menjalankan kehidupan
meskipun banyak masalah. Mengontrol nafsu juga sangat diperlukan untuk memecahkan
masalah yang kita hadapi. Jangan pernah berfikir hidup kita akan berakhir hanya dengan
masalah yang kita hadapi saat ini. Kata Plato jiwa kita abadi. Dan hal yang buruk berasal dari
tubuh kita.
F. KESIMPULAN
Jadi, mempelajari filsafat manusia sejatinya adalah upaya untuk mencari dan menemukan
jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu.Filsafat manusia suatu cara atau metode
pemikiran yang bertanya tentang sifat dasar dan hakikat dari berbagai kenyataan yang tampil
dimuka kita.
Apakah alasan mempelajari ilsafat manusia?Manusia adalah makhluk yang memiliki
kemampuan dan kewajiban untuk menyelidiki arti yang dalam dari ”yang ada”, ”kenalilah
dirimu sendiri”.
Manusia tidak dapat terlepas dari konflik, untuk itu kita harus menggunakan dengan baik akal
dan pikiran yang kita miliki untuk terus berpikir menyelesaikan masalah dan menjadikan kita
manusia yang dapat memanusian manusia lain.
DAFTAR PUSTAKA :
Dr. Raja Oloan Tumanggor dan Carolus Suharyanto,. (2017). Pengantar Filsafat Untuk
Psikologi (2017 ed.). PT. Kanisius.
Hieronymus Simorangkir, Doktor dalam bidang Filsafat lulusan Universitas Gregoriana-
Roma, dosen Filsafat pada Fakultas Filsafat Unika St. Thomas SumateraUtara
1Gerungan.W.A., 1996. Psikologi Sosial.Eresco, Bandung, hlm;22
Sihotang, Kasdin. 2009. Filsafat Manusia. Upaya Membangkitkan Humanisme.Yogyakarta:
Kanisius.
Sihotang, Kasdin dkk. 2012. Critical hinking. Jakarta: Sinar Harapan.
Sihotang, Kasdin. 2014. Kerja Bermartabat. Kunci Meraih Sukses, Jakarta: Atmajaya
12Phaedrus, 245.
13Alcibiades, I, 130 c.
14Phaedo, 81 a.
15Bdk. H. KUHN, “Platon über den Menschen”, dalam Die Frage nach dem Menschen,
Freiburg-Munich 1966, 284-309.
16Meno, Phaedo, Phaedrus. 17Hanya dalam Timaeus Plato mengakui bahwa jiwa dibentuk
oleh dewa-i atas permohonan Demiurge.
18Republic, X, 611 a. 19Phaedrus.
20Meno.21Laws, 892 b.22Theaetetus. 23Republic, X; bdk. J. STENZEL, Das Problem der
Willensfreiheit in der Platonismus, Berlin 1930; Bdk. juga GUGLIELMINO, Il Problema di
libero arbitrio nel sistema platonico, Catania 1936.24Phaedo.

Anda mungkin juga menyukai