Kelas : PAI 1B
NIM : 2003016061
1. Jelaskan perbedaan dan persamaan serta model korelasinya (Hubungan) antara ilmu
Agama dan ilmu yang lainya ?
2. Coba Anda jelaskan secara singkat tanggung Jawab Moral keilmuan dari
pendekatan :
a. Ontologi
b. Epistemologi
c. Aksiologi
3. Mengapa ilmu dianggap tidak mampu menyelesaikan semua persoalan/aspek
kehidupan manusia Mungkinkah kita mengislamkan ilmu dan mengilmukan Islam?
Coba Anda Jelaskan jawaban Anda dengan contoh ?
4. Apakah alasan UIN Walisongo memilih UOS (Unity Of Scinces) sebagai Basis
keilmuaan, dan paradigma apa yang dibangun untuk mewujudkan gagasan Unity Of
Sciences (Kesatuan Ilmu) tersebut ?
5. Coba Anda Jelaskan 5 (lima) Prinsip Unity Of Sciences dan bagaimana Pendekatan
Teo-Anthroposentris yang di pakai UIN Walisongo dalam mengembangkan
paradigma Kesatuan Ilmu (Unity Of Sciences) ?
(Jawaban)
2. a. Ontologi
Ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana
keadaan yang sebenarnya. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada
satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu
berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas
dalam semua bentuknya. Pertanyaaan mendasar yang muncul dalam tataran ontologi
adalah untuk apa penggunaan pengetahuan itu? Artinya untuk apa orang mempunyai
ilmu apabila kecerdasannya digunakan untuk menghancurkan orang lain, misalnya
seorang ahli ekonomi yang memakmurkan saudaranya tetapi menyengsarakan orang
lain, seorang ilmuan politik yang memiliki strategi perebutan kekuasaan secara licik.
b. Epistimologi
Epistemologi adalah ilmu yang membahas secara mendalam segenap proses
penyusunan pengetahuan yang benar. Epistemologi ini mengarah pada pengetahuan
atau teori ilmu pengetahuan. Dalam hal ini kita membahas bagaimana Ilmu
pengetahuan itu diperoleh, dan bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui.
Banyak sekali perdebatan mengenai ilmu pengetahuan. Unsur-unsul Ilmu
pengetahuan antara lain; mengetahui, diketahui, kesadaran mengenai sesuatu yang
diketahui. Dalam hal pendidikan, epistimologi berkaitan dengan metode yang
diberikan oleh guru. Contohnya, Kita harus tahu kenapa pendidikan itu harus
didirikan, dan apa yang melatar belakangi pendidikan di negara ini.
c. Aksiologi
Aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang
ditinjau dari sudut kefilsafatan. Aspek aksiologi filsafat membahas tentang masalah
nilai atau moral yang berlaku dikehidupan manusia. Dari aksiologi, secara garis besar
muncullah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia yaitu
etika dan estetika. Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang
masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat
yang berlaku pada komunitas tertentu. Dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku
yang penuh dengan tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun
terhadap tuhan sebagai sang pencipta. Estetika merupakan bidang studi manusia yang
mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa di dalam
diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam
satu kesatuan hubungan yang menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah
bukan semata-mata bersifat selaras serta bepola baik melainkan harus juga
mempunyai kepribadian.
3. Karena persoalan manusia sedemikian rumit, yaitu serumit manusia itu sendiri,
tetapi kadang dipandang sederhana. Manusia bukan saja merupakan benda fisik yang
tampak hingga bisa dilihat, yaitu berupa tubuhnya, melainkan di dalam tubuh itu
terdapat pikiran, perasaan, harapan, keinginan, dan lain-lain. Memahami manusia
hanya sebatas dari aspek tertentu , misalnya dari aspek fisiknya, tentu tidak cukup.
Fisik atau tubuh manusia itu sebenarnya ada yang menggerakkan, yaitu kekuatan di
dalam dada masing-masing orang. Ilmu pengetahuan dalam bidang apa saja, termasuk
yang ada hubungannya dengan manusia, kajiannya hanya mencukupkan dari aspek
yang tampak, yaitu melalui observasi, eksperimentasi, dan penalaran logis. Padahal
memahami manusia tidak cukup hanya dari aspek yang tampak. Manusia dalam
pengertian yang sebenarnya justru harus dipahami dari aspek yang tidak tampak.
Persoalan manusia yang sedemikian rumit tetapi hanya dipandang dan diselesaikan
secara sederhana, maka akibatnya menjadi tidak pernah final atau tuntas. Persoalan
pendidikan misalnya, manusia dipandang bisa ditingkatkan kualitasnya hanya melalui
beberapa pelajaran yang dianggap penting. Mereka diajari beberapa disiplin ilmu
disesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Seperangkat ilmu yang dirumuskan
menjadi kurikulum dan bahan pelajaran sudah dianggap mampu mengubah atau
membentuk perilaku seseorang. Setelah mereka menguasai bahan pelajaran yang
ditunjukkan melalui nilai ujian, mereka diangap pintar dan mampu memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi dalam menjalani hidupnya. Anggapan tersebut tentu
tidak selalu benar. Orang yang sudah membaca banyak buku dan dinyatakan lulus,
ternyata belum mampu menyelesaikan problem hidupnya. Sekedar mendapatkan
lapangan pekerjaan misalnya, para lulusan lembaga pendidikan ternyata tidak mudah.
Buktinya, pengangguran dari waktu ke waktu semakin bertambah jumlahnya dan
tidak mudah diselesaikan. Mereka itu berasal dari lembaga pendidikan yang
dipandang cukup bermutu sekalipun. Oleh karena itu, seolah-olah ilmu yang diperoleh
tidak ada kaitannya dengan persoalan hidup setelah mereka lulus. Tanda lulus dan
ijazah hanya dijadikan pertanda bahwa yang bersangkutan secara formal telah
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu.
4. Alasan UIN Walisongo memilih UOS (Unity Of Scinces) sebagai Basis keilmuaan
adalah untuk tercapainya tujuan visi UIN Walisongo yaitu Menjadi Universitas Islam
riset terdepan berbasis Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk kemanusiaan dan
peradaban. Selain itu diharapkan untuk bisa menjadi langkah maju mengubah
mindset, paradigma, dan pola pikir pemikiran keilmuan dan peradaban yang di
bangun oleh UIN Walisongo di dalam mengintegrasikan semua ilmu dalam bingkai
kesatuan ilmu (Unity of Science). Paradigma yang dibangun untuk mewujudkan
gagasan Unity Of Sciences (Kesatuan Ilmu) tersebut adalah “Wahdatul Ulum”