RESUME
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Islam
Oleh
Ircham Nizar Fadholi
F0118052
Ekonomi
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia mempengaruhi permintaan terhadap
produk-produk keuangan syariah. Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi
makanan halal tertinggi yaitu USD 17 triliun dari total pengeluaran makanan dan minuman
halal global sebesar USD 1,303 triliun pada tahun 2017. Peringkat Indonesia untuk
ekonomi syariah global meningkat dari ke-11 menjadi ke- 10. Hal ini didorong oleh
peningkatan pada peringkat makanan halal.
Sosial budaya
Indonesia memiliki keunggulan berupa daerah yang menerapkan hukum syariat Islam,
yaitu Aceh. Pemerintahannya memiliki misi untuk memperkuat pelaksanaan syariat Islam
secara sempurna yang tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh.
Kesadaran masyarakat untuk beragama secara komprehensif telah mendorong mereka
berusaha mengonversi konsumsi barang dan jasa menjadi halal. Misalnya terkait lembaga
keuangan mikro, berdasarkan keterangan Dinas Koperasi dan UKM Aceh, hampir seluruh
lembaga keuangan mikro di Aceh telah meminta penerapan prinsip syariah. Mereka
menunggu bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat dalam rangka edukasi dan
sosialiasi penerapan koperasi yang murni sesuai dengan prinsip syariah.
Teknologi
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia menunjukkan peningkatan yang memuaskan.
Berdasarkan perhitungan BPS, kontribusi ekonomi digital terhadap perekonomian Indonesia
terus meningkat. Persentasenya mencapai 3,61 persen pada 2016. Kemudian meningkat
menjadi 4 persen pada 2017. Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus terjadi hingga
mencapai 10 persen dari total nilai PDB Indonesia pada 2018.
Hukum
Undang-undang nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal berisikan kewajiban
semua produk yang beredar di kawasan Republik Indonesia harus memiliki sertifikat halal,
kecuali yang ada keterangan tidak halal di kemasannya. Peratuan ini berlaku mulai 17
Oktober 2019. Sedangkan regulasi terkait perbankan syariah telah diterbitkan sejak satu
dekade silam. Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
menyebutkan prinsip kegiatan usaha perbankan syariah dengan berasaskan prinsip syariah,
demokrasi, ekonomi, dan kehati-hatian. Bank syariah berfungsi sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat selain juga fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal dan
menghimpun dana sosial dalam bentuk wakaf uang. Bank syariah yang telah mendapatkan
izin usaha wajib mencantumkan dengan jelas kata ‘syariah’ pada penulisan nama.
c. Ekonomi Syariah Nasional
Bagi Indonesia, halal adalah potensi ekonomi yang belum secara maksimal
dimanfaatkan. Meski begitu, berbagai langkah sudah diambil oleh Pemerintah dan semua
pemangku kepentingan. Dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah khususnya
sektor industri halal, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dan institusi terkait
berpegang pada prinsip 4 C, yaitu komitmen yang kuat dari pihak-pihak terkait
(commitment), program yang konkrit sehingga mudah untuk diimplementasikan (concrete),
sinergitas antara lembaga dan pihak terkait (collaborative) serta edukasi yang dilakukan
secara intens mengenai nilai lebih dari gaya hidup halal (campaign). Sebagai bagian dari
strategi membangun ekosistem rantai nilai halal tersebut, BI telah melaksanakan berbagai
program pengembangan ekonomi syariah di sektor pertanian, makanan, fesyen, pariwisata,
dan energi terbarukan. Sementara itu, MUI dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
Obatan, dan Kosmetika (LPPOM) berperan sebagai lembaga otoritas sertifikasi halal.
C. Kondisi Ekonomi Regional dan Potensi Pengembangan Ekonomi Syariah
Pertumbuhan ekonomi saat ini menjadi tolak ukur dalam pencapaian pembangunan ekonomi
nasional maupun daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia tercermin dalam angka
pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhan PDRB. Data tersebut
telah disediakan oleh Badan Pusat Statistik secara berkala sehingga dapat menjadi acuan
melihat kinerja masing-masing wilayah dalam level provinsi. Indikator lain untuk melihat
kinerja perekonomian yang juga mencerminkan kesejahteraan daerah adalah PDRB per Kapita.
Potensi pengembangan ekonomi syariah daerah, selain menekankan potensi industri halal juga
mempertimbangkan potensi daya tarik wisata halalnya. dalam pengembangan industri halal,
Masterplan Ekonomi Syariah di antaranya mencakup sampel beberapa daerah yaitu :
D. Metode Penyusunan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia
a. Diskusi
Pengumpulan data dan informasi melalui cara ini diselenggarakan di Jakarta dan berbagai
kota lain: Aceh, Padang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Makassar, dan Banjarmasin.
Pelaksanaannya melalui dua tahap :
FGD Jakarta tahap I
Pada tahap ini, FGD bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi awal dalam
penyusunan strategi utama Masterplan Ekonomi Syariah. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk masing-masing klaster rantai nilai, keuangan Islam, UMKM, Ekonomi Digital serta
ekosistem masterplan ekonomi syariah.
FGD daerah tahap I
FGD di berbagai daerah sampel secara serentak bertujuan untuk mendiskusikan potensi
pengembangan ekonomi syariah pada provinsi dari masing-masing kota tersebut serta
daerah sekitarnya. Hasil yang diperoleh di antaranya adalah gambaran kondisi terkini
ekonomi syariah daerah, rencana pembangunan ekonomi syariah daerah, termasuk
peluang dan tantangannya, serta identifikasi awal sektor potensial untuk masing-masing
daerah.
FGD Jakarta tahap II
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkonfirmasi draft awal Masterplan Ekonomi Syariah
Indonesia. Konsultasi khususnya atas berbagai strategi yang disusun merujuk pada data
dan informasi yang diperoleh dari FGD di Jakarta dan berbagai daerah pada tahap I serta
wawancara mendalam yang telah dilakukan. Tahap ini kembali melibatkan berbagai
pemangku kepentingan khususnya regulator kunci sebagai pelaksana strategi
pembangunan ekonomi syariah yang telah disusun.
FGD daerah tahap II
pelaksanaan FGD ini bertujuan untuk memperoleh tanggapan dan masukan para
pemangku kepentingan ekonomi syariah di daerah atas draft awal Masterplan Ekonomi
Syariah. Tempat pelaksanaannya adalah kota-kota sampel yang sama pada FGD Daerah
Tahap I. Peserta yang dilibatkan adalah pemangku kepentingan ekonomi syariah daerah
yang semakin mengerucut pada sektor-sektor potensial daerah tersebut.
b. Wawancara mendalam dan courtesy visit
Berbagai isu terkait klaster pengembangan ekonomi syariah khususnya yang muncul dalam
FGD diperdalam melalui wawancara mendalam. Narasumber yang dilibatkan khususnya
adalah para pakar klaster terkait. Namun demikian, beberapa narasumber juga berasal dari
kalangan pelaku usaha dan regulator. Pemilihannya berdasarkan pada isu strategis yang
diangkat dan kebutuhan pengumpulan data dalam penyusunan Masterplan. Selain itu, tim
juga menyelenggarakan courtesy visit untuk menyampaikan draft masterplan ekonomi
syariah kepada berbagai institusi kunci seperti Bank Indonesia, OJK, Kementerian
Keuangan, dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Pada kunjungan tersebut
juga diperoleh masukan dan tanggapan untuk menyempurnakan Masterplan.
Rapat dan forum diskusi
Berbagai rapat juga diselenggarakan untuk membahas materi dan isi Masterplan. Forum
diskusi tersebut diselenggarakan selama periode penyusunan sejak tahap awal hingga
finalisasi. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada level teknis dan forum yang lebih tinggi
dengan melibatkan para pengambil keputusan di lembaga pemerintah maupun pemangku
kepentingan lainnya.
Konsultasi publik
Konsultasi publik atas laporan Masterplan dilakukan dalam bentuk seminar di beberapa
kampus. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh masukan dan tanggapan yang lebih luas
lagi baik dari civitas akademika maupun masyarakat umum.
Kesimpulan
Ekonomi syariah diartikan sebagai sistem ekonomi yang berlandaskan prinsipprinsip Islam
(syariah). Fokus utama implementasi pengembangan ekonomi syariah adalah sektor riil, terutama
yang berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Secara lebih spesifik,
yang dipilih adalah sektor produksi dan jasa. Terutama yang sudah menerapkan label halal sebagai
diferensiasi dari produk lain.
Kelebihan yang dapat di ambil dari sistem ekonomi syariah yaitu sistem ini dapat
menumbuhkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, menghapus kemiskinan, mendapatkan keadilan,
tidak menguntungkan seseorang, transparan dan dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi
masyarakat baik muslim maupun non-muslim. Hanya saja kekurangan dari ekonomi syariah yang
ada di Indonesia adalah belum adanya payung hukum untuk perlindungannya.
Konsep ekonomi syariah selalu mengedepankan kejujuran, transparasi dan keadilan yang
membuat sistem ini tumbuh pesat. Perekonomian dengan menggunakan sistem ekonomi syariah ini
masih di pandang sebelah mata di Indonesia, sesungguhnya sistem ini bisa menjadikan satu
alternatif untuk keluar dari masalah krisis global.