Anda di halaman 1dari 10

ALIRAN PERENIALISME

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


FILSAFAT PENDIDIKAN

Oleh:
Arta Sofi Afnan
NIM 22112141019

KELAS A
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS IMLU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
penulis juga saya ucapkan kepada bapak dardiri selaku dosen mata kuliah
psikologi Pendidikan yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk membahas mengenai aliran, sehingga dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang perenialisme dan juga perannya bagi Pendidikan
indonesia
Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dengan beberapa
sumber yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini.Terlepas dari
itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah.

Arta Sofi Afnan

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………...………….1
DaftarIsi………………………………………………………………………............2
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………3
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….3
1.2 Tujuan……………………………………………………………………..3
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………...3
BAB II
ISI…………………………………………………………………………………………….4
A. Sejarah Aliran Perenialisme ………………………………………………..4
B. Landasan Filosofis Perenialisme …………………………………………4
C. Pandangan Perenialisme terhadap Pendidikan …………………….5
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………..6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..6
b. Saran…………………………………………………………………………………….6

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat Pendidikan merupakan 2 istilah yang memiliki makna sendiri-sendiri.
Dalambahasa Yunani filsafat berasal dari kata philosophia yang berarti cinta dan
juga kebijaksanan. Dengan kata lain yaitu kegiatan pemikiran, keyakinan, atau
sikap dari seorang individu yang memiliki ketenangan emosi dan penilaian.
Sedangkan pendidikan memiliki arti suatu proses guna berfikir yang memiliki
upaya logis, kritis, radikal, sistematis, utuh dan menyeluruh tentang problem-
problem yang berkenaan dengan aliran perenialisme.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana sejarah dari perenialisme dan bagaimana landasan filosofis dari
perenialisme ? lalu bagaimana peran aliran tersebut dalam dunia Pendidikan ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahuai latar
belakang dari perenialisme juga mengetahui pandangan aliran perenialisme
terhadap dunia Pendidikan yang sangat dekat dengan setiap individu. Setiap
individu mengalami masa Pendidikan mereka masing masing untuk itu akan
sangat bagus jika kita mengetahui pandangan dari aliran yang berperan dalam
Pendidikan yang disekitar kita
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH ALIRAN PERENIALISME


Aliran perenialisme yaitu suatu aliran tentang pendidikan yang sudah ada sejak abad
ke XX. Aliran perenialisme lahir yang menjadi reaksi terhadap pendidikan
progresivisme dimana aliran ini menekankan pada suatu perubahan dan sesuatu yang
baru. Terdapat 3 tokoh yang membawa pengaruh pendidikan terhadap aliran ini yaitu
Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquinas. Plato (427-347 SM ),adalah filsuf
idealis ,Plato memandang dunia ide sebagai dunia kenyataan . Makan , menurut tokoh
ini ide adalah realitas. Oleh karena itu filsafat plato dipandang beraliran idealism
yang realistis. Dalam tulisannya yang terkenal yaitu berjudul Republik , plato
menunjukan adanya filsafat spekulatif yang tinggi dengan formulasi yang masak. Ia
percaya bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan
kedudukan yang pasti bagi tiap orang atau kelas menurut kapasitasnya masing-
masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebijakan dan
kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi ,dan seterusnya ke
bawah bagi mereka yang mempunyai kualitas yang lebih rendah .Dari atas ke bawah
mengambil urut-urutan para raja,filsuf,perwira,dan prajurit,pekerja tangan atau
budak. Yang paling atas adalah mereka yang telah bertahun tahun mengalami
Pendidikan dan Latihan , dan telah menunjukan sifat superioritasnya dalam melawan
5
berbagai godaan ,serta dapat menunjukan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Dalam buku republic itu dikupas dan dicari standar mengenai kebenaran tertinggi.
Dunia in tetap dan satu jenisnya , sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide
adalah memimpin budi manusia menjadi contoh dunia pengalaman. Dunia ide adalah
berbeda dengan dunia pengalaman. Dunia ide berbeda dengan dunia pengalaman,
yang penangkapannya dilakukan oleh indera. Yang pertama tetap sedangkan yang
kedua berubah-ubah . Dunia kedua ini juga disebut dengan dunia bayang-bayang.
Aristoteles (483-322 SM) sebagai murid dari plato mencoba untuk menghilangkan
pandangan dualistis dari gurunya mengenai dunia , ialah dunia ide dan dunia bayang-
bayang . Untuk ini diciptakanlah teori hilomorfisme , suatu teori bentuk dalam unsur-
unsur, gagasan dalam benda-bendaya atau jiwa dalam badan. Dunia, menurut
Aristoteles adalah tungal , yaitu suatu kesatuan dalam tata kosmis. Untuk ini
Aristoteles mengemukakan teori yang bersendikan atas gambar piramida yang disebut
dengan piramida ontologis Aristoteles.Pada abad pertengahan filsafat Yunani
umumnya dan filsafat Aristoteles khususnya dikatakan pudar.Oemar Amin Hosein ,
dalam bukunya yang berjudul Filsafat Islam , menerangkan bahwa kepudaran
tersebut disebabkan antara lain karena Analisa-analisa dengan akal itu belum tentu
dapat menjawab semua pertanyaan dan mengumpulkan kebenaran yang
sesungguhnya . Miisalnya, Aristoteles mengatakan bahwa baik itu adalah hal yang
membuat semua orang dikatakan baik, tetapi Aristoteles tidak berhasil untuk
menerangkan , mengapa sesuatu yang telah dikatakan baik dapat dianggap tidak baik
oleh orang lain. Pada abad pertengahan tampilah tokoh Thomas Aquinas , seorang
tokoh yang hidup dari tahun 1225 sampai tahun 1274, yang Sebagian dari ajaran-
ajarannya menjadi penentuan perenialisme. Meskipun tokoh ini telah mempelajari
dengan seksama ajaran-ajaran Aristoteles, dikembangkanlah ajaran yang berlainan ,
ajaran ini desebut dengan Thomisme. Mengenai ontology Thomas Aquinas
mengatakan bahwa tuhan lah yang menciptakan segala sesuatu yang ada dindunia ini.
Tuhan adalah maha baik dan segala sesuatu yang menyertai-Nya adalah baik pula .

6
Maka dari itu tidak teplah jika di dunia ini debedakan dengan yang baik dan yang
buruk. Thomas Aquinas mengemukakan bahwa pengetahuan itu mula-mula
merupakan persentuhan dunia luar dengan badan (indera) dan ini masih merupakan
bahan . Budi lalu mengolah bahan itu menjadi pengetahuan . Budi adalah kemampuan
manusia yang tinggi, yang mempunyai cita-cita untuk menuju ke kebenaran sejati
yang bersumber pada tuhan . Selain budi manusia juga memiliki kehendak. Baik budi
maupun kehendak selalu menuju kepada tuhan. Pada uraian diatas jelaslah bahwa
manusia perlu mempunyai dua jenis kepercayaan yaitu yang berdasarkan dari wahyu
dari Tuhan dan yang bersifat rasional. Keduanya perlu bagi pembinaan individu dan
sivilisasi , karena saling menyempurnakan pula .

B. LANDASAN FILOSOFIS PERENIALISME

Manusia adalah makhluk yang bersifat rasional, karena manusia terlahir dengan
fungsi kemanusiaan yang sama. Aliran perenialisme ini membuktikan adanya hukum
rasionalitas masih ada dan benar di sepanjang zaman. Prinsip rasioanalitas yang
berkaitan dengan adanya prinsip kesadaran dan kebebasan dalam setiap gerak
manusia. Ontologis yaitu dasar pemikiran aliran ini. Mereka berpendapat bahwa
system perkembangan pada manusia memiliki hukum natural yang bersifat tetap dan
tidak teratur. Dalam aliran ini juga menjelaskan bahwasanya manusi bersifat rasional
karena unggul dalam intelektualnya dengan tidak meninggalkan seni, keindahannya.
Dan pada hakikatnya manusia memiliki potensi dasar yaitu kemauan, nafsu, dan
fikiran dimana ketiganya harus seimbang dan berjalan agar menjadi manusia yang
kritis.

7
C. PANDANGAN PERENIALISME TERHADAP PENDIDIKAN
Aliran ini dibangun atas dasar keyakinan ontologis, bahwasanya pengetahuan
pendidikan itu sudah ada sejak dulu dengan adanya subyek individu yang sedang
mencari ilmu dan bagaimana ia menggunakan ilmu tersebut. Dan aliran ini
memiliki prinsip dasar dalam mencari kebenaran abadi. Dimana kebenaran ini
dapat kita peroleh dengan latihan intelektual yang menyebabkan fikiran menjadi
teratur. Aliran pendidikan berpendapat bahwa transfer ilmu pengetahuan tentang
kebenaran mutlak. Pengetahuan yaitu hasil akhir/ informasi apabila seseorang
sudah mencari kebenarannya. Karena pada dasarnya setiap pendidikan mencari
data yang valid agar mendapatkan tujuan akhir yaitu kebenaran. Dengan
demikian, solusi untuk menumbuhkan rasa semangat untuk belajar adalah dengan
mendisiplinkan diri. Disiplin mampu diraih dengan melalui disiplin eksternal
terlebih dahulu. Dapat disimpulkan bahwasanya belajar sangat penting untuk
memcahkan suatu problem dengan metode mencari kebenaran pada isi aliran ini,
dengan tanda kutip boleh mengikuti adanya perkembangan teknologi, tetapi tidak
menghilangkan nilai-nilai budaya aslinya. Pada aliran ini atau dikenal dengan
aliran perenialisme aliran masa lampau. Penerapan aliran perenialisme dalam
pendidikan sangat dibutuhkan agar individu tidak menghilangkan nilai-nilai
budaya yang sudah ada.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi filsafat adalah kata philo yang berarti mencintai, dan shopia yang berarti
kebijaksanaan yang memiliki konsep pembelajaran yang relative dan
probabilistic. Dengan demikian, aliran Filsafat Perenialisme adalah sebuah
aliran yang menekankan pada kebenaran, dimana dalam pendidikannya
menjelaskan tentang pentingnya berproses dalam belajar tetapi tidak
mengesampingkan nilai ajaran budayanya. Selain itu aliran ini bersifat
rasional, karena setiap individu memiliki kebebasan dalam hal apapun. Aliran
ini memiliki keyakinan bahwa pada dasarnya manusia sudah memiliki
modalitas belajar yaitu informasi yang berasal dari wahyu tuhan, tetapi kita
sebagai manusia dilatih untuk berfikir, memilah, mencari kebenaran abadi
yang merupakan tugas kita sebagai subjek didik yang sedang mencari
pengetahuan dalam proses belajar. Contoh penerapan perenialisme dalam
pendidikan di Indonesia yaitu berdirinya sekolah-sekolah berbasis agama
seperti muhammadiyah, sekolah kristen, pondok pesantren. Sekolah-sekolah
ini mengedepankan ilmu agama karena dianggap sebagai sesuatu yang
memiliki nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang menjadi pandangan hidup

B. SARAN
Makalah yang telah saya buat masih banyak sekali kekurangan, terutama
banyak poin-poin yang tidak di jelaskan secara mendetail dan mendalam. Dan

9
mungkin masih banyak pula ejaan yang kurang benar, maka penyusun
mengharapkan kritik dan juga saran dari pembaca.

10

Anda mungkin juga menyukai