Anda di halaman 1dari 7

Istilah dan Pengertian dalam Metode Perhitungan Cadangan

Berikut beberapa definisi berdasarkan kamus pertambangan :

Cadangan (reserve) : volume cebakan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis,
setelah dihitung berdasarkan metode tertentu.

Sumber daya mineral (mineral resources) : endapan mineral berharga yang terdapat di
suatu wilayah, baik yang sudah diketahui maupun yang masih bersifat potensi.

Sedangkan dalam SNI (Standar Nasional Indonesia) Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Batubara (Amandemen 1-SNI 13-5014-1998), dijelaskan tentang beberapa pengertian yaitu
sebagai berikut :

Endapan Batubara (Coal Deposit) : endapan batubara adalah endapan yang


mengandung hasil akumulasi material organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan
yang telah melalui proses litifikasi untuk membentuk lapisan batubara. Material
tersebut telah mengalami kompaksi, ubahan kimia, dan proses metamorfosis oleh
peningkatan panas dan tekanan selama periode geologis. Bahan-bahan organik yang
terkandung dalam lapisan batubara mempunyai berat lebih dari 50% atau volume
bahan organik tersebut, termasuk kandungan lengas bawaan (inherent moisture), lebih
dari 70%.

Sumber daya batubara (Coal resources) : sumber daya batubara adalah bagian dari
endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batubara ini
dibagi dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang
ditemukan secara kualitatif oleh kondisi geologi / tingkat kompleksitas dan secara
kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi
cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dan dinyatakan layak.

Keyakinan geologi (Geological Assurance) : keyakinan geologi adalah tingkat


kepercayaan tentang keberadaan batubara yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik
informasi geologi yang meliputi ketebalan, kemiringan lapisan, bentuk, korelasi
lapisan batubara, sebarannya, strukturnya, ketebalan tanah penutuh, kuantitas dan
kualitasnya sesuai dengan tingkat penyelidikan.

Kajian kelayakan (feasibility study) : kajian kelayakan adalah suatu kajian yang rinci
terhadap semua aspek yang bersifat teknis dan ekonomis dari suatu rencana proyek
penambangan. Hasil dari kajian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
keputusan investasi dan sebagai dokumen yang mempunyai nilai komersial (bankable
document) untuk pendanaan terhadap proyek penambangan tersebut. Kajian ini
meliputi seluruh aspek ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran, kebijakan
pemerintah, peraturan / perundang-undangan, lingkungan, serta sosial. Proyeksi
anggaran biaya tentunya harus akurat dan berdasar serta tidak diperlukan lagi
penyelidikan lanjutan untuk membuat keputusan investasi. Informasi pada kajian ini
meliputi angka cadangan yang didasarkan pada hasil eksplorasi rinci, pengujian
model teknis, dan perhitungan biaya operasional.

Tahap eksplorasi : tahap eksplorasi batubara umumnya dilaksanakan melalui empat


tahap, yaitu survey tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan, dan eksplorasi rinci.
Tujuan dari penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi keterdapatan,
keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas dari suatu endapan
batubara sebagai dasar analisis / kajian kemungkinan dilakukannya investasi. Tahap
penyelidikan tersebut juga menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas
sumberdaya batubara yang dihasilkan. Penghitungan sumberdaya batubara dapat
dilakukan dengan berbagai metode diantaranya poligon, penampangan, isopach,
inverse distance, geostatistik, dan sebagainya.
o Survey tinjau (reconnaissance) : survey tinjau merupakan tahap eksplorasi
batubara yang paling awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi daerahdaerah yang secara geologis mengandung endapan batubara yang berpotensi
untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi
geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya antara lain
studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung
lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan menggunakan peta dasar dengan
skala sekurang-kurangnya sebesar 1:100.000.
o Prospeksi (prospecting) : tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi
daerah sebaran endapan batubara yang akan menjadi sasaran eksplorasi
selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini diantaranya, pemetaan
geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi,
pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling),
pencontohan, dan analisis. Metode eksplorasi tidak langsung seperti
penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila jika dianggap perlu
dilakukan.
o Eksplorasi pendahuluan (preliminary exploration) : tahap eksplorasi ini
dimaksudkan untuk mengetahui gambaran awal bentuk tiga dimensi dari
endapan batubara yang meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran,

struktur, kuantitas, dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu
pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi,
pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampang
(logging) geofisika, pembuatan sumuran / paritan uji, dan pencontohan yang
andal. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi dimulai dapat dilakukan.
o Eksplorasi rincian (detailed exploration) : tahapan eksplorasi ini dimaksudkan
untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model dalam bentuk tiga
dimensi dari endapan batubara secara lebih rinci. Kegiatan yang diharuskan
adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2000,
pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan
kondisi geolognya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajian
penyelidikan pendahuluan pada batubara, batuan, air dan lainnya yang
dipandang cukup perlu sebagai bahan pengkajian terhadap lingkungan yang
berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan yang akan diajukan
nantinya.

Metode Perhitungan Cadangan

Industri pertambangan memiliki beberapa karakteristik yang sepertinya tidak


ditemui di dalam industri lain. Beberapa ciri khusus tersebut yaitu :

Non renewable resources / wasting assets. Bahan tambang bersifat tidak


terbaharukan, artinya sekali bahan tambang tersebut ditambang pada suatu
lokasi, maka tidak ada gantinya lagi di tempat lain. Hal inilah yang
mengakibatkan terjadinya kompleksitas akibat kelangkaan dan peningkatan
kebutuhan dari sumber daya tersebut, sehingga diperlukan inventarisasi dan
penggunaan yang tepat guna.

Bahan tambang tidak tersebar merata di permukaan bumi sehingga


keberadaan industri pertambangan selalu bergantung pada dimana
ditemukannya bahan tambang.

Industri pertambangan merupakan suatu industri yang pada akan modal,


padat akan teknologi dan padat waktu, yang dalam operasinya membutuhkan
sinergi dari berbagai disiplin ilmu serta teknologi.

Kenyataan di atas menuntut perlunya diperhatikan hal-hal berikut :

Strategi eksplorasi yang taktis harus diterapkan untuk mengurangi resiko geologi dan
ekonomi

Seluruh penahapan eksplorasi harus berorientasi pada kuantitas

Perhitungan cadangan, mine planning, dan kontrol kadar merupakan 3 (tiga) hal yang
saling komplemen dalam menentukan efisiensi operasi tambang.

Kontrol kadar untuk memveerifikasi hasil penaksiran kadar hingga produk akhir
pabrik pengolahan.

Perhitungan cadangan dan kontrol kualitas sangat dipengaruhi oleh mine planning.

Note :

Jumlah sumberdaya (resource) hasil dari kuantifikasi dari tahap reconnaissance,


eksplorasi pendahuluan, ekplorasi lanjit, dan eksplorasi detil.

Jumlah cadangan (reserve) hasil dari kuantifikasi dari tahapan studi kelayakan,
development, dan operasional.

Tahap operasional tambang dimulai dari long term mine planning, short term mine
planning, verifikasi hasil penambangan

Pengawasan Umum "Eksplorasi Bahan Galian"


Minggu, November 17, 2013 Mining, Reserve Calculation Method, Theory of
Mining No comments

Pengawasan eksplorasi dilaksanakan terhadap pemegang IUP, meliputi administratif dan


teknis, untuk setiap tahap yang dilakukan. Objek pengawasan eksplorasi tercantum dan
diuraikan berikut ini.

1. Pengawasan Administratif
a. Perizinan
Dalam SK IUP tercantum nomor perizinan, masa berlaku, lokasi administratif dan
geografis, tahap eksplorasi, dan luas wilayah usaha pertambangan. Apabila
wilayah IUP bertumpang tindih dengan kepentingan lain di bawah instansi lain
(kehutanan, perkebunan, dll), maka pemegang IUP harus menyertakan bukti
rekomendasi danpersetujuan dari instansi terkait. Semua dari
perizinan/rekomendasi/persetujuan tersebut yang berkaitan dengan IUP, harus

dilampirkan dalam laporan tahunan dan laporan akhir, termasuk juga


perpanjangan waktu dan wilayah penciutannya.

b. Rencana kerja dan biaya


Rencana kerja dan biaya harus mengikuti tata cara dan peraturan yang berlaku,
mencakup maksud dan tujuan, waktu, jenis dan volume kegiatan, tenaga
pelaksana dan keahliannya, peralatan dan spesifikasinya, serta rencana biaya
sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan.

c. Pelaporan
Pengawasan pelaporan meliputi pemeriksaan laporan kegiatan kemajuan
eksplorasi triwulan dan tahunan secara berkala, dan laporan akhir eksplorasi.
Sistematika dan tata cara pelaporan harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Untuklaporan tahunan dan akhir harus dilengkapi dengan lampiran
peta-peta, data hasil penyelidikan dan surat-surat perizinan.

Lampiran-lampiran yang melengkapi laporan antara lain SK IUP dan SK lain yang
berkaitan, termasuk data hasil penyelidikan, peta lokasi, peta daerah prospek,
peta geologi, peta topografi, dan peta anomali.

Istilah dan Definisi "Pengawasan Eksplorasi Bahan Galian"

Pengawasan eksplorasi
pengecekan, pengujian, dan pembinaan terhadap kegiatan eksplorasi bahan
galian untuk memantau perkembangannya, termasuk ketepatan penggunaan
metode eksplorasi dan prosedur pengolahan data, agar eksplorasi berjalan
dengan baik dan benar.

Izin Usaha Pertambangan (IUP)

Izin yang diberikan kepada bahan hukum Indonesia, koperasi atau perorangan
untuk melaksanakan usaha di bidang pertambangan umum.

Pertambangan umum
Kegiatan usaha pertambangan bahan galian, kecuali minyak dan gas bumi.

Titik pengamatan
Lokasi dimana dilakukan pengamatan, pengambilan percontoh, pengeboran,
pengukuran, dan/ atau lokasi pengambilan data.

Due diligence
Pengujian kembali secara menyeluruh dan independen terhadap suatu kasus
untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya.

Komoditas
Bahan galian yang dapat diperdagangkan secara ekonomis.

Pengawasan administratif
Pengawasan yang dilakukan karena persyaratan yang bersifat administratif bagi
pemegang IUP, yaitu perizinan, rencana kerja dan biaya, serta pelaporan.

Pengawasan teknis
Pengawasan yang dilakukan karena persyaratan yang bersifat teknis bagi
pemegang IUP, yaitu pematokan batas wilayah IUP, jenis dan volume pekerjaan,
prosedur pengolahan data, tenaga pelaksana, dan peralatan yang digunakan.

Prosedur korelasi
Cara dan metode yang digunakan untuk melakukan korelasi harus tepat, baik
korelasi secara langsung maupun tidak langsung, harus didukung oleh data yang
cukup, akurat dan benar, sehingga hasil korelasi dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai