Cadangan (reserve) : volume cebakan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis,
setelah dihitung berdasarkan metode tertentu.
Sumber daya mineral (mineral resources) : endapan mineral berharga yang terdapat di
suatu wilayah, baik yang sudah diketahui maupun yang masih bersifat potensi.
Sedangkan dalam SNI (Standar Nasional Indonesia) Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Batubara (Amandemen 1-SNI 13-5014-1998), dijelaskan tentang beberapa pengertian yaitu
sebagai berikut :
Sumber daya batubara (Coal resources) : sumber daya batubara adalah bagian dari
endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batubara ini
dibagi dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang
ditemukan secara kualitatif oleh kondisi geologi / tingkat kompleksitas dan secara
kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi
cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dan dinyatakan layak.
Kajian kelayakan (feasibility study) : kajian kelayakan adalah suatu kajian yang rinci
terhadap semua aspek yang bersifat teknis dan ekonomis dari suatu rencana proyek
penambangan. Hasil dari kajian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
keputusan investasi dan sebagai dokumen yang mempunyai nilai komersial (bankable
document) untuk pendanaan terhadap proyek penambangan tersebut. Kajian ini
meliputi seluruh aspek ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran, kebijakan
pemerintah, peraturan / perundang-undangan, lingkungan, serta sosial. Proyeksi
anggaran biaya tentunya harus akurat dan berdasar serta tidak diperlukan lagi
penyelidikan lanjutan untuk membuat keputusan investasi. Informasi pada kajian ini
meliputi angka cadangan yang didasarkan pada hasil eksplorasi rinci, pengujian
model teknis, dan perhitungan biaya operasional.
struktur, kuantitas, dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu
pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi,
pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampang
(logging) geofisika, pembuatan sumuran / paritan uji, dan pencontohan yang
andal. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi dimulai dapat dilakukan.
o Eksplorasi rincian (detailed exploration) : tahapan eksplorasi ini dimaksudkan
untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model dalam bentuk tiga
dimensi dari endapan batubara secara lebih rinci. Kegiatan yang diharuskan
adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2000,
pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan
kondisi geolognya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajian
penyelidikan pendahuluan pada batubara, batuan, air dan lainnya yang
dipandang cukup perlu sebagai bahan pengkajian terhadap lingkungan yang
berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan yang akan diajukan
nantinya.
Strategi eksplorasi yang taktis harus diterapkan untuk mengurangi resiko geologi dan
ekonomi
Perhitungan cadangan, mine planning, dan kontrol kadar merupakan 3 (tiga) hal yang
saling komplemen dalam menentukan efisiensi operasi tambang.
Kontrol kadar untuk memveerifikasi hasil penaksiran kadar hingga produk akhir
pabrik pengolahan.
Perhitungan cadangan dan kontrol kualitas sangat dipengaruhi oleh mine planning.
Note :
Jumlah cadangan (reserve) hasil dari kuantifikasi dari tahapan studi kelayakan,
development, dan operasional.
Tahap operasional tambang dimulai dari long term mine planning, short term mine
planning, verifikasi hasil penambangan
1. Pengawasan Administratif
a. Perizinan
Dalam SK IUP tercantum nomor perizinan, masa berlaku, lokasi administratif dan
geografis, tahap eksplorasi, dan luas wilayah usaha pertambangan. Apabila
wilayah IUP bertumpang tindih dengan kepentingan lain di bawah instansi lain
(kehutanan, perkebunan, dll), maka pemegang IUP harus menyertakan bukti
rekomendasi danpersetujuan dari instansi terkait. Semua dari
perizinan/rekomendasi/persetujuan tersebut yang berkaitan dengan IUP, harus
c. Pelaporan
Pengawasan pelaporan meliputi pemeriksaan laporan kegiatan kemajuan
eksplorasi triwulan dan tahunan secara berkala, dan laporan akhir eksplorasi.
Sistematika dan tata cara pelaporan harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Untuklaporan tahunan dan akhir harus dilengkapi dengan lampiran
peta-peta, data hasil penyelidikan dan surat-surat perizinan.
Lampiran-lampiran yang melengkapi laporan antara lain SK IUP dan SK lain yang
berkaitan, termasuk data hasil penyelidikan, peta lokasi, peta daerah prospek,
peta geologi, peta topografi, dan peta anomali.
Pengawasan eksplorasi
pengecekan, pengujian, dan pembinaan terhadap kegiatan eksplorasi bahan
galian untuk memantau perkembangannya, termasuk ketepatan penggunaan
metode eksplorasi dan prosedur pengolahan data, agar eksplorasi berjalan
dengan baik dan benar.
Izin yang diberikan kepada bahan hukum Indonesia, koperasi atau perorangan
untuk melaksanakan usaha di bidang pertambangan umum.
Pertambangan umum
Kegiatan usaha pertambangan bahan galian, kecuali minyak dan gas bumi.
Titik pengamatan
Lokasi dimana dilakukan pengamatan, pengambilan percontoh, pengeboran,
pengukuran, dan/ atau lokasi pengambilan data.
Due diligence
Pengujian kembali secara menyeluruh dan independen terhadap suatu kasus
untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya.
Komoditas
Bahan galian yang dapat diperdagangkan secara ekonomis.
Pengawasan administratif
Pengawasan yang dilakukan karena persyaratan yang bersifat administratif bagi
pemegang IUP, yaitu perizinan, rencana kerja dan biaya, serta pelaporan.
Pengawasan teknis
Pengawasan yang dilakukan karena persyaratan yang bersifat teknis bagi
pemegang IUP, yaitu pematokan batas wilayah IUP, jenis dan volume pekerjaan,
prosedur pengolahan data, tenaga pelaksana, dan peralatan yang digunakan.
Prosedur korelasi
Cara dan metode yang digunakan untuk melakukan korelasi harus tepat, baik
korelasi secara langsung maupun tidak langsung, harus didukung oleh data yang
cukup, akurat dan benar, sehingga hasil korelasi dapat diterima.