PENDAHULUAN
Sumber Hidrokarbon utama di alam adalah minyak bumi. Penggunaan minyak bumi
sangat luas, terutama bahan bakar dan juga bahan baku di industri petrokimia.
Bagaimana sebenarnya mengeksplorasi minyak dan gas bumi sampai menjadi produk
yang berguna.
Oleh karena itu, penyusun memilih eksplorasi minyak dan gas bumi untuk dijadikan
bahan makalah ini. Di latar belakangi dengan keinginan penyusun untuk lebih
mendalami, bukan saja hanya mengetahui sejarah dari minyak bumi itu sendiri.
Makalah ini berisikan hal-hal mengenai Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi, mulai dari
Pengertian, Perencanaan Exsplorasi, Operasi Explorasi, Penilaian dan Prognosis Prospek,
Pemboran Explorasi, Pengembangan dan reevaluasi.
1
BAB II
Explorasi atau pencarian Minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset
dilakukan oleh para Geologist, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka
adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik
(mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana
dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad
renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk
sehingga jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen,
endapan dari sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi.
Di sini kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan
tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan gas alam
tersebut. Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka
minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(anrenewable).
2
2.2 Perencanaan Explorasi
Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran,
maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar
eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.
Target eksplorasi
jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan
pencarian model-model geologi yang sesuai.
Pemodelan eksplorasi
menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi,
menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan,
dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan, serta
penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
geologi yang diperoleh.
Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan
geologi endapan yang dicari.
Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya
serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).
Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan
galian yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi
batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu
endapan bahan galian.
3
Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :
Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi
beberapa faktor lain, seperti :
4
Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan
maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.
Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh
pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured) £ 400 m antar
titik observasi.
Operasi eksplorasi
1. Survey Geologi Permukaan
Pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat dilakukan jika memang
terdapat singkapan pada rintisan dan juga di sepanjang sungai.
2. Survey Seismik
Untuk survey detail, metoda seismik merupakan metoda yang paling teliti dan dewasa
ini telah melalupaui kemampuan geologi permukaan. Metoda yang digunakan adalah khusus
metoda refleksi. Walaupu pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah dilakukan, untuk
penentuan kedalaman objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan
menghasilkan minyak.
3. Survey Gravitasi Detail
Survey gravitasi detail kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailkan adanya
suatu tutupan (closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrusi kubah garam (salt
dome) atau suatu terumbu, dari stu diharapkan terdapatnya kontras dalam gravitasi antara
lapisan penutup dengan batuan reservoir atau batuan garam. Metoda ini sudah agak jarang
digunakan karena teknologi seismik sudah semakin maju.
5
2.4 Penilaian dan Prognosis Prospek
Prognosis (lokasi yang tepat, kedalaman akhir, latar belakang geologi, lapisan yang
diharapkan, kedalaman puncak formasi yang ditembus, jenis survey lubang bor/log)
Prognosis
Semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian, kemudian
dipilih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua proses ini haruslah
diberi prognosis. Yang dimaksud dengan prognosis adalah rencana pemboran secara
terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada
kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi:
1. Lokasi yang tepat
Lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah kesalahan
dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat lokasi
tersebutpenentuannya dilakukan dari pengukuran seismik, terutama jika tutupan ditentukan
oleh metoda seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan
dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik, juga dari
titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali
sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak diketemukan.
2. Kedalaman Akhir
Kedalaman akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan dasar cekungan
sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penentuan kedalaman akhir ini
sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama pemboran itu
akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu ita sewa. Penentuan
kedalaman akhir ini didasarkan atas data seismik, setelah dilakukan korelasi dengan semua
sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan
dasar.
3. Latar Belakang Geologi
Alasan untuk pemboran didasarkan atas latar belakang geologi. Maka harus
disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, formasi yang diharapkan terdapat di daerah
tersebut, alasan pemboran eksplorasi di lakukan di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan
juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.
6
4. Objektif atau Lapisan Reservoir yang Diharapkan
Ini biasanya sudah ditentukan dari stratigrafi regional dan juga diikat dengan refleksi
yang didapat dari seismik. Objektif lapisan reservoir ini harus ditentukan pada tingginya
kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran, hal mana diperoleh oleh dari
perhitungan kecepatan rambat seismik.
5. Kedalaman Puncak Formasi yang akan Ditembus
Juga dalam prognosis ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang akan dilalui
bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari batas seismik.
6. Jenis Survey Lubang Bor yang akan Dilaksanakan
Pada setiap pemboran eksplorasi selalu dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi
misalnya peng-log-an lumpur, cutting, listrik, radioaktif, dsb. Sebaiknya pada pemboran
eksplorasi dilakukan survey yang lengkap, selain itu juga harus direncanakan apakah akan
dilakukan pengambilan batu inti (core) atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga pada ahli geologi juga harus bekerja sama dengan
bagian eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan demikian diharapkan diperoleh hasil yang
sangat baik dalam pengembangan suatu lapangan nantinya.
PEMBORAN EKSPLORASI
Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari hasil
survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya panasbumi
yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pemboran sumur
eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya
sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki dan menguji model system panasbumi yang
dibuat berdasarkan data-data hasil survei rinci.
Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga
mengandung energi panasbumi. Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 – 5 sumur eksplorasi.
Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan dari data hasil
survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya
dibor hingga kedalaman 1000 – 3000 meter.
Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success ratio pemboran sumur panas
bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success ratio dari pemboran sumur panasbumi
7
umumnya 50 – 70%. Ini berarti dari empat sumur eksplorasi yang dibor, ada 2 – 3 sumur
yang menghasilkan.
Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan apakah
perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi yang ada telah cukup
untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber daya. Apabila beberapa sumur
eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka perlu dipelajari apakah lapangan tersebut
menarik untuk dikembangkan atau tidak.
8
Tujuan-tujuan pengembangan lapangan minyak dan gas :
2. mengetahui fakta, informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengontrol operasi
pengangkatan minyak atau gas bumi;
4. menentukan jumlah minyak dan tingkat perolehan dan menentukan kontrol operasi dan
waktu yang tepat demi pengembangan suatu lapangan minyak dan gas.
Pengembangan lapangan minyak dan gas yang baik adalah pengembangan yang
direncanakan secara matang dan mempertimbangkan berbagai aspek kualitatif serta
kuantitatif, baik secara teknis maupun non-teknis. Pengembangan wajib menggunakan
pendekatan multidisiplin keilmuan, terutama bidang geologi, geofisika, reservoir, teknik
produksi, dan ekonomi agar sumber daya migas yang ada di alam dapat dieksploitasi dan
dimanfaatkan seefisien mungkin, dan membawa keuntungan untuk semua pihak baik dalam
skala makro maupun mikro.
9
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam seperti munyak bumi, gas batu
bara, dan lain sebagainya. Maka dari itu akan sangat menghasilkan sekali apa bila
sumberdaya tersebut di eksploitasi. namun bukan eksploitasi besar-besaran yang
dimaksudkan tetapi eksploitasi yang ber wawasan dengan lingkungan.ekspolitasi yang
memperhatikan dampak sebab akibat serta cara menanggulanginya.
Sebaiknya kepada merka yang berkecimpung dalam dunia industry terutama dalam
bidang pengeksploitasian sumberdaya alamagar lebih berhati-hati dalam mengeksploitasi dan
memperhatikan dampak dari eksploitasi yang dilakukanya itu.
10
DAFTAR PUSTAKA
www.slideshare.net/ninagstina/perencanaan-pengembangan-lapangan-minyak-dan-gas
http://www.slideshare.net/ninagstina/perencanaan-pengembangan-lapangan-minyak-dan-gas
https://id.wikipedia.org/wiki/Geologi_minyak_bumi
http://khairdblackbeard.blogspot.co.id/2012/03/eksplorasi-migas-panas-bumi.html
http://victornainggolan.blogspot.co.id/2013/10/eksplorasi-merupakan-kegiatan-penting.html
http://migaswisnuadik.blogspot.co.id/2012/10/eksplorasi-migas.html
http://migaswisnuadik.blogspot.co.id/2013/07/kegiatan-eksplorasi-minyak-bumi.html
https://fileq.wordpress.com/2012/02/27/desain-dan-perencanaan-eksplorasi/
http://curahanilmu.blogspot.co.id/2009/05/makalah-mengenai-minyak-bumi-dan-gas.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_minyak_bumi
11