Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ALAT UKUR DAN METODA PENGUKURAN FISIKA

“ALAT UKUR ELEKTRONIK PADA INSTRUMENTASI FISIKA :


MAGNETOMETER”
Diajukan untuk memenuhi tugas makalah alat ukur dan metoda pengukuran fisika

Kelompok : 5

1. Hazrati Ashel (14033030)


2. Mimo Putra Ardiansyah (14033035)
3. Nessa Aqila (14033014)
4. Yosi Febriani (14033024)

Dosen Pembimbing : Dr. Yulkifli, S.Pd, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan


rahmat dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah alat ukur dan metoda
pengukuran fisika ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam untuk nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan umatnya
untuk terus menuntut ilmu dan mengembangkan potensi serta inovasi baru, sehingga umat
manusia dapat terus maju dan hidup sejahtera.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah alat ukur dan
metoda pengukuran fisika yang telah memberi kami kesempatan untuk membahas makalah
tentang magnetometer.

Kami mohon maaf apabila ada kesalahan pada materi makalah yang kami tulis.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua terutama kelompok kami sendiri.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Padang, 28 Mei 2015

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................1

Kata pengantar ..............................................................................2

Daftar isi .......................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................4

1.2 Rumusan masalah ..................................................................4

1.3 Tujuan ....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan fungsi magnetometer ....................................5

2.2 Jenis-jenis magnetometer ......................................................6

2.3 Konsep fisika dalam magnetometer ......................................14

2.4 Aplikasi magnetometer .........................................................16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................21

Daftar pustaka ............................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya peralatan elektronik mulai dari alat-alat
sederhana hingga alat yang lebih kompleks. Alat-alat elektronik ini dapat membantu kita
dalam melakukan berbagai usaha pengukuran. Alat-alat ini juga dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. Alat-alat elektronik yang ada pada saat ini tidak lagi hanya mengukur satu
besaran saja, tetapi ada alat ukur yang dapat mengukur beberapa besaran dalam satu alat.

Pada makalah ini, kelompok kami akan memfokuskan pada alat ukur magnetometer.
Magnetometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya kuat medan
magnet pada suatu daerah atau tempat. Alat ini banyak digunakan pada pabrik-pabrik,
bandara, dan lain-lain. Medan magnet merupakan fenomena fisika yang berkaitan dengan
besaran listrik. Arus listrik menimbulkan medan magnet dan sebaliknya arus listrik dapat
ditimbulkan dari magnet yang digerakkan di dekat kumparan kawat, hukum induksi Faraday.
Untuk mengetahui kuantitas dan arahnya, medan magnet perlu diukur. Medan magnet
dinyatakan dalam satuan Tesla, sebagai contoh medan magnet bumi normal di dekat garis
ekuator besarnya sekitar 45.000, nano Tesla, dengan arah utara-selatan.

1.2 Rumusan Makalah

1. Apa yang dimaksud dengan magnetometer dan apa fungsi alat tersebut?
2. Apa saja jenis-jenis alat ukur magnetometer?
3. Bagaimana konsep fisika yang ada pada alat ukur magnetometer?
4. Apa saja aplikasi magnetometer dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian dan fungsi magnetometer.


2. Mengetahui jenis-jenis alat ukur magnetometer.
3. Mengetahui konsep fisika yang ada pada alat ukur magnetometer.
4. Mengetahui aplikasi magnetometer dalam kehidupan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Magnetometer

Magnetometer adalah sebuah instrumen pengukuran yang digunakan untuk dua tujuan
umum yaitu untuk mengukur magnetisasi bahan magnetik seperti feromagnet atau untuk
mengukur kekuatan medan magnet dan dalam beberapa kasus untuk menentukan arah medan
magnet pada suatu titik dalam ruang angkasa (juga dikenal sebagai Gaussmeter atau
magnetometer survei). Magnetometer pertama kali ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss pada
tahun 1833 dan perkembangan penting dalam abad ke-19 termasuk Hall Effect yang masih
banyak digunakan (http://id.wikipedia.org/wiki/Magnetometer diakses pada 7 Mei 2015
pukul 21.42 WIB).

Sistem Internasional Satuan satuan ukuran kekuatan medan magnet adalah tesla.
Karena ini adalah unit yang sangat besar, pekerja di ilmu bumi biasanya menggunakan
nanotesla (nT) sebagai unit kerja mereka ukuran. Insinyur sering mengukur medan magnet di
Gauss . 1 Gauss = 100.000 nT atau 1 Gauss = 100.000 gamma.

(http://selvifoni.blogspot.com/2012/06/variometer.html diakses pada 7 Mei 2015 pukul 21.27


WIB)

5
Beberapa negara menggolongkan magnetometer yang sensitif sebagai teknologi
militer. Salah satu kegunaan magnetometer yang paling umum adalah pada proses screening
di bandara untuk melihat apakah seseorang membawa senjata berbahaya ke atas pesawat. 

2.2 Jenis-jenis Magenetometer


Alat ukur medan magnet bumi digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu :
A. Magnetometer, alat ukur untuk besaran medan magnet lebih kecil dari 1 mT, terdiri dari
a. Alat yang mengukur besar medan dan arahnya (vektor)
• Kumparan kawat (search coil)
• Fluxgate magnetometer
• SQUID
• Magnetoresistive
• Fiber optik
b. Alat yang mengukur besarnya saja (skalar)
• Proton Precession Magnetometer
• Optically Pumped Magnetometer

B. Gaussmeter, lat ukur untuk besar medan magnet lebih besar dari 1 mT
a. Hall effect
b. Magnetoresistive
c. Magnetodiode
d. Magnetotransistor

Alat ukur medan magnet mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, dengan


demikian sensitivitas dan kegunaannya juga berbeda-beda, tabel 1 menyajikan karakteristik
alat ukur medan magnet.

Tabel 1. Karakteristik alat ukur medan magnet.


Alat Ukur Jangkauan Ukur (m T)
Kumparan 10-10 - 106
Fluxgate 10-4 – 0.5
SQUID 10-9 – 0.1
Hall effect 0.1 – 3*104
Magnetoresistance 10-3 – 5
Proton precession 0.02 – 0.1
Optically pumped 0.01 – 0.1

6
(http://elisa.ugm.ac.9diakses pada 7 Mei 2015 pukul 21.27 WIB)

Magnetometer dapat dibagi menjadi dua tipe dasar:

1. Magnetometer skalar mengukur kekuatan total dari medan magnet yang mereka
dikenakan, dan

2. Magnetometer vektor memiliki kemampuan untuk mengukur komponen medan magnet


pada arah tertentu, relatif terhadap orientasi spasial perangkat.

Magnetometer juga dapat diklasifikasikan sebagai jenis "AC" yang mengukur medan
yang bervariasi relatif cepat dalam waktu, dan "DC" jenis yang mengukur medan yang
bervariasi secara perlahan, jika sama sekali (kuasi-statis). AC magnetometer menemukan
digunakan dalam sistem elektromagnetik (seperti magnetotellurics ), dan DC magnetometer
yang digunakan untuk mendeteksi mineralisasi dan struktur geologi yang sesuai.

Vektor magnetometer

Medan magnet bumi di suatu titik tertentu adalah vektor, bukan hanya nilai numerik,
tetapi juga poin dalam arah tertentu. Arah adalah tiga-dimensi, tidak hanya utara-selatan,
tetapi juga kecenderungan dari horisontal. Sebuah kompas magnetik ini dirancang untuk
memberikan horisontal bantalan arah; magnetometer vektor mengukur besar dan arah medan
magnetik total.

Magnetometer vektor elektronik mengukur satu atau lebih komponen dari medan
magnet. Menggunakan tiga magnetometer ortogonal, baik azimuth dan dip (kemiringan)
dapat diukur. Dengan mengambil akar kuadrat dari jumlah kuadrat komponen kekuatan
magnet medan total (juga disebut intensitas magnetik total, TMI) dapat dihitung dengan
teorema Pythagoras.

Magnetometer Skalar

Skalar magnetometer mengukur kekuatan medan total magnet tapi tidak arahnya. Ini
termasuk Proton Presesi, Overhauser, dan berbagai alkalitermasuk instrumen uap Cesium,
Helium dan Kalium. Magnetograph adalah magnetometer khusus yang terus menerus catatan
data. (http://goepis.com/?p=4752diakses pada 7 Mei 2015 pukul 21.27 WIB)

Rotating kumparan magnetometer

7
Medan magnet menginduksi gelombang sinus dalam berputar kumparan. Amplitudo
dari sinyal sebanding dengan kekuatan lapangan, asalkan itu adalah seragam, dan ke sinus
dari sudut antara sumbu rotasi kumparan dan garis-garis medan. Jenis magnetometer adalah
usang.

Aula magnetometer efek

Perangkat yang paling umum penginderaan magnetik solid-state efek Hall sensor.
Sensor ini menghasilkan tegangan sebanding dengan medan magnet diterapkan dan juga
polaritas akal. Mereka digunakan dalam aplikasi di mana kekuatan medan magnet yang
relatif besar, misalnya dalam anti-lock sistem pengeremandi mobil untuk merasakan
kecepatan putaran roda melalui slot di disk roda.

Proton Precession Magnetometer (PPM)

Proton Precession Magnetometer adalah instrument geofisika yang digunakan untuk


mengukur kekuatan medan magnet Bumi, pengukuran medan magnet Bumi ini bertujuan
untuk mengetahui lokasi deposit mineral, situs arkeologi, material di bawah tanah, atau objek
dibawah permukaan laut seperti kapal selam atau kapal karam dan lain sebagainya.

Komponen sensor pada proton precession magnetometer adalah tabung silinder yang
berisi cairan penuh atom hidrogen yang dikelilingi oleh lilitan kabel. Cairan yang digunakan
umumnya terdiri dari air, kerosin, dan alkohol. Sensor tersebut dihubungkan dengan kabel ke
unit yang berisi sebuah power supply, sebuah saklar elektronik, sebuah amplifier, dan sebuah
pencatat frekuensi.

Ketika saklar ditutup, arus DC mengalir dari baterai ke lilitan, kemudian memproduksi
kuat medan magnet dalam silinder tersebut. Atom hidrogen (proton) yang berputar seperti
dipol magnet, menjadi sejajar dengan arah medan (sepanjang sumbu silinder). Daya listrik
kemudian memotong lilitan dengan membuka saklar. Karena medan magnet Bumi
menghasilkan torsi (tenaga putaran) pada putaran atom hydrogen, maka atom hydrogen
memulai presesi disekitar arah total medan Bumi. Presesi tersebut menunjukkan medan
magnet dalam berbagai wktu (time-varying) yang mana menginduksi sedikit arus AC pada
lilitan tersebut. Frekuensi pada arus AC memiliki persamaan dengan frekuensi presesi atom
tersebut. Karena frekuensi presesi berbanding dengan kuat medan total dan karena konstanta
perbandingan diketahui, maka kuat medan total dapat ditetapkan dengan akurat.

8
Sensor alat ini terdiri dari bahan yang banyak mengandung hidrogen (inti atom higrogen
adalah proton), misalnya kerosen. Bahan kerosen dimasukkan ke dalam tempat yang terbuat
dari bahan bukan logam (misalnya tabung PVC) yang dililiti dengan kawat (kumparan).
Proton dalam bahan mempunyai momen magnetik yang arahnya random, bila pada kumparan
dilewatkan arus listrik, maka momen magnetik proton akan terarah sesuai arah medan magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Bila arus listrik diputus, maka
arah momen magnetik proton akan kembali kearah semula sambil berpresesi. Presesi proton
ini menimbulkan ggl induksi pada kumparan, frekensi presesi proton tergantung pada medan
magnet luar ( H ) yang mempengaruhi, jadi dengan mengukur frekuensi ggl induksi sama
dengan mengukur intensitas medan magnet H (total).

Proton Precession Magnetometer

Prinsip kerja Proton Procession Magnetometer adalah dengan proton yang ada pada
semua atom memintal atau berputar pada sumbu axis yang sejajar dengan medan magnet
Bumi. Normalnya, proton cenderung untuk sejajar dengan medan magnet Bumi. Ketika
subjek diinduksi medan magnet (dibuat sedemikian), maka proton dengan sendirinya akan
menyesuaikan dengan medan yang baru. Dan ketika medan baru itu dihentikan maka proton
akan kembali seperti semula yang sejajar dengan medan magnet Bumi. Saat terjadi perubahan
kesejajaran, perputaran proton berpresesi, dan putarannya semakin melambat. Frekuensi pada
saat presesi berbanding lurus dengan kuat medan magnet Bumi. Rasio Gyromagnetic proton
adalah 0,042576 Hertz / nano Tesla. Sebagai contoh, pada area dengan kekuatan medan
sebesar 57.780 nT maka frekuensi presesi menjadi 2460 Hz.

9
Overhauser magnetometer efek

Efek Overhauser magnetometer atau Overhauser mengukur pengaruh mendasar yang


sama seperti presesi proton magnetometer. Dengan menambahkan radikal bebas ke cairan
pengukuran efek Overhauser nuklir dapat dimanfaatkan untuk secara signifikan memperbaiki
presesi proton magnetometer. Daripada meluruskan proton menggunakan solenoid, kekuatan
medan frekuensi radio rendah digunakan untuk menyelaraskan (polarisasi) spin elektron dari
radikal bebas yang kemudian pasangan proton melalui efek Overhauser. Ini memiliki dua
keuntungan utama: mendorong medan RF mengambil sebagian kecil dari energi (ringan
memungkinkan baterai untuk unit portabel) dan sampling lebih cepat sebagai kopling
elektron-proton dapat terjadi bahkan sebagai pengukuran yang diambil. Sebuah
magnetometer Overhauser menghasilkan pembacaan dengan deviasi standar 0.01nT untuk
0.02nT sementara sampel sekali per detik.

Fluxgate Magnetometer

Fluxgate magnetometer diciptakan pada tahun 1930 oleh Victor Vacquier di Gulf
Research Laboratories; Vacquier menggunakannya selama Perang Dunia II sebagai alat untuk
mendeteksi kapal selam dan setelah perang dikonfirmasi teori lempeng tektonik dengan

10
menggunakan alat ini untuk mengukur pergeseran pola magnetik pada dasar laut. Pada pusat
sensornya diperlukan adanya inti besi dari bahan ferro magnetik yang mempunyai
permeabilitas magnetik cukup tinggi sehingga medan magnet bumi mampu menginduksi
sampai nilai saturasi (perbandingan nilai medan magnet bumi pada media tertentu). Bila
medan magnet bumi ini disuperposisikan dengan medan magnet buatan menginduksi
kumparan, hal ini akan membuat inti tersaturasi lebih cepat. Instrumen ini digunakan untuk
mengukur variasi diurnal (harian) didalam medan bumi, dan digunakan pula pada
penyelidikan magnetik di udara serta sebagai magnetometer portable untuk penyelidikan di
darat. Magnetometer flux-gate pada dasarnya terdiri dari kumparan material magnetik seperti
mu-metal, permalloy, ferrit dan sebagainya. Yang mempunyai permeabilitas tinggi dalam
medan magnetik yang rendah. Jenis magnetometer ini memungkinkan untuk mengukur benda
magnetik yang mempunyai hysterisis loop sekecil mungkin.

Fluxgate magnetometer dipasangkan dalam konfigurasi gradiometer, biasanya


digunakan untuk prospeksi arkeologi dan deteksi UXO seperti militer Jerman Forster populer.
Berbagai macam sensor saat ini tersedia dan digunakan untuk mengukur medan magnet.
Fluxgate magnetometer dan gradiometers mengukur arah dan besarnya medan magnet.
Fluxgates yang terjangkau, kasar dan kompak. Ini, ditambah konsumsi daya yang rendah
biasanya mereka membuat mereka ideal untuk berbagai aplikasi penginderaan.

Cesium magnetometer uap

Cesium magnetometer biasanya digunakan di mana magnetometer kinerja lebih tinggi


dari magnetometer proton diperlukan. Dalam arkeologi dan geofisika, di mana sensor

11
bergerak melalui daerah dan banyak akurat pengukuran medan magnet yang diperlukan,
cesium magnetometer memiliki keunggulan dibandingkan magnetometer proton.

Tingkat pengukuran cepat magnetometer caesium ini memungkinkan sensor untuk


dipindahkan melalui daerah tersebut lebih cepat untuk sejumlah tertentu titik data.
Magnetometer Cesium tidak sensitif terhadap rotasi sensor sedangkan pengukuran sedang
dilakukan. Suara rendah dari cesium magnetometer memungkinkan mereka untuk lebih
akurat pengukuran menunjukkan variasi di lapangan dengan posisi.Sebuah contoh dasar dari
cara kerja magnetometer dapat diberikan dengan membahas optik dipompa umum cesium
0,5
magnetometer uap yang merupakan perangkat yang sangat sensitif (300 ft / Hz) dan akurat
digunakan dalam berbagai aplikasi. Meskipun bergantung pada beberapa yang menarik
mekanika kuantum untuk beroperasi, prinsip-prinsip dasar yang mudah dijelaskan.

Perangkat luas terdiri dari foton emitor berisi emitor cahaya cesium atau lampu, sebuah
ruang penyerapan uap cesium dan mengandung suatu "buffer gas"melalui mana dipancarkan
fotonlulus, dan detektor foton, diatur dalam urutan itu.

Polarisasi

Prinsip dasar yang memungkinkan perangkat untuk beroperasi adalah kenyataan


bahwa atom caesium bisa eksis dalam sembilan tingkat energi, yang merupakan penempatan
elektronorbital atom di sekitar inti atom. Ketika atom caesium dalam ruangan pertemuan
sebuah foton dari lampu, ia melompat ke keadaan energi yang lebih tinggi dan kemudian
kembali memancarkan foton dan jatuh ke keadaan energi yang lebih rendah tak tentu. Atom
caesium adalah 'sensitif' terhadap foton dari lampu di tiga negara sembilan energi, dan karena
itu akhirnya, dengan asumsi sistem tertutup, semua atom akan jatuh ke dalam keadaan di
mana semua foton dari lampu akan melewati tanpa hambatan dan diukur dengan detektor
foton. Pada titik ini sampel (atau populasi) dikatakan terpolarisasi dan siap untuk pengukuran
berlangsung. Proses ini dilakukan terus menerus selama operasi.

Deteksi

Mengingat bahwa ini magnetometer yang sempurna secara teoritis sekarang fungsional,
sekarang dapat mulai membuat pengukuran.

Pada jenis yang paling umum dari magnetometer caesium, bidang AC sangat kecil
magnet diterapkan ke sel. Karena perbedaan dalam tingkat energi dari elektron ditentukan

12
oleh medan magnet eksternal, ada frekuensi di mana bidang ini AC kecil akan menyebabkan
elektron untuk mengubah negara. Dalam negara baru ini, elektron akan sekali lagi dapat
menyerap foton cahaya. Hal ini menyebabkan sinyal pada detektor foto yang mengukur sinar
yang melewati sel. Elektronik yang terkait menggunakan fakta ini untuk membuat sinyal
tepat pada frekuensi yang sesuai dengan bidang eksternal.

Tipe lain dari magnetometer caesium memodulasi cahaya diterapkan ke sel. Hal ini
disebut sebagai magnetometer Bell-Bloom setelah dua ilmuwan yang pertama kali
menyelidiki efek. Jika lampu dihidupkan dan dimatikan pada frekuensi yang sesuai dengan
bidang bumi, ada perubahan pada sinyal terlihat pada detektor foto. Sekali lagi, elektronik
terkait menggunakan ini untuk membuat sinyal tepat pada frekuensi yang sesuai dengan
bidang eksternal. Kedua metode magnetometer menyebabkan kinerja tinggi.

Spin-tukar relaksasi bebas (budak) magnetometer atom

Pada kepadatan atom cukup tinggi, sensitivitas yang sangat tinggi dapat dicapai. Spin-
exchange-relaksasi-bebas (budak) magnetometer atom yang mengandung potasium, cesium
atau rubidium uap beroperasi mirip dengan cesium magnetometer dijelaskan di atas belum
dapat mencapai sensitivitas lebih rendah dari 1 ft / 0,5 Hz.

Para magnetometer budak hanya beroperasi dalam medan magnet kecil. Bidang bumi
adalah sekitar 50 μT . Magnetometer budak beroperasi di bidang kurang dari 0,5 μT. Seperti
ditunjukkan dalam detektor volume besar telah mencapai 200 aT / 0,5 sensitivitas Hz.

SQUID magnetometer

Magnetometer SQUID ini digunakan untuk merekam medan magnet yang mengelilingi
otak. Perekaman medan ini disebut magnetoensefalogram (MEG) saat irama alfa. Medan
magnet dari otak adalah sekitar 1 x 10-4 T. Ini sama dengan sati per milyar dari medan
magnet bumi. SQUID (Superconducting Quantum Interference Device), bekerja pada suhu
sekitar  K dan dapat mendeteksi medan magnet tetap atau berubah-ubah sampai sekecil 10-9
T.

Magnetometer SQUID memerlukan pendinginan dengan cairan helium(4,2 K) atau


nitrogen cair (77 K) untuk beroperasi, maka persyaratan kemasan untuk menggunakannya
agak ketat baik dari termal-mekanik serta sudut pandang magnetik. Magnetometer SQUID

13
yang paling sering digunakan untuk mengukur medan magnet yang dihasilkan oleh otak atau
aktivitas jantung (magnetoencephalography dan magnetocardiography, masing-masing).

Gradiometer

Magnetic gradiometers yang pasang magnetometer dengan sensor mereka dipisahkan


oleh jarak tetap, biasanya horizontal. Pembacaan dikurangi dalam rangka untuk mengukur
perbedaan antara merasakan medan magnet, yang mengukur gradien medan yang disebabkan
oleh anomali magnetik. Ini adalah salah satu cara kompensasi baik untuk variabilitas pada
saat medan magnet bumi dan sumber-sumber gangguan elektromagnetik, yang
memungkinkan deteksi lebih sensitif dari anomali. Karena nilai-nilai yang hampir sama
sedang dikurangi, persyaratan kinerja noise untuk magnetometer yang lebih ekstrim. Untuk
alasan ini, magnetometer kinerja tinggi aturan dalam jenis sistem.

Gradiometers meningkatkan anomali magnetik dangkal dan dengan demikian baik untuk
arkeologi dan beberapa pekerjaan investigasi situs. Mereka juga baik untuk real-time kerja
seperti mesiu yang belum meledak lokasi. Dalam dunia komersial, itu adalah dua kali lebih
efisien untuk menjalankan base station dan menggunakan dua (atau lebih) sensor ponsel
untuk membaca garis paralel secara simultan (dengan asumsi data yang disimpan dan pasca-
olahan). Dengan cara ini kedua gradien di sepanjang garis dan lintas-line dapat dihitung.
(http://freedomtospeak-freedomtothink.blogspot.com/2008/04/proton-precession-
magnetometer.htmldiakses pada 22 Mei 2015 pukul 04.00 WIB).

2.3 Konsep Fisika dalam Magnetometer

Cara Pengukuran Magnetik

Metoda Magnetik

Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di


permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi(suseptibilitas). Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar
belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian
dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki
kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama
berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda
potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya
mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi
arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar
vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang

14
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih
besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi,
dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda
arkeologi.

Terbentuknya gejala magnetisme

Ada beberapa sebab timbulnya gejala magnetisme. Pada tahun 1820, Orstead
menemukan bahwa arus di dalam sebuah kawat dapat menghasilkan efek-efek magnetik yaitu
arus tersebut dapat mengubah arah sebuah jarum kompas (Resnick & Halliday, 1984).
Magnet permanen dan arus listrik dalam elektromagnet keduanya menciptakan medan
magnet (Young & Freedman, 2004). Momen magnet elektron bebas bila diteliti lebih dalam
maka gejala ini adalah akibat dari putaran spin, putaran lintasan orbit, putaran inti atom, dan
pengaruh medan eksternal (Rachmantio, 2004).

Suseptibilitas Magnetik

Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh


suseptibilitas kemagnetan (disimbolkan dengan k) yang ditulis sebagai:

I=kH

Besaran ini adalah parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harga k pada
batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral-
mineral yang bersifat magnetik. Suseptibilitas magnetik batuan merupakan harga magnet
suatu batuan terhadap pengaruh magnet yang erat kaitannya dengan kandungan mineral dan
oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, semakin besar
harga suseptibilitasnya.

Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi
di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar
ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa sumber medan luar
antara lain:

a) perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun.


b) variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang surut matahari dan
mempunyai jangkauan 30 nT.
c) variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang surut bulan dan
mempunyai jangkauan 2 nT.

d) badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkauan sampai dengan 1000 nT.

(http://shintyaniameitha.blogspot.com/2011/10/pengukuran-magnetik.html diakses pada 22


Mei 2015 pukul 04.00 WIB)

15
2.4 Aplikasi Magnetometer
Salah satu kegunaan dari magnetometer adalah untuk menentukan arah mata angin. Jika
kita pernah menggunakan kompas analog, maka cara kerja dan fungsi magnetometer adalah
sama seperti kompas analaog. Akan tetapi dalam pembangunan sebuah multirotor bukanlah
magnetometer analog (menggunakan jarum penunjuk arah) yang digunakan, akan tetapi
magnetometer digital yang dikemas di dalam sebuah chip. Magnetometer juga sering disebut
dengan kompas digital.

Gambar 1. Magnetometer

Magnetometer yang mengukur medan magnet berbeda dari detektor logam yang
mendeteksi logam disembunyikan oleh mereka konduktivitas. Ketika digunakan untuk
mendeteksi logam, magnetometer dapat mendeteksi hanya magnetik (besi) logam, tetapi
dapat mendeteksi logam seperti terkubur jauh lebih dalam dari detektor logam. Magnetometer
mampu mendeteksi benda-benda besar seperti mobil di puluhan meter, sementara rentang
detektor logam adalah tidak mungkin untuk melebihi 2 meter.

Magnetometer memiliki rentang yang sangat beragam aplikasi dari kapal selam
menemukan dan Galleon Spanyol, senjata posisi sistem, mendeteksi ordenance meledak,
lokasi drum limbah beracun, monitor detak jantung, sensor anti-penguncian rem, prediksi
cuaca (melalui siklus matahari), kedalaman dari baja tiang, bor sistem bimbingan,
menemukan bahaya untuk mesin terowongan membosankan, arkeologi, Lempeng Tektonik,
menemukan berbagai deposit mineral dan struktur geologi, bahaya di tambang batubara,
untuk propagasi gelombang radio dan eksplorasi planet.

16
Magnetometer dapat digunakan dalam pesawat ruang angkasa, pesawat terbang (sayap
tetap), helikopter (penyengat dan burung), di tanah (ransel), ditarik pada jarak belakang
sepeda quad (kereta luncur atau trailer), diturunkan ke dalam lubang bor (alat, probe atau
sonde) dan ditarik di belakang perahu (ikan derek). Magnetometer diterapkan untuk
mempelajari bumi disebut survei geofisika - sebuah istilah yang juga mencakup berbagai
teknik geofisika lainnya termasuk gravitasi, seismik refraksi, refleksi seismik,
elektromagnetik (EM), Induced Polarisasi (IP), Magneto-Tellurics (MT) , Terkendali Sumber
Magneto-Tellurics (CSAMT), Sub-audio yang Magnetic (SAM), Mise-a-la-Masse,
Resistivitas, Potensi Diri (SP) dan Sangat Rendah Frekuensi (VLF). Lihat geofisika
Eksplorasi.

Arkeologi

Magnetometer juga digunakan untuk mendeteksi situs-situs arkeologi, bangkai kapal


dan benda-benda terkubur atau terendam lainnya. Gradiometers fluxgate yang populer karena
konfigurasi yang kompak dan relatif biaya rendah. Gradiometers meningkatkan fitur dangkal
dan meniadakan kebutuhan untuk base station. Cesium dan magnetometer Overhauser juga
sangat efektif bila digunakan sebagai gradiometers atau sebagai sistem sensor tunggal dengan
BTS.

Aurora

Magnetometer dapat memberikan indikasi aktivitas auroral mungkin sebelum seseorang


dapat melihat cahayadari aurora . Sebuah grid magnetometer di seluruh dunia terus-menerus
mengukur efek dari angin matahari di lapangan magnet bumi, yang diterbitkan pada indeks
K-.

Eksplorasi Batubara

Sementara magnetometer dapat digunakan untuk membantu memetakan membentuk


cekungan pada skala regional, mereka lebih sering digunakan untuk memetakan bahaya untuk
pertambangan batubara, termasuk gangguan basaltik (tanggul, kusendan colokan vulkanik)
yang menghancurkan sumber daya dan melampiaskan malapetaka dengan peralatan
pertambangan longwall. Magnetometer juga dapat menemukan kesalahan dan membakar
zona (dinyalakan oleh petir). dan peta siderit- pengotor dalam batubara beberapa.

17
Survei modern umumnya menggunakan magnetometer dengan GPS untuk merekam
medan magnet dan lokasi secara otomatis. Data dikoreksi menggunakan data dari sebuah
magnetometer kedua yang dibiarkan diam selama survei. Ini magnetometer kedua (disebut
base station) catatan perubahan dalam medan magnet bumi selama waktu survei. [2]

Pengeboran Directional

Mereka digunakan dalam pengeboran terarah minyak atau gas untuk mendeteksi
azimutdari alat-alat pengeboran di dekat mata bor. Mereka paling sering dipasangkan dengan
accelerometers di alat pengeboran sehingga kedua kecenderungan dan azimut mata bor dapat
ditemukan.

Militer

Karena magnetometer dapat digunakan untuk mendeteksi kapal selam, magnetometer


adalah teknologi diklasifikasikan di negara-negara seperti Australia, Kanada, dan Amerika
Serikat.

Untuk tujuan defensif, angkatan laut menggunakan array dari magnetometer diletakkan
di lantai laut di lokasi strategis (yaitu di sekitar pelabuhan) untuk memantau aktivitas kapal
selam. The 'Goldfish' Rusia (kapal selam titanium) yang dirancang dan dibangun dengan
biaya besar untuk menggagalkan sistem tersebut (titanium murni adalah non-magnetik).

Kapal selam militer degaussed dengan melewati loop bawah air besar secara teratur
dalam upaya untuk menghindari deteksi oleh dasar laut sistem pemantauan, detektor anomali
magnetik, dan tambang yang memicu pada anomali magnetik. Kapal selam tidak pernah
benar-benar de-magnetised. Hal ini mungkin untuk mengatakan seberapa dalam kapal selam
telah menyelam dengan mengukur medan magnet, karena tekanan mendistorsi baja dan
perubahan lapangan. Pemanasan juga dapat mengubah magnetisasi baja.

Kapal selam derek array sonar lama untuk mendengarkan kapal - mereka bahkan dapat
mengenali suara baling-baling yang berbeda. Array sonar perlu akurat diposisikan sehingga
mereka dapat triangulasi arah target (kapal misalnya). Array tidak tow dalam garis lurus,
sehingga fluxgate magnetometer digunakan untuk mengarahkan setiap node dalam array
sonar.

18
Fluxgates juga dapat digunakan dalam sistem senjata navigasi, tetapi sebagian besar
telah digantikan oleh GPS dan giroskop laser yang cincin.

Magnetometer seperti Forster Jerman digunakan untuk menemukan persenjataan besi.


Cesium magnetometer dan Overhauser digunakan untuk mencari dan membantu
membersihkan bom tua / rentang tes. UAV muatan juga termasuk magnetometer untuk
berbagai tugas defensif dan agresif.

Eksplorasi Mineral

Eksplorasi mineral adalah salah satu driver komersial utama dan pengguna
magnetometer. Magnetometer adalah salah satu alat utama yang digunakan untuk
menemukan deposit emas kelas dunia, perak, tembaga, besi, timah, platina dan berlian.

Ada banyak tantangan menafsirkan data magnetik untuk eksplorasi mineral. Beberapa
sasaran campuran bersama-sama seperti beberapa sumber panas. Tidak seperti cahaya, tidak
ada teleskop magnetik untuk fokus bidang.

Magnetometer membantu penjelajah mineral baik secara langsung (mis. emas


mineralisasi yang berhubungan dengan magnetit, berlian di pipa kimberlite) dan lebih umum
dengan cara tidak langsung seperti pemetaan struktur geologi kondusif untuk mineralisasi
(mis. zona geser dan haloes perubahan sekitar granit).

Telepon Handphone

Smartphone banyak mengandung magnetometer. Ada kompas aplikasi yang


menunjukkan arah. Para peneliti di Deutsche Telekom telah menggunakan magnetometer
tertanam di perangkat mobile untuk memungkinkan touchless 3-D interaksi. Interaksi
kerangka kerja mereka, yang disebut MagiTact, trek perubahan pada medan magnet di sekitar
ponsel untuk mengidentifikasi gerakan yang berbeda yang dibuat oleh tangan yang
memegang atau memakai magnet.

Minyak Eksplorasi

Seismik metode yang disukai untuk magnetometer untuk eksplorasi minyak. Aeromag
survei dapat digunakan untuk bentuk baskom, dan kesalahan lokasi. Deposit minyak bisa
bocor hidrokarbon yang menemukan cara mereka sampai patah tulang di tanah yang akan
dimakan oleh bug pada atau dekat permukaan. Bug dapat memicu magnetit dari hematit

19
menghasilkan anomali magnetik halus. Anomali tersebut sebaiknya dipetakan oleh
magnetometer berbasis tanah.

Wahana antariksa

Tiga-sumbu fluxgate magnetometer adalah bagian dari Mariner 2 dan Mariner 10 misi.
Sebuah magnetometer teknik dual merupakan bagian dari Cassini-Huygens misi untuk
menjelajahi Saturnus. Sistem ini terdiri dari helium vektor dan fluxgate magnetometer.
Magnetometer juga merupakan instrumen komponen pada Merkurius MESSENGER misi.
Magnetometer juga dapat digunakan oleh satelit seperti GOES untuk mengukur baik
magnitudo dan arah dari sebuah planet atau medan magnet bulan.

(http://risaldiputra.blogspot.com/2014_01_01_archive.html diakses ada 22 Mei 2015 jam


04.00 WIB)

BAB III

PENUTUP

20
3.1 Kesimpulan

Magnetometer adalah sebuah instrumen pengukuran yang digunakan untuk dua tujuan
umum yaitu untuk mengukur magnetisasi bahan magnetik seperti feromagnet atau untuk
mengukur kekuatan medan magnet dan dalam beberapa kasus untuk menentukan arah medan
magnet pada suatu titik dalam ruang angkasa. Terdapat beberapa jenis magnetometer yaitu
proton presscision magnetometer, cesium magnetometer, SQUID magnetometer, dll.
Magnetometer menggunakan konsep fisika adanya medan magnet ada suatu benda. Alat ini
sangat banyak berperan dalam militer dan eksplorasi sumber daya alam.

KEPUSTAKAAN

(http://id.wikipedia.org/wiki/Magnetometer diakses pada 7 Mei 2015 pukul 21.42 WIB).

21
(http://risaldiputra.blogspot.com/2014_01_01_archive.html diakses ada 22 Mei 2015 pukul
04.00 WIB)

(http://freedomtospeak-freedomtothink.blogspot.com/2008/04/proton-precession-
magnetometer.htmldiakses pada 22 Mei 2015 pukul 04.00 WIB).

(http://shintyaniameitha.blogspot.com/2011/10/pengukuran-magnetik.html diakses pada 22


Mei 2015 pukul 04.00 WIB)
(http://selvifoni.blogspot.com/2012/06/variometer.html diakses pada 7 Mei 2015 pukul 21.27
WIB)

(http://elisa.ugm.ac.9diakses pada 7 Mei 2015 pukul 21.27 WIB)

(http://goepis.com/?p=4752diakses pada 7 Mei 2015 pukul 21.27 WIB)

22

Anda mungkin juga menyukai