Anda di halaman 1dari 4

AKUISISI DATA METODE GRAVITY (GAYA BERAT)

Akuisisi data merupakan suatu proses pengambilan data di lapangan. Tujuan utama dari
akuisisi data metode gravity yaitu untuk memperoleh pengukuran besar nilai densitas batuan
di suatu daerah untuk mengetahui struktur bawah permukaan bumi. Akuisisi data gravity
dibagi menjadi 2 yaitu pengukuran secara absolut dan relative.

1. Pengukuran secara Absolut


Dilakukan dengan mengukur langsung besar medan gravitasi yang memengaruhi titik
pengukuran

2. Pengukuran secara Relative


Dilakukan dengan membandingkan medan gravitasi pada satu titik terhadap satu titik
acuan.

Pengukuran secara relative biasa digunakan dalam penentuan struktur dalam


eksplorasi. Hal yang harus diperhatikan yaitu adanya looping pengukuran di base.
Berikut beberapa alat yan digunakan dalam pengukuran gravitasi relative:
 Scrintrex Gravimeter CG-5
 La Coste Romberg

Survei gravity biasanya menggunakan sistem looping, dimana akuisisi data dimulai dan
diakhiri di titik yang sama di base. Ukuran looping biasanya digunakan untuk mengetahui
drift atau pertambahan nilai gravity akibat kelelahan alat dimana biasanya looping dilakukan
tipa 2 jam sekali. Untuk base yaitu nilai gravity referensinya harus diketahui sehingga dapat
digunakan untuk meminimalisir kesalahan akuisisi data. Biasanya titik pengukuran ada yang
langsung berbentuk grid dan acak. Untuk susunan pengukuran dipilih tempat yang bebas dari
gangguan penyebab noise. Beberapa jenis survei gravity antara lain:
 Land Survey
Survei di darat menggunakan base station sebagai referensi dengan membuat titik
pengukuran dengan acak / grid.
 Marine Survey
Survei dengan lokasi stasiun yang bekerja pada permukaan kapal dan menggunakan
sistem radio navigasi seperti soran dan sistem kontrol.
 Airborn Survey
Survei yang paling sulit dengan area pengukuran yang sangat luas dengan perubahan
ketinggian dan kecepatanlinier yang akan dikoreksi dengan pesawat akibat percepatan
dan pelambatannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam akuisisi data yaitu:

- Mencari informasi literatur mengenai daerah tersebut, diantaranya apakah sudah


pernah dilakukan penelitian suatu metode geofisika tertentu. Supaya diperoleh point
survey / luas daerah survey.
- Mencari informasi mengenai kondisi / struktur geologi area, misalnya peta geologi.
- Tentukan tujuan / main goal dari akuisisi data.
- Dibuat design survey dengan menyesuiakan kondisi lapangan. Design survey dibuat
serapat / seideal mungkin agar diperoleh data sesuai yang diinginkan.
- Tentukan konfigurasi yang akan diterapkan dilapangan serta source yang akan
digunakan.
- Check list :
 Kalibrasi alat
 Akomodasi transportasi
 Job description masing-masing surveyer.
- Form data akuisisi

Prosedur Akuisisi Data Gravity:

1. Luas Daerah Survey / Point Survey


Luas daerah survey disesuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly
berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah survey tidak perlu terlalu luas, diperkirakan
sekitar 5 x 5 km2 dengan spasi titik amat yang cukup rapat (sekitar 200 meter). Bila
target merupakan struktur geologi yang cukup besar, maka daerah pengamatan dapat
diperluas menjadi sekitar 10 x 10 km2 s/d 20 x 20 km2 atau lebih luas lagi. Pengamatan
pada lokasi yang diperkirakan merupakan lokasi anomali dibuat lebih rapat. Peta
lapangan yang digunakan disesuaikan dengan luas daerah pengamatan, namun
hendaknya tidak lebih kecil dari 1 : 25000.

2. Peralatan yang Digunakan


- Seperangkat Gravimeter
- GPS
- Peta Geologi dan peta Topografi
- Penunjuk waktu (jam tangan)
- Alat tulis
- Kamera
- Pelindung Gravimeter
- Handy talky
- Kompas

3. Penentuan Lokasi Pengukuran (Peta Geografi dan Topografi)


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi pengukuran adalah
penyediaan peta topografi dan peta geologi. Untuk keperluan orientasi medan digunakan
peta topografi skala terkecil yang tersedia.
Setelah tersedia peta yang sesuai kemudian ditentukan lintasan pengukuran dan base
stasiun yang harga percepatan gravitasinya diketahui (diikatkan dengan titik yang telah
diketahui percepatan gravitasinya). Penentuan lintasan, titik ikat dan base stasiun
diusahakan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pengukuran efektif dan memenuhi
sasaran.
Pengambilan data posisi dan pengukuran medan gravitasi dilakukan secara bersama-
sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan titik pengukuran yaitu:
 Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal, sehingga apabila
dikemudian hari dilakukan pengukuran ulang akan mudah untuk mendapatkannya.
 Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.
 Lokasi titik pengukuran harus bersifat permanen dan mudah dijangkau oleh
peneliti, serta bebas dari gangguan kendaraan bermotor, mesin dan lain-lain.
 Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal dari
satelit dengan baik tanpa ada penghalang. Pada umumnya ruang pandang langit
yang bebas ke segala arah di atas elevasi adalah 100 atau 150. Disamping itu titik
pengukuran diusahakan jauh dari obyek-obyek reflektif yang mudah memantulkan
sinyal GPS, untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya multipath.

4. Pembuatan Base Station (Titik Ikat) Pengukuran Medan Gravitasi


Besarnya harga medan gravitasi pada suatu base stasiun (titik ikat) pengukuran
adalah :
gbs = gref + (grelbs + grelref)
dengan :
gbs = harga medan gravitasi Base Station (titik ikat)
gref = harga medan gravitasi di titik referensi
grelbs = harga pembacaan gravitasi di Base Station titik ikat
grelref = harga pembacaan gravitasi di titik referensi

5. Format Data Lapangan


Data yang diperoleh dari lapangan hendaknya dicatat didalam buku lapangan, tidak
dalam lembaran kertas yang mudah hilang. Format data disesuaikan dengan data yang
diamati, yaitu memuat semua data yang perlu dicatat. Data tersebut antara lain :
- Hari dan tanggal pengamatan, cuaca, oprator, dll.
- Nama stasiun (titik amat), misalkan L01-01, dimana L menyatakan lintasan, 01
adalah nomor lintasan dan 01 berikutnya adalah nomor titik amat.
- Pembacaan skala gravitymeter.
- Pembacaan feedback.
- Tinggi alat ukur terhadap titik amat.
- Besar pasang surut teoritis (berupa table yang telah disiapkan lebih dulu).
- Data lainnya berupa keterangan saat pengamatan atau dapat diisi dengan session
pengukuran GPS pada titik tersebut.

Pengamatan tersebut dapat dibuat tabel dalam bentuk contoh sebagai berikut :

No Nama Sta. Skala pemb. Feedback Tinggi Alat Pasang Surut Keterangan

Anda mungkin juga menyukai